Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

TOPIK

PERENCANAAN KARYAWAN

Disusun Oleh :

1. Misto NIM. 43110120163


2. Sely Enggar R NIM. 43112110244
3. Johanes Hervindo NIM. 43111110193
4. Teta NIM. 43112120365
5. Harry NIM. 43112120436

Dosen Mata Kuliah :


Bpk. Moch. Soelton Ibrahem

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA Halaman
2014
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................... ......................


......... ...........................
..............................
...................
... iii

DAFTAR PUSTAKA ..........................


.......... ........................
.......................
.............................
.............. ....................
.............. ...... xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......


Belakang.............
..........................
................................
...........................
........................
......... 1

1.2 Rumusan Masalah ..............................


............... .......................
........................
........................
........ 5

1.3 Tujuan Penulisan Makalah .................................


................... .............................
............... . 6

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Persediaan ...........................


.........................................
........................
.......... .........
.... .........
........
........
.........
..... . 9

2.1.1 Definisi Persediaan .......................


.......... ..........................
...........................
.............. . 9

2.1.2 Economic
Economic Order Quantity .......................
.......... ..........................
..................
..... 21
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah Yang Maha Esa atas kuasa
dan rahmatNya sehingga penyusunan makalah ini dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Kami juga berterimakasih kepada Bapak Yuhasril selaku dosen untuk mata kuliah
Manajemen Sumber Daya Manusia sehingga dengan bimbingannya selama ini dapat
membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Pada kesempatan kali ini kami berkesempatan untuk mengangkat topik
Pengadaan Karyawan. Makalah ini berusaha untuk menjelaskan apa bagaimana
manajemen persediaan barang yang ada di perusahaan baik perusahaan dagang,
manufaktur, maupun jasa.. Demikian pengantar yang dapat kami sampaikan, kami
mengakui bahwa makalah ini masih banyak memiliki keterbatasan dan kelemahan dalam
isi, cara-cara pengutipan para ahli, dan sebagainya. Oleh sebab itu, kritik dan saran dari
semua kalangan yang menaruh minat pada makalah ini khususnya kepada pembimbing
yang telah membantu kami dan teman-teman sangatlah kami harapkan. Selain itu,
masukan dan sumbang saran dari semua pihak sangat berarti bagi perbaikan-perbaikan
 berikutnya. Semoga makalah ini dapat berguna bagi semua pihak.

Terima kasih.

1
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kepuasan pelanggan dapat diraih dengan cara menjual barang dengan kualitas
yang baik, harga yang terjangkau dan dengan pengadaan barang yang tepat waktu.
Untuk dapat mencapai hal tersebut perlu didukung dengan perencanaan bahan baku
yang baik. Perencanaan persediaan bahan baku merupakan hal yang penting pada suatu
 proses produksi, terutama dalam industri manufaktur. Apabila persediaan bahan baku
tidak tersedia dengan baik sesuai dengan rencana atau kebutuhan ,maka akan
menghambat proses produksi.
Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan perdagangan ataupun
 perusahaan pabrik serta perusahaan jasa selalu mengadakan persediaan. Tanpa adanya
 persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaannya pada
suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan yang memerlukan atau
meminta barang/jasa. Persediaan diadakan apabila keuntungan yang diharapkan dari
 persediaan tersebut hendaknya lebih besar daripada biaya-biaya yang ditimbulkannya.
Persediaan bahan baku yang melebihi kebutuhan akan menimbulkan biaya ekstra atau
 biaya simpan yang tinggi. Sedangkan jumlah persediaan yang terlalu sedikit
malah akan menimbulkan biaya kerugian yaitu terganggunya proses produksi dan
 juga berakibat hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan apabila ternyata
 permintaan pada kondisi yang sebenarnya melebihi permintaan yang diperkirakan.
Persediaan merupakan salah satu aset yang paling mahal dan penting pada
sebuah perusahaan baik perusahaan jasa maupun perusahaan dagang. Perusahaan
harus focus terhadap pengendalian persediaan karena persediaan merupakan salah
satu bagian yang menyerap investasi terbesar. Nilai invesatasi perusahaan dalam
 bentuk barang persediaan besarnya bervariasi antara 25%-35% dari nilai seluruh aset
(Indrajit dan Djokopranoto, 2003) dalam (Henmaidi dan Suci Hidayati). Perusahaan
harus bisa mencapai titik balance (seimbang) antara investasi persediaan dan tingkat
 pelayanan konsumen. Manajemen persediaan merupakan hal yang mendasar dalam
 penetapan keunggulan kompetatif jangka panjang.
Dalam upaya mencapai target yang diharapkan, diperlukan adanya
 persediaan bahan baku yang optimal sehingga tidak menggangu kelancaran proses

2
 produksi yang berlangsung. Adanya penanganan yang tepat terhadap persediaan
 bahan baku sangat diperlukan untuk mengantisipasi keadaan apabila permintaan
 pasar tiba  –   tiba pada suatu periode tertentu. Dengan demikian produk dapat
dioptimalkan serta biaya  –   biaya yang terkait didalamnya ditekan se-efisien
mungkin. Maka dari itu diperlukan Manajemen persediaan merupakan hal yang
mendasar dalam penetapan keunggulan kompetatif jangka panjang.

2. Perumusan Masalah
Dalam rangka untuk mempertajam telaah makalah ini, diambil beberapa
 permasalahan yaitu :
1. Apa yang dimaksud Persediaan ?
2. Apa saja metoda/ sistem yang digunakan dalam manajemen persediaan ?

3. Tujuan Penulisan Makalah


Makalah ini bertujuan untuk memberikan wawasan mengenai berbagai macam
metoda / sistem persediaan yang berlaku saat ini serta untuk memberikan pengetahuan
cara penerapannya di perusahaan dan solusi apa saja yang dapat digunakan dalam
 pengambilan keputusan.

3
3. Biaya telephone.
4. Pengeluaran surat menyurat .
5. Biaya pengepakan dan penimbangan.
6. Biaya pemeriksaan (inspeksi) penerimaan .
7. Biaya pengiriman ke gudang.
8. Biaya hutang lancar; dan sebagainya.

Secara normal, biaya per pesanan ( di luar biaya bahan dan potongan
kuantitas ) tidak naik bila, kuantitas pesanan bertambah besar. Tetapi, bila
semakin banyak komponen yang di pesan setiap kali pesan, jumlah pesanan per
 periode turun, maka biaya pemesanan total akan turun. Ini berarti, biaya pemesanan
total per pe- riode (tahunan) adalah sama dengan jumlah pesanan yang
dilakukan setiap periode dikalikan biaya yang harus dikeluarkan setiap kali pesan.
o  Biaya penyiapan (manufacturing).
Bila bahan-bahan tidak dibeli, tetapi diproduksi sendiri "dalam pabrik",
 perusa haan menghadapi biaya penyiapan (setup costs) untuk memproduksi
komponen tertentu. Biaya-biaya ini terdir i dari :
1. Biaya mesin-mesin menganggur
2. Biaya persiapan tenaga kerja langsung
3. Biaya scheduling
4. Biaya ekspedisi, dan sebagainya.

Seperti biaya pemesanan, biaya penyiapan total per periode adalah sama
dengan biaya penyiapan dikalikan j umlah penyiapan per periode.
o  Biaya kehabisan atau kekurangan bahan.
Dari semua biaya-biaya yang berhubungan dengan tingkat persediaan,
 biaya keku rangan bahan ( shortage costs) adalah yang paling sulit
diperkirakan. Biaya ini timbul bilamana persediaan tidak mencukupi adanya
 permintaan bahan. Biaya-biaya yang termasuk biaya kekurangan bahan
adalah sebagai berikut :

1. Kehilangan penjualan
2. Kehilangan pelanggan
3. Biaya pemesanan khusus

hal | 8
4. Biaya ekspedisi
5. Selisih harga
6. Terganggunya operasi
7. Tambahan pengeluaran kegiatan menajerial, dan sebagain ya

Biaya kekurangan bahan sulit diukur dalam praktek, teruta ma karena


kenyataan bahwa biaya ini sering merupakan opportunity costs, yang sulit
diperkirakan secara obyektif.

o Biaya Variabel dari persediaan tersebut dapat digolongkan kedalam :


a. Procurement atau Ordering Cost
Ordering cost adalah biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi
 pesanan, yang terdiri dari :
(1) Biaya selama proses pesanan
a. Persiapan-persiapan yang diperlukan untuk pemesanan
 b. Penentuan besarnya kuantitas yang akan dipesan
(2) Biaya pengiriman pesanan
(3) Biaya penerimaan barang yang dipesan
a. Pembongkaran dan pemasukan ke gudang
 b. Pemeriksaan material yang diterima
c. Mempersiapkan laporan penerimaan
d. Mencatat kedalam “Material Record Card”
(4) Biaya-biaya processing pembayaran
a. Auditing dan perbandingan antara laporan penerimaan dengan pesanan yang
asli
 b. Persiapan pembuatan cheque untuk pembayaran
c. Pengiriman cheque dan kemudian auditnya.

b. Carrying Cost
Carrying cost adalah biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan.
Penentuan besarnya carrying cost didasarkan pada “Average Inventory ” (persediaan rata -
rata), dan biaya ini dinyatakan dalam persentase dari nilai dalam rupiah dari average
inventory. Biaya-biaya yang termasuk kedalam carrying cost adalah :
(1) Biaya penggunaan/sewa ruangan gudang

hal | 9
(2) Biaya pemeliharaan material dan allowances untuk kemungkinan rusak
(3) Biaya untuk menghitung atau menimbang barang yang dibeli
(4) Biaya asuransi
(5) Biaya modal
(6) Biaya absolescence
(7) Pajak dari persediaan yang ada dalam gudang

5. Model / Sistem Pengendalian Persediaan


Dalam keyataannya banyak sekali mdel-model persediaan, Namun umunya yang
digunakan yaitu diantaranya sebagai berikut :

a. MODEL ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ)

Metoda manajemen persediaan yang paling terkenal adalah


model-model economic order quantity (EOQ) atau economic lot size (ELS). Metode
ini pertama kali dicetuskan oleh Ford Harris pada tahun 1915, tetapi lebih dikenal dengan
nama metode Wilson karena dikembangkan oleh Wilson pada tahun 1934. Metode ini
digunakan untuk menghitung minimasi total biaya persediaan berdasarkan persamaan
tingkat atau titik equilibrium kurva biaya simpan dan biaya pesan Metoda -metoda ini
dapat digunakan baik untuk barang-barang yang dibeli maupun yang diproduksi
sendiri. Model EOQ adalah nama yang biasa digunakan uniuk barang-barang
yang dibeli, sedangkan ELS digunakan untuk barang -barang yang diproduksi
secara internal. Perbedaan pokoknya adalah bahwa, untuk  ELS,
biaya pemesanan (ordering cost) meliputi biaya penyiap an pesanan untuk
dikirimkan ke pabrik dan biaya penyiapan mesin-mesin (setup costs) yang
diperlukan untuk mengerjakan pesanan. Dalam hal ini akan digunakan istilah EOQ
yang mencakup pengertian keduanya EOQ dan ELS.

Dalam teori, konsep EOQ (kadang -kadang disebut model  fixed-order-


quantity) adalah sederhana. Model EOQ digunakan untuk menentukan kuantitas
 pesanan persediaan yang meminimumkan biaya langsung  penyimpanan
 persediaan dan kebalikannya biaya pemesanan persediaan.
Model persediaan yang paling sederhana ini memakai asumsi-asumsi sebagai berikut :

 Hanya satu item barang (produk) yang diperhitungkan.

hal | 10
BAB 4
KESIMPULAN
2.1 Kesimpulan
1.  bahwa persediaan adalah bahan-bahan, bagian yang disediakan, dan bahan-
 bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi,
serta barang-barang jadi atau produk yang disediakan untuk memenuhi
 permintaan dari konsumen
2. Metode yang umum digunakan dalam pengendalian persediaan adalah EOQ
model (Economic Order Quantity), POQ (Periodyc Order Quantity), Discount
Model, ABC model, dan Just In Time dan Material Requirement Planning.
2.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini sangat diharapkan masukan baik saran maupun kritik
yang dapat membantu memperbaiki demi kesempurnaan penyusunan makalah ini.

hal | 20
DAFTAR PUSTAKA

1. Handoko, Hani.202.Manajemen Produksi dan Operasi.BPFE.Yogyakarta


2. http://kk.mercubuana.ac.id/files/31003-9-393883995184.doc
3. http://kk.mercubuana.ac.id/files/31005-4-111196241976.doc
4. Rangkuti, freddy.1995.Manajemen Persediaan.PT. Raja Grafindo Persada Jakarta.
5. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20970/4/Chapter%20II.pdf 
6. Yamit Drs, Zulian. 2005. Manajemen Persediaan. Ekonisia. Yogyakarta
7. Herry P. Chandra cs,2001, Material Requirement Planning

hal | 21

Anda mungkin juga menyukai