Anda di halaman 1dari 28

EKONOMI PUBLIK

Menganalisa Eksternalitas

Oleh:
Kelompok 6

Belliyani Br Bangun (7213341026)


Farabilla Tri Windari (7211141011)
Lola Br Ginting (7213141002)
Nova Romadiyah Br Padang (7213341022)
Putri Rahmadani Nasution (7212141001)
Wanda Nurfadillah (1701620062)
Yericho Lam Pedro Simamora (1701620089)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SEPTEMBER 2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas Ekonomi Publik yang berjudul
“Menganalisa Eksternalitas”.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada Dosen
Pengampu kami yang telah membimbing dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Medan, 21 September 2022

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1
A. Latar Belakang .......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................1
C. Tujuan ....................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3
A. Pengertian Eksternalitas ..........................................................................................3
B. Faktor Penyebab Eksternalitas ................................................................................4
C. Dampak Eksternalitas .............................................................................................7
D. Kasus Eksternalitas Produksi Negatif......................................................................8
E. Kasus Eksternalitas Produksi Positif ..................................................................... 10
F. Kasus Eksternalitas Konsumsi Negatif ..................................................................12
G. Kasus Eksternalitas Konsumsi Positif ................................................................... 13
H. Jenis – Jenis Eksternalitas ..................................................................................... 14
I. Eksternalitas Produsen – Produsen........................................................................ 19
J. Eksternalitas Produsen – Konsumen ..................................................................... 19
K. Eksternalitas Konsumen – Produsen ..................................................................... 20
L. Eksternalitas Konsumen – Konsumen ................................................................... 20
M. Cara Memperbaiki Alokasi Sumber – Sumber Ekonomi .......................................20
BAB III PENUTUP .........................................................................................................23
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 23
B. Saran .................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................24

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu permasalahan perekonomian yang menonjol saat ini adalah biaya
yang harus dikeluarkan oleh individu atau rumah tangga akibat aktivitas individu atau
produksi orang lain. Pencemaran lingkungan yang mengakibatkan seseorang atau
masyarakat terganggu kesehatannya, sementara mereka tidak mendapatkan biaya
pengganti atau kompensasi kesehatan merupakan salah satu bentuk kegagalan
mekanisme pasar sebagai alat alokasi sumberdaya ekonomi yang efisien.
Masalah lain yang menyebabkan kegagalan pasar dalam mengalokasi
sumberdaya – sumberdaya ekonomi secara efisien adalah adanya apa yang disebut
dampak sampingan atau eksternalitas. Eksternalitas timbul karena tindakan konsumsi
atau produksi dari satu pihak mempunyai pengaruh terhadap pihak yang lain dan tidak
ada kompensasi yang diterima oleh pihak yang terkena dampak tersebut.
Adanya eksternalitas dari suatu kegiatan menyebabkan sistem perekonomian
yang menggunakan system pasar persaingan sempurna tidak dapat melaksanakan
alokasi sumber-sumber ekonomi secara efisien, Karena harga tidak mencerminkan
dengan tepat akan kelangkaan faktor-faktor produksi. Dalam hal eksternalitas yang
negatif, biaya produksi yang dihitung oleh pengusaha lebih kecil dibandingkan dengan
biaya yang diderita oleh masyarakat atau biaya sosial. Dalam hal eksternalitas yang
sifatnya positif, biaya produksi lebih besar daripada biaya sosial, sehingga barang yang
dihasilkan adalah lebih sedikit dari jumlah yang oleh masyarakat dianggap efisien.
Adanya eksternalitas menimbulkan peranan alokasi pemerintah dalam perekonomian.

B. Rumusan Masalah
1. Mengapa eksternalitas bisa timbul?
2. Bagaimana dampak jika terjadi eksternalitas?
3. Bagaimana contoh kasus eksternalitas produksi dan konsumsi, baik itu yang positif
maupun negatif?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui mengapa eksternalitas bisa timbul.
2. Untuk menambah pengetahuan tentang dampak jika terjadi eksternalitas.

1
3. Untuk menambah wawasan tentang contoh kasus eksternalitas produksi dan
konsumsi, baik itu yang prositif maupun negatif.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Eksternalitas
Eksternalitas menurut N Gregory Mankiw adalah dampak tindakan seseorang
atau suatu pihak terhadap kesejahteraan atau kondisi orang/ pihak lain. Jika dampaknya
merugikan, maka hal itu disebut eksternalitas negatif. Sebaliknya, jika dampaknya
menguntungkan maka disebut eksternalitas positif.
Eksternalitas adalah biaya atau manfaat yang timbul karena beberapa aktivitas
atau transaksi yang ditimpakan atau dikenakan pada pihak lain diluar aktivitas atau
transaksi itu. Kadang disebut dengan tumpahan atau efek lingkungan.
Eksternalitas timbul karena tindakan konsumsi atau produksi dari satu pihak
mempunyai pengaruh terhadap pihak lain yang tidak ada kompensasi yang diterima
oleh pihak yang terkena dampak tersebut. Syarat terjadinya eksternalitas ada dua yaitu:
a. Adanya pengaruh dari suatu tindakan, dan
b. Tidak adanya kompensasi yang dibayarkan atau diterima.
Eksternalitas bagi masyarakat dapat berupa manfaat (benefit to society) maupun
beban atau biaya (cost on society) dikarenakan adanya aktivitas produksi dan konsumsi.
Manfaat maupun beban ini tidak hanya dirasakan oleh orang yang berkepentingan
langsung dengan perusahaan tersebut sebagai pemilik, konsumen, pekerja, pemerintah,
atau masyarakat, namun juga dirasakan oleh masyarakat lain yang tidak berhubungan
langsung dengan aktivitas dan keberadaan perusahaan tersebut. Limpahan (spill over)
dari manfaat atau beban ke masyarakat yang berkepentingan dengan aktivitas tersebut
dinamakan eksternalitas, atau dampak keberadaan suatu aktivitas produksi maupun
konsumsi terhadap masyarakat luas yang tidak berhubungan atau berkepentingan
langsung dengan aktivitas tersebut.
Ditinjau dari dampaknya, eksternalitas dapat dibagai menjadi dua, yaitu:
a. Eksternalitas positif
Eksternalitas positif adalah apabila dampak dari suatu tindakan terhadap orang lain
yang tidak memberikan kompensasi menguntungkan. Masyarakat akan merasakan
adanya eksternalitas atau dampak positif dari keberadaan suatu aktivitas (produksi
atau konsumsi) bila kuantitas barang dan jasa sangat sedikit dibandingkan
kebutuhan masyarakat.
b. Eksternalitas negative

3
Eksternalitas negatif adalah apabila dampaknya bagi orang lain yang tidak
menerima kompensasi sifatnya merugikan. Eksternalitas yang berhubungan dengan
lingkungan hidup (seperti polusi air dan udara, kebisingan, suara ribut-ribut)
semuanya mempengaruhi kepuasan orang lain. Masyarakat akan merasakan adanya
eksternalitas atau dampak negatif dari aktivitas konsumsi maupun produksi bila
kuantitas produksi atau konsumsi barang dan jasa menghasilkan limpahan kerugian
atau konsumsi barang dan jasa menghasilkan limpahan kerugian atau kesulitan
(harmfull spill over) bagi masyarakat. Eksternalitas bisa terjadi karena agen-agen
ekonomi mempengaruhi aktivitas agen-agen ekonomi lainnya tanpa direfleksikan
dalam transaksi-transaksi pasar.

