Anda di halaman 1dari 26

PENGADAAN BARANG DAN JASA PUBLIK

MAKALAH INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS


AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

KELOMPOK VIII
NAMA NIM
1. LISA MARLINA JN 15043025
2. M NUR CANIAGO 15043059
3. SILVIA PUTRI 15043013

DOSEN MATA KULIAH :


VITA FITRI SARI, S.E.,M.SI.

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2016
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT., Yang Maha Pengasih Lagi Maha
Penyayang kami haturkan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Perencanaan Publik.
Adapun makalah tentang Perencanaan Publik ini telah kami usahakan
semaksimal mungkin dengan bantuan berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini, untuk itu kami tidak lupa menyampaikan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu kami sadar sepenuhnya bahwa ada
kekurangan baik dari segi penyusunan bahasanya maupun dari segi lainnya. Oleh
karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar-
lebarnya bagi pembaca yang ingin memberikan saran dan kritik kepada kami
sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah tentang
Perencanaan Publik ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat
memberikan inspirasi terhadap pembaca.

Padang, 05 Oktober 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................
A. LATAR BELAKANG............................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................
C. TUJUAN PENULISAN.........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
A. TEORI BARANG DAN JASA................................................................................
B. SISTEM PENGADAAN BARANG DAN JASA SEKTOR PUBLIK........................
C. SIKLUS PENGADAAN BARANG DAN JASA SEKTOR PUBLIK........................
D. TEKNIK PENGADAAN BARANG DAN JASA SEKTOR PUBLIK........................
E. PRAKTEK PENGADAAN BARANG DAN JASA DI ORGANISASI SEKTOR
PUBLIK....................................................................................................................
BAB III PENUTUP.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengadaan barang dan jasa pemerintah merupakan aktivitas yang sangat


penting dalam mewujudkan pembangunan.Dilihat dari berbagai
perspektif,kemajuan indonesia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas tersebut.
Dibidang perekonomian,pembangunan sarana dan prasarana penunjang
pertumbuhan perekonomian dapat terlihat dari penyediaan fasilitas
jalan,jembatan,infrastruktur,telekomunikasi dan lain lain.Dibidang sosial
,pengadaan barnag dan jasa publik untuk peningkatan fasilitas
kesehatan,pendidikan,dan pengentasan kemiskinan juga membantu mengatasi
sebagian masalah sosial

B. Rumusan Masalah
1.Bagaimana pengadaan barang dan jasa publik di Indonesia ?

C. Tujuan
1.Memahami teori barang dan jasa publik.
2.Mengetahui system pengadaan barang dan jasa sektor publik.
3.Mengetahui siklus pengadaan barang dan jasa sektor publik.
4.Mengetahui teknik pengadaan barang dan jasa.
5.Mengetahui contoh praktek pengadaan barang dan jasa di organisasi sektor
publik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teori Barang dan Jasa


1. Sifat dan Lingkup Pengadaan Barang dan Jasa
Definisi pengadaan barang dan jasa pemerintah adalah
perolehan barang,jasa,dan pekerjaan public dalam cara dan waktu
tertentu yang menghasilkan nilai terbaik bagi pemerintah serta
masyarakat.Sedangkan defenisi pebgadaan barang dan jasa pablik
selaras dengan defenisi tersebut,yakni perolehan,barang,jasa,dan
pekerjaan pablik dalam cara dan waktu tertentu yang menghasilkan
nilai terbaik bagi pablik (masyarakat).
Pengadaan barang dan jasa merupakan hakikat bagi tugas bagi
organisasi sector public.Proposi utama pengeluaran public pada setiap
level organisasi sector public adalah pengadaan barang dan jasa serta
aktivitas konstruksi.Dalam oraganisasi sector public yang termasuk
pengadaan barang dan jasa public adalah pengadaan barang dan jasa
bagi seluruh bagian organisasi sector public.
Pengadaan barang dan jasa dapat dilakukan dengan system
sentralisasi atau desentralisasi pada derajak yang berbeda .Pada
system sentralisasi diberbagai pemerintahan ,bagian pengadaan di
organisasi sector public ketika melaksanakan fungsinya sering kala
didera rasa ketakutan akan pemborosan dan penyalah gunaan
wewenang oleh pejabat pelaksana diunit kerja.Sedangkan disistem
desentralisasi,otonomi di terapkan sehingga pejabat pelaksana
fleksibel dalam mendapatkan barang dan jasa dibawah program yang
didanai bagian pengadaan atau sebagai entetitas yang berfungsi
membawa kepentingan bagian pengadaaan di unit kerja.
2. Tujuan Pengadaan Barang dan Jasa
a. Ekonomi
Dalam pengadaan barang dan jasa public serta swasta,criteria
ekonomi mengacu pada bagaimana memperoleh barang dan jasa
dengan spesifikasi dasar waktu serta harga terendah.Ekonomi adlah
criteria yang berguna untuk tujuan administratif,sebagaiman aekonomi
terhubung dengan kinerja fungsi pengadaan barang dan jasa.Namun
ekonomi masih dibawah kriteria efesien yang luas seperti unit baya
prodiksi terendah.Jika barang dan jasa diadakan tidak menghasilakn
produk yang efesien maka pengadaan pada biaya terendah pun tdak
ada manfaatnya.
b. Subtitusi Impor
Strategi pengadaan barang dan jasa public dapat mendorong
pertumbuhan industry local dengan memberikan pilihan kepada
pemasok local,atau membatasi pembelian pada perusahan
asing.Banya organisasi public beupaya memastikan berbagai manfaat
bagi industry dosmestik dalam menghadapi persaingan usaha
organisasi public .Praktek pilihan ini harus dijaga dengan regulasi yang
mengimbangi pasar tidak sempurna dan yang dapat menjaga
persaingan adil dan wajar antara pemasok local dinegra berkembang
dan pemasok internasional.
c. Pengembangan Persaingan
Persaiangan dalam pengadaan barang dan jasa didefinisikan
sebagai kesempatan yang sama bagi pemasok yang memenuhi
kualifikasi untuk persainagn dalam mencapai kontrak public.Persaingan
dan kejujuran dibutuhkan tidak hanya untuk memastikan manfaat
outcome dalam harga dan kualitas,namun juga untuk memajukan
akuntabilitas public dalam setiap prosesnya.
d.Dimensi Penataan
Prinsip utama dalam goog gevormance menyiratkan prinsip
serta peraturan pengadaan barang dan jasa konsisten,kualifikasi
kontraktor,pnyerahan penawaran,dan manajemen kontrak.Informasi
dan dokumentasi aturan ini harus tersedia secara luas,sementara
aturan-aturannya harus diselenggrakan secara adil dan kosisten.Selain
itu,dalam pengadaan barang dan jasa ,sistemfungsi yang dapat
dipahami secar baik juga dibutuhkan untuk pendaftaran dan
penyelesaian perselisihan atau keluhan dengan cepat untuk
pengecekan tatacara yang beubah-ubah pada bagian pengadaan
barang dan jasa serta untuk kekuatan penentuan berdasarkan
kebijakan seseorang yang tidak konsisten dalam penyerahan kontrak
,penyelenggaraan,dan manajemen.

e. Perlindungan terhadap kepentingan masyarakat


Ada tidaknya pertanggug jawaban atas kebijakan pelayanan
merupakan hal yang terpisah dari pemberian pelayanan itu
sendiri.Organisasi sector public bertanggung jawab untuk memastikan
bahwa pelayanan tersebut dapat menjangkau masyarakat.Hal ini
ditetapkan dalam keputusan yudisial diberbagai Negara.Pertanggung
jawaban ini termasuk pengaturan mekanisme pendukung dalam kasus
kegagalan kontraktor,pengawasan atas pelaksanaan oleh pemasok
swasta,pemberian inforasi yang yang dapat dipercaya kepada
masyarakat tentang penyedian layanan dan pembukaan kesempatan
penyampaian keluhan.
f. Perlindungan Lingkungan
PBB menganjurkan pemeliharaan kualitas lingkungan dan
pengurangan sampah sebai bagian dari petunjuk pengadaanbarang
dan jasa.Organisasi sector public dapat mereview kebikan pembelian
pada bagian dari unit kerjanya untuk memperbaiki dampak lingkungan
akibat kebijakan pengadaan barang dan jasa yang dilaksanakan
tersebut termasuk pengemasan dan proses daur ulang.
3.Isu isu organisasi dalam Pengadaan Barang dan Jasa
a. Pengabaian Sistematis
Permasalah mendasar dalam pengadaan barang dan jasa pablik
adalah perasaan tidak memiliki kepentingan,dan sikap pengabaian
operasi pengadaan dimana tanggung jawab pengadaan barang dan
jasa secara moral diserahkan ke specialists.Ada beberapa alasan
terkait dengan pengabaian ini.Pengelolaan secara khususs lebih tertark
pada kebijakan dan merasa bosanmelakukan tugas-tugas pembelian
dengan mengeceknya.Manajer organisasi jarang memiliki waktu yang
cukup untuk memahami seluk beluk kualitas produk,struktur
penetapan harga,dan teknik khusus terkait penyimpanan
,pengiriman,serta penjualan produk.Selain itu terkait dengan integritas
operasi,manajemen sector public dituntut lebih cermat menjaga jarak
dari pelaksanaan pembelian,dan mengisolasi manajer dari potensi
perilaku korupsi.
b. Pentapan Organisasional
Pernyataan penting dalam penetapan organisasi adalah apakah
pertanggung jawaban atas pengadaan barang dan jasaa harus
berdasar pada unit kerja yang membutuhkan pelayanan atau bagian
pembelian diorganisasi sector public.Manfaat utama Sentralisasi
adalah bahwa pegawai pengadaan barang dan jasa diorganisasi sector
public mengetahui hukum,kebijakan,prosedur,serta mempunyai daya
ingat kelembagaan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal
bagi organisasi sector public.
4.Apa yang Didelegasikan dan kapan?
Isu Umum
Isu Pendelegasikan dan desentralisasi berputar menuju
keseimbangan antara efesiensi dan resiko.Jajaran bagian organisasi
yang terkait dengan pembelanjaan selalu mendorong pedelegasian
fungsi pengadaan barang dan jasadima penilaian erbaik adalah
menurut kebutuhannya,dan kecepatan penyediaan dengan biaya yang
murah melalui bagian pengadaan barang dan jasa.
Pertanyaan penting yang dipertimbangkan pada saat
memutuskan pengadaan barang dan jasa secara desentralisasi:
Apakah lebih efektif untuk mengembangkan produser pembelian
yang tegas dan perlindungan kontrak,atau mendorong manajer
public untuk lebih cermat dalam mengembangkan prosedur dan
perlindungan yang sesuai dengan barang dan jasa yang
dibutuhkan
Bagaimana mendelegasikan pengadaan barang dan jasa
kejajaran unit kerja ketika menerapkan perlindungan yang
sesuai untuk mencegah penyalahgunaan
Peranan bagian pengadaan barang dan jasa dilembaga atasan
dalam konteks pertanggung jawabanpengadaan barang dan jasa
yang telah didelegasikan
Derajat risiko korupsi dan inefisien dalam tahapan
pendelegasian dari siklus pengadaan barang dan jasa

Pada umumya,tiga variable yang menentukan derajat risiko adalah:


o Kekhususan
o Stuktur Pasar
o Ukuran dan Kerumitan transaksi

5.Menjaga keterpaduan dalam pengadaan barang dan


jasa
a. Area Korupsi
Korupsi dapat terjadi dalam pengadaan barang dan jasa,terutama pada
kondisi berikut:
Aturannya tidak jelas dan tidak mudah diakses public
Dokumen penawaran kurang baik atau banyak interprestasi
Spesifikasi dan standar tudak jelas serta pengawasa kontrak
lepas

Dengan kondisi tersebut baik unit pengadaan barang dan jasa maupun
penawaran dapat mengorupsi proses pengadaan barang dan jasa.Unit
pengadaaan barang dan jasa dapat:
o Menysuaikan spesifikasi untuk memberikan manfaat kepada
pemasok khusus atau kontraktor
o Membatasi informasi tentang kesempatan penawaran hanya
pada beberapa nenawar potensial
o Menegaskan pentingnya pernyataaan untuk memberikan
kontrak dengan dasar sumber daya tunggal
o Memberikan penawaran yang lebih disukai informasi rahasia
ketimbang penawaran yang lain
o Mendiskualifikasikan pemaok potensial melalui prekualifikasi
yang tidak layak atau biaya penawaran yang berlebihan
o Terlibat langsung dalam kolusi dengan penawaran atau
keterlibatan lain untuk mengubah proses secara keseluruhan
Para penawar dapat mengambil beberapa tindakan untuk mengubah
proses penawaran dan outconenya,seperti:
Bersekongkol antar penawar untuk menentukan harga
penawaran
Bersekongkol untuk menetapakan perputaran atau
sistemlainya,dimana penawaran tidak akan berpartisipasi dalam
perubahan,atau dengan sengaja mengajukan usulan yang tidak
akan diterima atau secara teknis tidak sesuai

Upaya upaya internasional untuk menjamin keterpaduan dalam


pengadaan barang dan jasa
Lemabga pemberian pinjaman internasional,seperti PBB,Bank
Dunia,dan ADP berkontribusi secara signifikan dalam pemberantasan
korupsi pada Pengadaan barang dan jasa.Prisip umum pada pengadaan
barang dan jasa pada PBB adalah mensyratkan seluruh pegawai
pengadaan barang dan jasa organisasi public untuk menjaga
keterpaduan standar yang tidak dapat disangsikan dalam menjalin
hubungan bisnisnya,baik kedalam maupun kedalam organisasi yang
diperkerjakan,dan tidak dimanfaatkan organisasinya demi keuntungan
pribadi
6. Barang dan jasa public VS barang dan jasa swasta
Barang public adalah barang kolektif yang harus dikuasai oleh
organisasi sector public,sifatnya tidak eklusif dab diperntunkan bagi
kepentingan seluruh warga dalam skla luas.Barang swsta adalah
barang khusus yang dimiliki oleh swasta,bersihat eklusif dan hanya
bisa dinikmati oleh individu yang mampu membelinya karena harganya
disesuaikan denhan harga pasar,dengan rumus sang penjual harus
untung sebesar besarnya seperti perumahan mewah,vila,dll.
Pada setengah kolektif yang dimiliki swsta atau milik patungan
swasta dan organisasi sector public,tidak boleh bersifat
eklusif.Organisasi sector public harus ikut menentukan harga
penjualannya,namu biasanya tidak terjangkau oleh rakyat kecil,seperti
sekolah swasta dan rumah sakit swsta.
Penyediaan Pelayanan
Barang atau jasa public dapat dikontrakan ke sector swsta
misalnya penggunaan kontraktor swasta dalam pembngunan lapangan
terbang atau sebaliknya misalnya sekolah pemerintah menerima
pembayaran dari orang tua murid dalam bentuk ongkospemakai
pelayanan.
Sektor swasta mempunyai kecendrungan bekerja lebih efesien
dan efektif ketimbang sector publik.Hal ini dapat terjadi karena:
Sektor swasta memiliki fleksibilitas dala pengelolaan
sumberdaya sehingga perubahan permintaan pasar dapat
ditanggapi
Persainagn pelayanan mendorong lebih baiknya mutu
pelayanan dengan harga yang lebih murah bagi
prlanggan

7. Standar Harga
Dalam rangka menyiapakan rancangan anggran yang akan
disahkan menjadi anggaran ,organisasi sector public harus menjaring
aspirasi masyarakat mengenai kebutuhan pelayanan yang berbentuk
fisik (barang) maupun yang bersifat jasa.Untuk menyusun anggaran
pendapatan dan belanja,organisasi sector publik membutuhakan
standar harga sebagai acuan bagi unit kerja/dinas untuk mengatur
aktifitas dalam rancanagn anggaran pendapatan dan belanja.
Tujuan dan manfaat standar harga
Penerapan standar harga pada dasarnya akan memberikan tujuan
serta manfaat sebagai berikut:
Menghindari adanya belanja yabg kuarang efektif dalam
pencapaian kinerja
Terciptanya acuan standar harga yang normal mengenai barang
dan jasa yang dapat dijadiakan acuan bagi unit kerja yang ada
diorganisasi pemerintah maupun organisasi sector public
lainnya
Terciptanya komunikasi yang lebih efektif dalam penyusunan
anggaran

8.Kebijakan pengadaan barang dan jasa


Organisasi telah mengambil beberapa inisiatif untuk memperbaiki
penyelenggaraan organisasi antara lain:
Reformasi peraturan
Perumusan strategis informasi pegawai atau keanggotaan
organisasi
Rancangan peraturan organisasi untuk memantapkan
manajemen keuangan organisasi
Pembentukan komisi anti korupsi pada organisasi
Pembentuak kemitraan bagi pembaruan tata organisasi

B. Sistem pengadaan barang dan jasa sektor


publik

Kerangka kerja hukum dan peraturan bagi pengadaan barang dan


jasa :

a. Pengadaan barang dan jasa publik serta hukumnya

b. Kerangka kerja aturan

c. Penggunaan kode manual

d. Manual dan prosedur

Pengadaan Barang dan Jasa Publik Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah


Agar pelaksanaan pengadaan dilakukan secara :

a. efisien,

b. efektif,
c. terbuka dan bersaing,

d. transparan,

e. adil/tidak diskriminatif

f. akuntabel

C. Siklus pengadaan barang dan jasa sektor


publik :

a. Penetapan peraturan pelaksanaan anggaran

b. Distribusi anggaran ke masing masing organisasi atau unit

c. Pembuatan peraturan pengadaan barang dan jasa

d. Penentuan program yang membutuhkan pengadaan barang dan


jasa

e. Analisis anggaran pengadaan

f. Pengumuman pengadaan

g. Proses tendering

h. Pengumuman hasil pengadaan

i. Penandatanganan surat perjanjian kerja

j. Pengerjaan pengadaan

k. Serah terima barang atau jasa

l. Proses kepemilikan serta penggunaan barang dan jasa


Siklus Pengadaan

Siklus yang ada dalam Pengadaan memiliki sembilan tahapan,


antara lain :
1. Merencanakan pengadaan
2. Membentuk panitia
3. Menetapkan sistem pengadaan
4. Menyusun jadwal pengadaan
5. Menyusun owner estimate
6. Menyusun dokumen pengadaan
7. Melaksanakan pengadaan
8. Menyusun kontrak
9. Melaksanakan kontrak

D. Teknik Pengadaan Barang dan Jasa


1. Proses Pengadaan Barang dan Jasa
a. Bentuk dan Tahapan Pengadaan Barang dan Jasa
Bentuk pelaksanaan barang dan jasa di berbagai organisasi sektor
publik tergantung sifat banrang dan jasa,ukuran dan kerumitan
kontrak,tingkatan adaministratif,serta struktur pasar.Tata cara
pengadaan secara global dan jenis dokumen dapat di ketahui secara
umum.prosedur pengadaan barang dan jasa secara khusus dapat di
kembangkan serta di aplikasikan kepada kasus tertentu,seperti :
Penawaran yang kompetitif (internasional atau nasional)
Pembelanjaan (internasional atau nasional)
Kontrak langsung (tekadang di sebut dengan sumber kontrak
tunggal atau pemilihan langsung)
Kekuatan dan
Pengadaan barang dan jasa melalui agen

Penawaran kompetitif dapat di lakukan setiap saat.Di pihak


lain,penawaran kompetitif yang terbatas tanpa mengiklankan kepada
publik di lakukan karena kecilnya kapasitas dan keterbatasan
kepemilikan kompetensi tersebut.Sementara itu,dalam prosedur
pencairan anggaran,perbandingan harga harus di peroleh setidaknya
dari tiga pemasok barang barang seperti peralatan
kantor,furniture,obat obata,buku buku dan bahan pendidikan,materi
informasi dan komunikasi,serta ATK dalam skala kecil.
Metode pengadaan barang dan jasa dalam berbagai nilai sangat
berbeda.Metode yang paling sederhana biasanya di gunakan bagi
pembelian dengan nilai yang lebih rendah.Contoh,Bank Dunia biasanya
mengadakan persaingan penawaran internasional untuk pembelian
bernilai lebih dari $200.000,sementara izin persaingan penawaran
nasional untuk pembelian bernilai antara $30.000 dan $20.000 serta
izin pembelajaan dan pemilihan langsung untuk pembelian bernilai
lebih kecil dari $30.000.

b . Persaingan Penawaran
Penawaran yang kompetitif adalah penentuan ambang nilai dalam
pengadaan barang dan jasa,di mana yang di pilih harus berada di atas
ambang tersebut.Disamping pemasok swasta,penawar potensial juga
termasuk unit kerja di bawah organisasi nonpemerintah dan organisasi
nirlaba.
Kompleksitas proses tergantung pada nilai serta sifat barang dan jasa
yang di adakan.Sementara itu,permitaan penawaran kompetitif sama
di semua kasus dan memungkinkan penggunaan bentuk bentuk lain
pengadaan barang dan jasa :
Deskripsi yang jelas dan adil apa yang di beli
Publikasi kesempatan untuk menawar
Kriteria yang adil untuk pemulihan dan pembuatan keputusan
Menerima tawaran dari pemasok yang bertanggung jawab (atau
kontraktor)
Perbandingan penawaran dan penetapan penawaran yang
terbaik,yang sesuai dengan aturan pemilihan yang di tentukan
dan dipublikasikan sebelumnya
Pemberian kontrak

