Disusun:
KELOMPOK 1
AKASE SITINJAK : 7212441006
BELLIYANI BR BANGUN : 7213341026
ESHYA NUR AZIZAH : 7211141008
KIOKO BR TAMBA : 7212441007
LEONARDO SIAHAAN : 7212441004
MIKA JUN FERA LIMBONG : 7213141033
SAHALA MANATAP SIMBOLON : 7213341025
FAKULTAS EKONOMI
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga dapat menyelesaikan makalah kami
yang berjudul “Evaluasi Dalam Pembelajaran”.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Kami sadar bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
makalah ini, baik dari segi penyusunan maupun kelengkapan dan ketepatan isi makalah.
Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak agar selanjutnya dapat
ditingkatkan dan disempurnakan.
Demikian makalah ini disusun agar dapat bermanfaat, diterima dan digunakan sebagai
acuan untuk makalah-makalah selanjutnya.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan suatu proses kegiatan yang disengaja atas input untuk
menimbulkan suatu hasil yang diinginkan sesuai tujuan yang ditetapkan. Sebagai sebuah
proses maka pendidikan harus dievaluasi hasilnya untuk melihat apakah hasil yang dicapai
telah sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai
oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi. Evaluasi merupakan
subsistem yang sangat penting dan sangat di butuhkan dalam setiap sistem pendidikan,
karena evaluasi dapat mencerminkan seberapa jauh perkembangan atau kemajuan hasil
pendidikan. Dalam setiap pembelajaran, pendidik harus berusaha mengetahui hasil dari
proses pembelajaran yang ia lakukan. Pentingnya diketahui hasil ini karena dapat menjadi
salah satu patokan bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana proses pembelajran yang
dia lakukan dapat mengembangkan potensi peserta didik. Dengan evaluasi, maka maju dan
mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui, dan dengan evaluasi pula, kita dapat
mengetahui titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih
baik ke depan.
1
1.3 Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Fungsi utama evaluasi adalah menelaah suatu objek atau keadaan untuk
mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. sehingga
dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah proses mendeskripsikan, mengumpulkan dan
menyajikan suatu informasi yang bermanfaat untuk pertimbangan dalam pengambilan
keputusan.
Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar
siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk
3
mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal
(Gagne dan Briggs, 1979).
4
d. Adil dan objektif
Evaluasi pembelajaraan harus adil terhadap semua peserta didik dan tidak
membedakan latar belakang peserta didik yang tidak berkaitan dengan
pencapaian hasil belajar. Objektivitas penilaian tergantung dan dipengaruhi oleh
faktor-faktor pelaksana, criteria untuk skoring dan pembuatan keputusan
pencapaian hasil belajar.
e. Terbuka
Kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan harus jelas dan terbuka bagi
semua pihak sehingga keputusan tentang keberhasilan peserta didik jelas bagi
pihak-pihak yang berkepentingan.
f. Berkesinambungan
Evaluasi pembelajaran dilakukan secara berencana, bertahap, dan terus menerus
untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan kemajuan belajar peserta
didik sebagai hasil kegiatan belajarnya.
g. Menyeluruh
Evaluasi terhadap proses dan hasil belajar peserta didik harus dilaksanakan
secara menyeluruh, utuh, dan tuntas yang mencakup seluruh aspek kognitif,
afektif, dan psikomotorik dengan menggunakan teknik dan prosedur yang
komprehensif dengan berbagai bukti hasil belajar peserta didik.
h. Bermakna
Evaluasi pembelajaran hendaknya mudah dipahami, mempunyai arti, berguna,
dan bisa ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
2.2.2 Prinsip-prinsip khusus evaluasi pembelajaran (Depdiknas 2002)
a. Evaluasi proses dan hasil belajar harus memungkinkan adanya kesempatan yang
terbaik bagi peserta didik untuk menunjukkan apa yang mereka ketahui dan
pahami, serta mendemonstrasikan kemampuannya. Prinsip khusus ini
berimplementasi sebagai berikut:
• Pelaksanaan evaluasi hendaknya dalam suasana yang bersahabat dan
tidak mengancam;
• Semua peserta didik mempunyai kesempatan dan perlakuan yang sama;
• Peserta didik memahami secara jelas apa yang dimaksud dalam evaluasi
dan criteria untuk membuat keputusan atas hasil evaluasi hendaknya
disepakati dengan peserta didik dan orang tua atau wali.