B. Faktor Penyebab Eksternalitas


1. Keberadaan Barang Publik
Barang publik (public goods) adalah barang yang apabila dikonsumsi oleh individu
tertentu tidak akan mengurangi konsumsi orang lain akan barang tersebut. Selanjutnya,
barang publik sempurna (pure public good) didefinisikan sebagai barang yang harus
disediakan dalam jumlah dan kualitas yang sama terhadap seluruh anggota masyarakat.
Kajian ekonomi sumber daya dan lingkungan salah satunya menitikberatkan pada
persoalan barang publik atau barang umum ini (common consumption, public goods,
common property resource). Ada dua ciri utama dari barang publik ini. Pertama,
barang ini merupakan konsumsi umum yang dicirikan oleh penawaran gabungan (joint
supply) dan tidak bersaing dalam mengkonsumsinya (non-rivalry in consumption).
Kedua adalah tidak ekslusif (non-exclusive) dalam pengertian bahwa penawaran tidak
hanya diperuntukan untuk seseorang dan mengabaikan yang lainnya. Barang publik
yang berkaitan dengan lingkungan meliputi udara segar, pemandangan yang indah,
rekreasi, air bersih, hidup yang nyaman dan sejenisnya.
Satu-satunya mekanisme yang membedakannya adalah dengan menetapkan harga
(nilai moneter) terhadap barang publik tersebut sehingga menjadi barang privat
(dagang) sehingga benefit yang diperoleh dari harga itu bisa dipakai untuk
mngendalikan atau memperbaiki kualitas lingkungan itu sendiri. Tetapi dalam
menetapkan harga ini menjadi masalah tersendiri dalam analisa ekonomi lingkungan.
Karena ciri-ciri di atas, barang publik tidak diperjual belikan sehingga tidak memiliki
harga, barang publik dimanfaatkan berlebihan dan tidak mempunyai insentif untuk
melestarikannya. Masyarakat atau konsumen cendrung acuh tak acuh untuk

4
menentukan harga sesungguhnya dari barang publik ini. Dalam hal ini, mendorong
sebagian masyarakat sebagai “free rider”. Sebagai contoh, jika si A mengetahui bahwa
barang tersebut akan disediakan oleh si B, maka si A tidak mau membayar untuk
penyediaan barang tersebut dengan harapan bahwa barang itu akan disediakan oleh si
B, maka si A tidak mau membayar untuk penyediaan barang tersebut dengan harapan
bahwa barang itu akan disediakan oleh si B. Jika akhirnya si B berkeputusan untuk
menyediakan barang tersebut, maka si A bisa ikut menikmatinya karena tidak
seorangpun yang bisa menghalanginya untuk mengkonsumsi barang tersebut, karena
sifat barang publik yang tidak ekslusif dan merupakan konsumsi umum. Keadaan
seperti akhirnya cendrung mengakibatkan berkurangnya insentif atau rangsangan untuk
memberikan kontribusi terhadap penyediaan dan pengelolaan barang publik. Kalaupun
ada kontribusi, maka sumbangan itu tidaklah cukup besar untuk membiayai penyediaan
barang publik yang efisien, karena masyarakat cendrung memberikan nilai yang lebih
rendah dari yang seharusnya (undervalued).
2. Sumberdaya Daya Bersama
Keberadaan sumber daya bersama (common resources) atau akses terbuka terhadap
sumber daya tertentu ini tidak jauh berbeda dengan keberadaan barang publik di atas.
faktor penyebab eksternalitas dalam ekonomi.
Sumber-sumber daya milik bersama, sama halnya dengan barang-barang publik,
tidak ekskludabel. Sumber-sumber daya ini terbuka bagi siapa saja yang ingin
memanfaatkannya, dan cuma-cuma. Namun tidak seperti barang publik, sumber daya
milik bersama memiliki sifat bersaingan. Pemanfaatannya oleh seseorang, akan
mengurangi peluang bagi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Jadi, keberadaan
sumber daya milik bersama ini, pemerintah juga perlu mempertimbangkan seberapa
banyak pemanfaatannya yang efisien. Contoh klasik tentang bagaimana eksternalitas
terjadi pada kasus sumberdaya bersama ini adalah seperti yang diperkenalkan oleh
Hardin (1968) yang terkenal dengan istilah tragedi barang umum (the tragedy of the
commons).
3. Ketidaksempurnaan Pasar
Masalah lingkungan bisa juga terjadi ketika salah satu partisipan didalam suatu
tukar manukar hak-hak kepemilikan (property rights) mampu mempengaruhi hasil yang
terjadi (outcome). Hal ini bisa terjadi pada pasar yang tidak sempurna (imperfect
market) seperti pada kasus monopoli (penjual tunggal).

5
Ketidaksempurnaan pasar ini misalnya terjadi pada praktek monopoli dan kartel.
Contoh konkrit dari praktek ini adalah Organisasi negara-negara pengekspor minyak
(OPEC) dengan memproduksi dalam jumlah yang lebih sedikit sehingga
mengakibatkan meningkatnya harga yang lebih tinggi dari normal. Pada kondisi yang
demikian akan hanya berakibat terjadinya peningkatan surplus produsen yang nilainya
jauh lebih kecil dari kehilangan surplus konsumen, sehingga secara keseluruhan
praktek monopoli ini merugikan masyarakat (worse off).
4. Kegagalan Pemerintah
Sumber ketidakefisienan dan atau eksternalitas tidak saja diakibatkan oleh
kegagalan pasar tetapi juga karena kegagalan pemerintah (government failure).
Kegagalan pemerintah banyak diakibatkan tarikan kepentingan pemerintah sendiri atau
kelompok tertentu (interest groups) yang tidak mendorong efisiensi. faktor penyebab
eksternalitas dalam ekonomi. Kelompok tertentu ini memanfaatkan pemerintah untuk
mencari keuntungan (rent seeking) melalui proses politik, melalui kebijaksanaan dan
sebagainya. Aksi pencarian keuntungan (rent seeking) bisa dalam berbagai bentuk:
a. Kelompok yang punya kepentingan tertentu (interest groups) melakukan loby
dan usaha-usaha lain yang memungkinkan diberlakukannya aturan yang
melindungi serta menguntungkan mereka.
b. Praktek mencari keuntungan bisa juga berasal dari pemerintah sendiri secara
sah misalnya memberlakukan proteksi berlebihan untuk barang-barang tertentu
seperti mengenakan pajak impor yang tinggi dengan alasan meningkatkan
efisiensi perusahaan dalam negeri.
c. Praktek mencari keuntungan ini bisa juga dilakukan oleh aparat atau oknum
tertentu yang mempunyai otoritas tertentu, sehingga pihak-pihak yang
berkepentingan bisa memberikan uang jasa atau uang pelicin untuk keperluan
tertentu, untuk menghindari resiko yang lebih besar kalau ketentuan atau aturan
diberlakukan dengan sebenarnya. Praktek mencari keuntungan ini membuat
alokasi sumber daya menjadi tidak efisien dan pelaksanaan aturan-aturan yang
mendorong efisiensi tidak berjalan dengan semestinya. Praktek jenis ini bisa
mendorong terjadinya eksternalitas. Sebagai contoh, perusahaan A yang
mengeluarkan limbah yang merusak lingkungan. Berdasarkan perhitungan atau
estimasi perusahaan A harus mengeluarkan biaya (denda) yang besar (misalnya
Rp. 1 milyar) untuk menanggulangi efek dari limbah yang dihasilkan itu.
Pencari keuntungan (rent seeker) bisa dari perusahaan itu sendiri atau dari

6
pemerintah atau oknum memungkinkan membayar kurang dari 1 milyar agar
peraturan sesungguhnya tidak diberlakukan, dan denda informasi ini belum
tentu menjadi reveneu pemerintah. Sehingga akhirnya dampak lingkungan
yang seharusnya diselidiki dan ditangani tidak dilaksanakan dengan semestinya
sehingga masalahnya menjadi bertambah serius dari waktu ke waktu.

C. Dampak Eksternalitas
Eksternalitas merupakan dampak yang tidak dapat dipilih atau ditolak oleh
pihak ketiga karena kejadiannya diluar kontrol pihak tersebut, oleh karena itu, banyak
anggapan bahwa eksternalitas bersifat merugikan. Merugikan disini bukan hanya
merugikan pihak ketiga yang dipengaruhi oleh eksternalitas, namun ternyata juga dapat
merugikan perusahaan yang menyebabkan eksternalitas tersebut.
Eksternalitas negatif sudah jelas-jelas merugikan pihak ketiga, contohnya
adalah perokok yang menyebabkan orang-orang disekitarnya terpapar asap rokok dan
pabrik pembangkit yang mencemari udara sekitar. Eksternalitas negatif
menguntungkan pihak pelaku karena mereka tidak harus membayar atau
memperhitungkan dampak aktivitas mereka yang berdampak kepada wilayah sekitar.
Meskipun begitu, sekarang sudah mulai ada kebijakan seperti carbon tax dan kebijakan
lainnya yang mencoba menginternalisasi dampak eksternalitas.
Eksternalitas positif juga secara tidak langsung merugikan, namun yang
dirugikan adalah pihak pelaku. Karena pelaku tersebut menyebabkan manfaaat yang
berguna bagi semua pihak, seharusnya ada balas jasa atau insentif yang diberikan oleh
pihak lain agar lebih banyak produk yang dihasilkan. Ketika pelaku usaha yang
menyebabkan eksternalitas positif tidak diberikan insentif, maka akan terjadi inefisiensi
produksi. Inefisiensi ini terjadi ketika barang yang diproduksi tidak memenuhi jumlah
optimal bagi kemaslahatan masyarakat.
Berkaca dari kasus diatas, contoh utama bagi eksternalitas positif adalah sektor
keamanan, sektor kesehatan publik, dan sektor pendidikan. Semua sektor ekonomi
tersebut menyumbang manfaat yang sangat besar bagi masyarakat sehingga seharusnya
diberikan insentif. Masalah utama yang disebabkan oleh eksternalitas positif adalah
free rider problem dimana orang-orang yang tidak berkontribusi terhadap penyediaan
jasa ikut memanfaatkan jasa tersebut. Contoh paling mudah adalah orang-orang yang
menolak membayar pajak ikut menikmati pembangunan jalan dan jaringan lampu

7
jalanan, atau ketika orang-orang yang tidak mau melakukan vaksinasi tetap aman dari
penyakit karena adanya herd immunity yang melindunginya.

D. Kasus Eksternalitas Produksi Negatif


Eksternalitas negatif adalah biaya yang dikenakan pada orang lain di luar sistem
pasar sebagai produk dari kegiatan produktif. Contoh dari eksternalitas negatif adalah
pencemaran lingkungan (Achmad Fauzi) Selain dampak eksternalitas positif yang
dihasilkan akibat adanya aktivitas produksi pabrik semen PT Semen Tonasa. PT Semen
Tonasa juga menyumbangkan dampak eksternalitas negatif di lingkungan sekitar dan
yang menanggung adalah masyarakat setempat. Dari analisis data yang diperoleh
dilapangan dengan metode wawancara dan pengumpulan data sekunder serta literatur
yang mendukung penelitian maka didapatkan dampak eksternalitas negatif pada pabrik
semen PT Semen Tonasa yaitu:
1. Dampak Debu
Eksternalitas lain yang ditanggung oleh penerima dampak dari adanya aktivitas PT
Semen Tonasa adalah emisi debu. Emisi debu akibat dari proses produksi semen
dan juga oleh kendaraan pengangkut baik bahan baku maupun bahan jadi untuk
didistribusikan yang kemudian debu ini berdampak pada gangguan-gangguan
kesehatan seperti iritasi, gatal-gatal dan lain-lain akibat polusi debu.
2. Pengurangan Debit Air
Selain dampak debu dilingkungan sekitar pabrik semen juga memberikan dampak
kerusakan lingkungan lainnya seperti berkurangnya volume debit air akibat
eksploitasi karst untuk digunakan bahan baku produksi semen. Fungsi ekologi Karst
sebagai penyimpanan cadangan air dan akan disalurkan secara bertahap ke daerah
lain akan hilang.
3. Kondisi Lahan Kurang produktif
Diatas telah dikemukakan bahwa dampak dari adanya aktivitas pabrik semen
diantaranya, pengurangan debit air dan debu yang betebaran sampai ke lahan
pertanian masyaraakat sekitar. Hal ini menyebabkan kondisi lahan menjadi kurang
produktif sehingga hasil produksi pertanian senentiasa menurun karena semburan
debu dari pabrik semen serta kondisi tanah dan air semakin terdegradasi karena
pembuangan limbah baik cair, padat, dan gas yang memberikan pengaruh terhadap
lahan pertanian masyarakat setempat.
4. Pengurangan Keindahan karst

8
Pabrik semen juga memberikan dampak kerusakan lingkungan lainnya seperti
berkurangnya keindahan karst. Kawasan karst adalah kawasan batuan karbonat
(batu gamping CaCo3 dan dolomite Ca[MgCO3]2) yang memperlihatkan
morfologi karst (KESDM 2000). Sedangkan Samodra (2001) menjelaskan bahwa
secara sempit kawasan karst dapat diartikan sebagai suatu kawasan yang diwarnai
oleh kegiatan pelarutan atau karstifikasi. Dalam konteks yang lebih luas, kawasan
karst merupakan perpaduan antara unsur-unsur morfologi, kehidupan, energi, air,
gas, tanah, dan batuan yang membentuk satu kesatuan sistem yang utuh. Gangguan
terhadap salah satu unsur akan mempengaruhi seluruh sistem. Kawasan Karst
MarosPangkep (KKMP) merupakan sumber daya yang saat ini di eksploitasi guna
berbagai keperluan salah satunya adalah semen. Hal tersebut disebabkan karena
fungsi ekologis dari kawasan karst yang bergitu besar. Karst men-supply batuan
gamping yang dimanfaatkan sebagai bahan baku industri dan pertambangan, flora
dan fauna yang memberikan daya tarik tersediri bagi kegiatan ekoturisme,
konsumsi dan hasil hutan, serta penyimpan cadangan air yang digunakan bagi orang
yang berada di sekitar kawasan kart guna keperluan pertanian, peternakan,
perikanan dan berbagai keperluan sehari-hari.
5. Dampak Kebisingan
Kebisingan di wilayah industri adalah konsekuensi baik disebabkan oleh mesin
pabrik maupun disebabkan oleh kendaraan yang berlalu-lalang pengangkut bahan-
bahan kepentingan industri. Begitupun dengan industri pabrik semen PT Semen
Tonasa kebisingan menjadi eksternalitas negatif. Suara-suara ledakan akibat proses
produksi pengambilan bahan baku semen dan kebisingan kendaraan pengangkut
bahan industri semen yang berlalu-lalang di pemukiman masyarakat menjadi
dampak eksternalitas negatif pada masyarakat sekitar.
6. Dampak Getaran
Proses pengambilan bahan baku semen mengharuskan adanya ledakan, dari ledakan
menciptakan getaran-getaran yang terasa sampai pada pemukiman masyarakat
setempat. Getaran merupakan salah satu dampak eksternalitas negatif PT Semen
Tonasa kepada masyarakat setempat karena mengurangi kenyamanan masyarakat
setempat bahkan dalam jangka panjang dapat membuat retakan-retakan pada rumah
pemukiman masyarakat setempat.
7. Dampak Kesehatan

9
Selain pendidikan, kesehatan juga merupakan modal manusia, keduanya
fundamental dalam kaitannya dengan gagasan lebih luas mengenai peningkatan
kapabilitas manusia sebagai inti makna pembangunan yang sesungguhnya (Todaro,
2008). Kesehatan merupakan kesejahteraan lain yang dimiliki oleh seseorang.
Kesehatan adalah prasyarat bagi peningkatan produktivitas. Tanpa kesehatan yang
baik maka kuantitas dan kualitas produktivitaspun ikut menurun. Salah satu dampak
eksternalitas negatif dari adanya proses produksi PT Semen Tonasa adalah dampak
kesehatan. Aktivitas produksi pabrik semen tentunya berdampak pada kesehatan
baik bagi karyawan maupun bagi masyarakat yang berada disekitar pabrik.
Aktivitas produksi pabrik semen mengahasilkan limbah, emisi debu, pencemaran
air, pencemaran udara dan lainlain yang akan berdampak pada kesehatan. Salah satu
keluhan masyarakat dari banyaknya debu yang bertebaran adalah gatal-gatal pada
kulit.