Terkait dengan proses di atas,tahapan proses penawaran kompetitif


adalah :
Prapenawaran (prebid)
Pengumuman dan undangan penawaran kepada publik
Pembukaan dan evaluasi penawaran
Pemecahan keluhan
Pemberian kontrak dan kesimpulan

c. Proses prapenawaran (Prebid Process)


kebutuhan prapenawaran meliputi standar penawaran dan dokumen
tender,aturan pengklasifikasian dan pendaftaran konraktor serta
pemasok,aturan prekualifikasi,panitia evaluasi penawaran (jika di
perlukan),dan proses pengambilan keputusan menyangkut perolehan
penawaran.Dokumen harus berisi spesifikasi yang jelas,petunjuk
kepada penawar,dan syarat syarat kontrak.
d. Pengumuman dan Undangan Publik untuk Menawar
Pengumuman kesempatan penawaran merupakan hal yang sangat
mendasar dalam penawaran yang kompetitif.Pengumuman itu harus
dipublikasikan di surat kabar lokal dan nasional,lembaran kantor,atau
buletin elektonik untuk menyesuaikan sifat serta ukuran proyek.
prakualifikasi penawar biasanya dibututhkan untuk pekerjaan yang
besar dan komleks atau atas pekerjaan dengan biaya tinggi yang
nantinya dapat mengurangi persaingan,seperti desain pesanan
peralatan,bangunan industri,pelayanan khusus,kontrak inti,atau
kontrak pengelolaan.
Dokumen penawaran biasanya terdiri atas :
Undangan penawaran
Intruksi kepada penawar,termasuk kriteria untuk evaluasi
penawaran
Formulir penawaran
Formulir /kontrak kerja
Kondisi umum dan khusus dari kontrak
Spesifikasi (dan di gambarkan jika relevan)
Daftar barang dan kuantitasnya
Pemberian waktu atau skudel pemenuhan
Kebutuhan lampiran untuk beberapa item,seperti jenis deposit
atau jaminan ke amanan
e. Pembukuan dan Evaluasi Penawaran
kunci terciptanya transparansi dan keadilan adalah membuka
penawaran pada waktu dan tempat yang telah di tentukan,yang di
hadapi oleh seluruh penawar atau perwakilannya.Beberapa
pembukaan penawaran publik akan mengurangi risiko bahwa
penawaran akan bocor kepada pesaing ,hilang atau dimanipulasi.

f. Perolehan Kontrak

Organisasi memberikan kontrak dalam periode penawaran yang sah


kepada penawar yang telah di tentukan.penentuan ini di lakukan
dengan mengevaluasi dokumen penawaran yang telah di
tentukan.Penentuan ini di lakukan dengan mengevaluasi dokumen
penawaran yang memiliki biaya memadai .
g. Ganti Rugi Terhadap Kelalaian

Kesempatan yang tersedia bagi penawar untuk menajukan keluhan


dan pengaduan menyangkut keadilan serta kepastian proses dan
klasifikasi kelengkapan.Kebanyakan organisasi sektor publik
menyediakan prosedur pada bagian pengadaan barang dan jasa itu
sendiri untuk menginvestasikan keluhan kontraktor beserta ganti rugi
atau pembagiannya.
2. Bentuk Pengadaan Barang dan Jasa
a. Sumber Pengadaan Barang dan Jasa Tunggal
Sumber pengadaan barang dan jasa tunggal disebut single tender
purchase atau pilihan langsung atau kontrak langsung.Hal ini layak di
lakukan menyangkut pembelian sistem dan peralatan dalam kondisi
darurat atau bencana alam,dengan memenuhi kondisi standardisasi
perlengkapan atau suku cadang (dan harga yang pantas).
b. Permintaan proposal (Requests for Proposal)
Permintaan proposal adalah negosiasi penawaran dimana pihak pihak
yang terlibat memasukkan kontrak setelah mendiskusikan
istilah,kelengkapan,biaya,dan unsur lainnya.Tidak ada penawaran
formal yang biasa terjadi dalam konsultasi atau pelayanan profesional
pribadi,misalnya arsitek.
c. Pengadaan Barang dan Jasa dari Entitas Organisasi
Publik
Kontrak antarorganisasi sektor publik juga berguna bagi integrasi
bangsa di negara berkembang .Hal ini dapat memastikan keseragaman
pelayanan dan skala ekonomi ,menghindari berbagai pertengkaran
dalam pengelolaan kontrak dan yang lebih penting lagi menciptakan
kerjasama antarunit pemerintahan atau modal sosial publik.
d. Pembelian dalam Skala kecil (small purchacess)
Di negara berkembang,barang dengan kualitas buruk seringkali di beli
pada harga yangmelebihi biasanya melalui kolusi.Hal ini merupakan
alasan dibalik praktik memisahkan permintaan pembelian tahunan ke
dalam beberapa paket kecil di bawah tingkat ambang.
e. Pengadaan Barang dan Jasa dari Organisasi Nirlaba
serta Organisasi Masyarakat
Masyarakat lokal atau organisasi nonpemerintah didorong untuk
berpartisipasi dalam kontrakdi sejumlah negara dan bahkan dalam
proyek yang di dampingi oleh agen donor.Tujuannya adalah untuk
menaikkan kelangsungan proyek mencapai tujuan khusus
sosial,mengembangkan rasa memiliki proyek tingkat sosial.
f.Penawaran Dalam Proyek yang Didanai Agen Donor
Karena pentingnya pengadaan barang dan jasa publik dalam
manajemen pengeluaran publik serta penggunaan bantuan eksternal
secara baik,organisasi multilateral seperti UN,ADB,World bank
Dll.mereka menuntut penggunaan dokumen standar penawaran yaitu :
Ekonomi dan efisiensi dalam pelaksanaan proyek
Kesempatan bagi semua penawar yang memenuhi syarat dari
negara maju dan negara berkembang untuk bersaing
memperebutkan hak menyediakan barang dan jasa yang didanai
organisasi
Mempromosikan kontrak domestik dan industri manufaktur di
negara penerima bantuan
Transparansi dalam proses pengadaan barang dan jasa
3. Administrasi Kontrak dan Pengawasan

Pentingnya Administrasi Kontrak Penawaran Dalam Proyek


yang Didanai Agen Donor
Administrasi kontrak dan pengawasan merupakan area yang
terabaikan di berbagai organisasi sektor publik,yang mencerminkan
kapabilitas pelaksanaan yang rendah di organisasi sektor publik.Secara
umum,kontrak harus dilaksanakan dan di awasi secara hati
hati.Efektivitas pengelolaan kontrak sangat dipengaruhi oleh
keputusan yang lebih dahulu pada perolehan kontrak.Kesepakatan
yang di capai bersifat ambiguitas,tidak realistis,atau menimbulkan
konflik yang dapat mempersulit manajer publik untuk mengawasi
pelaksanaannya.

4. Pengawasan Pelaksanaan Kontrak


Pengawasan dilakukan sepanjang kontrak.Pelaksanaan kontrak
termasuk mereview laporan kontraktor,melakukan
pemeriksaan,mempersiapkan audit,dan memperoleh umpan balik.
Jaminan Kualitas
Kualitas adalah komponen ekonomi dan jaminan kualitas adalah bagian
yang penting dalam pemangatan kontrak.Hal ini terkait dengan draft
teknis yang jelas dan karakter lain dari produk,pekerjaan atau
pelayanan yang di sediakan menurut kontrak.

5. pengadaan barang dan jasa Militer Jaminan Kualitas


Pengadaan barang dan jasa militer berbeda dengan pengadaan barang
dan jasa sipil.Hal ini terjadi atas pertimbangan keamanan sosial akibat
pelaksanaan yang kurang transparan dibandingkan dengan bentuk lain
dari pengadaan barang dan jasa.Pada sisi persediaan,biaya tetap yang
stabil dan skala ekonomi yang ada dalam produksi peralatan
pertahanan serta kebutuhan penelitian yang tinggi,dan pengembangan
investasi dengan teknologi baru akan semakin meningkatkan rintangan
bagi pendatang baru.

E. CONTOH PRAKTEK PENGADAAN BARANG DAN JASA DI


ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
Pemerintah pusat
Pemerintah daerah
Lsm
Yayasan
Partai politik

A. Pemerintah pusat
Dalam organisasi pemerintah pusat,kegiatan pengadaan barang dan jasa
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akan barang atau jasa dalam
mendukung kegiatan operasional kenegaraan serta pelayanan kepada rakyat
dengan menggunakan dan APBN.Salah satu contohnya adalah pengadaan
peralatan mesin-mesin untuk BUMN,selain itu pengadaan barang dan jasa
untuk pemilu yang dilakukan oleh KPU juga merupakan praktek oengadaan
barang dan jasa di organisasi pemerintahan.
B. Pemerintah daerah
Pada intinya, proses dan prosedur pengadaan barang dan jasa pemerintah
daerah sama saja dengan pemerintah pusat,hanya ruang lingkup dan tingkatan
saja yang berbeda.Sebagai contoh,pengadaan barang dan jasa untuk kebutuhan
pilkada yang dilakukan oleh KPUD daerah yang bersangkutan,kebutuhan
rehabilitasi dan rekonstruksi jalan kota atau propinsi,pengembangan
perumahan dan pemukiman,peningkatan sarana dan prasarana kantor,dll.
C. LSM
Tujuan pengadaan barang dan jasa di LSM adalah untuk mendukung
penyediaan layanan dasar kepada masyarakat.Contohnya,kebutuhan akan
barang atau jasa yang digunakan dalam melakukan analisis dampak
lingkungan,penegakan HAM,dan pemonitoran kegiaatan pemilu.
D. Yayasan
Yayasan adalah badan hukum yanag memiliki kekayaan yang dipisahkan dan
diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu dibidang
sosial,keagamaan,serta kemanusiaan.Maka dari itu tujuan pengadaan barang
dan jasa pada yayasan adalah untuk menunjang aktivitas pemberian
layanankepada masyarakat di bidang sosial,keagamaan,dan
kemanusiaan.Contohnya,pengadaan barang-barang untuk rumah ibadah daam
yayasan keagamaan,serta pengadaan barang untuk bantuan kepada korban
bencana alam.
E. Partai politik
Contohnya adalah ketika mendekati pemilu,partai politik akan disibukkan
dengan kegiatan kampanye.Untuk keperluan kampanye tersebut,partai politik
tentu memerlukan sarana-prasarana kampanye seperti kaos partai,spanduk
partai,bendera partai,dan lain sebagainya.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pengadaan barang dan jasa di indonesia sangat berdampak terhadap
pembangunan indonesia sendiri.Banyak contoh dari pengadaan barang dan jasa
publik di indonesia seperti pengadaan peralatan mesin-mesin untuk
BUMN,pengadaan barang dan jasa untuk kebutuhan pemilu yang dilakukan oleh
KPU,pengadaan barang-barang untuk rumah ibadah dalam yayasan keagamaan.
Semua tujuan dari pengadaan barang dan jasa publik ini tidak lain adalah
untuk menghasilkan nilai terbaik bagi pemerintah dan juga untuk kepentingan
masyarakat luas,oleh karena itu pemerintah menjamin mutu barang atau jasa
publik yang diberikan.

Saran
Pengadaan barang dan jasa publik oleh organisasi sektor publik harus
dilaksanakan semaksimal mungkin untuk kepentingan dan kepuasan masyrakat
dengan memaksimalkan dana atau anggaran yang ada,sehingga akan berdampak
baik bagi kemajuan indonesia kelak

DAFTAR PUSTAKA

Deddi Nordiawan, 2010, Akuntansi Sektor Publik, Penerbit Salemba Empat,


Jakarta.

Indra Bastian, 2010, Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, Penerbit


Erlangga, Jakarta.

Mardiasmo, 2009, Akuntansi Sektor Publik, Edisi Pertama, Penerbit Andi Offset,
Yogyakarta.
LAMPIRAN

Korupsi dalam Pengadaan Barang dan Jasa


Contoh kasus yang paling nyata tentang praktek korupsi dalam pengadaan barang
dan jasa kebutuhan pemerintah adalah kerapuhan aspal jalan-jalan raya di Jakarta
serta praktek pelanggaran tata ruang yang gila-gilaan dalam beberapa tahun
terakhir ini. Curah hujan yang rendah sekalipun dengan cepat menimbulkan
genangan air pada hampir semua ruas jalan, yang kemudian menyebabkan jalan
dengan cepat berlubang.

Dalam dua contoh kasus ini, bisa dilihat bagaimana para birokrat negara atau
pemerintah daerah tutup mata (kolutif) terhadap praktek menurunkan spesifikasi
barang dan mutu pekerjaan yang dilakukan para kontraktor maupun konsultan
proyek. Modus korupsi seperti ini sudah meluas. Maksudnya, dipraktekkan di
hampir semua departemen atau lembaga negara dan pada semua pemerintahan
daerah. Tidak baru, karena berlangsung sejak pembangunan nasional dimulai pada
1970-an. Bahkan, pada awal 1980-an, para ekonom pemerintah pun mengakui hal
ini. Ekonom seperti mantan menteri Emil Salim dan Soemitro Djojohadikusumo
(almarhum) pernah mengemukakan bahwa tidak kurang dari 30 persen kebocoran
anggaran pendapatan dan belanja negara bersumber dari kegiatan pengadaan
barang dan jasa pemerintah.

Menyedihkan karena kebocoran akibat praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme itu
masih berlangsung hingga kini. Pada 2000-an sekarang, nilai riil kebocoran APBN
per tahun anggaran bisa mencapai kisaran Rp 60-70 triliun. Jumlah ini ekuivalen
20 persen anggaran pengadaan barang dan jasa per tahun. Maka tidak aneh jika
sekitar 80 persen dari 20 ribu pengaduan tindak pidana korupsi yang masuk ke
Komisi Pemberantasan Korupsi menyangkut pelanggaran terhadap Keputusean
Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Proyek Pengadaan Barang dan Jasa
Kebutuhan Pemerintah. Pada tingkat daerah, di Jawa Tengah misalnya, pengaduan
masyarakat atas pelanggaran Keppres No. 80 Tahun 2003 mencapai 126 perkara
sepanjang periode 2006-2008.

Untuk menekan potensi kebocoran anggaran ini, pemerintah berniat membuat


undang-undang baru tentang pengadaan barang dan jasa kebutuhan pemerintah
pusat, daerah, dan badan usaha milik negara. UU baru itu mengadaptasi
perkembangan dinamika bisnis terbaru sehingga memuat ketentuan tentang peran
dan fungsi perusahaan swasta sebagai mitra. Sama sekali tidak menghilangkan
fungsi Keppres No. 80 Tahun 2003, UU baru itu justru menjadi faktor pelengkap
yang akan menghilangkan area abu-abu dan menutup peluang bagi keinginan
melakukan multitafsir.

UU baru itu berfokus pada tiga area. Pertama, perubahan struktur, dengan
menerbitkan delapan buku petunjuk pengadaan barang dan jasa dari semula hanya
satu buku. Buku-buku itu mengatur ketentuan umum pengadaan barang dan jasa,
pengadaan barang, pengadaan jasa konstruksi, pengadaan jasa konsultan,
pengadaan jasa lain, pengaturan peran dan fungsi swasta, serta pengaturan
swaloka. Juga diterbitkan buku yang mengatur pengadaan barang atau jasa secara
elektronik. UU itu pun memuat peraturan baru tentang perjanjian kerangka kerja.
Ketentuan perjanjian ini membuka peluang bagi pemerintah melakukan kontrak
pengadaan barang berjangka panjang untuk tujuan berhemat. Selain itu,
diperkenalkan reverse option, yakni lelang dengan penawaran untuk mendapatkan
harga termurah
Apakah pembaruan ini efektif untuk mencegah kebocoran? Kita semua berharap
begitu. Karena itu, pembaruan langkah dan strategi dalam pengadaan barang dan
jasa kebutuhan pemerintah harus bisa merespons dan mementahkan modus
pembocoran anggaran yang dipraktekkan selama ini. Kita yakin bahwa Lembaga
Kebijakan Pengadaan Barang atau Jasa Pemerintah sudah mempunyai catatan
lengkap mengenai modus-modus pembocoran anggaran. Dengan begitu,
rancangan undang-undang baru tentang pengadaan barang dan jasa juga memuat
strategi mengamankan dan menyelamatkan anggaran. Pada sejumlah kasus
korupsi yang digelar di Pengadilan Khusus Tindak Pidana Korupsi, masyarakat
sudah mendapat gambaran cukup utuh tentang bagaimana para koruptor membuat
lubang untuk menadah anggaran proyek yang bocor.

Modus pembocoran yang lazim adalah markup (nilai proyek digelembungkan)


dan spesifikasi barang diturunkan tanpa mengoreksi nilai proyek. Ada yang nekat
dengan melakukan tender fiktif.

Apa pun modusnya, pembocoran anggaran proyek tidak akan sangat sulit jika
tidak dilakukan secara berjemaah. Kalau bermain sendiri, Anda tidak akan
mendapatkan apa-apa. Alih-alih mendapatkan untung, Anda malah bisa dijebak
dan dijerat hukum. Biar aman dan untung, harus berkolusi dengan pejabat di
departemen via pemimpin proyek hingga ke para kasir di kantor kas negara agar
tagihan dana proyek lancar. Belakangan ini jasa oknum anggota Dewan
Perwakilan Rakyat pun diperlukan agar sebuah proyek dapat disetujui dalam
APBN.

Asas profesionalisme tidak laku dalam modus itu. Yang terpenting, ada hubungan
ayah-anak atau bentuk kekerabatan lainnya, hubungan karena dari partai politik
yang sama atau karena si pengusaha donatur partai, anggota kelompok atau
kedekatan pengusaha dengan pejabat tinggi negara. Dengan pendekatan inilah si
Badu bisa menjadi ketua panitia pengadaan, si Udin menjadi pemimpin proyek,
dan si Poltak menjadi pemasok barang atau jasa yang dibutuhkan departemen.
Semua yang masuk jaringan hubungan atau kedekatan itu harus mendapatkan
bagiannya. Dari petinggi departemen hingga para kasir.

Pada era otonomi sekarang ini, pemerintah, khususnya para ahli di Bappenas,
menghadapi tantangan lain berupa rekayasa kebutuhan proyek. Hal ini bisa terjadi
karena aparat pemerintah daerah yang amatiran. Modusnya, swasta atau
pengusaha calon rekanan mengintroduksi kebutuhan daerah. Biasanya dibesar-
besarkan, sehingga kebutuhan daerah itu menjadi layak. Dari gambaran kebutuhan
itu, dimunculkanlah wujud proyek yang bisa memenuhi kebutuhan tadi. Dengan
iming-iming kenikmatan ekstra bagi pejabat daerah itu, pengusaha mendorong
para pejabat tersebut untuk memasukkannya dalam usulan proyek pemerintah
daerah, sekaligus dengan rancangan dan perincian pembiayaan proyek.

Begitu diiyakan daerah, si pengusaha langsung bergerilya, membuka dan


mengontak jaringannya pada departemen-departemen di Jakarta hingga anggota
DPR pada komisi-komisi yang berkaitan dengan proyek. Targetnya, proyek yang
direkayasa itu disetujui dan masuk APBN, dan semua yang punya andil
mengegolkan proyek itu mendapat bagian atau diuntungkan. Tentu saja harus ada
markup nilai proyek.

Kalau kebocoran per proyek bisa begitu besar, bisa dimaklumi. Jika sebuah
proyek diurai, akan terlihat begitu banyak materi yang dibutuhkan. Dari sinilah
markup harga barang dan jasa dilakukan. Dari sini pula penurunan spesifikasi
barang dilakukan untuk memperbesar keuntungan, tidak peduli seburuk apa mutu
proyek itu nantinya. Dengan pendekatan seperti itu, jangan mimpi akan ada lelang
proyek yang fair, terbuka, dan berdasarkan kompetensi. Kalau Anda membaca
iklan lelang proyek di surat kabar, itu hanya formalitas. Sebab, saat iklan itu
dimunculkan, para pemenangnya sudah ditetapkan.

Orang-orang di Bappenas pasti sudah mendengar ungkapan tentang arisan proyek.


Sejauh fair, tidak merugikan negara, dan berlandaskan kompetensi, arisan proyek
rasanya masih bisa diterima karena ada semangat pemerataan dari kebiasaan itu.
Namun, jika arisan proyek dijadikan sarana untuk secara bergantian
membocorkan anggaran proyek, kebiasaan ini harus diperangi. Dengan niat
melakukan pembenahan pengadaan barang dan jasa kebutuhan pemerintah, kita
berharap RUU yang sedang disusun sekarang ini juga memasuki area modus
pembocoran anggaran proyek pembangunan. Sudah begitu banyak negara dan
rakyat dirugikan dari proyek pengadaan barang dan jasa.

Bambang Soesatyo, Ketua Umum Asosiasi Rekanan Pengadaan Barang dan


Distributor Indonesia

Tulisan ini disalin dari Koran tempo, 24 Maret 2009

Anda mungkin juga menyukai