Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH PENERAPAN HARGA BARANG DAN JASA PUBLIK DI INDONESIA

( PERBANDINGANNYA DENGAN SEKTOR BISNIS )

Dosen: Wa Ode Suwarni, S.E., M.Sc

Mata Kuliah: Akuntansi Sektor Publik

Disusun Oleh:
Nur Dila Ariyani ( 19320039 )

PROGRAM STUDI AKUTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN

BAUBAU 2020/2021

KATA PENGANTAR

1|Page
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,karunia, kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Kami sangat
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Baubau, 30 Juni 2021

Penyusun

DAFTAR ISI

2|Page
Kata Pengantar................................................................................................................... 2

Daftar Isi............................................................................................................................. 3

Bab I Pendahuluan............................................................................................................. 4

A. Latar Belakang................................................................................................................ 4

B. Rumusan Masalah............................................................................................................ 4

Bab II Pembahasan............................................................................................................ 5

A. Manajemen Pelayanan Publik Dan Manajemen Pelayanan Swasta/Bisnis...................... 5

B. Pelayanan Publik Yang Dapat Dijual............................................................................... 9

C. Dasar Pembebanan Tarif Pelayanan Sektor Swasta......................................................... 10

D. Dasar Pembebanan Tarif Pelayanan Publik..................................................................... 11

Bab III Penutup.................................................................................................................. 14

A. Kesimpulan..................................................................................................................... 14

Daftar Pustaka.................................................................................................................... 15

BAB I

3|Page
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang dapat dinikmati oleh publik tanpa harus mengeluarkan
biaya. Dengan kata lain, barang/jasa publik adalah fasilitas yang diberikan oleh pemerintah untuk
publik/masyarakat secara umum tanpa masyarakat tersebut mengeluarkan biaya untuk dapat
menikmatinya. Jasa publik disediakan secara seragam kepada seluruh pengguna diseluruh daerah dan
seluruh masyarakat dapat memanfaatkan jasa ini. Namun demikian, bukan berarti bahwa penyedian jasa
publik ini tanpa menimbulkan biaya. Sebuah proses publik digunakan dalam menentukan jumlah yang
harus disediakan dan distribusi biaya kepada para individu.

Pemerintah terlihat dalam penyediaan barang dan jasa publik karena kegagalan mmekanisme
pasar.Pemberian pelayanan publik pada dasarnya dapat dibiayai melalui dua sumber, yaitu pajak dan
pembebanan langsung kepada masyarakat sebagai konsumen jasa publik (Mardiasmo, 2009). Tentu saja
dalam penentuan harga pelayanan publik ini yang namanya pemerintah memiliki andil yang sangat besar.
Dengan adanya keterlibatan pemerintah diharapkan dalam penentuan harga barang publik, adalah ingin
meningkatkan baik effisiensi alokas sumber daya maupun keadilan dalam distribusi pendapatan.

Pemerintah akan terlibat dalam penyediaan barang pribadi untuk memproteksi masyarakat dari
penipuan, kepastian tersedianya jasa, maupun keseragaman kualitas jasa. Semua keterlibatan pemerintah
ini ditunjukkan untuk mencapai penentuan harga yang efisien. Tujuan kebijakan harga oleh mencakup
tindakan-tindakan yang perlu agar pasar bekerja lebih baik, termasuk memperbaiki arus informasi atau
mengurangi unsur-unsur monopoli dan batasan-batasan dalam masukknya perusahaan-perusahaan baru
dalam pasar.

B. Rumusan Masalah
1. Manajemen Pelayanan Publik Dan Manajemen Pelayanan Swasta/Bisnis.
2. Penentuan Harga Pelayanan Publik
3. Pelayanan Publik Yang Dapat Dijual
4. Dasar Pembebanan Tarif Pelayanan Sektor Swasta.
5. Dasar Pembebanan Tarif Pelayanan Publik

BAB II

4|Page
PEMBAHASAN

A. Manajemen Pelayanan Publik Dan Manajemen Pelayanan Swasta/Bisnis.


Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara ( Meneg PAN ) Nomor 63/
KEP/M.PAN/7/2003, memberikan pengertian pelayanan publik yaitu segala kegiatan pelayanan yang
dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan penerima
pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang undang. Fungi pelayanan publik adalah
salah satu fungsi fundamental yang harus diemban pemerntah di tingkat pusat maupun daerah. Fungsi ini
juga diemban oleh BUMN/BUMD dalam memberikan dan menyediakan layanan jasa dan/ atau barang
publik. Dalam konsep pelayanan dikenal dua jenis pelaku pelayanan, yaitu penyedia layanan dan
penerima layanan. Menurut Barata (2003) penyedia layanan atau service provider adalah pihak yang
dapat memberikan suatau layanan tertentu kepada konsumen, beruapa layanan dalambentuk penyediaan
dan penyerahan barang (goods) maupun jasa-jasa (service).penerima layanan adalah pelanggan
(consumer) yang menerima layanan dari penyedia layanan.

