Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“KONSEP DASAR BUDAYA ORGANISASI”

Dosen Pengampuh : Funnisia Lamalewa, SE.,MM

Disusun Oleh:

Kevin Josua Manabung (201861201143)

Irna Mustika Indriani (201861201004)

Nur Aqilla (201961201006)

Andi Eriyanto (201961201084)

Fangnannia Purningsih Felubun (201861201018)

Yeremias Bayage (201861201111)

Yermias Koagup (201861201020)

UNIVERSITAS MUSAMUS
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
MANAJEMEN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kesempatan
serta rahmat-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya dalam mata kuliah Budaya Organisasi.
Makalah yang berisikan dengan judul “Konsep Dasar Budaya Organisasi” ini telah
kami susun secara maksimal dengan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis banyak
berterimakah kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas segala bantuan
dan dukungannya selama ini.
Karena keterbatasan pengetahuan yang kami miliki, kami menyadari masih banyak
kekurangan dari makalah ini. Oleh karena itu, sangat mengharapkan kritikan dan saran yang
membangun dari para pembaca.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Terima Kasih.

Merauke, 27 April 2021

2
DAFTAR ISI

MAKALAH................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................1
1.3 Tujuan..............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................2
2.1 Pengertian Budaya Organisasi.........................................................................................2
2.2 Karakteristik Budaya Organisasi......................................................................................4
2.3 Fungsi Budaya Organisasi................................................................................................6
2.4 Pembentukan Budaya Organisasi.....................................................................................7
BAB III PENUTUP.................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................11

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Budaya organisasi merupakan bagian dari kurikulum mata pelajaran Sumber
Daya Manusia (MSDM) serta bagian dari teori orgnisasi.

Setiap organsasi mempunyai budayanya masing-masing yang menjadi ciri khas


suatu organisasi. Budaya sebuah organisasi memegang peranan yang cukup penting
dalam organisasi tersebut karena budaya yang baik akan dapat memberikan
kenyamanan yang kemudian menunjang kinerja anggotanya. Sebaliknya budaya
organisasi yang kurang baik atau yang kurang sesuai dengan pribadi anggotanya akan
memicu penurunan kinerja setiap anggota.

Dalam hal ini banyak perusahaan yang mengubah budayanya agar dapat
menunjang kemajuan perusahaan tersebut. Hal ini akan semakin membuktikan bahwa
budaya suatu organisasi dapat sedemikian mempengaruhi sebuah organisasi.

Namun, dalam hal menciptakan serta menumbuhkan sebuah budaya organisasi


tidak hanya bertitik tumpu pada kenyamanan anggota saja. Ada banyak faktor-faktor
lainnya yang harus diperhatikan. Diperlukan pemikiran yang matang untuk dapat
menciptakan, menumbuhkan dan mengembangkan budaya yang akan dapat
berdampak baik bagi perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, yang ingin dibahas adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan budaya organisasi?
2. Bagaimana karakteristik budaya organisasi?
3. Apa fungsi dari budaya organisasi?
4. Apa peran dari budaya organisasi?

1.3 Tujuan
Tujuan dibuat makalah ini adalah untuk mempelajari secara mendasar mengenai budaya
organisasi, sebagai referensi dalam berbudaya di lingkungan kerja, mengetahui karakteristik
budaya dalam dunia kerja, dan menambah wawasan mengenai budaya yang ada di suatu
perusahaan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Budaya Organisasi


Pengertian budaya telah banyak didefiniskan oleh para ahli budaya. Oleh karena
itu, definisi yang akan dikemukakan dalam tulisan ini hanya yang terkait dengan budaya
organisasi.
a. Taliziduhu Ndraha dalam bukunya Budaya Organisasi mengemukakan
pendapat Edward Burnett yang mengatakan “Budaya mempunyai
pengertian teknografis yang luas meliputi ilmu pengetahuan,
keyakinan/percaya, seni, moral, hukum, adat istiadat, dan berbagai
kemampuan dan kebiasaan lainnya yang didapat sebagai anggota
masyarakat”.
b. Vijay Sathe berpendapat “Budaya adalah seperangkat asumsi penting yang
dimiliki bersama anggota masyarakat”.
c. Robert G. Owens dalam bukunya Organizational Behavior In Education
mengemukakan definisi budaya menurut Terrence Deal and Allan Kennedy
“Budaya adalah suatu sistem pembagian nilai dan kepercayaan yang
berinteraksi dengan orang daalam suatu organisasi, struktur organisasi dan
sistem kontrol yang menghasilkan norma perilaku.
Dari definisi budaya di atas, dapat diketahui bahwa unsur- unsur yang terdapat
dalam budaya terdiri dari :
a. Ilmu pengetahuan
b. Kepercayaan
c. Seni
d. Moral
e. Hukum
f. Adat istiadat
g. Perilaku/kebiasaan (norma) masyarakat
h. Asumsi-asumsi dasar
i. Sistem nilai
j. Pembelajaran/pewarisan
k. Masalah adaptas eksternal dan integrasi internal serta cara mengatasinya.

Demikian pula organisasi telah banyak didefinisikan oleh para ahli organisasi
dan manajemen antara lain sebagai berikut.
a. J.R Schermerhon mengemukakan bahwa “Organisasi adalah kumpulan
orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama”.
b. Chester J.Bernard “Organisasi adalah kerja sama dua orang atau lebih,
suatu sistem dari aktivitas-aktivitas atau kekuatan-kekuatan perorangan
yang dikoordinasikan secara sadar,.
c. Philip Selznick “Organisasi adalah pengaturan personil guna memudahkan
pencapaian beberapa tujuan yang telah ditetapkan melalui alokasi fungsi
dan tanggung jawab.

5
Berdasarkan ketiga definisi organisasi di atas, dapat diketahui bahwa hal-hal
yang tercakup dalam organisasi terdiri atas:
1. Kumpulan dua orang atau lebih
2. Kerja sama
3. Tujuan bersama
4. Sistem koordinasi kegiatan
5. Pembagian tugas dan tanggung jawab personil.
Budaya organisasi telah didefinisikan oleh beberapa ahli, antara lain sebagai
berikut.
a. Peter F.Druicker dalam buku Robert G. Owens, Organizational Behavior In
Education, “Budaya organisasi adalah pokok penyelesaian masalah-masalah
eksternal dan internal yang pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh
suatu kelompok yang kemudian mewariskan kepada anggota-anggota baru
sebagai cara yang tepat untuk memahami, memikirkan, dan merasakan
terhadap masalah-masalah terkait seperti di atas”.
b. Phiti Sithi Amnuai dalam tulisannya How to Build a Corporation Culture
dalam majalah Asian Manajer (September 1989) mendefinisikan budaya
organisasi sebagai “Budaya organisasi adalah seperangkat asumsi dasar dan
keyakinan yang dianut oleh anggota-anggota organisasi, kemudian
dikembangkan dan diwariskan guna mengatasi masalah-masalah adaptasi
eksternal dan masalah integrasi internal.
c. Budaya organisasi menurut Susanto adalah nilai-nilai yang menjadi dasar
sumber daya manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal. Dan
usaha penyesuaian integrasi ke dalam perusahaan. Sehingga masing-masing
anggota organisasi harus memahami nilai-nilai yang ada. Serta bisa
mengetahui sebagaimana mereka harus bertingkah laku atau berperilaku.
d. Budaya organisasi menurut Robbins adalah suatu sistem makna bersama
yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi tersebut
dengan yang lain.
e. Pengertian budaya organisasi menurut Walter R. Freytag adalah anggapan-
anggapan dan nilai-nilai yang disadari atau tidak, dan mampu mengikat
kesatuan suatu organisasi. Anggapan dan nilai tersebut menentukan pola
perilaku para anggota di dalam suatu organisasi.
f. Budaya organisasi menurut Sarpin adalah sistem nilai, serta kepercayaan
dan kebiasaan dalam suatu organisasi yang saling berhubungan dengan
struktur sistem resminya. Sehingga dapat menghasilkan norma-norma
perilaku organisasi.
Berdasarkan definisi budaya organisasi di atas, dapat diketahui bahwa hal-hal
yang tercakup dalam budaya organisasi terdiri atas:
1. Asumsi Dasar
Dalam budaya organisasi terdapat asumsi dasar yang dapat berfunsi sebagai
pedoman bagi anggota maupun kelompok dalam organisasi untuk
berperilaku.
2. Keyakinan yang dianut.
Dalam budaya organisasi terdapat keyakinan yang dianut dan dilaksanakan
oleh para anggota organisasi (mengandung nilai-nilai yang data berbentuk

6
slogan atau moto, asumsi dasar, tujuan umum organisasi/perusahaan atau
prinsip-prinsip yang mejelaskan usaha.
3. Pemimpin atau kelompok dan pengembangan budaya organisasi
Suatu organisasi sangat membutuhan pemimpin untuk mengembangkan
perusahaan tersebut.
4. Pedoman mengatasi masalah
5. Berbagi nilai
6. Pewarisan
Anggota organisasi perlu diwariskan kepada anggota-anggota baru dalam
organisasi sebagai pedoman untuk bertindak dan berperilaku dalam
berorganisasi.
7. Penyesusaian
Perlu penyesuaian anggota kelompok terhadap peraturan yang berlaku
dalam kelompok atau organisasi tersebut.
2.2 Karakteristik Budaya Organisasi
Stepen P. Robbins menyatakan ada 10 karakteristik yang apabila dicampur dan
dicocokkan, akan menjadi budaya organisasi. Kesepuluh karakteristik budaya
organisasi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Inisiatif Individual
Adalah tingkat tanggung jawab, kebebasan atau independensi yang dipunyai
setiap individu dalam mengemukakan pendapat.
2. Toleransi terhadap Tindakan Berisiko
Dalam budaya organisasi perlu ditekankan, sejauh mana para pegawai dianjurkan
untuk dapat bertindak agresif, inovatif dan mengambil resiko. Suatu budaya
organisasi dikatakan baik, apabila dapat memberikan toleransi kepada
anggota/para pegawai untuk dapat bertindak agresif dan inovatif untuk
memajukan organisasi/perusahaan serta berani mengambil resiko terhadap apa
yang dilakukannya.
3. Pengarahan
Adalah sejauh mana suatu organisasi/perusahaan dapat menciptakan dengan jelas
sasaran dan harapan yang diinginkan. Sasaran dan harapan tersebut jelas
tercantum dalam visi, misi dan tujuan organisasi. Kondisi ini dapat berpengaruh
terhadap kinerja organisasi/perusahaan.
4. Integrasi
Adalah sejauh mana suatu organisasi/perusahaan dapat mendorong unit-unit
organisasi untuk bekerja dengan cara yang terkoordinasi.

5. Dukungan Manajemen
Adalah sejauh mana para manajer dapat memberikan komunikasi atau arahan,
bantuan serta dukungan yang jelas terhadap bawahan.
6. Kontrol
Alat kontrol yang dapat dipakai adalah peraturan-peraturan atau norma-norma
yang berlaku dalam suatu organisasi atau perusahaan.
7. Identitas
Adalah sejauh mana para anggota/karyawan suatu organisasi /perusahaan dapat
mengindentifiaksikan dirinya sebagai satu kesatuan dalam perusahaan dan bukan
sebagai kelompok kerja tertentu atau keahlian professional tertentu.
8. Sistem Imbalan

7
Adalah sejauh mana alokasi imbalan (seperti kenaikan gaji, promosi dan
sebagainya) didasarkan atas prestasi kerja pegawai, bukan sebaliknya didasarkan
atas senioritas, sikap pilih kasih dan sebagainya.
9. Toleransi terhadap konflik
Adalah sejauh mana para pegawai/karyawan didorong untuk mengemukakan
konflik dan kritik secara terbuka.
10. Pola komunikasi
Adalah sejauh mana komunikasi dibatasi oleh hierarki kewenangan yang formal.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ahli, terdapat tujuh
karakteristik atau ciri-ciri utama. Beikut ini penjelasan lengbih lengkapnya mengenai
karakteristik budaya organisasi :

1. Inovasi dan pengambilan risiko (innovation and risk taking). Mencari peluang
baru, mengambil risiko, bereksperimen, dan tidak merasa terhambat oleh
kebijakan dan praktek-praktek formal.
2. Stabilitas dan keamanan (stability and security), mengantisipasi kejadian yang
dapat disangka sebelumnya, dan keamanan. Serta penerapan dari aturan-aturan
yang mengarahkan perilaku.
3. Penghargaan kepada orang (respect for people). Memperlihatkan toleransi,
keadilan dan penghargaan terhadap orang lain.
4. Orientasi hasil (outcome orientation). Memiliki perhatian dan harapan yang tinggi
terhadap hasil, capaian dan tindakan.
5. Orientasi tim dan kolaborasi (team orientation and collaboration), bekerja
bersama secara terkoordinasi dan berkolaborasi.
6. Keagresifan dan perjuangan (aggressiveness and competition), mengambil
tindakan-tindakan tegas di pasar-pasar menghadapi para pesaing.
7. Perhatian pada hal-hal detail (Attention to Detail). Dimana pekerja dielemenkan
menunjukkan ketepatan, melakukan analisis, dan perhatian pada hal-hal rinci.

Didalam budaya organisasi terdapat contoh yang sangat banyak. Berikut ini beberapa
contoh budaya organisasi yang harus diketahui.

1. Kerapian Administrasi
Budaya organisasi dalam hal kerapian administrasi, merupakan aspek yang harus
diperhatikan dalam organisasi. Baik itu dalam hal surat-menyurat, pengelolaan
keuangan, pendapatan karyawan, barang masuk atau keluar, dan lain sebagianya.
2. Pembagian Wewenang Yang Jelas
Hal ini merupakan kunci yang dapat menentukan keberhasilkan akan kinerja
dalam perusahaan. Jika tidak ada pembagian kekuasaan kinerja, mungkin para
anggota atau karyawan dalam perusahaan tersebut akan kebingungan. Mana yang
dijalankan atau dikerjakan dan mana yang tidak.
3. Kedisiplinan
Kedisiplinan adalah contoh budaya organisasi yang melekat dimana saja, baik
dalam perorangan atau kelompok. Dimana disiplin merupakan karakter dan sifat
dari orang-orang atau kelompok yang sukses.
4. Inovasi
Budaya organisasi kebanyakan akan memajukan anggota tim untuk melahirkan
suatu ide-ide kreatif dan inovasi baru. Tujuannya agar dapat memajukan
organisasinya.
8
Tosi, Rizzo, Carroll (1994) mengatakan bahwa budaya organisasi dipengaruhi oleh
empat factor, yaitu:
1. Pengaruh umum dari luar yang luas
2. Pengaruh dari nilai-nilai yang ada di masyarakat (societal values)
3. Faktor-faktor spesifik dari organisasi
4. Nillai-nilai dari kondisi dominan.
Pengaruh eksternal yang luas. (Broad external influences). Mencakup factor-
faktor yang tidak dapat dikedalikan oleh organisasi, seperti lingkungan alam
(adanya empat musim atau iklim tropis saja) dan kejadian-kejadian bersejarah
yang membentuk masyarakat (sejarah raja-raja dengan nilai0nilai feudal).
Nilai-nilai budaya dan budaya nasional (soctetal values and national culture).
Keyakinan dan nilai-nilai yang dominan dari masyarakat luas (misalnya kebebasan individu,
kolektivisme, kesopansantunan, kebersihan, dan sebagainya).
Unsur-unsur khas dari organisasi (organization specifis elements). Organisasi selalu
berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam usaha mengatasi baik masalah eksternal maupun
internal organisasi akan mendapatkan penyelesaian-penyelesaian yang berhasil. Penyelesaian
yang merupakan ungakapan dari nilai-nilai dan keyakinan-keyakinan. Keberhasilan
mengatasi masalah tersebut merupakan dasar bagi tumbuhnya budaya organisasi. Misalnya
masalah menghadapi kesulitan usaha, biaya produksi terlalu tinggi, pemasaran biayanya
tinggi juga, maka dicari jalan bagaimana penghematan di segala bidang dapat dilakukan. Jika
ternyata upayanya berhasil, biaya produksi dapat diturunkan demikian juga biaya pemasaran,
maka nilai untuk bekerja hemat (efisien) menjadi nilai utama dalam perusahaan. Dalam
sumber budaya yang ketiga di atas, unsure-unsur khas dari organisasi, kita temukan konsep
budaya organisasi dari Schein.

2.3 Fungsi Budaya Organisasi


Ada beberapa pendapat mengenai fungsi budaya organisasi, yaitu sebagai berikut.
1. Stephen P. Robbins dalam buku Organizational behavior membagi lima fungsi
budaya organisasi, sebagai berikut
a. Berperan menetapkan batasan.
b. Mengantarkan suatu perasaaan identitas bagi anggota organisasi.
c. Mempermudah timbulnya komitmen yang lebih luar daripada kepentingan
individual seseorang.
d. Meningkatkan stabilitas sistem social karena merupakan perekat sosiak yang
membantu mempersatukan organisasi.
e. Sebagai mekanisme kontrol dan menjadi rasional yang memandu dan membentuk
sikap serta perilaku para karyawan.
2. Schein dalam bukunya Organizational Culture and Leadership membagi fungsi
budaya organisasi berdasarkan tahap pengembangannya, yaitu
a. Fase awal merupakan tahap pertumbuhan suatu organisasi
Pada tahap ini, fungsi budaya organisasi terletak pada pembeda, baik terhadap
lingkungan maupun terhadap kelompok atau organisasi lain.
b. Fase pertengahan hidup organisasi
Berfungsi sebagai integrator karena munculnya sub-sub budaya baru sebagai
penyelamat krisis identitas dan membuka kesempatan untuk mengarahkan
perubahan budaya organisasi.

9
c. Fase dewasa
Dapat sebagai penghambat dalam berinvasi karena berorientasi pada kebesaran
masa lalu dan menjadi sumber nilai untuk berpuas diri.
fungsi utama budaya organisasi adalah sebagai berikut.
a. Sebagai batas pembeda terhadap lingkungan, organisasi maupun kelompok lain.
b. Sebagai perekat bagi karyawan dalam suatu organisasi.
c. Mempromosikan stabilitas sistem sosial.
d. Sebagai mekanisme kontrol dalam memadu dan membentuk sikap serta perilaku
karyawan.
e. Sebagai integrator.
f. Membentuk perilaku bagi para karyawan.
g. Sebagai sarana untuk menyelesaikan masalah-masalah pokok organisasi.
h. Sebagai acuan dalam menyusun perencanaan perusahaan.
i. Sebagai alat komunikasi.
j. Sebagai penghambat berinovasi.

2.4 Pembentukan Budaya Organisasi


Ada beberapa unsur yang berpengaruh terhadap pembentukan budaya organisasi. Deal
& Kennedy dalam bukunya Corporate Culture: The Rolex and Ritual of Corporate membagi
lima unsur pembentukan budaya sebagai berikut:
a. Lingkungan usaha, merupakan unsur yang menentukan terhadap apa yang harus
dilakukan perusahaan agar berhasil.
b. Nilai-Nilai, adalah keyakinan dasar yang dianut oleh sebuah organisasi.
c. Pahlawan, adalah tokoh yang dipandang berhasil mewujudkan nilai-nilai budaa dalam
kehidupan nyata.
d. Ritual, merupakan tempat di mana perusahaan secara simbolis menghormati
pahlawan-pahlawannya.
e. Jaringan budaya, merupakan jaringan komunikasi informal yang pada dasarnya
merupakan saluran komunikasi primer.

Robbins (2003:729) menyatakan bahwa proses penciptaan budaya organisasi terjadi


dalam tiga cara. Pertama, para pendiri hanya mempekerjakan dan mempertahankan karyawan
yang memiliki pola pikir sama dan sependapat dengan cara-cara yang mereka tempuh.
Kedua, mereka mengindoktrinasikan dan mensosialisasikan para karyawan ini dengan cara
berpikir dan cara berperasaan mereka. Bila organisasi berhasil, maka visi pendiri menjadi

10
terlihat sebagai penentu utama keberhasilan. Pada titik ini, keseluruhan kepribadian pendiri
menjadi tertanam ke dalam budaya organisasi.
Robbins (2003:724) membedakan budaya yang kuat dan budaya yang lemah. Budaya yang
kuat mempunyai dampak yang lebih besar pada prilaku karyawan dan lebih langsung terkait
dengan pengutangan turn-over karyawan. Dalam budaya yang kuat, nilai inti organisasi
dipegang secara mendalam dan dianut bersama secara meluas. Makin banyak anggota yang
menerima nilai-nilai inti dan makin besar komitmen mereka pada nilai-nilai tersebut, maka
makin kuat budaya tersebut. Budaya yang kuat juga memperlihatkan kesepakatan yang tinggi
di kalangan anggota mengenai apa yang dipertahankan oleh organisasi. Kebulatan maksud
tersebut selanjutnya membina keakraban, kesetiaan, dan komitmen organisasi.

Brown (1998:743) menyatakan bahwa para pemimpin menyampaikan budaya melalui


apa yang mereka katakan dan apa yang mereka lakukan. Schein dalam Yukl (1998:300-301)
mengemukakan peranan pemimpin dalam budaya organisasi, dimana para pemimpin
mempunyai potensi yang paling besar dalam menanamkan budaya dan memperkuat aspek-
aspek budaya dengan mekanisme sebagai berikut :
a. Perhatian (attention)
Perhatian para pemimpin berarti para pemimpin di dalam menjalankan
kepemimpinannya akan mengkomunikasikan prioritas-prioritas, nilai-nilai, perhatian mereka
dengan cara menanyakan, memberi pendapat, memuji, dan menyampaikan kritik. Pemimpin
yang memarahi seorang bawahan karena tidak mengetahui masalah yang terjadi di unit
kerjanya, misalnya, akan memiliki efek yang kuat dalam mengkomunikasikan nilai-nilai dan
perhatian. Pemimpin yang tidak menanggapi sesuatu maka hal ini menyampaikan pesan
bahwa hal itu tidak penting. Sebagai contoh, restoran cepat saji McDonald dikenal
kebersihannya karena secara berulang-ulang pendiri perusahaan menceritakan bagaimana dia
mengejar-ngejar lalat untuk menjaga agar para pelanggan yang sedang menikmati
hidangannya tidak terganggu oleh lalat tersebut. Cerita ini diterjemahkan para pegawai bahwa
perusahaan sangat peduli pada kebersihan dan peduli kepada pelanggannya.
b. Reaksi terhadap Krisis
Reaksi pemimpin dalam menghadapi krisis, merupakan potensi bagi para pegawai
untuk mempelajari nilai-nilai dan asumsi-asumsi. Misalnya perusahaan yang sedang
mengalami kesulitan keuangan cukup serius tetapi menghindari pemberhentian pegawai
(PHK) dan membuat kebijakan untuk membuat para pegawai bekerja dengan waktu lebih
pendek dan dengan demikian menerima pemotongan gaji. Pemimpin tersebut
mengkomunikasikan dengan kuat bahwa ia mempertahankan pekerjaan para pegawai, dan
berdasarkan prilakunya tersebut para pegawai meyakini bahwa pemimpinnya menjunjung
tinggi nilai kebersamaan.
c. Pemodelan Peran
Para pemimpin mengkomunikasikan nilai-nilai dan harapan-harapan mereka melalui
tindakan mereka sendiri. Hal tersebut khususnya tindakan-tindakan yang memperlihatkan
kesetiaan istimewa, pengorbanan diri, dan pelayanan yang melebihi apa yang ditugaskan.
Seorang pemimpin yang membuat sebuah kebijakan atau prosedur tetapi tidak memberikan
perhatian yang besar terhadap hal tersebut maka dalam hal ini pemimpin
mengkomunikasikan pesan bahwa hal itu tidaklah penting atau tidak diperlukan. Seorang
pemimpin yang bekerja keras dan selalu tepat waktu, misalnya, akan mengkomunikasikan
bahwa bekerja keras dan tepat waktu merupakan hal yang penting dan dihargai dalam
organisasi. Sebaliknya pemimpin yang selalu meminta anak buahnya untuk disiplin tetapi dia
sendiri tidak disiplin maka sekeras apapun dia menyerukan kedisiplinan, karyawan tetap akan
menganggap bahwa kedisiplinan bukanlah hal yang penting dalam organisasi.

11
d. Alokasi Imbalan-imbalan
Kriteria-kriteria yang digunakan sebagai dasar untuk mengalokasikan imbalan-
imbalan seperti peningkatan upah, atau promosi mengkomunikasikan apa yang dinilai oleh
pemimpin dan organisasi tersebut. Pengakuan formal dan acara-acara seremonial dan pujian
yang tidak formal mengkomunikasikan perhatian serta prioritas seorang pemimpin. Ketiadaan
pengakuan terhadap kontribusi dan keberhasilan mengkomunikasikan bahwa hal tersebut
bukan merupakan hal yang penting. Pemberian simbol-simbol terhadap status orang-orang
tertentu juga mengkomunikasikan tentang apa yang penting dalam perusahaan. Pembedaan
status yang terlalu mencolok tentu saja menunjukkan bahwa organisasi tidak menjunjung
tinggi nilai kebersamaan. Misalnya saja perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat relatif
menggunakan simbol-simbol perbedaan status dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan
Jepang. Keistimewaan tersebut misalnya berupa ruang makan dan tempat parkir khusus.
e. Kriteria Menyeleksi dan Memberhentikan Karyawan
Para pemimpin dapat mempengaruhi budaya dengan merekrut orang yang memiliki
nilai-nilai, ketrampilan-ketrampilan, atau ciri-ciri tertentu dan mempromosikan mereka ke
posisi-posisi kekuasaan. Para pelamar yang tidak cocok dapat diskrining dengan prosedur-
prosedur formal dan informal, dan ada juga prosedur-prosedur untuk meningkatkan seleksi
diri sendiri, seperti memberi kepada pelamar informasi yang realistis tentang kriteria dan
persyaratan bagi keberhasilan dalam organisasi. Kriteria serta prosedur-prosedur yang
digunakan untuk mengeluarkan atau memberhentikan para anggota dari sebuah organisasi
mengkomunikasikan juga nilai-nilai serta perhatian dari pemimpinnya.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Jadi telah sampailah keakhir dari makalah ini, maka kesimpulannya adalah:
1. Budaya organisasi adalah sebuah sistem yang mempunyai makna bersama yang
dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi-
organisasi lainnya.
2. Sikap keberanian dalam mengambil resiko, perhatian terhadap detail, berorientasi
terhadap hasil dan tim adalah hal yang sangat diperlukan dalam sebuah budaya
organisasi.
3. Budaya organisasi sangat penting di dalam sebuah perusahaan dikarenakan terdapat
manfaat yang sangat penting yaitu mementingkan tujuan bersama.
4. Dalam berkomunikasi sangat diutamakan pola komunikasi karena bersifat dibatasi
oleh hierarki kewenangan yang formal.

13
DAFTAR PUSTAKA

Sembiring, Masana. 2012. Budaya dan Kinerja Organisasi. Bandung: Fokusmedia


http://eprints.walisongo.ac.id/5979/2/BAB%20I.pdf
https://www.asikbelajar.com/konsep-budaya-organisasi/

14

Anda mungkin juga menyukai