Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL METODOLOGI PENELITIAN

“Membuat BAB II Dengan Metode R&D”

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. H. Sapto Haryoko, M.Pd.

MANAJEMEN PENELITIAN PENGEMBANGAN


( RESEARCH & DEVELOPMENT )
1
Oleh :
AHMAD TAKDIR PRA DARUL
1829042101

PRODI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020
BAB II
METODE RESEARCH & DEVELPOMENT (R&D)
A. Pendahuluan
Metode penelitian yang dilakukan oleh peneliti dipilih secara selektif
dari berbagai macam metode penelitian yang ada. Berbagai macam
metode penelitian yang ada memiliki keunggulan yang harus disesuaikan
dengan tema judul yang diangkat oleh peneliti. Keberhasilan penelitian
satu diantaranya adalah diten- tukan dalam pemilihan metode penelitian
yang tepat. Metode Research & Development merupakan metode
penelitian pengembangan yang biasa dipakai oleh mahasiswa program
pascasarjana dalam menyusun tesis dan disertasi. Metode Research &
Development meru- pakan metode penelitian yang menghasilkan produk
(dapat berupa model atau modul atau yang lainnya), dan terdapat
efektifitas dari sebuah produk tersebut. Metode Research & Development
ini dapat digunakan oleh peneliti diantaranya dalam menemukan sebuah
model

maupun mengembangkan sebuah model. Kongkret model adalah model


pelatihan Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu, model manajemen pelatihan
Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu.

B. Pengertian
Metode Research & Development yang biasa disingkat (R&D) sama
maknanya dengan metode penelitian pengembangan. Menurut Borg and
Gall (1983: 772) Educational Research and Development (R&D) is a
process used to develop and validate educatonal products. Sukmadinata
(2008) Research & Development adalah pendekatan penelitian untuk
menghasilkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang
sudah ada. Menurut Sugiyono (2009: 407) metode Research &
2
Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan sebuah produk tertentu, dan menguji keefektifan produk
tersebut.
Berdasarkan beberapa pengertian ahli di atas penulis menyimpulkan
bahwa Metode Research & Development (R&D) adalah metode penelitian
yang menghasikan sebuah produk dalam bidang keahlian tertentu, yang
diikuti produk sampingan tertentu serta memiliki efektifitas dari sebuah
produk tersebut. Produk yang dimaksud dapat secara kongkret seperti
tabel 2.1
Tabel 2.1 Produk Metode Research & Development (R&D)

No Bidang Research Contoh Produk

1 Manajem Model Manajemen Pelatihan


en IPA Terpadu.
Pendidika
n
2 Pendidikan IPA Buku Materi IPA Terpadu
3 Komputer Software

C. Langkah–Langkah metode Research & Development


Menurut Borg and Gall (2003: 571) 10 (Sepuluh langkah-langkah
Metode Research & Development ( R & D ) adalah: (1) assess needs to
identity goals, (2) conduct instructional analysis, (3) analyze learners and
contexts,
(4) write performance objectives, (5) develop assessment instruments, (6)
develop instructional startegy, (7) develop and select instructional
materials, (8) design and conduct formative evaluation of instruction, (9)
revise instruction,
(10) design and conduct summative evaluation.

