Disusun Oleh :
1. Aulia Fadhilla Amini ( 142210159 )
2. Hafidh Riyangga Saputra ( 142210158 )
3. Octina Selva Rizkika ( 142210157 )
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Budaya dan
Lingkungan Organisasi ” tanpa ada halangan apapun.
Makalah ini berisikan pembahasan materi dan permasalahan tentang budaya dan
lingkungan organisasi. Terselesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan semua pihak.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Krisnandini Wahyu Pratiwi, M.Si. selaku
Dosen Mata Kuliah Manajemen Pengantar yang telah membantu dan memberikan
pengarahan kepada kami, dalam belajar dan mengerjakan tugas serta semua pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, sehingga makalah ini selesai tepat waktu.
Makalah ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah manajemen pengantar dan
sebagai penambah wawasan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dan dapat menjadikan makalah ini lebih baik. Kami mohon maaf atas
kesalahan maupun kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Kami berharap, makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan
bagi para pembaca pada umumnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap organisasi harus mengetahui lingkungan di sekitarnya, baik lingkungan
internal maupun eksternal. Lingkungan organisasi adalah suatu energi penyaluran,
penerimaan organisasi yang memberikan pengaruh pada kelangsungan organisasi tersebut.
Lingkungan organisasi sangat penting karena bertujuan agar sebuah organisasi dapat
bertahan dan mencapai tujuan sesuai dengan targetnya.
Lingkungan organisasi sangat erat kaitannya dengan budaya atau tradisi sebuah
organisasi. Budaya organisasi adalah cara untuk mengembangkan suatu kelompok melalui
karakteristik yang diterapkan untuk mencapai tujuan. Budaya suatu organisasi dapat
membuat karyawan merasa tergabung, diberdayakan, dan didukung atau bisa juga memiliki
dampak sebaliknya. Budaya organisasi mencakup emosional, percakapan, rutinitas dan
psikologis seluruh warga organisasi.
Lingkungan dan budaya organisasi merupakan sebuah hal yang sangat krusial dan
harus diperhatikan oleh para manajer. Hal tersebut karena lingkungan dan budaya
organisasi bisa memiliki kekuatan besar bagi keberlangsungan organisasi.
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami membahas permasalahan berkaitan tentang lingkungan
dan budaya organisasi sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep budaya dan lingkungan organisasi dalam manajemen itu ?
2. Bagaimana perkembangan budaya organisasi dalam manajemen ?
3. Bagaimana karakteristik dari budaya organisasi dalam manajemen ?
4. Bagaimana klasifikasi dari budaya organisasi dalam manajemen ?
5. Bagaimana karyawan mempelajari budaya organisasi ?
6. Bagaimana pengaruh budaya organisasi terhadap manajer ?
7. Bagaimana isu – isu budaya organisasi terkini ?
1
2
C. Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui konsep budaya dan lingkungan organisasi.
2. Untuk mengetahui perkembangan dari budaya organisasi.
3. Untuk mengetahui karakteristik dan klasifikasi budaya organisasi.
4. Untuk mengetahui bagaimana karyawan mempelajari budaya organisasi.
5. Untuk mengetahui bagaimana budaya dan lingkungan memengaruhi manajer.
6. Untuk mengetahui bagaimana isu-isu tentang budaya organisasi terkini.
7. Untuk mngetahui bagaimana lingkungan memengaruhi manajer.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
kandidat dapat mengetahui dan memutuskan apakah ia merasa nyaman dengan budaya
organisasi tersebut.
3. Manajemen Puncak
Tindakan manajer puncak sangat berdampak bagi budaya organisasi. Para manajer
puncak dapat menegakkan norma-norma organisasi yang akan merambah ke bagian
bawah dan berdampak positif bagi para karyawan.
4. Sosialisasi
Sosialisasi yaitu sebuah proses yang membantu karyawan mengetahui cara-cara
organisasi menjalankan berbagai pekerjaan. Sosialisasi membantu karyawan baru untuk
memahami dan menyesuaikan diri dengan budaya organisasi dan menjadi antusias dan
berpengetahuan ketika menghadapi pelanggan. Proses ini juga meminimalkan peluang
terjadinya guncangan serta friksi pada tatanan di dalam organisasi akibat masuknya
karyawan baru yang kurang memahaminya.
dan seterusnya. Kisah-kisah ini memberikan cerminan kepada para karyawan tentang
apa yang menjadi 3M besar dan apa yang dibutukan untuk mempertahankan
kesuksesan itu. Untuk membantu karyawan memahami budaya organisasi, kisah-kisah
tersebut membuka jembatan dari masa sekarang ke masa lalu organisasi, sekaligus
memberikan penjelasan serta pembenaran bagi praktik-praktik organisasi yang berlaku
saat ini, menanamkan apa yang dianggap berharga dalam organisasi dan
membangkitkan bayangan yang lugas tentang apa yang menjadi tujuan organisasi.
2. Ritual
Ritual korporasi adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan secara berulang-ulang
dalam sebuah organisasi dengan tujuan mengekspresikan dan memperkuat nilai-nilai
yang dianggap penting oleh organisasi.
3. Simbol – simbol kebendaan
Ketika kita memasuki sebuah kantor-kantor perusahaan yang berbeda, kita akan
seolah-olah merasakan lingkungan kerja seperti apa yang terbentuk di dalam kantor
tersebut. Apakah resmi, santai, ceria, serius atau sebagainya. Reaksi ini
memperlihatkan kekuatan simbol-simbol kebendaan dalam menciptakan nuansa
kepribadian organisasi. Simbol-simbol kebendaan menyampaikan pesan kepada para
karyawan tentang siapa yang dianggap penting dan perilaku semacam apa yang
dianggap patut dalam organisasi.
4. Bahasa
Banyak organisasi dan unit-unit dalam sebuah organisasi yang menggunakan bahasa
sebagai cara untuk mengalokasikan serta menyatukan para anggotanya ke dalam
sebuah budaya. Dengan mempelajari bahasa ini para anggota organisasi mengakui
penerimaan mereka terhadap budaya organisasi dan kesediaannya untuk membantu
mempertahankanya. Seiring waktu, organisasi sering kali menciptakan istilah dan
nama yang unik. Seorang karyawan baru biasanya kan kewalahan mengingat akronim
dan jargon yang dijumpainya, tetapi setelah beberapa waktu semua itu akan menjadi
bagian alami dari bahasa pergaulan sehari-hari dalam organisasi dan sebuah identitas
bersama yang mengikat dan menyatukan para anggota organisasi.
7
Para manajer memercayai bahwa para karyawan akan mengambil tindakan yang
telah dipikirkan secara matang dan berani bertanggung jawab atas dampak yang
mungkin timbul.
Toleransi terhadap ekspresi
Organisasi spiritual tidak membungkam ungkapan perasaan para karyawannya.
Organisasi spiritual membiarkan orang menjadi apa adanya dengan mengekspresikan
perasaan dan suasana hati mereka tanpa takut terkena sanksi dan hukuman.
Isu tentang apakah spirirtualitas dan laba berjalan seiring juga sangat penting.
Bukti yang ada, meskipun dalam jumlah dan ruang lingkup yang terbatas, telah
menunjukan bahwa hal itu bisa saja berjalan seiring.
dengan komunikasi, wewenang dan arus kerja. Struktur sering juga disebut rantai perintah dan digambarkan
secara grafis dengan menggunakan bagan organisasi. Budaya merupakan pola keyakinan, pengharapan, dan
nilai-nilai yang dibagikan oleh anggota organisasi. Norma-norma organisasi secara khusus memunculkan dan
mendefinisikan perilaku yang dapat diterima anggota dari manajemen puncak sampai karyawan
operatif. Sumber daya adalah aset yang merupakan material dasar produksi barang dan jasa organisasi. Aset ini
dapat meliputi keahlian seseorang, kemampuan, dan bakat manajerial seperti aset keuangan dan fasilitas pabrik
dalam wilayah fungsional.
2. Lingkungan Eksternal
Robbins (1993) mendefinisikan lingkungan eksternal sebagai faktor-faktor dan kekuatan
yang berada diluar organisasi, tetapi mempengaruhi kinerja organisasi. Lingkungan
eksternal memiliki dua komponen: lingkungan spesifik dan generil (umum).
Lingkungan Spesifik
Lingkungan spesifik meliputi kelompok eksternal yang secara langsung memengaruhi
keputusan dan tindakan para manajer dan secara langsung relevan dengan pencapaian
sasaran organisasi. Lingkungan spesifik menjadi khas bagi organisasi tersebut.
Kekuatan utama yang membentuk lingkungan spesifik adalah :
1) Pelanggan(Customer), sebuah organisasi ada untuk melayani kebutuhan pelanggan
yang menggunakan output organisasi tersebut. Para pelanggan merupakan suatu
ketidakpastian dari organisasi karena selera pelanggan dapat berubah, ataupun
merasa tidak puas dengan produk atau jasa yang dihasilkan.
2) Pemasok (Supplier). Para manajer senantiasa berupaya memastikan bahwa aliran
input ke organisasi dengan biaya serendah mungkin. Terbatasnya atau tertundanya
pasokan ke sebuah organisasi dapat menjadi kendala bagi pengambilan keputusan
oleh manajer.
3) Pesaing (Competitor). Semua organisasi pasti memiliki pesaing. Dengan
berjalannya waktu, semakin banyak terobosan dari para pesaing yang memberikan
pilihan lebih kepada konsumen.
4) Kelompok-kelompok kepentingan. Para manajer harus mengetahui keberadaan
berbagai kelompok kepentingan dimasyarakat yang berupaya memengaruhi
tindakan organisasi.
13
Lingkungan Umum
Lingkungan umum atau generil meliputi kondisi ekonomi, politik/hukum, sosial-
budaya, demografis, teknologi, dan global secara luas. Meskipun lingkungan eksternal
ini tidak terlalu memengaruhi organisasi sebanyak lingkungan spesifik. Namun
manajer harus tetap memperhitungkan faktor-faktor tersebut dalam menjalankan fungsi
perencanaan, penataan, kepemimpinan, dan pengendalian.
1) Kondisi ekonomi meliputi faktor-faktor seperti tingkat bunga, inflasi, perubahan
pendapatan, fluktuasi pasar saham, dan siklus bisnis. Berbagai faktor ekonomi yang
bergejolak dapat dialami oleh organisasi, untuk itu para manajer perlu menyadari
konteks ekonomi tersebut sehingga mereka dapat membuat keputusan terbaik bagi
organisasi.
2) Kondisi demografi berkaitan dengan tren dalam karakteristik populasi seperti usia,
ras, jenis kelamin, tingkat pendidikan, lokasi geografis, dan komposisi keluarga.
Contohnya, para ilmuan mengelompokkan golongan usia pada masyarakat A.S
seperti generasi baby boomer, Gen Y, dan Gen X. Setiap generasi memiliki ciri
yang berbeda yang memengaruhi bagaimana organisasi dijalankan dan dikelola.
3) Kondisi politik/hukum berpedoman pada hukum negara, negara bagian (provinsi),
dan setempat serta hukum global dan hukum negara-negara lain. Komponen ini
juga juga mencakup kondisi politik dan stabilitas negara.
4) Kondisi sosial budaya berkaitan dengan faktor-faktor sosial budaya seperti nilai,
sikap, tren, tradisi, gaya hidup, keyakinan, selera dan pola perilaku.Perubahan tren
dapat menimbulkan pembatasan pada pengambilan keputusan dan tindakan oleh
para manajer.
5) Kondisi teknologi berkaitan dengan inovasi ilmiah atau industri.
6) Kondisi global mencakup isu-isu yang berkaitan dengan globalisasi dan ekonomi
dunia.
menjadi kendala bagi mereka dalam menjalankan fungsi-fungsi manajemen. Ada tiga cara
lingkungan menjadi kendala dan tantangan bagi manajer, yaitu
1. Pekerjaan dan Lapangan Kerja
Ketika kondisi lingkungan eksternal berubah, tantangan paling besar bagi manajer ialah
dampak terhadap pekerjaan dan lapangan kerja. Terlihat jelas pada resesi global ini,
pengangguran meningkat karena tidak sebandingnya jumlah masyarakat dengan lapangan
kerja yang ada. Banyak lulusan perguruan tinggi yang akhirnya mengambil pekerjaan yang
tidak memerlukan gelar sarjana. Hal ini memberi tantangan bagi manajer untuk
menyeimbangkan tuntutan kerja dan memiliki cukup banyak orang yang tepat dengan
keterampilan yang tepat untuk melakukan pekerjaan organisasinya. Perubahan lingkungan
eksternal tidak hanya memengaruhi jenis-jenis pekerjaan yang tersedia, namun juga
memengaruhi bagaimana pekerjaan-pekerjaan itu diadakan dan dikelola. Misalnya,
banyakperusahaan menggunakan pengaturan kerja yang fleksibel demi memenuhi
permintaan terhadap hasil kerja. Contohnya, perekrutan pekerja part-time untuk memenuhi
kebutuhan. Bisa juga dilakukan dengan mempekerjakan pekerja kontrak yang bekerja
purna waktu tetapi bukan karyawan tetap, atau oleh individu-individu yang berbagi
pekerjaan.
2. Memperhitungkan Ketidakpastian Lingkungan
Ketidakpastian lingkungan merupakan tingkat perubahan serta kompleksitas yang terjadi
di lingkungan organisasi. Dimensi pertama dari ketidakpastian lingkungan ialah laju
perubahan. Bila komponen organisasi sering kali berubah, maka disebut dengan dinamis.
Bila perubahannya minimal saja, maka disebut dengan stabil. Lingkungan stabil dapat
berupa lingkungan dimana para pesaing baru tidak pernah muncul, terjadi sedikit sekali
terobosan teknologi dari pesaing, tidak terdapat aktivitas berarti, dan sebagainya.
Contohnya, produk korek api gas Zippo, berada pada lingkungan stabil dengan sedikit
pesaing dan terobosan teknologi. Sebaliknya dengan produksi rekaman musik yang
menghadapi lingkungan yang dinamis. Tersedianya format digital dan berbagai situs untuk
mengunduh musik telah membuat industri tersebut mengalami gejolak. Namun, akan
berbeda lagi jika perubahan yang terjadi dapat diprediksi. Hal ini tidak dapat dipandang
sebagai lingkungan dinamis. Karena perubahan yang dapat diprediksi sebelumnya dan
dapat diantisipasi secara akurat, tidak menimbulkan ketidakpastian bagi para manajer.
15
Laju Perubahan
Stabil Dinamis
Sel 1 Sel 2
Lingkungan stabil dan dapat Lingkungan dinamis dan tidak dapat
diprediksi diprediksi
Sedikit komponen dalam lingkungan Sedikit komponen dalam lingkungan
Tingkat Kompleksitas
Komponen tidak begitu beragam dan Komponen tidak begitu beragam tetapi
tidak banyak berubah senantiasa berubah
Tidak dibutuhkan pengetahuan yang Tidak dibutuhkan pengetahuan yang
Sederhana
Sel 3 Sel 4
Lingkungan stabil dan dapat Lingkungan dinamis dan tidak dapat
diprediksi diprediksi
Banyak komponen dalam lingkungan Banyak komponen dalam lingkungan
Komponen variatif tetapi tidak Komponen variatif dan senantiasa berubah
banyak berubah Dibutuhkan pengetahuan yang mendalam
Dibutuhkan pengetahuan yang tentang komponen-komponen
mendalam tentang komponen-
komponen
16
Pada matriks tersebut, terlihat tingkat kompleksitas dan laju perubahan yang berbeda-beda.
Sel 1 merepresentasikan ketidakpastian yang paling kecil, sedangkan sel 4
merepresentasikan ketidakpastian yang besar. Dari sini dapat dipahami, bahwa keputusan
manajer akan berdampak terbesar pada pencapaian hasil organisasi sel 1, dan akan
berdampak terkecil pada organisasi pada sel 4.
3. Mengelola Hubungan dengan Para Pemangku Kepentingan(Stakeholders)
Para pemangku kepentingan adalah setiap orang yang ada dalam lingkungan organisasi
(baik internal maupun eksternal), yang terpengaruh oleh tindakan dan keputusan
organisasi. Kelompok-kelompok ini berkepentingan (have a stake in) atau terpengaruh
kuat oleh apa yang dilakukan organisasi. Pada gilirannya, kelompok ini juga dapat
memengaruhi organisasi. Pihak yang termasuk stakeholders diantaranya serikat pekerja,
pemegang saham, masyarakat, pemasok, media massa, pemerintah, pesaing, asosiasi
dagang dan industri, dan lain-lain. Manajer harus menjaga hubungan dengan para
pemangku kepentingan karena hal tersebut dapat mendorong hasil positif bagi organisasi,
perubahan lingkungan yang lebih terprediksi, inovasi yang lebih hasil guna, serta tingkat
kepercayaan yang lebih tinggi untuk memperkecil dampak perubahan.Selain itu, dengan
mengelola hubungan dengan para pemangku kepentingan eksternal, akan menjaga sumber
input ( sumberdaya ) dan tempat penyaluran output (barang dan jasa)
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari penjelasan di atas maka dapat kami simpulkan bahwa lingkungan organisasi dan
budaya organisasi memiliki keterkaitan satu sama lain. Lingkungan organisasi sangat penting
dalam sebuah organisasi karena lingkungan organisasi dapat berperan sebagai faktor
pendukung dan penghambat dalam sebuah organisasi. Kemudian, budaya organisasi sangat
penting juga bagi keberlangsungan organisasi karena, budaya organisasi sangat berperan
penting dalam menciptakan kelancaran dalam segala aspek yang berjalan di sebuah organisasi
dan merupakan pondasi yang berisi norma-norma, nilai-nilai, cara kerja karyawan dan
kebiasaan yang berkaitan dengan kualitas kerja. Oleh karena itu, para manajer memiliki
tantangan agar terjadi keserasian antara lingkungan organisasi dengan budaya organisasi
sehingga diharapkan nantinya organisasi tersebut dapat merealisasikan visi dan misinya.
B. Saran
Seorang manajer sebaiknya, mengetahui semua hal yang berkaitan dengan organisasinya.
Hal ini meliputi lingkungan organisasi dan budaya organisasi. Seorang manajer juga sebaiknya,
dapat berperan sebagai pengendali dua hal tersebut, karena lingkungan organisasi dan budaya
organisasi sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan sebuah organisasi. Jika kedua hal
tersebut baik maka akan memunculkan iklim organisasi yang baik pula dan memperlancar
majunya organisasi. Namun, jika kedua hal tersebut itu buruk maka nantinya akan
memunculkan iklim organisasi yang buruk pula dan menghambat majunya sebuah organisasi.
17
DAFTAR PUSTAKA
Robbins, Stephen P dan Mary Coulter. 2016. Manajemen Jilid 1 E13. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Butarbutar, Marsini. et al. 2021. Dasar-Dasar Manajemen. Bandung : Penerbit Media Sains
Indonesia.
Syahrulloh, S.J. 2016. Lingkungan Organisasi, http : // rjsyahrulloh .blogspot. com /2016/02/
lingkungan-organisasi.html?m=1, diakses pada 08 September 2021 pukul 13.00 WIB.
18