Adapun berdasarkan status keterlibatannya dengan pihak yang melayani terdapat 2 (dua) golongan
pelanggan yaitu :
1) Pelanggan internal adalah orang-orang yang terlibat dalam proses penyediaan jasa atau proses
produksi barang, sejak dari perncanaan, pencitraan jasa atau pembuatan barang sampai dengan
pemasaran barang, penjualan dan pengadministrasiannya.
2) Pelanggan eksternal adalah semua orang yang berada diluar organisasi yang menerima layanan
penyerahan barang.

Pada prinsipnya pelayanan publik berbeda dengan pelayanan swasta. Namun demikian terdapat
persamaan di antara keduanya, yaitu:
a) Keduanya berusaha memenuhi harapan pelanggan dan mendapakan kepercayaannya.
b) Kepercayaan pelanggan adalah jaminan atas kelangsungan hidup organisasi.

Karakteristik khusus dari pelayanan publik yang membedakannya dari pelayanan swasta adalah sebagai
berikut :
a) Sebagian besar layanan pemerintah berupa jasa, barang tak nyata, misalnya perizinan, sertifikat,
peraturan, informasi keamanan, kerertiban, kebersihan, transportasi dan sebagainya.
b) Selalu terkait dengan jenis pelayanan-pelayanan yang lain, dan membentuk sebuah jalinan sistem
pelayanan yang berskala regional atau bahkan nasional.

5|Page
c) Pelanggan internal cukup menonjol, sebagai akibat dari tatanan organisasi pemerintah yang
cenderung birokratis. Dalam dunia pelayanan berlaku prinsip utamakan pelanggan eksternal lebih
dari pelanggan internal, namaun situasi nyata dalam hal hubungan antar lembaga pemerintah
sering memojokkan petugas pelayanan agar mendahulukan pelanggan internal.
d) Efesiensi dan efektifitas pelayanan akan meningkat seiring dengan peningkatan mutu pelayanan,
semakin tinggi mutu pelayanan bagi masyarakat semaki tinggi pula peran serta masyarakat dalam
kegiatan pelayanan.
e) Masyarakat secara keseluruhan diperlakukan sebagai pelanggan tidak langsung yang sangat
berpengaruh kepada upaya-upaya pengembangan pelayanan.
f) Tujuan akhir dari pelayanan publik adalah terciptanya tatatan kehidupan masyarkat yang berdaya
untuk mengurus persoalannya masing-masing.

Savas (1987) mengelompokkan jenis-jenis barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat dan individu
ke dalam 4 ( empat ) kelompok berdasarkan konsep exclusion dan comsumtion dalam hal pengelolaan
penyedia pelayanan publik. Cirri dari exclusion akan melekat pada barang/jasa jika pengguan potensinya
dapat ditolak menggunakannya. Kecuali jika yang bersangkutan dapat dipindah tangankan apabila terjadi
kesepakatan antara pembeli dan pemasok. Sedangkan dari segi consumption adalah barang konsumsi
merupakan barang atau jasa yang dapat diperguanakan secara bersama-sama atau kolektif oleh banyak
oaring tanpa ada pengurangan kualitas maupun kuantitasnya.

Exclusion Konsumsi individual Konsumsi kolektif


Mudah mencegah orang lain untuk ikut Barang privat Barang semi publik
menikmati
Sulit mencegah orang lain untuk ikut Barang semi privat Barang public
menikmati

1. Barang Privat
Barang adan jasa jenis ini dikonsumsi secara individual dan tidak dapat diperoleh oleh si pemakai
tanpa persetujuan pemasoknya. Bentuk persetujuannya bisa dilakukan dengan penetapan dan negosiasi
harga tertentu.serta transaksi pembelian. Contoh makana, pakaian

2. Barang semi privat


Barang dan jasa jenis ini dikonsumsi secara individual, namun sulit mencegah siapa pun untuk
memperolehnya meskipun mereka tidak mau membayar, atau biasa disebut jugan dengan barang semi

6|Page
privat. Contoh, pembelian radio ketika dinyalakan, si pemilik tidak dapat mencegah orang lain untuk
tidak ikut mendengarkan.

3. Barang semi public


Barang dan jasa jenis ini umumnya digunakan secara bersama-sama namun si pengguna harus
membayar dan merekea yang tidak dapat/ mau membayar dapat dengan mudah dicegah dari kemungkinan
menikmati abarang tersbut. Semakin sulit atau mahal mencegah seorang konsumen potensial dari
pemamfaatan toll goods semakin serupabarang tersebut dengan ciri barang publik. Contoh jalan told an
jembatan timbang.

4. Barang publik
Barang dan jasa ini umunya digunakan secara bersama-sama dan tidak mungkin mencegah siapa pun
untuk menggunakannya, sehingga masyarakat ( pengguna ) pada umumnya tidak bersedia membayar
berapa pun tanpa dipaksa untuk memperoleh barang misalnya jalan raya dan taman.

Dari keempat pengelompokan barang tersebut penyediaan jenis barang privat dan semi privat dapat
murni dilakukan oleh swasta.sedangkan penyediaan barang semi publik dapat dilakukan baik oleh
pemerintah maupun swasta. Khusus untuk penyediaan jenis barang publik haruslah oleh pemerintah.

Dalam keputusan Menpan nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang pedoman umum penyelenggaraan


pelayanan publik, pengelompokan pelayanan publik secara garis besar adalah :
a. Pelayanan administrative
b. Pelayanan barang
c. Pelayanan jasa

Pelayanan publik identik dengan representasi dari ekseistensi birokrasi pemerintahan, karena
berkenaan langsung dengan salah satu fungsi pemerintah, yaiu memberikan pelyanan. Oleh karenanya
sebuah kualitas pelayanan publik merupakan cerminan dari sebuah kualitas birokrasi pemerintah. Selain
itu dalam paper-nya yang berjudul Management in the Publik Domain,Stewart & Ranson (1998) secara
umum menggambarkan perbedaan manajemen pelayanan pada sektor swasta.
1. Sektor swasta lebih mendasarkan pada pilihan individu dalam pasar. Organisasi di sektor
swasta dituntut untuk dapat memenuhi selera dan pilihan individual untuk memenuhi
keputusan tiap-tiap individu pelanggan. Keadaan seperti itu berbeda dengan yang terjadi
disektor publik. Sektor publik tidak mendasarkan pada pilihan individual dalam pasar tetapi

7|Page
pilihan kolektif dalam pemerintahan. Organisasi sektor publik mendasarkan pada tuntutan
masyarakat yang sifatnya kolektif (masa).
2. Karakteristik sektor swasta adalah di pengaruhi hukum permintaan dan penawaran ( supply
and demand ). Permintaan dan penawaran tersebut akan berdampak pada harga suatu produk
barang atau jasa. Sementara itu, penggerak sektor publik adalah karena kebutuhan sumber
daya. Adanya kebutuhan masyarakat terhadap sumber daya, seperti air bersih, listrik,
keamanan, kesehatan, pendidikan, dan sebagainya menjadi alasan utama bagi sektor publik
untuk menyediakannya.
3. Manajemen di sektor swasta bersifat tertutup terhadap akses publik, sedangkan sekor publik
bersifat terbuka untuk masyarakat terutama yang terkait dengan manajemen pelayanan. Dalam
organisasi sektor publik, informasi harus diberikan kepada publik seluas mungkin untuk
meningkatkan tranparansi dan akuntabilitas publik sehingga pelayanan yang diberikan dapat
diterima seluruh masyarakat secara menyeluruh. Sementara itu disektor swasta informasi yang
disampaikan kepada publik relative terbatas.
4. Sektor swasta berorientasi pada keadilan pasar ( equity of market ). Keadilan pasar berarti
adanya kesempatan yang sama untuk masuk pasar. Sektor swasta berkepentingan untuk
menghilangkan hambatan dalam memasuki pasar. Keadilan pasar akan terjadi apabila terdapat
kompetisi yang adil dalam pasar sempurna, yaitu dengan tidak adanya monopoli dan
monopsoni.
5. Tujuan manajemen pelayanan sektor swasta adalah untuk mencari kepuasan pelanggan,
sedangkan sektor publik bertujuan untuk menciptakan keadilan dan kesejahteraan sosial.
Sektor publik dihadapkan pada permasalahan keadilan distribusi, kesejahteraan sosial,
sedangkan sektor swasta tidak dibebani tanggung jawab untuk melakukan keadilan distributive
seperti itu.
6. Organisasi sektor swasta memiliki konsepsi bahwa pelanggan adalah raja. Pelanggan
merupakan penguasa tinggi. Sementara itu, dalam organisasi sektor publik kekuasaan tertinggi
adalah masyarakat.
7. Persaingan dalam sektor swasta merupakan instrument pasar, sedangkan dalam sektor publik
yang merupakan instrument pemerintahan adalah tindakan kolektif. Keadaan inilah yang
menyebabkan sektor publik tidak bisa menjadi murni pasar akan tetapi bersifat setengah pasar.
Kekuatan sektor swasta adalah kekuatan pasar, sehingga kekuatan pasar yang akan memaksa orang
membeli atau keluar dari pasar. Sektor swasta bisa membebankan harga yang berbeda untuk pelanggan
yang berbeda dan hal ini tidaka akan mengundang protes berupa demonstrasi.

8|Page
B. Pelayanan Publik Yang Dapat Dijual
Dalam Mardiasmo (2009) disebutkan bahwa pemerintah dapat dibenarkan menarik tarif untuk
pelayanan tertentu baik secara langsung atau tidak langsung melalui perusahaan milik pemerintah.
Disebutkan pula beberapa pelayanan publik yang dapat dibebankan tarif pelayanannya yaitu:
 Penyediaan air bersih
 Transportasi publik
 Jasa pos dan telekomunikasi
 Energy dan listrik
 Perumahan rakyat
 Fasilitas reaksi atau pariwisata
 Pendidikan
 Jalan tol
 Irigasi
 Jasa pemadam kebakaran
 Pelayanan kesehatan
 Pengolahan sampah atau limbah

Dalam membebankan tarif pelayanan publik Mardiasmo (2009) juga menyatakan beberapa alasannya,
seperti:
1. Adanya barang privat versus barang public
Barang privat adalah barang-barang kebutuhan masyarakat yang mamfaat barang atau jasa tersebut
hanya dinikmati secara individual oleh pembelinya, sedangkan yang tidak mengonsumsi tidak dapat
menikmati barang dan jasa tersebut. Contoh : makanan, minuman, listrik, telpon dan sebagainya.Barang
publik adalah barang-barang kebutuhan masyarakat yang mamfaat barang dan jasa tersebut dapat
dinikmati oleh seluruh masyarakat secara bersama-sama.Hal yang menjadi masalah adalah bagaimana
membedakan barang publik dengan barang privat, ini dikarenakan hal berikut :
 Batasan barang publik dengan barang privat sulit ditentukan.
 Terdapat barang dan jasa yang merupakan barang atau jasa publik, tetapi dalam penggunaannya
tidak dapat dihindari keterlibatannya beberapa elemen pembebanan langsung, seperti pelayanan
medis, tarif obat, tarif air.
 Terdapat kecenderungan untuk membebankan tarif pelayanan daripada membebankan pajak
karena pembebanan tariff lebih mudah pengumpulannya.

9|Page
Dalam penyediaan barang publik, yang perlu diperhatikan adalah :
 Identifikasi barang atau jasa yang menjadi kebutuhan masyarakat
 Siapa yang berkompeten untuk menyediakan kebutuhan publik tersebut
 Dapatkah penyediaan pelayanan publik tertentu diserahkan kepada sektor swasta dan pihak ketiga
 Pelayanan publik apa saja yang tidak harus dilakukan pemerintah tapi dapat di tangai oleh swasta.

2. Efesiensi ekonomi
Ketika setiap individu bebas menentukan banyaknya barang dan jasa yang mereka ingin konsumsi,
mekanisme harga memiliki peran penting dalam mengalokasikan sumber daya melalui :
 Pendistribusian permintaan;
 Pemberian Insentif untuk menghindari pemborosan;
 Pemberian insentif kepada pemasok berkaitan dengan skala produksi
 Penyediaan sumber daya pada supplier untuk mempertahankan dan meningkatkan persediaan
jasa.

3. Prinsip keuntungan
Ketika pelayanan tidak dinikmati oleh semua orang, pembebanan langsung kepada masyarakat yang
menerima jasa tersebut dianggap wajar bila berdasarkan prinsip bahwa yang tidak menikmati mamfaat
tidak perlu membayar. Jadi pembebanan hanya dikenakan kepada masyarakat atau mereka yang di
untungkan kepada pelayanan tersebut.

C. Dasar Pembebanan Tarif Pelayanan Sektor Swasta.


Perusahaan dalam menetapkan harga suatu produk atau jasa, ada dua faktor yang harus
dipertimbangkan yaitu :
a) Faktor Internal perusahaan meliputi :
1) Tujuan pemasaran perusahaan
Faktor utama yang menetukan dalam penetapan harga adalah tujuan pemasaran perusahaan.
2) Strategi bauran pemasaran
Harga adalah salah satu komponan bauran pemasaran.oleh karena itu, harga perlu di
koordinasikan dan saling mendukung dengan bauran pemasaran lainnya ; yaitu produk, distribusi,
dan promosi.
3) Biaya
Biaya merupakan faktor yang menentukan harga minimal yang harus ditetapkan perusahaan agar
tidak mengalami kerugian.

10 | P a g e
b) Faktor eksternal perusahaan meliputi :
1) Sifat pasar dan permintaan;
Setiap perusahaan perlu memahami sifat pasar dn permintaan yang dihadapinya, apakah termasuk
pasar persaingan sempurna, persaingan monopoli, maupun oligopoly.
2) Persaingan;
Kebebasan perusahaaan dalam menentukan harga itu bergantung pada jenis pasar yang berbeda-
beda. Berdasarkan bentuk persaingannya, empat jenis pasar antara lain ;
 Pasar persaingan murni (pure competition)
 Pasar persaingan Monopoli ( Monopolistic competition )
 Pasar Persainagan oligopoly ( Oligopolistic competition )
 Pasar Monopoli Murni ( Pure Monopoly)

D. Dasar Pembebanan Tarif Pelayanan Publik


Penyediaan barang publik memiliki tujuannya dalam menciptakan penggunaan sumber daya secara
efisien, menambah penapatan, dan mempengaruhi kesejahteraan masyarakat pada segmentasi yang
berbeda.Dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, instansi milik pemerintah apakah BUMD dan
BUMN akan memberikan tariff pelayanan publik yang diwujudkan dalam bentuk retribusi, pajak dan
pembebanan tarif jasa langsung kepada masyarakat sebagai konsumen jasa publik.

Kesulitan dalam penentuan tarif pelayanan kepada mengingat terdapat kesulitan dalam membedakan
barang publik dengan barang privat, dikarenakan adanya kesulitan dalam menentukan batasan antara
kedua barang tersebut. Adanya pebebanan secara langsung dalam penggunaan barang/jasa publik, dan
kecendrungan membebankan tarif pelayanan langsung daripada membebankannya pada pajak yang
dibayarkan secara berkala. Kesulitan berikutnya adalah terdapat tanggapan bahwa dalam suatu sistem
ekonomi campuran, barang privat lebih baik disediakan oleh pihak swasta dan barang publik diberikan
secara kolektif oleh pemerintah yang dibayai oleh pajak.

Dalam strategi harga terdapat beberapa alternatif untuk menentukan harga yaitu:
1) Two-part tariffs : banyak kepentingan publik (seperti listrik) dipungut dengan two-part tariffs,
yaitu fixed charge untuk menutupi biaya overhead atau biaya infrastruktur dan variable charge
yang didasarkan atas besarnya konsumsi.
2) Peak-load tariffs : pelayanan publik dipungut berdasarkan tarif tertinggi. Permasalahannya adalah
beban tertinggi, membutuhkan tambahan kapasitas yang disediakan, tarif tertinggi untuk periode

11 | P a g e
puncak yang harus menggambarkan higher marginal cost (seperti telepon dan transportasi
umum).
3) Full cost recovery. Harga pelayanan didasarkan pada biaya penuh atau biaya total untuk
menghasilkan pelayanan. Penetapan harga berdasarkan biaya penuh atas pelayanan publik perlu
mempertimbangkan keadilan (equity) dan kemampuan publik untuk membayar.
4) Harga diatas marginal cost. Dalam beberapa kasus, sengaja ditetapkan harga diatas marginal cost,
seperti tarif parker mobil, adanya beberapa biaya perijinan atau licence fee.

Penentuan tarif ini juga harus mempertimbangkan opportunity cost untuk staf, perlengkapan,
opportunity cost of capital, accounting price, untuk input ketika harga pasar tidak menunjukkan value to
siciety (opportunity cost). Pelayanan menyebabkan unit kerja harus memiliki data biaya yang akurat agar
dapat mengestimasi marginal cost, sehingga dapat ditetapkan harga pelayanan yang tepat. Marginal cost
pricing bukan merupakan satu-satunya dasar untuk penetapan harga di sektor publik. Digunakan marginal
cost pricing atau tidak, yang jelas harus ada kebijakan yang jelas mengenai harga pelayanan yang mampu
menunjukkan biaya secara akurat dan mampu mengidentifikasi skala subsidi publik.

