Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah S.W.T., karena atas rahmat dan
nikmat yang telah dilimpahkan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Good Corporate Governance” tanpa suatu halangan
apapun.
Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada Bapak selaku dosen pengampu
yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk membuat makalah ini.
Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin...
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul……………………………………….……………….…………..i
Kata Pengantar……..……………………………………………………………ii
Daftar Isi…………………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN………..…………………………………………..…...1
A. Latar Belakang…………………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah………………………………………….......................2
C. Tujuan penulisan……………………………………………………….….2
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………...…….3
A. Kesimpulan………………………………………………………………18
B. Saran……………………………………………………………………...18
DAFTAR PUSTAKA……………...……………………………………………20
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
ditambah dengan kemudahan dalam memperoleh dana atau modal, secara
logis perolehan laba akan lebih meningkat lagi.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dan gambaran umum Good Corporate Governance?
2. Bagaimana organisasi dan mekanisme kerja Good Corporate Governance?
3. Apa sajakah berbagai steakholder yang terkait dalam Good Corporate
Governance?
4. Apa sajakah asas dan prinsip dari good corporate governance?
5. Bagaimana penerapan good corporate governance yang efektif?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengetian serta gambaran umum Good Corporate
Governance
2. Mengidentifikasi organisasi dan mekanisme kerja Good Corporate
Governance
3. Mengetahui berbagai steakholder yang terkait dalam Good Corporate
Governance
4. Mengetahui lebih detail asas dan prinsip dari good corporate governance
5. Mengidentifikasi penerapan good corporate governance yang efektif
2
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Dan Gambaran Umum
3
masyarakat sebagai pengguna produk dan jasa dunia usaha. Prinsip dasar
yang harus dilaksanakan oleh masing-masing pilar adalah:
Inti dari kebijakan tata kelola perusahaan adalah agar pihak-pihak yang
berperan dalam menjalankan perusahaan memahami dan menjalankan fungsi dan
peran sesuai wewenang dan tanggung jawab. Pihak yang berperan meliputi
pemegang saham, dewan komisaris, komite, direksi, pimpinan unit dan karyawan.
Konsep Good Corporate Governance (GCG) adalah konsep yang sudah saatnya
diimplementasikan dalam perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia, karena
melalui konsep yang menyangkut struktur perseroan, yang terdiri dari unsur-unsur
4
RUPS, direksi dan komisaris dapat terjalin hubungan dan mekanisme kerja,
pembagian tugas, kewenangan dan tanggung jawab yang harmonis, baik secara
intern maupun ekstern dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan demi
kepentingan shareholders dan stakeholders.
Dalam hal penerapan prinsip GCG harus disadari bahwa penerapan Tata
Kelola Perusahaan yang baik hanya akan efektif dengan adanya asas kepatuhan
dalam kegiatan bisnis sehari-hari, terlebih dahulu diterapkan oleh jajaran
manajemen dan kemudian diikuti oleh segenap karyawan. Melalui penerapan
yang konsisten, tegas dan berkesinambungan dari seluruh pelaku bisnis.
5
Dengan pemberlakukan Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas akankah implementasi GCG di Indonesia akan terwujud ?
Hal ini tergantung pada penerapan dan kesadaran dari perseroan tersebut akan
pentingnya prinsip GCG dalam dunia usaha.
6
d. Menciptakan dukungan para stakeholder (para pihak yang berkepentingan)
dalam lingkungan perusahaan tersebut terhadap keberadaan dan berbagai
strategi dan kebijakan yang ditempuh perusahaan, karena umumnya
mereka mendapat jaminan bahwa mereka juga mendapat manfaat
maksimal dari segala tindakan dan operasi perusahaan dalam menciptakan
kemakmuran dan kesejahteraan.
2. Dewan Komisaris
3. Direksi
7. Audit Ekstern
9. Stakeholders
7
(RUPS) merupakan forum dimana Direksi dan Komisaris melaporkan dan
bertanggungjawab atas kinerja mereka terhadap Pemegang Saham.
2. Dewan Komisaris
3. Direksi
Direksi dipimpin oleh Direktur Utama dan wajib berasal dari pihak
yang independen terhadap pemegang saham pengendali. Penilaian
independensi didasarkan pada keterkaitan yang bersangkutan pada
kepengurusan, kepemilikan dan/atau hubungan keuangan, serta hubungan
keluarga dengan pemegang saham pengendali. Setiap usulan penggantian
dan/atau pengangkatan anggota Direksi oleh Dewan Komisaris kepada
Rapat Umum Pemegang Saham, harus memperhatikan rekomendasi Komite
Remunerasi dan Nominasi.
8
berjalannya sistem governance dalam sebuah organisasi (Walsh dan
Seward, 1990).
Walsh dan Seward (1990) menyatakan bahwa terdapat 2 mekanisme untuk
membantu menyamakan perbedaan kepentingan antara pemegang saham
dan manajer dalam rangka penerapan GCG, yaitu:
1) mekanisme pengendalian internal perusahaan,
Mekanisme pengendalian internal adalah pengendalian perusahaan
yang dilakukan dengan membuat seperangkat aturan yang mengatur
tentang mekanisme bagi hasil, baik yang berupa keuntungan, return
maupun risiko-risiko yang disetujui oleh prinsipal dan agen. Salah
satu pilihan mekanisme pengendalian internal untuk menyamakan
kepentingan pemegang saham dan manajer adalah kontrak insentif
jangka panjang (Walsh dan Seward, 1990; Jensen, 1993). Kontrak
jangka panjang ini dilakukan dengan memberikan insentif pada
menajer apabila nilai perusahaan atau kemakmuran pemegang saham
meningkat, salah satunya dengan cara memberi kepemilikan saham
kepada manajer (Jensen dan Meckling, 1976; Fama, 1980). Dengan
demikian, manajer akan termotivasi untuk meningkatkan nilai
peruahaan atau meningkatkan kemakmuran pemegang saham karena
hal tersebut juga akan meningkatkan kekayaan manajer sendiri.
2) mekanisme pengendalian eksternal berdasarkan pasar.
Mekanisme pengendalian eksternal adalah pengendalian perusahaan
yang dilakukan oleh pasar. Menurut teori pasar untuk pengendalian
perusahaan (market for corporate control), pada saat diketahui bahwa
manajemen berperilaku menguntungkan diri sendiri, kinerja
perusahaan akan menurun yang direfleksikan oleh nilai saham
perusahaan. Pada kondisi tersebut, kelompok menajer lain akan
menggantikan manajer yang sedang memegang jabatan. Dengan
demikian bekerjanya market for corporate control bisa menghambat
tindakan menguntungkan diri manajer sendiri (Jensen dan Meckling,
1976).
9
C. Berbagai Stakeholder yang terkait
Clarkson (dalam artikel tahun 1994) juga telah memberikan definisi yang
bahkan lebih sempit lagi di mana stakeholder didefinisikan sebagai suatu
kelompok atau individu yang menanggung suatu jenis risiko baik karena
mereka telah melakukan investasi (material ataupun manusia) di perusahaan
tersebut (‘stakeholder sukarela’), ataupun karena mereka menghadapi risiko
akibat kegiatan perusahaan tersebut (‘stakeholder non-sukarela’). Karena itu,
10
stakeholder adalah pihak yang akan dipengaruhi secara langsung oleh
keputusan dan strategi perusahaan.
11
menyatakan penentangan atau dukungannya secara vokal (aktif), namun
ada pula yang menyatakan secara silent (pasif).
Teori Stakeholder
12
Dalam proses memaknai peran kunci stakeholders (pemangku
kepentingan), mencakup 3 domain good governance, yaitu:
1. Pemerintah yang berperan menciptakan iklim politik dan hukum yang
kondusif.
2. Sektor swasta yang berperan menciptakan lapangan pekerjaan dan
pendapatan.
3. Masyarakat yang berperan mendorong interaksi sosial, konomi, politik dan
mengajak seluruh anggota masyarakat berpartisipasi (Efendi, 2005).
Proses dan struktur dalam mengelola perusahaan kearah peningkatan
kemakmuran dan pertanggungjawaban perusahaan dengan tujuan akhir
mewujudkan nilai jangka panjang pemegang saham dengan tetap
memperhatikan kepentingan berbagai pihak yang terkait (stakeholders).
4. Asas Keterbukaan
13
penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas
hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara.
5. Asas Proporsoionalitas
6. Asas Profesionalitas
7. Asas Akuntabilitas
Asas yang dapat menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir
dari kegiatan penyelenggaraan negera harus dapat dipertanggungjawabkan
kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi
negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
8. Asas Efisiensi
9. Asas Efektivitas
14
Prinsip good corporate governance
• Transparency
• Accountability
• Responsibility
• Independency
• Fairness
15
E. Penerapan Good Corporate Governance yang Efektif
Konsep good governance dapat diartikan menjadi acuan untuk proses dan
struktur hubungan politik dan sosial ekonomi yang baik. Human interest
adalah faktor terkuat yang saat ini mempengaruhi baik buruknya dan tercapai
atau tidaknya sebuah negara serta pemerintahan yang baik. Sudah menjadi
bagian hidup yang tidak bisa dipisahkan bahwa setiap manusia memiliki
kepentingan. Baik kepentingan individu, kelompok, dan/atau kepentingan
masyarakat nasional bahkan internasional. Dalam rangka mewujudkan setiap
kepentingan tersebut selalu terjadi benturan. Begitu juga dalam
merealisasikan apa yang namanya “good governance” benturan kepentingan
selalu lawan utama. Kepentingan melahirkan jarak dan sekat antar individu
dan kelompok yang membuat sulit tercapainya kata “sepakat”.
16
governance menyentuh 3 (tiga) pihak yaitu pihak pemerintah (penyelenggara
negara), pihak korporat atau dunia usaha (penggerak ekonomi), dan
masyarakat sipil (menemukan kesesuaiannya). Ketiga pihak tersebut saling
berperan dan mempengaruhi dalam penyelenggaraan negara yang baik.
Sinkronisasi dan harmonisasi antar pihak tersebut menjadi jawaban besar.
Namun dengan keadaan Indonesia saat ini masih sulit untuk bisa terjadi
(Efendi, 2005).
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Untuk dapat memperoleh tata kelola perusahaan yang baik, kita perlu
memahami lebih dalam tentang Good Corporate Governance yang mana
dapat membantu kita membentuk perusahaan yang baik sesuai dengan
tujuan yang ditentukan oleh perusahaan sebelumnya. Oleh sebab itu,
18
pembahasan ini dapat membantu para pembaca untuk dapat dijadikan
referensi yang mengacu pada tata kelola perusahaan yang baik.
19
DAFTAR PUSTAKA
Arafat, Wilson, Mohamad Fajri MP, Smart Strategy for 360 degree GCG (Good
Corporate Governance) (October 2009). Skyrocketing Publisher. ISBN
978-979-18098-1-8
Arafat, Wilson, How To Implement GCG Effectively (July 2008). Skyrocketing
Publisher.
Becht, Marco, Patrick Bolton, Ailsa Röell, Corporate Governance and
Control (October 2002; updated August 2004). ECGI - Finance Working
Paper No. 02/2002.
Miko Kamal, Undang Undang PT dan Harapan Implementasi
GCG, www.alf.com,2008
http://gustiphd.blogspot.com/2011/10/sejarah-lahir-gcg-dan-
perkembangannya.html
http://onvalue.wordpress.com/2007/10/09/sejarah-timbulnya-corporat-
governance/
20