Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN


DOSEN PENGAMPU : CHARLES FRANSISKUS AMBARITA S.Pd,.M.Si
MATA KULIAH : PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Disusun:
KELOMPOK 1
AKASE SITINJAK : 7212441006
BELLIYANI BR BANGUN : 7213341026
ESHYA NUR AZIZAH : 7211141008
KIOKO BR TAMBA : 7212441007
LEONARDO SIAHAAN : 7212441004
MIKA JUN FERA LIMBONG : 7213141033
SAHALA MANATAP SIMBOLON : 7213341025

PRODI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN OCTOBER 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan makalah kami
yang berjudul “Evaluasi Dalam Pembelajaran”.

Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Kami sadar bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
makalah ini, baik dari segi penyusunan maupun kelengkapan dan ketepatan isi makalah.
Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak agar selanjutnya dapat
ditingkatkan dan disempurnakan.

Demikian makalah ini disusun agar dapat bermanfaat, diterima dan digunakan sebagai
acuan untuk makalah-makalah selanjutnya.

Medan, October 2022

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
1.3. Tujuan Penulisan .................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Evaluasi Pembelajaran ....................................................... 3
2.2. Prinsip-Prinsip Evaluasi Pembelajaran ................................................ 4
2.3. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran .......................................... 7
2.4. Jenis-Jenis Evaluasi Pembelajaran ....................................................... 9
2.5. Teknik Evaluasi .................................................................................... 11
2.6. Syarat-Syarat Evaluasi Pembelajaran ................................................... 16
2.7. Prosedur Evaluasi Pembelajaran .......................................................... 18
2.8. Pendekatan dalam Evaluasi Pembelajaran ........................................... 20
BAB IV PENUTUP
3.1. Kesimpulan ........................................................................................... 21
3.2. Saran ..................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu proses kegiatan yang disengaja atas input untuk
menimbulkan suatu hasil yang diinginkan sesuai tujuan yang ditetapkan. Sebagai sebuah
proses maka pendidikan harus dievaluasi hasilnya untuk melihat apakah hasil yang dicapai
telah sesuai dengan tujuan yang diinginkan.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai
oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi. Evaluasi merupakan
subsistem yang sangat penting dan sangat di butuhkan dalam setiap sistem pendidikan,
karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau kemajuan hasil
pendidikan. Dalam setiap pembelajaran, pendidik harus berusaha mengetahui hasil dari
proses pembelajaran yang ia lakukan. Pentingnya diketahui hasil ini karena dapat menjadi
salah satu patokan bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajran yang
dia lakukan dapat mengembangkan potensi peserta didik. Dengan evaluasi, maka maju dan
mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula, kita dapat
mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih
baik ke depan.

Evaluasi dalam pembelajaran tidak semata-mata untuk menentukan rating siswa


melainkan juga harus dijadikan sebagai teknik atau cara pendidikan. Sebagai teknik atau
alat pendidikan evaluasi pembelajaran harus dikembangakan secara terencana dan
terintegratif dalam program pembelajaran, dilakukan secara kontinue, mengandung unsur
paedagogis, dan dapat lebih mendorong siswa aktif belajar.

Evaluasi pendidikan dan pengajaran adalah proses kegiatan untuk mendapatkan


informasi data mengenai hasil belajar mengajar yang dialami siswa dan mengolah atau
menafsirkannya menjadi nilai berupa data kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan standar
tertentu. Evaluasi yang dilakukan oleh pendidik ini dapat berupa evaluasi hasil belajar dan
evaluasi pembelajaran. Namun, dalam makalah ini, hanya akan dibicarakan masalah
evaluasi pembelajaran.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian Evaluasi Pembelajaran?


2. Apa saja prinsip-prinsip yang digunakan dalam Evaluasi Pembelajaran?
3. Apa fungsi dan tujuan Evaluasi Pembelajaran?
4. Apa saja jenis-jenis Evaluasi Pembelajaran?
5. Bagaimana teknik melakukan Evaluasi Pembelajaran ?
6. Apa syarat-syarat Evaluasi Pembelajaran ?
7. Bagaimana prosedur Evaluasi Pembelajaran?
8. Apa jenis pendekatan dalam Evaluasi Pembelajaran?

1
1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian Evaluasi Pembelajaran


2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajaran
3. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan Evaluasi Pembelajaran
4. Untuk mengetahui jenis-jenis Evaluasi Pembelajaran
5. Untuk mengetahui teknik melakukan Evaluasi Pembelajaran
6. Untuk mngetahui syarat-syarat penyusunan Evaluasi Pembelajaran
7. Untuk mengetahui prosedur Evaluasi Pembelajaran
8. Untuk mengetahui jenis pendekatan Evaluasi Pembelajaran

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Evaluasi Pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, evaluasi berarti penilaian. Sedangkan


Evaluasi Menurut Suharsimi Arikunto (2004) adalah kegiatan untuk mengumpulkan
informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk
menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Nurgiyantoro (1988)
menyebutkan bahwa evaluasi adalah proses untuk mengukur kadar pencapaian tujuan. Ia
lebih lanjut menjelaskan bahwa evaluasi yang bersinonim dengan penilaian tidak sama
konsepnya dengan pengukuran dan tes meskipun ketiga konsep ini sering didapatkan ketika
masalah evaluasi pendidikan dibicarakan. Dikatakannya bahwa penilaian berkaitan dengan
aspek kuantitatif dan kualitatif, pengukuran berkaitan dengan aspek kuantitatif, sedangkan
tes hanya merupakan salah satu instrumen penilaian. Meskipun berbeda, ketiga konsep ini
merupakan satu kesatuan dan saling memerlukan. Pengukuran adalah proses penentuan
kuantitas suatu objeck dengan membandingkan antara alat ukur dengan objek yang diukur.
Penilaian adalah proses penentuan kualitas suatu objek dengan membandinkan antara
hasil-hasil ukur dengan standart penialaian tertentu. Tes adalah alat pengumpulan data yang
dirancang khusus. Yang membedakannya dengan evaluasi adalah bahwa evaluasi
mencakup aspek kualitatif dan aspek kuanitatif. Dengan demikian, evaluasi dapat diartikan
sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan
menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk
memperoleh suatu kesimpulan.

Evaluasi dapat didefinisikan sebgai suatu proses sistematik dalam menentukan


tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa. Ada dua aspek penting dari definisi
diatas. Pertama, evaluasi menunjukan pada proses yang sistematik. Kedua, evaluasi
mengasumsikan bahwa tujuan instruksional ditentukan terlebih dahulu sebelum proses
belajar mengajar berlangsung.

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I


Pasal 1 ayat 21 dijelaskan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian,
penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan
pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban
penyelenggaraan pendidikan.

Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk
mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. sehingga
dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah proses mendeskripsikan, mengumpulkan dan
menyajikan suatu informasi yang bermanfaat untuk pertimbangan dalam pengambilan
keputusan.

Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar
siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk

3
mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal
(Gagne dan Briggs, 1979).

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi pembelajaran


adalah proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasi informasi secara
sistematik untuk menetapkan sejauh mana ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.

2.2 Prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran dilaksanakan atas dasar prinsip-prinsip yang jelas sebagai


landasan pijak. Prinsip dalam hal ini berarti rambu-rambu atau pedoman yang seharusnya
dipegangi oleh guru sebagai evaluator dalam melaksanakan kegiatan evaluasi
pembelajaran. Prinsip-prinsip evaluasi pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
prinsip umum dan prinsip khusus. 2.2.1. Prinsip-prinsip umum evaluasi
Untuk memperoleh hasil evavluasi yang lebih baik, maka kegiatan evaluasi
harus bertitik tolak dari prinsip-prinsip umum sebagai berikut (Depdiknas, 2002):
a. Valid
Evaluasi pembelajaran harus dapat memberikan informasi yang akurat (tepat)
tentang proses dan hasil belajar peserta didik. Tepat tidaknya hasil evaluasi ini
antara lain dipengaruhi oleh penggunaan teknik dan instrument evaluasi. Maka
seorang evaluator perlu memperhatikan teknik dan instrument yang akan
digunakan agar sesuai dengan kemampuan atau jenis hasil belajar yang akan
dievaluasi. Misalnya, jika yang akan diukur adalah hasil belajar kognitif, maka
teknik dan instrument yang digunakan yang betul-betul cocok untuk mengukur
hasil belajar kognitif tersebut, bukan yang sebenarnya cocok untuk mengukur
hasil belajar psikomotor atau afektif.
b. Mendidik
Evaluasi pembelajaran harus memberi sumbangan positif terhadap pencapaian
belajar peserta didik. Hasil evaluasi bagi peserta didik yang sudah berhasil lulus
hendaknya dinyatakan dan dapat dirasakan sebagai penghargaan, sedangkan
bagi yang kurang berhasil dapat dijadikan sebagai pemicu semangat belajar.
c. Berorientasi pada kompetensi
Evaluasi pembelajaran harus mengacu kepada rumusan kompetensikompetensi
yang telah dirumuskan di dalam kurikulum dan diarahkan untuk menilai
pencapaian kompetensi tersebut.

4
d. Adil dan objektif
Evaluasi pembelajaraan harus adil terhadap semua peserta didik dan tidak
membedakan latar belakang peserta didik yang tidak berkaitan dengan
pencapaian hasil belajar. Objektivitas penilaian tergantung dan dipengaruhi oleh
faktor-faktor pelaksana, criteria untuk skoring dan pembuatan keputusan
pencapaian hasil belajar.
e. Terbuka
Kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan harus jelas dan terbuka bagi
semua pihak sehingga keputusan tentang keberhasilan peserta didik jelas bagi
pihak-pihak yang berkepentingan.
f. Berkesinambungan
Evaluasi pembelajaran dilakukan secara berencana, bertahap, dan terus menerus
untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan kemajuan belajar peserta
didik sebagai hasil kegiatan belajarnya.
g. Menyeluruh
Evaluasi terhadap proses dan hasil belajar peserta didik harus dilaksanakan
secara menyeluruh, utuh, dan tuntas yang mencakup seluruh aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik dengan menggunakan teknik dan prosedur yang
komprehensif dengan berbagai bukti hasil belajar peserta didik.
h. Bermakna
Evaluasi pembelajaran hendaknya mudah dipahami, mempunyai arti, berguna,
dan bisa ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
2.2.2 Prinsip-prinsip khusus evaluasi pembelajaran (Depdiknas 2002)
a. Evaluasi proses dan hasil belajar harus memungkinkan adanya kesempatan yang
terbaik bagi peserta didik untuk menunjukkan apa yang mereka ketahui dan
pahami, serta mendemonstrasikan kemampuannya. Prinsip khusus ini
berimplementasi sebagai berikut:
• Pelaksanaan evaluasi hendaknya dalam suasana yang bersahabat dan
tidak mengancam;
• Semua peserta didik mempunyai kesempatan dan perlakuan yang sama;
• Peserta didik memahami secara jelas apa yang dimaksud dalam evaluasi
dan criteria untuk membuat keputusan atas hasil evaluasi hendaknya
disepakati dengan peserta didik dan orang tua atau wali.
b. Setiap guru harus mampu melaksanakan prosedur evaluasi dan pencatatan secara
tepat. Implikasi dari proses ini adalah:
5
1. Prosedur evaluasi harus dapat diterima oleh guru dan dipahami secara
jelas.
2. Prosedur evaluasi dan catatan harian hasil belajar peserta didik
hendaknya mudah dilaksanakan sebagai bagian dari KBM, dan tidak
harus mengambil waktu yang berlebihan.
3. Catatan harus mudah dibuat, jelas, mudah dipahami, dan bermanfaat
untuk perencanaan pembelajaran.
4. Informasi yang diperoleh untuk menilai semua pencapaian belajar
peserta didik dengan berbagai cara harus digunakan sebagaimana
mestinya.
5. Evaluasi pencapaian belajar peserta didik yang bersifat positip untuk
pencapaian belajar selanjutnya perlu direncanakan oleh guru dan peserta
didik.
6. Klasifikasi dan kesulitan belajar harus ditentukan sehingga peserta didik
mendapat bimbingan dan bantuan belajar yang sewajarnya.
7. Hasil evaluasi hendaknya menunjukkan kemajuan dan keberlanjutan
pencapaian belajar peserta didik.
8. Evaluasi semua aspek yang berkaitan dengan pembelajaran, misalnya
efektivitas kegiatan belajar mengajar (KBM) dan kurikulum perlu
dilaksanakan.
9. Peningkatan keahlian guru sebagai konsekuensi dari diskusi pengalaman
dan membandingkan metode dan hasil evaluasi perlu dipertimbangkan.
10. Pelaporan penampilan peserta didik kepada orang tua/wali, dan atasan
(kepala sekolah atau pejabat di atasnya) harus dilakssanakan.
Selain itu, dalam konteks penilaian hasil belajar, Depdiknas (2003) mengemukakan
prinsip-prinsip umum penilaian adalah megukur hasil-hasil belajar yang telah ditentukan
dengan jelas dan sesuai dengan kompetensi serta tujuan pembelajaran; mengukur sampel
tingkah laku yang representatif dari hasil belajar dan bahan-bahan yang tercakup dalam
pengajaran; mencakup jenis-jenis instrument penilaian yang paling sesuai untuik mengukur
hasil belajar yang diingginkan, direncanakan sedemikian rupa agar hasilnya sesuai dengan
yang digunakan secara khusus; dibuat dengan relibilitas yang sebesar-besarnya dan harus
ditafsirkan secara hati-hati; dan dipakai untuk memperbaiki proses dan hasil belajar.