Berapa pun harga yang dibebankan kepada masyarakat harusnya juga merujuk pada standar yang
dibuat oleh organisasi sektor publik sebagi bentuk perbandingan pelayanan yang dapat di ukur, untuk itu
sektor publik harus segera merumuskan Standar Pelayanan Minimum (SPM) yang menekankan pada
pengelolanan sektor publik yang memiliki paradigma Value for Money yang merupakan konsep
pengelolaan organisasi sektor publik yang mendasarkan pada tiga elemen utama yaitu: Ekonomi,
Efesiensi, dan Efektivitas.

Ekonomi merupakan perbandingan input dengan input value yang dinyatakan dalam satuan moneter.
Ekonomi terkait dengan sejauh mana organisasi sektor publik dapat meminimalisir input resources yang
digunakan yaitu dengan menghindari pengeluaran yang boros dan tidak produktif. Efisiensi adalah
pencapaian output yang maksimium dengan input yang tertentu atau penggunaan input yang terendah
untuk mencapai output tertentu dan efisiensi merupakan perbandingan output/input yang dikaitkan
dengan standar kinerja atau target yang telah ditetapkan (Efisiensi/tepat sasaran). Dalam penentuan
standar pelayanan minimum, sebagai feed-back pelayanan kepada masyarakat maka organisasi sektor
publik harus memperhatikan stakeholder sebagai orang yang berkentingan dengan keberadaan perusahaan
karenanya keterlibatan stakeholder dalam penyusunan tarif dan standar pelayanan minimum sangat urgen
seperti, masyarakat umum, akademisi dan para konsultan dan pihak yang konsen dalam sektor publik.

12 | P a g e
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

13 | P a g e
Dalam sektor publik mempunyai suatu dampak yang penting pada konsumen dan perilaku. Harga juga
mempunyai kemampuan untuk mencapai sejumlah pencapaian lain.termasuk dalam penggunaan sumber
daya efisien, peningkatan pendapatan dan pemerataan pendpatan. Sering kali,harga diatur dlam cara-cara
yang bertentangan dengan sasaran hasil kebijakan publik, akan tetapi sering kali juga hal ini merupakan
hasil suatu pemahaman yang kurang mengenai peran harga dan keberadaan alternative mekanisme
penetapan harga.Ketika menentukan harga untuk suatu fasilitas yang ada, adalah hal yang penting untuk
memahami bahwa ada banyak pilihan dalam penetapan harga dan tidak ada suatu metode tunggal yang
benar untuk tiap-tiap situasi.

Pemamfaatan sumber daya efisien tergantung pada penetapan biaya marginal, walaupun untuk
kebanyakan barang publik, hal ini mengarah pada pendapatan jangka pendek.Memang disadari bahwa
penetapan harga pada barang publik di tunjukan untuk mengganti biaya penyediaan barang tersebut.
Namun, juga harus di ingat bahwa penyediaan barang publik pada awalnya memiliki tujuan tertentu.
Tidak seperti barang swasta yang secara pasti bertujuan untuk mendapatkan laba semaksimal mungkin.
Penyediaan barang publik lebih mengarah pada pencapaian kesejahteraan masyarakat, sedangkan tujuan-
tujuannya bisa berupa peningkatan pendapatan, pemerataan, ataupun mewujudkan eksternalitas positif
dari penyediaanya.

DAFTAR PUSTAKA

Barata, Atep Adya.2003.Dasar-dasar Pelayanan Prima.Jakarta: Gramedia.


Mardiasmo.2009.Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Penerbit Andi.

14 | P a g e
Savas, F. S. 1987. Privatization- The Key to Better Government. Chatman House Publisher Inc. Chatman:
New Jarsey.
Keputusan MENPAN Nomor 63/KEP/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan
Publik.
Oxford Advance Learners Dictionary Of Current English.2000.Edisi ke-6. Oxford University Press:
Inggris.
Stewart, John., dan Stewart ranson. 1998. Management in the Publik Domain. Publik Money and
Management, Vol. 89, Musim Panas.
Halim, Abdul dan M. Syam Kusufi. 2014. Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Salemba Empat. Edisi 2.
Yogyakarta.

15 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai