Disusun oleh:
Kelompok 13
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami penulis dari kelompok 13 dapat menyelesaikan tugas
paper yang berjudul “Konsep Penentuan Harga Barang Publik Serta Jenis-Jenis Aturan
Pemerintah Yang Mendukungnya”. Pada paper ini, kami membahas 7 sub pokok
bahasan yaitu : 1) Tujuan Kebijakan Harga, 2) Pajak Dalam Upaya Menutup Defisit, 3)
Pungutan Untuk Menutupi Defisit, 4) Diskriminasi Harga Untuk Menutup Defisit, 5)
Peraturan Pemerintah Untuk Menutup Defisit, 6) Penentuan Harga Barang Publik, 7)
Implementasi Penentuan Harga dalam Produk Pertanian.
Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibu
Dr. Made Heny Urmila Dewi, SE, M.Si. selaku dosen pengampu pada mata kuliah
Ekonomi Publik, Program Studi Sarjana Ekonomi Pembangunan, Universitas
Udayana. Selain itu, paper ini juga bertujuan untuk menambah wawasan kami para
penulis dan pembaca mengenai teori barang swasta.
Kami sebagai penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Made Heny
Urmila Dewi, SE, M.Si yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat
menambah pengetahuan dan wawasan yang sesuai dengan bidang studi yang kami
tempuh. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan paper ini baik dari anggota kelompok semuanya yang
sudah bekerja bersama, begitu pula kepada pihak-pihak yang dapat membagi sebagian
informasi dan pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan paper ini. Kami
menyadari, paper yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
i
Kelompok 13
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui tujuan dari adanya kebijakan harga
1
2) Untuk mengetahui peranan pajak dalam upaya menutup deficit melalui barang
public?
3) Untuk mengetahui peranan pungutan dalam upaya menutup deficit melalui
barang public?
4) Untuk mengetahui peranan deskriminasi harga dalam upaya menutup deficit
melalui barang public?
5) Untuk mengetahui peranan pemerintah dalam upaya menutup deficit melalui
barang public?
6) Untuk mengetahui mekanisme dalam penentuan harga barang public?
7) Untuk mengetahui implementasi penentuan harga dalam produk pertanian
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
sakit dan pos), maupun keseragaman kualitas jasa (misal pendidikan). Semua
keterlibatan pemerintah ini ditujukan untuk mencapai penentuan harga yang efisien.
4
2.3 Pungutan Untuk Menutupi Defisit
Sistem diskriminasi harga adalah pengenaan harga yang berbeda antara jumlah
barang yang berbeda. Terdapat dua jenis diskriminasi harga untuk menutup defisit yaitu
diskriminasi sempurna dan diskriminasi tidak sempurna. Namun, diskriminasi harga
secara sempurna tidak mungkin dilakukan sebab tindakan tersebut membutuhkan biaya
yang besar, sehingga yang biasa digunakan adalah diskriminasi harga tidak sempurna.
5
Untuk melakukan diskriminasi harga diperlukan syarat; (1) konsumen tidak dapat
saling berhubungan, dan (2) elastisitas permintaan berbeda untuk konsumen yang
berbeda pula. Kebijaksanaan diskriminasi harga banyak dilaksanakan oleh perusahaan
minum, perusahaan listrik yang mengenakan tarif berbeda untuk jenis golongan
konsumen (rumah tangga, industri, sosial).
Bagi suatu perusahaan negara, penentuan tingkat harga untuk barang-barang
yang disebut dengan public utulities tidak bisa lepas dari peranan negara secara
keseluruhan, yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara optimal.
Dalam hal ini, tindakan pemerintah untuk menggunakan diskriminasi harga haruslah
diupayakan agar excess burden bagi masyarakat sekecil mungkin. Pada perusahaan
yang menghasilkan dua jenis barang atau lebih, usaha untuk menutup defisit dapat
dilakukan dengan mengenakan harga yang lebih tinggi bagi barang yang mempunyai
permintaan inelastis. Untuk barang tersebut, pengurangan permintaan karena harga
yang lebih tinggi akan lebih sedikit daripada jenis barang yang permintaannya lebih
elastis dan pengurangan suplus konsumen menjadi lebih kecil.
6
2.6 Penentuan Harga Barang Publik
Tergantung pada masing-masing tujuannya, pemerintah mempunyai banyak
pilihan berkaitan dengan keputusan penyediaan barang atau jasanya:
1. Dapat dijual dengan harga pasar.
2. Dijual dengan tingkat harga tertentu yang berbeda dengan harga pasar.
3. Diberikan secara gratis kepada para konsumennya
Masing-masing keputusan akan mempunyai konsekuensi. Sebagai contoh,
meskipun keputusan memberikan secara gratis kepada masyarakat akan
memaksimalkan penggunaan barang atau jasa oleh masyarakat, cara ini menimbulkan
biaya yang sangat tinggi yang harus ditanggung oleh pemerintah. Dengan kata lain,
contoh tersebut menggambarkan kondisi yang tidak efisien bagi penyediaan barang dan
jasa oleh pemerintah.
