Anda di halaman 1dari 16

EKONOMI PUBLIK

EKI 306 (C3)


“Konsep Penentuan Harga Barang Publik Serta Jenis-Jenis Aturan
Pemerintah Yang Mendukungnya”
Dosen Pengampu : Dr. Made Heny Urmila Dewi, SE, M.Si

Disusun oleh:

Kelompok 13

Ni Kadek Sepiawati (2007511209)

I Gede Wahyu Indrayana (2007511261)

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami penulis dari kelompok 13 dapat menyelesaikan tugas
paper yang berjudul “Konsep Penentuan Harga Barang Publik Serta Jenis-Jenis Aturan
Pemerintah Yang Mendukungnya”. Pada paper ini, kami membahas 7 sub pokok
bahasan yaitu : 1) Tujuan Kebijakan Harga, 2) Pajak Dalam Upaya Menutup Defisit, 3)
Pungutan Untuk Menutupi Defisit, 4) Diskriminasi Harga Untuk Menutup Defisit, 5)
Peraturan Pemerintah Untuk Menutup Defisit, 6) Penentuan Harga Barang Publik, 7)
Implementasi Penentuan Harga dalam Produk Pertanian.

Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk memenuhi tugas dari ibu
Dr. Made Heny Urmila Dewi, SE, M.Si. selaku dosen pengampu pada mata kuliah
Ekonomi Publik, Program Studi Sarjana Ekonomi Pembangunan, Universitas
Udayana. Selain itu, paper ini juga bertujuan untuk menambah wawasan kami para
penulis dan pembaca mengenai teori barang swasta.

Kami sebagai penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Made Heny
Urmila Dewi, SE, M.Si yang telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat
menambah pengetahuan dan wawasan yang sesuai dengan bidang studi yang kami
tempuh. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan paper ini baik dari anggota kelompok semuanya yang
sudah bekerja bersama, begitu pula kepada pihak-pihak yang dapat membagi sebagian
informasi dan pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan paper ini. Kami
menyadari, paper yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 13 April 2022

i
Kelompok 13

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3 Tujuan ......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3
2.1 Tujuan Kebijakan Harga ............................................................................ 3
2.2 Pajak Dalam Upaya Menutup Defisit ......................................................... 4
2.3 Pungutan Untuk Menutupi Defisit .............................................................. 5
2.4 Diskriminasi Harga Untuk Menutup Defisit ............................................... 5
2.5 Peraturan Pemerintah Untuk Menutup Defisit ............................................ 6
2.6 Penentuan Harga Barang Publik ................................................................. 7
2.7 Implementasi Penentuan Harga dalam Produk Pertanian ........................... 9
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 10
3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 10
DAFTAR RUJUKAN ................................................................................................ 12

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyediaan barang-barang publik yang dibutuhkan oleh pemerintah
menimbulkan persoalan karena barang-barang tersebut tidak dapat dijual kepada
seorang konsumen saja (prinsip pengecualian atau excusion principle tidak dapat
diterapkan) atau kerena tidak efisien (sebab konsumsi barang publik tidak bersaing,
nonrival). Dalam bab ini akan dibahas mengenai penyediaan barang publik atau barang
sosial yang dapat dipungut suatu harang pada barang tersebut, akan tetapi pemungutan
harga atas penyediaan barang tersebut tidak dilaksanakan melalui mekanisme pasar.
Kasus ini terlihat pada suatu industri yang mempunyai struktur biaya menurun
(decreasing cost) dimana untuk industri tersebut sebetulnya mekanisme pasar dapat
dipakai untuk menentukan harga, tetapi harga yang terjadi menjadi sangat tinggi dan
jumlah barang yang diproduksi sangat sedikit.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa tujuan dari adanya kebijakan harga ?
2) Bagaimana peranan pajak dalam upaya menutup deficit melalui barang public?
3) Bagaimana peranan pungutan dalam upaya menutup deficit melalui barang
public?
4) Bagaimana peranan deskriminasi harga dalam upaya menutup deficit melalui
barang public?
5) Bagaimana peranan pemerintah dalam upaya menutup deficit melalui barang
public?
6) Bagaimana mekanisme dalam penentuan harga barang public?
7) Bagaimana implementasi penentuan harga dalam produk pertanian

1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui tujuan dari adanya kebijakan harga
1
2) Untuk mengetahui peranan pajak dalam upaya menutup deficit melalui barang
public?
3) Untuk mengetahui peranan pungutan dalam upaya menutup deficit melalui
barang public?
4) Untuk mengetahui peranan deskriminasi harga dalam upaya menutup deficit
melalui barang public?
5) Untuk mengetahui peranan pemerintah dalam upaya menutup deficit melalui
barang public?
6) Untuk mengetahui mekanisme dalam penentuan harga barang public?
7) Untuk mengetahui implementasi penentuan harga dalam produk pertanian

