PERILAKU KEORGANISASIAN
“KULTUR ORGANISASI DALAM SUDUT PANDANG MANAJEMEN ”
DISUSUN OLEH :
MANAJEMEN 03
KELOMPOK I
1. M.FARIH FARADISI R (1861 2011 438)
2. SITI SRI WAHYUNI (1861 2011 301)
3. VERNANDA KURNIAWAN (1861 2011 286)
FAKULTAS EKONOMI
PRODI MANAJEMEN
UNIVERSITAS ANTAKUSUMA PANGKALAN BUN
TAHUN AKADEMIK 2020
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang tak terhingga kami panjatkan kehadirat allah SWT, atas
makalah ini.
Adapun tujuan disusunnya makalah ini ialah sebagai salah satu agenda
Manajemen”
dukungan, serta do’a dari berbagai pihak, oleh karena itu izinkanlah didalam
kesempatan ini kami menghaturkan terima kasih dengan penuh rasa hormat serta
1. Kedua orang tua, atas curahan kasih sayang yang tiada henti, yang senantiasa
mendukung secara moril & materiil serta yang selalu mendo’akan kami
2
Semoga Allah SWT memberikan limpahan rahmat dan hidayah bagi
masukan baik saran maupun kritik yang kiranya dapat membangun dari para
pembaca. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khususnya
3
DAFTAR ISI
Cover ..................................................................................................................1
Kata Pengantar.....................................................................................................2
Daftar Isi..............................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.....................................................................................29
4.2 Saran...............................................................................................30
4
BAB I
PENDAHULUAN
organisasi ada yang sesuai dengan anggota atau karyawan baru, ada juga yang
tidak sesuai sehingga seorang anggota baru atau karyawan yang tidak sesuai
dengan budaya organisasi tersebut harus dapat menyesuaikan kalau dia ingin
Budaya organisasi ini dapat membuat suatu organisasi menjadi terkenal dan
bertahan lama. Yang jadi masalah tidak semua budaya organisasi dapat menjadi
pendukung organisasi itu. Ada budaya organisasi yang tidak sesuai dengan
lingkungannya, dan lebih ditakutkan lagi organisasi itu tidak mau menyesuaikan
budaya nya dengan perkembangan zaman karena dia merasa paling benar.
kepuasan kerja, tapi faktor budaya organisasi merupakan faktor yang utama.Meski
5
menyatu dalam diri setiap orang pada dataran yang paling mendasar (alam bawah
yang mendalam tentang bagaimana alam bawah sadar terbentuk dan berfungsi
dan pendapat yang mengatakan bahwa perubahan hanya mungkin dilakukan jika
moderat dalam mensikapi terjadinya perdebatan ini, yaitu pandangan yang tidak
ataukah tidak, tetapi lebih menekankan tentang bagaimana, kapan dan dalam
6
1.3 Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan manfaat baik secara teoritis
7
BAB II
LANDASAN TEORI
pikiran, adat istiadat, sesuatu yang sudah berkembang, sesuatu yang menjadi
mensinonimkan pengertian budaya dengan tradisi (tradition). Dalam hal ini tradisi
diartikan sebagai idea-idea umum, sikap dan kebiasaan dari masyarakat yang
nampak dalam perilaku sehari-hari yang menjadi kebiasaan dari kelompok dalam
masyarakat tertentu.
kompleks dari pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat, serta
berarti organisasi atau hal yang mengatur. Dalam kamus bahasa Indonesia
dan dialokasikan diantara apra anggota, sehingga tujuan organisasi itu dapat
8
tugas-tugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang
b) Menurut Schein.
c) Menurut Kohler.
organisasi itu bergerak dalam bidang dan lokasi yang sama. Contoh, Harvard
2002). Keunikan suatu organisasi tersebut dipengaruhi berbagai hal antara lain
nilai dan norma yang dianut anggotanya, kepercayaan, kebiasaan yang berlaku di
9
dalam organisasi, dan filosofi organisasi yang dianut. Berbagai faktor tersebut
Sanskerta, budhayah, sebagai bentuk jamak budhi, yang artinya budi atau akal.
