(Edisi Revisi)
Penerbit:
Penerbit:
PT. Muara
PT. Muara
Karya Karya
(Anggota
(Anggota
IKAPI)IKAPI)
Surabaya,
Surabaya,
2020 2020
Judul:
Ekonomi Publik
(Edisi Revisi)
Oleh : Dr. Ifa Khoiria Ningrum, MM.
Diterbitkan oleh :
KATA PENGANTAR
Agustus 2020
Penulis
vi Ekonomi Publik
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
STUDI EKONOMI PUBLIK
• Penerimaan pemerintah
• Pengeluaran pemerintah
• Hutang dan pinjaman pemerintah
• Kebijakan fiskal dan moneter
4. M. Suparmoko
Ilmu ekonomi yang menganalisis kegiatan pemerintah
dalam pengeluaran dan penerimaan negara serta
pengaruhnya dalam perekonomian.
3. Robert Eyestone
Kebijakan publik sesuai Robert Eyestone adalah suatu
hubungan unit pemerintah dengan sebuah
lingkungannya, yang dapat diklasifikasikan sebagai
democratic governance. Pernyataan didalamnya terdapat
suatu interaksi negara dengan rakyatnya guna mengatasi
berbagai persoalan publik.
4. G. Peters
Kebijakan publik sesuai G. Peters adalah sebuah
kegiatan Pemerintah, yang dikerjakan sendiri atau melalui
suatu lembaga lain, yang akan berpengaruh pada
kehidupan masyarakat.
5. Carl Friedrich
Kebijakan publik sesuai Carl Friedrich adalah sebuah
kebijakan atau sebuah usulan arah tindakan yang
diajukan oleh seseorang, kelompok, atau sebuah
pemerintah untuk mengatasi suatu hambatan atau
menggunakan sebuah kesempatan pada sebuah
lingkungan tertentu guna mencapai suatu tujuan atau
dapat merealisasikan suatu sasaran.
6. Henz Eulau dan Kenneth Previt (1973)
Kebijakan publik sesuai pendapat Henz Eulau dan
Kenneth Previt adalah suatu keputusan yang sifatnya
tetap. Ditandai oleh kelakuan yang berhubungan dan
berulang-ulang bagi yang membuat sebuah kebijakan dan
yang melaksanakannya.
8 Ekonomi Publik
7. Irfan Islami
Kebijakan publik sesuai Irfan Islami adalah sebuah
serangkaian suatu tindakan yang telah ditetapkan dan
dilaksanakan atau tidak dilaksanakan oleh pemerintah
yang berorientasi atau mempunyai tujuan tertentu untuk
kepentingan semua masyarakat. Pada kebijakan publik
perlu ditegaskan bahwa hal ini dibuat atas nama sebuah
kepentingan pubik, dalam mengatasi masalah dan
memenuhi keinginan dan tuntutan semua anggota
masyarakat.
8. Amara Raksasataya
Kebijakan publik sesuai pendapat Amara Raksasataya
adalah sebuah kebijakan yang merupakan sebuah taktik
dan strategi dalam mencapai suatu tujuan.
9. Arnold Rose
Kebijakan pubik sesuai Arnold Rose adalah sebuah
rangkaian suatu tindakan yang saling berhubungan.
10. Bill Jenkins
Pendapat Bill Jenkins tentang kebijakan publik adalah
suatu ketentuan atau keputusan yang bersumber pada
hubungan aktivitas yang dilakukan pelaku politik untuk
penentuan tujuan dan memperoleh sebuah hasil dengan
pertimbangan situasi tertentu.
c. Respon Negatif
Kebalikan dari perespon positif, perespon negatif akan
menolak kebijakan publik tersebut. Kebijakan publik dirasa
akan dapat merugikan dirinya, kebebasan atau keuntungan
yang semula didapatkan akan berkurang dengan adanya
peraturan tersebut. Salah satu ekspresi ketidaksetujuan
akan kebijakan publik adalah dengan demonstrasi.
2. Kompetitif Regulatif
Kebijakan yang dimaksudkan untuk membatasi siapa yang
boleh menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Asumsi yang dipakai: barang dan jasa yang
dibutuhkan merupakan barang langka sehingga tidak
mungkin mengijinkan semua masuk di dalamnya contoh
frekuensi radio. Ada keperluan untuk menstandardisasi
jenis barang/jasa demi keselamatan konsumen. Karena
sifatnya yang demikian dalam kebijakan kompetitif juga
terkandung kebijakan yang bersifat distributif dengan
mengatur kompetisi, pemerintah memberikan pangsa pasar
yang menguntungkan bagi pihak yang diberi lisensi.
Protektif regulatif pemerintah menetapkan standar dalam
pemberian pelayanan oleh provider kepada masyarakat.
Contoh: ijin trayek bus dan pesawat, ijin frekwensi radio
dan televisi, ijin pendirian sekolah dan lain-lain.
3. Protektif Regulatif
Kebijakan yang bersifat protektif dibuat oleh pemerintah
dengan maksud untuk melindungi masyarakat dengan
mengatur apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh
sektor swasta. Aktivitas-aktivitas yang dapat merugikan
atau membahayakan masyakarat tidak akan diijinkan untuk
dijual di pasar oleh sektor swasta. Kondisi yang
dipertimbangan sangat diperlukan untuk melindungi
kepentingan masyarakat harus diatur oleh pemerintah.
Contohnya: ketentuan tentang upah minimum, ijin
peredaran obat, pelabelan halal pada makanan, peraturan
Studi Ekonomi Publik 15
BAB II
KEBIJAKAN EKONOMI
BAB III
FUNGSI PEMERINTAH DALAM
PEREKONOMIAN
4. Pembiayaan fungsional
Pembiayaan yang merujuk pada pengeluaran pemerintah
yang digunakan untuk menghindari pengaruh langsung
terhadap pendapatan nasional. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kesempatan kerja.
2. Koordinator
Pemerintah daerah harus mampu bertindak sebagai
koordinator dalam pembangunan ekonomi di daerahnya,
yaitu melalui penetapan kebijakan-kebijakan atau
mengusulkan strategi-strategi pembangunan ekonomi
yang komprehensif bagi kemajuan daerahnya. Dalam
peran ini pemerintah daerah bisa melibatkan kelompok-
kelompok dalam masyarakat untuk proses pengumpulan
data dan evaluasi tentang informasi yang berkaitan
dengan kondisi perekonomian di daerah. Dalam kaidah
ekonomi yang sudah umum, sumber daya yang dimiliki
relatif terbatas jika dibandingkan dengan kebutuhan dan
keinginan yang akan ingin dicapai oleh manusia,
dengan demikian bagaimana caranya agar penggunaan
sumber daya ekonomi dilaksanakan dengan cara yang
sebaik-baiknya. Disamping itu alokasi penggunaan
sumber daya harus memiliki keterkaitan dengan skala
prioritas pemenuhan kebutuhan masyarakat. Berkaitan
dengan hal tersebut, ada beberapa pertanyaan yang
mesti diperhatikan (Munawir et al. 2014:19) yaitu:
a. Kemana sumber daya dialokasikan? Sumber daya
yang tersedia perlu diprioritaskan terlebih dahulu
untuk menghasilkan barang atau jasa yang
dibutuhkan masyarakat luas dan bersifat mendasar.
Jangan sampai sumber daya dialokasikan untuk
menghasilkan barang-barang mewah guna
memenuhi kebutuhan segelintir orang, sementara itu
45 Fungsi Pemerintah
BAB IV
MEKANISME PASAR DAN KEGAGALAN
PASAR
BAB V
KEGAGALAN PEMERINTAH
1. MAX WEBER
Pengertian birokrasi sesuai pendapat Max Weber adalah
suatu bentuk organisasi yang dalam penerapannya
berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai. Maksud dari
birokrasi ini merupakan sistem otoritas yang ditentukan
secara rasional oleh bermacam-macam peraturan untuk
mengorganisir pekerjaan yang dilaksanakan oleh banyak
orang.
2. FRITZ MORSTEIN MARX
Pengertian birokrasi sesuai Fritz Morstein Marx (1984)
adalah suatu tipe organisasi yang dipakai oleh pemerintah
modern guna melakukan tugas-tugas yang sifatnya
spesialis, dilakukan dalam sistem administrasi dan
khususnya oleh aparatur pemerintah.
3. PETER A. BLAU DAN CHARLES H. PAGE
Pengertian birokrasi sesuai pendapat Peter A. Blau dan
Charles H. Page (1956) adalah suatu tipe organisasi untuk
mencapai tugas-tugas administratif yang besar, caranya
dengan mengkoordinir secara sistematik pekerjaan yang
dilaksanakan oleh banyak orang.
4. RIANT NUGROHO DWIJOWIJOTO
Pengertian birokrasi sesuai Riant Nugroho Dwijowijoto
(2004), adalah suatu lembaga yang memiliki kemampuan
yang sangat kuat untuk peningkatan kapasitas-kapasitas
potensial baik pada hal-hal yang buruk/baik dalam
keberadaannya sebagai instrumen administrasi rasional
yang netral pada skala yang besar.