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tujuan Kebijakan Harga

Secara umum, pemerintah tidak menjual jasanya kepada masyarakat, akan


tetapi pemerintah menyediakan jasa publik kepada masyarakat tanpa harus membayar.
Sebagai contoh, jasa pertahanan nasional tidak dijual kepada para individu dimana
individu harus membayar bila memanfaatkannya. Jasa ini disediakan secara seragam
kepada seluruh pengguna di seluruh daerah dan seluruh masayarakat dapat
memanfaatkan jasa ini. Namun demikian, bukan berarti bahwa penyediaan jasa publik
ini tanpa menimbulkan biaya. Sebuah proses politik digunakan dalam menentukan
jumlah yang harus disediakan dan distribusi biaya kepada para individu. Pemerintah
terlibat dalam penyediaan barang dan jasa publik ini karena kegagalan mekanisme
pasar.

Pertanyaan mendasar tentang mengapa pemerintah terlibat dalam kegiatan


penentuan harga barang merupakan pertanyaan yang cukup sulit untuk dijawab.
Harapan pemerintah, dengan keterlibatan dalam penentuan harga barang publik, adalah
ingin meningkatkan baik efisiensi alokasi sumber daya maupun keadilan dalam
distribusi pendapatan. Ini tidak berarti bahwa setiap tindakan pemerintah pasti berhasil
mengatasi problem ini. Dalam menentukan seberapa banyak suatu barang harus dibeli
oleh individu-individu, mereka hanya akan mempertimbangkan manfaat yang
diperoleh secara pribadi, sehingga kesempatan bahwa barang tersebut tersedia di pasar
akan sangat kecil. Dalam kasus ini, pemerintah akan melibatkan diri untuk menjamin
bahwa manfaat eksternal harus juga dipertimbangkan dalam mengambil keputusan
jumlah yang akan dikonsumsi oleh individu. Dengan analogi yang sama, pemerintah
juga akan terlibat dalam penyediaan barang pribadi untuk memproteksi masyarakat dari
penipuan (misalnya kebenaran iklan), kepastian tersedianya jasa (misal jasa rumah

3
sakit dan pos), maupun keseragaman kualitas jasa (misal pendidikan). Semua
keterlibatan pemerintah ini ditujukan untuk mencapai penentuan harga yang efisien.

Tujuan kebijakan harga oleh pemerintah mencakup tindakantindakan yang


diperlukan agar pasar bekerja lebih baik, termasuk memperbaiki arus informasi atau
mengurangi unsur-unsur monopoli dan batasan-baasan dalam masuknya
perusahaanperusahaan baru dalam pasar. Akan selalu ada tujuan- tujuan ekonomi dan
non-ekonomi yang dapat diikuti pemerintah melalui campur tangan, dalam
meminimalkan biaya ekonomi guna mencapai sasaran-sasaran yang diinginkan.

2.2 Pajak Dalam Upaya Menutup Defisit

Defisit pemerintah dalam memproduksi barang publik dapat ditutup dengan


pajak, akan tetapi pemungutan pajak akan menimbulkan beberapa masalah. Apabila
pajak yang dikenakan pada masyarakat adalah jenis pajak lump-sum (dikenakan dalam
jumlah yang sama pada setiap orang) maka tidak ada masalah dari segi efisiensi karena
pajak ini tidak mempengaruhi perilaku masyarakat (hanya menimbulkan efek
pendapatan tetapi tidak ada efek substitusi). Akan tetapi pajak lump-sum bertentangan
dengan prinsip kemampuan membayar pajak (ability to pay). Apabila defisit
pemerintah ditutup dengan pajak pendapatan maka dari segi kemampuan membayar
pajak pendapatan bersifat adil, tetapi pajak pendapatan menimbulkan efek pendapatan
dan efek substitusi yang menyebabkan perubahan perilaku konsumen sehingga pajak
tersebut dikatakan tidak efisien. Pemungutan pajak yang dimaksudkan menutup defisit
pemerintah dalam memproduksikan suatu barangpublik menimbulkan ketidakadilan
lain bagi seluruh masyarakat, karena orang yang membayar pajak mungkin tidak
menikmati jasa barang publik tersebut. Misalnya pajak pendapatan yang digunakan
untuk menutupi kerugian perusahaan kereta api milik negara akan menimbulkan
ketidakadilan bagi orang yang membayar pajak pendapatan tetapi tidak pernah naik
kereta api.

