Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

TEORI BARANG PUBLIK


DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS

MATA KULIAH: EKONOMI PUBLIK

DOSEN PENGAMPU : LUCKY SATRIA PRATAMA, SE., M.Si

Disusun Oleh:

Nama : 1. Adelina Sianturi (7212540008)

2. Bagsy Ananda (7213240009)

3. Jesika (7213540018)

4. Novi Ramadhini (7212540010)

5. Silvia Agustin Manullang (7213240018)

FALKUTAS EKONOMI PRODI ILMU EKONOMI


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat TUHAN YANG MAHA ESA, karena berkat rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi dan melengkapi tugas ekonomi publik.
Dalam proses penulisan makalah ini penulis banyak menemui kesulitan dalam menjabarkan materi
dan keterbatasan kemampuan yang dimiliki, namun penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam
menyajikannya. Oleh karena itu, penulis sangat menghargai bantuan dari segala pihak yang telah
memberi bantuan baik berupa dukungan semangat dari orang tua, buku-buku, serta bermacam-macam
bahan penulisan sehingga makalah ini dapat terwujud.

Maka dari itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen Bapak Lucky Satria
Pratama, SE., M.Si yang telah memberi bimbingan berupa materi, orang tua, dan juga teman-teman
yang telah memberi saran, sehingga penulis dapat menyelesaikannya. Demi kesempurnaan makalah
ini, penulis mengharapkan saran dan kritik dari teman-teman.
Dengan demikian, penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan pembaca
mengenai bisnis dalam kehidupan kita.

Medan,14 november 2022

Hormat

Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1
1.1 Latar belakang............................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan Makalah ............................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
2.1 Definisi Barang Publik .................................................................................................................. 3
2.2 Teori Barang Publik ...................................................................................................................... 7
2.3 Collective Consumption Goods .................................................................................................. 15
2.4. Barang Publik Penting ............................................................................................................... 17
2.5. Free Riders dalam Penyediaan Barang Publik ........................................................................... 18
2.6. Barang Publik dan Eksternalitas ................................................................................................ 18
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................. 21
3.1 kesimpulan .................................................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 22

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kurva Penyediaan dan Pembiayaan Barang Publik yang Optimal ........................................ 7
Gambar 2 Kurva Penentuan Jumlah dan Harga Barang Swasta ............................................................. 8
Gambar 3 Kurva Harga dan Jumlah Barang Publik ................................................................................ 9
Gambar 4 Kurva Indefferen .................................................................................................................. 10
Gambar 5 Kurva Teori Samuelson........................................................................................................ 11
Gambar 6 Kurva Fungsi Kemungkinan Kepuasan................................................................................ 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, tentunya kita pernah mendengar tentang barang-barang publik.
Berbicara tentang barang publik, maka akan terlintas dalam benak kita tentang bendabenda atau
tempat-tempat yang dengan sengaja dirancang atau dibuat oleh pemerintah untuk rakyatnya. Aktifitas
pemerintah dapat mempunyai eksternalitas yang penting. Seluruh warga negara akan merasakan
manfaat atas berbagai barang yang dibeli oleh pemerintah. Contohnya, penyediaan pertahanan umum.
Seluruh masyarakat mendapatkan manfaat dari hal itu, apakah mereka membayar pajak atau tidak.
Pemerintah menetapkan sesuatu seperti undang-undang hak milik dan hukum kontrak yang
menciptakan lingkungan hukum dimana transaksi ekonomi terjadi. Keuntungan yang timbul dari
lingkungan ini dinikmati oleh seluruh masyarakat.

Pemerintah menyediakan banyak barang publik kepada masyarakat. Sekilas, pemerintah tidak
jauh berbeda dengan organisasi lain seperti serikat pekerja, asosiasi profesional, atau bahkan
perkumpulan seperti klub mahasiswa. Mereka memberikan manfaat dan menciptakan kewajiban bagi
para anggotanya. Pemerintah berbeda, terutama karena mereka dapat mencapai skala ekonomis dan
karena pemerintah mempunyai kemampuan untuk membiayai aktivitas mereka melalui pendapatan
pajak. Umumnya, barang publik harus disediakan oleh pemerintah. Barang ini dikonsumsi secara
kolektif. Hal ini dilakukan oleh pemerintah karena pada umumnya swasta enggan terlibat dalam
penyediaan tersebut. Oleh karena itu, dalam makalah ini penyusun akan membahas tentang barang
publik.

Dalam hal barang swasta, barang-barang tersebut dapat dihasilkan oleh perusahaan swasta, tetapi
dapat juga dihasilkan perusahaan negara, misalnya jasa kereta api dan jasa penerbangan. Barang
publik juga dapat dihasilkan oleh perusahaan swasta dan perusahaan negara. Jadi yang dimaksud
dengan barang publik adalah baarang yang disediakan oleh pemerintah merupakan barang milik
pemerintah yang dibiayai anggaran belanjanegara tanpa melihat siapa yang melaksanakan
pekerjaannya.

Banyak ekonom (mulai dari P. Samuelson) telah mencoba untuk membuat definisi yang lebih
spesifik dan teknis pada istilah barang publik. Tujuan definisi tersebut adalah untuk membedakan
antara barang yang secara alami merupakan barang publik dengan barang yang cocok untuk pasar
komersial. Definisi barang publik yang paling umum menekankan pada dua atribut yang kelihatannya
menjadi karakteristik dari banyak barang yang diproduksi pemerintah : non eksklusif dan non
rivalitas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi barang public?

2. Apa pengertian teori barang public ?

3. Apa maksud Collective Consumption Goods ?

4. Apa maksud barang public penting ?

5. Apa pengertian free riders dalam penyediaan barang public ?

1
6. Apa maksud dari barang public dan eksternalitas ?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah


1. Untuk mengetahui definisi barang public

2. Untuk mengetahui pengertian barang public

3. Untuk mengetahui maksud collective consumption goods

4. Untuk mengetahui maksud barang public penting

5. Untuk mengetahui pengertian free riders dalam penyediaan barang public

6. Untuk mengetahui apa saja maksud dari barang public dan eksternalitas

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Barang Publik
a. Barang Publik Murni

Dalam ilmu ekonomi, barang publik adalah barang yang memiliki sifat non-rival dan non-eksklusif.
Barang publik merupakan barang-barang yang tidak dapat dibatasi siapa penggunanya dan sebisa
mungkin bahkan seseorang tidak perlu mengeluarkan biaya untuk mendapatkannya. Barang publik
adalah barang yang apabial dikonsumsi oleh individu tertentu tidak akan mengurangi konsumsi orang
lain akan barang tersebut. Barang publik memiliki sifat non-rival dan non-eksklusif. Barang publik
hampir sama dengan barang kolektif. Bedanya, barang publik adalah untuk masyarakat secara umum
(keseluruhan), sementara barang kolektif dimiliki oleh satu bagian dari masyarakat (satu komunitas
yang lebih kecil) dan hanya berhak digunakan secara umum oleh komunitas tersebut.

Contoh: jalan raya merupakan barang publik, kebanyaknya pengguna jalan tidak akan mengurangi
manfaat dari jalan tersebut, semua orang dapat menikmati dan manfaat dari jalan raya (noneksklusif);
dan jalan raya dapat digunakan pada waktu bersamaan. Istilah barang publik sering digunakan pada
barang yang non-eksklusif dan barang non-rival. Hal ini berarti bahwa tidak mungkin bisa mencegah
seseorang untuk tidak mengonsumsi barang publik. Dan udara juga dapat dimasukkan sebagai contoh
barang publik karena secara umum tidak mungkin mencegah seseorang untuk tidak menghirup udara.
Barang-barang yang demikian itu sering disebut sebagai barang publik murni.

b. Barang Publik Murni dan Penghambat

Ada beberapa barang yang tidak bersifat konsumsi bersama. Dua orang tidak dapat mengkonsumsi
roti secara bersama-sama. Manfaat dan kepuasan memakan roti tidak tersediabagi kedua orang
tersebut. Ketika mengkonsumsi barang yang tidak dapat dikomsumsi oleh orang lain, komsumsi dua
orang tersebut dapat disebut sebagai rival. Non-eksklusifitas terjadi ketika anda tidak membayar
penjual roti, maka anda tidak dapat mengkonsumsi roti tersebut. Timbul masalah-masalah yang
mengelilinginya :

a. pemanfaatan barang publik cenderung berlebihan

b. barang publik tidak memiliki harga. Hal ini disebabkan antara lain sulitnya menentukan standar
harga maupun karena barang publik yang tidak diperdagangkan.

c. Tidak adanya keuntungan membuat orang-orang tidak mau (kalaupun ada sangat sedikit jumlahnya)
untuk menyediakannya ataupun melestarikannya Disinilah pemerintah berperan dengan cara menarik
pajak dari masyarakat dan dana pengumpulan pajak tersebut digunakan untuk menyediakan barang
publik.

d. Utilitas yang diperoleh setiap rumah tangga dari barang publik murni adalah fungsi peningkatan
tingkat persediaan dan fungsi penurunan penggunaannya

c. Karakteristik Barang

Perbedaan barang publik denagn barang yang lain:

3
1. Noneksklusivitas.
Salah satu sifat yang membedakan barang publik dengan barang lain adalah apakah orang
dapat dikecualikan dari manfaat barang tersebut atau tidak. Bagi kebanyakan barang pribadi,
pengecualian tentu saja sangat dimungkinkan. Pertahanan nasional merupakan contoh standar.
Sekali suatu angkatan bersenjata dibentuk, setiap orang di suatu negara tersebut diuntungkan,
apakah dia membayar atau tidak. Barang noneksklusif ini dapat dilawan dengan barang
konsumsi pribadi yang eksklusif, seperti mobil atau film dimana pengecualian-pengecualian
merupakan suatu masalah sederhana. Mereka yang tidak membayar barang pribadi tersebut
tidak menerima jasa yang dijanjikan oleh barang tersebut.

2. Nonrivalitas.
Sifat kedua yang menjadi karakter dari barang-barang publik adalah nonrivalitas. Barang-
barang nonrivalitas adalah barang dimana manfaatnya dapat diberikan bagi pengguna
tambahan dengan biaya marjinal nol. Pada sebagian besar barang, tambahan jumlah konsumsi
membutuhkan sejumlah biaya produksi marjinal. Misalkan tambahan pemirsa pada satu
saluran televisi tidak akan menambah biaya meskipun tindakan ini menyebabkan terjadinya
tambahan konsumsi. Konsumsi oleh tambahan pengguna dari barang semacam itu adalah
nonrivalitas/nonpersaingan sehingga tambahan konsumsi tersebut membutuhkan biaya
marjinal sosial dari produksi sebesar nol, konsumsi tersebut tidak mengurangi kemampuan
orang lain untuk mengkonsumsi

d. Tipe Barang

1. Barang pribadi

adalah barang-barang yang ekskludabel dan rival. Contoh: Es Cendol. Es cendol jelas bersifat
ekskludabel karena kita bisa mencegah orang lain dari mengkonsumsinya. Es cendol juga bersifat
rival karena, jika hanya ada satu es cendol, dan ada seseorang yang mengkonsumsinya maka orang
lain tidak bisa mengkonsumsinya.

2. Barang publik

adalah barang-barang yang tidak ekskludabel dan juga tidak rival. Artinya siapa saja tidak bisa
mencegah untuk memanfaatkan barang ini, dan konsumsi seseorang atas barang ini tidak mengurangi
peluang orang lain melakukan hal yang sama. Contoh: pertahanan suatu negara aman karena mampu
melawan setiap serangan dari negara lain, maka siapa saja di negara itu tidak bisa dicegah untuk
menikmati rasa aman, peluang bagi orang lain untuk turut menikmati keamanan sama sekali tidak
berkurang.

3. Sumber daya milik bersama (common resources)

adalah barangbarang yang tidak ekskludabel, namun rival. Contoh: ikan laut. Tidak ada seseorang
yang melarang menangkap ikan laut, atau meminta bayaran kepada nelayan atas ikan-ikan yang
mereka tangkap. Namun ada saat seseorang melakukannya, maka jumlah ikan di laut berkurang,
sehingga kesempatan orang lain melakukan hal yang sama menjadi berkurang.