Menurut Borg & Gall ada 10 tahap yang harus dilalui dalam R & D,
tahap-tahap penelitian yang dikemukakan oleh Borg & Gall adalah:[8]
1. Studi Pendahuluan (Research and Information Collecting)
Langkah pertama ini meliputi analisis kebutuhan, studi pustaka, studi
literatur,penelitian skala kecil dan standar laporan yang dibutuhkan.
a) Analisis kebutuhan dan studi pustaka. Untuk melakukan analisis
kebutuhan ada beberapa kriteria, yaitu 1) Apakah produk yang akan
dikembangkan merupakan hal yang penting bagi pendidikan? 2) Apakah
produknya mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan? 3) Apakah
SDM yang memiliki keterampilan, pengetahuan dan pengalaman yang
akan mengembangkan produk tersebut ada? 4) Apakah waktu untuk
mengembangkan produk tersebut cukup?
3
b) Studi literatur: Studi literatur dilakukan untuk pengenalan sementara
terhadap produk yang akan dikembangkan. Studi literatur ini dikerjakan
untuk mengumpulkan temuan riset dan informasi lain yang bersangkutan
dengan pengembangan produk yang direncanakan.
c) Riset skala kecil: Pengembang sering mempunyai pertanyaan yang tidak
bisa dijawab dengan mengacu pada reseach belajar atau teks professional.
Oleh karenanya pengembang perlu melakukan riset skala kecil untuk
mengetahui beberapa hal tentang produk yang akan dikembangkan.
2. Merencanakan Penelitian (Planning)
Setelah melakukan studi pendahuluan, pengembang dapat melanjutkan
langkah kedua, yaitu merencanakan penelitian. Perencaaan penelitian R &
D meliputi: a) merumuskan tujuan penelitian; b) memperkirakan dana,
tenaga dan waktu; c) merumuskan kualifikasi peneliti dan bentuk-bentuk
partisipasinya dalam penelitian.
3. Pengembangan Desain (Develop Preliminary of Product)
Langkah ini meliputi: a) Menentukan desain produk yang akan
dikembangkan (desain hipotetik); b) menentukan sarana dan prasarana
penelitian yang dibutuhkan selama proses penelitian dan pengembangan;
c) menentukan tahap-tahap pelaksanaan uji desain di lapangan; d)
menentukan deskripsi tugas pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian.
4. Uji Lapangan Awal (Preliminary Field Testing)
Langkah ini merupakan uji produk secara terbatas. Langkah ini meliputi: a)
melakukan uji lapangan awal terhadap desain produk; b) bersifat terbatas,
baik substansi desain maupun pihak-pihak yang terlibat; c) uji lapangan
awal dilakukan secara berulang-ulang sehingga diperoleh desain layak,
baik substansi maupun metodologi.
 5. Revisi Hasil Uji Lapangan Terbatas (Main Product Revision)
Langkah ini merupakan perbaikan model atau desain berdasarakan uji
lapanganterbatas. Penyempurnaan produk awal akan dilakukan setelah
dilakukan uji cobalapangan secara terbatas. Pada tahap penyempurnaan
produk awal ini, lebihbanyak dilakukan dengan pendekatan
kualitatif.Evaluasi yang dilakukan lebihpada evaluasi terhadap proses,
sehingga perbaikan yang dilakukan bersifatperbaikan internal.
6. Uji Lapangan Utama (Main Field Test)
Langkah merupakan uji produk secara lebih luas. Langkah ini meliputi
a)melakukan uji efektivitas desain produk; b) uji efektivitas desain, pada
umumnya,menggunakan teknik eksperimen model penggulangan; c) Hasil
uji lapangan adalah diperoleh desain yang efektif, baik dari sisi substansi
maupun metodologi.
7. Revisi Hasi Uji Lapangan Lebih Luas (Operational Product Revision)
Langkah ini merupakan perbaikan kedua setelah dilakukan uji lapangan
yang lebih luas dari uji lapangan yang pertama. Penyempurnaan produk
dari hasil uji lapangan lebih luas ini akan lebih memantapkan produk yang
kita kembangkan, karena pada tahap uji coba lapangan sebelumnya
4
dilaksanakan dengan adanya kelompok kontrol. Desain yang digunakan
adalah pretest dan post test. Selain perbaikan yang bersifat internal,
penyempurnaan produk ini di dasarkan pada evaluasi hasil sehingga
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif.
8. Uji Kelayakan (Operational Field Testing)
Langkah ini meliputi sebaiknya dilakukan dengan skala besar:        a)
melakukan uji efektivitas dan adaptabilitas desain produk; b) uji efektivitas
dan adabtabilitas desain melibatkan para calon pemakai produk; c) hasil uji
lapangan adalah diperoleh model desain yang siap diterapkan, baik dari
sisi substansi maupun metodologi.
9. Revisi Final Hasil Uji Kelayakan (Final Product Revision)
Langkah ini akan lebih menyempurnakan produk yang sedang
dikembangkan. Penyempurnaan produk akhir dipandang perlu untuk lebih
akuratnya produk yang dikembangkan. Pada tahap ini sudah didapatkan
suatu produk yang tingkat efektivitasnya dapat dipertanggungjawabkan.
Hasil penyempurnaan produk akhir memiliki nilai “generalisasi” yang dapat
diandalkan.
10. Desiminasi dan Implementasi Produk Akhir (Dissemination and
Implementation)
Memberikan/ menyajikan hasil penelitian melalui forum-forum ilmiah,
ataupun melalui mediamassa. Distribusi produk harus dilakukan setelah
melalui quality control.Teknik analisis data, langkah-langkah dalam proses
penelitian dan pengembangan dikenal dengan istilah lingkaran Research
and Development menurut Borg and Gall terdiri atas:
(a) meneliti hasil penelitian yang berkaitan dengan produk yang akan
dikembangkan,
(b) mengembangkan produk berdasarkan hasil penelitian,
(c) uji lapangan
(d) mengurangi devisiensi yang ditemukan dalam tahap ujicoba lapangan.
Model-model dalam pengembangannya mempunyai perbedaan dan
persamaan. Secara umum perbedaan model-model tersebut terletak pada,
penggunaan istilah dari setiap tahap pada proses pengembangan.
Penggunaan expert judment selama proses pengembangan Penggunaan
unsur-unsur yang dilibatkan, ada yang sederhana dan ada yang sangat
detail sehingga terlihat kompleks.
Sedangkan persamaannya terletak pada semua kegiatan yang
dihubungkan oleh suatu sistem umpan balik yang terpadu dalam model
bersangkutan sehingga memungkinkan adanya perbaikan-perbaikan
sistem pembelajaran selama dikembangkan.
Pengembangan model latihan diawali dengan menganalisis secara detail
literatur keilmuan berdasarkan cabang olahraga. Kemampuan teknik dan
taktik atlet juga harus dievaluasi untuk melihat area kelemahan untuk
dialamatkan pada model latihan. Pada konsep pengembangan bentuk
latihan ini peniliti ingin meningkatkan keterampilan teknik tendangan
5
pencak silat pada atlet lanjutan. Atlet lanjutan dalam hal ini adalah atlet
Porprov kabupaten Jembrana dengan teknik tendangan yang dilatih
meliputi tendangan lurus, tendangan sabit, tendangan T, dan tendangan
belakang. Dengan masing-masing tendangan menggunakan variasi dan
model latihan yang berbeda-beda.
Dalam penelitian ini akan menggunakan model pengembangan Borg & Gall
dimana model pengembangan ini memandu peneliti tahap demi tahap
secara detail dan analisis tugas yang diuraikan Borg & Gall tersusun
secara terperinci dan tujuan khusus secara jelas, serta uji coba yang dilalui
secara berulang-ulang dapat memberikan hasil sistem yang dapat
dihandalkan. Namun, kelemahan model ini adalah uji coba tidak diuraikan
secara jelas kapan harus dilakukan dan kegiatan rivisi akan dilaksanakan
setelah diadakan tes.
Penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan oleh peneliti bertujuan
untuk membantu dalam mengembangkan model latihan yang lebih
bermanfaat dan variatif untuk diterapkan. Pelaksanaan penelitian akan
dimulai dari tahap awal yaitu potensi dan masalah, hingga pada tahap
kesembilan yaitu revisi produk setelah uji coba pemakaian. Adapun yang
melatar belakangi pembatasan tahap peneltitian dan pengembangan
adalah terkait dengan faktor tenaga, biaya, serta waktu yang diperluakan
dalam produksi massal/desiminasi model.