E. Kasus Eksternalitas Produksi Positif


Eksternalitas positif terjadi saat kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau
kelompok memberikan manfaat pada individu atau kelompok lainnya (Sankar, 2008).
Dari analisis data yang diperoleh dilapangan dengan metode wawancara dan
pengumpulan data sekunder serta literatur yang mendukung penelitian maka
didapatkan dampak eksternalitas positif pada pabrik semen PT Semen Tonasa yakni:
1. Terbukanya Lapangan Kerja untuk Masyarakat Lokal
Tanggung jawab perusahaan tidak hanya pada kerusakan alam, tetapi juga pada
masyarakat. Salah satunya adalah kesejahteraan masyarakat. Upaya perusahaan
dalam sektor ini adalah dengan memberdayakan masyarakat setempat untuk bekerja
pada perusahaan, baik pada kantor maupun pada pabrik. Upaya ini tentu saja
diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat. Akan tetapi tentu
saja perusahaanpun memiliki batas jumlah pekerja ataupun kualifikasi tertentu
untuk dapat dipekerjakan. Misalnya untuk menjadi staf kantor, harus memiliki
ijazah Sekolah Menengah Atas (SMA), maka masyarakat yang tidak memiliki itu
secara otomatis tidak akan terserap. Begitupun dengan buruh pabrik perusahaan
memiliki kuota untuk setiap devisi kerjanya. Hal ini menyebabkan tidak semua
masyarakat dapat terserap menjadi tenaga kerja. Ketidakmerataan ini berpotensi
menimbulkan konflik horizontal pada masyarakat. Kecemburuan sosial tentu saja
menjadi hal yang sulit untuk dihindari.

10
2. Pembangunan Infrastruktur
Infrastruktur dalam kamus besar bahasa Indonesia infrastruktur dapat diartikan
sebagai sarana dan prasarana umum. Familoni (2004) menyebut infrastruktur
sebagai basic essential service dalam proses pembangunan. Definisi lainnya
mengenai infrasruktur, yaitu bahwa infrastruktur mengacu pada fasilitas kapital
fisik dan termasuk pula kerangka kerja organisasional, pengetahuan dan teknologi,
yang penting untuk organisasi masyarakat dan pembangunan ekonomi mereka.
Infrastruktur meliputi undang-undang, sistem pendidikan dan kesehatan publik;
sistem disribusi dan perawatan air; pengumpulan sampah dan limbah, pengolahan
pembuangannya; sistem kesalamatan publik, seperti pemadam kebakaran dan
keamanan; sistem komunikasi, sistem transportasi dan utilitas publik. (Tatom,
1993). Salah satu dampak eksternalitas PT. Semen Tonasa adalah pembangunan
infrastruktur di wilayah sekitar pabrik semen. Seperti jalan raya, jalan tani tempat
pembuangan sampah dan lain-lain. Infrastruktur jalan raya dimaksudkan agar
proses aktivitas pabrik semen berjalan dengan baik guna untuk mengangkut baik
bahan baku maupun barang jadi yang siap didistribusikan kepemasaran.
Pembangunan jalan raya ini memberikan eksternalitas positif kepada masyarakat
wilayah terdekat PT. Semen Tonasa dengan ikut juga memanfaatkan jalan tersebut.
3. Tersedianya Pelayanan Kesehatan Gratis
Salah satu dampak eksternalitas positif dari PT semen Tonasa adalah adanya
fasilitas kesehatan gratis yang disediakan khusus wilayah lingkaran satu oleh pihak
PT Semen Tonasa. Meskipun hanya beberapa masyarakat yang menggunakan
fasilitas kesehatan itu dengan berbagai alasan bahkan masih ada masyarakat yang
tidak mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan itu.
4. Permberdayaan Masyarakat
Salah satu dampak ekternalitas positif PT Semen Tonasa terhadap lingkungan
sekitar adalah pemberdayaan masyarakat sekitar seperti pelatihanpelatihan
pengasahan keterampilan itu tercermin dari implementasi tanggung jawab
perusahaan
5. Bantuan Penampungan Air (sumur dan bak air)
Rata-rata wilayah lingkaran satu PT semen Tonasa merupakan daerah yang
kekurangan air pada musim kemarau sekalipun daerah-daerah itu dekat dengan
kawasan karst sementara salah satu manfaat ekosistem karst adalah menyimpan
cadangan air yang secara bertahap disalurkan ke tempat lain (KLH 2009). Namun

11
masyarakat sekitar hanya mengandalkan air sumur sebagai sumber air bersih untuk
memenuhi kebutuhan air sehari-hari. Pada musim kemarau volume debit air
disumur berkurang bahkan mengalami kekeringan. Itulah sebabnya bantuan bak air
dan sumur diadakan. Seperti pengakuan WAD dalam wawancara yang dicantumkan
diatas bahwa salah satu bentuk implementasi anggaran tanggung jawab sosial
perusahaan adalah pengadaan barang salah satunya berupa bak air.
6. Masyarakat Menjadi Lebih Modern
Kehadiran sebuah industri di wialyah tertentu akan memberikan dampak sosial bagi
masyarakat sekitarnya. Begitu pun dengan industri pabrik semen PT Semen Tonasa
memberikan dampak sosial bagi masyarakat sekitar. PT Semen Tonasa memiliki
karyawan dari berbagai daerah di Indonesia dan sebagian besar menetap di daerah
sekitar pabrik dan kantor perusahaan. PT Semen Tonasa memiliki perumahan atau
pemukiman sendiri yang diperuntuhkan untuk karyawannya. Tidak jarang
masyarakat lokal bersosialisasi dengan 80 masyarakat pendatang karyawan PT
Semen Tonasa dari latar belakang yang berbeda seperti tingkat pendidikan, suku,
agama dan lain-lain mengharuskan kedua masyarakat saling terbuka satu sama lain.
Percampuran kebudayaan ini menghasilkan masyarakat lokal lebih modern,
mengikuti gaya hidup pendatang seperti penggunaan teknologi, kesadaran
pendidikan, kesadaran kesehatan. Meskipun mendatangkan persoalan lain seperti
budaya konsumerisme namun dari adanya percampuran masyarakat ini
memberikan pengaruh positif kepada masyarakat lokal memiliki pandangan lebih
modern.