4. Adapula barang yang ekskludabel, namun tidak memiliki rival.

4
Barang seperti ini muncul dalam situasi monopoli ilmiah, yaitu produksi yang dikuasai oleh satu
perusahaan. Contoh: Jasa pemadam kebakaran suatu kota kecil. Sangatlah mudah mencegah
seseorang menikmati jasa ini. Petugas kebakaran dapat membiarkan sebuah rumah terbakar begitu
saja. Namun jasa perlindungan kebakaran ini tidaklah bersifat rival, karena kebakaran rumah tidak
terjadi setiap saat, dan setiap rumah memperoleh perlindungan yang sama. Petugas pemadam
kebakaran lebih sering menunggu daripada beraksi memadamkan kebakaran, sehingga melindungi
sebuah rumah tambahan tidak akan mengurangi kualitas perlindungan mereka pada rumah-rumah
lain. Dengan kata lain, begitu pemerintah kota membuat anggaran untuk jasa pemadam kebakaran,
maka tambahan untuk melindungi tambahan satu rumah baru sangatlah kecil.

e. Aspek barang

Sifat-sifat barang privat tersebut adalah :

1) Rivalrous consumption,

dimana konsumsi oleh satu konsumen akan mengurangi atau menghilangkan kesempatan pihak lain
untuk melakukan hal serupa. Terjadi rivalitas antar calon konsumen dalam mengkonsumsi barang ini.

2) Excludable consumption,

dimana konsumsi suatu barang dapat dibatasi hanya pada mereka yang memenuhi persyaratan tertentu
(biasanya harga), dan mereka yang tidak membayar atau tidak memenuhi syarat dapat dikecualikan
dari akses untuk mendapatkan barang tersebut (excludable). Contohnya, pakaian di toko hanya dapat
dinikmati oleh mereka yang membeli atau membayar, sementara mereka yang tidak membayar tidak
dapat menikmati pakaian tersebut.

3) Scarcity, yaitu kelangkaan atau keterbatasan dalam jumlah.

Kelangkaan dan ketersediaan inilah yang menimbulkan kedua sifat sebelumnya. Barang privat
biasanya memang diadakan untuk mencari profit atau laba. Karena sifat-sifatnya tadi, barang privat
dapat menjaga efisiensi pasar dalam pengadaannya. Efisiensi inilah yang menarik minat sektor swasta
dan menimbulkan pemahaman bahwa barang privat adalah barang yang diproduksi oleh sektor
swasta. Meskipun begitu, pemerintah pun sebenarnya dapat berlaku sebagai sektor swasta dan
menjadi bagian dari pasar dalam penyediaan barang privat untuk tujuan-tujuan tertentu.

Macam-macam Barang Publik

Barang publik memiliki dua sifat atau dua aspek yang terkait dengan penggunaannya, yaitu :

1) Non-rivalry. Berarti bahwa penggunaan satu konsumen terhadap suatu barang tidak akan
mengurangi kesempatan konsumen lain untuk juga mengkonsumsi barang tersebut. Setiap orang dapat
mengambil manfaat dari barang tersebut tanpa mempengaruhi menfaat yang diperoleh orang lain.
Contoh, dalam kondisi normal, apabila kita menikmati udara bersih dan sinar matahari, orang-orang
di sekitar kita pun tetap dapat mengambil manfaat yang sama.

2) Non-excludable. Berarti bahwa apabila suatu barang publik tersedia, tidak ada yang dapat
menghalangi siapapun untuk memperoleh manfaat dari barang tersebut. Dalam konteks pasar, maka

5
baik mereka yang membayar maupun tidak membayar dapat menikmati barang tersebut. Contoh,
masyarakat membayar pajak kemudian diantaranya digunakan untuk membiayai penyelenggaraan jasa
kepolisian, dapat menggunakan jasa kepolisian tersebut tidak hanya terbatas pada yang membayar
pajak saja. Mereka yang tidak membayar pun dapat mengambil menfaat atas jasa tersebut.
Singkatnya, tidak ada yang dapat dikecualikan (excludable) dalam mengambil manfaat atas barang
publik.

6
2.2 Teori Barang Publik
a. Toeri Pigou

Pigou berpendapat bahwa barang publik harus disediakan sampai suatu tingkat dimana kepuasan
marginal akan barang publik sama dengan ketidakpuasan marginal akan pajak yang dipungut untuk
membiayai program pemerintah(menyediakan barang publik)

Gambar 1 Kurva Penyediaan dan Pembiayaan Barang Publik yang Optimal

Pada Diagram kurva kepuasan akan barang publik ditunjukan oleh kurva UU. Kurva UU tersebut
mempunyai bentuk menurun yang menunjukan bahwa semakin banyak barang publik yang dihasilkan
maka akan semakin rendah kepuasan marginalnya yang dirasakan masyarakat. Di lain pihak, semakin
banyak pajak yang dipungut, semakin besar rasa ketidakpuasan marginal masyarakat. Oleh karena itu
kurva ketidakpuasan marginal akan pembayaran pajak mempunyai bentuk yang meninggi.
Ketidakpuasan marginal ditunjukan dengan sumbu tegak dari titik O kebawah dan kurva
ketidakpuasan marginal ditunjukan oleh kurva PP. Titik E adalah keadaan optimum dimana bagi
masyarakat kepuasan marginal bagi barang publik sama dengan ketidakpuasan marginal dalam hal
pembayaran pajak.

Kelemahan analisa dari Pigou didasarkan pada ketidakpuasan marginal masyarakat dalam membayar
pajakdan rasa kepuasan marginal akan barang publik, sedangkan kepuasan dan ketidakpuasan adalah
sesuatu yang tidak dapat diukur secara kuantitatif karena siaftnya ordinal.

7
b. Teori Bowen

Bowen mengemukakan teori yang didasarkan pada teori harga sama halnya pada penentuan harga
pada barang swasta.

Gambar 2 Kurva Penentuan Jumlah dan Harga Barang Swasta

Penentuan Jumlah dan Harga Barang Swasta

Kurva penawaran sepatu ditunjukan oleh kurva SS. Kurva DA dan DB menunjukan kurva permintaan
akan sepatu oleh A dan B sedang kurva D(A+B) merupakan kurva permintaan pasar yang diperoleh
dengan menjumlahkan kurva DA+DB secara mendatar(horisontal). Harga pasar yang terjadi adalah
OP, yaitu dimana D(A+B)=S, harga OP adalah harga sepasang sepatu bagi A dan B.

Bowen mendefinisikan barang publik sebagai barang dimana pengecualian tidak dapat ditentukan.
Jadi sekali suatu barang publik sudah tersedia maka tidak ada seorang pun yang dapat dikecualikan
dari manfaat barang tersebut.