Menurut Sugiyono (2009: 409) langkah-langkah Metode Research &


Development (R & D) seperti gambar 2.1

Gambar 2.1 Langkah-langkah R&D

Berdasarkan langkah-langkah tersebut di atas, penulis mengadop


modifikasi dari Borg and Gall dan Sukmadinata melalui tiga tahap,
yaitu: (1) studi pendahuluan, (2) pengembangan dan perancangan model,
(3) validasi model. seperti pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Prosedur Pengembangan Model (adaptasi dan modifikasi


dari Borg dan Gall dan Sukmadinata).
Diskripsi langkah-langkah Metode Research & Develop- ment (R & D)
adalah sebagai berikut.
1. Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan dengan melakukan ana- lisis
kebutuhan/need assesment. Analisis kebutu- han dapat melalui
angket, wawancara dan doku- mentasi dengan responden minimal 30
orang. Analisis kebutuhan dilakukan untuk menjaring keinginan
responden yang diperlukan dalam rangka mendukung terbentuknya
draf model. Draf Model yang telah disusun peneliti kemudian masuk
tahap
pengembangan. Responden yang telah digunakan dalam studi
pendahuluan dan Focus Group Discussion (FGD) tidak diperbolehkan
mengikuti uji coba. Hal tersebut dikarenakan akan menyebabkan bias
dalam penelitian. Konsep studi pendahuluan seperti pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 Studi Pendahuluan

2. Pengembangan Model
Draf model yang telah disusun dilakukan pengembangan dalam
FGD. FGD ini sebuah forum diskusi yang dihadiri oleh peneliti,
pakar/ahli, praktisi, perwakilan responden dan subyek yang terkait
dalam pelaksanaan dari produk model. Diusahakan minimal 30 orang.
FGD bertujuan men- dapatkan masukan dalam rangka
penyempurnaan model dan produk sampingan. Forum tersebut dari
perwakilan responden, ahli/pakar dan praktisi mem- berikan masukan
baik dari aspek model maupun isi dari sebuah model serta produk
sampingan. Model dan produk sampingan hasil FGD kemudian
divalidasi oleh ahli/pakar dan praktisi. 7
Peneliti melakukan revisi dari
validasi tersebut. Tahap selanjutnya adalah model hasil validasi yang
telah direvisi dila-

kukan uji coba perorangan. Uji coba perorangan minimal 6 orang


responden. Pelaksanaan uji coba perorangan dengan menjalankan
sebuah model serta produk sampingan. Hasil uji coba perorangan jika
ada kekurangan, maka peneliti melakukan revisi terhadap model dan
produk sampingan. Langkah berikutnya adalah uji coba kelompok. Uji
coba kelompok ini respondennya dua kali lipat dari uji coba perorangan
yaitu 12 orang. Uji coba kelompok ini adalah dengan menjalankan
model dan produk sampingan hasil uji perorangan yang telah direvisi.
Hasil uji coba kelompok yang telah direvisi (jika ada revisi),
selanjutnya dilakukan uji coba terbatas dengan responden minimal 30
orang. Responden uji coba perorangan tidak boleh dijadikan
responden pada uji coba kelompok dan uji coba terbatas. Hasil uji
coba terbatas merupakan produk model dan produk sampingan final.
Konsep pengembangan model seperti pada gambar 2.4.

Gambar 2.4 Pengembangan Model


3. Pengujian
Produk hasil uji coba terbatas diuji efektifitas dan menghasilkan
produk final dan produk sampingan final. Adapun konsep pengujian
seperti gambar 2.5.

D. Problematika Penelitian Metode Research & Development.


Penelitian metode Research & Development sangat sesuai dilakukan
bagi penyusun tesis dan disertasi. Hal tersebut dikarenakan penelitian
metode Research & Development ini menghasilkan something new.
Berbagai kendala penelitian dengan metode Research & Development
dialami oleh peneliti. Adapun kendala- kendala tersebut adalah:
1. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk memenuhi prosedur
metode Research & Development.
2. Membutuhkan dana yang lebih dalam tahapan metode Research
& Development.
3. Kesulitan menghadirkan Pakar/Ahli dan Praktisi yang sesuai
dengan bidang ilmu.
8
4. Produk research melalui berbagai uji coba.

E. Konsistensi Penelitian Metode Research & Development.


Mahasiswa penyusun tesis dan disertasi harus memiliki konsistensi
dan kemantapan dalam menjalani proses penyusunan tesis dan disertasi.
Inkonsistensi yang terjadi pengamatan penulis selama membimbing tesis
adalah sebagai berikut.
1. Rasa takut menghadapi pembimbing atau promotor.
2. Kesibukan penyusun tesis dan disertasi, karena sambil bekerja.
3. Malas mencoba, atau mencoba tetapi setelah diarahkan untuk
mengganti oleh dosen pembimbing tidak segera diperbaiki.
Berdasarkan inkosistensi tersebut di atas, maka maha- siswa penyusun
tesis dan disertasi hendaknya konsisten dengan menunjukkan sikap
sebagai berikut.
1. Memberanikan diri menemui pembimbing dengan adanya progres
dalam penyusunan tesis dan disertasi.
2. Fokus menyusun tesis dan disertasi, tidak sambil kerja.
3. Selalu mencoba dan berfikir positif masukan pembimbing demi
penyempurnaan penulisan tesis dan disertasi.
4. Membiasakan setiap hari menulis walaupun hanya satu atau dua kali.

Anda mungkin juga menyukai