F. Kasus Eksternalitas Konsumsi Negatif


Eksternalitas negatif adalah bentuk kegagalan pasar, yang berarti bahwa pasar
tidak mampu mencapai keseimbangan yang efisien dimana ketika total benefit
transportasi pribadi dimaksimalkan sehingga tidak ada cara untuk meningkatkan
manfaat pengguna jalan tanpa mengurangi benefit penguna jalan lainnya. Biaya
eksternalitas pada masyarakat umumnya tidak tercemin dalam harga pasar saat ini di
sektor transportasi (Maibach et al, 2008) Eksternalitas negatif yang ditimbulkan dari
peningkatan transportasi pribadi adalah penurunan kualitas kehidupan seperti
terganggu tingkat kesehatan masyarakat karena masyarakat yang tinggal didaerah
perkotaan sering terkena polusi udara sehingga mengakibatkan kesehatan masyarakat

12
menurun, dengan menurunnya kesehatan masyarakat menyebabkan produktivitas
menurun sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat.
Padatnya transportasi prbadi yang berada di Kabupaten/Kota di Provinsi Aceh
menyebabkan meningkatnya pencemaran udara yang bersumber dari asap kendaraan
bermotor dan memicu terjadinya eksternalitas sehingga menyebabkan kerusakan
lingkungan yang berakibat pada gangguan kesehatan manusia. Pertambahan penduduk
yang tinggi menjadi salah satu faktor penyumbang eksternalitas di wilayah Kota Banda
Aceh. Tingginya permintaan akan transportasi pribadi di Kota Banda Aceh, disebabkan
oleh beberapa hal, yaitu banyaknya perusahaan yang memberikan kredit sepeda motor
dan mobil dengan fasilitas yang murah sehingga menyebabkan meningkatnya jumlah
transportasi pribadi. Bertambahnya jumlah transportasi pribadi dan lambatnya program
pelebaran jalan di Banda Aceh mengakibatkan banyak orang yang mengalami
kecelakaan lalu lintas.
Eksternalitas juga meningkatkan korban kecelakaan lalu lintas yang disebakan
karena tingginya jumlah transportasi pribadi tidak sebanding dengan luas jalan
sehingga menyebabkan masyarakat harus mengeluarkan biaya yang besar,
meningkatnya tekanan kejiwaan akibat kemacetan sehingga bisa mengakibatkan
tingginya tingkat stress, penurunan kondisi tubuh karena lebih banyak di kendaraan
sehingga dapat menurunya produktivitas dan yang paling parah yaitu pencemaran udara
yang akan mengakibatkan gangguan kesehatan pada manusia.
Eksternalitas negatif yang sering dirasakan oleh warga Kota Banda Aceh ada
lima kategori jenis biaya yaitu kategori pertama adalah eksternalitas kemacetan dapat
diliihat segi menguras waktu, menggurangi jam kerja/belajar, mengurangi pendapatan,
membuat stress dan menghabiskan biaya bahan bakar minyak. Kategori kedua yaitu
kecelakaan dapat dilihat dari berapa banyak orang yang menggunakan kendaraan
pribadi mengalami kecelakaan. Kategori ketiga yaitu jenis biaya kesehatan dapat dilihat
berapa banyak orang yang mengalami sakit akibat kecelakaan dan dampak polusi.
Kategori keempat yaitu jenis biaya sosial dan kategori kelima yaitu jenis biaya lainya.

G. Kasus Eksternalitas Konsumsi Positif


Eksternalitas positif adalah apabila dampak dari suatu tindakan terhadap orang
lain yang tidak memberikan kompensasi menguntungkan. Tindakan seseorang yang
memberikan manfaat kepada orang lain. Jika kegiatan dari beberapa orang
menghasilkan manfaat bagi orang lain dan orang yang menerima manfaat tersebut tidak

13
membayar atau memberikan harga atas manfaat tersebut maka nilai sebenarnya dari
kegiatan tersebut tidak tercermin dalam kegiatan pasar.
Misalnya pemain piano memainkan piano keras-keras dan didengarkan oleh
tetangganya yang senang akan permainan piano, hal ini didikatakan menimbulkan
eksternalitas positif karena bermain piano tidak bermaksud menyenangkan tetangganya
itu tetapi tetangganya mendapatkan kenikmatan tanpa harus membanyar apapun ke
pemain piano. Dikatakan bahwa si pemain piano menimbulkan eksternalitas oleh
karena tindakannya mempengaruhi tetangga yang mendengar, dan tidak menerima
kompensasi atau tidak menerima pembayaran dari tetangga yang menikmati permainan
piano serta tidak menerima kompensasi atau member pembayaran kepada tetangga
yang merasa terganggu oleh permainan pianonya.
Contoh lainnya seperti para generasi muda yang sedang menempuh pendidikan.
Pendidikan disini merupakan salah satu contoh eksternalitas positif. Misalnya
mahasiswa yang sedang mengenyam pendidikan belajar dengan baik dan akhirnya lulus
dengan kemampuan yang luar biasa. Sehingga sang mahasiswa tersebut dapat bekerja
dengan baik. Ataubahkan Mahasiswa tersebut dapat membuka usahanya sendiri dari
kemampuan yang dia dapatkan selama menempuh pendidikan dan akhirnya dapat
merekrut karyawan untuk bekerja bersama dirinya. Karyawan yang di rekrut ini dapat
merasakan eksternalitas positif dari pendidikan yang di kenyam oleh sang mahasiswa.

H. Jenis – Jenis Eksternalitas


Setiap kegiatan ekonomi akan mendatangkan pengaruh pada lingkungan sekitar
dengan dampak besar, kecil, negatif, ataupun positif. Eksternalitas menurut Pigou
adalah apabila salah satu pelaku dalam ekonomi mempengaruhi tingkat kepuasan
(fungsi utilitas) pihak lain, tanpa disertai kompensasi atau pengganti akibat-akibat yang
ditimbulkannya (Kresna M., dkk., 2014). Sedangkan menurut Khusaini M. (2006)
eksternalitas adalah apabila seseorang melakukan suatu kegiatan dan menimbulkan
dampak terhadap kondisi atau kesejahteraan orang/pihak lain.
Macam-macam eksternalitas ditinjau dari segi dampaknya dibagi menjadi dua yaitu:
1. Eksternalitas positif
Eksternalitas positif adalah tindakan seseorang yang memberikan manfaat bagi
orang lain, tetapi manfaat tersebut tidak dialokasikan di dalam pasar. Jika kegiatan dari
beberapa orang menghasilkan manfaat bagi orang lain dan orang yang menerima

14
manfaat tersebut tidak membayar atau memberikan harga atas manfaat tersebut maka
nilai sebenarnya dari kegiatan tersebut tidak tercermin dalam kegiatan pasar.
Contohnya adalah ada sebuah keluarga yang memperbaiki rumahnya sehingga
keluarga tersebut membuat keseluruhan lingkungan sekitar menjadi bagus sehingga
menghasilkan keuntungan eksternal kepada para tetangga. Manfaatnya adalah
lingkungan mereka sekarang menjadi lebih menyenangkan, selain itu tetangga juga
mungkin bisa mendapat keuntungan financial dari keluarga yang memperbaiki
rumahnya tersebut. Dilingkungan yang bagus sebuah rumah akan lebuh laku dijual
daripada di lingkungan yang kumuh sehingga manfaat eksternal dapat berubah menjadi
keuntungan finansial bagi penerima eksternalitas.
Karena eksternalitas positif, memungkinkan terlalu sedikitnya renovasi dan
pemeliharaan akan terjadi di lingkungan, sehingga mungkin optimal untuk melakukan
sejumlah besar renovasi di lingkungan, tetapi tidak ada yang bersedia untuk mengambil
langkah pertama. Di lingkungan kumuh, semua keluarga mungkin bersedia untuk
memperbaiki rumah mereka jika semua tetangga mereka akan memperbaiki rumah
mereka juga. Tapi tidak ada yang mau menginvestasikan banyak uang untuk
memperbaiki rumah di lingkungan kumuh, sehingga mereka yang ingin rumah lebih
bagus akan cenderung pindah ke lingkungan yang lebih bagus daripada berinvestasi
dalam meningkatkan rumah mereka di daerah kumuh. Akhirnya seluruh lingkungan
dapat memburuk karena tidak ada yang memiliki insentif untuk melakukan perbaikan.
Contoh eksternalitas positif adalah ketika si A memainkan musik sambil bernyanyi dan
si B sedang galau. Ketika si B mendengarkan si A memainkan musik sambil bernyanyi,
kegalauan si B menjadi hilang karena si B menikmati alunan simponi yang indah yang
di mainkan si A.

15
Penjelasan: Mula-mula perusahaan memproduksi output sebesar Qa dengan harga
sebesar Pa maka kurva permintaannya ada disepanjang kurva D. Karena adanya
eksternal benefit maka perusahaan meningkatkan produksi outputnya menjadi Q* dan
menaikkan harga menjadi P* maka kurva permintaan pun berubah bergeser ke kanan
atas disepanjang D+E
2. Eksternalitas negatif
Eksternalitas negatif adalah biaya yang dikenakan pada orang lain di luar sistem
pasar sebagai produk dari kegiatan produktif. Contoh dari eksternalitas negatif adalah
pencemaran lingkungan. Di daerah industri, pabrik-pabrik sering mencemari udara dari
produksi output, misalnya, dan orang-orang di sekitarnya harus menderita konsekuensi
negatif dari udara yang tercemar meskipun mereka tidak ada hubungannya dengan
memproduksi polusi.
Ketika suatu perusahaan tidak harus membayar harga untuk menggunakan
sampai udara bersih, menggunakan terlalu banyak, sehingga polusi udara yang
berlebihan. Perusahaan menggunakan udara bersih terlalu banyak karena perusahaan
tidak harus membayar untuk sumber daya yang digunakan. Salah satu solusi yang jelas
untuk masalah ini adalah dengan mewajibkan perusahaan untuk membayar harga sama
dengan biaya kesempatan dari polusi itu yang menyebabkan, hanya karena harus
membayar biaya kesempatan di pasar untuk semua input lainnya ke proses produksinya.
Agen-agen ekonomi harus memperhatikan biaya kesempatan dari tindakan mereka bagi
mereka untuk memiliki insentif untuk mengalokasikan sumber daya secara efisien.
Sistem harga memaksa akuntabilitas ini dengan mengharuskan agen-agen ekonomi
untuk membayar biaya kesempatan dari sumber daya yang mereka gunakan. Karena
sumber daya yang dialokasikan secara internal ke pasar, harga pasar umumnya
mencerminkan biaya kesempatan dari barang dan jasa.
Contoh eksternalitas negatif adalah ketika seseorang merokok dan orang yang
berada disampingnya mencium asap rokok tersebut. Itu berarti orang yang mencium
asap rokok tersebut menerima dampak negatif atau dengan kata lain dirugikan karena
tindakan orang yang merokok tersebut.

16
Penjelasan: Gambar diatas menunjukkan kurva permintaan dan kurva penawaran dalam
suatu industry yang dalam proses produksinya menghasilkan biaya eksternalitas bagi
orang lain. Mula-mula industry tersebut memproduksi output sebesar Qa dengan harga
sebesar Pa maka kurva penawarannya sepanjang kurva S. Dengan adanya biaya
eksternalitas yaitu diwajibkannya membayar pajak oleh pemerintah untuk setiap
eksternalitas yang ditimbulkan maka, industry tersebut mengurangi produksi outputnya
menjadi Q* dan menaikkan harga yang mula-mula sebesar Pa sekarang harga outputnya
menjadi P*. Oleh karena itu kurva penawarannya bergeser ke kiri atas di sepanjang
kurva S+E.
Sedangkan macam-macam eksternalitas jika ditinjau dari segi pihak-pihak yang
melakukan dan pihak yang menerima akibat dari eksternalitas dapat dibagi menjadi
empat yaitu:
1. Eksternalitas produsen terhadap produsen
Eksternalitas produsen terhadap produsen terjadi ketika output dan input yang
digunakan oleh suatu perusahaan mempengaruhi output dan input yang digunakan oleh
perusahaan lain. Contoh eksternalitas produsen terhadap produsen adalah produksi
output perusahaan hulu sungai mencemari air di hilir sungai sehingga menghancurkan
sumber daya perikanan dan mempengaruhi industry perikanan. Selain itu contoh
lainnya adalah di negara berkembang pengoperasian hotel dekat pantai dapat
menyebabkan pencemaran sumber daya laut, sehingga merusak industry perikanan
serta keindahan pemandangan bawah air.
2. Eksternalitas produsen terhadap konsumen
Dalam kasus eksternalitas produsen terhadap konsumen eksternalitas terjadi
ketika fungsi utilitas konsumen tergantung pada output dari produsen. Jenis
eksternalitas terjadi dalam kasus polusi suara oleh pesawat udara, dan efek dari emisi

17
pabrik. Contoh lain yang sering terjadi adalah suatu pabrik yang mengeluarkan asap
proses produksinya, akan menyebabkan polusi udara. Udara kotor tersebut akan dihirup
oleh masyarakat yang bertempat tinggal disekitar pabrik. Hal ini menyebabkan utilitas
masyarakat tersebut untuk tinggal disekitar pabrik menjadi turun karena pabrik tidak
memberikan ganti rugi apapun kepada masyarakat
3. Eksternalitas konsumen terhadap produsen
Jenis eksternalitas konsumen terhadap produsen jarang terjadi didalam praktek.
Eksternalitas konsumen terhadap produsen meliputi efek dari kegiatan konsumen
terhadap output perusahaan. Contoh eksternalitas konsumen terhadap produsen, ketika
ibu-ibu menyuci baju di sungai menggunakan detergen pasti sisa air detergen dibuang
ke dalam sungai. Hal ini bisa menyebabkan polusi sungai sehingga misalnya ada pabrik
es yang sangat bergantung pada air sungai untuk menjalankan produksinya, tentu sangat
dirugikan karena dia harus mengeluarkan dana untuk membersihkan air sungai yang
sudah tercemar air detergen.”
4. Eksternalitas konsumen terhadap konsumen
Eksternalitas konsumen terhadap konsumen terjadi ketika kegiatan suatu
konsumen mempengaruhi utilitas konsumen lain. Contohnya orang yang mengendarai
motor dapat menyebabkan orang yang disekitarnya menjadi sesak napas begitu juga
dengan orang yang merokok yang akan mengganggu orang-orang yang ada
disekitarnya. Dan contoh lainnya adalah timbulnya rasa iri jika teman kita punya
barang-barang baru.
Jenis-jenis eksternalitas yang lainnya adalah:
1. Eksternalitas uang/Pecuniary externalities
Menurut Dagupta dan Pearce, eksternalitas berupa uang merujuk pada pengaruh
produksi atau utilitas pada pihak ketiga karena perubahan permintaan. Eksternalitas
negatif berupa uang dapat terjadi ketika peningkatan produksi suatu industri
menyebabkan peningkatan harga input yang digunakan oleh industri lain. Eksternalitas
berupa uang juga mempengaruhi penawaran pasar dan kondisi permintaan. Intinya
eksternalitas uang hanya mempengaruhi harga tanpa mempengaruhi kemungkinan
teknis produksi atau komsumsi.
2. Eksternalitas teknikal/Technical Eksternalities
Eksternalitas teknikal mengacu pada efek dimana fungsi produksi atau fungsi
utilitas terpengaruh. Eksternalitas teknikal mengacu pada eksternalitas yang secara
langsung mempengaruhi produksi perusahaan dalam fungsi utilitas individu. Jadi