8
Gambar 3 Kurva Harga dan Jumlah Barang Publik

DA dan DB menunjukan kurva permintaan individu A dan B akan barang publik DA dan DB. Jumlah
barang yang disediakan pemerintah sebesar OY, yaitu pada titik perpotongan kurva penawaran
dengan kurva permintaan D(A+B)

Kelemahan teori ini adalah karena Bowen menggunakan permintaan permintaan dan penawaran.
Yang menjadi masalah adalah karena pada barang publik tidak ada prinsip pengecualian sehingga
masyarakat tidak mau mengemukakan kesenangan mereka akan barang tersebut sehingga permintaan
kurva permintaan menjadi tidak ada.

9
c. TEORI EFRICK LINDAHL

Teori Lindahl mirip dengan yang dikemukakan oleh Bowen, hanya saja pembayaran masing-masing
konsumen tidak dalam bentuk harga absolut akan tetpi berupa presentase dari total biaya penyediaan
barang publik. Analisa Lindahl didasarkan pada analisa kurva indifferen dengan anggaran tetap yang
terabatas (fixed budget costrains)

Gambar 4 Kurva Indefferen

Kelemahan teori Lindahl adalah karena teori ini hanya membahas mengenai barang publik tanpa
membahas mengenai penyediaan barang swasta yang dihasilkan oleh sektor swasta. Selain itu
kelemahan utamanya adalah penggunaan kurva indifferen. Sifat barang publik tidak dapat
dikecualikan menyebabkan tidak ada seorang individu juga yang bersedia menunjukan prefrensinya
terhadap barang publik.kritikan lainya ialah teori ini hanya melihat penyediaan barang publik saja
tanpa memperhitungkan jumlah barang swasta yang seharusnya diproduksi agar masyarakat mencapai
kesejahteraan optimal.

10
d. Teori Samuelson

Gambar 5 Kurva Teori Samuelson

Diagram diatas menjelaskan konsumsi antara barang swasta dan barang publik antara 2 individu. TP
adalah kurva yang menunjukan ketersediaan barang publik berbanding barang swasta. Kurva
indiferens R dan S, dimana kita mengambil R sebagai patokan kesejahteraan. Asumsi jika barang
publik yang tersedia hanya sebanyak L1, maka barang swasta yang tersedia adalah sebanyak T1. Dari
kurva indiferen LR1 dapat diketahui jika R akan mengkonsumsi barang swasta sebanyak T2.
Sehingga sisa barang yang ada yakni T1 - T2 = T3 akan dikonsumsi oleh S. Dengan asumsi yang
sama jika barang publik yang tersedia adalah sebanyak L2 maka R akan mengkonsumsi barang swasta
sebanyak T5 dan S akan mengkonsumsi sebanyak T4 - T5 = T6. Titik pertemuan antara indiferent R
dengan kurva barang

publik membuat S tidak menikmati barang swasta. Titik-titik yang merupakan konsumsi barang
swasta S disatukan akan membentuk kurva DGD dimana kurva ini bersinggungan dengan indiferen S
di titik G. Asumsi merubah indiferen R dan S. Dengan proses yang sama terciptalah konsumsi barang
swasta yang baru. Dan terciptalah konsumsi barang swasta S yang baru.

11
Gambar 6 Kurva Fungsi Kemungkinan Kepuasan

Diagram 6 Fungsi Kemungkinan Kepuasan Diagram diatas adalah perbandingan kesejahteraan antara
R dan S. BM adalah kurva kesejahteraan. Saat R mempunyai kesejahteraan sebesar M1 maka S
mempunyai kesejahteraan sebesar B1. Kesejahteraan bergeser dari D ke W, sehingga kesejahteraan R
berkurang dan kesejahteraan S bertambah.

Kelemahan

1.Hasil analisis sangat tergantung pada tingkat kesejahteraan individu mana yang dipilih, dan tingkat
kesejahteraan mana yang mula-mula dipilih.

2.Samuelson menunjukkan tercapainya kondisi Pareto optimal akan tetapi

kita tidak tahu apakah perpindahan dari D ke W pada diagram diatas menunjukkan perbaikan atau
penurunan kesejahteraan seluruh masyarakat.

3.Kelemahan yang terbesar adalah pada anggapan bahwa konsumen secara terus terang
mengemukakan kesukaan mereka terhadap barang publik dan kesukaan mereka inilah yang menjadi
dasar pengenaan biaya untuk menghasilkan barang publik. Yang menjadi persoalan dalam penentuan

12
jumlah barang publik yang akan disediakan oleh pemerintah adalah bagaimana pemerintah memungut
pembayaran dari konsumen barang publik.

4.Barang publik yang dibahas adalah barang yang mempunyai sifat kebersamaan, yaitu barang publik
yang dipakai oleh konsumen dalam jumlah yang sama.

e. Teori Anggaran

Teori ini didasarkan pada suatu analisa di mana setiap orang membayar atas penggunaan barang -
barang publik dengan jumlah yang sama, yaitu sesuai dengan sistem harga untuk barang-barang
swasta.

Teori alokasi barang publik melalui anggaran merupakan suatu teori analisa penyediaan barang publik
yang lebih sesuai dengan kenyataan karena bertitik tolak pada distribusi pendapatan awal di antara
individu- individu dalam masyarakat dan dapat digunakan untuk menentukan beban pajak di antara
para konsumen untuk membiayai pengeluaran pemerintah.

Diagram 7 Teori Alokasi Barang Publik Melalui Anggaran

Garis tegak adalah penghasilan, sedangkan garis datar adalah barang publik (G). CG adalah kurva
kemungkinan produksi. Garis anggaran adalah A dan B. Persinggungan anggaran A dengan kurva
indifrent berada di titik F.

13
Sehingga A akan mengkonsumsi barang publik sebesar G0 dengan penghasilan OM0. Dan A
akan mengkonsumsi barang swasta sebesar MM0, sehingga B akan mengkonsumsi barang swasta
sebanyak CC0 - MM0 = NN0. Apabila A merubah garis anggarannya. Maka A akn mengkonsumsi
barang publik sebesar G1. Sehingga A akan mengkonsumsi barang swasta sebesar MM1 dan B akan
mengkonsumsi barang swasta sebesar CC1 - MM1 = NN1.

NJ adalah barang swasta yang tersedia untuk individu B. Dan B akanmencapai nilai optimum
mengkonsumsi barang publik dan swasta dititik Q. MV adalah barang swasta yang tersedia untuk A.
Sehingga A berapa pada tingkat keseimbangan konsumen di titik F,dan total produksi berada di titik
E.

14
2.3 Collective Consumption Goods
a. The Argument for Public Sector Production

Konsumsi kolektif yang baik adalah baik untuk yang di konsumsi oleh satu konsumen tidak akan
mengurangi konsumsi setiap konsumen lainnya. Definisi ini tidak berlaku untuk sebagian besar
barang. Untuk melihat mengapa sektor produksi publik konsumsi kolektif yang baik mungkin lebih
disukai, berasumsi bahwa baik diproduksi di sektor swasta dan bahwa sebuah perusahaan swasta
biaya masing-masing konsumen untuk kebaikan. Pendapat untuk membiayai baik melalui uang pajak
dan mendistribusikan kepada siapa saja yang menginginkannya tanpa biaya. Jika baik memiliki harga
sama sekali, itu akan mengecualikan beberapa konsumen yang menempatkan nilai di atasnya,
sehingga nilai sosial yang baik tidak akan maksimal. Beberapa aspek dari pertimbangan jasa argumen
lebih lanjut untuk melihat mengapa sektor publik produksi dianggap diinginkan. Konsumsi kolektif
yang baik dapat diperpanjang untuk tambahan konsumen tanpa biaya tambahan setelah diproduksi,
tetapi baik konsumsi kolektif mahal untuk memproduksi di tempat pertama, dan lebih dari itu yang
diproduksi, semakin mahal itu. Hal ini tidak efisien untuk mengecualikan beberapa konsumen dari
pasar, tetapi pasar tidak memiliki baik cara mengalokasikan baik untuk setiap konsumen yang
menempatkan nilai di atasnya.

Dalam pengertian ini, pasar tidak efisien dalam mengalokasikan sumber daya untuk barang barang
konsumsi kolektif dan tidak efisien dalam mendistribusikan barang ke konsumen potensial. Pasar
kadang-kadang tidak membuat upaya untuk mengenakan harga lebih tinggi untuk permintan tinggi
atau, melihat secara berbeda, untuk memungkinkan permintan rendah untuk mengkonsumsi dengan
harga yang lebih rendah. Namun demikian, beberapa konsumen bersedia untuk membayar baik masih
akan dikecualikan karena bahkan harga murah lebih dari mereka bersedia membayar. Inefisiensi
tersebut mungkin berkurang jika Pemerintah menghasilkan konsumsi kolektif yang baik dan
memungkinkan orang untuk mengkonsumsi itu tanpa biaya.

b. The Argument For private Sector Production

Sebagai diinginkan karena produksi sektor publik terlihat dari argumen hanya diberikan, ada menarik
argumen terhadap produksi sektor publik juga. Bioskop mungkin memiliki karakteristik konsumsi
kolektif yang baik jika tidak sesak, tapi, seperti mengisi, itu mengambil lebih dari karakteristik dari
konsumsi pribadi yang baik. Hal yang sama dapat dikatakan untuk barang-barang seperti kolam
renang dan jalan raya. Jika mereka tidak ramai, sebuah, tambahan konsumen dapat mengkonsumsi
tanpa mengganggu dengan konsumsi orang lain, namun, karena mereka mendapatkan lebih ramai,
mereka kehilangan karakteristik kolektif mereka konsumsi. Dalam setiap kasus ada biaya marjinal
yang berhubungan dengan konsumen tambahan.

c. Congestion of collective consumption goods

Perlu mencari tahu apakah menambahkan konsumen tambahan akan memaksakan biaya pada
konsumen yang ada. Untuk melihat bagaimana hal ini mungkin dilakukan, pertimbangkan contoh
yang berbeda dan mencoba untuk menentukan apakah baik adalah konsumsi kolektif yang baik.

15
Adalah kolam renang konsumsi kolektif yang baik? Jika itu adalah kolam besar dan ada beberapa
orang berenang di dalamnya, maka pengguna tambahan tidak akan memaksakan biaya pada pengguna
yang ada. Itu biaya marjinal pengguna tambahan adalah nol, sehingga kolam renang adalah konsumsi
kolektif baik. Contoh lain ialah; Sebuah bioskop adalah konsumsi kolektif yang baik jika ada banyak
kursi kosong, namun, jika teater penuh, itu adalah konsumsi swasta yang baik. Titik kunci yang perlu
diingat adalah bahwa apakah baik memenuhi definisi ditentukan oleh biaya ekonomi dari penggunaan
dan bukan oleh karakteristik fisik yang baik.

d. The Optimal Output Of a collective consumption goods

Untuk barang swasta, tingkat produksi yang optimal terjadi pada titik di mana manfaat marjinal dari
produksi tambahan sama dengan biaya marjinal. Prinsip umum yang sama berlaku untuk barang
konsumsi kolektif, meskipun beberapa perbedaan spesifik hasil dari perbedaan dalam dua jenis
barang. Untuk konsumsi kolektif yang baik, permintaan pasar yang ditemukan oleh vertikal
menjumlahkan semua kurva permintaan individu. Dengan barang-barang konsumsi swasta, setiap unit
yang diproduksi memberikan utilitas hanya untuk individu orang yang mengkonsumsi itu, sehingga
nilai sosial total, mengatakan, minuman ringan adalah sama dengan nilai pribadi minum kepada orang
yang mengkonsumsi itu. Untuk barang konsumsi kolektif, setiap unit yang diproduksi dapat
dikonsumsi oleh, dan dihargai oleh seluruh konsumen. Untuk konsumsi kolektif yang baik,
permintaan pasar yang ditemukan oleh vertikal menjumlahkan semua kurva permintaan individu.
Dengan barang-barang konsumsi swasta, setiap unit yang diproduksi memberikan utilitas hanya untuk
individu orang yang mengkonsumsi itu, sehingga nilai sosial total, mengatakan, minuman ringan
adalah sama dengan nilai pribadi minum kepada orang yang mengkonsumsi itu. Untuk barang
konsumsi kolektif, setiap unit yang diproduksi dapat dikonsumsi oleh, dan dihargai oleh seluruh
konsumen.

e. Pure and impure collective consumption goods

Kondisi untuk tingkat optimal output baik konsumsi kolektif, GD = MC, yang dikembangkan untuk
kasus ekstrim dari konsumsi kolektif murni yang baik di mana biaya marjinal menambahkan
pengguna tambahan adalah nol. Dalam dunia nyata, banyak barang bisa mengakomodasi tambahan
pengguna dengan biaya rendah tetapi belum tentu dengan biaya nol. Jalan raya padat berfungsi
sebagai ilustrasi konsumsi kolektif murni yang baik. Bioskop berfungsi sebagai lain contoh bahwa
transisi dari konsumsi kolektif murni baik ketika mengandung beberapa orang, melalui konsumsi
kolektif murni baik karena mengisi, untuk yang baik swasta murni ketika diisi. Meskipun kondisi
optimalitas yang diturunkan sebelumnya dijelaskan dalam konteks murni Konsumsi kolektif yang
baik, mereka umumnya dapat diterapkan setiap saat ketika jumlah baik yang tersedia untuk satu
konsumen adalah fungsi dari jumlah total yang dihasilkan, apakah baik adalah baik konsumsi murni
kolektif. Kondisi optimal bahkan berlaku dalam kasus jumlah yang baik, asalkan individu tidak dapat
secara individual kuantitas menyesuaikan, dan murni swasta tersedia bagi setiap konsumen adalah
fungsi dari jumlah yang diproduksi untuk semua orang. Untuk melihat ini, mempertimbangkan contoh
ekstrim baik swasta murni.

f. Public policy toward collective consumption goods

16
Barang konsumsi kolektif didefinisikan sebagai barang yang merupakan konsumen tambahan bisa
mengkonsumsi baik tanpa mengurangi konsumsi setiap konsumen lainnya. Barang-barang tersebut
tidak diproduksi benar-benar efisien oleh sektor swasta karena pemasok sektor swasta harus biaya
untuk output mereka, dan biaya apapun untuk konsumsi konsumsi kolektif yang baik akan
mengecualikan beberapa konsumen yang menempatkan nilai positif pada kebaikan. Kelemahan ada
jika pemerintah menyediakan baik dan memungkinkan setiap orang untuk mengkonsumsi yang baik
tanpa biaya. Karena produsen tidak menerima sinyal yang jelas tentang nilai output, barang berharga
yang dapat underproduced dan beberapa barang mungkin berlebihan diproduksi. Semua orang dapat
memberitahu tentang konsumsi barang yang tersedia secara gratis adalah bahwa mereka lebih
berharga dari nol kepada konsumen. Barang konsumsi kolektif diidentifikasi oleh karakteristik
ekonomi yang biaya marjinal dari seorang konsumen tambahan adalah nol bukan karena karakteristik
teknologi yang baik. Banyak barang konsumsi kolektif dapat kehilangan konsumsi kolektif mereka
karakteristik dengan menjadi sesak. Dengan demikian, jalan raya uncongested mungkin muncul
menjadi Konsumsi kolektif yang baik karena dibangun dengan jumlah yang berlebihan dari jalur.

g. Nonexcludability and collective consumption on public goods

Konsep barang publik mewujudkan dua jenis masalah ekonomi untuk berbagai derajat, yaitu
nonexcludability dan konsumsi kolektif. Beberapa barang, seperti film, merupakan barang kolektif
dan termasuk konsumsi barang yang dikecualikan. Setelah film diproduksi, tanpa biaya (atau hampir
jadi) untuk memungkinkan tambahan konsumen untuk melihatnya, tetapi juga relatif mudah untuk
mengecualikan individu yang tidak membayar untuk melihat. Barang-barang lainnya, seperti air
dalam saluran irigasi, merupakan barang konsumsi swasta namun relatif dan tidak bisa dipisahkan.
Jika sejumlah petani bersama-sama menciptakan sistem irigasi, mereka harus menemukan cara untuk
jatah air yang langka di saluran irigasi antara pengguna, karena air yang digunakan oleh seorang
petani akan tersedia bagi orang lain. Tapi dengan saluran irigasi dialirkan ke setiap ladang petani,
akan sulit untuk melakukan pengecualian petani yang mengambil pembagian lebih. Dan terdapat
contoh barang lain, seperti pertahanan nasional, memiliki kedua karakteristik dari nonexcludability
dan konsumsi kolektif. Kedua karakteristik adalah masalah derajat karena barang mungkin mahal
tetapi tidak mungkin untuk mengecualikan pengguna, dan barang mungkin tidak murni barang
konsumsi kolektif. Dengan demikian, dalam kerangka umum, barang publik dapat dianggap sebagai
barang yang memiliki salah satu dari kedua karakteristik dalam berbagai derajat.

2.4. Barang Publik Penting


a. Pertahanan Nasional Jika suatu negara berhasil dipertahankan, tidak ada seorang pun yang bisa
dicegah untuk menikmati manfaatnya. Ketika seseorang menikmati manfaatnya, manfaat yang
dirasakan oleh orang lain tidak akan berkurang. Oleh sebab itu, pertahanan nasional tidak bersifat
ekskludabel maupun rival.

b. Penelitian ilimu pengetahuan Jika seorang matematikawan menemukan sebuah teorima baru, maka
teorima tersebut akan masuk kedalam ilmu pengetahuan yang boleh dimanfaatkan siapa saja secara
gratis. Karena pengetahuan adalah barang publik, maka perusahaan-perusahaan swasta yang mencari
keuntungan cenderung untuk menumpang gratis pada pengetahuan yang ditemukan oleh pihak lain,
dan hasilnya, perusahan-perusahaan ini mengalokasikan sumber-sumber daya yang terlalu sedikit

17
untuk menciptakan pengetahuan baru. Dengan hak paten, penemuannya bisa menikmati sendiri
sebagian besar manfaatnya sampai batas waktu tertentu. Sebaliknya, seorang matematikawan tidak
dapat mematenkan teorimanya karena pengetahuan umum seperti itu dapat digunakan oleh siapa saja
dengan gratis. Dengan kata lain, berkat adanya undang-undang hak paten, pengetahuan spesifik dan
teknis sifatnya ekskludabel, sedangkan pengetahuan umum tidak bisa dijadikan ekskludabel.

c. Pengentasan Kemiskinan Sistem kesejahteraan bersama memberikan sedikit uang kepada keluarga
miskin. Begitu juga, program makanan murah ditujukan untuk mengurangi biaya pembelian makanan
bagi keluarga miskin berbagai program tempat tinggal dari pemerintah membuat harga tempat tinggal
lebih terjangkau. Program-program anti kemiskinan ini dibiayai oleh pajak yang dipungut permerintah
dari keluarga atau individu yang sukses secara finansial.

2.5. Free Riders dalam Penyediaan Barang Publik


Free riders adalah permasalahan yang muncul dalam penyediaan barang publik terkait dengan kedua
sifatnya, yaitu Non-rivalry dan Non-excludable. Free riders ini adalah mereka yang ikut menikmati
barang publik tanpa mengeluarkan kontribusi tertentu, sementara sebenarnya ada pihak lain yang
berkontribusi untuk mengadakan barang publik tersebut. Contohnya adalah mereka yang tidak
membayar pajak tadi, tapi ikut menikmati jasa-jasa atau barang-barang yang diadakan atas biaya
pajak. Contoh lain, sebuah jalan desa dibangun dengan kerja bakti. Free rider adalah mereka yang
tidak ikut kerja bakti, tetapi kemudian ikut menggunakan jalan desa tersebut. Penyebab sektor bisnis
gagal dalam menyediakan barang publik, yaitu dilihat dari sifatnya yang non-excludable, bahwa
apabila suatu barang publik tersedia, tidak ada yang dapat menghalangi siapapun untuk memperoleh
manfaat dari barang tersebut, sektor swasta tentu akan menyerahkan pada pihak lain untuk
mengadakan barang publik karena terlalu tidak efisien bagi mereka. Hal ini kemudian menimbulkan
penafsiran bahwa barang publik adalah barang yang harus disediakan oleh pemerintah. Hal ini tidak
selamanya benar. Karena penggunaannya yang untuk publik, maka pada hakikatnya, publiklah yang
juga harus menyediakannya. Sektor swasta biasanya kemudian mengembangkan cara-caranya sendiri
untuk mengatasi efek eksternalitas dan free rider yang dapat menimbulkan inefisiensi tersebut.
Contoh: sistem jalan toll, sehingga hanya mereka yang membayar yang dapat menggunakan jalan
tersebut. Pemerintah pun pada hakikatnya hanya dapat terwujud karena diadakan oleh publik. Pihak
pemerintah pun mengadakan barang publik dengan meminta kontribusi dari publik, diantaranya
dengan pajak. Selain itu, sering kali juga pemerintah dapat bertindak sebagai fasilitator penyedia
barang publik untuk kemudian hanya masyarakat tertentu yang bisa menikmatinya, atau untuk
meningaktkan efisiensi produksinya kemudian bekerja sama dengan sektor swasta dengan batasan-
batasan tertentu. Contohnya penyediaan tenaga listrik atau pengolahan air bersih, yang hanya dapat
dinikmati oleh mereka yang membayar untuk itu, atau membangun jalan dan jembatan juga dari
pajak, dan sebagainya. Bisa saja kemudian masyarakat sendiri yang menyedaikan barang publik untuk
pemenuhan kebutuhannya, misalnya dengan kerja bakti dan sebagainya.

2.6. Barang Publik dan Eksternalitas


a. Eksternalitas dan efisiensi pasar Eksternalitas adalah kerugian atau keuntungan yang diderita atau
dinikmati pelaku ekonomi karena tindakan pelaku ekonomi lain yang tidak tercermin dalam harga
pasar. Sedangkan efisiensi pasar adalah suatu keadaan apabila suatu pasar sudah dapat

18
mengalokasikan seluruh sumber-sumber daya yang pada umumnya secara efisien. Pada bagian ini kita
akan memakai perangkat-perangkat analisis yang menelaah bagaimana eksternalitas mempengaruhi
kesejahteraan ekonomi. Analisis yang kita lakukan di sini akan menunjukkan secara jelas, mengapa
eksternalitas menyebabkan pasar mengalokasikan sumber-sumber secara tidak efisien. Untuk
memperjelas gambarannya, kita perlu mengambil sebuah pasar tertentu, sebagai contoh kasus. Kita
ambil saja pasar aluminium. Kita mengingat kembali, bahwa kurva penawaran dan kurva permintaan
mengandung informasi-informasi penting tentang biaya dan keuntungan (cost and benefit). Kurva
permintaan aluminium mencerminkan nilai aluminium bagi para pembelinya, dan nilai itu dihitung
berdasarkan harga yang mau mereka bayarkan. Pada setiap kuantitas, ketinggian kurva permintaan
menunjukkan kesediaan membayar para konsumen marginal. Dengan kata lain, kurva-kurva tersebut
menunjukkan biaya yang dipikul produsen marginal. Dengan kata lain, kurva tersebut menunjukkan
nilai atas unit terakhir aluminium yang dijual. Jika sama sekali tidak ada intervensi pemerintah, maka
harga aluminium akan bergerak secara bebas menyesuaikan diri dalam rangka menyeimbangkan
permintaan dan penawarannya. Kuantitas yang diproduksi dan dikonsumsi pada ekuilibrium pasar
dapat dikatakan efisien, karena kuantitas tersebut memaksimalkan surplus produsen dan surplus
konsumen. Dalam kondisi tersebut, pasar mampu mengalokasikan segenap sumber daya sedemikian
rupa, sehingga memaksimalkan nilai total konsumen yang membeli dan memakai aluminium minus
biaya total produsen yang membuat dan menjual aluminium tersebut.

b. Teori Kesejahteraan Ekonomi

Teori kesejahteraan ekonomi adalah cabang ilmu ekonomi yang menggunakan teknik ekonomi mikro
untuk mengevaluasi kesejahteraan ekonomi, terutama relatif terhadap keseimbangan umum kompetitif
dalam ekonomi untuk efisiensi ekonomi dan distribusi pendapatan yang dihasilkan yang terkait
dengannya. Menganalisis kesejahteraan sosial, secara terukur, dalam hal kegiatan ekonomi dari
individu yang terdiri dari masyarakat teoritis yang dipertimbangkan. Dengan demikian, individu,
dengan kegiatan ekonomi yang terkait, merupakan unit dasar penggabungan untuk kesejahteraan
sosial, apakah kelompok, komunitas, atau masyarakat, dan tidaklah ada “kesejahteraan sosial” yang
terpisah dari “kesejahteraan” yang berhubungan dengan unit-unit individu. Kesejahteraan ekonomi
biasanya memerlukan preferensi individu seperti yang diberikan dan menetapkan peningkatan
kesejahteraan dalam hal efisiensi pareto dari keadaan sosial A ke keadaan sosial B jika setidaknya
satu orang lebih menyukai B dan tak ada orang lain yang menentangnya. Tidak ada persyaratan
ukuran kuantitatif yang unik dari peningkatan kesejahteraan yang tersirat dengan hal ini. Aspek lain
dari kesejahteraan memperlakukan pendapatan / distribusi barang, termasuk kesetaraan, sebagai
dimensi kesejahteraan lebih lanjut.