4
2.3 Pungutan Untuk Menutupi Defisit

Adalah lebih adil apabila defisit perusahaan-perusahaan negara ditutup dengan


pungutan bagi orang yang menikmati jasa perusahaan-perusahaan negara tersebut.
Masalahnya, apabila jumlah pungutan terlalu tinggi karena dimaksudkan menutup
biaya produksi maka output yang diproduksikan akan menjadi terlalu sedikit dan harga
menjadi lebih tinggi daripada harga pada tingkat output yang efisien, yaitu pada
MC=AR.
Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan negara yang bersangkutan dapat
mempergunakan kebijaksanaan harga yang kurang menimbulkan inefisiensi
dibandingkan dengan sisten harga dimana harga barang perunit sama dengan biaya
perunit (TR=TC). Salah satu cara pengenaan harga suatu barang adalah dengan sistem
dua harga. Pada sistem harga ini setiap konsumen harus membayar pungutan atas setiap
unit barang yang dikonsumsikan. Selain itu mereka juga harus membayar tambahan
tambahan pungutan atau pembayaran dalam jumlah yang sama untuk setiap konsumen.
Tambahan pungutan tersebut menimbulkan efek substitusi antara pilihan menjadi
langganan (konsumen) perusahaan tersebut atau tidak, tetapi tidak menimbulkan efek
substitusi antara tingkat penggunaan atau jumlah penggunaan jasa perusahaan tersebut.
Apabila defisit perusahaan negara tersebut kecil sedangkan konsumennya banyak maka
pungutan tambahan (uang langganan) akan menjadi sedikit sehingga masalah efisiensi
dapat diatasi karena jumlah pungutan tambahan tidak akan menyebabkan konsumen
mengurangi permintaan akan jasa/barang perusahaan negara yang dimaksud.

2.4 Diskriminasi Harga Untuk Menutup Defisit

Sistem diskriminasi harga adalah pengenaan harga yang berbeda antara jumlah
barang yang berbeda. Terdapat dua jenis diskriminasi harga untuk menutup defisit yaitu
diskriminasi sempurna dan diskriminasi tidak sempurna. Namun, diskriminasi harga
secara sempurna tidak mungkin dilakukan sebab tindakan tersebut membutuhkan biaya
yang besar, sehingga yang biasa digunakan adalah diskriminasi harga tidak sempurna.
5
Untuk melakukan diskriminasi harga diperlukan syarat; (1) konsumen tidak dapat
saling berhubungan, dan (2) elastisitas permintaan berbeda untuk konsumen yang
berbeda pula. Kebijaksanaan diskriminasi harga banyak dilaksanakan oleh perusahaan
minum, perusahaan listrik yang mengenakan tarif berbeda untuk jenis golongan
konsumen (rumah tangga, industri, sosial).
Bagi suatu perusahaan negara, penentuan tingkat harga untuk barang-barang
yang disebut dengan public utulities tidak bisa lepas dari peranan negara secara
keseluruhan, yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara optimal.
Dalam hal ini, tindakan pemerintah untuk menggunakan diskriminasi harga haruslah
diupayakan agar excess burden bagi masyarakat sekecil mungkin. Pada perusahaan
yang menghasilkan dua jenis barang atau lebih, usaha untuk menutup defisit dapat
dilakukan dengan mengenakan harga yang lebih tinggi bagi barang yang mempunyai
permintaan inelastis. Untuk barang tersebut, pengurangan permintaan karena harga
yang lebih tinggi akan lebih sedikit daripada jenis barang yang permintaannya lebih
elastis dan pengurangan suplus konsumen menjadi lebih kecil.

2.5 Peraturan Pemerintah Untuk Menutup Defisit

Peraturan pemerintah juga bisa digunakan sebagai suatu sistem pengenaan


harga yang ditetapkan oleh suatu perusahaan negara. Pada umumnya peraturan
pemerintah menetapkan bahwa harga yang harus dipungut adalah harga yang dapat
menutupi seluruh biaya produksi, termasuk pengembalian modal. Tingkat
pengembalian modal yang dilakukan oleh perusahaan pemerintah harus sama dengan
tingkat pengembalian modal pada industri-industri swasta lainnya, sehingga terjadi
alokasi modal yang efisien antara perusahaan pemerintah dan perusahaan swasta.
Dalam hal ini pemerintah harus mengeluarkan kebijakan yang tegas mengenai biaya
produksi untuk meminimalisir adanya upaya memasukan komponen biaya yang tidak
penting terhadap biaya operasi perusahaan.