18
eksternalitas teknikal adalah tindakan seseorang dalam konsumsi maupun produksi
akan mempengaruhi tindakan konsumsi atau produksi orang lain tanpa adanya
konpensasi.
Jenis-jenis eksternalitas menurut Jhon F.Due dan Ann Fredlaender yaitu :
1. Eksternalitas konsumsi, terjadi apabila kemakmuran dari suatu orang dipengaruhi oleh
pola-pola konsumsi orang lain.
2. Eksternalitas produksi terjadi apabila keluaran atau (output) suatu perusahaan juga
bersifat sebagai masukan (input) bagi fungsi produksi perusahaan orang lain.
3. Eksternalitas keuangan timbulnya karena adanya ketergantungan dari hubungan-
hubungan produksi yang terdapat di setiap perekonomian.
4. Eksternalitas teknologi terjadi apabila produsen dari suatu kegiatan tertentu tidak dapat
membuat semua keuntungan menjadi kenyataan atau tidak dipaksakan untuk memikul
semua biaya yang ditimbulkan akibat dari kegiatan yang diderita oleh perusahaan-
perusahaan lain atau anggota-anggota masyarakat, sehingga timbul keuntungan atau
kerugian eksternal.

I. Eksternalitas Produsen – Produsen


Eksternalitas produsen terhadap produsen terjadi ketika output dan input yang
digunakan oleh suatu perusahaan mempengaruhi output dan input yang digunakan oleh
perusahaan lain. Contoh eksternalitas produsen terhadap produsen adalah produksi
output perusahaan hulu sungai mencemari air di hilir sungai sehingga menghancurkan
sumber daya perikanan dan mempengaruhi industry perikanan. Selain itu contoh
lainnya adalah di negara berkembang pengoperasian hotel dekat pantai dapat
menyebabkan pencemaran sumber daya laut, sehingga merusak industry perikanan
serta keindahan pemandangan bawah air.

J. Eksternalitas Produsen – Konsumen


Dalam kasus eksternalitas produsen terhadap konsumen eksternalitas terjadi
ketika fungsi utilitas konsumen tergantung pada output dari produsen. Jenis
eksternalitas terjadi dalam kasus polusi suara oleh pesawat udara, dan efek dari emisi
pabrik. Contoh lain yang sering terjadi adalah suatu pabrik yang mengeluarkan asap
proses produksinya, akan menyebabkan polusi udara. Udara kotor tersebut akan dihirup
oleh masyarakat yang bertempat tinggal disekitar pabrik. Hal ini menyebabkan utilitas

19
masyarakat tersebut untuk tinggal disekitar pabrik menjadi turun karena pabrik tidak
memberikan ganti rugi apapun kepada masyarakat.

K. Eksternalitas Konsumen – Produsen


Analisis produsen sampai konsumen eksternalitas adalah kebalikan dari analisis
eksternalitas produsen-produsen. Jika aktivitas konsumen mempengaruhi perusahaan,
maka ketika biaya keuntugan yang didapat marjinal akan diperoleh masyarakat dengan
(keuntungan marjinal nilai tambah hasil keuntugan produk marjinal yang perusahaan
dipengaruhi oleh eksternalitas), penggunaan sumber daya ekonomi yang terbaik akan
terjadi. Marginal dari keuntungan ditambah dengan konsumen juga marginal produksi
dalam kerja sama perusahaan yang berkaitan dengan Eksternalitas (Umawa desy
Hidayatun Nisa)

L. Eksternalitas Konsumen – Konsumen


Konsumen yang tidak akan pernah merasakan kepuasan dalam utilitas yang
bersumber dari lingkungannya sendiri. Kurangnya perhatian dan tidak akan ikut untuk
besaing dalam pembangunan suatu usaha. Karena diketahui bahwa semakin
berkurangnya sumber daya manusia maka akan semakin menurunya aturan yang akan
terlibatkan sebelumnya. Ekonomi ini akan bisa meningkat apabila adanya suatu ide dan
pokok yang pernah berjalan sebelumnya sehingga mampu untuk dikembangkan
kembali yang pernah menurun. Eksternalitas konsumen-konsumen ini tidak banyak
mendapat perhatian dari para ahli ekonomi lingkungan karena tidak ada pengaruh yan
nyata dalam perekonomian. Eksternalitas konsumen-konsumen dapat dibedakan
dampaknya antara dampak fisik dan dampak kejiwaan (psyhic) (Khaerul Anwar)

M. Cara Memperbaiki Alokasi Sumber – Sumber Ekonomi


1. Teorema Coase
Dari pemaparan diatas dapat dipahami bahwa adanya eksternalitas
menimbulkan alokasi sumber – sember ekonomi yang didasarkan pada pertimbangan –
pertimbangan individu pihak yang melakukan suatu aktivitas menjadi tidak efisien. Hal
ini disebabkan karena perhitungan untung – rugi oleh individu dilakukan tanpa
menghiraukan dampak dari tindakannya terhadap orang lain atau masyarakat secara
keseluruhan. Coase mengemukakan bahwa masalah eksternalitas timbul karena tidak
jelasnya hak atas pemilikan suatu barang. Misalnya ada pabrik semen yang membuang

20
limbahnya ke sungai sedangkan di sebelah hilir sungai ada pabrik es yang
menggunakan air sungai untuk membuat es. Tindakan pabrik semen tersebut harus
membuat pabrik es mengeluarkan biaya tambahan yang besarnya tergantung tingkat
pencemaran air. Mengapa pabrik semen membuang limbahnya ke sungai? Ini
disebabkan karena ketidakjelasan mengenai siapa yang berhak atas aliran sungai
sehingga semua orang akan menganggap bahwa aliran sungai merupakan barang umum
yang dapat dilakukan apapun terhadapnya. Menurut Coase, apabila pabrik es diberi hak
milik atas aliran sungai maka pabrik es dapat menuntut pabrik semen membayar
tindakannya. Pembayaran tersebut akan masuk ke dalam kalkulasi harga semen
sehingga pabrik semen mempunyai insentif untuk tidak menimbulkan polusi terlalu
banyak.
2. Pajak pigovian
Pemerintah dapat memecahkan alokasi sumber yang lebih efisien dengan
mengenakan pajak kepada pihak menyebab polusi dimana pajak tersebut merupakan
pajak per-unit. Pajak yang khusus diterapkan untuk mengoreksi dampak dari suatu
eksternalitas negatif ini lazim disebut sebagai Pajak Pigovian (pigovian tax). Ini diambil
dari nama ekonom pertama yang merumuskan dan menganjurkan yakni Arthur Pigou
(1877-1959). Kebijakan ini diberlakukan untuk setiap ton limbah yang dibuang oleh
pabrik. Misalnya antara pabrik kertas dan pabrik baja, pemerintah menerapkan setiap
ton limbah yang mereka buang. Besar kemungkinan salah satu pabrik (misalnya
pabrikkertas), lebih mampu (biayanya lebih murah) untuk menurunkan polusi
dibandingkan pabrik baja. Jika keduanya dipaksa menurunkan polusi sama rata, maka
operasi pabrik baja akan terganggu. Namun melalui penerapan pajak, maka pabrik
kertas akan segera mengurangi polusinya karena hal itu lebih murah dan dan lebih
mudah dilakukan daripada membayar pajak. Sedangkan pabrik baja yang biaya
penurunan polusinya lebih mahal akan memilih membayar pajak saja sehingga tidak
akan menimbulkan inefisiensi bagi pabrik baja. Pada dasarnya, Pajak Pigovian secara
langsung menetapkan harga atas hak berpolusi. Tidak seperti pajak lainnya, pajak
khusus penanganan eksternalitas ini diperkirakan mampu mengoreksi insentif ditengah
adanya eksternalitas. Disamping itu akan mendorong alokasi sumber daya mendekati
titik optimum sosial. Jadi selain menjadi pendapatan pemerintah, pajak ini bisa
meningkatkan efisiensi ekonomi.
3. Subsidi