Dalam bahasa Inggrisnya, budaya sama dengan culture. Culture berasal dari
bahasa Latin, colere yang artinya segala daya dan upaya manusia untuk mengubah
alam. Kotter & Heskett (1992) mendefinisikan budaya sebagai totalitas pola
perilaku, kesenian, kepercayaan, kelembagaan, dan semua produk lain dari karya
dan pemikiran manusia yang menjadi ciri suatu masyarakat atau penduduk yang
ditransmisikan bersama.
culture is one of those topics about which many people will say, ‘Oh, yeah, I
know what you mean, ‘but one of that is quite difficult to define in any specific
cenderung dimaknai oleh anggota organisasinya sebagai sistem yang dianut, yang
yang dinyatakan oleh Ndraha (1997) adalah sebagai penerapan dari kultur
10
praktis, sedangkan kultur organisasi bersifat teoretis. Kultur organisasi
berperasaan (rasa), dan bertindak (karsa). Kultur organisasi adalah nilai-nilai yang
dimiliki dan dipatuhi oleh anggota organisasi dalam berpikir, berperasaan, dan
bertindak.
motivasi, etika, struktur, dan proses desain organisasi. Nilai adalah suatu keadaan
yang ditinjau dari kegunaannya bagi hidup manusia, baik lahir maupun batin,
jasmani maupun rohani, dunia maupun akhirat. Nilai dapat dikategorikan atas
nilai ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, militer, keamanan, dan agama.
ritual yang dipakai organisasi. Ndraha (1997) menyatakan kultur organisasi ialah
bagian yang integral dengan teori organisasi yang di dalamnya terdapat iklim
organisasi. Oleh sebab itu, konsep kultur organisasi dapat mengadaptasi teoriteori
iklim organisasi.
ialah keyakinan dan nilai bersama yang mengikat kebersamaan seluruh anggota
organisasi. Kultur organisasi ada dan melekat di semua organisasi, baik besar
11
maupun kecil, di manapun, kapanpun, termasuk organisasi lembaga
memiliki aturan-aturan atau susunan dan berbagai bagian sehingga menjadi satu
Dari sini dapat dipahami bahwa kultur organisasi terdapat 3 komponen yang
harus da dalam suatu lembaga atau organisasi agar organisasi menjadi lebih baik,
yakni : kelompok orang, kerja sama yang harmonis dan pembagian hak,
a) Perumusan tujuan. Tujuan organisasi harus jelas dan diketahui oleh seluruh
elemen yang terkait dalam organisasi itu. Dengan tujuan tertentu, aktivitas-
dirumuskan.
pembagian tugas yang jelas. Tanpa pembagian tugas yang jelas, akan terjadi
d) Kesatuan komando. Dalam sistem organisasi yang baik harus ada kesatuan
12
karena itu, sistem organisasi perlu dihindarkan adanya dualism pengaruh dan
organisasi secara efisien. Koordinasi ini sangat penting bagi suatu lembaga
timbulnya konflik.
Karena itu menciptakan budaya organisasi yang sifatnya unik untuk setiap
organisasi amatlah penting. Untuk itu perlu dipahami apa budaya organisasi itu.
budaya organisasi sebagai “a distint and shared set of conscious and unconscious
assumptions and values that binds organizational members together and prescribes
dan nilai-nilai yang disadari atau tidak disadari yang mampu mengikat kepaduan
suatu organisasi.[1] Asumsi dan nilai tersebut menentukan pola perilaku para
organisasi sebagai “the sum total of shared values, symbols, meaning, beliefs,
assumption, and expectations that organize and integrate a group of people who
work together.” Definisi Grunig et.al. ini mirip dengan yang telah disampaikan
13
Freytag sebelumnya, yaitu bahwa budaya organisasi adalah totalitas nilai, simbol,
organisasi akan berperilaku sesuai dengan budaya yang berlaku agar diterima oleh
suatu system nilai, kepercayaan dan kebiasaan dalam suatu organisasi yang saling
perilaku organisasi. Sebagai suatu cognitive framework yang meliputi sikap, nilai-
organisasi. Budaya organisasi merupakan pola keyakinan dan nilai- nilai (value)
organisasi yang dipahami, dijiwai dan dipraktikkan oleh organisasi sehingga pola
tersebut memberikan arti tersendiri dan menjadi dasar aturan berperilaku dalam
organisasi.