Kegagalan Pemerintah 63
5. FAREL HEADY
Pengertian birokrasi sesuai pendapat Farel Heady (1989)
adalah suatu struktur organisasi yang mempunyai hirarki,
karakteristik tertentu, diferensiasi, dan kualifikasi atau
kompetensi. Hirarki berhubungan dengan struktur jabatan
yang menyebabkan perbedaan wewenang dan tugas antar
anggota organisasi.
Ciri-ciri Birokrasi
Sistem birokrasi mempunyai ciri-ciri tersendiri sehingga
mudah dikenali, adapun ciri-ciri birokrasi sesuai pendapat Max
Weber antara lain:
1. Jabatan administrasi tersusun secara hirarkis
(Administratice offices are organized hierarchically).
2. Setiap jabatan diisi oleh orang yang memiliki kompetensi
tertentu (Each office has its own area of competence).
3. Pegawai negeri ditentukan berdasarkan kualifikasi teknik
yang ditunjukan dengan ijazah atau ujian (Civil servants are
appointed, not electe, on the basis of technical
qualifications as determined by diplomas or examination).
4. Pegawai negeri menerima gaji tetap sesuai dengan
pangkat atau kedudukannya (Civil servants receive fixed
salaries according to rank).
5. Pekerjaan adalah karier yang terbatas, atau paling tidak
pekerjaannya adalah pegawai negeri (The job is a career
and the sole, or at least primary, employment of the civil
servant).
64 Ekonomi Publik
Fungsi Birokrasi
Terdapat empat fungsi birokrasi didalam suatu
pemerintahan sesuai pendapat Michael G. Roskin et al.,
adapun fungsi birokrasi tersebut antara lain:
1. Administrasi
Fungsi administrasi bertujuan untuk mengimplementasikan
undang-undang yang telah disusun dan ditetapkan oleh
legislatif serta penafsiran atas undang-undang tersebut
oleh eksekutif. Yang berarti bahwa fungsi administrasi
adalah menjalankan kebijakan umum suatu negara yang
telah dirancang dan ditetapkan untuk mencapai tujuan
negara secara keseluruhan.
2. Pelayanan
Pada dasarnya birokrasi bertujuan untuk melayani
masyarakat atau kelompok-kelompok tertentu. Salah satu
contohnya adalah birokrasi di korporasi negara seperti
PJKA yang bertujuan untuk menjalankan fungsi pelayanan
publik.
Kegagalan Pemerintah 65
3. Regulasi
Fungsi regulasi suatu pemerintahan umumnya dirancang
dan ditetapkan untuk mengamankan kesejahteraan
masyarakat umum. Pada pelaksanaannya, badan birokrasi
akan dihadapkan pada dua pilihan yaitu kepentingan
individu dan kepentingan masyarakat umum.
4. Pengumpul Informasi
Badan birokrasi sebagai pelaksana kebijakan negara tentu
memiliki informasi dan data mengenai efisiensi/efektivitas
pelaksanaan berbagai kebijakan pemerintah di masyarakat.
Misalnya terdapat pungli saat pembuatan SIM dan STNK,
maka pemerintah akan merancang prosedur baru dalam
pembuatan SIM dan STNK untuk menghindari pungli.
Peran Birokrasi
Dalam pelaksanaannya, peran birokrasi sangat
diperlukan dalam menjalankan aturan dan pelayanan di
masyarakat. Adapun beberapa peran birokrasi adalah sebagai
berikut:
• Menjalankan fungsinya sesuai dengan tujuan pemerintah.
• Melaksanakan program dan kegiatan dalam rangka
mencapai visi dan misi pemerintah dan negara.
• Memberikan pelayanan kepada masyarakat serta
melaksanakan pembangunan yang profesional dan merata.
• Melaksanakan manajemen pemerintah mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, koordinasi,
evaluasi, sinkronisasi, dan lainnya.
66 Ekonomi Publik
BAB VI
BARANG PUBLIK
Teori Bowen
Menurut Bowen teorinya didasarkan pada teori harga
sama dengan penentuan harga pada barang swasta.
Kurva penawaran sepatu ditunjukan oleh kurva S. Kurva
dA dan dB merupakan kurva permintaan akan sepatu oleh B dan
C, sedangkan kurva DA+B adalah kurva permintaan pasar yang
didapatkan dengan menjumlahkan kurva A+D secara horisontal
atau mendatar. Harga pasar yang terjadi adalah OP, yaitu
dimana DA+B=S, harga OP adalah harga sepasang sepatu bagi
B dan C.
