KELOMPOK 2
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat tuhan yang maha esa karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah ini tepat pada waktunya. makalah ini membahas tentang ”Pendahuluan
Analisa Laporan Keuangan”
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa
teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini,
semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ..........................................................................................iii
2.2.1 Neraca...................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
2.2.2 Laporan Laba/Rugi...............................................................
2.2.3 Aliran kas.............................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
..............................................................................................
Perubahan Ekuitas................................................................
..............................................................................................
Aliran Kas.............................................................................
2.3 Unsur Posisi Keuangan ........................................................................
2.3.1 Aktiva...................................................................................
2.3.2 Kewajiban............................................................................
2.3.3 Ekuitas.................................................................................
2.4 Pengakuan Aktiva
2.4.1 Pengakuan Aktiva.................................................................
2.4.2 Pengakuan Kewajiban..........................................................
2.4.3 Pengakuan Penghasilan.......................................................
..............................................................................................
2.4.4 Pengakuan Beban................................................................
BAB V NERACA............................................................................................
BAB I
PENTINGNYA LAPORAN KEUANGAN
2. Relevan ( Relevance )
Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam
proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka
mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan,
atau mengkoreksi hasil evaluasi mereka dimasa lalu. Peran informasi dalam
peramalan (predictive) dan penegasan (confirmatory) berkaitan satu sama lain.
Misalnya informasi struktur dan besarnya aset yang dimiliki bermanfaat bagi
pemakai ketika mereka berusaha meramalkan kemampuan perusahaan dalam
memanfaatkan peluang dan bereaksi terhadap situasi yang merugikan.
Informasi yang sama juga berperan dalam memberikan penegasan
(confirmatory role) terhadap prediksi yang lalu, misalnya tentang bagaimana
struktur keuangan perusahaan diharapkan tersusun atau tentang hasil dari
operasi yang direncanakan. Informasi posisi keuangan dan kinerja di masa lalu
seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan
kinerja masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai,
seperti pembayaran dividen dan upah, pergerakan harga sekuritas dan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo.
Untuk memiliki nilai prediktif, informasi tidak perlu harus dalam bentuk
ramalan eksplisit.Namun demikian, kemampuan laporan keuangan untuk
membuat prediksi dapat ditingkatkan dengan penampilan informasi tentang
transaksi dan peristiwa masa lalu.Misalnya nilai prediktif laporan laba-rugi
dapat ditingkatkan kalau akun-akun penghasilan atau badan yang tidak biasa,
abnormal dan jarang terjadi diungkapkan secara terpisah.
3. Keandalan ( Reliability )
Bagaimanakah informasi akuntansi memiliki sifat keandalan?
Maksudnya, informasi yang disajikan harus bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan yang material, dan dapat diandalkan sebagai perjanjian
yang jujur dari keharusannya disajikan (realiable).
4. Dapat Diperbandingkan ( Comparability )
Mengapa informasi akuntansi memiliki syarat dapat diperbandingkan?
Maksudnya, informasi yang disajikan harus dapat diperbandingkan oleh
pemakai dari waktu ke waktu. Apakah tujuannya? Dapat diketahui
kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan perusahaan. Pemakai pun
harus dapat membandingkan laporan keuangan antarperusahaan.
1. Menurut Myer (2004:5) definisi analisa laporan keuangan adalah “Analisa laporan
keuangan adalah analisa mengenai dua daftar yang disusunoleh akuntan pada
akhir periode untuk suatu perusahaan”.
2. Menurut Dwi Prastowo (2008:56) definisi analisis laporan keuangan adalah:
“Analisa laporan keuangan adalah penguraian suatu pokok atas
berbagaibagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar
bagianuntuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti
keseluruhan”.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa analisa laporan keuangan
(financial statement analysis) adalah proses penganalisaan atau penyidikan
terhadap laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi beserta
lampiran-lampirannya untuk mengetahui posisi keuangan dan tingkat “kesehatan”
perusahaan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan teknik-teknik
tertentu.
