Anda di halaman 1dari 18

 

MAKALAH EKONOMI MAKRO

KESEIMBANGAN
KESEIMBANGAN AGREGAR DEMAND DAN AGREGAT SUPPLY

Disusun Oleh :

Kelompok 1 (III A1 Manajemen)


Manajemen)

Sinta Erma Sari (217.01.0031)

Riska Putri Utami (218.01.0002)

 Novita Sari (218.01.0003)

Ayu Lestari (218.01.0004)

Kartika (218.01.0005)

DOSEN PENGAMPU : SUWARNO, SE., M.Si

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BINA INSAN (UNIVBI) LUBUKLINGGAU

TAHUN 2019
 

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat-Nya kami bisa melakukan kegiatan penelitian dan wawancara, serta dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Keseimbangan Agregat Demand dan
Agregat Supply”
Supply”  ini tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat guna memenuhi
tugas mata kuliah Ekonomi Makro.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Suwarno, SE., M.Si
selaku dosen pengampu dalam mata kuliah Ekonomi Makro di Universitas Bina
Insan (UNIVBI) Lubuklinggau. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat

 pada waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi sempurnanya
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan memberikan
manfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi
kita semua.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Lubuklinggau, 26 November 2019

Penulis 

i
 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................
................................................................................
..........................................
....................i
DAFTAR ISI ........................................
..............................................................
............................................
.............................................
.............................
...... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..........................................
................................................................
............................................
..............................
........ 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................
....................................................................
............................................
.....................1
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................
....................................................................................
..............................
.......2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Penawaran Agregrat ....................................................
...................................................................
...............3
2.2 Pengertian Permintaan Agregrat ............................................
..................................................................
......................4

2.3 Keseimbangan Makroekonomi Jangka Pendek............................................


............................................5
2.4 Keseimbangan Makroekonomi Jangka Panjang...........................................
...........................................6
2.5 Permintaan Penawaran Agregrat dalam Pandangan Klasik .........................6
2.6 Permintaan Penawaran Agregrat dalam Pandangan Keynes ........................
........................ 7
2.7 Pergeseran Kurva Permintaan
Permi ntaan Dan Penawaran Agregat ..............................
..............................9
2.7.1 Pergeseran
Pergesera n Kurva Permintaan Agregat .................................
...............................................
..............9
2.7.2 Pergeseran Kurva Penawaran Agregat .............................
................................................
...................9
2.8 Penawaran Agregat: Sejumlah Pertanyaan............................................
.................................................
..... 11
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan................................................
......................................................................
............................................
............................
......14
3.2 Saran ...........................................
..................................................................
.............................................
..........................................
....................14
DAFTAR PUSTAKA ......................
.............................................
.............................................
............................................
...............................
......... 15

ii
 

BAB I 
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.


Penawaran agregat (aggregat suply) dan permintaan agregat (aggregat
demand) sebagai model analisis dalam teori makro ekonomi, terutama dalam
kaitannya dengan bagaimana tingkat harga ditentukan. Selain itu, juga akan
dibahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dan menentukan permintaan
agregat (AD) dan penawaran agregat (AS).
Dalam analisis AD-AS istilah penawaran agregat mempunyai pengertian yang
sedikit berbeda. Pertama, dalam analisis AD-AS penawaran agregat diartikan
sebagai penawaran barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan

dalam suatu Negara. Berarti penawaran agregat sama dengan barang dan jasa
yang ditawarkan (diproduksikan) perusahaan-perusahaan dalam perekonomian.
Perbedaan lainnya, yang merupakan perbedaan yang lebih penting, bersumber dari
ciri pokok konsep tersebut. Dalam analisis AD-AS cirri penawaran agregat
dikaitkan dengan tingkat harga.

1.2. Rumusan Masalah.


Rumusan masalah dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.  Apa pengertian dari penawaran agregat?

2.  Apa pengertian dari permintaan agregat?


3.  Bagaimana keseimbangan makroekonomi jangka pendek pada keseimbangan
 penawaran dan permintaan?
4.  Bagaimana keseimbangan makroekonomi jangka panjang pada keseimbangan
 permintaan-penawaran agregat?
5.  Bagaimana permintaan dan penawaran agregat dalam pandangan klasik?
6.  Bagaimana permintaan dan penawaran agregat dalam pandangan Keynes?
7.  Bagaimana pergeseran kurva permintaan dan penawaran agregat?
8.  Penawaran agregat dalam sejumlah pertanyaan?

1
 

1.3. Tujuan Penulisan 


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah

1.  Untuk mengetahui pengertian dari penawaran agregat.


2.  Untuk mengetahui pengertian dari permintaan agregat.
3.  Untuk mengetahui bagaimana keseimbangan makroekonomi jangka pendek
 pada keseimbangan penawaran dan permintaan.
4.  Untuk mengetahui bagaimana keseimbangan makroekonomi jangka panjang
 pada keseimbangan permintaan-penawaran agregat.
5.  Untuk mengetahui bagaimana permintaan dan penawaran agregat dalam
 pandangan klasik.
6.  Untuk mengetahui bagaimana permintaan dan penawaran agregat dalam

 pandangan Keynes.
7.  Untuk mengetahui bagaimana pergeseran kurva permintaan dan penawaran
agregat.
8.  Untuk mengetahui penawaran agregat dalam sejumlah pertanyaan.

2
 

BAB II 
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Penawaran Agregat. 


Adapun yang dimaksud dengan penawaran agregat adalah (aggregate
supply, AS) adalah jumlah seluruh barang akhir dan jasa-jasa di dalam
 perekonomian yang dijual atau ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan (firms)
 pada berbagai tingkat harga. Dengan perkataan lain, dapat dikatakan bahwa
 penawaran agregat itu pada dasarnya merupakan nilai total dari seluruh barang
akhir dan jasa yang dihasilkan di dalam perekonomian.
Penawaran agregat didalam suatu perekonomian di pengaruhi oleh beberapa
faktor sebagai berikut :

1.  Besarnya angkatan kerja (size of the labor force).

2.  Besarnya stok kapital (size of capital stock).

3.  Keadaan atau tingkat teknologi (state of technology).

4.  Tingkat pengangguran alamiah (natural rate of unemployment).

5.  Harga faktor-faktor produksi.

Berkaitan dengan penawaran agregat ini barangkali penting untuk


dibedakan antara penawaran agregat jangka panjang (short-run aggregate supply,
SRAS) dan penawaran agregat jangka panjang (long-run aggregate supplay,
LRAS).pengertian yang telah dikemukakan di atas adalah dalam artian penawaran
agregat jangka pendek (short-run aggregate supply). Sedangkan penawaran
agregat jangka panjang( lomg run aggregate supply ) lebih menunjuk kepada
 jumlah output riil yang ditawarkan ketika upah dan harga-harga telah disesuaikan
sedemikian rupa sehingga masing-masing perusahaan memproduksi output yang
memaksimumkan keuntunganya dan perekonomian berada pada tingkat
kesempatan kerja penuh (full employment level).

3
 

2.2. PengertianPermintaan
PengertianPermintaan Agregat.
Permintaan agregatif adalah seluruh permintaan terhadap barang dan jasa
yang terjadi dalam suatu perekonomian, baik yang berasal dari dalam negeri

maupun yang berasal dari luar negeri. Banyak faktor yang mempengaruhi
 besarnya permintaan agregatif, diantaranya tingkat harga secara umu, jumlah uang
yang beredar nominal, jumlah obligasi pemerintah, defisit tertimbang dan
 pemanfataan tenaga kerja secara penuh dan lain-lain.
Dalam pembahasan ini, akan menganalisis pengaruh perubahan harga
secara umum terhadap permintaan agregatif disini di tunjukkan oleh besarnya
 pendapatan nasional (Y).
Dengan demikian kurva permintaan agregatif dapat digunakan untuk
melihat hubungan antara tingkat harga dengan besarnya pendapatan nasional.

Perubahan tingkat harga akan mempengaruhi keseimbangan melalui pengaruhnya


terhadap penawaran uang riil. Jumlah penawaran uang riil adalah sebagai berikut :
M’s = Ms 
Ms 
P
Dimana Ms adalah penawaran uang mnominal dan p adalah tingkat harga.
Jelas bahwa kenaikan tingkat harga akan menurunkan penawaran uang riil dan
 penurunan tingkat harga umum akan meningkatkan penawaran uang yang
sesungguhnya. Pada ekonomi islam, peningkatan penawaran uang riil karena
 penurunan tingka harga akan berakibat meningkatnya jumlah uang tunai yang di

 pegang oleh perorangan maupun perusahaan. Oleh karena mereka berkepentingan


untuk mengurangi jumlah uang tunai agar zakat dab biaya lainya yang di kenakan
atas penarikan modalnya dapat di bayar dari keuntungan, bukan dari modal itu
sendiri, maka mereka akan mencairkan tabunganya.
Dengan begitu investasi berhubungan dengan tingkat keuntungan yang di
harapkan, dan melalui proses pengandaan akan meningkatkan pendapatan
nasional. Sebagian dari uang yang diiaktifkan itu mungkin diarahkan kepada
 peningkatan konsumsi dan ini juga
juga akan menaikkan pendapatan nasional.
Faktor-faktor yang menyebabkan Kurva permintaan agregat ber-slope

negatif adalah:

4
 

a. Efek Kekayaan. 
Biaya yangdugunakan oleh produsen tergantung pada kekayaan yang

dimiliki. Keduanya memiliki satu hubungan yang positif. (Kekayaan


mengacu pada pemegangan uang, saham, obligasi, rumah serta asset fisik
yang lain. Kekayaan yang dimiliki dipengaruhi oleh tingkat harga).

b. Dampak Harga Bunga. 


Efek harga bunga ditujukan karena perubahan tingkat haraga
mempengaruhi harga bunga. Efek ini mempengaruhi produksi & investasi.
i nvestasi.

c. Efek Pembelian Asing (Ekspor & Impor). 

Jumlah ekspor & impor dalam suatu ekonomi tergantung pada harga
Domestic & asingKurva permintaan agregat (aggregate
( aggregate demand curve )
adalah kurva yang menjelaskan hubungan antara jumlah output agregat yang
diminta dengan tingkat harga ketika semua variabel lain dianggap
konstan.ada dua cara yang digunakan untuk menurunkan kurva permintaaan
agregat. Pendekatan yang pertama dan yang paling sederhana adalah
 penekatan teori jumlah uang dimena permintaan agregat ditentukan semma
semmata-
ta-
mata oleh jumlah uang. Sementara pedekatan yang kedua didasarkan pada
 pengujian perilaku bagian-bagian komponen permintaan agregat seperti

konsumsi, investasi,
investasi, pengeluaran pemerintah dan ekspor bersih.

Makroekonomii Jangka Pendek. 


2.3. Keseimbangan Makroekonom
Dalam jangka pendek permintaan agregat AD maupun penawaran agregat
AS dapat mengalami perbahan. Dalam bagian ini akan diperhatikan faktor-faktor
yang menimbulkan perubahan tersebut, dan impikasi perubahan tersebut ke atas
keseimbangan makro ekonomi jangka pendek. Berdasarkan beberapa faktor yang
menimbulkannya, perubahan keseimbangan jangka pendek yang berlaku dapat
dibedakan kepada faktor-faktor berikut ini :

1.  Pertambahan dalam permintaan agregat.

5
 

2.  Kemerosotan dalam permintaan agregat.


3.  Kenaikan dalam biaya produksi yang disebabkan oleh kenaikan harga
 bahan mentah.

2.4.  Keseimbangan Makroekonomi Jangka Panjang . 


Kedudukan LRAS Dapat ditentukan dengan melihat kepada tingkat mana
 penggunaan tenaga kerja pada kesempatan kerja penuh tercapai, dan kemampuan
tenaga kerja tersebut menciptakan produksi nasional dalam keadaan dimana
teknologi dan faktor produksi lain adalah konstan. Kurva LRAS menggambarkan
hubungan pendapatan nasional RILL dan tingkat harga dalam jangka panjang
 berbentuk tegak lurus diatas tingkat pendapatan nasional rill pada kesempatan
kerja jenuh.

Yang menentukan kedudukan LRAS adalah faktor-faktor produksi


yangtersedia dan digunakan dalam perekonomian. Ini berarti, keseimbangan AD-
AS dalam jangka panjang sangat tergantung pada kurva AD. Kedudukan kurva
AD merupakan fakor yang menentukan kedudukan keseimbangan yang berlaku.

2.5. Permintaan-Penawaran
Permintaan-Penawaran Agregat Klasik. 
Agregat Dalam Pandangan Klasik.
Model klasik didasarkan pada asumsi bahwa perekonomian beroperasi
ibarat sebuah mekanisme yang dapat melakukan pengaturan, penyesuain, atau
koreksi secara otomatis (self-regulating,self  – adjusting,
adjusting, atau self- correcting),

cenderung bergerak menuju kepada keseimbangan pada tingkat kesempatan kerja


 penuh (full employment level). Mengenai factor yang mempengaruhi permintaan
agregat (AD) menurut pandangan kaum klasik secara actual hanyalah faktor
 jumlah uang beredar (money supply).
supply). Perubahan di dalam permintaan agregat.
Kebijakan fiskal (perubahan di dalam pengeluaran pemerintah dan atau
 pajak) menurut kaum klasik tidak mempunyai pengaruh terhadap permintaan
agregat dan output. Hal tersebut disebabkan karena adanya crowding-
outeffect dari ekspansi fikal terhadap
te rhadap investasi swasta. Kenaikan di dalam
 pengeluaran pemerintah (G) atau penurunan di dalam pajak (T) menurut kaum

6
 

Klasik akan menyebabkan tingkat bunga naik, yang pada gilirannya menurunkan
investasi swasta (I), dan bahkan juga pengeluaran konsumsi (C).
Sedangkan menyangkut penawaran agregat (AS), kaum klasik tidak

membuat pembedaan antara kurva penawaran agregat jangka pendek (SRAS) dan
kurva penawaran jangka panjang (LRAS). Bagi kaum klasik hanya ada satu kurva
 penawaran agregat yaitu kurva peenawaran agregat yang tegak lurus atau vertical,
yang menunjukkan bahwa jumlah output barang atau jasa yangsama akan
ditawarkan berapapun harganya. Dengan perkataan lain, jumlah output barang
atau jasa yang ditawarkan itu tidak bergantung pada tingkat harga. Kurva
 penawaran agregat kaum klasik didasarkan pada asumsi bahwa pasar tenaga kerja
 berada pada kseimbangan dengan kesempatan kerja (employment) berada dalam
kondisi full employment.

Dalam pandangan klasik, kurva SRAS selaulu bergerak ka arah tingkat


output full employmentuntuk berpotongan antara kurva LRAS. Dengan perkataan
lain, keseimbangan di tentukan oleh perpotongan antara kurva AD dan kurva
LRAS. Dengan perkataan lain, keseimbangan ditentukan oleh perpotonngan
antara kurva permintaan agregat (AD) dengan kurva penawaran agregat jangka
 panjang (LRAS). Di dalam model makro ekonomi klasik, keseimbangan terjadi
dimana kekuatan permintaan agregat (AD) dan penawaran agregat (AS) adalah
seimbang. Permintaan agregat menurut kaum klasik hanya bergantung pada
tingkat teknologi dan sekaligus merupakan tingkat output atau GNP riil

kesempatan kerja penuh (full employment level of real GNP).

Permintaan- Penawaran agregat dalam pandangan Keynes. 


2.6. Permintaan-Penawaran
Di dalam model makro ekonomi Keynes, faktor paling penting yang
menentukan tingkat permintaan agregat (AD) adalah kebijakan fiskal (fiscal
 policy). Sedangkan kebijakan moneter atau perubahan dalam jumlah uang beredar
(money supply) menurut Keynes pengaruhnya terhadap permintaan agregat adalah
lemah dan bahkan dapat dikatakan tidak ada. dalam model Keynes, perubahan
dalam jumlah uang beredar mempengaruhi permintaan agregat melalui efeknya

atas investasi. Pengaruh uang beredar terhadap investasi bersifat tidak langsung

7
 

(indirect), yaitu melalui tingkat bunga. Menurut Keynes, suatu kenaikan di dalam
 jumlah uang beredar tidak mepunyai pengaruh yang berarti terhadap penurunan
dalam tingkat bunga, dan tingkat bunga itu sendiri menurut Keynes pengaruhnya

terhadap investasi adalah lemah.


Sedangkan berkaitan dengan penawaran agregat, Keynes dan pengikut-
 pengikutnya (Keynesian) mengatakan bahwa kurva penawaran agregat jangka
 pendek (SRAS) adalah horizontal (perfectly elastic), yang berarti bahwa suatu
 jumlah output riil akan ditawarkan pada suatu tingkat harga tertentu. Dengan
 perkataan lain, perusahaan akan menawarkan berapapun jumlah barang yang
diminta pada tingkat harga yang berlaku. Pemikiran yang melandasi kurva
 penawaran agregat Keynes dan pengikutnya (Keynesian) disebabkan oleh
terdapatnya penganguran, perusahaan dapat memperoleh sebanyak mungkin

tenaga kerja tingkat upah yang berlaku.


Biaya produksi rata-rata mereka karenanya diasumsikan tidak berubah
walau terjaddi perubahan dalam tingkat outputnya. Mereka menawarkan
 berapapun yang diminta pada tingkat harga yang berlaku. Kurva penawaran
agregat jangka pendek (short-run aggregate supply curve,SRAS) menurut Keynes
hanya akan bergeser secara perlahan apabila suatu perekonomian berada di luar
tingkat pengangguran alamiah (natural rate of unemployment). Pergeseran yang
lamban dari kurva penawaran agregat jangka pendek menurut Keynes terjadi
sebagai akibat dari adanya perubahan upah dan harga yang lamban (ingat

asumsi ‘sticky prices and wages’).


wages’ ). Menurut model Keynes, kalau jumlah
 pengangguran besar (berada di atas natural rate), akan menyebabkan atau
mendorong penyesuain yang sangat lambat di dalam upah relative terhadap harga-
harga. Hal yang sama terjadi apabila jumlah pengangguran berada dibawah
tingkat alamiah dimana tekanan bagi upah untuk meningkatkan lebih cepat kecil
sekali.
Keynes percaya bahwa instabilitas di dalam permintaaan investasi
merupakan penyebab utama dari fluktuasi siklis di dalam tingkat pendapatan.
Perubahan otonom didalam permintaan investasi yang di sebabkan oleh

 perubahan di dalam ekspektasi menyebabkan pergeseran di dalam fungsi

8
 

 permintaan agregat, yang pada giliranya


giliran ya juga mempengaruhi instabilitas di dalam
tingkat harga dan output. Oleh karena itu, kebijakan fiscal menurut Keynes harus
digunakan untuk menciptakan stabilitas dalam permintaan agregat, meskipun

 permintaan investasi tidak stabil.

2.7. Pergeseran Kurva Permintaan Dan Penawaran Agregat


2.7.1. Pergeseran
Pergeseran Kurva Permintaan
Permintaan Agregat.
Efek dari pergeseran ke luar (outward shift) di dalam kurva AD yang
disebabkan antara lain oleh kenaikan didalam jumlah uang beredar (Ms),
kenaikan di dalam pengeluaran pemerintah (G), kenaikan di dalam ekspor
netto (Xn), penurunan di dalam pajak (T), atau kenaikan di dalam kemauan
dari konsumen dan dunia bisnis untuk membelanjakan karena mereka menjadi

lebih optimistic (C,I).

Faktor-Faktor yang Menggeser Kurva Permintaan Agregat :


Untuk setiap harga tertentu, kenaikan jumlah uang beredar menyebabkan
uang beredar riil meningkat (M/P), yang menyebankan kenikan permintaan
agregat. Dengan demikian, kenaikan uang beredar menggeser kurva
 permintaan agregat ke kanan , hal ini dikarenakan kenaikan uang beredar
akan menurunkan suku bunga dan mendorong pengeluaran investasi yang
direncanakan dan ekspor bersih.Pendekatan komponen menyatakan bahwa

faktor lain juga merupakan penyebab penting bergesernya kurva


kurva permintaan
agregat.

2.7.2. Pergeseran Kurva Penawaran Agregat.  


Tidak hanya pergeseran di dalam kurva AD yang dapat menjadi sumber
fluktuasi di dalam output agregat (siklus bisnis), tetapi juga bisa terjadi
karena pergeseran di dalam kurva penawaran agregat. Kurva penawaran
agregat dapat bergeser karena factor-faktor yang mempengaruhi biaya
 pruduksi, sebagai berikut :

1.  Kekuatan Pasar Tenaga Kerja.

9
 

Ketika output agregat berada di atas tingkat output natural rate (Y >
Yn), maka kurva penawaran agregat (SRAS) akan bergeser ke dalam
atau ke kiri ; ketika output agregat berada di bawah tingkat output

alamiah (Y<Yn), maka kurva SRAS akan bergeser ke luar atau ke


kanan.
2.  Tingkat Harga yang Diharapkan.
Perubahan di dalam tingkat harga yang di harapkan (expected price
level) akan menyebabkan kurva SRAS bergeser ke kanan tau ke kiri ;
semakin besar kenaikan yang diharapkan di dalam tingkat harga (yaitu
semakin tinggi tingkat harga yang di harapkan), maka semakin besar
 pergeseran ke dalam dari kurva SRAS tersebut.

3.  Dorongan upah.


Keberhasilan para pekerja untuk mendorong upah (wages push) naik
 juga akan menyebabkan kurva SRAS bergeser ke dalam (inward shift)
atau ke kiri.

4.  Perubahan dalam biaya produksi yang tidak terkait dengan upah.
Suatu guncangan penawaran yang negatip (negative supply shock) yang
menaikan biaya produksi akan mendorong kurva SRAS bergeser ke
dalam atau ke kiri, sementara suatu guncangan penawaran yang positip
(positive supply shock) yang menurunkan biaya produksi akan
menggeser kurva SRAS ke luar.
Dapat di tunjukkan bagaimana respons output agregat dan tingkat harga
apabila terjadi pergeseran kurva SRAS, Misalakan perekonomian mula-
mula berada pada tingkat output natural rate yaitu dititik A. ketika kurva
 penawaran agregat (SRAS) mebgalami pergeseran dari SRAS0 ke SRAS1
yang disebababkan oleh adanya guncangan penawaran yang negatip
(negative supply shock), maka perekonomian akan bergerak dari titik A ke
titik B , dimana tingkat harga naik tetapi output agregat turun. Situasi
dimana harga naik tetapi output Negara turun, disebut dengan istilah

10
 

stagflasi (stagflasion) yaitu kombinasi antara stagnasi (pengangguran) dan


inflasi yang tinggi.

2.8. Penawaran Agregat: Sejumlah Pertanyaan. 


Teori penawaran agregat adalah teori yang paling kontraversial dan paling
lemah diantara semua teori ekonomi makro yang ada. Kesulitanya adalah sebagai
 berikut. Dari sudut tinjauan yang logis dan sederhana, teori klasik mengenai
 penawaran  –   bahwa pasar tenaga kerja selalu bersifat bebas dan bahwa output
selalu berada pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh  –  adalah
  adalah asumsi yang
mengada-ada. Betapapun, jika output berada dibawah tingkat penggunaan tenaga
kerja penuh, maka terdapat sejumlah tenaga kerja yang ingin bekerja tetapi tidak
dapat memperoleh pekerjaan. Untuk memperoleh pekerjaan, mereka bersedia

menerima upah riil yang lebih rendah. Kebanyakan ilmu ekonomi mikro
menegaskan bahwa pasar berada hampir mendekati titik keseimbangan
(permintaan sama dengan penawaran) dan, jika tidak, sekurang-kurangnya
 bergerak menuju titik itu. Dengan demikian, para ekonom memiliki bias karena
 bisa menyukai keseimbangan.

1.  Output tidak selalu berada pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh.
Tingkat pengangguran selalu berbeda, dan kadang-kadang sangat tinggi ;
seringkali terdapat sejumlah orang yang ingin bekerja tetapi tidak dapat
menemukanya, dan karenanya, jumlah penawaran tenaga kerja melibihi
 jumlah yang diminta.
2.  Lebih lanjut, kalau output selalu berada pada tingkat pengguanaan tenaga
kerja penuh, maka perubahan jumlah peredaran uang hanya akan
mempengaruhi harga, bukan output: uang selalu bersifat netral. Tetapi
 perubahan kebijakan moneter seringkali terlihat sebagai tidak netral.
Penurunan pertumbuhan uang secara tajam, misalnya, ketika pemerintah
 berusaha memotong tingkat inflasi, seringkali memicu terjadinya resesi.
Menyebabkan terjadinya pertumbuhan output riil secara sangat cepat.
Sebenarnya kebanyakan fakta lebih mendukung kurva penawaran agregat
Keynesian ketimbang pandangan klasik tentang hal yang sama. Kenaikan

11
 

 permintaan agregat, misalnya,


misaln ya, yang terjadi karena terjadi kebijaksanaan fiscal dan
moneter yang ekspansioner, dalam jangka pendek lebih cenderung akan
meningkatkan output riil ketimbang harga.

Betapapun, asumsi bahwa harga-harga bersifat tetap, yang mendasari


fungsi penawaran Keynesian cukup merepotkan. Bila harga-harga tetap dan pasar
tidak berada pada kondisi keseimbangan, orang dapat menarik keuntungan dengan
mengubah harga. Pada penganggur bersedia bekerja dengan upah yang lebih
rendah dari upah yang diterima oleh orang-orang yang sekarang sedang bekerja.
Para pengusaha sangat senanag menerima tenaga kerja dengan upah yang lebih
rendah. Mengapa majikan dan para pengangguran tidak segera bergabung dan
sepakat dengan tingkat upah yang lebih rendah dan mengatasi masalah
 pengangguran bersama? Dengan kata lain, mengapa pasar tenaga kerja tidak

 bergeser cepat kearah keseimbangan?


Ada dua pendekatan yang dikenal dalam menerangkan dekatnya hubungan
 jangka pendek antara upah dan harga, ketidaknetralan
keti daknetralan uang dalam jangka pendek
dan tingkat pengangguran yang tinggi yang sangat variabel, berikut pembahasan
yang lebih sistematis :
1.  Pendekata
Pendekatan
n Aliran Keynesian Modern.
Pendekatan Keynesian yang asli mengasumsikan bahwa upah
 bersifat tetap. Teori Keynesian modern menegaskan bahwa tingkat upah
dan harga berubah dengan cukup lambat, tetapi bukanya bersifat tetap.

Kurva penawaran agregat dianggap hampir datar dalam jangka pendek dan
mendekati vertical dalam jangka panjang. Perhatian terutama tertuju pada
upah dan proses penyesuaianya untuk menjelaskan mengapa penyesuaian
tidak segera terjadi atau paling tidak mengapa ia tidak
t idak cepat.

2.  Pendekata
Pendekatan
n Klasik Baru.
Pendekatan-pendekatan klasik modern siap untuk mengasumsikan
 bahwa pasar tidak selalu berada dalam kondisi keseimbangan.
k eseimbangan. Sebaliknya
 pendekatan-pendekatan klasik baru menganut asumsi yang berlawanan

dengan itu. Kita telah mengembangkan satu dari pendekatan klasik

12
 

 baru,yakni pendekatan keseimbangan harapan yang rasional, yang kita


gunakan untuk fungsi penawaran lucas.

Pendekatan ini seringkali disebut pendekatan keseimbangan informasi


 pasar yang tidak sempurna. Sebagaimana yang telah kita lukiskan dalam bagian
sebelumnya, ia tidak menegaskan bahwa orang mau melakukan kesalahan yang
sangat tolol dalam memutuskan lamanya waktu untuk bekerja dan jumlah output
yang mereka hasilkan. Sebaliknya orang berusaha melakukan yang terbaik untuk
memahami situasi kalau mereka menyadari bahwa mereka tidak memiliki
informasi yang di perlukan untuk membuat keputusan yang tepat.

13
 

BAB III 
PENUTUP

3.1. Kesimpulan.
Penawaran agregat adalah (aggregate supply, AS) adalah jumlah seluruh
 barang akhir dan jasa-jasa di dalam perekonomian yang dijual atau ditawarkan
oleh perusahaan-perusahaan (firms) pada berbagai tingkat harga. Permintaan
agregat (aggregate demand, AD) adalah seluruh permintaan terhadap barang dan
 jasa yang terjadi dalam suatu
s uatu perekonomian, baik yang berasal dari dalam negeri
maupun yang berasal dari luar negeri. Permintaan dan penawaran agregat
dibedakan menjadi 2 yaitu jangka panjang dan jangka pendek.
Sedangkan menyangkut penawaran agregat (AS), kaum klasik tidak

membuat pembedaan antara kurva penawaran agregat jangka pendek (SRAS) dan
kurva penawaran jangka panjang (LRAS). Kurva penawaran agregat kaum klasik
didasarkan pada asumsi bahwa pasar tenaga kerja berada pada keseimbangan
dengan kesempatan kerja (employment) berada dalam kondisi full employment.
Sedangkan kurva penawaran agregat jangka pendek (short-run aggregate supply
curve, SRAS) menurut Keynes hanya akan bergeser secara perlahan apabila suatu
 perekonomian berada diluar tingkat pengangguran alamiah (natural rate of
unemployment).

3.2. Saran.
Penulis menyadari sepenuhnya dalam penyusunan makalah ini banyak
kelemahan dan kekurangan, sehingga diharapkan kritik dan saran demi perbaikan
dan kesempurnaan pemahaman yang penulis dapatkan dalam pembuatan tugas
lain.

14
 

DAFTAR PUSTAKA

 Nanga, Muana. (2005). Ekonomi Makro :teori, masalah, dan kebijakan. PT

RajaGrafindo Persada. Jakarta


Suprayitno, Eko. (2005). Ekonomi Islam : Graha Ilmu. Yogyakarta
Dornbusch, Rudiger. (1997). Ekonomi Makro : PT RINEKA CIPTA, Jakarata
http://www.tribunnews.com/nasional/2013/12/25/tahun-2014-ekonomi-indonesia-
terancam-lebih-terpuruk. diakses
terancam-lebih-terpuruk. diakses pada tanggal 12 juni 2014 pukul 21.06
[1] Muana nanga, ekonomi makro, Jakarta : PT RajaGrafindo persada, 2005, hlm.
133-134
[2] Eko Suprayitno, Ekonomi Islam, Yogyakarta : Graha Ilmu, 2005, hlm. 213-
214

[3] Ibid., hlm. 141-150


[4] Rudiger, Dornbusch, Ekonomi Makro, Jakarta : PT Rineka Cipta, 1997, hlm.
314-317
http://www.tribunnews.com/nasional/2013/12/25/tahun-2014-ekonomi-indonesia-
terancam-lebih-terpuruk. diakses
terancam-lebih-terpuruk. diakses pada tanggal 12 juni 2014 pukul 21.06 WIB.
https://myfebieviana.wordpress.com/2015/04/21/penawaran-dan-permintaan-
agregat/ Diakses pada 10 november 2016 pukul 13:17 WIB.
http://www.academia.edu/29836965/Nana_Sekarsari_Makalah_Permintaa_dan_P
enawaran_Agregat/ Diakses pada 26 November 2019 Pukul 16:00 WIB.

15

Anda mungkin juga menyukai