Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“BUDAYA dan LINGKUNGAN MANAJEMEN”


Mata Kuliah Manajemen

Dosen Pembimbing : Pak Akhmad Solikin

Disusun Oleh:

Amelia Rahmadhany(5)
Dinna Ayu Sekarwangi(14)
Justianto Orisa(21)
Ricky Pemerena Purba (33)

D-3 AKUNTANSI

Politeknik Keuangan Negara STAN

2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kasih-Nya
sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
pikirannya.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca. Untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi
makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami , kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tangerang Selatan, 25 Februari 2019,

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................iii
BAB I......................................................................................................................................................1
MANAJER: OMNIPOTENT ATAU SIMBOLIS?.............................................................................1
A. Pandangan Mumpuni.............................................................................................................1
B. Pandangan Simbolis...............................................................................................................1
C. Realitas Menyiratkan Adanya Sintesis...................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................................................3
LINGKUNGAN dan BUDAYA ORGANISASI...........................................................................................3
A. Lingkungan organisasi................................................................................................................3
B. Budaya Organisasi......................................................................................................................3
BAB III....................................................................................................................................................4
HAMBATAN DAN TANTANGAN BUDAYA ORGANISASI (INTERNAL).................................4
A. Tantangan Budaya Organisasi................................................................................................4
B. Hambatan Budaya Organisasi................................................................................................6
BAB IV....................................................................................................................................................8
HAMBATAN dan TANTANGAN LINGKUNGAN EKSTERNAL..............................................8
A. Lingkungan Langsung Eksternal............................................................................................8
B. Elemen Lingkungan Umum (Lingkungan Tidak Langsung)..................................................9
C. Model Hubungan Organisasi-Lingkungan...........................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................12

3
BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang

4
5
6

BAB II
LINGKUNGAN dan BUDAYA ORGANISASI

A. Lingkungan organisasi

Lingkungan organisasi merupakan segala sesuatu yang berada di luar organisasi yang
terdiri dari variabel-variabel yang dapat mempengaruhi aktivitas organisasi

Wheelen dan Hunger (2000) membedakan lingkungan yang dihadapi oleh organisasi terdiri
atas lingkungan eksternal (external environment) dan lingkungan internal (internal
environment),

Lingkungan internal (internal environmental) merupakan variabel - variabel yang ada di


dalam organisasi/perusahaan, tetapi variabel- variabel tersebut tidak selalu terlibat dalam
pengawasan pimpinan untuk jangka pendek.
Lingkungan internal adalah tempat manajer bekerja yang mencakup budaya perusahaan,
teknologi produksi, struktur organisasi, dan fasilitas fisik.Lingkungan internal meliputi ;
pekerja/karyawan, dewan komisaris, dan pemegang saham

Lingkungan eksternal (external environmental) adalah variabel-variabel yang berada di luar


organisasi/perusahaan dan tidak terlibat dalam pengawasan pimpinan untuk jangka
pendek..Lingkungan eksternal terdiri dari dua komponen, yakni lingkungan mikro dan
lingkungan makro.

Lingkungan eksternal mikro merupakan unsur-unsur yang berpengaruh langsung terhadap


organisasi, yang terdiri dari pesaing, penyedia , langganan , lembaga keuangan , pasar tenaga
kerja , dan perwakilan- perwakilan pemerintah

Lingkungan eksternal makro merupakan kondisi eksternal yang luas yang dapat
mempengaruhi organisasi serta berpengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja
organisasi. Meliputi berbagai faktor, antara lain kondisi ekonomi, politik dan hukum, sosial
budaya, demografi, teknologi, dan kondisi global yang mungkin mempengaruhi organisasi.

