Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP SEKTOR PUBLIK DI INDONESIA

Disusun Oleh Kelompok 2, ES-1:

Rabiatul Adawiyah Matondang (1940200019)

Layla Abdi Hutagalung (1940200043)

Dosen Pengampu:

Indah Permatasari Siregar, M. Si.

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PADANGSIDIMPUAN
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT., karena berkat hidayah
dan taufik-Nya kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah kami yang
berjudul “KONSEP SEKTOR PUBLIK DI INDONESIA”.

Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah “EKONOMI


PUBLIK” yang dibimbing oleh ibu Indah Permatasari Siregar, M. Si. .
Makalah ini diharapkan bisa menambah wawasan dan dapat memberikan manfaat
dalam dunia Pendidikan.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, serta masih
banyak kesalahan dan kekukarangannya. Oleh karena itu kritik dan saran dari
semua yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Dan mudah-mudahan makalah ini dapat mendorong kita untuk lebih
giat dalam proses menimbah ilmu sebaik-baiknya. Aamiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

Padangsidimpuan, 1 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah........................................................................


B. Rumusan masalah.................................................................................
C. Tujuan...................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sektor Publik......................................................................


B. Komponen Sektor Publik......................................................................
C. Manajemen Sektor Publik.....................................................................
D. Pengukuran Kinerja Sektor Publik.......................................................
E. Sektor Publik Di Indonesia...................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sektor publik sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan
kepentingan umum dan penyedian barang atau jasa kepada publik yang dibayar
melalui pajak atau pendapatan Negara lain yang diatur dengan hukum. Contoh
sektor publik meliputi atas beberapa bidang yaitu: kesehatan, pendidikan,
keamanan, dan transportasi. Ruang lingkup sektor publik yang sangat luas
menyebabkan dalam pelnggarannya sering diserahkan kepasar, dengan regulasi
dan pengawasan tetap dipegang oleh pemerintah. Sehingga prkembangan sektor
publik mengalami berbagai perubahan yang terjadinya di bias sektor swasta.
Organisasi sektor publik non profit menjadi tidak tepat karena ada
organisasi sektor publik yang bertipe quasi yang bertujuan untuk mensejahterakan
masyarakat namun memiliki laba untuk keberlangsungan organisasi yang dapat
memberikan kontribusi pada pendapatan Negara atau suatu daerah.
Tantangan kompleksitas telah membuat penilaian kinerja di sektor publik
menjadi sulit dilakukan, padahal penilaian kinerja para unit organisasi merupakn
fungsi yang signifikan dalam mendorong organisasi untuk mencapai tujuannya
secara efektif. Performa individu sangat mempengaruhi arah organisasi, untuk itu
tanpa adanya penilaian kinerja anggota organisasi secara tepat dikhawatirkan
organisasi tidak akan berkembang.
Di Indonesia sendiri sektor publik menjadi salah satu tolak ukur bagi
keberhasilan pembangunan Negara. Indonesia sebagai Negara berkembang,
masih dalam proses pembangunan infrastruktur. Jika setiap fasilitas yang
dibutuhkan masyarakat dapat terpenuhi, ini berarti sektor publik telah berhasil dn
pemerintah mencapai tujuannya sesuai undang-undang dasar, yaitu kesejahteraan
bagi seluruh rakyat Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Sektor Publik?
2. Apa saja Komponen Sektor Publik?
3. Bagaimana Manajemen Dalam Sektor Publik?
4. Bagaimana Pengukuran Kinerja Sektor Publik?
5. Bagaimana Sektor Public Di Indonesia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Sektor Publik
2. Untuk mengetahui Komponen Sektor Publik
3. Untuk mengetahui Manajemen Dalam Sektor Publik
4. Untuk mengetahui Pengukuran Kinerja Sektor Publik
5. Untuk mengetahui Sektor Publik Di Indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sektor Publik


Secara sederhana sektor publik (public sector) dapat diartikan sebagai
sektor pelayanan yang menyediakan barang atau jasa untuk masyarakat dengan
sumber dana yang berasal dari pajak dan penerimaan negara lainnya, yang
kegiatannya diatur dengan ketentuan dan peraturan1.
Menurut Broadbent dan Guthrie (1992) sektor publik diidentifikasikan dari
segi kegiatan dan segi kepemilikan.
a. Jika dilihat dari segi kegiatan atau aktifitas, sektor publik adalah
seluruh kegiatan yang biayanya dibiyai oleh pemerintah , baik dari
hasil pemungutan pajak, hutang, maupun hasil penerimaan negara
lainnya.
b. Jika dilihat dari segi kepemilikan, sektor publik adalah segala
sesuatu yang dimiliki masyarakat umum, bukan dimiliki pemegang
saham atau kelompok2.

Dalam ilmu ekonomi sendiri sektor publik adalah sektor ekonomi yang
menyediakan berbagai layanan pemerintah kepada masyarakat, yang dimana
hasilnya adalah produk jasa berupa pelayanan publik dan produk barang berupa
barang publik. Dari sudut pandang ekonomi, barang publik (public goods) adalah
barang dan jasa yang diadakan oleh sektor publik (pemerintah) dalam memenuhi
kebutuhan masyarakat.

Barang publik (public goods) memerlukan penentuan jumlah dan harga


barang. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan keuntungan yang akan didapat
dan untuk meningkatkan efisiensi alokasi sumber daya ekonomi demi keadilan
distribusi pada sektor publik. Penentuan ini memerlukan beberapa proses yang
dapat terbilang panjang dan yang menjadi pengambil keputusan disini adalah
komisaris atau direksi perusahaan.
1
I Gusti Agung Rai, Audit Kinerja pada Sektor Publik, (Jakarta: Salemba Empat, 2008), hlm. 3-5.
2
Ibid.
Dalam penentuan harga barang pemerintah perlu memperhatikan harga
pokok atas barang publik tersebut. Tidak jarang pula proses ini memerlukan
kebijakan hukum karena setiap keputusan dari penentuan ini akan berdampak
pada kesejahteraan sosial suatu negara.

Dari beberapa defenisi tersebut dapat dikatakan bahwa sektor publik


adalah bukti timbal balik atas hak dan kewajiban, dimana baik individual ataupun
masyarakat umum untuk dapat menikmati dan mendapat pelayanan atas
kebutuhannya yang diberikan oleh pemerintah dengan syarat adanya kewajiban
seperti pajak atau penerimaan lain.

Dalam mekanismenya, produsen akan memproduksi barang atau jasa jika


konsumen membutuhkan barang tersebut. Sebagai timbal baliknya, produsen akan
mengharapkan adanya sumber daya efisien berupa laba. Terdapat pula konsumen
yang tidak mau membayar atau memenuhi kewajibannya, yang disebut dengan
free rider (penumpang gratis), yaitu seseorang yang menikmati barang publik
tetapi tidak bersedia membayar atau memenuhi kewajibannya. Contohnya sendiri
banyak terjadi dikalangan masyarakat, seperti beberapa orang yang tidak mau
membayar pajak padahal mereka telah menikmati fasilitas umum dari negara.

Istilah lain yang sering dijumpai dalam sektor publik adalah externalities.
Externalities adalah dampak dari kegiatan ekonomi yang dimana dampaknya tidak
direfleksikan dalam harga barang atau jasa yang diproduksi oleh kegiatan
tersebut3. Dampak yang dihadirkan disini dapat berupa dampak negative maupun
dampak positif. Contoh sederhananya adalah bentuk-bentuk usaha modern seperti
warnet dan café. Disini memberikan dampak positif yaitu terbukanya lapangan
kerja sedangkan dampak negatifnya adalah timbulnya kebiasaan-kebiasaan gaya
hidup kurang baik baik para remaja dan konsumen lainnya.

Faktor utama dari sektor publik adalah kedaulatan pemerintah dari negara
itu sendiri yang pada hakikatnya dikendalikan para politisi. Bagi pemerintah,
kedaulatan yang meluas secara internasional termasuk ekonominya merupakan
3
C.V. Brown dan P.M. Jackson, Publik Sektor Economics, (Oxford: Martin Robertson,1990), hlm.
26.
keberhasilan kedaulatan nasional bagi keseluruhan tingkat sosial. Pemerintah
sendiri terdiri atas legislatif, eksekutif, dan yudikatif serta lembaga dan
departemen-departemen.

Dalam memberikan pelanan-pelayan sektor publik, pemerintah tentunya


harus memiliki tata kelola yang baik. Tata kelola adalah bagaimana manajemen
memimpin setiap organisasi pemerintah dan bagaimana manajemen tersebut
bertanggung jawab kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola
organisasi tersebut4.

Dalam sektor publik sendiri yang menjadi manajemen disini adalah


pemerintah, dimana pemerintah bukan hanya berpikir secara hukum dan politik,
tetapi juga berpikir atas masing-masing organisasi pemerintah, seperti
departemen-departemen dibawah naungan pemerintah nasional. Ini berarti
pemerintah harus mampu mengendalikan lembaga-lembaga nasional hingga ke
tingkat daerah dalam pemenuhan sektor-sektor publik.

