Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Publik
Dosen : Andriani Puspitaningsih, SE., M.Si

Disusun Oleh :
Kelompok 5
YULIANA (B1A122182)
YUNI (B1A122183)
DAYANTI (B1A122213)
DESYA ANANDA IRWAN (B1A122215)
DIYANI (B1A122219)
ANDI RISKA AMELIA ( B1A122200)
ANGGARA PERMANA PUTRA (B1A122201)
YUDHA PRAMUDYA WARDANA (B1A122321)

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS HALU OLEO
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Alhamdulillahirobbi alamin, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat hidayahnya kepada kami dalam menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Tak lupa kita mengucapkan selawat serta salam
untuk junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW.
Tak lupa kami ucapkan terima kasih banyak kepada orang tua yang
mendukung kami dalam segi materi maupun moral dalam penyusunan makalah
ini.
Dalam kesempatan kali ini kami akan membahas KEBIJAKAN FISKAL
DAN MONETER. Makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna, maka dari itu kami sangat mengahrgai kritik dan saran kepada para
pembaca guna meningkatkan kualitas makalah ini.Semoga makalah ini bisa
berguna dan memberikan man!aat bagi kita semua, aamiin.

Kendari, 15 November 2023


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
................................................................................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
................................................................................................................................................
1. Latar Belakang
.........................................................................................................................
2. Rumusan Masalah
.........................................................................................................................
3. Tujuan Penulisan..............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................

A. Pengaruh Kebijakan Fiscal Terhadap Perekonomian


....................................................................................................................
1. Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Output dan Inflasi
..............................................................................................................
2. Crowding Out
..............................................................................................................
3. Dampak kebijakan fiscal terhadap inflasi
..............................................................................................................
4. Diskresi kebijakan fiskal terhadap volatilitas output dan inflasi
..............................................................................................................
B. Definisi Kebijakan Moneter dan Instrumen Kebijakan Moneter
....................................................................................................................
1. Pengertian Kebijakan Moneter
..............................................................................................................
2. Instumen Kebijakan Moneter
..............................................................................................................
a. Politik Pasar Terbuka
.........................................................................................................
b. Politik Diskonto
.........................................................................................................
c. Politik Rasio Cadangan
.........................................................................................................
d. Kebijakan Kredit Selektif
.........................................................................................................
C. Efektivitas Kebijakan Fiskal
.........................................................................................................................

BAB III PENUTUP


...............................................................................................................................

A. KESIMPULAN
....................................................................................................................
B. SARAN
....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
...............................................................................................................................

BAB II

PEMBAHASAN

1. Latar Belakang
Perkembangan ekonomi akhir-akhir ini menghidupkan kembali
perdebatan tentang efektivitas kebijakan pemerintah yang membawa kepada
pertumbuhan bagaimana kebijakan makro ekonomi pemerintah dapat stabil
keluaran berdasarkan “seimbang”. Terdapat perbedaan Saya interpretasi tentang
Bagaimana adanya fenomena ekonomi. Mengacu pada teori siklus bisnis,
kebijakan fiskal dan moneter akan memperluas inefisiensi. Berbeda
dengan teori Keynes, pengeluaran pemerintah adalah komponen permintaan
agregat yang mempengaruhi keluaran tapi kebijakan moneter menyebabkan
meluasnya ketidaksempurnaan efektif,sementara ituTeori moneteris menyatakan
bahwa kebijakan moneter dapat mempengaruhi keluaran namun sebaliknya
kebijakan fiskal tidak efektif. Kebijakan yang memilik peran penting
yalamapemerintah untuk menstimulasi keadaan ekonomi adalah kebijakan
moneter dan fiskal.
Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan dalam mengatur kegiatan
ekonomi secara makro, di samping kebijakan fiskal juga terdapat kebijakan
moneter yang merupakan mitra kebijakan fiskal dalam mengendalikan
stabilitas ekonomi dan mengemudi pertumbuhan ekonomi. Dalam kondisi
perekonomian yang lesu, pengeluaran pemerintah dapat memberi stimulasi
kepada perekonomian untuk bertumbuh melalui kebijakan fiscal yang ekspansif
melalui peningkatan pengeluaran pemerintah atau menurunkan pajak untuk
meningkatkan permintaan agregat di dalam perekonomian menyebabkan
pendapatan naik yang Akan Mengurangi penganguran yang ada untuk
mencapai tingkat pendapatan kesempatan kerja penuh tingkat pendapatan
pekerjaan penuh.
Kebijakan moneter fokus kepada meningkatkan atau mengurangi pasokan
uang demi menstimulasi keadaan ekonomi, sedangkan kebijakan fiskal
menggunakan anggaberlari pemerintah dan pajak untuk menstimulasi ekonomi.
Menggunakan teori ekonomi modern,dewasa ini pemerintah, dengan dibantu
oleh ekonomi, telah memiliki cara untuk menggunakan kebijakan ekonomi
uang tunaiter dan fiskal demi mengurangi lama dan tingkat tingkat keparahan
resesif.
Perkembangan ini sangat penting karena Saya memberi kesempatan kepadA
pemerintah untuk memberikan efek berupa peningkatan kesejahteraan
masyarakatnya di tengah resesif. Kebijakan ekonomi yang benar dapat
meningkatkan kesejahteraan negara, begitu juga sebaliknya.
Kebijakan moneter adalah satu kebijakan yang bertujuan untuk
mencapai keseimbangan intern dan keseimbangan eksternal demi tercapainya
tujuan ekonomi makro. Stabilisasi ekonomi dapat diukur dengan kesempatan
kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang.
Bagaimana pun kestabilan dalam kegiatan perekonomian tergangguan, maka
kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan
stabilisasi).Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh
sektor perbankan, yangkemudian ditransfer pada Sektor riil. Pertumbuhan
ekonomi yang tinggi dan proses yang berkelanjutan merupakan kondisi utama
bagi bertahan pembangunan ekonomi suatu negara, hal ini menjadi salah satu
tolak ukur dari keberhasilan ekonomi negara tersebut.
Salah satu kebijakan fiskal yaitu tentang dengan pajak. Pajak
merupakan penerimaan negara yang digunakan untuk mengarahkan
kehidupan masyarakat menuju kesejahteraan. Pajak sebagai peneriman
pemerintah merupakan salah satu alat yang cukup penting bagi pemerintah
untuk menjalankaN fungsi, khususnya sebagai Stabilisator perekonomian
melalui kebijakan anggaran guna Menjamin tingkat pertumbuhan ekonomi
yang cukup. Penerimaan pajak merupakan sumber pembiayaan negara yang
dominan baik untuk belanja rutin maupun Pembangunan.

2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Pengaruh kebijakan fiscal terhadap perekonomian
2. Apa itu kebijakan moneter? Dan instrument apa saja?
3. Bagaimana itu efektifitas kebijakan fiskal

3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengaruh kebijakan fiscal terhadap perekonomian
2. Untuk mengetahui definisi kebijakan moneter dan instrument kebijakan fiscal
3. Untuk mengetahui efektifitas kebijakan fiscal
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengaruh kebijakan fiskal terhadap perekonomian

Kebijakan fiskal adalah salah satu alat yang penting dalam mengelola
perekonomian suatu negara. Kebijakan ini berkaitan dengan penggunaan
pendapatan dan pengeluaran pemerintah untuk mencapai tujuan-tujuan ekonomi
tertentu.
Beberapa pengaruh kebijakan fiscal terhadap perekonomian diantaranya:
1. dampak kebijakan fiskal terhadap output dan inflasi
Literatur yang ada mengelompokkan dampak kebijakan fiskal menjadi dua
yaitu dampak terhadap sisi permintaan (demandside effect) dan dampak terhadap
sisi penawaran (supply side effect). Dampak kebijakan fiskal terhadap sisi
penawaran mempunyai implikasi jangka panjang. Kebijakan fiskal yang
berorientasi untuk meningkatkan supply sidedapat mengatasi masalah keterbatasan
kapasitas produksi dan karena itu dampaknya lebih bersifat jangka Panjang.
Dampak kebijakan fiskal terhadap perekonomian melalui pendekatan
permintaan agregat diterangkan melalui pendekatan Keynes. Pendekatan
Keynesian mengasumsikan adanya price rigiditydan excess capacity sehingga
output ditentukan oleh permintaan agregat (demand driven). Keynes menyatakan
bahwa dalam kondisi resesi, perekonomian yang berbasis mekanisme pasar tidak
akan mampu untuk pulih tanpa intervensi dari Pemerintah. Kebijakan moneter
tidak berdaya untuk memulihkan perekonomian karena kebijakan hanya
bergantung kepada penurunan suku bunga sementara dalam kondisi resesi tingkat
suku bunga umumnya sudah rendah dan bahkan dapat mendekati nol. Dalam
pendekatan Keynes, kebijakan fiskal dapat menggerakkan perekonomian karena
peningkatan pengeluaran pemerintah atau pemotongan pajak mempunyai efek
multiplierdengan cara menstimulasi tambahan permintaan untuk barang konsumsi
rumah tangga. Demikian pula halnya apabila pemerintah melakukan pemotongan
pajak sebagai stimulus perekonomian. Pemotongan pajak akan meningkatkan
disposable income dan pada akhirnya mempengaruhi permintaan.Kecenderungan
rumah tangga untuk meningkatkan konsumsi dengan meningkatkan marginal
prospensity to consume. mpc), menjadi rantai perekonomian untuk peningkatan
pengeluaran yang lebih banyak dan pada akhirnya terhadap output.
pajak dianggap kurang potensial untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
dalam masa resesi dibandingkan dengan peningkatan pengeluaran
pemerintah.Besarnya efek multiplierdari peningkatan pengeluaran pemerintah dan
pemotongan pajak bergantung kepada besarnya mpc yang bergantung kepada
apakah peningkatan tersebut bersifat transitory atau permanen. Dalam hal ini,
dampak mpc atas perubahan pendapatan transitori lebih kecil dibandingkan
perubahan pendapatan yang permanen. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan,
April 2012 Pengembangan model Keynesian memungkinkan adanya tambahan
dampak crowding outmelalui perubahan yang disebabkan oleh suku bunga dan
nilai tukar. Crowding outterjadi apabila Pemerintah menyediakan barang dan jasa
yang menggantikan barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor swasta. Tingkat
crowding outmempengaruhi besaran fiskal multipliernamun tidak mempengaruhi
arah.
2. Crowding Out
Dalam model IS-LM dengan perekonomian yang terbuka (Mundell-
Flemming), crowding out dapat terjadi melalui nilai tukar. Tingkat suku bunga
yang tinggi akan menarik capital inflow sehingga terjadi apresiasi pada nilai tukar
dan mengakibatkan penurunan pada current account. Pada gilirannya penurunan
pada external current account akan menganulir peningkatan permintaan domestik
yang awalnya dipicu oleh ekspansi fiskal.Besaran pengaruh crowding out melalui
suku bunga dan nilai tukar dipengaruhi oleh beberapa faktor dalam kerangka IS-
LM.
Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Output dan Inflasi besar apabila
investasi sensitif terhadap perubahan tingkat suku bunga. Semakin sensitif
permintaan akan uang terhadap perubahan suku bunga dibandingkan terhadap
perubahan pendapatan maka akan semakin besar pula efek crowding out. Tingkat
crowding out juga dipengaruhi oleh fleksibilitas harga. Walaupun terbatas pada
jangka pendek, fleksibilitas harga berpotensi mengurangi nilai fiskal multiplier
khususnya pengaruh dari rezim nilai tukar. Dalam perekonomian yang tertutup,
ekspansi fiskal akan mendorong kenaikan harga sehingga dapat menghambat
peningkatan permintaan agregat dalam jangka pendekatan dan pada akhirnya
memperkuat crowding out. Dalam perekonomian terbuka dengan sistem nilai tukar
yang fleksibel, tingkat crowding out bergantung kepada respon dari harga
domestik terhadap perubahan nilai tukar.
Secara umum apabila terjadi perubahan harga yang dipicu oleh perubahan
nilai tukar, maka tingkat crowding out yang terjadi akan lebih kecil dibandingkan
pada kondisi dengan price rigidity. Hal ini dikarenakan apresiasi nilai tukar akan
mengurangi harga. Di lain pihak pada sistem dengan nilai tukar tetap, crowding
out akan lebih tinggi dalam kondisi harga yang fleksible dibandingkan pada
kondisi dengan price rigidity.Studi empiris mengenai hubungan antara kebijakan
fiskal dengan aktivitas perekonomian memberikan hasil yang beragam Standar
Real BusinessCycle (RBC).
3. Dampak kebijakan fiscal terhadap inflasi
Dalam setting perekonomian secara umum, fungsi bank sentral adalah
mengendalikan tingkat harga. Hal ini terkait dengan teori quantity of money oleh
Milton Friedman yang menyatakan bahwa inflation is always and everywhere a
monetary phenomenon. Namun demikian pandangan tradisional ini mendapat
tantangan dari fiskal theory of the price level (FTPL) yang dikembangkan oleh
Leeper (1991), (Woodford (1994,1995), dan Sims (1994), yang menyatakan bahwa
kebijakan fiskal memegang peranan penting dalam penentuan harga melalui
budget constraint yang terkait dengan kebijakan utang, pengeluaran dan
perpajakan. Fiskal theory of the price level (FTPL) dapat dijelaskan dengan 2
pendekatan yaitu weak form FTPL dan strong form FTPL. Weak form FTPL yang
mencerminkan dominasi kebijakan fiskal (fiskal dominance) diterangkan melalui
adanya tautan antar kebijakan fiskal dan kebijakan SOFIE dan SEMAR
merupakan model makro yang dikembangkan secara internal di Bank Indonesia
Model ini belum memasukkan variabel pajak dalam permodelannya. SOFIE
merupakan model makro ekonometri, sedangkan SEMAR merupakan model
Computable General Equilibrium.
Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Output dan Inflasi moneter melalui
seigniorage. Karena seigniorage (pendapatan dari pencetakan uang) merupakan
salah satu sumber penerimaan Pemerintah, maka kebijakan fiskal dan moneter
jangka panjang ditentukan secara bersamaan oleh fiskal budget constraint. Weak
form mengasumsikan bahwa otoritas fiskal akan bergerak lebih dahulu dengan
menetapkan primary budget surplus/deficit dan kemudian direspons oleh otoritas
moneter dengan menciptakan seigniorage untuk menjaga solvency Pemerintah.
Apabila kedua otoritas menolak untuk menciptakan seignorage maka rasio utang
terhadap PDB dapat meningkat secara tidak berkesinambungan. Hal ini
selanjutnya akan berdampak pada peningkatan suku bunga riil utang pemerintah
seiring dengan peningkatan permintaan premi oleh pasar.
Namun demikian proses ini tidak dapat berlanjut. Salah satu dari otoritas
kebijakan harus berubah. Weak form FTPL mengasumsikan bahwa bank sentral
akan merespon dengan menciptakan seiniorage guna menghindari default. Oleh
karenanya teori ini juga menyatakan bahwa kebijakan fiskal turut menentukan
inflasi melalui future money growth. Teori ini secara sederhana menyatakan
bahwa penyebab utama money supply adalah otoritas fiskal. Dengan kata lain
kebijakan fiskal bersifat eksogen sementara pergerakan money supply bersifat
endogen. Berbeda dengan weak form FTPL, dimana money supply bersifat
endogen untuk memenuhi government budget constraint, strong form FTPL
mengasumsikan baik kebijakan fiskal maupun kebijakan moneter bersifat eksogen
dan harga menyesuaikan untuk memastikan solvency pemerintah.
4. Diskresi kebijakan fiskal terhadap volatilitas output dan inflasi
Diskresi kebijakan, baik moneter dan fiskal, sering menjadi perdebatan
publik. Di bidang moneter, perdebatan tentang diskresi telah mencapai pada
kesepahaman bahwa kebijakan moneter harus bebas dari intervensi pemerintah,
yaitu dengan membentuk bank sentral yang independen. Namun, untuk kebijakan
fiskal belum diperoleh kesepakatan tentang mekanisme dan institusi yang dapat
menghindarkan pengambil keputusan untuk melakukan diskresi.
Diskresi kebijakan fiskal didefinisikan sebagai perubahan atau reaksi
kebijakan fiskal yang tidak mencerminkan reaksi terhadap kondisi ekonomi yang
dihadapi (Fatas & Mihov, 2003). Kebijakan fiskal dapat dikategorikan menjadi 3:
(1) automatic stabilizers; (2) diskresi kebijakan fiskal sebagai respons dari kondisi
ekonomi; (3) diskresi kebijakan yang dilakukan untuk alasan selain kondisi makro
ekonomi saat ini. Pada dasarnya, kebijakan fiskal berfungsi sebagai automatic
stabilizers dari perekonomian, yang mensyaratkan adanya sifat countercyclical
dari kebijakan tersebut. Selain itu, penerapan kebijakan fiskal dapat bersifat
diskresi, baik untuk merespons perkembangan ekonomi maupun alasan yang tidak
berlatarbelakang kondisi makro ekonomi. Akademisi belum mencapai kesepakatan
tentang metode pengukuran diskresi kebijakan fiskal yang tepat (Fatas dan Mihov,
2003).

B. Definisi kebijakan moneter dan instrument kebijakan Moneter

1. Pengertian Kebijakan Moneter


Kebijakan moneter adalah kebijakan pemerintah menyangkut perilaku bank
sentral dalam penawaran uang dan pengaturan uang yang beredar pada suatu
Negara. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang
bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang
tinggi, stabilitas harga serta pemerataan pembangunan) dan keseimbangan
eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) juga tercapainya tujuan ekonomi
makro,yakni menjaga stabilitas ekonomi yang dapat di ukur dengan kesempatan
kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang.
Menurut Boediono, kebijakan moneter adalah tindakan pemerintah (Bank
Sentral) untuk mempegaruhi situasi makro yang diterapkan yaitu dengan
menyeimbangkan jumlah uang yang beredar dengan persediaan barang sehingga
inflasi dapat dikendalikan.
Menurut Perry Warjiyo, kebijakan moneter adalah kebijakan otoritas
moneter atau bank sentral dalam bentuk agregat moneter (monetary aggregates)
untuk mencapai pengembangan kegiatan ekonomi yang dilakukan dengam
mempertimbangkan siklus kegiatan ekonomi, sifat ekonomi suatu Negara,dan
faktor ekonomi fundamental lainnya.

Menurut Nanga Muana, kebijakan moneter adalah kebijakan yang


dilakukan oleh otoritas moneter dengan mengendalikan jumlah uang yang beredar
(money supply) dan tingkat bunga ( interest rates ) untuk mempengaruhi tingkat
pemerintahan agrega dan mengurangi kestabilan dalam perekonomian.
2. instrument kebijakan moneter
a. politik pasar terbuka
politik pasar terbuka merupakan kebijakan yang dilakukan oleh bank
sentral dalam rangka menambah atau mengurangi jumlah uang yang
beredar dengan cara menjual atau membeli surat-surat pemerintah
(govertment securities).surat-surat berharga pemerintah diantaranya adalah
SBI(Sertifikat Bank Indonesia),SPBU(Surat Berharga Pasar
uang),saham,dan obligasi.
Jika pemerintah ingin megurangi jumlah uang yang beredar
maka pemerintah menjual surat berharga kepada masyarakat .Dengan
menjual SBI ,uang dari masyrakat akan masuk ke bank sehingga
diharapkan jumlah uang yang beredar akan berkurang,SBI hanya di jual
oleh bank sentral.

Namun,jika pemrintah inginmenambah jumlah uang yang


beredarmaka pemerintah akan mebeli surat berharga.Dengan membeli
SBI ,pemrintah akan mengeluarkan uang kepada masyarakat dalam
pembeliannya sehinggah terjadilah penambahan uang yang beredardi
masyarakat.

b. Politik Diskonto( discount Rate)

politik diskonto adalah kebijakan yang dilakukan oleh bank


sentral dalam pengaturan jumlah uang yang beredar dengan
memainkan tingkat suku bunga. Tingkat bunga pada tiap-tiap bank
umum akan dipengaruhi oleh tingkat bunga bank sentral. Bank umum
kadang-kadang mengalami kekurangan uang sehingga harus
meminjam ke bank sentral.

Jika pemerintah akan menambah jumlah uang yang beredar


maka pemerintah menurukan tingkat suku bunga bank sentral. Dengan
begitu, minat masyarakt untuk menabung di bank pun berkurang.
Sehingga,jumlah uang yang beredat bertambah. Selain itu, juga
mengakibatkan suku bunga kredit turun dan mengakibatkan
masyarakat banyak tertarik untuk mengajukan pinjaman di bank.

Serta sebaliknya, jika pemerintah akan mengurangi jumlah uang


yang beredar maka pemerintah akan menaikkan tingkat bunga.
Sehingga, hasrat masyakat untuk menabung dibank pun tinggi yang
mengakibatkan jumlah uang yang beredar di masyarakat berkurang.
Selain itu, kenaikan suku bunga tabungan akan meningkatkan suku
bunga kredit. Dengan naiknya suku bunga kredit, masyarakat akan
enggan mengajukan kredit.

c. Politik Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)

Rasio cadangan wajib adalah kebijakan bank sentral untuk


menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar dengan cara
oleh bank umum dalam mengedarkan atau memberikan kredit kepada
masyarakat.

Ketika pemerintah ingin menambah jumlah uang yang beredar


maka pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Jika bank sentral
menurunkan cadangan kas, berarti bank sentral ingin menambah
jumlah uang yang beredar. Dalam hal ini bank-bank umum diberi
kesempatan untuk dapat megedarkan uang lebih banyak.

Sebaliknya, ketika pemerintah ingin mengurangi jumlah uang


yang beredar maka pemerintah menaikkan rasio cadangan wajib. Hal
ini terjadi karena dengan naiknya cadangan kas berarti bank umum
menahan uang tunai untuk diedarkan.

d. Kebijakan Kredit Selektif

Kebijakan kredit selektif adalah kebijakan yang dilakukan oleh


pemerintah dalam pemberian atau tidaknya suatu kredit. Kredit
selektif dilakukan dengan cara menentukan syarat-syarat kredit yang
dikenal dengan 5C. Pada saat pemerintah ingin menambah jumlah uang
maka pemerintah akan melonggarkan pemberian kredit. Namun, jika
pemerintah ingin mengurangi jumlah uang maka pemerintah akan
mengetatkan pemberian kredit.

Selain instrument diatas, ada beberapa instrument lain yang


dipergunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan kebijakan moneter,
diantaranya:

1. Imbauan moral (Moral Persuasion)

Imbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang


dengan cara memberi imbauan kepada para pelaku ekonomi. Contohnya,
menghimbau perbankkan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam
mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar.

2. Politik Saneering

Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara


kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU no 3
tahun 2004 pasal 7 tentang bank Indonesia. Kebijakan moneter yang
dilakukan oleh bank sentral dengan cara pengguntingan (pemotongan) uang
disebut denga politik saneering.

Politik saneering diterapkan ketika terjadi hiperinflasi, instrument ini


pemerintah dilakukan BI pada tanggal 13 Desember 1965. Pada saat itu,
dilakukan pemotongan uang dari Rp 1.000 menjadi Rp 1. Hal ini
dilakukanmenyehatkan kembali nilai uang yang sudah jatuh.

3. Devaluasi

Devaluasi ada;ah kebijakan bank sentra untuk menurunkannilai rupiah


terhdap mata uang asing

4. Revaluasi

Revaluasi adalah kebijakan bank sentral untuk menaikan nilai mata


uang dalam negeri terhdap mata uang asing .

C. Efektifitas Kebijakan Fiskal


Efektivitas kebijakan fiskal mengacu pada sejauh mana kebijakan tersebut
berhasil mencapai tujuan-tujuan ekonomi yang diinginkan oleh pemerintah.
Kebijakan fiskal melibatkan pengaturan pengeluaran dan pendapatan pemerintah
untuk memengaruhi kondisi ekonomi, dan efektivitasnya diukur berdasarkan
dampak nyata yang dihasilkan terhadap ekonomi. Berikut adalah beberapa poin
yang menjelaskan efektivitas kebijakan fiskal:
 Tujuan Ekonomi:
Kebijakan fiskal dirancang untuk mencapai berbagai tujuan ekonomi,
seperti pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, stabilitas harga, dan
pengurangan tingkat pengangguran. Efektivitas diukur berdasarkan sejauh mana
kebijakan dapat memenuhi tujuan-tujuan ini.
 Pertumbuhan Ekonomi:
Salah satu indikator utama efektivitas kebijakan fiskal adalah dampaknya
terhadap pertumbuhan ekonomi. Jika kebijakan mendorong investasi, konsumsi,
dan aktivitas ekonomi lainnya, pertumbuhan ekonomi yang positif akan menjadi
bukti efektivitas.
 Stabilitas Harga:
Efektivitas kebijakan fiskal juga diukur melalui pengaruhnya terhadap
stabilitas harga. Jika kebijakan mampu mengendalikan inflasi dan deflasi,
menunjukkan bahwa pemerintah berhasil mencapai stabilitas harga yang
diinginkan.
 Pengurangan Pengangguran:
Keberhasilan kebijakan fiskal dapat dilihat dari kemampuannya untuk
menciptakan lapangan kerja dan mengurangi tingkat pengangguran. Jika
pengeluaran pemerintah mendorong pertumbuhan sektor-sektor tertentu, maka
dampak positif terhadap tenaga kerja dapat dianggap sebagai tanda efektivitas.
 Distribusi Pendapatan:
Efektivitas kebijakan fiskal juga harus mempertimbangkan dampaknya
terhadap distribusi pendapatan. Jika kebijakan berhasil meningkatkan keadilan
sosial dan mengurangi kesenjangan ekonomi, dapat dikatakan efektif dalam
mencapai tujuan redistribusi.
 Respons Terhadap Perubahan Ekonomi:
Kebijakan fiskal yang efektif harus responsif terhadap perubahan kondisi
ekonomi. Kemampuan untuk menyesuaikan kebijakan dengan cepat dan efisien
ketika ada perubahan dalam siklus ekonomi adalah indikator efektivitas.
 Koordinasi dengan Kebijakan Lain:
Keseluruhan efektivitas kebijakan fiskal juga tergantung pada
koordinasinya dengan kebijakan ekonomi lainnya, seperti kebijakan moneter.
Koordinasi yang baik antarkebijakan dapat meningkatkan efektivitas keseluruhan
dalam mencapai stabilitas ekonomi.
 Evaluasi
Berkala Untuk mengukur efektivitas, evaluasi berkala perlu dilakukan.
Evaluasi tersebut dapat melibatkan analisis data ekonomi, dampak kebijakan, dan
penyesuaian yang diperlukan untuk meningkatkan efektivitas di masa depan.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan dalam mengatur kegiatan


ekonomi secara makro, di samping kebijakan fiskal juga terdapat kebijakan
moneter yang merupakan mitra kebijakan fiskal dalam mengendalikan
stabilitas ekonomi dan mengemudi pertumbuhan ekonomi. Kebijakan
moneter adalah satu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai
keseimbangan intern dan keseimbangan eksternal demi tercapainya tujuan
ekonomi makro.
Salah satu kebijakan fiskal yaitu tentang dengan pajak. Pajak
merupakan penerimaan negara yang digunakan untuk mengarahkan
kehidupan masyarakat menuju kesejahteraan. Pajak sebagai peneriman
pemerintah merupakan salah satu alat yang cukup penting bagi pemerintah
untuk menjalankaN fungsi, khususnya sebagai Stabilisator perekonomian
melalui kebijakan anggaran guna Menjamin tingkat pertumbuhan ekonomi.
pengaruh kebijakan fiscal terhadap perekonomian diantaranya: dampak
kebijakan fiskal terhadap output dan inflasi, Crowding Out, Dampak kebijakan
fiscal terhadap inflasi,dan Diskresi kebijakan fiskal terhadap volatilitas output dan
inflasi.

Ada beberapa instrumen pokok kebijakan moneter: politik pasar terbuka,


Politik Diskonto( discount Rate), Politik Rasio Cadangan Wajib (Reserve
Requirement Ratio), dan Kebijakan Kredit Selektif

Efektivitas kebijakan fiskal mengacu pada sejauh mana kebijakan tersebut


berhasil mencapai tujuan-tujuan ekonomi yang diinginkan oleh pemerintah.
Kebijakan fiskal melibatkan pengaturan pengeluaran dan pendapatan pemerintah
untuk memengaruhi kondisi ekonomi, dan efektivitasnya diukur berdasarkan
dampak nyata yang dihasilkan terhadap ekonomi. efektivitas kebijakan fiskal:
Tujuan Ekonomi, Pertumbuhan Ekonomi, Stabilitas Harga, Pengurangan
Pengangguran, Distribusi Pendapatan, Respons Terhadap Perubahan Ekonomi,
Koordinasi :dengan Kebijakan Lain, dan Evaluasi

B. Saran
Dengan adanya makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami tentang
kebijakan fiskal dan moneter, mengetahui pengaruh kebijakan fiskal terhadap
perekonomian, definisi dan instumen kebijakan moneter dan juga juga mengetahui
efektifitas kebijakan fiskal. Penulis menyadari makalah ini banyak sekali
memiliki kekurangan yang jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik serta saran yang mengenai pembahasan makalah
diatas agar penulis terus berusaha memperbaiki makalah dengan mengacu kepada
sumber yangbisa dipertanggung jawabkan nanti nya
DAFTAR PUSTAKA

Antonioni, P., & Flynn, S.M. (2017). Kebijakan Ekonomi Moneter dan
Fiskal . Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi -Solusi Bisnis Indonesia
Dua, A. (2021, May 4).https://www.rusdionocomsulting.com/ Diambil
kembali dari kebijakan fiskal : Pengertian, tujuan dan contoh
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20220107155956-83-743925/
mengenal-kebijakan-moneter-definisi-tujuan-dan-instrumen/2?
_gl=1*1033clg*_ga*YzVJWVlGOXhfNzZYSERkdl8tVXowWkQtSXRTO
GYxV3lfaEdfWWNXdjVvTEtPeFdXTzhEQjRiRTNiVUdpUXdUQw..*_ga
_HPHHPFJMXH*MTY5OTkzMjM3My4xLjAuMTY5OTkzMjM3My42M
C4wLjA

Anda mungkin juga menyukai