Di samping itu, guru harus memperhatikan pula hal-hal teknis, antara lain:

6
1) Penilaian hendaknya dirancang sedemikian rupa, sehingga jelas abilitas yang
harus dinilai, materi yang akan dinilai, alat penilaian dan interpretasi hasil
penilaian.
2) Penilaian harus menjadi bagian integral dalam proses pembelajaran.
3) Untuk memperoleh hasil yang obyektif, penilaian harus menggunakan
berbagai alat (instrument), baik yang berbentuk tes maupun yang berbentuk
non tes.
4) Pemilihan alat penilaian harus sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan.
5) Alat penilaian harus mendorong kemampuan penalaran dan kreativitas
peserta didik, seperti: tes tertulis, esai, tes kinerja, hasil karya peserta didik,
proyek, dan portofolio.
6) Objek penilaian harus mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap dan
nilai-nilai.
7) Penilaian harus mengacu kepada prinsip diferensiasi, yaitu memberikan
peluang kepada peserta didik untuk menunjukkan apa yang diketahui, apa
yang dipahami, dan apa yang dapat dilakukan.
8) Penilaian tidak bersikap diskriminatif. Artinya, guru harus berlaku adil dan
bersikap jujur kepada semua peserta didik, serta bertanggung jawab kepada
semua pihak.
9) Penilaian harus diikuti dengan tindak lanjut (follow-up).
10) Penilaian harus berorientasi pada kecakapan hidup dan bersikap mendidik.
2.3 Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran

2.3.1 Tujuan Evaluasi

Tujuan utama dilakukan evaluasi adalah untuk melihat sejauh mana suatu program
atau suatu kegiatan tertentu dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Selain tujuan
utama tersebut, evaluasi juga memiliki beberapa tujuan secara khusus. Menurut Reece dan
Walker (dalam Aunurrahman, 2009), beberapa tujuan secara khusus mengapa evaluasi
harus dilakukan, yaitu :

a. Memperkuat kegiatan belajar


b. Menguji pemahaman dan kemampuan siswa
c. Memastikan pengetahuan prasyarat yang sesuai
d. Mendukung terlaksananya kegiatan pembelajaran
e. Memotivasi siswa
f. Memberi umpan balik bagi siswa dan guru
g. Memelihara standar mutu
h. Mencapai kemajuan proses dan hasil belajar
i. Memprediksi kinerja pembelajaran selanjutnya
7
j. Menilai kualitas belajar

Reece dan Walker (dalam Aunurrahman, 2009) juga mengemukan alasan mengapa
evaluasi perlu dilaksanakan dalam kegiatan belajar dan pembelajaran. Beberapa alasan
tersebut adalah untuk mengukur kompetensi dan kapabilitas siswa, apakah mereka telah
merealisasikan tujuan yang telah ditentukan, menentukan tujuan mana yang belum
direalisasikan, merumuskan rangking siswa dalam hal kesuksesan mereka di dalam
mencapai tujuan yang telah disepakati, memberikan informasi kepada guru apakah strategi
yang ia gunakan dalam mengajar telah sesuai atau cocok dalam kegiatan pembelajaran
tersebut, dan merencanakan prosedur untuk memperbaiki rencana belajar dan
pembelajaran serta menentukan apakah sumber belajar tambahan perlu digunakan.

2.3.2 Fungsi Evaluasi

Evaluasi memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Berikut
ini beberapa fungsi dan manfaat evaluasi dalam pembelajaran.

a. Mengetahui taraf kesiapan anak untuk menempuh suatu pendidikan


tertentu.
Apabila dilakukan evaluasi dalam pembelajaran, maka kita dapat mengetahui
apakah anak tersebut telah siap atau belum siap untuk menempuh pendidikan yang
akan diberikan.
b. Mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses pendidikan.
Evaluasi juga berfungsi untuk mengetahui seberapa jauh tujuan pembelajaran
telah tercapai atau hasil belajar yang telah dicapai oleh anak. Apabila tujuan
pembelajaran belum tercapai, maka diperlukan analisis terhadap faktor-faktor
penyebab tujuan tersebut belum tercapai.
c. Mengetahui apakah suatu mata pelajaran yang kita ajarkan dapat
dilanjutkan pada materi yang baru atau harus mengulang kembali materi
yang lalu.
Evaluasi yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran memungkinkan kita
mengetahui apakah materi pada suatu mata pelajaran yang kita ajarkan telah
dikuasai atau belum dikuasai oleh siswa. Bilamana siswa menguasai materi
tersebut sesuai dengan standar yang telah ditentukan, maka pembelajaran dapat
dilanjutkan pada materi berikutnya. Jika tidak, maka guru belum dapat
melanjutkan pembelajaran. Artinya, guru harus mengulang sebagian atau bahkan
seluruh materi yang telah diajarkan.
d. Mendapatkan bahan-bahan informasi dalam memberikan bimbingan
tentang jenis pendidikan dan jabatan yang sesuai untuk siswa.
Evaluasi memberikan manfaat kepada guru dalam informasi mengenai
keterampilan, potensi, dan kompetensi-kompetensi yang dimilki siswa. Dengan
begitu, guru dapat memberikan bimbingan dan arahan kepada siswa dalam
menentukan jurusan dan jenis pendidikan yang tepat bagi siswa dan yang sesuai
dengan potensi yang dimiliki siswa tersebut.
e. Mendapatkan bahan-bahan informasi apakah sorang anak dapat dinaikkan
ke kelas yang lebih tinggi atau harus mengulang di kelas semula. Melalui
evaluasi, guru dapat memperoleh informasi-informasi mengenai kompetensi
siswa dan informasi ini dapat digunakan guru dalam menentukan apakah siswa
8
tersebut dapat dinaikkan ke kelas yang lebih tinggi atau harus mengulang di kelas
yang semula.
f. Membandingkan apakah prestasi yang telah dicapai anak sudah sesuai
dengan kapasitasnya atau belum.
Apabila prestasi yang telah dicapai anak belum sesuai dengan kapasitas anak
tersebut, maka guru perlu menemukan faktor-faktor yang menjadi penyebab
ketidaksesuaian tersebut. Kapasitas anak dapat diketahui melalui
pendekatanpendekatan individual, mengamati perilaku belajar dan mampu
menilai secara tepat. Setiap anak pasti memiliki kapasitas-kapasitas yang berbeda.
g. Untuk mengetahui apakah seorang anak telah matang untuk kita lepaskan
ke dalam masyarakat atau untuk melanjutkan ke lembaga pendidikan yang
lebih tinggi.
Evaluasi yang dilakukan dalam periode tertentu akan memberikan gambaran
tentang tingkat kematangan siswa. Jika siswa telah matang, maka siswa tersebut
dianggap mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau
bahkan terjun ke masyarakat.
h. Untuk mengadakan seleksi
Evaluasi berfungsi untuk mengetahui apakah seseorang telah memebuhi standar
yang telah ditentukan oleh suatu jenjang pendidikam, pekerjaan/jabatan, atau jenis
kegiatan.
i. Untuk mengetahui taraf efisiensi metode yang dipergunakan dalam lapangan
pendididkan.
Dalam pendidikan, tentunya ada metode yang digunakan untuk mengajar. Salah
satu fungsi dan manfaat evaluasi adalah untuk mengetahui efisiensi metode
tersebut. Apabila hasil evaluasi belajar siswa baik, maka dapat disimpulkan bahwa
metode tersebut tepat digunakan dalam pembelajaran.

Dengan demikian, dapat disimpulkan terdapat banyak fungsi dan manfaat evaluasi.
Tidak hanya di dalam kegiatan pembelajaran. Namun juga dalam kegiatan masyarakat.

2.4 Jenis-jenis Evaluasi Pembelajaran

2.4.1 Jenis evaluasi berdasarkan tujuannya

a. Pre-test dan Post-test


Kegiatan pre-test dilakukan guru secara rutin pada setiap akan memulai
penyajian baru. Tujuannya ialah untuk mengidentifikasi taraf pengetahuan siswa
mengenai bahan yang akan disajikan.
Sedangkan post-test adalah kebalikan dari pre-test, yakni kegiatan evaluasi yang
dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi.Tujuannya adalah untuk
mengetahui taraf pengetahuan siswa atas materi yang telah diajarkan.

b. Evaluasi Diagnostik
Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran.
Evaluasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi atau menelaah
kelemahankelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.

9
c. Evaluasi selektif
Evaluasi selektif adalah evaluasi yang digunakan untuk memilih siswa yang
paling tepat atau sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
d. Evaluasi penempatan
Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan
siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik
siswa.
e. Evaluasi formatif
Evaluasi jenis ini dapat dipandang sebagai “ulangan” yang dilakukan pada setiap
akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Evaluasi ini bertujuan untuk
memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan mengajar.
f. Evaluasi sumatif Ragam penilaian sumatif dapat dianggap sebagai “ulangan
umum” yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar
siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran, atau disebut juga
dengan evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan kemajuan belajar
siswa.Evaluasi ini lazim dilakukan pada setiap akhir semester atau akhir tahun
ajaran.Hasilnya dijadikan bahan laporan resmi mengenai kinerja akademik siswa
dan bahan penentu naik atau tidaknya siswa ke kelas yang lebih tinggi.
g. Ujian Nasional (UN)
Ujian Nasional (UN) pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif, yaitu
sebagai alat penentu kenaikan status siswa.

2.4.2 Jenis evaluasi berdasarkan sasaran

a. Evaluasi Konteks
Adalah evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik
mengenai rasional tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhankebutuhan
yang muncul dalam perencanaan.
b. Evaluasi Input
Adalah evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya
maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
c. Evaluasi Proses
Adalah evaluasi yang ditujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik
mengenai kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan
faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.
d. Evaluasi Hasil atau Produk
Adalah evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai
sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi,
ditingkatkan atau dihentikan.
e. Evaluasi Outcom atau Lulusan
Adalah evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut,
yakni evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.

2.4.3 Jenis evalusi berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran

10
a. Evaluasi Program Pembelajaran
Adalah evaluasi yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program
pembelajaran, strategi belajar mengajar, aspe-aspek program pembelajaran yang
lain.
b. Evaluasi Proses Pembelajaran
Adalah evaluasi yang mencakup kesesuaian antara peoses pembelajaran dengan
garis-garis besar program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran.
c. Evaluasi Hasil Pembelajaran
Adalah evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap
tujuan pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau
dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik.

2.4.4 Jenis evaluasi berdasarkan objek dan subjek evaluasi

a. Berdasarkan objek :
1. Evaluasi Input
Adalah evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian, sikap,
keyakinan.
2. Evaluasi Transformasi
Adalah evaluasi terhadap unsur-unsur transformasi proses pembelajaran
anatara lain materi, media, metode dan lain-lain.
3. Evaluasi Output
Adalah evaluasi terhadap lulusan yang mengacu pada ketercapaian hasil
pembelajaran.
b. Berdasarkan subjek :
1. Evaluasi Internal
Adalah evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai evaluator,
misalnya guru.
2. Evaluasi Eksternal
Adalah evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai evaluator,
misalnya orangtua, masyarakat.

2.5 Teknik Evaluasi

Instrument (alat) adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk mempermudah


seseorang untuk melaksanakan tugas atau mencapai tujuan secara lebih efektif dan efesien.
Alat evaluasi tersebut dikatakan baik apabila mampu mengevaluasi sesuatu yang dievaluasi
dengan hasil seperti keadaan yang dievaluasi. Dalam menggunakan alat tersebut evaluator
menggunkan cara atau teknik yaitu dengan teknik evaluasi. Teknik evaluasi terebut terbagi
kedalam dua macam , yaitu teknik nontes dan teknik tes.
2.4.1 Teknik nontes

a. Skala Bertingkat (rating scale)


Skala mengambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap sesuatu hasil
pertimbangan. Dengan maksud agar pencatatannya dapat objektif maka

11
penilaian terhadap penampilan atau penggambaran kepribadian seseorang
disajikan dalam bentuk skala.
b. Kuesioner (questionair)
Kuesioner (questionair) dikenal dengan sebagai angket. Kuesioner ialah sebuah
daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang aka diukur (responden).
Dengan kuesioner ini orang dapat diketahui tentang keadan atau data diri,
pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya dsb.
Kuesioner dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu :
1. Ditinjau dari segi siapa yang menjawab
a. Kuesioner langsung
Kuesioner ini diisi dan dikirimkan langsung oleh orang yang akan diminta
jawaban tentang dirinya.
b. Kuesioner tidak langsung
Kuesioner ini dikirimkan dan diisi oleh bukan orang yang diminta
keterangannya. Dan digunakan untuk mencari informasi tentang
bawahan, anak, saudara, tetangga, dsb.
2. Ditinjau dari segi menjawab
a. Kuesioner tertutup
Kuesioner ini disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap
sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang
dipilih.
b. Kuesioner terbuka
Kuesioner ini disusun sedemikian rupa sehingga para pengisi bebas
mengemukakan pendapatnya. Dan kuesioner ini digunakan untuk
meminta pendapat seseorang.
c. Daftar cocok (check list)
Daftar cocok (check list ialah deretan pertanyaan (yang biasanya
singkatsingkat), disini responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda
cocok (√) ditempat yang sudah disediakan.
d. Wawancara
Wawancara (interview) ialah suatu metode atau cara yang digunakan
untukmendapatkan jawaban dari responden dengan jalan Tanya-jawab sepihak.
Wawancara dapat dilakukan oleh 2 cara, yaitu:
1. Interviu bebas, yaitu dimana responden mempunyai kebebasan untuk
mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang
telah dibuat oleh subjek evaluasi.
2. Interviu terpimpin, yaitu dilakukan oleh subjek evaluasi dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu,
sehingga responden pada waktu menjawab pertanyaan tinggal memilih
jawaban yang sudah dipersiapkan oleh penanya.

e. Pengamatan (observastion)
Pengamatan ialah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Ada dua macam
obervasi (pengamatan), yaitu :

12
1. observasi partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat,
tetapi dalam pada waktu itu pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan
kelompok yang sedang diamati.
2. Observasi sistematik, yaitu dimana factor-faktor yang diamati sudah
didaftar secara sistematis dan sudah diatur menurut kategorinya. Dalam
observasi ini pengamat berada diluar kelompok. Dengan demikian
pengamat tidak dibingungkan oleh situasi yang melingkungi dirinya.
3. Observasi eksperimental, yaitu terjadi jika pengamat tidak berpatisipasi
dalam kelompok.
f. Riwayat hidup
Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama masa
kehidupannya.

2.4.2 Teknik tes

Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk
memperoleh data-data atau keterangan yang diinginkan seseorang dengan cara yang
tepat dan cepat tes ini ada 3 macam, yaitu :

a. Tes diagnostic, adalah tes yang digunakan untuk mengertahui


kelemahankelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan
tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat. Tes diagnostic ini ada
4 tingkat, antara lain :
1. Tes diagnostic ke-1 dilakukan terhadap calon siswa sebagai input, untuk
mengetahui apakah calon tersebut sudah menuasai pengetahuan yang
merupakan dasar untuk menerima pengetahuan di sekolah yang
dimaksudkan. Tes ini disebut dengan tes penjajakan atau dalam istilah
bahasa inggis entering behaviour test.
2. Tes diagnostic ke-2, dilakukan terhadap calon siswa yang sudah akan mulai
mengikuti program. Dan tes diagnostic ini berfungsi sebagai tes penempatan
(placement test).
3. Tes diaonostik ke-3, dilakukan terhadap siswa yang sedang belajar, karena
tidak semua siswa dapat menerima pelajaa yang disampaikan oleh guru
denga lacar. Maka pengajar (guru) disini harus sekali-kali memberikan tes
diagnostic untukmengetahui bagia mana dari bahn yang diberikan itu belum
dikuasai oleh siswa. Dan mendeteksi mengenai sebab siswa tersebut belum
menguasai bahan.
4. Tes diagnostic ke-4, diadaka pada waktu siswa akan mengakhiri pelajaran.
Dengan ini guru dapat mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap bahan
yang ia berikan.
b. Tes formatif, tes ini diberikan pada akhir setiap program. Tes ini merupakan
post-test atau tes akhir proses. Digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa
telah terbentuk seelah mengikuti sesuatu program tertentu.evalusi formatif
mempunyai manfat, baik bagi siswa, guru, maupun program itu saendiri.
c. Tes subsumtif dan sumatif, pelaksanaan kegiatan tes subsumatif ini dilakukan
pada perempat semester atau caturwulan dan pada pertengahan
semester(caturwulan) yang lazim kita ssebagai mindsemester. Evaluasi sumatif
13
ialah penentuan kenaikan kelas bagi setiap siswa. Tes sumatif adalah penilaian
yang dilakukan tiap akhir semester (caturwulan), setelah para siswa
menyelesaikan program belajar dari suatu bidang studi atau mata pelajaran
tertentu selama satu perode waktu tertentu pula.adapun fungsi dari penilaian ini
adalah untuk menentukan prestasi hasil belajar siswa terhadap bidang studi atau
mata pelajaran selama satu semester atau caturwulan.
Manfaat tes sumatif, ada 3 hal yang paling terpenting, yaitu :
1. Untuk menentukan nilai.
2. Untuk menentukan seseorang anak dapat atau tidaknya mengikuti kelompok
dalm menerima program berikutnya.
d. Tes formatif dan tes sumatif dalam praktek
Dalam pelaksanaannya disekolah tes formatif ini merupakan ulangan harian,
sedangkan tes sumatif ialah ulangan umum yang diadakan pada akhir caturwulan
atau akhir semester.
Dalam buku seri III B dari kurukulum 1975 tentang pedoman penilaian
dijelaskan bahwa tes formatif harus dilaksanakan oleh guru setiap mengakhiri
satu sub pokok bahasan, sedangkan tes sumatif dilasksanakan setiap mengakhiri
satu pokok bahasan (dalam program yang lebih beasar). Dan apabila pengertian
ini dihubungkan dengan yang telah dibicarakan pada alinea sebelumnya, yaitu
bahwa tes sumatif dilaksanakan sebagai ulangan umum, maka tes yang
dilaksanakan diakhir pokok bahasan ini dapat dipandang sebagai tes subsumatif
atau tes unit, sedangkan ulangan umum itulah yang diusebut tes sumatif.

Adapun teknik evaluasi yang lainnya yang telah dikemukakan oleh Daryanto dalam
bukunya yang berjudul “evaluasi pendidikan“ada 4, yaitu :

a. Measurement model
Menurut model ini, evaluasi pada dasarnya adalah pengukuran terhadap
berbagai aspek tingkah laku dengan tujuan untuk melihat perbedaan-perbedaan
individual atau kelompok yang hasilnya diperlukan untuk seleksi, bimbingan
dan perencanaan pendidikan bagi para siswa di sekolah,
Objek evaluasi dari model ini adalah tingkah laku siswa yang mencangkup
kemampuan hasil belajar, kemampuan pembawan (intelegensi bakat), minat,
sikap dan juga kepribadian siswa.
Pendekatan yang ditempuh model ini adalah membandingkan hasil belajar
antara 2 anak atau lebih kelompok yang menggunakan cara pengajaran yang
berbeda sebagai variable bebas, lalu diberikan tes yang sama yang hasil dari tes
tersebut untuk mengetahui cara pengajara mana yang lebif efektif untuk
digunakan.
b. Congruence model
Menurut model ini, evaluasi adalah usaha untuk memeriksa persesuaian
(congruence) antara tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan dengan hasil
belajar yang telah dicapai. Hasil yang diperoleh dari evaluasi dengan ,model ini
berguna bagi kepentingan penyempurnaan system bimbingan siswa dan untuk
memberikan informasi kepada pihak-pihak luar pendidikan mengenai hasol
belajar yang telah dicapai.

14
Objek evaluasinya adalah perubahan tngkah laku siswa yang diperlihatkan
pada akhir kegatan pendidikan. Tingkah laku tersebut mencangkup baik
pengetahuan maupun aspek pengetahuan maupun keterampilan dan sikap.
c. Educational system eavaluation model
Menurut model ini, evaluasi dimaksudkan untuk membandingkan
performance dari berbagai dimensi system yang sedang dikembangkan dengan
sejumlah criteria tertentu untuk akhirnya sampai pada suatu deskripsi dan
judgment mengenai system yang dinilai tersebut.
Objek evaluasi menurut model ini adalah jenis-jenis data yang
dikumpulkan dalam kegiatan evaluasi, baik data objektif (skor hasil tes) maupun
data subjektif atau judgment data (pandangan guru-guru, reaksi para siswa dll).
Adapun pendekatan yang ditempuh model ini dalam pelaksanaan evaluasi
adalah :
1. membandingkan performa setiap demensi system dengan criteria intern
dalam system itu sendiri.
2. membandingkan performa setiap dimensi dengan criteria ekstern diluar
system yang bersangkutan.
d. Illuminative Model
Model ini memandang fungsi eavaluasi sebagai bahan atau input untuk
kepentingan pengambilan keputusan dalam rangka penyesuaian-penyesuaian
dan penyempurnaan sistem yang sedang dikembangkan.
Objek evaluasi yang diajukan model ini mencangkup : Latar belakang da
perkembangan yang dialami oleh system yang bersangkutan. Proses pelaksanaan
system itu sendiri. Hasil belajar yang diperlihatkan oleh para siswa. Kesukaran-
kesukaran yang dialami dari perencanaan sampai dengan pelaksanaannya
dilapangan . pendekatan yang ditempuh model ini dalam melaksanakan evaluasi
tersebut bersifat terbuka atau open-ended dan dalam melaporkan hasil evaluasi
lebih banyak digunakan cara deskritif dalam penyajian informasinya.

2.6 Syarat-Syarat Umum Evaluasi

Syarat-syarat umum yang harus dipenuhi dalam mengadakan kegiatan evaluasi


dalam proses pendidikan adalah kesahihan, keterandalan, dan kepraktisan

2.6.1 Kesahihan (Validitas)

Untuk memperoleh hasil evaluasi yang sahih, dibutuhkan instrumen yang


memiliki/memenuhi syarat kesahihan suatu instrumen evaluasi. Kesahihan
instrumen evaluasi diperoleh melalui hasil pemikiran dan dari hasil pengalaman.

15
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesahihan hasil evaluasi meliputi :

a. Faktor instrumen evaluasi itu sendiri.


b. Faktor-faktor administrasi evaluasi dari penskoran, juga merupakan
faktor-faktor yang mempunyai suatu pengaruh yang mengganggu
kesahihan interpertasi hasil evaluasi.
c. Faktor-faktor dalam respon-respon siswa merupakan faktor-faktor yang
lebih banyak mempengaruhi kesahihan daripada faktor yang ada dalam
instrumen evaluasi atau pengadministrasiannya.

Secara garis besar, validitas ada dua macam, yaitu : Validitas logis (logical
validity) Validitas empiris (empirical validity). Validitas logis untuk sebuah
instrument tersebut memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran
kondisi valid tersebut dipandang terpenuhi karena instrument yang bersangkutan
sudah diranvang sevara baik, mengikuti teori dan ketentuan yang ada.

Ada dua macam validitas logis yang dicapai oleh sebuah instrument, yaitu :
Validitas isi : disusun berdasarkan materi oelajaran yang dievaluasi. Validitas
konstruk : disusun berdasarkan konstrak, aspek-aspek kejiwaan yang mesti
dievaluasi.

Validitas empiris untuk sebuah instrument dapat dikatakan memiliki validitas


empiris apabila sudah diuji dari pengalaman. Yaitu dengan membandingkan
instrument yang bersangkutan dengan kriterioum (sebuah ukuran). Sedangkan
kriterium yang digunakan sebagai pembanding kondosi instrument ada dua macam,
yaitu : Concurrent validity (validitas ada sekarang) : ialah instrument yang
kondisinya sesuai dengan kriterium yang sudah ada. Predictive validity (validitas
ramalan) : ialah instrument yang kondisinya belum ada, tetapi yang akan terjadi
dimasa yang akan datang (yang diramalkan)

Dengan kedua validitas tersebut (validitas logis dan validitas empiris) yang
masing-masing memilki dua macam juga. Maka secara keseluruhan kita mengenal
ada empat validitas, yaitu :

a. validitas isi
b. validitas konstruk
c. validitas “ada sekarang”
d. validitas predictive.
2.6.2 Keterandalan (Reliabilitas)

Keterandalan evaluasi berhubungan dengan masalah kepercayaan, yakni


tingkat kepercayaan bahwa suatu instrumen evaluasi mampu memberikan hasil
yang tetap (Arkunto, 1990). Memungkinkan terjadinya kesahihan karena adanya
keajegan, tidak selalu menjamin bahwa hasil yang handal (reliabel) akan selalu
menjamin bahwa hasil evaluasi sahih (valid). Dan sebaliknya keterandalan tidak
dijamin ada pada hasil evaluasi yang memenuhi syarat kesahihan. Keterandalan
dipengaruhi oleh sejumlah faktor.

16
a. Panjang tes (length of test). Panjang tes berhubungan dengan banyaknya butir
tes, yang pada umumnya terjadi lebih banyak butir tes lebih tinggi keterandalan
evaluasi.
b. Sebaran skor (spread of scores). Koefisien keterandalan secara langsing
dipengaruhi oleh sebaran skor dalam kelompok tercoba. Dengan kata lain,
besarnya sebaran skor akan membuat perkiraan keterandalan yang lebih tinggi
akan terjadi menjadi kenyataan.
c. Tingkat kesulitan tes (difficulty of test). Tes acuan norma (norm referenced test)
yang paling mudah atau paling sukar untuk anggota-anggota kelompok yang
mengerjakan, cenderung menghasilkan skor keterandalan yang rendah. Ini
disebabkan antara hasil tes yang mudah dan yang sulit keduanya dalam satu
sebaran skor yang terbatas.
d. Objektivitas (objectivity). Objektivitas suatu tes menunjuk kepada tingkat skor
kemampuan yang sama (yang dimiliki oleh siswa satu dengan siswa yang lain)
memperoleh hasil yang sama dalam mengerjakan tes. Cara-cara mencari
besarnya reabilitas, yaitu ada tiga cara :

a. metode bentuk pararel (equivalent)


b. metode tes ulang ( tes retest method)
c. metode belah dua (split half method)

2.6.3 Kepraktisan

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepraktisan instrumen evaluasi meliputi :

a. Kemudahan mengadministrasi. Jika instrumen evaluasi diadministrasikan oleh


guru atau orang lain dengan kemampuan yang terbatas, kemudahan
pengadministrasian adalah suatu kualitas penting yang diminta dalam instrumen
evaluasi.
b. Waktu yang disediakan untuk melancarkan evaluasi. Kepraktisan dipengaruhi
pula oleh faktor waktu yang disediakan untuk melancarkan evaluasi.
c. Kemudahan menskor. Secara tradisional, hal yang membosankan dan aspek
yang menggangu dalam melancarkan evaluasi adalah penskoran. Guru
seringkali bekerja berat berjam-jam untuk melaksanakan tugas ini.
d. Kemudahan interpretasi dan aplikasi. Dalam analisis terakhir, keberhasilan atau
kegagalan evaluasi ditentukan oleh penggunaan hasil evaluasi. Jika hasil
evaluasi diterjemahkan/ditafsirkan secara tepat dan diterapkan secara efektif,
hasil evaluasi akan mendukung terhadap keputusan-keputusan pendidikan yang
lebih tepat.
e. Tersedianya bentuk instrumen evaluasi yang ekuivalen atau sebanding. Untuk
berbagai kegunaan pendidikan. Bentuk-bentuk ekuivalen untuk tes yang sama
seringkali diperlukan sekali. Bentuk-bentuk ekuivalen dari sebuah tes mengukur
aspek-aspek perilaku melalui butir-butir tes yang memiliki kesamaan dalam isi,
tingkat kesulitan, dan karakteristik lainnya.

17
2.7 Prosedur Evaluasi Pembelajaran

Sekalipun tidak selalu sama, namun pada umumnya para pakar dalam bidang
evaluasi pendidikan merinci kediatan evaluasi ke dalam enam langkah pokok.

2.7.1 Menyusun rencana evaluasi hasil belajar

Sebelum evaluasi hasil belajar dilaksanakan, harus disusun lebih dahulu


perencanaannya secara baik dan matang. Perencanaan hasil belajar itu umumnya
mencakup enam jenis kegiatan, yaitu:
a. Merumuskan tujuan dilaksanakannya evaluasi
Perumusan tujuan evaluasi hasil belajar itu penting sekali, sebab tanpa tujuan
yang jelas maka evaluasi hasil belajar akan berjalan tanpa arah dan pada
gilirannya dapat mengakibatkan evaluasi menjadi kehilangan arti dan fungsinya.
b. Menetapkan aspek-aspek yang hendak dievaluasi. Misalnya apakah aspek
kognitif, aspek afektif ataukah aspek psikomotorik.
c. Memilih dan menentukan teknik yang akan dipergunakan di dalam
melaksanakan evaluasi. Misalnya apakah evaluasi itu akan dilaksanakan dengan
menggunakan teknik tes ataukah teknik nontes. Jika teknik yang akan
dipergunakan itu adalah teknik nontes, apakah pelaksanaannya dengan
menggunakan pengamatan (observasi), melakukan wawancara (interview),
menyebarkan angket (questionnaire).
d. Menyusun alat-alat pengukur yang akan dipergunakan dalam pengukuran dan
penialain hasil belajar peserta didik. Seperti butir-butir soal tes hasil belajar
(pada evaluasi hasil belajar yang menggunakan teknik tes). Daftar check (check
list), rating scale, panduan wawancara (interview guide) atau daftar angket
(questionnaire), untuk evaluasi hasil belajar yang menggunakan teknik nontes.
e. Menentukan tolak ukur, norma atau kriteria yang akan dijadikan pegangan atau
patokan untuk memberikan interpretasi terhadap data hasil evaluasi. Misalnya
apakah yang akan dipergunakan Penilaian Beracuan Patokan (PAP) ataukah
akan dipergunakan Penilaian beracuan kelompok atau Norma (PAN)
f. Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi hasil belajar itu sendiri (kapan dan
seberapa kali evaluasi hasil belajar itu akan dilaksanakan).
2.7.2 Menghimpun data
Dalam evaluasi hasil belajar, wujud nyata dari kegiatan menghimpun data
adalah melaksanakan pengukuran, misalnya dengan menyelenggarakan tes hasil
belajar (apabila evaluasi hasil belajar itu menggunakan teknik tes), atau melakukan

18
pengamatan, wawancara atau angket dengan menggunakan instrumeninstrumen
tertentu berupa rating scale, check list, interview guide atau questionnaire (apabila
evaluasi hasil belajar itu menggunakan teknik nontes).
2.7.3 Melakukan verifikasi data
Data yang telah berhasil dihimpun harus disaring lebihn dahulu sebelum
diolah lebih lanjut. Proses penyaringan itu dikenal dengan istilah penelitian data
atau verifikasi data. Verifikasi data dimaksudkan untuk dapat memisahkan data
yang “baik” (yaitu data yang dapat memperjelas gambaran yang akan diperoleh
mengenai diri individu atau sekelompok individu yang sedang dievaluasi) dari data
yang “kurang baik” (yaitu data yang akan mengaburkan gambaran yang akan
diperoleh apabila data itu ikut serta diolah).
2.7.4 Mengolah dan menganalisis data
Mengolah dan menganilisis hasil evaluasi dilakukan dengan maksud untuk
memberikan makna terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam kegiatan
evaluasi. Untuk keperluan itu maka data hasil evaluasi perlu disusun dan diatur
demikian rupa sehingga “dapat berbicara”. Dalam mengolah dan menganalisis data
hasil evaluasi itu dapat dipergunakan teknik statistik.
2.7.5 Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan
Penafsiran atau interpretasi terhadap data hasil evaluasi belajar pada
hakikatnya adalah merupakan verbalisasi dari makna yang terkandung dalam data
yang telah mengalami pengolahan dan penganalisisan itu. Atas dasar interpretasi
terhadap data hasil evaluasi itu pada akhirnya dapat dikemukakan
kesimpulankesimpulan tertentu. Kesimpulan-kesimpulan hasil evaluasi itu sudah
barang tertentu mengacu kepada tujuan dilakukannya evaluasi itu sendiri.
2.7.6 Penggunaan Hasil Evaluasi
Dengan melandaskan diri pada kesimpulan yang telah diperoleh dalam
kegiatan evaluasi, evaluator lebih lanjut melakukan pengambilan keputusan atau
merumuskan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dipandang perlu
untuk dilaksanakan.
Dengan demikian tindakan melakukan evaluasi itu tidak hanya terbatas
sampai pada kesimpulan atau kongklusi saja. Harus diingat bahwa kesimpulan itu
barulah merupakan suatu pendapat sebagai hasil evaluasi dan karena itu masih
memerlukan tindak lanjut.
Sementara Arifin (2010:88-114) menjelaskan tahapan prosedur mengebangkan
evaluasi sebagai berikut:
19
a. Perencanaan evaluasi
b. Pelaksanaan evaluasi
c. Monitoring pelaksanaan Evaluasi
d. Pengolahan data
e. Pelaporan hasil evaluasi
f. Penggunaan hasil evaluasi

2.8 Pendekatan Evaluasi Pembelajaran

Pendekatan evaluasi merupakan sudut pandang seseorang dalam menelaah atau


mempelajari evaluasi. Dilihat dari komponen pembelajaran, pendekatan evaluasi dapat
dibagi dua, yaitu pendekatan tradisional dan pendekatan system.

1. Pendekatan Tradisional
Pendekatan ini berorientasi pada praktik evaluasi yang telah berjalan selama ini
disekolah yang ditunjukan pada perkembangan aspek intelektual peserta didik.
2. Pendekatan Sistem
Sistem adalah totalitas dari berbagai komponen yang saling berhubungan dan
ketergantungan.
a. Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Pendekatan ini sering juga disebut penilaian norma absolut. Jika ingin
menggunakan pendekatan ini, berarti guru harus membandingkan hasil yang
diperoleh peserta didik dengan sebuah patokan atau kriteria yang secara absolut
atau mutlak telah ditetapkan oleh guru.
b. Penilaian Acuan Norma (PAN)
Pendekatan ini membandingkan skor setiap peserta didik dengan teman satu
kelasnya. Makna nilai dalam bentuk angka maupun kualifikasi memiliki sifat
relatif.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Evaluasi pembelajaran adalah proses untuk menentukan nilai pembelajaran yang


dilaksanakan, dengan melalui kegiatan pengukuran dan penilaian pembelajaran.
Pengukuran yang dimaksud di sini adalah proses membandingkan tingkat keberhasilan
pembelajaran dengan ukuran keberhasilan pembelajaran yang telah ditentukan secara
20
kuantitatif, sedangkan penilaian yang dimaksud di sini adalah proses pembuatan keputusan
nilai keberhasilan pembelajaran secara kualitatif. Evaluasi merupakan sarana untuk
mendapatkan informasi yang diperoleh dari proses pengumpulan dan pengolahan data.

Terdapat beberapa teknik, jenis-jenis, dan syarat-syarat penyusunan evaluasi


pembelajaran yang dapat di lakukan dan diperhatikan oleh pendidik dalam melakukan
evaluasi pembelajaran.

3.2 Saran

Dalam melakukan Evaluasi Pembelajaran, sebaiknya diperhatikan syarat-syarat


dalam penyusunan evaluasi pembelajaran tersebut serta memilih teknik evaluasi
pembelajaran yang sesuai agar hasil yang diinginkan sesuai.

DAFTAR PUSTAKA

Afriadi, Yusuf. (2013). Prinsip dan Teknik Evaluasi. (online).


(http://gudangmakalahku.blogspot.com/2013/04/prinsip-prinsip-danteknik-
evaluasi.html diakses April 2014).
Anonim. (2009). Evaluasi pembelajaran. (online).
(www.sitimasrurohan.blogspot.com diakses April 2014).
Anonim. (2010). Makalah Evaluasi Pembelajaran. (online).
(www.dedehendriono.blogspot.com diakses Maret 2014).

21
Anonim. (2010). Makalah Evaluasi Pembelajaran. (online).
(www.pakboedi.blogspot.com akses april 2014).
Anonim. (2011). Evaluasi Pembelajaran. (online).
www.kumpulanmakalah&artikelpendidikan.blogspot.com pada tanggal April
2014).
Anonim. (2013). Makalah Evaluasi Pembelajaran. (online).
(www.agrah93.blogspot.com diakses April 2014).
Anonim. (2013). Tujuan Evaluasi. (online).
(http://hilmanpaturusy.blogspot.com/2013/03/tujuan-evaluasi.html diakses
April 2014).
Arifin, Zainal. (2010). Evaluasi Pembelajaran Prinsip,Teknik,Prosedur. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Arikunto, Suharsimi. (1995). Dasar-dasar Evaluasi Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Cahyadi, Asep. (2013). Pengertian Evaluasi Pembelajaran.
(online). (http://cahyadinasep.blogspot.com/2013/03/pengertian-tujuan-
fungsiprinsip-dan.html diakses April 2014).
Daryanto. (2010). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Fadli, Hadri. (2013). Makalah Evaluasi Pendidikan. (online).
(http://fadlimapel25.blogspot.com/2013/10/makalah-prinsip-prinsip-
danlangkah.html diakses April 2014).
Josua, Andi. (2011). Prosedur Evaluasi Pembelajaran. (online).
(http://andijosua.blogspot.com/2011/03/prosedur-evaluasipembelajaran.html
diakses April 2014).
Sudijono, Anas. (1996). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. PT. Raja Grafindo
Persada
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Thoha, M. Chabib. (1996). Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

22

Anda mungkin juga menyukai