Tujuannya adalah dicapainya pemerataan sektor publik ke seluruh daerah


dari negara tersebut. Di Indonesia sendiri, pemerataan ini masih terus diupayakan
oleh pemerintah meski didalamnya terdapat kecacatan yang disebabkan oleh
beberapa pihak yang ingin mengambil keuntungan sendiri, seperti KKN yang
cukup marak terjadi di beberapa daerah di Indonesia.

B. Komponen Sektor Publik


Komponen yang dapat dikategorikan sebagai sektor publik sebenarnya
masih tidak jelas. Hal tentunya akan membawa dampak yang cukup berpengaruh
dari sisi audit dalam menentukan apakah intansi tersebut diaudit oleh lembaga
audit pemerintah atau Kantor Akuntan Publik (KAP).
GFS (Government Finance Statistics) Manual 2001 mengklasifikasikan
komponen sektor publik sebagai berikut5 :
a. Sektor Pemerintah

4
Lita Dhamayuni dan Benny Khairuddin, Sektor Publik Di Indonesia, Jurnal Ilmiah. Vol 4 No 3,
(2001), hlm. 274.
5
I Gusti Agung Rai, Op. Cit, hlm, 8.
Menurut GFS Manual 2001, sektor pemerintah terdiri atas
keseluruhan unit-unit pemerintah dan juga instansi-instansi yang didanai oleh
pemerintah. Sektor pemerintah sendiri terbagi atas 3 sub, yaitu pemerintah pusat,
pemerintah, provinsi, dan pemerintah daerah.
b. Perusahaan Publik
1. Perusahaan Publik Keuangan
Perusahaan publik keuangan sendiri terbagi atas perusahaan publik
moneter dan perusahaan publik non moneter. Perusahaan publik moneter atau
monetary fincancial public corporations meliputi perusahaan yang menyediakan
penyimpanan dan bank-bank sentral yang keseluruhannya dikendalikan oleh unit-
unit pemerintah. Bank sentral disini berperan sebagai badan atau otoritas yang
mengatur mata uang independen dan yang menerbitkan uang. Sedangkan
perusahaan penyimpanan adalah perusahaan keuangan,kuasi, maupun instansi
yang melaksanakan intermediasi keuangan dan berkewajiban menyimpan
simpanan (deposit) atau instrumen keuangan lainnya. Perusahaan public non
moneter meliputi seluruh perusahaan financial yang berada dibawah kendali unit-
unit pemerintah, terkecuali bank sentral dan perusahaan penyimpanan public.
2. Perusahaan Publik Non Keuangan
Perusahaan public non keuangan merupakan seluruh perusahaan
berbentuk non finansial yang berada dibawah kendali unit-unit pemerintah.
Perusahaan ini biasanya berbentuk perusahaan bisnis yang dipegang pemilik
saham, tetapi keseluruhan pengendaliannya tetap di pengang pemerintah.

c. Manajemen Sektor Publik


Pada sektor publik, dapat dikatakan keseluruhan sistemnya dipegang
penuh oleh pemerintah. Manajemen sektor publik memiliki aturan dan ketentuan
berupa undang-undang dasar, undang-undang,kebijakan pemerintah, sampai pada
ketentuan presiden dan para jajarannya.
Manajemen sektor publik tidak terlepas dari unsur politik, yang dimana
interaksi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan legislatif.
Manajemen sektor publik meliputi6 :
1. Perencanaan
Perencanaan pada sektor publik merupakan poses awal kegiatan
dalam manajemen. Perencanaan terbagi atas perencanaan strategis dan
perencanaan operasional. Perencanaan strategis merupakan bentuk dari
perencanaan jangka panjang atau menengah guna mewujudkan tujuan dan sasaran
organisasi. Sedangkan perencanaan operasional adalah penjabaran dari
perencanaan strategis tersebut dalaam jangka pendek dimana umumnya memuat
target kegiatan dalam setahun.
2. Pengangaran
Proses perencanaan dan penganggaran dalam sektor publik
dilakukan melalui pendekatan top down-down bottom up. Pendekatan top down
digunakan pada penentuan kebijakan, sedangkan pendekatan bottom up digunakan
dalam penentuan kegiatan atau angka anggaran.
3. Pengendalian dan Pengukuran
Pengendalian kinerja dipimpin oleh kementrian atau lembaga
( pemerintah pusat) dan pimpinan unit-unit pemerintah daerah. Pengukuran
kinerja dilakukan dengan memanfaatkan indikator kinerja yang terdiri atas, input,
output, outcame, benefit, dan impact. Pengukuran dengan indikator ini setiap
tahun guna mengukur kehematan, efisiensi, efektivitas, dan mutu pencapaian
sasaran.
4. Pelaporan
Pelaporan merupakan sarana untuk mewujudkan akuntabilitas
organisasi publik. Akuntabilitas dibidang kinerja dapat diwujudkan melalui
laporan akuntabilitas unit-unit kerja pemerintah. Laporan ini berisi penjelasan
yang ringkas dan lengkap tentang pencapaian kinerja yang disusun berdasarkan
rencana kerja berdasarkan APBN/APBD.

D. Pengukuran Kinerja Sektor Publik

6
Ibid, hlm, 8.
David Osborne dan Ted Geaebler (1992) mengemukakan pandangan
mereka tentang sejumlah strategi yang diyakini mampu meningkatkan kinerja
organisasi publik. Salah satu yang menjadi pengukuran kinerja adalah jika
organisasi publik menegaskan produk ataupun layanaannya, yang kemudian
dibuat indikator kinerjanya. Indikator ini selanjutnya digunakan sebagai dasar
perencanaan dan siklus pengendalian guna meningkatkan kinerja organisasi
tersebut.
Untuk melihat keberhasilan dari suatu organisasi, perlu dibuat pengukuran
terhadap kinerja sektor-sektor organisasi tersebut. Fungsi pengukuran kinerja
oganisasi sektor publik (Ministry Foreign Affairs : 2000) adalah :
1. Transparancy, yaitu organisasi sektor publik dapat membuat secara
jelas produk yang mereka tawarkan, analisis input-outputnya,
ataupun pembiayaanya.
2. Learning, yaitu organisasi lebih maju ketika menggunakan kinerja
untuk belajar, transparancy yang diciptakan memberi pelajaran
kebaikan-kebaikan yang dimiliki, serta bagaimana
pengembangannya.
3. Apprasising, yaitu kinerja menggunakan basis penilaian dapat
dikatakan sebagai bukti berfungsinya organisasi.
4. Sanctioning, yaitu penilaian dapat diikuti dengan sanksi bersifat
positif jika didapat kinerja yang bagus, dan sanki bersifat negatif
jika didapat kinerja yang buruk.
Ada beberapa alasan yang menjadi pengukuran kinerja sektor public
menjadi sangat penting. Salah satu alasan pokoknya adalah untuk terwujudnya
akuntabilitas dan juga harapan dari masyarakat umum. Beberapa tujuan
pengukuran kinerja pada sektor publik adalah :
1. Mampu menciptakan akuntabilitas publik
2. Mengetahui tingkat pencapaian tujuan dari organisasi
3. Memperbaiki kinerja antara periode lalu dengan periode
selanjutnya
4. Menyediakan sarana pembelajaran bagi para pegawai
5. Memotivasi para pegawai

E. Sektor Publik Di Indonesia


Sektor publik di Indonesia tidak terlepas dari konteks keuangan Negara.
Sektor public dan keuangan Negara digambarkan sebagai dua sisi mata uang.
Sektor public menggunakan keuangan Negara sebagai sumber daya dalam
pengelolaannya, sedangkan keuangan Negara sendiri dikelola oleh sektor publik.
Sektor publik memperoleh dana dari pemerintah untuk menjalankan setiap
kegiatan pemerintahan.
Keberadaan sektor publik di Indonesia dijadikan sebagai salah satu proses
pengembangan-pengembangan layanan publik. Dalam penyelenggaraannya teori
dan metode akuntansi digunakan untuk setiap prosesnya. Di Indonesia sendiri
akuntansi sektor publik dijadikan sebagai proses pengumpulan, pencatatan,
pengklasifikasian, analisis, dan pembuatan laporan keuangan dari orgnisasi
pelayanan publik.
Dalam praktiknya akuntansi sektor publik menjadi bukti
pertanggungjawaban atas kebijakan penghasilan atau pembayaran dari pusat
organisasi sektor publik yang dilakukan untuk pemenuhan otorisasi, baik dari
DPR/DPRD maupun komisaris.
Organisasi yang tergolong sektor publik di Indonesia mencakup
pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan ynag dibiayai oleh pemerintah
(BUMN dan BUMD), dan organisai-organisasi kelembagaan (LSM).
Pemerintah sebagai organisasi sektor publik tertinggi memiliki tanggung
jawab sesuai dengan UUD, yaitu mensejahterakan masyarakat, menjungjung
keinginan masyarakat, melaksanakan pembangunan, berkeadilan sosial, dan
menjalankan aspek-aspek fungsional. Untuk mewujudkan tujuan tersebut,
pemerintah perlu memperhatikan asas-asas berikut:
1. Transparansi, yaitu memberikan pelayanan publik secara
umum, bersifat terbuka, mudah dijangkau, memadai, dan
mudah dimengerti masyarakat.
2. Akuntabilitas, yaitu pelayanan publik harus menjalankan
tanggung jawabnya sesuai dengan perundang-undangan.
3. Kondisional, yaitu memberikan layanan publik sesuai
dengan kondisi sesuai dengan kemampuan dengan prinsip
efisiensi dan efektivitas.
4. Partisipatif, yaitu memberikan layanan terhadap masyarakat
dengan memperhatikan harapan masyarakat, kebutuhan
masyarakat, dan aspirasi masyarakat.
5. Tidak diskriminatif (kesamaan hak), yaitu memberikn
layanan publik yang tidak membedakan suku, ras, agama,
golongan, gender, status sosial dan ekonomi.
6. Keseimbangan hak dan kewajiban, yaitu masyarakat
sebagai penerima layanan publik memiliki kewajiban atas
haknya menerima layanan tersebut, misalnya kewajiban
membayar pajak.
7. Pemberi dan penerima layanan publik, harus memenuhi
kewajiban masing-masing pihak.