Keputusan penentuan harga oleh pemerintah ditujukan untuk memperbaiki
alokasi sumber daya ekonomi pada sektor publik. Dalam perekonomian, tingkat harga
merupakan suatu tanda tingginya nilai yang merupakan kesediaan konsumen untuk
membayar atas barang yang dihasilkan oleh produsen, sekaligus merupakan tingginya
biaya untuk menghasilkan barang tersebut oleh produsen.
Dalam mekanisme pasar barang pribadi yang bersifat persaingan sempurna,
untuk menentukan tingkat keseimbangan, berlaku hukum bahwa harga sama dengan
biaya marginal (marginal cost) dan sama dengan pendapatan marjinal (marginal
revenue) bagi produsen, atau p = MC = MR, dimana p adalah price atau harga, MC
adalah marginal cost atau biaya marjinal dan MR adalah marginal revenue atau
pendapatan marjinal. Sehingga, apabila konsumen akan memaksimalkan kepuasannya,
pada tingkat equilibrium, konsumen akan membeli barang-barang sampai tercapai
kondisi equilibrium tersebut.
Pertanyaan akan timbul, apakah hukum ekonomi tersebut berlaku juga untuk
barang atau jasa yang disediakan oleh pemerintah? Pada dasarnya, tugas pemerintah
adalah menyediakan barang untuk kepentingan orang banyak dengan harga murah.
7
Dengan demikian, pemerintah akan ditekan oleh kekuatan politik untuk tidak
mengambil keuntungan dari barang atau jasa yang dihasilkannya. Itulah sebabnya,
pemerintah seringkali menetapkan harga dibawah tingkat harga yang sebenarnya untuk
memberikan perlindungan kepada konsumen barang tersebut. Konsekuensinya,
keputusan pemerintah ini menimbulkan akibat ketidakefisienan atau terjadi
pemborosan apabila dipandang dari ilmu ekonomi, karena konsumen menilai barang
atau jasa yang disediakan oleh pemerintah terlalu mudah diperoleh.
Contoh yang dapat digunakan adalah penyediaan public utilities oleh
pemerintah, seperti air minum dan listrik. Pemerintah tidak diharapkan untuk
memperoleh keuntungan dari penyediaan barang yang dibutuhkan oleh masyarakat
banyak itu, sehingga pemerintah dapat menetapkan harga tertinggi. Pemerintah hanya
menutup biaya totalnya yang mengakibatkan perusahaanperusahaan pemerintah
penyedia barang public utilities akan tetap dapat berjalan tanpa mengalami kerugian.
Akan tetapi, situasi penyediaan public utilities tersebut diatas tidak berlaku
untuk seluruh barang dan jasa yang disediakan oleh pemerintah. Perusahaan yang
mengelola public utilities yang harus menjual produksinya tanpa memperoleh
keuntungan sama sekali akan menghadapi permasalahan dalam ekspansi atau
melakukan perluasan usaha. Maka, pemerintah akan mengarahkan perusahaan pada
kondisi bahwa, selain menghasilkan barang dan jasa sebanyak mungkin untuk
mencukupi kebutuhan rakyat banyak, perusahaan juga diijinkan memperoleh
keuntungan dalam jumlah tertentu. Pemerintah akan menetapkan jumlah keuntungan
maksimum, kemudian konsumen akan membayar jumlah diatas nilai yang ditetapkan
sebelumnya pada saat zero profit. Pada kondisi ini, konsumen tidak terlalu dibebankan
tingkat harga yang terlalu tinggi, tetapi produsen masih dapat melakukan perluasan
usaha untuk menambah investasinya.
Penentuan harga dengan metode seperti inilah yang harus dipertimbangkan
dalam pengambilan keputusan penyediaan barang publik oleh pemerintah. Kajian-
kajian harus dilakukan untuk memperoleh kebijakan yang tepat sasaran, artinya
8
perusahaan penghasil public utilities diwajibkan menyediakan barang dan jasa publik,
sedangkan pemerintah berkewajiban membatasi keuntungan yang harus diperoleh oleh
perusahaan-perusahaan tersebut, mengingat tugas pemerintah dalam penyediaan brang
dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
11
DAFTAR RUJUKAN
http://ferryfebub.lecture.ub.ac.id/files/2013/01/Bagian-IV-Barang-Publik.pdf
http://ferryfebub.lecture.ub.ac.id/files/2013/01/Bagian-IV-Teori-Barang-Publik.pdf
http://repository.unas.ac.id/606/1/Sistem%20Keuangan%20Publik_2015.pdf
12