b. Setiap guru harus mampu melaksanakan prosedur evaluasi dan pencatatan secara
tepat. Implikasi dari proses ini adalah:
5
1. Prosedur evaluasi harus dapat diterima oleh guru dan dipahami secara
jelas.
2. Prosedur evaluasi dan catatan harian hasil belajar peserta didik
hendaknya mudah dilaksanakan sebagai bagian dari KBM, dan tidak
harus mengambil waktu yang berlebihan.
3. Catatan harus mudah dibuat, jelas, mudah dipahami, dan bermanfaat
untuk perencanaan pembelajaran.
4. Informasi yang diperoleh untuk menilai semua pencapaian belajar
peserta didik dengan berbagai cara harus digunakan sebagaimana
mestinya.
5. Evaluasi pencapaian belajar peserta didik yang bersifat positip untuk
pencapaian belajar selanjutnya perlu direncanakan oleh guru dan peserta
didik.
6. Klasifikasi dan kesulitan belajar harus ditentukan sehingga peserta didik
mendapat bimbingan dan bantuan belajar yang sewajarnya.
7. Hasil evaluasi hendaknya menunjukkan kemajuan dan keberlanjutan
pencapaian belajar peserta didik.
8. Evaluasi semua aspek yang berkaitan dengan pembelajaran, misalnya
efektivitas kegiatan belajar mengajar (KBM) dan kurikulum perlu
dilaksanakan.
9. Peningkatan keahlian guru sebagai konsekuensi dari diskusi pengalaman
dan membandingkan metode dan hasil evaluasi perlu dipertimbangkan.
10. Pelaporan penampilan peserta didik kepada orang tua/wali, dan atasan
(kepala sekolah atau pejabat di atasnya) harus dilakssanakan.
Selain itu, dalam konteks penilaian hasil belajar, Depdiknas (2003) mengemukakan
prinsip-prinsip umum penilaian adalah megukur hasil-hasil belajar yang telah ditentukan
dengan jelas dan sesuai dengan kompetensi serta tujuan pembelajaran; mengukur sampel
tingkah laku yang representatif dari hasil belajar dan bahan-bahan yang tercakup dalam
pengajaran; mencakup jenis-jenis instrument penilaian yang paling sesuai untuik mengukur
hasil belajar yang diingginkan, direncanakan sedemikian rupa agar hasilnya sesuai dengan
yang digunakan secara khusus; dibuat dengan relibilitas yang sebesar-besarnya dan harus
ditafsirkan secara hati-hati; dan dipakai untuk memperbaiki proses dan hasil belajar.
Di samping itu, guru harus memperhatikan pula hal-hal teknis, antara lain:
6
1) Penilaian hendaknya dirancang sedemikian rupa, sehingga jelas abilitas yang
harus dinilai, materi yang akan dinilai, alat penilaian dan interpretasi hasil
penilaian.
2) Penilaian harus menjadi bagian integral dalam proses pembelajaran.
3) Untuk memperoleh hasil yang obyektif, penilaian harus menggunakan
berbagai alat (instrument), baik yang berbentuk tes maupun yang berbentuk
non tes.
4) Pemilihan alat penilaian harus sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan.
5) Alat penilaian harus mendorong kemampuan penalaran dan kreativitas
peserta didik, seperti: tes tertulis, esai, tes kinerja, hasil karya peserta didik,
proyek, dan portofolio.
6) Objek penilaian harus mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap dan
nilai-nilai.
7) Penilaian harus mengacu kepada prinsip diferensiasi, yaitu memberikan
peluang kepada peserta didik untuk menunjukkan apa yang diketahui, apa
yang dipahami, dan apa yang dapat dilakukan.
8) Penilaian tidak bersikap diskriminatif. Artinya, guru harus berlaku adil dan
bersikap jujur kepada semua peserta didik, serta bertanggung jawab kepada
semua pihak.
9) Penilaian harus diikuti dengan tindak lanjut (follow-up).
10) Penilaian harus berorientasi pada kecakapan hidup dan bersikap mendidik.
2.3 Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran
Tujuan utama dilakukan evaluasi adalah untuk melihat sejauh mana suatu program
atau suatu kegiatan tertentu dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Selain tujuan
utama tersebut, evaluasi juga memiliki beberapa tujuan secara khusus. Menurut Reece dan
Walker (dalam Aunurrahman, 2009), beberapa tujuan secara khusus mengapa evaluasi
harus dilakukan, yaitu :
Reece dan Walker (dalam Aunurrahman, 2009) juga mengemukan alasan mengapa
evaluasi perlu dilaksanakan dalam kegiatan belajar dan pembelajaran. Beberapa alasan
tersebut adalah untuk mengukur kompetensi dan kapabilitas siswa, apakah mereka telah
merealisasikan tujuan yang telah ditentukan, menentukan tujuan mana yang belum
direalisasikan, merumuskan rangking siswa dalam hal kesuksesan mereka di dalam
mencapai tujuan yang telah disepakati, memberikan informasi kepada guru apakah strategi
yang ia gunakan dalam mengajar telah sesuai atau cocok dalam kegiatan pembelajaran
tersebut, dan merencanakan prosedur untuk memperbaiki rencana belajar dan
pembelajaran serta menentukan apakah sumber belajar tambahan perlu digunakan.
Evaluasi memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Berikut
ini beberapa fungsi dan manfaat evaluasi dalam pembelajaran.
Dengan demikian, dapat disimpulkan terdapat banyak fungsi dan manfaat evaluasi.
Tidak hanya di dalam kegiatan pembelajaran. Namun juga dalam kegiatan masyarakat.
b. Evaluasi Diagnostik
Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran.
Evaluasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi atau menelaah
kelemahankelemahan siswa beserta faktor-faktor penyebabnya.
9
c. Evaluasi selektif
Evaluasi selektif adalah evaluasi yang digunakan untuk memilih siswa yang
paling tepat atau sesuai dengan kriteria program kegiatan tertentu.
d. Evaluasi penempatan
Evaluasi penempatan adalah evaluasi yang digunakan untuk menempatkan
siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristik
siswa.
e. Evaluasi formatif
Evaluasi jenis ini dapat dipandang sebagai “ulangan” yang dilakukan pada setiap
akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Evaluasi ini bertujuan untuk
memperbaiki dan meningkatan proses belajar dan mengajar.
f. Evaluasi sumatif Ragam penilaian sumatif dapat dianggap sebagai “ulangan
umum” yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar
siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran, atau disebut juga
dengan evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan kemajuan belajar
siswa.Evaluasi ini lazim dilakukan pada setiap akhir semester atau akhir tahun
ajaran.Hasilnya dijadikan bahan laporan resmi mengenai kinerja akademik siswa
dan bahan penentu naik atau tidaknya siswa ke kelas yang lebih tinggi.
g. Ujian Nasional (UN)
Ujian Nasional (UN) pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif, yaitu
sebagai alat penentu kenaikan status siswa.
a. Evaluasi Konteks
Adalah evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik
mengenai rasional tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhankebutuhan
yang muncul dalam perencanaan.
b. Evaluasi Input
Adalah evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya
maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
c. Evaluasi Proses
Adalah evaluasi yang ditujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik
mengenai kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan
faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.
d. Evaluasi Hasil atau Produk
Adalah evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai
sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi,
ditingkatkan atau dihentikan.
e. Evaluasi Outcom atau Lulusan
Adalah evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut,
yakni evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.
10
a. Evaluasi Program Pembelajaran
Adalah evaluasi yang mencakup terhadap tujuan pembelajaran, isi program
pembelajaran, strategi belajar mengajar, aspe-aspek program pembelajaran yang
lain.
b. Evaluasi Proses Pembelajaran
Adalah evaluasi yang mencakup kesesuaian antara peoses pembelajaran dengan
garis-garis besar program pembelajaran yang di tetapkan, kemampuan guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran, kemampuan siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran.
c. Evaluasi Hasil Pembelajaran
Adalah evaluasi hasil belajar mencakup tingkat penguasaan siswa terhadap
tujuan pembelajaran yang ditetapkan, baik umum maupun khusus, ditinjau
dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik.
a. Berdasarkan objek :
1. Evaluasi Input
Adalah evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian, sikap,
keyakinan.
2. Evaluasi Transformasi
Adalah evaluasi terhadap unsur-unsur transformasi proses pembelajaran
anatara lain materi, media, metode dan lain-lain.
3. Evaluasi Output
Adalah evaluasi terhadap lulusan yang mengacu pada ketercapaian hasil
pembelajaran.
b. Berdasarkan subjek :
1. Evaluasi Internal
Adalah evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai evaluator,
misalnya guru.
2. Evaluasi Eksternal
Adalah evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai evaluator,
misalnya orangtua, masyarakat.
11
penilaian terhadap penampilan atau penggambaran kepribadian seseorang
disajikan dalam bentuk skala.
b. Kuesioner (questionair)
Kuesioner (questionair) dikenal dengan sebagai angket. Kuesioner ialah sebuah
daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang aka diukur (responden).
Dengan kuesioner ini orang dapat diketahui tentang keadan atau data diri,
pengalaman, pengetahuan sikap atau pendapatnya dsb.
Kuesioner dapat ditinjau dari beberapa segi, yaitu :
1. Ditinjau dari segi siapa yang menjawab
a. Kuesioner langsung
Kuesioner ini diisi dan dikirimkan langsung oleh orang yang akan diminta
jawaban tentang dirinya.
b. Kuesioner tidak langsung
Kuesioner ini dikirimkan dan diisi oleh bukan orang yang diminta
keterangannya. Dan digunakan untuk mencari informasi tentang
bawahan, anak, saudara, tetangga, dsb.
2. Ditinjau dari segi menjawab
a. Kuesioner tertutup
Kuesioner ini disusun dengan menyediakan pilihan jawaban lengkap
sehingga pengisi hanya tinggal memberi tanda pada jawaban yang
dipilih.
b. Kuesioner terbuka
Kuesioner ini disusun sedemikian rupa sehingga para pengisi bebas
mengemukakan pendapatnya. Dan kuesioner ini digunakan untuk
meminta pendapat seseorang.
c. Daftar cocok (check list)
Daftar cocok (check list ialah deretan pertanyaan (yang biasanya
singkatsingkat), disini responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda
cocok (√) ditempat yang sudah disediakan.
d. Wawancara
Wawancara (interview) ialah suatu metode atau cara yang digunakan
untukmendapatkan jawaban dari responden dengan jalan Tanya-jawab sepihak.
Wawancara dapat dilakukan oleh 2 cara, yaitu:
1. Interviu bebas, yaitu dimana responden mempunyai kebebasan untuk
mengutarakan pendapatnya, tanpa dibatasi oleh patokan-patokan yang
telah dibuat oleh subjek evaluasi.
2. Interviu terpimpin, yaitu dilakukan oleh subjek evaluasi dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu,
sehingga responden pada waktu menjawab pertanyaan tinggal memilih
jawaban yang sudah dipersiapkan oleh penanya.
e. Pengamatan (observastion)
Pengamatan ialah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan
pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Ada dua macam
obervasi (pengamatan), yaitu :
12
1. observasi partisipan, yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat,
tetapi dalam pada waktu itu pengamat memasuki dan mengikuti kegiatan
kelompok yang sedang diamati.
2. Observasi sistematik, yaitu dimana factor-faktor yang diamati sudah
didaftar secara sistematis dan sudah diatur menurut kategorinya. Dalam
observasi ini pengamat berada diluar kelompok. Dengan demikian
pengamat tidak dibingungkan oleh situasi yang melingkungi dirinya.
3. Observasi eksperimental, yaitu terjadi jika pengamat tidak berpatisipasi
dalam kelompok.
f. Riwayat hidup
Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama masa
kehidupannya.
Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk
memperoleh data-data atau keterangan yang diinginkan seseorang dengan cara yang
tepat dan cepat tes ini ada 3 macam, yaitu :
Adapun teknik evaluasi yang lainnya yang telah dikemukakan oleh Daryanto dalam
bukunya yang berjudul “evaluasi pendidikan“ada 4, yaitu :
a. Measurement model
Menurut model ini, evaluasi pada dasarnya adalah pengukuran terhadap
berbagai aspek tingkah laku dengan tujuan untuk melihat perbedaan-perbedaan
individual atau kelompok yang hasilnya diperlukan untuk seleksi, bimbingan
dan perencanaan pendidikan bagi para siswa di sekolah,
Objek evaluasi dari model ini adalah tingkah laku siswa yang mencangkup
kemampuan hasil belajar, kemampuan pembawan (intelegensi bakat), minat,
sikap dan juga kepribadian siswa.
Pendekatan yang ditempuh model ini adalah membandingkan hasil belajar
antara 2 anak atau lebih kelompok yang menggunakan cara pengajaran yang
berbeda sebagai variable bebas, lalu diberikan tes yang sama yang hasil dari tes
tersebut untuk mengetahui cara pengajara mana yang lebif efektif untuk
digunakan.
b. Congruence model
Menurut model ini, evaluasi adalah usaha untuk memeriksa persesuaian
(congruence) antara tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan dengan hasil
belajar yang telah dicapai. Hasil yang diperoleh dari evaluasi dengan ,model ini
berguna bagi kepentingan penyempurnaan system bimbingan siswa dan untuk
memberikan informasi kepada pihak-pihak luar pendidikan mengenai hasol
belajar yang telah dicapai.
14
Objek evaluasinya adalah perubahan tngkah laku siswa yang diperlihatkan
pada akhir kegatan pendidikan. Tingkah laku tersebut mencangkup baik
pengetahuan maupun aspek pengetahuan maupun keterampilan dan sikap.
c. Educational system eavaluation model
Menurut model ini, evaluasi dimaksudkan untuk membandingkan
performance dari berbagai dimensi system yang sedang dikembangkan dengan
sejumlah criteria tertentu untuk akhirnya sampai pada suatu deskripsi dan
judgment mengenai system yang dinilai tersebut.
Objek evaluasi menurut model ini adalah jenis-jenis data yang
dikumpulkan dalam kegiatan evaluasi, baik data objektif (skor hasil tes) maupun
data subjektif atau judgment data (pandangan guru-guru, reaksi para siswa dll).
Adapun pendekatan yang ditempuh model ini dalam pelaksanaan evaluasi
adalah :
1. membandingkan performa setiap demensi system dengan criteria intern
dalam system itu sendiri.
2. membandingkan performa setiap dimensi dengan criteria ekstern diluar
system yang bersangkutan.
d. Illuminative Model
Model ini memandang fungsi eavaluasi sebagai bahan atau input untuk
kepentingan pengambilan keputusan dalam rangka penyesuaian-penyesuaian
dan penyempurnaan sistem yang sedang dikembangkan.
Objek evaluasi yang diajukan model ini mencangkup : Latar belakang da
perkembangan yang dialami oleh system yang bersangkutan. Proses pelaksanaan
system itu sendiri. Hasil belajar yang diperlihatkan oleh para siswa. Kesukaran-
kesukaran yang dialami dari perencanaan sampai dengan pelaksanaannya
dilapangan . pendekatan yang ditempuh model ini dalam melaksanakan evaluasi
tersebut bersifat terbuka atau open-ended dan dalam melaporkan hasil evaluasi
lebih banyak digunakan cara deskritif dalam penyajian informasinya.
15
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesahihan hasil evaluasi meliputi :
Secara garis besar, validitas ada dua macam, yaitu : Validitas logis (logical
validity) Validitas empiris (empirical validity). Validitas logis untuk sebuah
instrument tersebut memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran
kondisi valid tersebut dipandang terpenuhi karena instrument yang bersangkutan
sudah diranvang sevara baik, mengikuti teori dan ketentuan yang ada.
Ada dua macam validitas logis yang dicapai oleh sebuah instrument, yaitu :
Validitas isi : disusun berdasarkan materi oelajaran yang dievaluasi. Validitas
konstruk : disusun berdasarkan konstrak, aspek-aspek kejiwaan yang mesti
dievaluasi.
Dengan kedua validitas tersebut (validitas logis dan validitas empiris) yang
masing-masing memilki dua macam juga. Maka secara keseluruhan kita mengenal
ada empat validitas, yaitu :
a. validitas isi
b. validitas konstruk
c. validitas “ada sekarang”
d. validitas predictive.
2.6.2 Keterandalan (Reliabilitas)
16
a. Panjang tes (length of test). Panjang tes berhubungan dengan banyaknya butir
tes, yang pada umumnya terjadi lebih banyak butir tes lebih tinggi keterandalan
evaluasi.
b. Sebaran skor (spread of scores). Koefisien keterandalan secara langsing
dipengaruhi oleh sebaran skor dalam kelompok tercoba. Dengan kata lain,
besarnya sebaran skor akan membuat perkiraan keterandalan yang lebih tinggi
akan terjadi menjadi kenyataan.
c. Tingkat kesulitan tes (difficulty of test). Tes acuan norma (norm referenced test)
yang paling mudah atau paling sukar untuk anggota-anggota kelompok yang
mengerjakan, cenderung menghasilkan skor keterandalan yang rendah. Ini
disebabkan antara hasil tes yang mudah dan yang sulit keduanya dalam satu
sebaran skor yang terbatas.
d. Objektivitas (objectivity). Objektivitas suatu tes menunjuk kepada tingkat skor
kemampuan yang sama (yang dimiliki oleh siswa satu dengan siswa yang lain)
memperoleh hasil yang sama dalam mengerjakan tes. Cara-cara mencari
besarnya reabilitas, yaitu ada tiga cara :
2.6.3 Kepraktisan
17
2.7 Prosedur Evaluasi Pembelajaran
Sekalipun tidak selalu sama, namun pada umumnya para pakar dalam bidang
evaluasi pendidikan merinci kediatan evaluasi ke dalam enam langkah pokok.
18
pengamatan, wawancara atau angket dengan menggunakan instrumeninstrumen
tertentu berupa rating scale, check list, interview guide atau questionnaire (apabila
evaluasi hasil belajar itu menggunakan teknik nontes).
2.7.3 Melakukan verifikasi data
Data yang telah berhasil dihimpun harus disaring lebihn dahulu sebelum
diolah lebih lanjut. Proses penyaringan itu dikenal dengan istilah penelitian data
atau verifikasi data. Verifikasi data dimaksudkan untuk dapat memisahkan data
yang “baik” (yaitu data yang dapat memperjelas gambaran yang akan diperoleh
mengenai diri individu atau sekelompok individu yang sedang dievaluasi) dari data
yang “kurang baik” (yaitu data yang akan mengaburkan gambaran yang akan
diperoleh apabila data itu ikut serta diolah).
2.7.4 Mengolah dan menganalisis data
Mengolah dan menganilisis hasil evaluasi dilakukan dengan maksud untuk
memberikan makna terhadap data yang telah berhasil dihimpun dalam kegiatan
evaluasi. Untuk keperluan itu maka data hasil evaluasi perlu disusun dan diatur
demikian rupa sehingga “dapat berbicara”. Dalam mengolah dan menganalisis data
hasil evaluasi itu dapat dipergunakan teknik statistik.
2.7.5 Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan
Penafsiran atau interpretasi terhadap data hasil evaluasi belajar pada
hakikatnya adalah merupakan verbalisasi dari makna yang terkandung dalam data
yang telah mengalami pengolahan dan penganalisisan itu. Atas dasar interpretasi
terhadap data hasil evaluasi itu pada akhirnya dapat dikemukakan
kesimpulankesimpulan tertentu. Kesimpulan-kesimpulan hasil evaluasi itu sudah
barang tertentu mengacu kepada tujuan dilakukannya evaluasi itu sendiri.
2.7.6 Penggunaan Hasil Evaluasi
Dengan melandaskan diri pada kesimpulan yang telah diperoleh dalam
kegiatan evaluasi, evaluator lebih lanjut melakukan pengambilan keputusan atau
merumuskan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dipandang perlu
untuk dilaksanakan.
Dengan demikian tindakan melakukan evaluasi itu tidak hanya terbatas
sampai pada kesimpulan atau kongklusi saja. Harus diingat bahwa kesimpulan itu
barulah merupakan suatu pendapat sebagai hasil evaluasi dan karena itu masih
memerlukan tindak lanjut.
Sementara Arifin (2010:88-114) menjelaskan tahapan prosedur mengebangkan
evaluasi sebagai berikut:
19
a. Perencanaan evaluasi
b. Pelaksanaan evaluasi
c. Monitoring pelaksanaan Evaluasi
d. Pengolahan data
e. Pelaporan hasil evaluasi
f. Penggunaan hasil evaluasi
1. Pendekatan Tradisional
Pendekatan ini berorientasi pada praktik evaluasi yang telah berjalan selama ini
disekolah yang ditunjukan pada perkembangan aspek intelektual peserta didik.
2. Pendekatan Sistem
Sistem adalah totalitas dari berbagai komponen yang saling berhubungan dan
ketergantungan.
a. Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Pendekatan ini sering juga disebut penilaian norma absolut. Jika ingin
menggunakan pendekatan ini, berarti guru harus membandingkan hasil yang
diperoleh peserta didik dengan sebuah patokan atau kriteria yang secara absolut
atau mutlak telah ditetapkan oleh guru.
b. Penilaian Acuan Norma (PAN)
Pendekatan ini membandingkan skor setiap peserta didik dengan teman satu
kelasnya. Makna nilai dalam bentuk angka maupun kualifikasi memiliki sifat
relatif.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
21
Anonim. (2010). Makalah Evaluasi Pembelajaran. (online).
(www.pakboedi.blogspot.com akses april 2014).
Anonim. (2011). Evaluasi Pembelajaran. (online).
www.kumpulanmakalah&artikelpendidikan.blogspot.com pada tanggal April
2014).
Anonim. (2013). Makalah Evaluasi Pembelajaran. (online).
(www.agrah93.blogspot.com diakses April 2014).
Anonim. (2013). Tujuan Evaluasi. (online).
(http://hilmanpaturusy.blogspot.com/2013/03/tujuan-evaluasi.html diakses
April 2014).
Arifin, Zainal. (2010). Evaluasi Pembelajaran Prinsip,Teknik,Prosedur. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Arikunto, Suharsimi. (1995). Dasar-dasar Evaluasi Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Aunurrahman. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Cahyadi, Asep. (2013). Pengertian Evaluasi Pembelajaran.
(online). (http://cahyadinasep.blogspot.com/2013/03/pengertian-tujuan-
fungsiprinsip-dan.html diakses April 2014).
Daryanto. (2010). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Fadli, Hadri. (2013). Makalah Evaluasi Pendidikan. (online).
(http://fadlimapel25.blogspot.com/2013/10/makalah-prinsip-prinsip-
danlangkah.html diakses April 2014).
Josua, Andi. (2011). Prosedur Evaluasi Pembelajaran. (online).
(http://andijosua.blogspot.com/2011/03/prosedur-evaluasipembelajaran.html
diakses April 2014).
Sudijono, Anas. (1996). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. PT. Raja Grafindo
Persada
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Thoha, M. Chabib. (1996). Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
22