Barang Publik 73
Gambar 6.2
Penentuan Jumlah dan Harga Barang Swasta
• Mengadaptasi harga
Umumnya pada penetapan harga perusahaan tidak
menetapkan harga tunggal, namun penetapan harga
yang mencerminkan perbedaan sesuai permintaan
dan biaya secara geografis, waktu pembelian,
kebutuhan segmen pasar, level pemesanan, dan
faktor lainnya.
b. Memaksimalkan laba.
Sasaran yang paling banyak digunakan perusahaaan
dalam penetapan harga adalah menghasilkan uang
sebanyak-banyaknya. Dalam teori ekonomi atau
praktek bisnis, tidak ada yang salah dengan sasaran
seperti ini. Secara teoritis apabila laba menjadi terlalu
besar oleh sebab penawaran lebih kecil dibanding
dengan permintaan, maka modal baru akan tertanam
dalam bidang usaha ini yang dapat mengurangi laba
sampai setingkat normal.
2. Berorientasi pada penjualan.
a. Meningkatkan volume penjualan.
Umumnya sasaran penetapan harga dinyatakan
dalam prosentase kenaikan volume penjualan
selama periode tertentu. Katakanlah satu tahun atau
tiga tahun. Para pengecer mendayagunakan sasaran
ini, sewaktu mereka berusaha meningkatkan
penjualan tahun lalu dengan prosentase tertentu.
Namun untuk meningkatkan volume penjualan
mungkin bisa atau tidak bisa taat dengan konsep
pemasaran yang dianut volume penjualan yang
menguntungkan. Di satu pihak, sasaran perusahaan
bisa meningkatkan volume penjualan dengan tetap
mempertahankan tingkat labanya. Disisi lain,
manajemen dapat meningkatkan volume penjualan
melalui strategi penetapan harga yang agresif
dengan kerugian. Dalam hal ini manajemen bisa
88 Ekonomi Publik
2. Biaya
Biaya merupakan faktor penting dalam menentukan harga
minimal yang harus ditetapkan agar perusahaan tidak
mengalami kerugian. Perusahaan dalam menetapkan
harga harus mempertimbangkan agar dapat menutup
biaya produksi, distribusi, dan penjualan produknya,
termasuk pengembalian yang memadai atas usaha dan
risikonya. Agar manajemen dapat menetapkan harga
dengan tepat, maka perlu mengetahui bagaimana biaya
bervariasi jika level produksinya berubah.
3. Persaingan
Persaingan suatu industri dapat dianalisis berdasarkan
faktor-faktor seperti:
a. Jumlah perusahaan dalam industri
Secara teoritis bila hanya ada satu perusahaan
dalam industri, maka perusahaan tersebut bebas
menetapkan berapapun harganya.
b. Ukuran relatif setiap perusahaan dalam industri.
Bila perusahaan mempunyai pangsa pasar yang
besar, maka perusahaan tersebut dapat memegang
inisiatif perubahan harganya.
c. Diferensiasi produk
Apabila perusahaan dalam industrinya berpeluang
melaksanakan diferensiasi, maka perusahaan
tersebut dapat mengendalikan aspek penetapan
harganya, walaupun perusahaan itu kecil dan dalam
industri banyak pesaingnya.
92 Ekonomi Publik
BAB VII
KERJASAMA PEMERINTAH - SWASTA
3. Bintoro Tjokroamidjojo
Good Governance dikenal dengan administrasi
pembangunan, adalah bentuk manajemen pembangunan
dimana menempatkan peran pemerintah sentral sebagai
agent of change dari suatu masyarakat yang berkembang
di dalam negara berkembang.
4. PP No. 101 tahun 2000
Good Governance ialah pemerintahan yang menentukan
dan mengembangkan profesionalitas, prinsip-prinsip
demokrasi, efisiensi, akuntabilitas, transparansi, pelayanan
prima, efektivitas, supremasi hukum, yang bisa diterima
oleh masyarakat.
5. Nugroho
Government ini ekuivalen pada pengelolaan atau pengurus
dengan arti spesifik atau pengurus negara.
6. United Nation Development Program (UNDP)
Good Governance merupakan hubungan yang dalam
konstruktif dan sinergisnya antara masyarakat dengan
swasta.
8. Asas Efisiensi
Pemakaian sumber daya yang minimum agar tercapai hasil
yang optimum. Efisiensi terjadi bila tujuan-tujuan yang
benar telah ditentukan dan berusaha memperoleh cara-
cara yang terbaik guna mencapai tujuan-tujuan tersebut.
9. Asas Efektivitas
Dalam rangka mencapai tujuan secara tepat atau memilih
tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau
pilihan cara dan penentuan pilihan dari berbagai pilihan
lainnya. Efektifitas sebagai alat ukur keberhasilan untuk
mencapai tujuan-tujuan yang telah ditentukan.