c. Eksternalitas Negatif dan Positif dalam Produksi maupun Konsumsi

Ketika seseorang terlibat dalam suatu aktivitas yang mempengaruhi kesejahteraan, meskipun tidak
secara langsung dan belum membayar maupun belum menerima kompensasi atas dampak tersebut.
Ketika pengaruhnya terhadap lingkungan kurang baik, eksternalitas disebut sebagai eksternalitas
negatif. Ketika pengaruhnya pada lingkungan mendatangkan manfaat, eksternalitas disebut
sebagaieksternalitas positif.

19
d. Eksternalitas dalam Produksi

1) Eksternalitas negative Dalam melangsungkan kegiatan produksinya, pabrik-pabrik aluminium


menimbulkan polusi. Untuk setiap aluminium yang mereka produksi, sejumlah asap kotor yang
mengotori atmosfer tersembur dari tanur pabrik-pabrik tersebut. Karena asap itu membahayakan
kesehatan siapa saja yang menghirupnya, maka asap itu merupakan eksternalitas negatif dalam
produksi aluminium.

2) Eksternalitas positif Contoh yang dapat dikemukakan disini adalah pasar robot industri (robot yang
khusus dirancang untuk melakukan kegiatan atau fungsi tertentu di pabrik-pabrik). Robot adalah
ujung tombak kemajuan teknologi yang mutakhir. Sebuah perusahaan yang mampu membuat robot,
akan berkesempatan besar menemukan rancangan-rancangan rekayasa baru yang serba lebih baik.
Rancangan ini tidak hanya akan menguntungkan perusahaan yang bersangkutan, namun juga
masyarakat secara keseluruhan karena pada akhirnya rancangan itu akan menjadi pengetahuan umum
yang bermanfaat. Eksternalitas positif seperti ini biasa disebut “imbasan teknologi” (technology
spillover).

e. Eksternalitas dalam Konsumsi

1) Eksternalitas negative Konsumsi minuman beralkohol, misalnya, mengandung eksternalitas


negatif jika si peminum lantas mengemudikan mobil dalam keadaan mabuk atau setengah mabuk,
sehingga membahayakan pemakai jalan lainnya.

2) Eksternalitas positif Contohnya adalah konsumsi pendidikan. Semakin banyak orang yang terdidik,
masyarakat atau pemerintahnya akan diuntungkan. Pemerintah akan lebih mudah merekrut tenaga-
tenaga cakap, sehingga pemerintah lebih mampu menjalankan fungsinya dalam melayani masyarakat.

f. Kebijakan publik dalam mengatasi eksternalitas

Setiap kali eksternalitas muncul sehingga mengakibatkan alokasi sumber daya yang dilakukan pasar
tidak efisien, pemerintah dalam melakukan salah satu dari dua pilihan tindakan yang ada. Pilihan
pertama adalah menerapkan kebijakan-kebijakan atau pendekatan komando dan kontrol (command-
and-control policies), atau menerapkan kebijakan-kebijakan berdasarkan pendekatan pasar (market-
base policies). Bagi para ekonom, pilihan kedua lebih baik, karena kebijakan berdasarkan pendekatan
pasar akan mendorong para pembuat keputusan di pasar swasta, untuk secara sukarela memilih
mengatasi masalahnya sendiri.

20
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Barang publik adalah barang yang apabila dikonsumsi individu tertentu tidak akan mengurangi
konsumsi orang lain akan barang tersebut, bersifat non-rival dan non-eksklusif. Macam barang publik
menurut penggunaannya, yaitu non-rivalry dan non-excludable. Barang publik yang penting yaitu
pertahanan nasional, penelitian ilmu pengetahuan dan pengentasan kemiskinan. Dalam penyediaan
barang publik tercipta adanya free riders adalah orang yang ikut menikmati barang publik tanpa
mengeluarkan kontribusi tertentu, sementara ada pihak lain yang berkontribusi untuk mengadakan
barang publik tersebut. Akhirnya pemenuhan barang publik adalah dilakukan oleh pemerintah melalui
keputusan politik. Cara penentuan tersebut hendaknya dapat ditempuh melalui proses otoriter atau
monopoli oleh pemimpin politik, dan proses voting yang melibatkan wakil rakyat. Dalam proses
monopoli, pemerintah hendaknya dapat mengetahui kebutuhan masyarakat, kemudian pemerintah
harus menyusun daftar kebutuahn barang publik serta melaksanakan pemenuhannya dan menetapkan
pajak kepada warga negaranya.

21
DAFTAR PUSTAKA
Ferry Prasetya, SE., M.App Ec, Ekonomi Publik Teori Barang Publik, Universitas Brawijaya,
Malang, 2012 http://pendidikanku13.blogspot.com/2016/10/barang-publik_16.html
Mangkoesoebroto, Guritno. 2010. Ekonomi Publik. Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Samuelson, Paul.A. dan William, D.Nordhaus .1993. Ekonomi. Edisi Ke Dua Belas,Jakarta :
Erlangga. Suparmoko. 2001. Ekonomi Publik. Edisi Pertama,Yogyakarta
http://danisn.student.esaunggul.ac.id/tag/barang-publik-dan-eksternalitas/
http://dn3111.blogspot.com/2012/07/v-behaviorurldefaultvmlo.html Reksohadiprodjo, Sukanto. 2001.
Ekonomika Publik. Yogyakarta: BPFE. http://ana-ekonomi.blogspot.com/2010/07/konsep-barang-
publik.html http://arti-sai.blogspot.com/2010/10/pengertian-barang-publik-dan-barang.htm

22

Anda mungkin juga menyukai