KELOMPOK 1
PRODI PERPAJAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Barang Publik dan Barang Privat”
untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Publik. Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapat
bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materi maupun spiritual sehingga peneliti dapat
menyelesaikan dengan baik. Oleh karena itu, perkenankan penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Latifah Hanum, M.S.A, A.k sebagai dosen pengampu.
2. Pihak-pihak yang membantu dalam setiap proses pengerjaan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang ada relevansinya dengan penyempurnaan makalah ini sangat kami harapkan dari
pembaca, dan akan kami pertimbangkan guna perbaikan di masa mendatang. Akhirnya tidak lupa
penulis memohon maaf jika dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, mengingat
penulis adalah manusia biasa dan masih dalam tahap pembelajaran. Semoga makalah ini mampu
memberikan manfaat dan mampu memberikan nilai tambah kepada para pembacanya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………………………………………………..1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………………………………...3
3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………………………….....10
3.2 Saran………………………………………………………………………………………………………………………………….10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………………………………………………….11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk memahami pengertian dan karakteristik barang publik.
1.3.2 Untuk memahami pengertian dan karakteristik barang privat.
1.3.3 Untuk memahami penyediaan barang publik oleh pemerintah.
1.3.4 Untuk memahami penyediaan barang publik oleh swasta.
1.3.5 Untuk memahami kegagalan pasar dan campur tangan pemerintah.
1.3.6 Untuk memahami faktor-faktor penyebab kegagalan pasar.
1
1.4 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan sebagai sarana untuk menambah
wawasan mengenai barang publik dan barang privat dan dapat memberikan masukan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Excludable Consumption
Dimana konsumsi suatu barang tersebut dapat dibatasi hanya pada mereka yang memenuhi
persyaratan tertentu (harga), dan mereka yang tidak membayar atau tidak memenuhi
persyaratan dapat dikecualikan dari akses untuk mendapatkan barang tersebut.
3. Scarcity
Keterbatasan dalam jumlah barang. Kelangkaan ini yang akan menimbulkan sifat Rivalrous
Consumption dan Excludable Consumption pada barang tersebut.
4
dapat diterapkan prinsip pengecualian atas barang tersebut. Hal ini bisa disebut juga public goods.
Contohnya yaitu udara yang bersih, lampu jalan. jaringan radio atau televisi, dan juga jalan tol dan
terowongan.
Pemerintah menyediakan barang publik untuk kesejahteraan atau memberikan manfaat
bagi semua warga negara. Mereka tersedia umum dan tidak diperuntukkan khusus untuk kelompok
masyarakat tertentu. Ketika seorang individu menggunakannya, itu tidak menghentikan orang lain
untuk mendapatkan manfaat yang sama dua karakteristiknya yaitu, Non Rivalitas (nonrivalrous) dan
Nonexcludable. Barang publik adalah contoh kegagalan pasar selain monopoli, eksternalitas, dan
asimetri informasi. Sektor swasta tidak bersedia menyediakan barang publik murni karena tidak
menguntungkan. Karena sektor swasta tidak mau menyediakan barang, maka pemerintah harus
turun tangan. Meski secara bisnis tidak menguntungkan, barang publik menciptakan manfaat sosial
yang lebih besar.
5
pemerintah diharapkan untuk ikut campur tangan agar alokasi sumber ekonomi dapat tercapai
secara efisien. Kegagalan pasar dapat terjadi karena adanya beberapa faktor berikut :
1. Adanya Barang Bersama (common goods)
Dasar adanya sistem pasar persaingan adalah adanya hak pemilikan (property rights)
yang memberikan hak pemilikan kepada setiap individu atas suatu barang sehingga ia dapat
mengecualikan orang lain untuk memanfaatkan barang tersebut. Masalah yang timbul
dalam kasus kekayaan bersama karena dua faktor yaitu indivisibility dan jumlah kelompok
masyarakat. Adanya indivisibility menyebabkan suatu kekayaan tidak dapat diberikan hak
pemilikannya kepada setiap anggota kelompok. Apabila jumlah anggota kelompok hanya
dua orang, maka di antara kedua orang tersebut akan dapat dibuat suatu perjanjian yang
mengatur penggunaan kekayaan tersebut secara optimal. Akan tetapi apabila anggota
kelompok semakin banyak, maka biaya untuk memperoleh persetujuan menjadi semakin
besar dan mahal.
Dalam hal tersebut, menurut David Hume (dalam Guritno, 1993), pemerintah harus
melakukan pengaturan. Peranan pemerintah adalah mengalokasikan penggunaan barang
bersama agar tercapai kepuasan bersama yang optimal (Pareto Optimal) dalam jangka
waktu pendek maupun dalam jangka panjang. Pengaturan yang dilakukan pemerintah tentu
saja membutuhkan biaya. Oleh karena itu, pemerintah juga harus menetapkan sistem
pembayaran yang sifatnya dipaksakan. Sistem pembayaran paksaan tersebut adalah yang
umumnya disebut dengan pajak.
Selain perlunya campur tangan pemerintah dalam mengatur kekayaan bersama, Hirsch
(dalam Guritno, 1993) menyatakan adanya barang lain yang juga memerlukan campur
tangan pemerintah yaitu yang disebut dengan positional goods. Positional goods adalah
barang yang jumlahnya terbatas dan tidak dapat ditambah dalam jangka waktu pendek,
misalnya tanah di lokasi tertentu, jabatan, dan sebagainya.
2. Adanya Unsur Ketidaksempurnaan Pasar
Ketidaksempurnaan pasar terjadi karena adanya monopoli, adanya perusahaan yang
memiliki biaya marginal menurun, dan adanya perusahaan yang memiliki biaya marginal
sebesar nol. Dalam pasar monopoli, tidak ada keserasian antara keinginan produsen
(keuntungan maksimum) dengan efisiensi produksi yang terjadi pada tingkat produksi yang
lebih besar dan tingkat harga yang lebih rendah. Secara alamiah, monopoli tersebut terjadi
di masyarakat. Hal ini disebabkan oleh pasar akan barang tersebut terlalu kecil atau
investasi yang dibutuhkan sangat besar sehingga skala ekonomi yang efisien baru terjadi
pada tingkat produksi yang besar. Contoh barang tersebut yaitu perusahaan kereta api,
perusahaan telepon, perusahaan listrik, dan sebagainya.
Pada tingkat produksi suatu barang, harganya menjadi sangat tinggi dan jumlah yang
diproduksi terlalu sedikit. Sehingga untuk barang produksi yang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat, pemerintah harus bertindak. Tindakan pemerintah dapat berupa peraturan
untuk memperbesar tingkat produksi, dengan menetapkan harga barang tersebut.
3. Adanya Barang Publik
Barang publik yaitu jenis barang yang sangat dibutuhkan masyarakat, akan tetapi tidak
seorangpun yang bersedia menghasilkannya atau mungkin dihasilkan oleh pihak swasta
6
namun dalam jumlah terbatas. Contoh, pertahanan, peradilan, dan sebagainya. Jenis barang
tersebut merupakan barang public murni yang mempunyai dua karakteristik utama, yaitu :
a. Penggunaannya tidak bersaingan (nonrivalry)
b. Tidak dapat diterapkan prinsip pengecualian (non excludability)
Oleh karena pihak swasta tidak mau menghasilkan barang publik murni, maka
pemerintahlah yang harus menghasilkannya agar kesejahteraan seluruh masyarakat dapat
ditingkatkan. Jika pihak swasta menghasilkan mobil, akan tettapi kalau produksi mobil tidak
diimbangi dengan pembangunan jalan oleh pemerintah, maka kesejahteraan masyarakat
tidak mencapai optimum.
4. Adanya Eksternalitas
Eksternalitas timbul karena tindakan konsumsi atau produksi dari satu pihak mempunyai
pengaruh terhadap pihak yang lain dan tidk ada kompensasi yang dibayar oleh pihak yang
menyebabkan atau kompensasi yang diterima oleh pihak yang terkena dampak tersebut.
Ada dua syarat terjadinya eksternalitas :
a. Adanya pengaruh dari suatu Tindakan
b. Tidak adanya kompensasi yang dibayarkan atau diterima
Eksternalitas dapat timbul sebagai akibat dari tindakan konsumsi. Eksternalitas dapat
bersifat positif (menguntungkan) atau negatif (merugikan). Selain itu, eksternalitas juga
timbul karena suatu aktivitas produksi. Adanya eksternalitas dari suatu kegiatan
menyebabkan sistem perekonomian yang menggunakan sistem pasar persaingan sempurna
tidak dapat melaksanakan alokasi sumber-sumber ekonomi secara efisien, karena harga
tidak mencerminkan dengan tepat akan kelangkaan faktr produksi. Terdapat dua jenis
eksternalitas, yaitu :
a. Technical externalities, yaitu tindakan seseorang dalam konsumsi atau produksi
akan mempengaruhi tindakan konsumsi atau produksi orang lain tanpa ada
kompensasinya.
b. Pecuniary externalities, menyangkut harga dalam perekonomian yaitu dengan
mempengaruhi kendala anggaran (budget contraints)
a. Konsumen-konsumen
Contoh : seseorang bermain piano, orang lain menikmatinya.
b. Konsumen-produsen
Contoh : olahraga yang dilakukan oleh buruh menyebabkan mereka menjadi
sehat sehingga produktivita meningkat dan menguntungkan produsen.
c. Produsen-konsumen
Contoh : pabrik yang menyebabkan pencemaran air di sungai sehingga
mengganggu penduduk yang menggunakan air sungai tersebut.
d. Produsen-produsen
Contoh : pabrik menimbulkan pencemaran air yang mengakibatkan biaya
produksi perusahaan lain yang menggunakan air sebagai salah satu faktor
produksi mengalami kenaikan biaya.
7
Dalam hal ini, peranan pemerintah yaitu membuat peraturan agar biaya pribadi yang
dikalkulasi oleh pabrik sama dengan biaya masyarakat.
5. Adanya Pasar Tidak Penuh (incomplete market)
Suatu pasar dikatakan penuh apabila pasar tersebut menghasilkan semua barang dan
jasa yang biaya produksinya lebih kecil daripada harga yang mau dibayar oleh masyarakat.
Kondisi pasar tidak penu yaitu, beberapa jenis jasa yang tidak diusahakan oleh pihak swasta
dalam jumlah yag cukup walaupun biaya penyediaan jasa tersebut lebih kecil dari apa yang
mau dibayar masyarakat. Misalnya pada asuransi untuk menghadapi suatu risiko tertentu.
Dalam hal ini, pemerintah harus menyediakan jasa tersebut.
6. Adanya Kegagalan Informasi
Pada beberapa kasus, masyarakat sangat membutuhkan informasi yang tidak dapat
disediakan oleh pihak swasta. Contohnya yaitu prakiraan cuaca. Para petani dan pelaut
sangat membutuhkan informasi mengenai prakiraan cuaca, akan tetapi tidak ada pihak
swasta yang menyediakan informasi mengenai prakiraan cuaca. Dalam hal ini, maka
pemerintah yang harus menyediakan informasi cuaca yang sangat dibutuhkan oleh
masyarakat.
7. Unemployment
8. Adanya Ketidakpastian (Uncertainty)
8
Tidak ada organisasi yang tertarik pada asuransi sosial, misalnya: kemiskinan kecuali
lembaga publik.
6. Eksternalitas
Terjadi ketika konsumsi atau penggunaan barang atau jasa tertentu oleh individu atau
produksi barang atau jasa tertentu oleh sebuah perusahaan swasta mempengaruhi fungsi
kemanfaatan dari individu atau perusahaan lainnya.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Barang publik merupakan barang yang dapat dinikmati atau dibutuhkan oleh semua orang.
Barang publik sendiri barang yang sebisa mungkin seseorang tidak mengeluarkan biaya dalam
menikmatinya. Barang publik sendiri memiliki dua karakteristik, yaitu 1) Non-rivalitas yaitu barang
pada satu konsumen tidak akan mengurangi kesempatan konsumen lain untuk mengkonsumi
barang tersebut, 2) Non-excludable yaitu barang publik tersedia, maka tidak ada yang dapat
menghalangi siapapun untuk menikmati manfaat dari barang tersebut. Barang publik berbeda
dengan barang privat, jika dalam barang privat barang hanya bisa digunakan oleh satu individu. Jika
individu lain akan menikmatinya harus dengan cara membayarnya.
Dalam penyediaan barang publik oleh pemerintah, pemerintah harus menyesuaikan barang
tersebut dengan mempertanyakan berapa besar masing-masing orang memberikan nilai manfaat
terhadap sebuah unit output. Hal ini karena barang publik tidak eksklusif. Untuk menentukan tingkat
penyediaan yang efisien sebuah barang publik kita harus menyamakan jumlah manfaat marginal
dengan biaya marginal produksi. Berbeda dengan barang publik yang disediakan oleh swasta. Jika
dalam swasta barang publik dapat dilihat dari keinginan individu atas konsumsi jangka pendek
dibandingkan dengan konsumsi jangka Panjang. Hal ini yang mendorong pertumbuhan barang publik
yang lebih cepat sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Penyediaan barang publik inilah yang menyebabkan kegagalan pasar yang disebabkan oleh
campur tangan pemerintah. Kegagalan pasar biasanya terjadi akibat sistem pasar yang tidak
berfungsi secara efisien dalam mengalokasikan sumber daya ekonomi. Kegagalan pasar ini
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain 1) Monopoli, 2) Oligopoli, 3) Barang Publik, 4)
Informasi Asimetris, 5) Eksternalitas. Dari kegagalan pasar inilah fungsi alokasi pemerintah harus
ditingkatkan.
3.2 Saran
Demikianlah pokok bahasan makalah ini yang dapat kami paparkan. Besar harapan kami
makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan atau khalayak banyak. Penulis menyadari makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan dari
pembaca.
10
DAFTAR PUSTAKA
Digdowiseiso, K. (2015). Sistem Keuangan Publik. Edisi 1. Lembaga Penerbitan Universitas Nasional.
Jakarta Selatan.
Ikhsan, M. (2014). Administrasi Keuangan Publik. In: Konsep Keuangan Publik. Universitas Terbuka,
Jakarta.
Kodoatie, J. M. (1999). Kebijakan Akan Penentuan Tarif Perusahaan Publik. Jurnal Bisnis Strategi. (3).
Spackman, Michael. (2002). “Public-private partnerships: lessons from the British approach”. Economic
Systems. Vol. 26. Hal. 283-301.
11