2. Kemitraan mutualistik
Kemitraan mutualistik adalah persekutuan dua pihak atau
lebih yang sama-sama menyadari aspek pentingnya
melakukan sebuah kemitraan, yaitu saling memberikan
manfaat dan mendapatkan manfaat lebih, sehingga
mencapai tujuan secara optimal.
3. Kemitraan konjugasi
Kemitraan konjugasi adalah kemitraan yang melakukan
upaya tukar-menukar materi yang dimiliki. Selanjutnya
setelah tukar-menukar materi, masing-masing pihak dapat
hidup terpisah satu sama lain. Berdasarkan analogi
tersebut, maka beberapa pihak atau lebih dapat melakukan
kemitraan konjugasi untuk dapat meningkatkan
kemampuan masing- masing.
Tabel 7.1
Bentuk-Bentuk Public Private Partnership
BAB VIII
ANGGARAN SEKTOR PUBLIK
Anggaran Tradisional
1. Ciri - Ciri Anggaran Tradisional antara lain:
a) Cara penyusunan anggaran berdasarkan pada
pendekatan Incrementalism
b) Struktur dan susunan anggaran yang bersifat line-item.
c) Cenderung sentralistis
d) Bersifat spesifikasi
e) Tahunan, dan
f) Menggunakan prinsip anggaran bruto.
Anggaran Kinerja
Penyusunan pendekatan kinerja adalah untuk
mengatasi kelemahan-kelemahan dalam anggaran tradisional
karena tidak adanya tolak ukur yang dapat dipakai untuk
mengukur kinerja dalam pencapaian sasaran dan tujuan pada
pelayanan publik. Penilaian kinerja didasarkan pada
pelaksanaan value for money dan efiktivitas anggaran. Peranan
pemerintah sesuai pendekatan anggaran kinerja akan dapat
dikendalikan dan diawasi melalui audit keuangan, audit kinerja,
penerapan internal cost awareness, serta evaluasi kinerja
eksternal. Atas hal ini maka diperlukan adanya program dan
tolak ukur sebagai standar kinerja. Pada dasarnya sistem
anggaran kinerja adalah sistem yang meliputi aktivitas
penyusunan program dan tolak ukur kinerja sebagai alat guna
mencapai sasaran dan tujuan program. Pada penyusunan
anggaran diterapkan sistem anggaran kinerja yang dimulai
dengan perumusan program dan penyusunan struktur
organisasi pemerintah yang sesuai dengan program tersebut.
Kegiatan tersebut mencakup pula penentuan unit kerja yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan program, serta
135 Anggaran Sektor Publik
BAB IX
PENGELUARAN PEMERINTAH
Hukum Wagner
Teori Wagner tentang perkembangan pengeluaran
pemerintah semakin meningkat dalam persentase terhadap
GNP berdasarkan pengamatan di negara-negara Eropa,
Amerika Serikat dan Jepang pada abad ke-19. Pendapat
Wagner dalam bentuk suatu hukum, namun dalam
pandangannya tersebut diterangkan pengertian pertumbuhan
pengeluaran pemerintah dan GNP, dalam pengertian
pertumbuhan secara relatif atau secara absolut. Apabila yang
dimaksud Wagner adalah perkembangan pengeluaran
pemerintah secara relatif sesuai teori Musgrave, maka hukum
Wagner adalah sebagai berikut: Dalam suatu perekonomian,
jika pendapatan per kapita meningkat, maka secara relatif
pengeluaran pemerintah juga akan meningkat. Dasar
hukumnya adalah pengamatan empiris dari negara-negara
maju (Amerika Serikat, Jepang dan Jerman), namun hukum
tersebut memberi dasar timbulnya eksternalitas dan kegagalan
pasar. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi, Wagner
menyadari hubungan antara industri dengan industri, hubungan
industri dengan masyarakat, dan lain-lain menjadi semakin
kompleks atau rumit. Tentang hal ini Wagner menjelaskan
159 Pengeluaran Pemerintah
dimana:
GpC : Pengeluaran pemerintah per kapita
YpC : Produk atau pendapatan nasional per kapita
t : Indeks waktu
Hukum tersebut memberi dasar akan timbulnya
eksternalitas dan kegagalan pasar. Wagner memahami bahwa
bertumbuhnya perekonomian mengakibatkan hubungan antara
industri dengan industri, dan hubungan industri dengan
masyarakat akan semakin kompleks dan rumit. Sehingga
potensi terjadinya kegagalan eksternalitas negatif semakin
besar. (Mangkoesoebroto, 1994)
Secara grafik rasio pengeluaran pemerintah terhadap
pendapatan nasional (GpC/YpC) atau (G/Y) ditunjukan oleh
sebuah kurva eksponensial berikut.
Ekonomi Publik 160
Gambar 9.1
Kurva Pengeluaran Pemerintah terhadap Pendapatan
Nasional berdasarkan Hukum Wagner
Gambar 9.3
Pertumbuhan Pengeluaran Pemerintah menurut Wagner
Gambar 9.4
Kurva teori Peacock dan Wiseman
Gambar 9.5
Perkembangan Pengeluaran Pemerintah Berdasarkan
Pendapat Rostow Mugrave dan Peacock Wiseman
Penentuan Permintaan
Ui = f(G,X)
dimana:
G = Vektor dari barang publik
X = Vektor dari barang swasta
i = Individu
U = Fungsi utilitas
(Mangkoesoebroto, 1994)
• Perubahan permintaan akan barang publik.
• Perubahan dari aktivitas pemerintah dalam
menghasilkan barang publik dan juga perubahan dari
kombinasi faktor produksi yang digunakan dalam
proses produksi.
• Perubahan kualitas barang publik.
• Perubahan harga faktor produksi.
Up = g (X,G,S)
dimana :
Up = Fungsi utilitas
S = Keuntungan yang diperoleh politisi dalam bentuk materi/
kedudukan
G = Vektor barang publik
X = Vektor barang swasta
Analisa Biaya Manfaat 169
BAB X
ANALISA BIAYA MANFAAT
dimana:
RATE = Jumlah periode.
NPER = Jumlah periode pinjaman
PMT = Jumlah pembayaran setiap periode
FV = Future value atau nilai yang akan datang
Type: nilai 0 atau 1 yang menentukan kapan pembayaran
jatuh tempo, 0 untuk jatuh tempo diakhir periode & 1 untuk
jatuh tempo di awal periode.
170 Ekonomi Publik
Contoh
Ketika Ratna pensiun dalam waktu 25 tahun lagi, sedangkan
Ratih ingin mempunyai uang sebanyak Rp.1.000.000.000
(1 Milyar). Berapakah jumlah nilai uang 1 milyar, pada saat ini
dengan asumsi pemerintah yang mampu mempertahankan
inflasi dengan angka 6% pertahun ?
Keterangan :
Rate adalah 6% (Per tahun)
Nper adalah 25 (tahun)
PMT adalah 0 (tidak ada pembayaran setiap bulannya)
FV adalah 1.000.000.000
Syntax = PV(C70;C71;C72;C73;0)
Po = FV/(1+i)n
Contoh:
Santi menginginkan agar nilai uangnya menjadi Rp 5.555.444
pada 5 tahun yang akan datang nanti. Berapakah jumlah uang
yang harus ditabung Santi saat ini, seandainya diberikan bunga
sebesar 5% per tahun?
Keterangan
Analisa Biaya Manfaat 171
FV = Rp 5.555.444.
i = 5% = 0.05.
n = 5.
Jawaban :
Po = FV/(1+i)n.
Po = Rp. 5.555.444/(1+0.05)5.
Po = Rp.4.352.836.
Jadi jumlah uang yang harus ditabung oleh Santi adalah:
Rp 4.352.836.
Po = FV/(1+(i/m))m.n.
Contoh:
Rani membeli sebuah laptop bermerek hp secara kredit selama
144 bulan & bunga 4% per tahun. Rani membayar bunga per
triwulan. Bila Jumlah uang yang dibayarkan oleh Rani
Rp 4.555.444. Berapakah harga awal laptop yang dibeli Rani
tersebut?
Keterangan:
FV = 4.555.444.
i = 4% = 0.04.
n = 144/12 = 12.
m = 12/3 = 4.
Jawaban:
172 Ekonomi Publik
Po = FV/(1+(i/m))m.n.
Po = 4.555.444/(1+(0.04/4))4.12.
Po = 2.825.562.
Jadi harga awal laptop yang dibeli oleh Rani adalah
Rp 2.825.562.
Contoh
Setiap bulannya Adi membeli sebuah Reksadana Saham
sebanyak Rp.3.000.000, Berapakah nilai dari reksadana saham
yang Adi beli dalam waktu 25 tahun lagi, dengan asumsi
reksadana saham tersebut mampu memberikan return investasi
12% pada setiap tahunnya?
Rate = 12% (Dibagi 12 untuk setiap bulannya).
Nper = 300 (25 tahun dikali 2).
Pmt = Rp.3.000.000 (Pembelian reksadana setiap
Analisa Biaya Manfaat 173
bulannya).
Pv = 0 (Adi tidak mempunyai reksadana saat ini).
Type = 1 (Pembelian reksadana di awal bulannya).
Syntax = FV(C89/12;C90;C91;C92;1)
FV = Po (1+i)n
Keterangan :
FV = Nilai pada masa yang akan datang
Po = Nilai pada saat ini
i = Tingkat suku bunga
n = Jangka waktu
Contoh :
Sebuah perusahaan memperoleh pinjaman modal dari suatu
Bank sebesar Rp 5.000.000 untuk membeli peralatan produksi
dengan jangka waktu 5 tahun bunga yang dikenakan sebesar
18% per tahun. Berapa jumlah yang harus dibayar oleh
perusahaan tersebut pada akhir tahun ke 5?
Keterangan:
174 Ekonomi Publik
Po = Rp 5.000.000
i = 18% = 0.18
n=5
Jawaban:
FV = Po (1+i)n
FV = Rp 5.000.000 (1+0.18)5
FV = Rp 11.438.789
FV = Po (1+(i/m))m.n
Contoh:
Budi membeli sebuah kulkas dengan merek LG dengan kredit
selama waktu 45 bulan, seharga Rp 4.555.555 dan dikenakan
bunga sebesar 5% per tahun. Budi dalam melakukan
pembayaran bunga per kuartal. Berapakah jumlah yang harus
dibayarkan oleh Budi?
Keterangan:
Po = Rp 4.555.555
i = 5% = 0.05
n = 45/12 = 3.75 = 4
Analisa Biaya Manfaat 175
m = 12/4 = 3
Jawaban:
FV = Po (1+(i/m))m.n
FV = 4.555.555 (1+(0.05//3))3.4
FV = 5.555.003
Jadi jumlah harga yang harus dibayar Budi adalah
Rp 5.555.003.
dimana
176 Ekonomi Publik
NPV = $1,616,843.11
NPV = $1,616,843.11 – $1.700.000
NPV = - $83,156.89
Mengingat nilai NPV < 0, maka sebaiknya anda tidak
berinvestasi dengan kondisi seperti itu, karena nilai uang anda
di tahun ke 4 berkurang dibandingkan nilai investasi anda.
dimana:
IRR = Internal Rate of Return
rk = tingkat bunga yang lebih kecil (rendah)
rb = tingkat bunga yang lebih besar (tinggi)
NPV rk = Net Present Value pada tingkat bunga kecik
TPV rk = Total Present Value pada tingkat bunga kecil
TPV rb = Total Present Value pada tingkat bunga yang besar
PV = Fn/ ( 1 + r ) n
dimana :
Fn = Future value ( nilai pada akhir tahun ke n )
PV = Nilai sekarang ( nilai pada tahun ke 0 )
Analisa Biaya Manfaat 181
r = Suku bunga
n = Jumlah Waktu ( tahun )
Sedangkan pengambilan keputusan terhadap kelayakan
dapat dilihat dari nilai BCR yang ditentukan sebagai berikut :
• Jika BCR ≥ 1, maka dikatakan bahwa benefit dari
proyek tersebut lebih besar daripada pengorbanan yang
dikeluarkan. Sehingga proyek tersebut dapat diterima
atau layak (feasible).
• Sebaliknya jika BCR <1 maka dikatakan bahwa benefit
dari proyek tersebut lebih kecil daripada
pengorbanannya atau proyek tersebut tidak layak (not
feasible).
Contoh Kasus:
Sebuah klinik sedang mempertimbangkan untuk membeli
beberapa peralatan medis baru dengan harga Rp.25.000.000.
Dengan adanya peralatan medis tersebut diperkirakan klinik
tersebut dapat melakukan penghematan sebesar Rp.500.000
per tahun dengan jangka waktu selama 5 tahun. Pada akhir
tahun ke 5 peralatan tersebut memiliki nilai jual sebesar
40.000.000. Dengan tingkat pengembalian investasi sebesar
9% per tahun apakah pembelian peralatan medis akan
menguntungkan bagi klinik tersebut ataukah tidak?
Perhitungan:
Melalui persamaan berikut maka akan dapat kita input nilai-
nilainya menjadi:
BCR = (Present Value dari Manfaat/Present Value dari
182 Ekonomi Publik
Contoh lainnya:
Sebuah perusahaan ingin merenovasi bangunan apartemen
yang mereka miliki dengan profit tahunan yang mereka
harapkan sebesar $100.000 selama tiga tahun ke depan. Saat
ini mereka mengeluarkan dana $50.000 untuk menyewa
peralatan. Jika tingkat inflasi adalah 2% maka apakah gedung
tersebut layak untuk direnovasi?
Penyelesaian:
Pertama kita perhitungkan dulu nilai Present Value sebagai
berikut :
= ($100,000 / (1 + 0.02)^1) + ($100,000 / (1 + 0.02)^2) +
($100,00 / (1 + 0.02)^3)
= $288,388
Sedangkan BCR = $288,388/$50,000
= 5,77
Analisa Biaya Manfaat 183
Karena nilai BCR memiliki angka 5,77 yang nilainya lebih besar
dari 1 maka kegiatan perusahaan untuk merenovasi apartemen
dianggap dapat memberikan keuntungan di masa yang akan
datang sehingga proyek ini layak untuk dijalankan.
Ekonomi Publik 184
BAB XI
PENERIMAAN PEMERINTAH
lainnya
• Pinjaman dari BUMN/BUMD
• Pinjaman dari Bank/Lembaga non Bank
• Pinjaman dari Luar Negeri
• Penjualan Aset Daerah
• Penerbitan Obligasi Daerah
3. Penerimaan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
a. Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang terdiri dari:
• Pajak Daerah
• Retribusi Daerah
• Bagian laba BUMD
• PAD lainnya yang sah, yang terdiri dari
pendapatan hibah, pendapatan dana darurat,
dan lain-lain pendapatan.
b. Pendapatan dari Dana Perimbangan, terdiri dari:
• Bagian daerah dari PBB dan BPHTB
• Bagian daerah dari Pajak Penghasilan Wajib
Pajak Perseorangan/Pribadi
• Bagian daerah dari sumber daya alam
• Bagian daerah dari Dana Alokasi Umum
• Bagian daerah dari Dana Alokasi Khusus
c. Penerimaan Pembiayaan, terdiri dari:
• Pinjaman dari Pemerintah Pusat
• Pinjaman dari Pemerintah Daerah Otonom
lainnya
• Pinjaman dari BUMN/BUMD
191 Penerimaan Pemerintah
Smith’s Conons
BAB XII
PERPAJAKAN
• Fungsi Regulasi
Pajak bisa menjadi alat untuk mengatur badan sosial dan
ekonomi. Contohnya untuk menghambat inflasi,
melindungi produk dalam negeri dengan adanya pajak
pertambahan nilai, memancing kegiatan ekspor, serta
menarik investasi.
• Fungsi Distribusi
Negara menggunakan pajak untuk pemerataan
kesejahteraan melalui jaminan kesehatan, bantuan, dan
pemberian fasilitas publik.
• Fungsi Stabilisasi
Negara dapat menggunakan pajak untuk mencapai
stabilisasi ekonomi. Contohnya dengan menerapkan
kenaikan pajak untuk meningkatkan pendapatan negara.
Adam Smith
1. Asas Equality, pemungutan pajak yang dilakukan oleh
negara harus sesuai dengan kemampuan dan
penghasilan wajib pajak. Negara tidak boleh bertindak
diskriminatif terhadap wajib pajak.
2. Asas Certainty, semua pungutan pajak harus
berdasarkan UU, sehingga bagi yang melanggar akan
dapat dikenai sanksi hukum.
3. Asas Convinience of Payment, pajak harus dipungut
pada saat yang tepat bagi wajib pajak (saat yang paling
baik), misalnya disaat wajib pajak baru menerima
penghasilannya atau disaat wajib pajak menerima
hadiah.
Ekonomi Publik 202
W.J. Langen
1. Asas Daya Pikul, besar kecilnya pajak yang dipungut
harus berdasarkan besar kecilnya penghasilan wajib
pajak. Semakin tinggi penghasilan maka semakin tinggi
pajak yang dibebankan.
2. Asas Manfaat, pajak yang dipungut oleh negara harus
digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang bermanfaat
untuk kepentingan umum.
3. Asas Kesejahteraan, pajak yang dipungut oleh negara
digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
4. Asas Kesamaan, dalam kondisi yang sama antara
wajib pajak yang satu dengan yang lain harus
dikenakan pajak dalam jumlah yang sama (diperlakukan
sama).
5. Asas Beban Yang Sekecil-kecilnya, pemungutan
pajak diusahakan sekecil-kecilnya (serendah-
rendahnya) jika dibandingkan dengan nilai obyek pajak
sehingga tidak memberatkan para wajib pajak.
Adolf Wagner
1. Asas Politik Finansial, pajak yang dipungut negara
jumlahnya memadai sehingga dapat membiayai atau
mendorong semua kegiatan negara.
203 Perpajakan
DAFTAR PUSTAKA
TENTANG PENULIS