Disusun oleh:
2022
Resume Penelitian Pengembangan
Penelitian pengembangan, yang sering dikenal dengan Research and Developme nt
(R&D), adalah salah satu teknik penelitian yang digunakan untuk membuat dan menilai khasiat
suatu barang tertentu. Jenis penelitian pengembangan yang paling umum adalah produksi suatu
produk, diikuti dengan analisis dan penjelasannya. Penelitian pengembangan memilik i
beberapa fungsi antara lain memberikan pengetahuan dan wawasan yang kuat karena
kelangsungan produksinya, kegiatan pengembangan dapat memberikan cara yang lebih efisie n
untuk meningkatkan produksi, hingga mengatur biaya produksi jika terlalu tinggi sehingga
biaya produksi dapat ditekan. Penelitian pengembangan memiliki beberapa tujuan yang
diantaranya ialah menjembatani kesenjangan antara sesuatu yang terjadi dalam penelitia n
pendidikan dengan praktik pendidikan, perumusan teori-teori atau konsep-konsep baru
kependidikan, merumuskan sejarah pendidikan, hingga menemukan berbagai kelemahan dari
berbagai teori, konsep ataupun praktik kependidikan, serta mencari berbagai cara
memperbaikinya. Penelitian pengembangan terbagi menjadi dua macam yaitu penelitia n
formatif yakni sebuah proses penelitian rinci terhadap yang diteliti dan studi rekonstruksi upaya
untuk menganalisa penelitian yang diangkat.
Penelitian pengembangan memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya
ialah , menghasilkan suatu produk/model, cukup komprehensif, mampu mengatasi kebutuhan
yang nyata dan mendesak, keuntungan finansial bagi bisnis, keunggulan kompetitif,
pendanaan, kolaborasi, hingga memperkuat reputasi. Untuk kekurangannya sendiri ialah
penelitian pengembangan membutuhkan waktu relatif lama, tidak dapat digeneralisas ika n
secara utuh, dan membutuhkan sumber daya serta dana yang cukup besar.
Menurut Borg and Gall terdapat 4 ciri utama dalam metode penelitian dan
pengembangan yaitu:
1. Studying research findings pertinent to the product to be develop: studi atau penelitia n
awal untuk mengidentifikasi hasil terkait produk.
2. Developing the product base on this findings: menggunakan penelitian kemudian
membuat produk.
3. Field testing in the setting where it will be used eventually : uji produk dalam situasi
yang nyata
4. Revising it to correct the deficiencies found in the field-testing stage: memperbaik i
kelemahan uji lapangan
Terdapat beberapa model-model pada penelitian pengembangan antara lain:
1. Model Pengembangan Borg dan Gall (model pengembangan alur air terjun)
Model air terjun adalah pendekatan klasik dalam pengembangan perangkat
lunak yang menggambarkan metode pengembangan linier dan berurutan. Tahap
pada pengembangannya ialah:
1) Research and information collecting (penelitian dan pengumpulan data melalui
survei): tinjauan pustaka terhadap permasalahan yang akan di angkat dan
penyusunan kerangka penelitian.
2) Planning (perencanaan): mengembangkan keterampilan dan pengalama n
terkait masalah, identifikasi tujuan tahap, dan jika mungkin/perlu, lakukan studi
kelayakan.
3) Develop preliminary form of product (pengembangan bentuk permulaan dari
produk): mengembangkan bentuk permulaan dari produk yang akan dihasilka n.
4) Preliminary field testing (ujicoba awal lapangan): melakukan uji coba lapangan
awal dalam skala terbatas. Dengan melibatkan subjek sebanyak 6 – 12 subjek.
5) Main product revision (revisi produk): melakukan perbaikan terhadap produk
awal yang dihasilkan berdasarkan hasil uji coba awal.
6) Main field testing (uji coba lapangan): uji coba utama yang melibatkan seluruh
peserta didik
7) Operational product revision (revisi produk operasional) :
Melakukan/meningkatkan uji coba yang lebih besar sehingga produk
merupakan desain model operasional yang tervalidasi.
8) Operational field testing (uji coba lapangan operasional): langkah uji validas i
terhadap model operasional yang telah dihasilkan
9) Final product revision (revisi produk akhir): melakukan perbaikan akhir
terhadap model yang dikembangkan guna menghasilkan produk akhir (final)
10) Dissemination and implementation: langkah menyebarluaskan produk/model
yang dikembangkan dan menerapkannya di lapangan.
2. Model Pengembangan 4D
Menurut (Thiagarajan, 1974) terdiri dari empat tahap pengembangan. Tahap
pertama Define yaitu tahap untuk menganalisis kebutuhan, tahap kedua Design
yaitu tahap untuk me menyiapkan kerangka konseptual model dan perangkat
pembelajaran, tahap ketiga Develop yaitu tahap pengembangan melibatkan uji
validasi atau menilai kelayakan media, dan tahap terakhir Disseminate yaitu
implementasi pada sasaran sesungguhnya yaitu subjek penelitian.
9. Model Plomp
Pada tahun 1997, Plomp mengusulkan desain model dengan lima langkah.
Modelnya, kemudian, adalah dianggap lebih fleksibel oleh beberapa ahli karena
setiap langkah dapat disesuaikan dengan konteks penelitian dan karakteristik
peneliti.
1) Investigation: langkah penyelidikan pendahuluan dilakukan dengan
menganalisis masalah atau menganalisis kebutuhan seperti mengumpulkan dan
menganalisis informasi, mendefinisikan masalah, dan menindaklanjuti proyek.
2) Designing: tahap desain memecahkan masalah model berdasarkan rencana kerja
atau rencana tertulis yang akan diimplementasikan pada tahap realization (tahap
3).
3) Realization/Construction: proses ini melibatkan kegiatan menghasilka n
termasuk buku teks, materi pendidikan, dan model untuk pelatihan atau
workshop.
4) Testing, Evaluation, and Revision: Ketiga tahap ini dengan mengumpulka n,
mengolah, dan menganalisis data secara sistematis. Hal ini dilakukan untuk
membantu memecahkan permasalahan. Model yang dibangun diuji untuk
mengumpulkan data evaluasi, kemudian hasilnya digunakan untuk merevisinya.
5) Implementation: Setelah selesai pada tahap keempat, model pada langkah ini
diimplementasikan kepada pengguna.
10. Model Luther
Model Luther juga dikenal sebagai Multimedia Development Life Cycle
(MDLC). Siklus ini digunakan khususnya dalam merancang produk multimed ia
dengan kualitas yang layak untuk pembelajaran proses. Saat ini, model ini telah
diterapkan untuk menghasilkan produk multimedia pendidikan. Ini merancang
model dalam enam langkah.
1) Conception: tahap ini menentukan tujuan dan pengguna program produk. Ini
mencerminkan tujuan dan jenis organisasi yang ingin dicapai.
2) Designing: Ini mengacu pada pembuatan spesifikasi mengenai arsitektur
program, gaya, tampilan, dan materi untuk program. Spesifikasi difokuskan
pada langkah selanjutnya yaitu pengumpulan dan perakitan material. Langkah
perancangan juga meliputi storyboard, diagram Unified Modelling Language
(UML), Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram, diagram alir
dan Screen layout.
3) Collecting Material: materi dikumpulkan karena persyaratan produk seperti
gambar clip art, foto, animasi. Itu bisa didapatkan secara gratis atau dengan
mendesain yang disesuaikan dengan desain.
4) Assembling: tahapan pembuatan semua objek materi multimedia untuk aplik asi
didasarkan pada tahapan perancangan, seperti storyboard, flowchart, dan/atau
struktur navigasi.
5) Testing: Pengujian dilakukan setelah selesai tahap pembuatan (assembly)
dengan menjalankan aplikasi/program produk untuk mengecek adanya error.
6) Distribution: Pada tahap ini, aplikasi produk akan disimpan dalam media
penyimpanan dan didistribusikan ke pengguna.