ETHICAL GOVERNANCE
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenaiEthical Governance. Anda
harusmampu:
1.1 Menjelaskan Ethical Governance
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
Ethical Governance
18
1. Governance System
Governance System merupakan sebuah tata kekuasaan yang terdapat
di dalam perusahaan. Adapun unsur-unsur yang membentuk Governance
System yang tidak dapat terpisahkan yaitu :
a. Commitment on Governance
Adalah sebuah komitmen untuk menjalankan perusahaan yang dalam
hal ini adalah bidang perbankan berdasarkan prinsip kehati-hatian
berdasarkan peraturan perundang-perundangan yang berlaku.
b. Governance Structure
Adalah struktur kekuasaan berikut persyaratan pejabat yang ada di bak
sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
c. Governance Mechanism
Adalah pengaturan mengenai tugas, wewenang dan tanggung jawab
unit dan pejabat bank dalam menjalankan bisnis dan operasional
perbankan.
d. Governance Outcomes
Adalah hasil dari pekerjaan baik dari aspek hasil kinerja maupun acra-
cara/praktek-praktek yang digunakan untuk mencapai hasil pekerjaan.
2. Budaya Etika
Dalam bisnis budaya etika diartikan bahwa perusahaan mencerminkan
kepribadian pemimpinnya. Dan penerapan budaya etika dilakukan secara top-
down. Contohnya apabila sebuah perusahaan etis, maka pemimpinnya juga
harus etis.Tugas pemimpin perusahaan adalah untuk memastikan bahwa
konsep etikanya menyebar di sluruh organisasi, melalui semua tingkatan dan
menyentuh semua pegawai.
Langkah-langkah penerapan budaya etika:
a. Menetapkan credo: Perusahaan Merupakan pernyataan ringkas
mengenai nilai-nilai etis yang ditegakkan perusahaan, yang
19
diinformasikan kepada orang-orang dan organisasi-organisasi baik di
dalam maupun di luar perusahaan.
b. Menetapkan program etika: Suatu sistem yang terdiri dari berbagai
aktivitas yang dirancang untuk mengarahkan pegawai dalam
melaksanakan lapis pertama. Misalnya pertemuan orientasi bagi
pegawai baru dan audit etika.
c. Menetapkan kode etik perusahaan: Setiap perusahaan memiliki kode
etiknya masing-masing. Kadang-kadang kode etik tersebut diadaptasi
dari kode etik industri tertentu.
20
tujuan ataupun kualitas target yang ingin dicapai. Meskipun belum maksimal,
Uji Kelayakan dan Kemampuan (fit and proper test) yang dilakukan oleh
pemerintah untuk memilih top pimpinan suatu perusahaan BUMN adalah
bagian yang tak terpisahkan dari kebutuhan untuk membangun “Board
Governance” yang baik sehingga implementasi Good Corporate Governance
akan menjadi lebih mudah dan cepat.
21
Contoh kasus
PT. NINDYA KARYA (Persero) telah membentuk tim penerapan
Good Corporate Governance pada tanggal 5 Februari 2005, melalui Tahapan
Kegiatan sebagai berikut :
Sosialisasi dan Workshop. Kegiatan sosialisasi terutama untuk para
pejabat telah dilaksanakan dengan harapan bahwa seluruh karyawan PT
NINDYA KARYA (Persero) mengetahui & menyadari tentang adanya
ketentuan yang mengatur kegiatan pada level Manajemen keatas berdasarkan
dokumen yang telah didistribusikan, baik di Kantor Pusat, Divisi maupun ke
seluruh Wilayah.
Melakukan evaluasi tahap awal (Diagnostic Assessment) dan
penyusunan pedoman-pedoman.Pedoman Good Corporate Governance
disusun dengan bimbingan dari Tim BPKP dan telah diresmikan pada tanggal
30 Mei 2005. Adapun Prinsip-prinsip Good Corporate Governance di PT
NINDYA KARYA (Persero) adalah sebagai berikut :
22
Board Manual, Panduan bagi Komisaris dan Direksi yang mencakup
Keanggotaan, Tugas, Kewajiban, Wewenang serta Hak, Rapat Dewan,
Hubungan Kerja antara Komisaris dengan Direksi serta panduan Operasional
Best Practice.
Sistim Manajemen Risiko, mencakup Prinsip-prinsip tentang
Manajemen Risiko dan Implementasinya.An Auditing Committee Contract –
arranges the Organization and Management of the Auditing Committee along
with its Scope of Work.Piagam Komite Audit, mengatur tentang Organisasi
dan Tata Laksana Komite Audit serta Ruang Lingkup Tugas.
23