B. Budaya Organisasi

Budaya organisasi ialah sehimpunan nilai, prinsip, tradisi dan cara bekerja yang dianut
bersama oleh para anggota organisasi dan mempengaruhi cara mereka bertindak.serta
membedakan organisasi tersebut dengan yang aslinya

Budaya mempunyai beberapa makna yaitu :


a). Budaya adalah sebuah presepsi , bukan sesuatu yang dapat disentuh atau dilihat secara
fisik, namun para karyawan menerima dan memahami melalui apa yang mereka alami dalam
organisasi.
b). Budaya adalah organisasi yang bersifat deskriptif yaitu berkenaan dengan bagaimana
para anggota menerima dan mengartikan budaya tersebut.
c). Budaya merupakan aspek penerimaan ( penganutan ) yaitu meskipun para anggota dari
7

latar belakang yang berbeda dan dari jenjang organisasi yang berbeda tetapi mereka
cenderung mengartikan budaya organisasi dengan cara yang sama.
8

BAB III
HAMBATAN DAN TANTANGAN BUDAYA ORGANISASI (INTERNAL)

Budaya organisasi sangat mempengaruhi kinerja manajer dari suatu perusahaan.


Karena budaya organisasi dibatasi oleh hal-hal apa yang boleh dilakukan dan hal apa yang
tidak boleh dilakukan, maka budaya sangat relevan dengan pekerjaan para manajer. Selain
manajer seorang seluruh staff yang ada diperusahaanpun akan merasakan dampak yang sama
terhadap budaya yang diterapkan di dalam suatu organisasi. Namun seringkali terdapat
hambatan dan tantangan yang dihadapi oleh seorang manajer untuk menerapkan budaya
organisasi yang akan dijelaskan dalam penjelasan berikut ini.

A. Tantangan Budaya Organisasi

Tantangan disini menjelaskan contoh tantangan apa saja yang dapat kita terapkan dalam
membangun suatu budaya organisasi serta memberikan bagaimana cara suatu perusahaan
menerapkan tantangan budaya organisasi yang mempunyai nilai positif terhadap perusahaan
atau organisasi itu sendiri yang akan menghasilkan keuntungan sebelum menerapkan atau
menghilangkan suatu budaya perusahaan atau organisasi. Tantangan budaya organisasi
tersebut diantaranya adalah :
 Menciptakan Budaya Beretika
Kandungan dan kekuatan budaya organisasi dapat mempengaruhi iklim etika serta
perilaku etika di antara para anggotanya. Jika budaya itu kuat dan menjunjung tinggi
etika, akan timbul pengaruh positif dan dorongan yang kuat pada para karyawan
untuk berperilaku etis. Budaya organisasi yang paling mungkin menegakkan standar
etika yang tinggi di kalangan para anggota organisasi adalah budaya yang
memberikan toleransi yang tinggi terhadap resiko, memberi ruang bagi agresivitas
yang rendah atau sedang-sedang saja, dan memberikan penekanan yang sama kuat
pada hasil maupun prosesnya. Dampak yang ditimbulkan adalah akan mendukung
keberanian untuk mengambil resiko dan berinovasi dan terdorong untuk
menghilangkan iklim persaingan yang berlebihan dan tidak sehat, serta akan
mempertimbangkan bagaimana sasaran dapat dicapai selain sasaran apa yang dicapai.
Langkah yang dapat diambil seorang manajer untuk membangun budaya yang
beretika adalah sebagai berikut :
1. Berikan tauladan secara myata dan kentara.
2. Adakan sesi-sesi pelatihan dan pembelajaran etis.
3. Komunikasikan keinginan-keinginan Anda tentang etika kerja secara jelas.
4. Berikan reward and punishment terhadapa orang yang melanggar etika.
5. Buat prosedur yang bersifat preventif untuk menjaga karayawan dalam
menyuarakan keprihatinan tentang masalah-masalah etika secara bebas dan
melaporkan tindakan pelanggaran etika tanpa rasa takut.
 Menciptakan Budaya Inovatif
9

Inovasi sangatlah vital dalam suatu perusahaan agar dapat bertahan hidup dalam
membangun atau bertahan dari segala macam bentuk ancaman yang datang. Inovasi
selalu menghasilkan suatu kreasi yang belum pernah dilakukan oleh perusahaan atau
organisasi lain. Fakta yang ada menunjukan bahwa semia perusahaan yang sukses
pasti menerapkan budaya yang mendukun inovasi.

Ciri-ciri perusahaan yang memiliki budaya inovatif adalah sebagai berikut:

1. Tantangan dan keterlibatan. Disini menjelasakan apakah karyawan terlibat dan


berkomitmen pada sasaran jangka panjang serta kesuksesan perusahaan.

2. Kebebasan. Karyawan dapat mendefinisikan pekerjaannya sendiri secara


independen, bebas berpendapat dan mengambil inisiatif dalam berbagai
aktivitas kerja mereka.

3. Kepercayaan dan keterbukaan. Karyawan memperlihatkan kepedulian


terhadapa sesama.

4. Waktu bagi gagasan. Karyawan diberikan waktu yang cukup dalam


mendalami lebih jauh ide atau gagasan sebelum mengambil tindakan.

5. Keceriaan/humor. Lingkungan kerja bersifat ceria dan tidak membosankan.

6. Penyelesaian konflik. Di dalam perusahaan apa yang harus didahulukan antara


kepentingan individu atau organisasi

7. Silang pendapat. Diperbolehkannya untuk mengutarakan pendapat pribadinya


dan mengusulkan gagasan untuk ditinjau serta dipertimbangkan

 Menciptakan Budaya Berorientasi Pelanggan


Sejumlah penelitian internal yang dilakukan sejumlah perusahaan mengungkapkan
bahwa para pelanggan atau konsumen merasa puas dengan pelayanan atau barang
yang dihasilkan oleh perusahaan itu sehingga seorang pelanggan akan menghabiskan
uang yang lebih banyak untuk memakai jasa atau produk yang dihasilkan oleh
perusahaan atau organisasi tersebut. Karena dampak yang ditimbulkan seperti ini,
lantas para manajer berlomba-lomba untuk menciptakan budaya yang berorientasi
pelanggan. Ciri-ciri budaya berorientasi pelanggan sebagai berikut:
Karakteristik Budaya yang Saran bagi Para Manajer
Berorientasi-Pelanggan
Tiper Karayawan Pekerjakan orang-orang dengan berbagai
kepribadian dan sifat yang sejalan dengan
paradigma pelayanan pelanggan: bersahabat,
penuh perhatian, antusias, sabar, mampu menjadi
pendengar yang baik.
Tipe lingkungan kerja Rancanglah skema pekerjaan yang memberikan
kebebasan seluas mungkin bagi para karyawan
untuk memuaskan pelanggan, tanpa harus
dibelenggu oleh aturan-aturan dan prosedur yang

10
kaku
Pemberdayaan Bagi para karyawan yang terlibat langsung di
berbagai aktivitas pelayanan pelanggan, berikan
mereka kewenangan untuk mengambil keputusan
harian menyangkut hal-hal yang terkait dengan
pekerjaan rutinnya
Kejelasan peran Minimalkan ketidakjelasan tentang apa yang boleh
dan tidak boleh dilakukan oleh para karyawan
yang berkecimpung langsung dalam pelayanan
pelanggan, dengan memberikan pelatihan yang
terus-menerus tentang pengetahuan produk,
kemampuan mendengar, dan keterampilan perilaku
lainnya.
Keinginan yang tak pernah Pertegas komitmen untuk selalu bersedia
padam untuk memberikan melakukan apa pun yang diperlukan, meski hal itu
kepuasan dan kesenangan berada di luar ruang-lingkup normal perkjaan sang
kepada pelanggan karyawan.

 Menciptakan Budaya Yang Mendukung Kebhinekaan

Organisasi-organisasi masa kini dicirikan oleh kebhinekaan tenaga kerja – yaitu


memperkerjakan orang-orang dengan latar belakang yang heterogen – baik ras, etnik,
usia, jenis, kelamin, maupun karakteristik lainnya. Para manajer harus menilik dan
merenungkan dalam-dalam apakah budaya organisasinya benar-benar dapat
mengayomi keragaman pandangan, ketimbang hanya terpaku pada sebuah gagasan
yang homogen saja. Kebhinekaan organisasi tidak lagi merupakan sesuatu yang
tercipta karena kewajiban hukum belaka. Sehingga organisasi yang menerapkan
budaya ini akan memiliki dampak positif dalam menghadapi permasalahan yang
kreatif dan meningkatkan moral kerja para karyawan.

B. Hambatan Budaya Organisasi

Hambatan dalam budaya organisasi dalam lingkup internal adalah sebagai berikut:
1. Komunikasi
Komunikasi yang efektif dalam organisasi mempunyai dampak positif terhadap budaya
perusahaan. Dengan komunikasi yang efektif, pihak manajemen dapat melakukan sosialisasi
tujuan dan misi perusahaan, menyampaikan aturan perusahaan, dan memberitahukan
kebijakan-kebijakan yang ditetapkan./ Pola komunikasi yang diterapkan dalam perusahaan
akan menciptakan suatu pola tingkah laku karyawan dalam berhubungan antar mereka satu
sama lain, ataupun antara atasan dan bawahan.

2. Motivasi
Upaya-upaya manajemen memotivasi karyawan juga membentuk budaya tersendiri dalam
perusahaan. Apakah karyawan selalu dimotivasi dengan uang, bagaimana perusahaan
memandang kerja keras karyawan, atau sejauh mana perusahaan memperhatikan kondisi

11
lingkungan kerja. Upaya perusahaan memotivasi karyawan akan menunjukkan bagaimana
perusahaan memandang sumber daya manusia yang ada didalamnya.

3. Karakteristik Organisasi
Ukuran dan kompleksitas organisasi akan menentukan tingkat spesialisasi dan hubungan
personal, yang selanjutnya mempengaruhi tingkat otoritas pengambilan keputusan,
kebebasan, tanggung jawab, dan proses komunikasi yang terjadi. Selain itu, bidang kegiatan
organisasi juga mempengaruhi budaya yang berlaku di organisasi.

4. Proses-proses Administrasi
Yang dimaksud dalam hal ini adalah pemberian penghargaan terhadap yang berprestasi,
toleransi terhadap konflik, dan kerja kelompok yang terjadi. Proses ini akan mempengaruhi
budaya karena akan menunjukkan individu yang bagaimana yang dipandang berhasil dalam
perusahaan, bagaimana perusahaan memandang konflik, dan apakah perusahaan tersebut
menekankan kerja kelompok atau individu.

5. Struktur Organisasi
Struktur organisasi bisa saja kaku ataupun fleksibel. Selain itu dalam setiap organisasi
mungkin pula terjadi sentralisasi dan formalisasi yang tinggi ataupun rendah. Semua ini
berpengaruh pada budaya perusahaan. Dalam struktur yang kaku dan formalisasi yang tinggi,
akan berlaku kebiasaan untuk menghindari sesuatu yang tidak pasti, dan segala sesuatu harus
dibuat aturan tertulisnya. Dalam struktur yang fleksibel dan formalisasi yang tidak tinggi,
mungkin karyawan lebih dibiasakan untuk menghadapi ketidakpastian secara kreatif dan
mandiri.

6. Gaya Manajemen
Berkaitan dengan kepemimpinan, gaya manajemen juga mempengaruhi budaya perusahaan.
Bagaimana proses perencanaan, pengorganisasian, kegiatan memimpin serta pengendalian
akan mencerminkan gaya manajemen yang berlaku di perusahaan tersebut. Gaya manajemen
berkaitan erat dengan struktur organisasi, komunikasi dan upaya memotivasi karyawan.
Selain itu ketidak seragaman gaya manajemen pada tingkatan manajemen yang berbeda dapat
pula mempengaruhi budaya perusahaan. Budaya yang terjadi pada perusahaan itu ialah tidak
adanya keharusan keseragaman pandangan atas suatu kebijaksanaan ataupun nilai-nilai
tertentu.

12
13
14

BAB IV
HAMBATAN dan TANTANGAN LINGKUNGAN EKSTERNAL

Lingkungan langsung akan mempengaruhi nasib organisasi secara langsung. Karena


itu lingkungan tersebut juga sebagai stakeholder (pihak yang menentukan nasib organisasi).
Ada dua jenis lingkungan langsung yaitu eksternal dan internal.

A. Lingkungan Langsung Eksternal

Yang termasuk dalam tantangan lingkungan langsung eksternal :

a) Konsumen
Konsumen membeli produk yang dihasilkan organisasi dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhannya. Dalam bahasa pemasaran, konsumen sering disebut
sebagai pasar yang diartikan sebagai orang yang mempunyai kebutuhan, uang, dan
kesediaan untuk membelanjakan uangnya. Konsumen tentu saja sangat
menentukan nasib organisasi. Apabila suatu organisasi gagal memenuhi
kebutuhan, organisasi akan ditinggalkan oleh konsumennya. Dengan demikian
perusahaan harus mengenali perubahan selera atau kebutuhan konsumen tersebut.

b) Pemasok
Pemasok merupakan pihak yang memberikan input ke perusahaan. Input dapat
berupa bahan baku, bahan setengah jadi, karyawan, modal keuangan, informasi,
atau jasa yang diperlukan organisasi. Dalam sektor tertentu pemasok mempunyai
kedudukan yang cukup kuat, sementara pada sektor lainnya pemasok mempunyai
kedudukan yang relatif lemah terhadap perusahaan. Pemasok tunggal tentunya
mempunyai kedudukan yang kuat dibanding dengan banyak pemasok.Hubungan
yang erat dengan pemasok dapat mengefisienkan kegiatan organisasi. Contoh:
manajemen persediaan nol (just-in-time) yang sukses diterapkan di Jepang sangat
bergantung pada keeratan antara organisasi dengan pemasok.

c) Pesaing
Organisasi perusahaan akan berebut konsumen dengan pesaing. Pesaing
memberikan produk yang mempunyai fungsi sama dengan produk yang dihasilkan
organisasi untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Pesaing memberikan produk yang
mempunyai fungsi sama dengan produk yang dihasilkan organisasi untuk
memenuhi kebutuhan tertentu. Organiasasi juga akan bersaing dengan organisasi
15

lainnya dalam memperebutkan sumberdaya. Contoh: organisasi akan bersaing


memperoleh dana dari lembaga keuangan dan memperoleh karyawan yang
berkualitas dari universitas.
Oleh karena itu Manajer harus pandai menentukan mana pesaing dan bagaimana
menghadapi pesaing tersebut.
d) Pemerintah
Pemerintah mempunyai peranan penting dalam kehidupan organisasi. Pemerintah
biasanya berfungsi sebagai wasit dan memastikan aturan berjalan dengan
semestinya. Dalam peran ini pemerintah akan mengeluarkan aturan-aturan
perundangan yang akan mempengaruhi kehidupan organisasi. Melalui perusahaan
negara (BUMN), pemeintah menjadi pesaing langsung suatu organisasi yang
kebetulan berada pada bidang usaha yang sama. Manajer juga harus memahami
proses pengambilan keputusan pemerintah. Meskipun pemerintah diharapkan
menjadi wasit yang adil, tetapi pengambilan keputusan akan diwarnai oleh
pembenturan kepentingan. Dengan demikian manajer dapat melakukan antisipasi
yang tepat.

e) Lembaga Keuangan
Organisasi akan tergantung pada lembaga keuangan. Lembaga keuangan akan
memberikan input modal keuangan. Lembaga keuangan juga menjadi perantara
bagi organisasi kepasar keuangan. Pasar keuangan akan memperlancar aliran dana
dari pihak surplus dana ke pihak yang membutuhkan dana atau defisit dana.
Manajer harus menentukan alternatif pendanaan (hutang, obligasi, jual saham,
leasing) yang paling murah dan fleksibel.

f) Kelompok-kelompok Lain
Selain kelompok-kelompok yang sudah disebutkan di atas, organisasi juga
menghadapi kelompok lainnya (yang belum disebutkan) dari lingkungannnya.
Kelompok tersebut biasanya tergantung pada jenis kegiatan organisasi. Organisasi
perusahaan akan bergantung pada organisasi Serikat Pekerja. Organisasi rumah
sakit akan berurusan dengan organisasi dokter atau jururawat.

B. Elemen Lingkungan Umum (Lingkungan Tidak Langsung)


Lingkungan umum mempengaruhi organisasi melalui dua cara:
 Mendorong pembentukan stakeholder
 Menciptakan lingkungan dimana organisasi harus mengantisipasi perubahan
lingkungan tersebut.

Contoh, tingkat pendidikan yang semakin tinggi membuat masyarakat semakin kritis,
maka tuntutan semakin banyak, selanjutnya kadang mendorong timbulnya organisasi
sosial (NGO) yang memperjuangkan kepentingan tertentu.

Berikut ini beberapa Tantangan elemen lingkungan umum:


(a) Sosial
 Demografi
Demografi menyangkut struktur kependudukan di lingkungan organisasi berada.
Perubahan demografi akan menyebabkan kesempatan sekaligus ancaman bagi
organisasi tergantung bagaimana organisasi mengantisipasi perubahan tersebut.

16
Misalnya, perpindahan penduduk dari desa ke kota. Gelombang organisasi ini
menimbulkan bisnis tertentu.

 Gaya hidup
Gaya hidup merupakan manifestasi keluar yang nampak dari sikap dan nilai
seseorang. Gaya hidup suatu masyarakat akan berubah-ubah. Contoh, dengan
semakin banyaknya pasangan rumah tangga yang bekerja semua, memunculkan
kesempatan penitipan bayi/anak kecil, makanan siap saji (instant).

 Nilai social
Nilai sosial akan berpengaruh pada organisasi. Di setiap negara mempunyai nilai
yang berbeda beda. Masyarakat bisnis yang sukses di Amerika adalah yang
mempunyai daya saing individual yang tinggi, di Indonesia adalah mengandalkan
pada jaringan kerjasama bisnis yang berati membutuhkan ketrampilan sosial yang
tinggi dan kurang menonjolkan gaya kompetisi, dan di Jepang lebih menonjolkan
kerjasama.

(b) Variabel Ekonomi


Jika suatu perekonomian mengalami resesi, organisasi akan semakin sulit
bergerak. Manajer dapat melihat indikator-indikator ekonomi untuk melihat kondisi
ekonomi yang ada, diantaranya: tingkat inflasi, tingkat pengangguran, jumlah uang
beredar, kurs rupiah terhadap uang asing, tingkat bunga, RAPBN, dan devisa negara.

(c) Politik
Banyak peraturan perundang-undangan yang mempengaruhi organisasi dihasilkan
melalui proses politik. Politik Internasional juga akan mempengaruhi kegiatan suatu
organisasi. Karena itu perubahan politik di negara partner perdagangan utama harus
diperhatikan oleh manajer.

(d) Teknologi
Perubahan teknologi akan merubah cara kerja organisasi, dan juga memunculkan
stakeholder baru. Perubahan yang diakibatkan oleh teknologi lebih tenang
dibandingkan dengan perubahan yang terjadi oleh revolusi politik.

(e) Dimensi Internasional


Dimensi internasional menjadi semakin penting di era globalisasi. Perekonomian
negara-negara di dunia menjadi semakin terbuka. Perusahaan dengan logika global
akan mencari sumberdaya dimana saja di dunia dengan tujuan mengopimalkan
penggunaan sumberdaya.
Perusahaan mencari modal di eropa karena labih murah, mendirikan pabrik di
Indonesia karena tenaga kerja murah, menjual produknya di AS karena pasar yang
besar. Persaingan produk impor jelas akan mempengaruhi podusen lokal.

17
C. Model Hubungan Organisasi-Lingkungan
1) Pengaruh Lingkungan Terhadap Organisasi
James D. Thomson mengajukan model bagaimana pengaruh lingkungan terhadap
organisai. Model tersebut meliputi dua dimensi yaitu:
(1) tingkat perubahan, dan
(2) tingkat homogenitas.
Tingkat perubahan melihat sejauh mana stabilitas suatu lingkungan. Lingkungan
yang cepat berubah berarti mempunyai tingkat perubahan yang tinggi. Tingkat
homogenitas melihat sejauh mana kompleksitas lingkungan. Lingkungan yang
kompleks mempunyai elemen yang banyak, dikatakan mempunyai tingkat
homogenitas yang rendah. Kedua dimensi tersebut membentuk derajat
ketidakpastian lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA
http://irwanahrif.wordpress.com/2011/10/13/manajemen-dan-lingkungan-eksternal/
http://karien-izer.blogspot.com/2012/11/pengantar-manajemen-bab-iv-manajemen.html

18
19

Anda mungkin juga menyukai