21
Cara lain meningkatkan efisiensi penggunakan faktor – faktor produksi
karenaadanya eksternalitas adalah dengan pemberian subsidi kepada pabrik. Pada
pabrik yang menimbulkan eksternalitas negatif, subsidi diberikan atas setiap unit
barang produksi yang dikurangi produksinya. Apabila pabrik tidak mau mengurangi
barang produksi, maka setiap unit barang produksi berarti pabrik akan kehilangan
subsidi dari pemerintah. Sehingga biaya oportunitas pabrik adalah biaya marginal
ditambah subsidi yang hilang. Biaya oportunitas tersebut lebih besar dari
penerimaannya, sehingga perusahaan akan mengurangi produksinya. Pada pabrik yang
menimbulkan eksternalitas positif, pemerintah dapat memberikan subsidi agar
pengusaha terdorong memproduksi barangnya lebih banyak.
4. Pemberian Hak Polusi Melalui Lelang
Perusahaan atau pabrik yang bersedia membayar paling banyak akan diberihak
polusi pada tingkat polusi yang optimum. Keuntungan dari cara ini adalah mudah
dipraktekkan dalam kehidupan sehari – hari. Selain itu akan tercapai distribusi dari hak
polusi yang optimal diantara para pengusaha. Dalam arti, pabrik yang mendapat
keuntungan terbesar dalam berproduksi dan menimbulkan polusi adalah pabrik yang
paling berhak dalam melakukan polusi. Tapi cara ini akan menampakkan ciri kapitalis
suatu perekonomian.
5. Peraturan Untuk Mengatasi Eksternalitas
Pemerintah juga dapat mengeluarkan peraturan bagi pabrik untuk mengurangi
polusi dalam jumlah tertentu, atau akan dihukum apabila melakukan pelanggaran.
Kelamahan cara ini untuk meningkatkan efisiensi pengguna sumber – sumber ekonomi
ialah justru timbulnya inefisiensi apabila terdapat dua pabrik yangmenimbulkan polusi.
Misalnya pabrik baja dan kertas, jika pemerintah mewajibkan pabrik
mengurangi polusi pada tingkat tertentu dan jika setiap pabrik diwajibkan mengurangi
polusi dalam jumlah yang sama sedangkan penurunan sama rata bukanlah cara
termurah dalam menurunkan polusi. Ini dikarenakan kapasitas berproduksi dan
berpolusi setiap pabrik berbeda – beda. Mungkin bagi pabrik kertas penurunan polusi
lebih murah jika dilakukan namun tidak bagi pabrik baja yang justru biayanya lebih
mahal sehingga akan menghambat jalannya proses produksi.

22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Eksternalitas hadir setiap kali kesejahteraan beberapa agen ekonomi yang
secara langsung dipengaruhi oleh tindakan agen lain baik konsumen ataupun produsen
di dalam perekonomian. Istilah eksternalitas merujuk pada suatu kegiatan produksi
ataupun konsumsi suatu barang yang dapat menghasilkan manfaat atau biaya yang
belum tercakup pada perhitungan proses produksi maupun konsumsi dari barang
tersebut.
Ada banyak macam-macam dari eksternalitas ada yang ditinjau dari segi
dampaknya, ada juga yang ditinjau dari segi pihak-pihak yang melakukan dan pihak
yang menerima akibat dari eksternalitas dan macam-macam yang lainnya adalah
eksternalitas uang dan eksternalitas teknikal.
Ditinjau dari segi dampak yang ditimbulkan eksternalitas ada dua yaitu
eksternalitas positif dan eksternalitas negative. Ditinjau dari segi pihak-pihak yang
melakukan dan pihak yang menerima akibat dari eksternalitas ada empat yaitu
eksternalitas produsen terhadap produsen. eksternalitas produsen terhadap konsumen,
eksternalitas konsumen terhadap produsen dan yang terakhir eksternalitas konsumen
terhadap konsumen.

B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di
atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya
penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan menggunakan
pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca.

23
DAFTAR PUSTAKA

Alam, Syamsul. (2017). Analisis Komparatif Dampak Eksternalitas Positif dan Negatif pada
PT Semen Tonasa. Universitas Hasanuddin Makassar.
Azmi, Moch Faisal & Bondan Satriawan. (2021). Eksternalitas Kegiatan Produksi Coklat di
Kecamatan Manyar. Buletin Ekonomika Pembangunan. Vol.2 No.1 Hlmn 67 – 78.
Deswati, Rismutia Hayu & Vid Adrison. (2019). Eksternalitas Produksi Keramba Jaring Apung
Waduk Jatiluhur. JIEP. Vol.19 No.1 Hlmn 47 – 60.
Fauzi, Akhmad. 2006. Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan. Jakarta: PT
GramediaPustaka Utama
Harish, M & Diana Sapha A.H. (2019). Eksternalitas Negatif Penggunaan Transportasi Pribadi
di Kota Banda Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa. Vol.4 No.1 Hlmn 19 – 28.
Khaerul Anwar. “ANALISIS EKSTERNALITAS PETERNAKAN AYAM PETELUR
TERHADAP MASYARAKAT DI DESA PADAKKALAWA KECAMATAN
MATTIRO BULU KABUPATEN PINRANG.” Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar, vol. 1, no. maret, 2022, pp. 30–35.
Madnasir, dkk. Analisis Eksternalitas Peternakan Ayam terhadap Pendapatan Masyarakat
dalam Perspektif Ekonomi Islam. Islamic Economics Journal. Vol.1 No.1 Hlmn 1 – 23.
Mangkoesoebroto, Guritno. 2010. Ekonomi Publik. Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta .
Mongabai. 2013. Berita. (Online). http://id.berita.yahoo.com/ribuan-orang-di-aceh-
terpaparmerkuri-212548729.html
Oktabriani, Eriska Nur. (2018). Dampak Eksternalitas Industri Pengolahan Karet terhadap
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat dalam Perspektif Ekonomi Islam. Universitas
Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Prasetyia, Ferry. Teori Eksternalitas. Universitas Brawijaya.
Reksohadiprodjo, Sukanto. 2001. Ekonomika Publik.Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Samuelson, Paul.A. dan William, D. Nordhaus. 1993. Ekonomi. Edisi ke Dua Belas, Jakarta:
Erlangga.
Suciadi, Muhammad, dkk. (2020). Eksternalitas Positif Tambang Batubara terhadap
Kesejahteraan Sosial Ekonomi Masyarakat di Kabupaten Kutai Kertanegara. Jurnal
Ilmiah Dinamika Sosial. Vol.4 No.2 Hlmn 267 – 285.
Suparmoko. 2002. Ekonomi Publik untuk Keuangan dan Pembangunan Daerah. Edisi
Pertama,Yogyakarta: Andi.

24
Umawa desy hidayatun Nisa. ANALISIS EKSTERNALITAS PETERNAKAN AYAM
POTONG DI DESA SINGGAHAN KECAMATAN PULUNG KABUPATEN
PONOROGO. 2021, p. 30.
https://jendelaguru.com/faktor-penyebab-eksternalitas-dalam-ekonomi/
https://insanpelajar.com/eksternalitas/
http://www.ejournal.radenintan.ac.id/index.php/salam/article/viewFile/7022/pdf

25

Anda mungkin juga menyukai