(RESUME BUKU)
1
menghasilkan saran bagi perbaikan, penelitian dan pengembangan
menghasilkan produk yang langsung bisa digunakan. 3
3
menilai produk baru yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta
untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui
kelemahan dan kekuatannya. Validasi desain dapat dilakukan dalam
forum diskusi. Sebelum diskusi peneliti mempresentasikan proses
penelitian sampai ditemukan desain tersebut, berikut keunggulannya.
5. Perbaikan Desain
Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar
dan para ahli lainnya, maka akan dapat diketahui kelemahannya.
Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara
memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki desain adalah
peneliti yang mau menghasilkan produk tersebut.
6. Uji coba Produk
Desain produk yang telah dibuat tidak bisa langsung diuji coba
dahulu. Tetapi harus dibuat terlebih dahulu, menghasilkan produk, dan
produk tersebut yang diujicoba. Pengujian dapat dilakukan dengan
ekperimen yaitu membandingkan efektivitas dan efesiensi sistem kerja
lama dengan yang baru.
7. Revisi Produk
Pengujian produk pada sampel yang terbatas tersebut
menunjukkan bahwa kinerja sistem kerja baru ternyata yang lebih baik
dari sistem lama. Perbedaan sangat signifikan, sehingga sistem kerja
baru tersebut dapat diberlakukan
8. Ujicoba Pemakaian
Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada
revisi yang tidak terlalu penting, maka selanjutnya produk yang berupa
sistem kerja baru tersebut diterapkan dalam kondisi nyata untuk
lingkup yang luas. Dalam operasinya sistem kerja baru tersebut, tetap
harus dinilai kekurangan atau hambatan yang muncul guna untuk
perbaikan lebih lanjut.
9. Revisi Produk
4
Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam perbaikan kondisi
nyata terdapat kekurangan dan kelebihan. Dalam uji pemakaian,
sebaiknya pembuat produk selalu mengevaluasi bagaimana kinerja
produk dalam hal ini adalah sistem kerja.
10. Pembuatan Produk Masal
Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang
telah diujicoba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi masal.
Sebagai contoh pembuatan mesin untuk mengubah sampah menjadi
bahan yang bermanfaat, akan diproduksi masal apabila berdasarkan
studi kelayakan baik dari aspek teknologi, ekonomi dan ligkungan
memenuhi. Jadi untuk memproduksi pengusaha dan peneliti harus
bekerja sama.
Langkah-langkah penelitian R&D dapat dilihat dari gambar
bagan dibawah ini :
C. Contoh Penelitian Pengembangan
Model prosedural adalah model yang bersifat deskriptif,
menunjukkan langkah-langkah yang harus diikuti untuk menghasilkan
produk. Pada penelitian dan pengembangan ini akan menghasilkan suatu
produk media video pembelajaran.
5
Pada contoh penelitian ini menggunakan model pengembangan,
langkah-langkah dalam penelitian R&D menurut Sugiyono antara lain: 5
1. Potensi dan masalah
R&D dapat berangkat dari adanya potensi dan masalah. Pada
langkah pertama ini peneliti melakukan observasi ke program studi
Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruaan UIN
Sultan Syarif Kasim Riau, sebagai tempat penelitian yaitu program
studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruaan UIN
Sultan Syarif Kasim Riau.
2. Mengumpulkan informasi
Dalam langkah ini peneliti mengumpulkan data-data yang terkumpul,
yang kemudian dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan.
3. Desain produk
Dalam hal ini peneliti mulai membuat media pembelajaran powerpoint
dengan video. Sebelum pembuatan adapun persiapan yang
dilakukan yaitu menyiapkan aplikasi-aplikasi yang diperlukan dalam
pembuatan media seperti Microsoft Powerpoint dan Window Movie
Maker.
4. Validasi desain
Setelah media dibuat, peneliti melakukan penilaian sebagai cara
untuk memvalidasi media apakah layak atau tidaknya media yang
digunakan, dilihat dari aspek materi dan desain, yang dilakukan oleh
ahli media.
5. Perbaikan desain
Setelah dilakukan penilaian dari ahli media pembelajaran, kemudian
media tersebut diperbaiki atau direvisi.
6. Uji coba produk
Dalam hal ini peneliti menguji coba produk pada subjek
penelitian yaitu mahasiswa Pendidikan Agama Islam angkatan 2017.
Pada langkah ini digunakan angket sebagai pengumpulan data
tentang media pembelajaran yang dikembangkan. Uji coba ini
5
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Jakarta: Alfhabeta,
2011). h. 289
6
dilakukan untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan pada media.
7. Revisi produk
Ini dilakukan setelah dilakukan uji coba produk, dan analisis data
yang terkumpul. Kemudian media diperbaiki.
8. Uji coba pemakaian
Pada pengujian ini media pembelajaran powerpoint dengan
digunakan dalam proses perkuliahan Pendidikan Agama Islam.
9. Revisi produk
Pada revisi ini apabila terdapat kekurangan pada media, maka media
direvisi kembali agar lebih baik lagi.
10. Pembuatan secara massal
Hasil akhir dari media pembelajaran yang dikembangkan
berdasarkan dari validasi, revisi, dan uji produk yang dilakukan
kemudian dipublikasi.
D. Kesimpulan
Penelitian pengembangan adalah penelitian yang dilakukan
dengan tujuan mengembangkan atau menghasilkan suatu produk. Secara
umum perbedaan penelitian pengembangan dengan penelitian lain adalah
penelitian pengembangan menghasilkan suatu produk, sedangkan
penelitian lain tidak. Penelitian pengembangan menggunakan desain 4D.
Perbedaan lainnya penelitian pengembangan dengan yang lain,
perbedaan terlihat dari judul, variabel, jumlah kelas, dan cara pengolah
datanya. Judul penelitian pengembangan ditandai dengan
pengembangan. Penelitian pengembangan menghasilkan suatu produk,
sedangkan penelitian lain melakukan eksperimen atau melihat ada atau
tidaknya hubungan antara variabel. Penelitian pengembangan berjumlah
satu kelas. Data dalam penelitian pengembangan diperoleh dari validasi,
praktikalitas, dan efektivitas. Jika dilihat dari cara pengelolaan data
penelitian pengembangan tidak menggunakan uji hipotesis karena
penelitian pengembangan tidak menggunakan hipotesis.
DAFTAR PUSTAKA
7
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Jakarta: Alfhabeta
8
PENELITIAN PENGEMBANGAN
RESUME BUKU
Oleh:
SUDARMO HASAN
NIM: 17400032