6
2.6 Penentuan Harga Barang Publik
Tergantung pada masing-masing tujuannya, pemerintah mempunyai banyak
pilihan berkaitan dengan keputusan penyediaan barang atau jasanya:
1. Dapat dijual dengan harga pasar.
2. Dijual dengan tingkat harga tertentu yang berbeda dengan harga pasar.
3. Diberikan secara gratis kepada para konsumennya
Masing-masing keputusan akan mempunyai konsekuensi. Sebagai contoh,
meskipun keputusan memberikan secara gratis kepada masyarakat akan
memaksimalkan penggunaan barang atau jasa oleh masyarakat, cara ini menimbulkan
biaya yang sangat tinggi yang harus ditanggung oleh pemerintah. Dengan kata lain,
contoh tersebut menggambarkan kondisi yang tidak efisien bagi penyediaan barang dan
jasa oleh pemerintah.
Keputusan penentuan harga oleh pemerintah ditujukan untuk memperbaiki
alokasi sumber daya ekonomi pada sektor publik. Dalam perekonomian, tingkat harga
merupakan suatu tanda tingginya nilai yang merupakan kesediaan konsumen untuk
membayar atas barang yang dihasilkan oleh produsen, sekaligus merupakan tingginya
biaya untuk menghasilkan barang tersebut oleh produsen.
Dalam mekanisme pasar barang pribadi yang bersifat persaingan sempurna,
untuk menentukan tingkat keseimbangan, berlaku hukum bahwa harga sama dengan
biaya marginal (marginal cost) dan sama dengan pendapatan marjinal (marginal
revenue) bagi produsen, atau p = MC = MR, dimana p adalah price atau harga, MC
adalah marginal cost atau biaya marjinal dan MR adalah marginal revenue atau
pendapatan marjinal. Sehingga, apabila konsumen akan memaksimalkan kepuasannya,
pada tingkat equilibrium, konsumen akan membeli barang-barang sampai tercapai
kondisi equilibrium tersebut.
Pertanyaan akan timbul, apakah hukum ekonomi tersebut berlaku juga untuk
barang atau jasa yang disediakan oleh pemerintah? Pada dasarnya, tugas pemerintah
adalah menyediakan barang untuk kepentingan orang banyak dengan harga murah.

7
Dengan demikian, pemerintah akan ditekan oleh kekuatan politik untuk tidak
mengambil keuntungan dari barang atau jasa yang dihasilkannya. Itulah sebabnya,
pemerintah seringkali menetapkan harga dibawah tingkat harga yang sebenarnya untuk
memberikan perlindungan kepada konsumen barang tersebut. Konsekuensinya,
keputusan pemerintah ini menimbulkan akibat ketidakefisienan atau terjadi
pemborosan apabila dipandang dari ilmu ekonomi, karena konsumen menilai barang
atau jasa yang disediakan oleh pemerintah terlalu mudah diperoleh.
Contoh yang dapat digunakan adalah penyediaan public utilities oleh
pemerintah, seperti air minum dan listrik. Pemerintah tidak diharapkan untuk
memperoleh keuntungan dari penyediaan barang yang dibutuhkan oleh masyarakat
banyak itu, sehingga pemerintah dapat menetapkan harga tertinggi. Pemerintah hanya
menutup biaya totalnya yang mengakibatkan perusahaanperusahaan pemerintah
penyedia barang public utilities akan tetap dapat berjalan tanpa mengalami kerugian.
Akan tetapi, situasi penyediaan public utilities tersebut diatas tidak berlaku
untuk seluruh barang dan jasa yang disediakan oleh pemerintah. Perusahaan yang
mengelola public utilities yang harus menjual produksinya tanpa memperoleh
keuntungan sama sekali akan menghadapi permasalahan dalam ekspansi atau
melakukan perluasan usaha. Maka, pemerintah akan mengarahkan perusahaan pada
kondisi bahwa, selain menghasilkan barang dan jasa sebanyak mungkin untuk
mencukupi kebutuhan rakyat banyak, perusahaan juga diijinkan memperoleh
keuntungan dalam jumlah tertentu. Pemerintah akan menetapkan jumlah keuntungan
maksimum, kemudian konsumen akan membayar jumlah diatas nilai yang ditetapkan
sebelumnya pada saat zero profit. Pada kondisi ini, konsumen tidak terlalu dibebankan
tingkat harga yang terlalu tinggi, tetapi produsen masih dapat melakukan perluasan
usaha untuk menambah investasinya.
Penentuan harga dengan metode seperti inilah yang harus dipertimbangkan
dalam pengambilan keputusan penyediaan barang publik oleh pemerintah. Kajian-
kajian harus dilakukan untuk memperoleh kebijakan yang tepat sasaran, artinya

8
perusahaan penghasil public utilities diwajibkan menyediakan barang dan jasa publik,
sedangkan pemerintah berkewajiban membatasi keuntungan yang harus diperoleh oleh
perusahaan-perusahaan tersebut, mengingat tugas pemerintah dalam penyediaan brang
dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.

