Anda di halaman 1dari 7

A.

Pengertian Etika dan Governance


Etika berasal dari perkataan yunani “ethes” berarti kesediaan jiwa akan kesusilaan
atau secara bebas dapat diartikan kumpulan dari peraturan-peraturan kesusilaan.
Dalam bahasa latin dikenal dengan perkataan Mores yang berarti pula kesusilaan,
tingkat salah satu perbuatan lahir perilaku atau tingkah laku.
Perkataan mores kemudian berubah menjadi mempunyai arti yang sama dengan
etika. Etika disebut pula “moral phiciolophy” karena mempelajari moralitas dari
perbuatan manusia sedangkan moral itu adalah apa yang baik atau apa yang buruk,
benar atau salah dengan menggunakan ukuran norma atau nilai.
Governance adalah rangkaian proses, kebiasaan, kebijakan, aturan, dan institusi
yang memengaruhi pengarahan, pengelolaan, serta pengontrolan suatu perusahaan
atau korporasi.i
Ethical Governance (Etika Pemerintahan) adalah ajaran untuk berperilaku yang baik
dan benar sesuai dengan nilai-nilai keutamaan yang berhubungan dengan hakikat
manusia. Dalam Ethical Governance (Etika Pemerintahan) terdapat juga masalah
kesusilaan dan kesopanan ini dalam aparat, aparatur, struktur dan lembaganya. Etika
pemerintahan tidak terlepas dari filsafat pemerintahan. filsafat pemerintahan adalah
prinsip pedoman dasar yang dijadikan sebagai fondasi pembentukan dan perjalanan
roda pemerintahan yang biasanya dinyatakan pada pembukaan UUD negara.

B. Sistem Governance
Istilah sistem pemerintahan adalah kombinasi dari dua kata, yaitu: “sistem” dan
“pemerintah”. Berarti sistem secara keseluruhan yang terdiri dari beberapa bagian yang
memiliki hubungan fungsional antara bagian-bagian dan hubungan fungsional dari
keseluruhan, sehingga hubungan ini menciptakan ketergantungan antara bagian-
bagian yang terjadi jika satu bagian tidak bekerja dengan baik akan mempengaruhi
keseluruhan. Dan pemerintahan dalam arti luas memiliki pemahaman bahwa segala
sesuatu yang dilakukan dalam menjalankan kesejahteraan Negara dan kepentingan
Negara itu sendiri.
Dari pengertian itu, secara harfiah berarti system pemerintahan sebagai bentuk
hubungan antar lembaga negara dalam melaksanakan kekuasaan Negara untuk
kepentingan Negara itu sendiri dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyatnya.
Governance System merupakan suatu tata kekuasaan yang terdapat di dalam perusahaan
yang terdiri dari 4 (empat) unsur yang tidak dapat terpisahkan, yaitu :
1. Commitment on Governance
Commitment on Governance adalah komitmen untuk menjalankan perusahaan
yang dalam hal ini adalah dalam bidang perbankan berdasarkan prinsip kehati-
hatian berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Dasar peraturan yang
berkaitan dengan hal ini adalah :
a. Undang Undang No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas.
b. Undang Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan jo Undang Undang No. 10
Tahun 1998.
2. Governance Structure
Governance Structure adalah struktur kekuasaan berikut persyaratan pejabat yang
ada di bank sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh peraturan perundangan yang
berlaku. Dasar peraturan yang berkaitan dengan hal ini adalah :
a. Peraturan Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999 tanggal 20-09-1999 tentang
Penugasan Direktur Kepatuhan dan Penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi
Audit Intern Bank.
b. Peraturan Bank Indonesia No. 2/27/PBI/2000 tanggal 15-12-2000 tentang Bank
Umum
c. Peraturan Bank Indonesia No. 5/25/PBI/2003 tanggal 10-11-2003 tentang
Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test).
3. Governance Mechanism
Governance Mechanism adalah pengaturan mengenai tugas, wewenang dan
tanggung jawab unit dan pejabat bank dalam menjalankan bisnis dan operasional
perbankan. Dasar peraturan yang berkaitan dengan hal ini antara lain adalah :
a. Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19-05-2003 tentang
Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum.
b. Peraturan Bank Indonesia No. 5/12/PBI/2003 tentang Kewajiban Pemenuhan
Modal Minimum bagi Bank.
c. Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 tanggal 12-04-2004 tentang Sistem
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.
d. Peraturan Bank Indonesia No. 6/25/PBI/2004 tanggal 22-10-2004 tentang
Rencana Bisnis Bank Umum.
e. Peraturan Bank Indonesia No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20-01-2005 jo PBI No.
8/2/PBI/2006 tanggal 30-01-2006 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank
Umum.
f. Peraturan Bank Indonesia No. 7/3/PBI/2005 tanggal 20-01-2005 jo PBI No.
8/13/PBI/2006 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum.
g. Peraturan Bank Indonesia No. 7/37/PBI/2004 tanggal 17-07-2003 tentang Posisi
Devisa Netto Bank Umum.
4. Governance Outcomes
Governance Outcomes adalah hasil dari pelaksanaan GCG baik dari aspek hasil
kinerja maupun cara-cara/praktek-praktek yang digunakan untuk mencapai hasil
kinerja tersebut. Dasar peraturan yang berkaitan dengan hal ini adalah :
a. Peraturan Bank Indonesia No. 3/22/PBI/2001 tanggal 13-12-2001 tentang
Transparansi Kondisi Keuangan Bank.

C. Budaya Etika
Gambaran mengenai perusahaan, mencerminkan kepribadian para pemimpinya.
Budaya etika adalah perilaku yang etis. Penerapan budaya etika dilakukan secara top-
down. Para eksekutif mencapai penerapan ini melalui suatu metode tiga lapis, yaitu :
1. Corporate Credo adalah pernyataan ringkas mengenai nilai-nilai yang ditegakkan
perusahaaan.
a. Komitmen internal :
i. Perusahaan terhadap karyawan
ii. Karyawan terhadap perusahaan
iii. Karyawan terhadap karyawan lain
b. Komitmen Eksternal
i. Perusahaan terhadap pelanggan
ii. Perusahaan terhadap pe2. megang saham
iii. Perusahaan terhadap masyarakat
2. Program etika adalah sistem yang sistem yang terdiri dari berbagai aktivitas yang
dirancang untuk mengarahkan pegawai dalam melaksanakan corporate credo.
3. Kode etik perusahaan : Lebih dari 90% perusahaan membuat kode etik yang khusus
digunakan perusahaan tersebut dalam melaksanakan aktivitasnya. Contohnya IBM
membuat IBM’s Business Conduct Guidelines (Panduan Perilaku Bisnis IBM).

D. Mengembangkan Struktur Etika Korporasi


Dalam mengembangkan struktur etika korporasi, suatu perusahaan harus memiliki
good corporate governance. Good corporate governance adalah tindakan untuk
mengarahkan, mengendalikan atau memengaruhi setiap kegiatan perusahaan agar
dapat memenuhi keinginan dari masyarakat yang bersangkutan. Penerapan good
corporate governance (GCG) dapat didorong dari dua sisi, yaitu etika dan peraturan.
Dorongan dari etika (ethical driven) datang dari kesadaran individu-individu pelaku
bisnis untuk menjalankan praktik bisnis yang mengutamakan kelangsungan hidup
perusahaan, kepenitingan stakeholders, dan menghindari cara-cara menciptakan
keuntungan sesaat. Di sisi lain, dorongan dari peraturan (regulatory driven) “memaksa”
perusahaan untuk patuh terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kedua pendekatan ini memiliki kekuatan dan kelemahannya masing-masing dan
seyogyanya saling melengkapi untuk menciptakan lingkungan bisnis yang sehat.
Pemerintah tentu ikut serta dalam mengembangkan struktur etika korporasi, salah
satunya dengan menyusun Pedoman Umum Good Corporate Governance. Dalam
Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia yang disusun oleh Komite
Nasional Kebijakan Governance, terdapat acuan-acuan bagi perusahaan dalam
menjalankan etika korporasinya, salah satu contohnya terdapat dalam pedoman
perilaku, antara lain: Dalam menjalankan tugas dan kewajibannya, anggota Dewan
Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan harus mendahulukan kepentingan
ekonomis perusahaan diatas kepentingan ekonomis pribadi dan pihak lainnya.
Setiap anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta karyawan perusahaan dilarang
memberikan atau menawarkan hadiah ataupun donasi kepada pejabat negara atau
individu yang mewakili mitra bisnis yang dapat mempengaruhi pengambilan
keputusan.
Organ perusahaan dan karyawan perusahaan harus melaksanakan peraturan
perundang-undangan dan peraturan perusahaan. Dewan Komisaris berkewajiban
untuk menerima dan memastikan bahwa pengaduan tentang pelanggaran terhadap
etika bisnis, pedoman perilaku, peraturan perusahaan dan peraturan perundang-
undangan diproses secara wajar dan tepat waktu. Setiap anggota Dewan Komisaris dan
Direksi, pemegang saham serta karyawan perusahaan dilarang menyalahgunakan
informasi yang berkaitan dengan perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada
informasi rencana pengambil-alihan, penggabungan usaha dan pembelian kembali
saham.

E. Kode Etik Korporasi


Code of Conduct adalah pedoman internal perusahaan yang berisikan Sistem Nilai,
Etika Bisnis, Etika Kerja, Komitmen, serta penegakan terhadap peraturan-peraturan
perusahaan bagi individu dalam menjalankan bisnis, dan aktivitas lainnya serta
berinteraksi dengan stakeholders.
Setiap perusahaan memiliki kode etik korporasi yang berbeda-beda, seperti
pertamina yang memiliki Kode Etik Korporasi yang bersumber dari Tata Nilai
Unggulan 6C (Clean, Competitive, Confident, Customer Focused, Commercial dan Capable).
Rincian singkatnya sebagai berikut:
1. Perusahaan dikelola secara professional (Clean) dengan:
a. Menghindari benturan kepentingan
b. Tidak mentolerir suap
c. Menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas; serta
d. Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.
2. Competitive: Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional,
mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan
menghargai kinerja.
3. Confident: Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam
reformasi BUMN dan membangun kebanggaan bangsa.
4. Customer Focused: Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk
memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
5. Commercial: Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial dan mengambil
keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
6. Capable: Dikelola oleh pemimpin dan pekerja professional yang memiliki talenta dan
penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan
pengembangan.

F. Evaluasi Terhadap Kode Perilaku Korporasi


Evaluasi terhadap kode perilaku korporasi harus dilaksanakan secara rutin
agarperusahaan selalu berada dalam pedoman dan jika ada kesalahan maka bisa cepat
diselesaikan. Berikut pihak-pihak yang dievaluasi dan cara yang dapat dilakukan
untuk kode perilaku yang berkaitan dengan pihak-pihak tersebut :
1 Pegawai : Memberikan pedoman yang lebih rinci kepada Pegawai tentang tingkah
laku yang diinginkan dan yang tidak diinginkan oleh perusahaan.
Memberikan aturan tentang nilai-nilai kejujuran, etika nilai, keterbukaan, dan
kepuasan pelanggan yang dapat meningkatkan suasana kondusif dalam lingkungan
kerja sehingga akan meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan pegawai secara
menyeluruh.
2 Pemegang Saham : Menambah informasi-informasi yang dapat meyakinkan
pemegang saham bahwa perusahaan, dikelola secara hati-hati (prudent) efisien dan
transparan, untuk mencapai tingkat laba dan dividen yang diharapkan oleh
Pemegang Saham dengan tetap memperhatikan kepentingan ekspansi usaha.
3 Masyarakat : Menentukan program-program yang (terutama yang berhubungan
dengan pengambilan sumber daya alam) tidak merusak keadaan lingkungan
terutama baik tanah, air maupun udara.

DAFTAR PUSTAKA :
Lestari, Putri. 2016. Etika Governance.
https://putrilestarism.wordpress.com/2016/10/19/etika-governance/. 20-11-
2022
Binus University. 2020. Good Corporate Governance (GCG) dan Pedoman Etika dalam
Perusahaan. https://accounting.binus.ac.id/2020/06/30/good-corporate-
governance-gcg-dan-pedoman-etika-dalam-perusahaan/. 20-11-2022

Anda mungkin juga menyukai