integrasi internal yang sudah berjalan dengan cukup baik, sehingga perlu
diajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang benar untuk memahami,
14
Menurut Mondy dan Noe (1996), budaya organisasi adalah system dari
perilaku. Budaya organisasi juga mencakup nilai-nilai dan standar- standar yang
dianggap sebagai alat untuk menentukan arah organisasi, megarahkan apa yang
peran yang sangat strategis untuk mendorong dan meningkatkan efektifitas kinerja
organisasi, khususnya kinerja manajemen dan kinerja ekonomi, baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang. Peran budaya organisasi adalah sebagai alat
untuk menentukan arah organisasi, mengarahkan apa yang boleh dilakukan dan
15
yang tidak boleh dilakukan, bagaimana mengalokasikan sumber daya dan
mengelola sumber daya organisasional, dan juga sebagai alat untuk menghadapi
anggota organisasi harus memahami nilai-nilai yang ada dan bagaimana mereka
adalah suatu system makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang
“Budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-
anggota organisasi, suatu system dari makna bersama.” Jadi budaya organisasi itu
adalah suatu budaya yang dianut oleh suatu organisasi dan itu menjadi pembeda
antara satu organisasi dengan organisasi yang lain.Dari semua pendapat para ahli
norma perilaku yang diterima dan dipahami bersama oleh anggota organisasi
16
2.3 Proses Pembentukan Kultur Organisasi
suatu budaya dalam organisasi bisa bermula dari mana pun, dari perorangan atau
a) pendiri organisasi
b) pemilik organisasi
d) luar organisasi
f) masyarakat
Selanjutnya dikemukakan pula bahwa proses budaya dapat terjadi dengan cara:
kontak budaya;
benturan budaya
penggalian budaya.
Pembentukan budaya tidak dapat dilakukan dalam waktu yang sekejap, namun
memerlukan waktu dan bahkan biaya yang tidak sedikit untuk dapat menerima
Dalam suatu organisasi sesungguhnya tidak ada budaya yang “baik” atau
“buruk”, yang ada hanyalah budaya yang “cocok” atau “tidak cocok” . Jika dalam
berfokus pada upaya pemeliharaan nilai-nilai- yang ada dan perubahan tidak perlu
17
dilakukan. Namun jika terjadi kesalahan dalam memberikan asumsi dasar yang
sejumlah proses belajar yang telah berakar, maka mungkin saja sulit untuk
Kebiasaan, tradisi, dan cara umum dalam melakukan segala sesuatu yang ada
di sebuah organisasi saat ini merupakan hasil atau akibat dari yang telah dilakukan
sebelumnya dan seberapa besar kesuksesan yang telah diraihnya di masa lalu. Hal
ini mengarah pada sumber tertinggi budaya sebuah organisasi: para pendirinya.
budaya awal organisasi tersebut. Pendiri organisasi tidak memiliki kendala karena
organisasi baru lebih jauh memudahkan pendiri memaksakan visi mereka pada
seluruh anggota organisasi. Proses penyiptaan budaya terjadi dalam tiga cara:
perilaku pendiri sendiri bertindak sebagai model peran yang mendorong karyawan
dan asumsi pendiri tersebut. Apabila organisasi mencapai kesuksesan, visi pendiri
lalu dipandang sebagai faktor penentu utama keberhasilan itu. Di titik ini, seluruh
18
BAB III
PEMBAHASAN
Sekolah sebagai suatu organisasi, memiliki budaya sendiri yang dibentuk dan
perilaku orang yang ada didalamnya. Sebagai suatu organisasi, sekolah s kekhasan
sesuai dengan cure bisnis yang dijalankan yaitu pembelajaran. Budaya sekolah
asumsi dasar yang dapat membuat sekolah tersebut memiliki citra yang
yang sama untuk mengangkat citra melalui performance yang merujuk pada
oleh cita- cita internal dan tuntutan eksternal yang meliputinya. Pada hakekatnya
suatu budaya adalah sebuah fenomena kelompok. Oleh sebab itu, dalam menelaah
proses terbentuknya budaya organisasi tidak dapat lepas dari proses kelompok.
Selain itu, proses kemunculan budaya organisasi memakan waktu yang cukup
lama yang pada umumnya melibatkan seorang tokoh yang mengintroduksikan visi
dan misi kepda stafnya, yang kemudian dijadikan sebagai acuan anggota
kelompok.
19
Disamping itu pengelolaan kultur organisasi perlu diketahui faktor yang
mempengaruhinya yaitu
1. Komunikasi
diharapkan terjadi saling mengisi secara yang baik dan lancar yang akan
2. Motifasi
Dalam suatu lembaga harus memiliki motivasi yang sangat kuat untuk
mencapai lembaga yang maju. Dan motivasi ini harus mampu mendorong
anggota organisasi agar lebih kerja keras dalam lembaga. Jangan sampai
3. Karakteristik organisasi
Karakter merupakan watak atau sifat yang ada dialam suatu organisasi.
anggota.
4. proses administrasi
20
timbul konflik diantara anggota, dan mekanisme administrasi ini untuk
5. struktur oeganisasi
dan mengkoordinasikan tugas orang dan kelompok agar tercapai tujuan. Pada
struktur organisasi tergambar posisi kerja, pembagian kerja, jenis kerja yang
harus dilakukan, hubungan tasan dan bawa han, kelompok, komponen atau
6. gaya manajemen
dalam suatu organisasi harus menarik dan mampu membuat anggota agar bias
bekerja dengan baik dan benar. Gaya menajemn yang baik dan menarik akan
itu juga akan mengalami kerusakan dan tidak akan mencapai target atau
21
tanggung jawab seluruh personel sekolah. Pimpinan perlu memahami cara
1. Seleksi, sejak awal sudah ditekankan bahwa hanya pegawai yang memenuhi
perilaku bawahan.
Untuk mewujudkan organisasi yang efektif, perlu adanya upaya-upaya yang harus
ditempuh yaitu :
1. Organisasi tersebut harus memiliki visi, misi dan tujuan yang jelas yang
2. Organisasi tersebut harus dipimpin oleh orang yang memiliki visi, capability,
loby dan morality. Visi berkaitan dengan gagasan, cita-cita dan imajinasi
22
morality berkaitan dengan akhlak yang mulia seperti keihlasan dalam bekerja,
berbagai usaha. Untuk ini kelompok yang berada dalam pengelolaan sarana
yang baik. Dalam hal ini teknologi yang canggih dalam bidang komunikasi,
3. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada suatu yang lebih luas dari
memberikan standar-standar yang tepat untuk apa yang harus dikatakan dan
23
5. Akhirnya budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali
setiap anggota baru. Nilai-nilai tersebut digunakan sebagai pedoman bagi setiap
anggota selama mereka berada dalam lingkungan organisasi tersebut, dan dapat
organisasi lainnya.
1. Orientasi Hasil.
2. Orientasi Orang.
3. Keagresifan.
4. Kemantapan/stabilitas,
organisasi berfokus kepada hasil, dan bukan hanya pada proses, melihat sejauh
24
organisasi itu. Kemudian sejauh mana kegiatan kerja di organisasikan sekitar tim-
tim, bukannya individu-individu, melihat sejauh mana karyawan itu agresif dan
mana karyawan berani berinovasi dan menghadapi resiko pekerjaan. Sampai pada
mengacu kepada sebuah system makna bersama yang dianut oleh para anggota
bersama ini, bila dicermati secara lebih seksama, adalah sekumpulan karakteristik
kunci yang dijunjung tinggi oleh organisasi. Penelitian menunjukkan bahwa ada
organisasi.
resiko.
memfokus pada hasil atau manfaat daripada sekadar pada teknik dan proses
25
4. People Orientation (Orientasi pada orang), di mana keputusan manajemen
Dari semua pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa
pada detail, orientasi hasil, orientasi kepada para individu, orientasi kepada tim,
Isu dan kekuatan suatu kultur mempengaruhi suasana etis sebuah organisasi
dan perilaku etis para anggotanya. Kultur sebuah organisasi yang punya
kemungkinan paling besar untuk membentuk standar etika tinggi adalah kultur
yang tinggi toleransinya terhadap risiko tinggi, rendah sampai sedang dalam hal
keagresifan, dan fokus pada sarana selain juga hasil. Para manajer dalam kultur
semacam ini didorong untuk mengambil resiko dan berani berinovasi, dilarang
terlibat dalam persaingan yang tak terkendali, dan akan memberikan perhatian
pada bagaimana tujuan dicapai dan juga pada tujuan apa yang akan dicapai.
26
Manajemen yang dapat dilakukan untuk menciptakan kultur yang lebih etis dapat
jalan yang etis, hal ini memberi pesan positif bagi semua karyawan.
organisasi. Kode etik ini harus menyatakan nilai-nilai utama organisasi dan
dan yang tidak, dan menangani dilema etika yang mungkin muncul.
4. Secara nyata memberikan penghargaan atas tindakan etis dan beri hukuman
terhadap tindakan yang tidak etis. Penilaian kinerja terhadap para manajer
mencakup sarana yang dipakai untuk mencapai sasaran dan juga pencapaian
tujuan itu sendiri. Orang-orang yang bertindak etis harus diberi penghargaan
yang jelas atas perilaku mereka. Sama pentingnya, tindakan tidak etis harus
27
5. Memberikan mekanisme perlindungan. Organisasi perlu memiliki mekanisme
melaporkan perilaku tidak etis tanpa takut. Cara ini bisa meliputi
etika.
28
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
atau susunan dan berbagai bagian sehingga menjadi satu kesatuan yang teratur
gaya manajemen.
Adapun fungsi dari kultur organisasi ialah Budaya mempunyai suatu peran
antara satu organisasi dan jangkauannya, Budaya membawa satu rasa identitas
pada suatu yang lebih luas dari pada kepentingan-kepentingan dari individual
memberikan standar-standar yang tepat untuk apa yang harus dikatakan dan
dilakukan oleh para anggota dan Akhirnya budaya berfungsi sebagai mekanisme
pembuat makna dan kendali yang memadu dan membentuk sikap serta perilaku
anggaotanya.
berkenaan tugas kepala sekolah selaku leader dan manajer di sekolah. Dalam hal
29
ini, kepala sekolah hendaknya mampu melihat lingkungan sekolahnya secara
holistik, sehingga diperoleh kerangka kerja yang lebih luas guna memahami
sekolah, maka ia akan lebih baik lagi dalam memberikan penajaman tentang nilai,
keyakinan dan sikap yang penting guna meningkatkan stabilitas dan pemeliharaan
lingkungan belajarnya.
4.2 Saran
kesalahan dan kekurangan. Untuk itu, kami sebagai penulis makalah ini
mengahrapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi
perbaikan makalah ini agar menjadi lebih baik dalam pembuatan makalah ke
depannya.
30
DAFTAR PUSTAKA
Ismail SM, M.Ag, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Cet
ke-IV Semarang: RaSAIL, 2009
John M.Echols dan hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia,
1980 cet, 8
Tilaar, M.Sc, Ed, Prof. Dr. H. A.R.. Manajemen pendidikan nasional. Bandung :
Rosdakarya,
31
Wibowo. 2010. Budaya Organisasi. (Sebuah Kebutuhan untuk Meningkatkan
Kinerja Jangka Panjang). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Larissa A. Grunig, James E. Grunig, Dkk. 2002. Excellent Public Relations and
Effective Organizations: A Study of Communication Management in Three
Countries. New Jersey : Lawrence Erlbaum Associates, Inc., Publishers
Antonius Atoshoki Gea dan Antonina Panca Yuni Wulandari. 2006. Character
Building IV :Relasi dengan Dunia. Jakarta: Elex Media Komputindo)
32