Sektor publik masih sangat mempengaruhi sistem pemerintah, situasi


politik, dan cara pengelolaan pemerintahan. Contohnya, di Indonesia pemahaman
dan penghayatan bahwa setiap cabang produksi yang penting bagi Negara dan
menguasi hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara, kini telah berubah dari
satu orde pemerintahan ke orde pemerintahan yang lain. Pada masa orde lama
semua cabang produksi yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai dan
dikelola oleh Negara. Namun, seiring berkembangnya sistim ekonomi pemerintah
mulai melakukan privatisasi terhadap sektor produksi tersebut guna pembangunan
ekonomi. Ini berarti, pemerintah memberikan kebebasan atas hak-hak publik.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sektor publik adalah sektor ekonomi yang menyediakan berbagai layanan
pemerintah kepada masyarakat, yang dimana hasilnya adalah produk jasa berupa
pelayanan publik dan produk barang berupa barang publik. Dari sudut pandang
ekonomi, barang publik (public goods) adalah barang dan jasa yang diadakan oleh
sektor publik (pemerintah) dalam memenuhi kebutuhan masyarakat
GFS (Government Finance Statistics) Manual 2001 mengklasifikasikan
komponen sektor publik sebagai berikut :
a. Sektor Pemerintah
Sektor pemerintah sendiri terbagi atas 3 sub, yaitu pemerintah pusat,
pemerintah, provinsi, dan pemerintah daerah.
b. Perusahaan Publik
Perusahaan publik terdiri atas Perusahaan publik keuangan, terbagi atas
perusahaan publik moneter dan perusahaan publik non moneter, dan Perusahaan
Publik Non Keuangan. Manajemen sektor publik meliputi :
1. Perencanaan
2. Pengangaran
3. Pengendalian dan Pengukuran
4. Pelaporan
Sektor publik di Indonesia tidak terlepas dari konteks keuangan Negara.
Sektor public dan keuangan Negara digambarkan sebagai dua sisi mata uang.
Sektor public menggunakan keuangan Negara sebagai sumber daya dalam
pengelolaannya, sedangkan keuangan Negara sendiri dikelola oleh sektor publik.
Sektor publik memperoleh dana dari pemerintah untuk menjalankan setiap
kegiatan pemerintahan. Jika setiap fasilitas yang dibutuhkan masyarakat dapat
terpenuhi, ini berarti sektor publik telah berhasil dn pemerintah mencapai
tujuannya sesuai undang-undang dasar, yaitu kesejahteraan bagi seluruh rakyat
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
C.V. Brown dan P.M. Jackson, Publik Sektor Economics, (Oxford:
Martin Robertson,1990).
Fajar Saputro, Faktor yang mempengaruhi Ketepatan Anggaran Sekttor
Publik, Vol 1 No 1, (2016).
I Gusti Agung Rai, Audit Kinerja pada Sektor Publik, (Jakarta: Salemba
Empat, 2008).
Lita Dhamayuni dan Benny Khairuddin, Sektor Publik Di Indonesia,
Jurnal Ilmiah. Vol 4 No 3, (2001).
M.Rizki Pratama, Tantangan membangun manajemen dan pengukuan
kinerja Sektor Publik Di Indonesia, Jurnal Ilmu Sosial. Vol 5 No 1,
(2021).

Anda mungkin juga menyukai