2.7 Implementasi Penentuan Harga dalam Produk Pertanian

Kebijakan penentuan harga merupakan salah satu kebijakan yang dapat


digunakan oleh pemerintah untuk mencapai tujuantujuan khusus, misalnya mendorong
produksi atau memelihara kestabilan Dalam menentukan harga atas produk pertanian,
kebijakan publik dapat difungsikan. Produk-produk pertanian merupakan barang
primer, seperti bahan makanan atau bahan mentah yang akan diolah menjadi barang
jadi atau setengah jadi. Produk pertanian mempunyai posisi strategis dan erat kaitannya
dengan produk non pertanian, seperti alat-alat pertanian, pupuk kimia dan obat
pembasmi hama. Sektor pertanian juga
mempunyai kaitan yang erat dengan kebutuhan jasa angkutan, pendidikan dan
kesehatan. Pendekatan yang dilakukan untuk melakukan analisis penyediaan produk
pertanian adalah dengan menggunakan kebijakan harga positif, artinya kebijakan harga
yang ditujukan untuk mendorong peningkatan produksi, atau kebijakan harga negatif
yang berarti kebijakan harga yang ditujukan untuk mengurang peningkatan produksi.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Tingkat pengembalian modal yang dilakukan oleh perusahaan pemerintah harus


sama dengan tingkat pengembalian modal pada industri-industri swasta lainnya,
sehingga terjadi alokasi modal yang efisien antara perusahaan pemerintah dan
perusahaan swasta. Sebagai contoh, meskipun keputusan memberikan secara gratis
kepada masyarakat akan memaksimalkan penggunaan barang atau jasa oleh
masyarakat, cara ini menimbulkan biaya yang sangat tinggi yang harus ditanggung oleh
pemerintah.

Dalam perekonomian, tingkat harga merupakan suatu tanda tingginya nilai


yang merupakan kesediaan konsumen untuk membayar atas barang yang dihasilkan
oleh produsen, sekaligus merupakan tingginya biaya untuk menghasilkan barang
tersebut oleh produsen. Dalam mekanisme pasar barang pribadi yang bersifat
persaingan sempurna, untuk menentukan tingkat keseimbangan, berlaku hukum bahwa
harga sama dengan biaya marginal (marginal cost) dan sama dengan pendapatan
marjinal (marginal revenue) bagi produsen, atau p = MC = MR, dimana p adalah price
atau harga, MC adalah marginal cost atau biaya marjinal dan MR adalah marginal
revenue atau pendapatan marjinal. Kajian-kajian harus dilakukan untuk memperoleh
kebijakan yang tepat sasaran, artinya perusahaan penghasil public utilities diwajibkan
menyediakan barang dan jasa publik, sedangkan pemerintah berkewajiban membatasi
keuntungan yang harus diperoleh oleh perusahaan-perusahaan tersebut, mengingat
tugas pemerintah dalam penyediaan brang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Kebijakan penentuan harga merupakan salah satu kebijakan yang dapat digunakan oleh
pemerintah untuk mencapai tujuantujuan khusus, misalnya mendorong produksi atau
memelihara kestabilan Dalam menentukan harga atas produk pertanian, kebijakan
publik dapat difungsikan. Pendekatan yang dilakukan untuk melakukan analisis
10
penyediaan produk pertanian adalah dengan menggunakan kebijakan harga positif,
artinya kebijakan harga yang ditujukan untuk mendorong peningkatan produksi, atau
kebijakan harga negatif yang berarti kebijakan harga yang ditujukan untuk mengurang
peningkatan produksi.

11
DAFTAR RUJUKAN

Trisna. (2016). PENENTUAN HARGA BARANG PUBLIK. Universitas Udayana

http://ferryfebub.lecture.ub.ac.id/files/2013/01/Bagian-IV-Barang-Publik.pdf

http://ferryfebub.lecture.ub.ac.id/files/2013/01/Bagian-IV-Teori-Barang-Publik.pdf

http://repository.unas.ac.id/606/1/Sistem%20Keuangan%20Publik_2015.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai