Anda di halaman 1dari 11

Etika dan Tata

Kelola

Hj. Halifah (A014231009)


Salsabila Adi Ahsan (A014231008)
Pengertian

• Ethics atau etika memiliki beragam definisi. Wiley (1995)


menyebutkan bahwa etika terkait dengan moral, kewajiban,
tanggung jawab, dan keadilan sosial. Kata etika itu sendiri
berasal dari kata dalam bahasa Yunani, yaitu “ethikos” dan
“ethos”, yang bermakna adat/kebiasaan atau sesuatu yang
lazim digunakan/dilakukan (Wiley, 1995
Kode Etik Akuntan Indonesia
Kode etik adalah nilai-nilai yang disepakati dan
dikodifikasi sebagai acuan perilaku baik atau buruk.
Kode etik melekat pada ruang lingkup yang diaturnya.
Sebagai contoh, kode etik perusahaan adalah nilai-nilai
yang disepakati oleh insan perusahaan dan dikodifikasi
menjadi acuan seluruh insan perusahaan dalam bersikap
dan bertindak
Kode Etik Akuntan Indonesia
Kode Etik Akuntan Profesional yang diterbitkan IAI
terdiri dari tiga bagian yaitu:
1. Bagian 1: Kepatuhan Terhadap Kode Etik
2. Bagian 2: Akuntan yang Bekerja di Bisnis
3. Bagian 3: Akuntan yang Berpraktik Melayani
Publik
4. Bagian 4A: Independensi Dalam Perikatan Audit
dan Perikatan Reviu
5. Bagian 4B: Independensi Dalam Perikatan Asurans
Selain Perikatan Audit dan Perikatan Reviu
Etika dalam Pelaporan Korporat
Kode etik untuk Akuntan Profesional
diterapkan pada seluruh aktivitas
Akuntan Profesional.Salah satu
aktivitas utama Akuntan Profesional
adalah terkait dengan pelaporan
korporat,baik Akuntan Profesional di
Praktik Publik (Kantor Akuntan),
maupun Akuntan Profesional di Bisnis Kode etik teridiri dari 4 bagian :
1. Menetapkan kepatuhan terhadap kode
(Perusahaan). Oleh sebab itu terdapat etik. Akuntan.
etika Akuntan Profesional dalam 2. Bagian 2 dan 3 menjelaskan penerapan
pelaporan korporat yang harus ditaati. kerangka konseptual pada situasi tertentu.
Bagian tersebut memberi contoh perlindungan
yang mungkin tepat untuk mengatasi ancaman
terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika.
Bagian tesebut juga menjelaskan situasi ketika
tidak tersedia perlindungan untuk mengatasi
ancaman dan, sebagai akibatnya, keadaan atau
hubungan yang menimbulkan ancaman
tersebut untuk dihindari.
Pengertian

Tata kelola perusahaan atau Corporate Governance (CG)


disebutkan dalam laporan yang dihasilkan oleh
Committee on the Financial Aspects of Corporate
Governance yang diketuai oleh Adrian Cadbury
(sehingga disebut juga Cadbury Committee). Pada
laporan tahun 1992 tersebut, CG didefinisikan sebagai
sistem yang mengarahkan dan mengelola perusahaan.
Prinsip Tata Kelola Perusahaan
1. Ensuring the basis for an effective corporate governance framework menyatakan bahwa untuk menciptakan tata kelola
perusahaan yang baik, maka kerangka tata kelola perusahaan harus mendorong terciptanya pasar yang transaparan dan wajar,
serta alokasi sumber daya yang efisien dan harus konsisten dengan peraturan perundang-undangan dan mendukung sistem
pengawasan dan penegakan hukum yang efektif.
2. The rights and equitable treatment of shareholders and key ownership functions menyatakan bahwa kerangka tata kelola
perusahaan harus melindungi dan memfasilitasi pelaksanaan hak-hak pemegang saham dan memastikan perlakuan yang adil
bagi semua kelompok pemegang saham, termasuk pemegang saham minoritas dan asing.
3. Institutional investors, stock markets, and other intermediaries menyatakan bahwa kerangka tata kelola perusahaan harus
memberikan insentif yang efektif di seluruh rantai investasi dan mendorong pasar modal berfungsi dengan cara yang
berkontribusi terhadap tata kelola perusahaan yang baik.
4. The role of stakeholders in corporate governance harus mengakui hak-hak pemangku kepentingan yang ditetapkan oleh
hukum atau melalui kesepakatan bersama, dan mendorong kerjasama aktif antara perusahaan dan pemangku kepentingan
dalam menciptakan kemakmuran, pekerjaan, dan keberlanjutan perusahaan yang sehat secara finansial.
5. Disclosure and transparency menyatakan bahwa kerangka kerja tata kelola perusahaan harus memastikan bahwa
pengungkapan yang tepat waktu dan akurat dilakukan untuk semua hal yang material terkait perusahaan, termasuk kondisi
keuangan, kinerja, kepemilikan, dan tata kelola perusahaan.
6. The responsibility of the board menyatakan bahwa kerangka tata kelola perusahaan harus memastikan adanya pedoman
strategis perusahaan, pengawasan manajemen oleh dewan yang efektif, serta pertanggungjawaban dewan kepada perusahaan
dan pemegang saham.

PPh
21
Tanggung Jawab Dewan
Dewan memegang peranan penting dalam kelola
perusahaan. Peranan dewan dalam tata kelola
perusahaan, yaitu sebagai berikut :
1. Seluruh anggota dewan wajib menjalankan duty of care dan duty of loyalty dalam menjalankan
tugas fidusianya. Duty of care mengandung makna tindakan/Keputusan dewan senantiasa
didasarkan pada informasi yang memadai, berlandaskan itikad baik, serta dilakukan dengan penuh
pertimbangan dan kehati-hatian.
2. Dewan memperlakukan seluruh kelompok pemegang saham secara adil, terutama ketika
keputusan dewan mungkin memberikan dampak yang berbeda kepada kelompok pemegang
saham yang berbeda.
3. Dewan menjadi teladan penerapan standar etika yang tinggi dan senantiasa menunjukkan
perhatiannya terhadap kepentingan pemangku kepentingan.
4. Dewan menjalankan beberapa fungsi utama terkait aspek-aspek strategis perusahaan,tata kelola,
manajemen sumber daya manusia manajemen kunci/puncak, termasuk aspek kinerja dan
remunerasinya, organisasi dewan, konflik kepentingan, integritas pelaporan keuangan, serta
pengungkapan dan komunikasi perusahaan.
5. 5) Dewan mampu melakukan penilaian independen yang obyektif. Untuk itu dewan
mempertimbangkan independensi dewan dan kebutuhan organ pendukung. Dewan juga wajib
memiliki komitmen yang tinggi. Dewan juga perlu melakukan penilaian kinerja dewan secara
reguler.
Pengungkapan dan Transparansi

Prinsip transparansi pada Pedoman Umum GCG Indonesia kurang lebih mengandung makna yang sama
dengan prinsip pengungkapan dan transparansi GCG OECD. Pedoman Umum GCG Indonesia
menjelaskan pedoman pokok pelaksanaan azas transparansi sebagai berikut:
1. Penyediaan informasi secara tepat waktu, memadai, jelas, akurat, dan dapat diperbandingkan, serta
mudah diakses oleh pemangku kepentingan sesuai dengan haknya.
2. Informasi yang harus diungkapkan, tetapi tidak terbatas pada, visi, misi, sasaran usaha dan strategi
perusahaan, kondisi keuangan, susunan dan komposisi pengurus, pemegang saham pe ngendali,
kepemilikan saham oleh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris beserta anggota
keluarganya dalam perusahaan dan perusahaan lainnya, sistem manajemen risiko, sistem
pengawasan dan pengendalian internal, sistem dan pelaksanaan GCG serta tingkat kepatuhannya,
dan kejadian penting yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan.
3. Prinsip keterbukaan tidak mengurangi kewajiban untuk memenuhi ketentuan kerahasiaan per
usahaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, rahasia jabatan, dan hak-hak pribadi.
4. Kebijakan perusahaan harus tertulis dan secara proporsional dikomunikasikan kepada pemangku
kepentingan.
Evaluasi Mekanisme Tata Kelola
Perusahaan
Tata kelola mengandung unsur struktur dan mekanisme. Struktur
dan mekanisme dapat berubah karena ada perubahan pada proses
bisnis internal dan/atau perubahan pada factor ekternal organisasi.
Struktur dan mekanisme juga sangat mungkin didesain secara
bertahap sehingga memerlukan perbaikan berkelanjutan. Oleh
sebab itu tata kelola peru dievaluasi secara periodik.
Urgensi evaluasi mekanisme tata kelola ini ditunjukkan secara
eksplisit oleh reviu prinsip GCG OECD yang telah dilakukan
beberapa kali. Dalam dokumen prinsip GCG, OECD juga
menyebutkan perlunya reviu terhadap kerangka kerja tata kelola
perusahaan dan mungkin perlu penyesuaian jika diperlukan. Hal
ini disebabkan karena adanya akumulasi pengalaman dan
perubahan lingkungan bisnis.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai