Anda di halaman 1dari 15

TATA KELOLA PERBANKAN SYARIAH YANG BAIK

(ISLAMIC BANKING’S GOOD CORPORATE GOVERNANCE)


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Bank dan IKBN Syariah

Oleh:

Firyal Rizki Aula Salsabilah (02040322015)

Dosen Pengampu:

Dr. Mugiati, MEI

PROGRAM STUDI MAGISTER EKONOMI SYARIAH

PASCASARJANA UIN SUNAN AMPEL SURABAYA

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat-
Nya dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu
tugas dari dosen pada mata kuliah Manajemen Bank dan IKBN Syariah dengan
judul makalah Tata Kelola Perbankan Syariah yang Baik (Islamic Banking’s Good
Corporate Governance).
Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapatkan tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari beberapa pihak tentangan tersebut bisa
diatasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu
segala saran, masukan, dan kritik dibutuhkan demi menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata, kami berharap makalah ini semoga bermanfaat bagi kita semua.

Surabaya, 15 Maret 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aktivitas perbankan syariah tidak hanya berlandaskan pada kontrak dan


peraturan perundang-undangan, namun tunduk pada pedoman dan etika yang
diturunkan dari Al-Quran, antara lain kejujuran, dapat dipercaya (amanah),
perolehan pendapatan yang tidak berasal dari penipuan atau kecurangan, dan
tindakan-tindakan yang tidak patut. Dalam tataran perbankan global, prinsip dan
etika yang bersumber pada prinsip syariah tersebut dielaborasi dalam pedoman
tentang good corporate governance yang dikeluarkan oleh Organisation for
Economic Co-operation and Development (OECD) dan Bank for International
Settlement (BIS) yang juga menjadi acuan bagi perbankan syariah.1

Tata kelola perusahaan pertama kali dikenal dalam laporan Cadburry yang
menyebutkan bahwa tata kelola merupakan sistem dimana operasi perusahaan
diarahkan dan dikendalikan dalam setiap fungsi dalam perusahaan yang masing-
masing memiliki tanggungjawab baik oleh dewan direksi, pemegang saham
maupun direktur. Tata kelola perusahaan jika dipandang dari segi akuntansi dan
keuangan merupakan suatu cara-cara yang digunakan perusahaan untuk
mendapatkan laba atas investasi mereka. FCGI mendefinisikan tata kelola
perusahaan sebagai peraturan yang mengatur hal-hal yang berkaitan dengan hak-
hak dan kewajiban antara pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya.2

Pelaksanaan tata kelola yang baik dalam industri perbankan syariah


merupakan salah satu upaya untuk melindungi kepentingan stakeholders dan
1
Lastita Abubakar, dkk, “Percepatan Pertumbuhan Perbankan Syariah Melalui Implementasi Tata
Kelola Syariah”, Jurnal Law and Justice Vol. 2 No. 2 (Oktober 2017). 125.
2
Rudy Hartanto, “Peran Tata Kelola Perbankan Syariah Terhadap Risiko Perbankan Syariah Di
Indonesia”, Jurnal Imiah Akuntansi Universitas Pamulang Vol. 8 No. 1 (Januari 2020). 47.
meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku
serta nilai-nilai etika yang berlaku secara umum serta prinsip syariah.
Berdasarkan sistem hukum Indonesia, prinsip-prinsip syariah yang terkandung
dalam Al-Qur’an dan Hadis ini diterjemahkan dalam Fatwa yang dikeluarkan
oleh DSN, yang selanjutnya menjadi sumber dalam pembentukan perundang-
undangan yang mengatur aktivitas keuangan syariah di Indonesia. Berdasarkan
permasalahan yang telah diuraikan, penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
urgensi penerapan tata kelola perusahaan berdasarkan prinsip syariah (sharia
good governance) guna meningkatkan kepercayaan masyarakat dan mengubah
persepsi yang keliru tentang perbankan syariah, yang pada gilirannya dapat
mendorong percepatan pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia.3

Perusahaan dengan praktik good corporate governance (GCG) yang baik


akan dapat meningkatkan nilai perusahaan bagi pemegang skarena visi, misi dan
strategi perusahaan dinyatakan dengan jelas, nilai-nilai perusahaan serta kode
etik disusun untuk memastikan adanya kepatuhan seluruh jajaran perusahaan,
yang terdapat kebijakan untuk menghindari adanya benturan kepentingan dan
transaksi dengan pihak ketiga yang tidak tepat, serta risiko perusahaan dikelola
dengan baik dan terdapat sistem pengendalian dan monitoring yang baik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep dasar dan isu-isu dari tata kelola perusahaan (corporate
governance)?
2. Bagaimana mekanisme dan perlengkapan (mechanism & tools) dari tata
kelola perbankan syariah yang baik?
3. Bagaimana prinsip-prinsip rujukan International Financial Services Board
Guiding Principles?
4. Apa saja peraturan BI yang terkait dengan tata kelola perbankan syariah yang
baik?
3
Ibid., 126.
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep dasar dan isu-isu dari tata kelola
perusahaan (corporate governance).
2. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme dan perlengkapan (mechanism &
tools) dari tata kelola perbankan syariah yang baik.
3. Untuk mengetahui bagaimana prinsip-prinsip rujukan International
Financial Services Board Guiding Principles.
4. Untuk mengetahui apa saja peraturan BI yang terkait dengan tata kelola
perbankan syariah yang baik.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Tata Kelola Perusahaan (Corporate Governance): Konsep Dasar dan Isu-isu.


Kata “governance” berasal dari bahasa Prancis yaitu “gubernance” yang
memiliki arti pengendalian. Dari kata tersebut muncul suatu istilah “corporate
governance” yang biasanya dipergunakan dalam konteks perusahaan atau
organisasi. Pengertian tata kelola perusahaan adalah sebagai suatu sistem dimana
perusahaan akan diarahkan dan dikendalikan oleh dewan direksi sebagai suatu
tanggung jawab yang diberikan oleh para pemegang saham dengan tujuan
memuaskan kepentingan pemegang saham.4
Prinsip-prinsip yang direvisi menekankan pentingnya kerangka peraturan
dalam tata kelola perusahaan yang mempromosikan pasar yang efisien,
memfasilitasi penegakan yang efektif dan dengan jelas mendefinisikan tanggung
jawab antara otoritas pengawasan, peraturan dan penegakan yang berbeda.
Mereka juga menekankan perlunya memastikan garis tanggung jawab
manajemen yang transparan di dalam perusahaan sehingga membuat dewan dan
manajemen benar-benar akuntabel. Adapun isu-isu penting dalam tata kelola
perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Investor Institusi
• Mereka harus mengungkapkan kebijakan tata kelola perusahaan mereka,
bagaimana mereka memutuskan penggunaannya hak suara mereka dan
bagaimana mereka mengelola konflik kepentingan yang dapat
membahayakan pemungutan suara mereka.
• Pembatasan konsultasi antara pemegang saham tentang niat pemungutan
suara mereka harus dikurangi untuk mengurangi biaya kepemilikan
informasi.
2. Hak Pemegang Saham

4
Rachmaniar Myrianda Dwiputri, “Pengaruh Tata Kelola Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Dan
Kinerja Saham Pada Indeks Saham LQ45”, Jurnal Ekonomi dan Industri Vol. 20 No. 1 (Januari-April
2019).
• Hak investor harus diperkuat. Pemegang saham harus dapat menghapus
anggota dewan dan berpartisipasi secara efektif dalam proses
pencalonan dan pemilihan.
• Mereka harus dapat membuat pandangan mereka diketahui tentang
kebijakan remunerasi eksekutif dan dewan dan setiap komponen ekuitas
harus tunduk pada persetujuan mereka.
3. Konflik kepentingan dan tanggung jawab auditor
• Prinsip baru meminta lembaga pemeringkat dan analis untuk
menghindari konflik kepentingan.
• Tugas auditor harus diperkuat dan mencakup akuntabilitas pemegang
saham dan kewajiban kepada perusahaan untuk melaksanakan kehati-
hatian profesional ketika melakukan audit.
• Auditor harus sepenuhnya independen dan tidak dikompromikan oleh
hubungan lain dengan perusahaan.
4. Hak pemangku kepentingan dan perlindungan pelapor
• Prinsip mengacu pada hak pemangku kepentingan, baik yang ditetapkan
oleh hukum atau melalui kesepakatan bersama.
• Prinsip baru menganjurkan perlindungan bagi pelapor, termasuk institusi
melalui mana keluhan atau tuduhan mereka dapat ditangani dan
disediakan akses rahasia ke anggota dewan.5
B. Mekanisme & Perlengkapan Islamic Banking’s Good Corporate Governance
Mekanisme tata kelola dibutuhkan sebagai bagian penting dalam kerangka CG
(Corporate Governance) karena dapat memberikan jaminan penting (ensure)
bahwa setiap investor dapat memperoleh pengembalian investasi dari setiap
investasi yang dilakukannya. Governance Process merupakan cara atau

5
Elasrag, dkk, “Corporate governance in Islamic financial institutions”, (MPRA, Mei 2014). 28-29.
mekanisme yang dilakukan oleh organ perusahaan dan jajaran dibawahnya dalam
melakukan fungsi dan untuk mewujudkan komitmen dan struktur governance.6
Berikut ini adalah beberapa mekanisme dalam tata kelola perbankan syariah
yang baik, diantaranya yaitu:
1. Dewan Redaksi
Dewan Redaksi memiliki peran yang kuat dalam tata kelola
perusahaan. Namun, ia tidak dapat menjalankan peran ini secara efektif jika
para anggotanya tidak memiliki reputasi integritas moral dan tidak
memenuhi syarat secara teknis. Mereka harus cukup menyadari risiko dan
kompleksitas yang terlibat dalam bisnis perbankan, dan harus berusaha
sebaik mungkin untuk mematuhi standar profesional. Dalam sistem Islam,
mereka harus memiliki kualifikasi tambahan untuk mengetahui maqasid
syariah serta ajaran Islam terkait dengan bisnis dan keuangan. Salah satu
fungsi penting dewan adalah dengan jelas menentukan tujuan strategis dan
prinsip panduan untuk bank, kode etik untuk Manajemen Senior, dan
standar perilaku yang sesuai untuk staf.
2. Manajemen Senior
Manajemen bertanggung jawab atas fungsi bank sehari-hari.
Bertanggung jawab di hadapan direksi, yang memiliki kewenangan hukum
untuk mengangkat dan memberhentikan pejabat yang bersangkutan. Sama
seperti fungsi Dewan dan anggotanya yang harus secara jelas dirinci,
perilaku manajer juga perlu diatur untuk memastikan bahwa mereka tidak
bertindak dengan cara yang merugikan kepentingan pemegang saham dan
deposan. Sejumlah mekanisme telah dikembangkan untuk tujuan ini guna
meminimalkan konflik dan melindungi kepentingan semua pemangku
kepentingan. Sifat dan keefektifan dari mekanisme ini adalah subjek dari

6
Hadi Purnomo, “Model Penguatan Tata Kelola Bank Syariah Teori, Praktek, dan Gagasan
Konseptual”, (Malang: Literasi Nusantara Abadi, Desember 2022). 16.
sejumlah besar literatur yang tidak mungkin atau tidak diinginkan untuk
diringkas di sini.
3. Pemegang Saham dan Deposan
Deposan investasi berpartisipasi dalam untung dan rugi seperti
pemegang saham. Namun demikian, mereka tidak memiliki suara dalam
rapat pemegang saham meskipun simpanan mereka umumnya jauh lebih
besar daripada modal pemegang saham. Menjamin simpanan ini akan
bertentangan dengan semangat keuangan Islam. Meskipun para deposan
tidak terekspos secara langsung terhadap risiko bisnis perbankan, mereka
terekspos secara tidak langsung.7
Selain itu, sejak mobilisasi sumber daya keuangan oleh bank dari deposan
untuk memajukan investor yang penting untuk percepatan pembangunan
ekonomi, menyatakan bahwa perlu untuk menyeimbangkan fungsi ini dengan
perlindungan yang dapat diterima bagi mereka yang menyediakan sumber daya.
risiko yang diambil bank dan bisnis harus dicocokkan dengan pemeriksaan dan
keseimbangan yang memadai untuk meningkatkan kepercayaan mereka yang
menjadi sandaran kerja sistem. Berikut ini adalah beberapa perlengkapan dalam
tata kelola perbankan syariah yang baik, yaitu:
1. Sistem Pengendalian Internal
Adanya sistem pengendalian internal yang efektif sangat diperlukan
untuk keamanan dan kesehatan semua lembaga keuangan, dan bank
syariah tidak bisa menjadi pengecualian. Kontrol internal juga sangat
diperlukan untuk memastikan pengawasan manajemen dan
mengembangkan budaya yang sehat di dalam institusi. Pengalaman telah
menunjukkan bahwa keberadaan kontrol internal yang efektif dapat
mencegah, atau memungkinkan deteksi dini, masalah yang dihadapi
sejumlah bank, dan dengan demikian membantu menghindari kegagalan

7
M. Umer Chapra, dkk, “Corporate Governance In Islamic Financial Institutions”, (Islamic
Development Bank, Januari 2002). 29-40.
bank dan krisis sistemik, tidak mengherankan jika komite basel serta
pengawas perbankan di seluruh dunia. dunia semakin berfokus pada
pentingnya pengendalian internal yang baik.
2. Meningkatkan Transparansi Bank
Untuk alasan ini transparansi sangat penting bagi semua pelaku pasar.
Bahkan lebih penting dalam sistem PLS di mana deposan investasi akan
terpapar pada risiko kerugian, dan oleh karena itu, ingin memiliki semua
informasi yang diperlukan untuk memungkinkan mereka memilih untuk
investasi mereka bank yang kinerjanya menurut mereka. terbaik. Oleh
karena itu, BCBS dengan tepat menganggap transparansi sebagai elemen
kunci dalam sistem perbankan yang aman dan sehat yang diawasi secara
efektif.
3. Audit Eksternal
Semakin kompleksnya bisnis perbankan serta krisis yang dialami oleh
sistem keuangan internasional telah mengangkat fungsi audit eksternal ke
posisi yang sangat penting dalam semua sistem keuangan. Namun, hal ini
bahkan lebih menuntut dan menantang dalam sistem keuangan Islam. Hal
tersebut akan diperlukan untuk auditor eksternal untuk memastikan tidak
hanya bahwa laporan keuangan bank disusun dalam semua hal yang
material sesuai dengan standar yang diterima secara professional standar
pelaporan keuangan tetapi juga bahwa laba atau rugi yang diumumkan
oleh bank benar-benar mencerminkan kondisi bank dan bahwa laba
diperoleh tanpa melanggar standar pelaporan keuangan ajaran syariat.8

C. Prinsip-Prinsip Rujukan International Financial Services Board Guiding


Principles.

8
Ibid., 46-63.
International Financial Services Board (IFSB) didirikan pada tahun 2002.
IFSB adalah badan internasional yang diselenggarakan oleh Malaysia. Sejak
didirikan, IFSB telah menerbitkan 17 standar, prinsip panduan dan catatan teknis
di bidang manajemen risiko, tata kelola perusahaan, transparansi dan disiplin
pasar, dan lain-lain. IFSB bekerja sama erat dengan Komite Basel untuk
Pengawasan Perbankan, Organisasi Internasional untuk Komisi Sekuritas dan
Asosiasi Pengawas Asuransi Internasional.
Arti dari International Financial Services Board (IFSB) adalah badan standar
global yang dibentuk oleh bank sentral dan otoritas pengawasan perbankan dari
seluruh dunia untuk mengembangkan standar, prinsip-prinsip syariah, dan
keuangan global untuk industri jasa keuangan. Berikut ini adalah beberapa
prinsip-prinsip rujukan dari IFSB, yaitu:
1. Prinsip kejujuran dan keadilan
Islamic Financial Institutions (IIFS) atau lembaga keuangan syariah
harus memperlakukan semua pemegang saham secara adil bahkan berusaha
jujur dan berintegrasi dengan semua pihak yang terkait dengannya. Pada
prinsip pertama ini lembaga pembiayaan tidak diperbolehkan membuat
laporan potensi penyimpangan pemegang saham dan pelaku pasar lainnya.
IFSB pun menghimbau kepada seluruh lembaga keuangan untuk
memberikan kebijakan kepada pelapor-pelapor pelanggaran bisnis agar
memberikan keadilan ketika menemukan pelanggaran dalam menjalankan
bisnis. Maka prinsip kejujuran dan keadilan menjadi tujuan terpenting dari
prinsip etika berbisnis.
2. Prinsip perhatian dan ketekunan
Lembaga Keuangan Syariah (LKI) harus memperhatikan nilai-nilai
kepedulian, keterampilan, dan ketekunan dalam berurusan dengan semua
investor. LKI harus melakukan semua pemeriksaan terkait dengan
operasional perusahaan termasuk tata cara dalam hal penyediaan barang,
pembiayaan-pembiayaan pengiriman yang sesuai dengan yurisprudensi
Islam. Dalam rangka menjaga agar LKI bisa merawat barang atau aset yang
sudah diinvestasikan.
3. Prinsip kemampuan
Prinsip ini mensyaratkan dewan redaksi, manajer senior, staf dan
dewan pengawas (seperti staf LKI) untuk dapat melaksanakan tugas yang
menjadi kompetensinya. Kemampuan yang dibutuhkan harus mencakup
pemahaman tentang aturan dan prinsip-prinsip syariah yang menjadi
kewajiban atas tugasnya.
4. Prinsip informasi tentang klien
Lembaga Keuangan Islam (IIFS) harus mengetahui nasabah untuk
memastikan bahwa bisnis dan investornya mengetahui tujuan dari segala
jenis pembiayaan sesuai dengan prinsip Islam. Eksploitasi juga biasa
dilakukan dengan memanfaatkan ketidaktahuan sebagian masyarakat
tentang kondisi pasar. Islam melarang intervensi perantara yang melibatkan
eksploitasi barang dengan mengeksploitasi ketidaktahuan beberapa pihak
terhadap harga pasar. Perilaku seperti ini adalah tindakan yang tidak biasa
dilakukan dzalim di masa jahiliah.9
Prinsip-prinsip ini bertujuan untuk memastikan kestabilan dan keamanan
sistem keuangan global serta memberikan perlindungan yang memadai bagi
konsumen dan masyarakat. Selain itu, prinsip-prinsip ini juga mempromosikan
keuangan yang bertanggungjawab secara sosial dan lingkungan, serta
meningkatkan akses layanan keuangan bagi semua orang.

D. Peraturan BI Terkait.
Terkait tata kelola perusahaan yang baik di Indonesia sendiri sudah diatur
dalam Peraturan Bank Indonesia No.11/33/PBI/2009 Pasal 2 mengenai
9
Kiki Pungki Kumalasari, “The Islamic Business Ethics Review toward Earning Management on
Islamic Financial Service Board (IFSB) 09 Version”, Journal of Islamic Economics and Philanthropy
Vol. 01 No. 4 (November 2018). 126-136.
Pelaksanaan Tata Kelola untuk Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
yang berisikan bahwa bank wajib melakukan good corporate governance dalam
setiap kegiatan usahanya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Tujuan
adanya regulasi ini adalah untuk memperkuat kondisi internal perbankan dalam
menghadapi risiko yang semakin kompleks, berupaya melindungi kepentingan
dari pemangku kepentingan dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku serta nilai etika pada perbankan.10
Secara umum, bank syariah memiliki mekanisme GCG yang sama dengan
bank konvensional, yaitu terdiri atas Dewan Komisaris, Dewan Direksi, dan
beberapa komite sebagai pihak eksternal yang membantu pengawasan direksi.
Perbedaan hanya terletak pada adanya Dewan Pengawas Syariah (DPS), yang
bertugas mengawasi kegiatan bank umum syariah agar sesuai dengan syariat-
syariat Islam.11

BAB III
PENUTUP

10
Hanifa, dkk, “Pengaruh Tata Kelola Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Bank Islam Di
Indonesia”, Diponegoro Journal of Accounting Vol. 9 No. 2 (2020). 2.
11
Triana Novitasari, “Pengaruh Tata Kelola Perusahaan Dan Kualitas Auditor Terhadap Manajemen
Laba Pada Bank Umum di Indonesia”, JEAM Vol. 18 No. 2 (September 2019). 87.
A. Kesimpulan
Tata kelola perusahaan adalah sebagai suatu sistem dimana perusahaan akan
diarahkan dan dikendalikan oleh dewan direksi sebagai suatu tanggung jawab
yang diberikan oleh para pemegang saham dengan tujuan memuaskan
kepentingan pemegang saham. Di dalam tata kelola perusahaan ada beberapa isu-
isu penting, diantaranya yaitu investor institusi, hak pemegang saham, konflik
kepentingan dan tanggung jawab auditor, dan hak pemangku kepentingan dan
perlindungan pelapor
Mekanisme tata kelola dibutuhkan sebagai bagian penting dalam kerangka CG
(Corporate Governance) karena dapat memberikan jaminan penting (ensure)
bahwa setiap investor dapat memperoleh pengembalian investasi dari setiap
investasi yang dilakukannya. Adapun mekanisme tata kelola adalah dewan
syariah, manajemen senior, pemegang saham dan deposan. Selain itu tata kelola
juga mempunyai perlengkapan, diantaranya adalah sistem pengendalian internal,
meningkatkan transparansi bank, dan audit eksternal.
International Financial Services Board (IFSB) adalah badan standar global
yang dibentuk oleh bank sentral dan otoritas pengawasan perbankan dari seluruh
dunia untuk mengembangkan standar, prinsip-prinsip syariah, dan keuangan
global untuk industri jasa keuangan. Adapun prinsip-prinsip dari rujukan IFSB
yaitu prinsip kejujuran dan keadilan, prinsip perhatian dan ketekunan, dan prinsip
kemampuan, dan prinsip informasi tentang klien.
Terkait tata kelola perusahaan yang baik di Indonesia sendiri sudah diatur
dalam Peraturan Bank Indonesia No.11/33/PBI/2009 Pasal 2 mengenai
Pelaksanaan Tata Kelola untuk Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
yang berisikan bahwa bank wajib melakukan good corporate governance dalam
setiap kegiatan usahanya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar, Lastita dkk, Oktober 2017. “Percepatan Pertumbuhan Perbankan
Syariah Melalui Implementasi Tata Kelola Syariah”, Jurnal Law and Justice
Vol. 2 No. 2.
Chapra , M. Umer dkk. Januari 2002 “Corporate Governance In Islamic Financial
Institutions”, Islamic Development Bank.
Dwiputri ,Rachmaniar Myrianda. Januari-April 2019. “Pengaruh Tata Kelola
Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Dan Kinerja Saham Pada Indeks
Saham LQ45”, Jurnal Ekonomi dan Industri Vol. 20 No. 1.
Elasrag, dkk, Mei 2014 “Corporate governance in Islamic financial institutions”,
MPRA.
Hanifa, dkk. 2020. “Pengaruh Tata Kelola Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan
Pada Bank Islam Di Indonesia”, Diponegoro Journal of Accounting Vol. 9
No. 2.
Hartanto, Rudy. Januari 2020. “Peran Tata Kelola Perbankan Syariah Terhadap
Risiko Perbankan Syariah Di Indonesia”, Jurnal Imiah Akuntansi Universitas
Pamulang Vol. 8 No. 1.
Novitasari, Triana. September 2019. “Pengaruh Tata Kelola Perusahaan Dan
Kualitas Auditor Terhadap Manajemen Laba Pada Bank Umum di
Indonesia”, JEAM Vol. 18 No. 2
Purnomo, Hadi. Desember 2022. “Model Penguatan Tata Kelola Bank Syariah Teori,
Praktek, dan Gagasan Konseptual”. Malang: Literasi Nusantara Abadi.
Pungki Kumalasari, Kiki. November 2018. “The Islamic Business Ethics Review
toward Earning Management on Islamic Financial Service Board (IFSB) 09
Version”, Journal of Islamic Economics and Philanthropy Vol. 01 No. 4.

Anda mungkin juga menyukai