Analisis keuangan sangat berarti agar proses Cash Flow perusahaan dapat
berjalan dengan lancar. Berikut ini berbagai manfaat dari adanya analisis
keuangan bagi sebuah perusahaan.
Pada dasarnya Tujuan utama analisis laporan keuangan adalah sebagai alat
barometer untuk posisi keuangan dimasa yang akan datang , meninjau kondisi
perusahaan saat ini, permasalahan dalam manajemen, operasional maupun,
keuangan serta merupakan alat ukur untuk melakukan efisiensi di semua
departemen perusahaan.
1. Investasi Saham
Analisis ini sebagai bahan pertimbangan apakah saham perusahaan tersebut layak
dibeli atau tidak. Karena investor ingin memperoleh tingkat keuntungan yang
tinggi dan konsisten dari suatu perusahaan.
2. Pemberian Kredit
Analisis ini dapat memberikan informasi untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam mengembalikan pinjaman yang diberikan beserta bunga yang berkaitan
dengan pinjaman tersebut.
4. Kesehatan Pelanggan
Analisis ini digunakan untuk mengetahui informasi mengenai kemampuan
pelanggan memenuhi jangka pendeknya.
6. Analisis Internal
Analisis ini digunakan sebagai bahan untuk menentukan perkembangan
perusahaan, agar pihak internal perusahaan (seperti pihak manajemen) dapat
dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan, untuk perencanaan, atau untuk
mengevaluasi perubahan strategi.
7. Analisis Pesaing
Analisis laporan keuangan juga dapat menggambarkan kondisi keuangan pesaing
yang dapat dianalisis oleh perusahaan untuk menentukan kekuatan keuangan
pesaing. Informasi ini dapat dijadikan sebagai penentuan strategi perusahaan.
8. Penilaian Kerusakan.
Analisis ini dapat digunakan untuk menentukan besarnya kerusakan yang dialami
oleh perusahaan.
1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat
dari laporan keuangan biasa.
2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari
suatu laporan keuangan atau yang berada di balik laporan keuangan (implicit).
3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya
dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern maupun
kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.
5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model
dan teori-teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan.
6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan.
Dengan perkataan lain yang dimaksudkan dari suatu laporan keuangan merupakan
tujuan analisis laporan keuangan juga antara lain:
a. Dapat menilai prestasi perusahaan.
c. Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari aspek waktu
tertentu:
3) Likuiditas
4) Solvabilitas
5) Aktivitas
6) Rentabilitas
1. PIHAK INTERNAL
2. PIHAK EKSTERNAL
Selain itu juga untuk menentukan tingkat keuntungan yang wajar bagi
industri terkait. Pemerintah harus memastikan bahwa perusahaan tertentu
berjalan dengan sehat.
Kini Anda sudah mengetahui kegunaan dari analisis laporan keuangan suatu
perusahaan. Berbagai kegunaan dari hasil analisis tersebut tentu digunakan
oleh masing-masing pihak sesuai dengan kepentingan atau tujuannya.
.
BAB II
SIFAT LAPORAN KEUANGAN
Laporan keuangan itu bersifat umum, dan bukan dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan pihak-pihak tertentu saja, dari konsep dasar
Kesinambungan
Pada hakekatnya menganggap bahwa kelangsungan hidup perusahaan itu tidak
terbatas, mempunyai konsekuensi antara lain: Aktiva dicatat berdasar harga
perolehan atau harga historisnya, di dalam laporan keuangan (neraca) harga
perolehan dari aktiva yang berasal dari berbagai tingkat harga itu hanya
dijumlahkan saja, tanpa adanya suatu penyesuaian dan sama sekali mengabaikan
kenyataan bahwa nilai atau daya beli uang pada setiap saat perolehan aktiva-
aktiva tersebut tidak sama. Konsep-konsep dasar dengan mana keseluruhan proses
akuntansi itu adalah:
1) Kesatuan Akuntansi
Informasi akuntansi mempunyai hubungan dengan kesatuan-kesatuan atau entitas
yang membatasi ruang lingkup kepentingan, dalam akuntausi keuangan
perusahaan dianggap sebagai kesatuan ekonomi yang terpisah dari pihak-pihak
yang berkepentingan dengan sumber-sumber perusahaan, adanya pemisahan ini
merupakan faktor utama yang dijadikannya pertimbangan untuk membebankan
pada kesatuan ekonomi tersebut kewajiban untuk mempertanggung jawabkan
keuangan perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, dalam hal ini
batas-batas entitas akuntansi tidak perlu harus sama dengan batas-batas
hukumnya, sebagai contoh perusahaan induk dan anak perusahaan merupakan
entitas hukum tersendiri tetapi, penggabungan aktivitas perusahaan-perusahaan
tersebut untuk tujuan akuntansi dan pelaporan tidaklah merupakan penyimpangan
dari konsep entitas ekonomi.
2) Kesinambungan
Suatu entitas ekonomi diasumsikan akan terus melanjutkan usahanya dan tidak
akan dibubarkan, kecuali bila ada bukti-bukti sebaliknya, asumsi ini memberikan
dukungan yang kuat untuk penyajian aktiva berdasarkan harga perolehannya dan
bukan atas dasar nilai kontan aktiva tersebut atau nilai yang dapat direalisir pada
saat likuidasi, contoh yang jelas dari dianutnya konsep kesinambungan ini adalah
dalam pelaporan aktiva tetap, aktiva dicatat menurut harga perolehannya dan
disusutkan dengan cara yang sistematis tanpa adanya petunjuk mengenai nilai
yang dapat direalisir pada saat pelaporan.
3) Periode Akuntansi
Suatu gambaran yang lengkap dan tepat mengenai tingkat kesuksesan suatu
perusahaan hanya dapat diketahui pada saat perusahaan tersebut menghentikan
usahanya dan mencairkan seluruh hartanya menjadi kas, akan tetapi banyak
keputusan yang bertalian dengan perusahaan harus diambil oleh pimpinan
maupun pihak-pihak lainnya selama berlangsungnya kegiatan perusahaan,
pengambilan keputusan tersebut tidak dapat menunggu sampai saat operasi
perusahaan dihentikan; karenanya, aktivitas ekonomi perusahaan dipecah ke
dalam periode-periode, dan dengan penyajian laporan keuangan secara periodik
diharapkan hal tersebut akan membantu pihak yang berkepentingan di dalam
pengambilan keputusan.
5) Harga Pertukaran
Transaksi keuangan harus dicatat sebesar “harga pertukaran” yaitu jumlah uang
yang harus diterima atau dibayarkan untuk transaksi tersebut, akuntansi
mengasumsikan bahwa harga yang disetujui pada saat terjadinya suatu transaksi
penukaran ditentukan secara objektif oleh pihak-pihak yang tersangkut serta
didukung oleh bukti-bukti yang dapat diperiksa kelayakannya oleh pihak yang
bebas dan karenanya merupakan dasar yang paling tepat untuk pencatatan
akuntansi.
.
UNSUR LAPORAN KEUANGAN
(a) Aktiva
Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat
dari peristiwa masa lalu dan diharapkan akan memberi manfaat ekonomi
bagi perusahaan di masa depan.
Manfaat ekonomi di masa depan yang terwujud dalam aktiva tetap adalah
potensi aktiva tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung
maupun tidak langsung, arus kas (dan setara kas) kepada perusahaan.
Potensi ini dapat berbentuk sesuatu yang produktif dan merupakan bagian
dari aktivitas operasional. Selain itu dapat juga berbentuk sesuatu yang
dapat diubah menjadi kas (dan setara kas) atau berbentuk kemampuan
untuk mengurangi pengeluaran kas.
Manfaat ekonomi di masa depan dapat mengalir ke dalam perusahaan
dengan cara digunakan dalam produksi barang dan jasa, dipertukarkan
dengan aktiva lain, digunakan untuk menyelesaikan kewajiban atau
dibagikan kepada para pemilik perusahaan.
Banyak aktiva yang memiliki substansi fisik (misalnya aktiva tetap) atau
dihubungkan dengan hak menurut hukum, termasuk hak milik (misalnya
piutang dan properti). Bentuk fisik dan hak milik tidaklah esensial untuk
menentukan eksistensi aktiva,
Aktiva perusahaan berasal dari transaksi atau peristiwa lain yang terjadi di
masa lalu. Oleh karenanya, transaksi atau peristiwa yang diharapkan
terjadi di masa depan tidak dengan sendirinya memunculkan aktiva. Di
samping itu, ada hubungan erat antara terjadinya pengeluaran dan
timbulnya aktiva, namun kedua peristiwa ini tidak perlu harus bersamaan
untuk menentukan timbulnya suatu aktiva.
(b) Kewajiban
Kewajiban merupakan utang perusahaan masa kini yang timbul dari
peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diharapkan akan
mengakibatkan aru keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung
manfaat ekonomi.
Karakteristik esensial kewajiban adalah bahwa perusahaan mempunyai
kewajiban masa kini, yaitu suatu tugas atau tanggung jawab untuk
bertindak atau melaksanakan sesuatu dengan cara tertentu. Kewajiban
dapat dipaksakan menurut hukum, sebagai konsekuensi dari kontrak
mengikat atau peraturan perundangan atau timbul dari praktik bisnis yang
lazim, yaitu kebiasaan dan keinginan untuk memelihara hubungan bisnis
yang baik atau bertindak dengan cara melakukan pembayaran kas,
menyerahkan aktiva lain, memberikan jasa, mengganti kewajiban
dengankewajiban lain, mengkonversi kewajiban menjadi ekuitas atau
dengan cara dihapuskan.
Seperti halnya aktiva, kewajiban juga timbul dari transaksi atau peristiwa
masa lalu. Perlu juga dibedakan antara kewajiban sekarang dan komitmen
di masa depa. Keputusan manajemen untuk membeli aktiva di masa depan
(komitmen) tidak dengan sendirinya menimbulkan kewajiban sekarang.
Perusahaan dapat mengakui jumlah rabat yang akan diberikan di masa
depan sebagai kewajiban (yang timbul sebagai akibat penjualan masa
lalu). Beberapa jenis kewajiban hanya dapat diukur dengan menggunakan
estimasi dalam derajat yang substansial.
(c) Ekuitas
Ekuitas adalah hak residual (residual interest) atas aktiva perusahaan
setelah dikurangi semua kewajiban (aktiva bersih). Meskipun demikian, di
dalam neraca ekuitas dapat disubklasifikasikan.
Dalam perseroan terbatas, setoran modal oleh para pemegang saham ,
saldo laba ditahan, penyisihan saldo laba dan penyisihan penyesuaian
pemeliharaan modal dapat disajikan secara terpisah. Penyajian seperti ini
berguna untuk mengidentifikasi pembatasan hukum dan pembatasan
lainnya terhadap kemampuan perusahaan untuk membagikan atau
menggunakan ekuitas serta merefleksikan fakta bahwa berbagai pihak
mempunyai hak yang berbeda. Jumlah ekuitas yang disajikan pada neraca
bergantung pada pengukuran aktiva dan kewajiban.
Pembentukan suatu cadangan kadang-kadang diharuskan oleh suatu
peraturan perundangan yang berlaku untuk memberikan perlindungan
tambahan baik kepada perusahaan maupun kreditor. Eksistensi dn
besarnya cadangan ini merupakan informasi yang relevan untuk
pengambilan keputusan.
Pengakuan Aktiva
Aktiva diakui dalam neraca apabila besar kemungkinan bahwa
manfaat ekonominya di masa depan diperoleh perusahaan dan aktiva
tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
Sebaliknya aktiva tidak akan diakui dalam neraca apabila pengeluaran
telah dilakukan, akan tetapi manfaat ekonominya dipandang tidak
mungkin mengalir ke dalam perusahaan setelah setelah periode
akuntansi berjalan. Alternatifnya, transaksi semacam ini diakui sebagai
beban.
Pengakuan Kewajiban
Kewajiban diakui dalam neraca apabila besar kemungkinan bahwa
pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan
dilakukan untuk menyelesaikan keajiban sekarang dan jumlah yang
harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.
Pengakuan Penghasilan
Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi apabila kenaikan
manfaat ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan
aktiva atau penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan
andal. Ini berarti pengakuan penghasilan terjadi bersamaan dengan
pengakuan kenaikan aktiva atau penurunan kewajiban.
Pengakuan Beban
Beban diakui dalam laporan laba rugi apabila penurunan manfaat
ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan penurunan aktiva atau
peningkatan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini
berarti pengakuan beban terjadi bersamaan dengan pengakuan
pengakuan kenaikan kewajiban atau penurunan aktiva.
Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan
langsung antara biaya yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang
diperoleh, yang sering dikenal dengan istilah pengaitan biaya dengan
pendapatan (matching of cost with revenue).
Apabila manfaat ekonomi diharapkan timbul selama beberapa
periode akuntansi dan hubungannya dengan penghasilan hanya dapat
ditentukan secara luas atau tak langsung, maka beban diakui dalam
laporan laba rugi atas dasar prosedur alokasi yang rasional dan
sistematis.
Beban segera diakui dalam laporan laba rugi apabila pengeluaran tidak
menghasilkan manfaat ekonomi masa depan atau apabila sepanjang manfaat
ekonomi masa depan tidak memenuhi syarat atau tidak lagi memenuhi syarat
untuk diakui dalam neraca sebagai aktiva. Beban juga diakui dalam laporan laba
rugi pada saat timbul kewajiban tanpa adanya pengakuan aktiva, seperti apabila
timbul kewajiban akibat garansi yang diberikan atas penjualan produk.
2. Pemberian Kredit
Dalam analisis ini, yang menjadi tujuan pokok adalah menilai
kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan
beserta bunga yang berkaitan dengan pinjaman tersebut. Pihak pemberi
pinjaman (kreditor) memperoleh keuntungan dari bunga yang dibebankan
atas pinjaman tersebut. Pihak peminjam juga harus memperoleh kembali
pinjaman pokoknya, dengan dibayar langsung pada akhir periode
pinjaman (pada waktu jatuh tempo) atau dibayar dengan angsuran.
Pinjaman jangka pendek biasanya berjangka enam bulan sampai satu atau
dua tahun, seperti pinjaman dari bank. Pinjaman jangka menengah
biasanya berkisar antara lima sampai sepuluh tahun, seperti dalam
pinjaman dari bank jangka panjang atau pinjaman obligasi jangka
menengah. Pinjaman jangka panjang bisa lebih dari 10 tahun, bahkan ada
yang dua puluh tahun, seperti pada obligasi jangka panjang.
Dengan kredit jangka pendek, analisis akan memfokuskan pada
kemampuan perusahaan membayar kewajiban-kewajiban jangka
pendeknya pada saat jatuh tempo. Dengan kredit jangka panjang, analis
akan memfokuskan kemampuan perusahaan membayar kewajiban-
kewajiban jangka pendek dan menengah, serta kemampuan menjaga
profitabilitas perusahaan akan termasuk dalam analisis keuangan jenis ini.
Fokus dalam analisis ini adalah kemampuan perusahaan dalam jangka
panjang.
3. Kesehatan Pemasok (supplier)
4. Kesehatan Pelanggan
6. Pemerintah
7. Analisis Internal
Pihak internal perusahaan sendiri (seperti pihak manajemen) akan
memerlukan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan untuk
menentukan sejauh mana perkembangan perusahaan. Informasi semacam ini
bisa digunakan sebagai basis evaluasi prestasi manajemen. Bagi pihak
manajemen, informasi keuangan tertentu bisa digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan, untuk perencanaan atau untuk mengevaluasi
perubahan strategi.
8. Analisis Pesaing
9. Penilaian Kerusakan
5. Menginformasikan Perubahan
Segala perubahan yang terkait dengan harta, kewajiban, dan juga modal
perusahaan harus dilaporkan melalui laporan keuangan. Dalam hal ini, laporan
keuangan akan menunjukkan perkembangan perusahaan secara keseluruhan
dilihat dari kepemilikan harta, kewajiban, dan modal.
Laporan keuangan akan menginformasikan adanya perubahan harta yang mungkin
terjadi selama tahun terkait. Perubahan harta tersebut bisa merupakan hal baik
ketika ada peningkatan sekaligus hal buruk ketika ada penurunan. Bertolak
belakang dengan naik-turunnya kewajiban.
Sementara porsi modal yang meningkat bisa dianggap sebagai salah satu bentuk
kemajuan perusahaan untuk mampu investasi lebih banyak di berbagai bidang
yang mendukung bisnis tersebut.
Yang menjadi masalah adalah berpakah jumlah yang dianggap cukup besar
sehingga perlu dipertimbangkan?
Untuk membuat batasan terhadap istilah cukup berarti, suatu laporan, fakta atau
elemen dianggap cukup berarti jika karena adanya dan sifatnya akan
mempengaruhi atau menyebabkan timbulnya perbedaan dalam pengambilan suatu
keputusan, dengan mempertimbangkan keadaan-keadaan lain yang ada.
Jadi bila laporan, fakta atau elemen maka berdasarkan itu tidak mempengaruhi
atau menyebabkan timbulnya perbedaan dalam bidang pengambilan keputusan
maka jumlahnya tidak cukup berarti.
Aspek kuantitatif :
Berdasarkan pada jumlah absolut, misalnya jumlah rupiah atau berdasarkan pada
nilai relatif.
Misalnya sebagai suatu persentase dari pendapatan bersih dari modal dan lain
sebagainya.
Aspek Kualitatif :
Mempertimbangkan karakteristik dan lingkungan.
Keterbatasan Konservatif
Apabila tersedia lebih dari satu alternatif maka sikap alternatif ini cenderung
memilih alternatif yang tidak akan membuat aktiva dan pendapatan terlalu besar.
Masalah ini timbul jika ada lebih dari satu alternatif atau bisa juga timbul dalam
hal suatu jumlah itu belum dapat dipastikan.
Sikap konservatif ini berasal dari sejarah perkembangan akuntansi di masa lalu.
Pada saat itu, yang penting adalah neraca dan penyusunannya ditujukan pada para
kreditur.
Di samping memilih jumlah yang rendah jika ada alternatif, sikap konservatif ini
juga mengatur kenaikan nilai aktiva dan laba yang diharapkan, tidak boleh dicatat
sebelum direalisasikan dalam arti dijual dan penurunan nilai aktiva dan rugi yang
diperkirakan akan timbul harus dicatat walaupun jumlahnya belum dapat
ditentukan.
Cara ini mengakibatkan penyajian informasi yang bias, yaitu cenderung ke satu
arah, lebih besar atau lebih kecil.
BAB IV
PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN
Dalam perkembangan jaman seperti ini, teknologi dan juga keuangan
merupakan dua hal yang menjadi pilar penting. Bagaimana teknologi bisa
mengarahkan manusia jaman sekarang untuk lebih maju baik dalam berkegiatan
maupun dalam membantu manusia. Sedangkan keuangan merupakan hal utama
yang digunakan untuk transaksi kegiatan apapun dan dianggap valid.
Keuangan sendiri dianggap sensitif dan juga penting baik bagi sebuah
perusahaan ataupun untuk sebuah keluarga. Semakin besar keuangan dan
sistemnya maka harus ada pengawasan yang jelas untuk menjaga agar jalannya
keuangan tidak keluar jalur dengan laporan keuangan
Laporan keuangan bisa disajikan untuk memenuhi keperluan seperti
mendapatkan informasi secara kuantitatif, lengkap serta terpercaya. Tentunya
laporan ini diberikan kepada orang yang berwenang untuk tahu apa saja yang
terjadi di lapangan dan bagaimana sistem keuangan berjalan.
Jenis audit menurut luas pemeriksaanya, audit dapat dibedakan menjadi empat,
antara lain :
1. Audit Umum
Selain poin diatas, jenis audit bisa dibedakan menjadi dua yakni general
audit yang umumnya dilakukan oleh auditor independen. Dengan tujuan
untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan secara
menyeluruh. Pemeriksaan dilakukan berdasarkan standar professional
Akuntan Publik dengan melihat dan menggunakan patokan kode etik
Akuntan Publik.
2. Audit Khusus
Pemeriksaan khusus adalah suatu bentuk audit yang dilakukan terbatas
dan diminta oleh perusahaan tersebut untuk lingkup khusus saja. Misalnya
sebuah perusahaan menginginkan audit pada divisi keuangan khusus untuk
laporan pengeluaran kas perusahaan.
5. Perhitungan (counting)
Dua aplikasi yang paling umum dari perhitungan adalah perhitungan fisik
sumber daya berwujud seperti jumlah kas dan persediaan yang ada, dan
akuntansi seluruh dokumen dengan nomor urut yang telah dicetak. Yang
pertama menyediakan cara untuk mengevaluasi bukti fisik tentang jumlah yang
ada, sedangkan yang kedua dapat dipandang sebagai penyediaan cara untuk
mengevaluasi pengendalian internal perusahaan melalui bukti yang objektif
tentang kelengkapan catatan akuntansi. Teknik perhitungan ini menyediakan
bukti audit bottom-up, namun auditor seringkali terdorong untuk memperoleh
bukti top-down terlebih dahulu guna mendapatkan konteks ekonomi dari
prosedur perhitungan.
6. Penelusuran (tracing)
Dalam penelurusan (tracing) yang seringkali juga disebut sebagai
penelusuran ulang, auditor memilih dokumen yang dibuat pada saat transaksi
dilaksanakan, dan menentukan bahwa informasi yang diberikan oleh dokumen
tersebut telah dicatat dengan benar dalam catatan akuntansi (jurnal dan buku
besar). Arah pengujian prosedur ini berawal dari dokumen menuju ke catatan
akuntansi, sehingga menelusuri kembali asal-usul aliran data melalui sistem
akuntansi. Karena proesdur ini memberikan keyakinan bahwa data yang
berasal dari dokumen sumber pada akhirnya dicantumkan dalam akun, maka
secara khusus data ini sangat berguna untuk mendeteksi terjadinya salah saji
berupa penyajian yang lebih rendah dari yang seharusnya (understatement)
dalam catatan akuntansi.
7. Pemeriksaan Bukti Pendukung (vouching)
Pemeriksaan bukti (vouching) pendukung meliputi pemilihan ayat jurnal
dalam catatan akuntansi, dan mendapatkan serta memeriksa dokumentasi yang
digunakan sebagai dasar ayat jurnal tersebut untuk menentukan validitas dan
ketelitian pencatatan akuntansi. Dalam melakukan vouching, arah pengujian
berlawanan dengan yang digunakan dalam tracing. Prosedur vouching
digunakan secara luas untuk mendeteksi adanya salah saji berupa penyajian
yang lebih tinggi dari yang seharusnya (overstatement) dalam catatan
akuntansi.
8. Pengamatan (observing)
Pengamatan (observing) berkaitan dengan memperhatikan dan
menyaksikan pelaksanaan beberapa kegiatan atau proses. Kegiatan dapat
berupa pemrosesan rutin jenis transaksi tertentu seperti penerimaan kas, untuk
melihat apakah para pekerja sedang melaksanakan tugas yang diberikan sesuai
dengan kebijakan dan prosedur perusahaan. Pengamatan terutama penting
untunk memperoleh pemahaman atas pengendalian internal. Auditor juga dapat
mengamati kecermatan seorang karyawan klien dalam melaksanakan
pemeriksaan tahunan atas fisik persediaan. Pengamatan yanf terakhir ini
memberikan peluang untuk membedakan antara mengamati dan menginspeksi.
9. Pelaksanaan Ulang (reperforming)
Salah satu prosedur audit yang penting adalah pelaksanaan ulang
(reperforming) perhitungan dan rekonsiliasi yang dibuat oleh klien. Misalnya
menghitung ulang total jurnal, beban penyusutan, bunga akrual dan diskon atau
premi obligasi, perhitungan kuantitas dikalikan harga per unit pada lembar
ikhtisar persediaan, serta total pada skedul pendukung dan rekonsiliasi. Auditor
juga dapat melaksanakan ulang beberapa aspek pemrosesan transaksi tertentu
untuk menentukan bahwa pemrosesan awal telah sesuai dengan pengandalian
intern yang telah dirumuskan. Sebagai contoh, auditor dapat melaksanakan
ulang pemeriksaan atas kredit pelanggan pada transaksi penjualan untuk
menentukan bahwa pelanggan memang memiliki kredit yang sesuai pada saat
transaksi tersebut diproses. Pemeriksaan ulang biasanya memberikan bukti
bottom-up, dan dengan bukti bottom-up lainnya, auditor dapat terlebih dahulu
memahami konteks ekonomi untuk pengujian audit tersebut.
10. Teknik Audit Berbantuan Komputer (computer-assisted audit
techniques)
Apabila catatan akuntansi klien dilaksanakan melalui media elektronik,
maka auditor dapat menggunakan teknik audit berbantuan computer
(computer-asssited audit techniques/CAAT) untuk membantu melaksanakan
beberapa prosedur yang telah diuraikan sebelumnya. Sebagai contoh, auditor
dapat menggunakan perangkat lunak komputer untuk melakukan hal-hal
sebagai berikut:
Melaksanakan perhitungan dan perbandingan yang digunakan
dalamprosedur analitis.
Memilih sampel piutang usaha untuk konfirmasi.
Mencari sebuah file dalam komputer untuk menentukan bahwa semua
dokumen yang berurutan telah dipertanggungjawabkan.
Membandingkan elemen data dalam file-file yang berbeda untuk
disesuaikan (seperti harga yang tercantum dalam faktur dengan master file
yang memuat harga-harga yang telah disahkan)
Memasukkan data uji dalam program klien untuk menentukan apakah
aspek computer
Melaksanakan ulang berbagai perhitungan seperti penjumlahan buku besar
pembantu piutang usaha atau file persediaan.
BAB V
NERACA
http://www.kamaredimenx.cf/2016/12/tujuan-dan-sifat-laporan-keuangan.html
https://dosenakuntansi.com/tujuan-laporan-keuangan
http://keuanganlsm.com/sifat-dan-keterbatasan-laporan-keuangan/
http://www.pojokbisnis.com/keuangan/alasan-pentingnya-laporan-keuangan-
perusahaan
https://www.zonkeu.com/pengertian-manfaat-dan-cara-membuat-neraca-keuangan-
sederhana/
http://www.belajarakuntansionline.com/pengertian-auditing-secara-umum/
http://akuntansi-id.com/557-bentuk-neraca-staffel-dan-scontro