Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KELOMPOK

MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA

MAKALAH BUDAYA ORGANISASI

KELOMPOK III
NAMA :
1. HILDA FITRIANI 022 2018 0376
2. LUH NUR KHAMSINAR BUDHI ARTHA 022 2018 0377
3. DHIRA ALIFIA 022 2018 03
4. RAHMA AYU PERMATA ELMI 022 2018 03

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN MANAJEMEN
KOTA MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..............................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG.........................................................................................
1.2 RUMUSAN MASALAH.....................................................................................
1.3 TUJUAN PENULISAN.......................................................................................
1.4 MANFAAT PENULISAN..................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................
2.1 ASAL MUASAL BUDAYA ORGANISASI......................................................
2.2 PENGERTIAN BUADAYA ORGANSASI.......................................................
2.3 ASUMSI TENTANG BUDAYA ORGANISASI...............................................
2.4 PERKEMBANGAN BUDAYA ORGANISASI.................................................
2.5 PEGARUH BUDAYA ORGANISASI...............................................................
BAB III PENUTUP...................................................................................................
3.1 KESIMPULAN....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Budaya adalah suatu hasil dari budi dan atau daya, cipta, karya, karsa, pikiran
dan adat istiadat manusia yang secara sadar maupun tidak, dapat diterima sebagai
suatu perilaku yang beradab.
Kemudian organisasi adalah kesatuan (Entity) sosial yang dikoordinasikan
secara sadar dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasikan, yang
bekerja atas dasar yang relatif terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan
bersama atau sekelompok tujuan.
Di makalah ini akan dibahas mengenai teori budaya organisasi yang
didalamnya membahas tentang Asal Budaya Organisasi, Pengertian Budaya
Organisasi , beberapa Asumsi tentang Budaya Organisasi, Perkembangan Budaya
Organisasi dan Pengaruh Budaya Organisasi. Kami menyadari bahwa dalam
penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, karena itu kami
menunggu kritik dan saran yang positif demi perbaikan makalah ini.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang yang dijelaskan maka rumusan masalah dapat diajukan
sebagai berikut :

1) Bagaimana asal muasal budaya organsasi ?


2) Apa yang dimaksud dengan budaya organisasi ?
3) Apa asumsi tentang budaya organisasi ?
4) Bagaimana perkembangan budaya organisasi ?
5) Bagaimana pengaruh budaya organisasi ?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan maslah yang diajukan maka tujuan penilisan sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui asal muasal budaya organisasi
2) Untuk mengetahui pengertian budaya organisasi
3) Untuk mengetahui asumsi tentang budaya organisasi
4) Untuk mengetahui perkembangan budaya organisasi
5) Untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi

1.4 MANFAAT PENULISAN


Adapun manfaat dari penulisan ini yaitu :

1) Untuk menambah wawasan mahasiswa mengenai budaya organisasi.


2) Untuk mengetahui kemampuan mahasiswa dalam membuat makalah.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Asal muasal budaya organisasi


Ingvar Kamprad, pendiri IKEA. Sumber dari budaya organisasi yang tumbuh di
IKEA adalah pendirinya yaitu Ingvar Kamprad.
Kebiasaan, tradisi, dan cara umum dalam melakukan segala sesuatu yang ada di
sebuah organisasi saat ini merupakan hasil atau akibat dari yang telah dilakukan
sebelumnya dan seberapa besar kesuksesan yang telah diraihnya di masa lalu. Hal ini
mengarah pada sumber tertinggi budaya sebuah organisasi: para pendirinya. Secara
tradisional, pendiri organisasi memiliki pengaruh besar terhadap budaya awal
organisasi tersebut. Pendiri organisasi tidak memiliki kendala karena kebiasaan atau
ideologi sebelumnya. Ukuran kecil yang biasanya mencirikan organisasi baru lebih
jauh memudahkan pendiri memaksakan visi mereka pada seluruh anggota organisasi.
Proses penyiptaan budaya terjadi dalam tiga cara. Pertama, pendiri hanya
merekrut dan mempertahankan karyawan yang sepikiran dan seperasaan dengan
mereka. Kedua, pendiri melakukan indoktrinasi dan menyosialisasikan cara pikir dan
berperilakunya kepada karyawan. Terakhir, perilaku pendiri sendiri bertindak sebagai
model peran yang mendorong karyawan untuk mengidentifikasi diri dan, dengan
demikian, menginternalisasi keyakinan, nilai, dan asumsi pendiri tersebut. Apabila
organisasi mencapai kesuksesan, visi pendiri lalu dipandang sebagai faktor penentu
utama keberhasilan itu. Di titik ini, seluruh kepribadian para pendiri jadi melekat
dalam budaya organisasi.

2.2 Pengertian budaya organisasi


 Arti Kata Budaya Secara Etimologis
Menurut kamus Bahasa Indonesia, kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta
Bodhya yang berarti akal budi, sinonimnya adalah kultur yang berasal dari
bahasa Inggris Culture atau Cultuur dalam Bahasa Belanda. Kata Culture
sendiri berasal dari bahasa Latin Colere (dengan akar kata “Calo” yang berarti
mengerjakan tanah, mengolah tanah atau memelihara ladang dan memelihara
hewan ternak.
 Arti Kata Budaya Secara Terminologis
Budaya adalah suatu hasil dari budi dan atau daya, cipta, karya, karsa, pikiran
dan adat istiadat manusia yang secara sadar maupun tidak, dapat diterima
sebagai suatu perilaku yang beradab. Dikatakan membudaya bila kontinu,
konvergen
 Arti Kata Organisasi Secara Etimologis
Tubuh atau alat tubuh, aturan, susunan, perkumpulan dari kelompok tertentu
dengan dasar ideologi yang sama.
 Arti Kata Organisasi Secara Terminologis
Organisasi adalah kesatuan (Entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar
dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasikan, yang bekerja atas
dasar yang relatif terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau
sekelompok tujuan.

Pengertian Budaya Organisasi

Robbins (1998: 572) menyatakan :


… organizational culture refers to a system of shared meaning held by members that
distinguishes the organization from other organizations. This system of shared
meaning
is, on closer analysis, a set of key characteristich that the organization value.
Lebih lanjut Robbins yang diterjemahkan oleh Jusuf Udaya (1994: 479)
mengemukakan bahwa: “Budaya organisasi sebagai nilai-nilai dominan yang
disebarluaskan dalam organisasi yang dijadikan filosofi kerja karyawan yang menjadi
panduan bagi kebijakan organisasi dalam mengelola karyawan dan konsumen”.
Para teoritikus juga menjelaskan bahwa budaya bukanlah sesuatu yang
dimiliki oleh organisasi; budaya adalah sesuatu yang merupakan organisasi itu
sendiri. Bagi teoritikus, memahami organisasi lebih penting daripada
menggeneralisasi sekelompok perilaku atau nilai nilai dari banyak organisasi dan
pemikiran ini lah yang mendasai lahirnya teori ini.
Pacanowsky dan O’Donnell Trujillo (1982) menerapkan prinsip-prinsip
antropologi untuk mengonstruksi teori. Mereka percaya bahwa budaya organisasi
“mengindikasikan apa yang menyusun dunia nyata yang masih ingin diselidiki”
Menurut Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn (2001:391),
budaya organisasi adalah sistem yang dipercayai dan nilai yang dikembangkan oleh
organisasi dimana hal itu menuntun perilaku dari anggota organisasi itu sendiri
Secara umum Budaya organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang
dianut oleh para anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi-
organisasi lainnya. Sistem makna bersama ini adalah sekumpulan karakteristik kunci
yang dijunjung tinggi oleh organisasi.

2.3 Asumsi Teori Budaya Organisasi


Menurut Smircich (1983), ada empat fungsi penting budaya organisasi, yaitu:
1) memberikan suatu identitas organisasi kepada para anggota organisasi.,
2) memfasilitasi atau memudahkan komitmen kolektif,
3) meningkatkan stabilitas sistem sosial, dan
4) membentuk perilaku dengan membantu anggota organisasi memilih sense
terhadap sekitarnya.
Kemudian, ada tiga asumsi yang mengarahkan teori budaya organisasi menurut
Pacanowsky dan O’Donnel, yaitu :
a) Anggota – anggota organisasi menciptakan dan mempertahankan perasaan yang
dimiliki bersama mengenai realitas organisasi, yang berakibat pada pemahaman
yang lebih baik mengenai nilai - nilai sebuah organisasi.
b) Penggunaan dan interpretasi symbol sangat penting dalam budaya organisasi.
c) Budaya bervariasi dalam organisasi – organisasi yang berbeda, dan interpretasi
tindakan dalam budaya ini juga beragam.

Asumsi pertama berhubungan dengan pentingnya orang didalam kehidupan


organisasi. Secara khusus individu saling berbagi dalam menciptakan dan
mempertahankan realitas. Individu – individu ini mencakup karyawan, supervisor,
dan atasan. Pada inti dari asumsi ini, adalah nilai yang dimiliki oleh organisasi. Nilai
atau value adalah standar dan prinsip – prinsip dalam sebuah budaya yang memilki
nilai intrisik dari sebuah budaya. Nilai menunjukan kepada anggota organisasi
mengenai apa yang penting. Pacanowsky melihat nilai berasal dari “pengetahuan
moral” dan orang menunjukan pengetahuan moral mereka melalui narasi atau kisah.
Realitas ( dan budaya ) organisasi juga sebagian ditentukan oleh simbol – simbol
dan ini merupakan asumsi kedua dari teori budaya organisasi. Simbol – simbol
mencakup komunikasi verbal dan non verbal didalam organisasi. Seringkali, simbol –
simbol ini mengkomunikasikan nilai – nilai organisasi. Simbol dapat berupa slogan
yang berupa makna. Asumsi yang ketiga mengenai teori organisasi yang berkaitan
dengan keberagaman budaya organisasi. Sederhananya, budaya organisasi sangat
bervariasi. Persepsi mengenai tindakan dan aktifitas didalam budaya – budaya ini
seberagam dengan budaya itu sendiri.
Tiga asumsi dari teori budaya organisasi ini didasari oleh keyakinan bahwa ketika
para peneliti mempelajari budaya organisasi, mereka akan menemukan jaring yang
kompleks dan rumit. Pacanowsky dan O’Donnel Trujillo yakin bahwa perspektif
interpretasi simbolik memberikan gambaran realistis mengenai budaya tentang
sebuah perusahaan. Metode yang digunakan dalam penelitian teori budaya organisasi
ini, dari Clifford Geertz yaitu pemahaman etnografi.
Geertz ( 1973 ) beragumen bahwa untuk memahami budaya, seseorang harus
melihat dari sudut pandang anggota budaya tersebut. Untuk melakukan hal ini Geertz
percaya bahwa para peneliti harus menjadi etnograf. Para etnograf sering kali
menyertakan kajian mereka yang merupakan penelitian naturalistik dimana mereka
yakin bahwa cara yang mereka gunukan dalam mempelajari budaya lebih natural
dibandingkan dengan cara yang digunakan oleh para peneliti kuantitatif.
Dengan mengingat hal ini, Geertz menyatakan bahwa etnografi bukan ilmu
eksperimental melainkan sebuah metode yang menguak makna. Menemukan makna
merupakan hal yang paling penting etnografi. Dalam tulisannya, Geertz ( 1973 )
menhimpulkan bahwa etnografi sejenis deskripsi tebal ( Thick Description ) atau
penjelasan mengenai lapisa – lapisan rumit dari makna yang mendasari sumber
budaya. Karena itu para etnograf berusaha memahami deskripsi tebal dari budaya
untuk “menyelediki makna yang tidak tampak dari sesuatu”. Geertz percaya tidak ada
analisis budaya yang lengkap karena semakin dalam seseorang berusaha masuk,
semakin kompleks budaya tersebut. Oleh karena itu sangat tidak mungkin untuk
sepenuhnya pasti mengenai sebuah budaya dan norma atau nilainya.
Teori budaya organisasi berakar pada etnografi, dan budaya organisasi hanya
dapat dilihat dengan mengadopsi prinsip – prinsip etnografi. Ada komponen yang
penting dalam Teori Budaya Organisasi, yaitu Performa Komunikatif
Pacanowsky dan O’Donnel Trujilo (1982) menyatakan bahwa anggota organisasi
melakukan performa komunikasi tertentu yang berakibat pada munculnya budaya
organisasi yang unik. Performa adalah metafora yang menggambarkarkan proses
simbolik dari pemahaman akan perilaku manusia dalam sebuah organisasi.
Performa ini terbagi atas :

 Performa ritual
Semua performa komunikasi yang terjadi secara teratur dan berulang disebut
performa ritual. Ritual terdiri atas empat jenis, yaitu personal,tugas, sosial dan
organisasi. Ritual Personal mencakup semua hal yang anda lakukan secara rutin
ditempat kerja. Misalnya, banyak anggota organisasi secara teratur mengecek
pesan sura atau e-mail mereka ketika mereka bekerja setiap hari. Ritual Tugas
adalah perilaku rutin yang dikaitkan dengan pekerjaan seseorang. Ritual tugas
membantu menyelesaikan pekerjaan. Misalnya, ritual tugas seorang karyawan di
Departemen Kendaraan Bermotor termasuk mengeluarkan ujian mata dan tertulis,
mengambil foto dari calon pengemudi, dan melaksanakan ujian mengemudi,
memverifikasi asuransi mobil, dan menerima pembayaran. Ritual Sosial adalah
rutinitas verbal dan nonverbal yang biasanya mempertimbangkan interaksi
dengan orang lain. Misalnya, beberapa anggota organisasi berkumpul bersama
untuk menghabiskan waktu bersama pada hari jumat untuk merayakan akhir
pekan. Ritual sosial juga dapat mencakup perilaku nonverbal didalam organisasi.
Ritual Organisasi adalah kegiatan perusahaan yang sering dilakukan seperti rapat
divisi, rapat fakultas dan bahkan piknik perusahaan.
 Performa Hasrat
Performa hasrat merupakan kisah – kisah mengenai organisasi yang sering
kali diceritakan secara antusias oleh para anggota organisasi dengan orang lain.
 Performa sosial
Perfoma sosial merupakan perpanjangan sikap santun dan kesopanan untuk
mendorong kerja sama diantara anggota organisasi. Pepatah mengatakan “hal
kecil memulai hal yang besar” bererhubungan langsung dengan performa ini. baik
dengan senyuman maupun sapaan “selamat pagi”, menciptakan suatu rasa
kekeluargaan seringkali merupakan bagian dari budaya organisasi.

 Performa politik
Budaya ini menjalakan kekuasaan atau kontrol. Walaupun demikian banyak
organisasi bersifat hararki: harus ada seseorang dengan kekuasaan untuk
mencapai sesuatu dan memiliki kontrol yang cukup untuk mempertahankan dasar
– dasar yang ada. Ketika anggota organisasi terlibat dalam performa politis,
mereka mengkomunikasikan keinginan untuk mempengaruhi orang lain.
 Performa enkulturasi
Performa ini merujuk pada bagaimana anggota mendapatkan pengetahuan dan
keahlian untuk dapat menjadi anggota organisasi yang mampu mengkontribusi.
Performa ini berupa sesuatu yang berani maupun yang hati – hati, dan performa
ini mendemonstrasikan kompetensi seorang anggota dalam sebuah organisasi.

2.4 Perkembangan Budaya Organisasi


Teori Organisasi berkembang melalui 3 pendekatan yang munculnya berurutan,
yaitu:
1) Pendekatan Klasik yang memperkenalkan cara membagi kegiatan kepada anggota
organisasi sehingga setiap orang mendapat beban kerja yang merata dan sesuai
kapasitasnya.
2) Pendekatan Neoklasik menemukan bahwa iklim organisasi juga perlu dijaga agar
selain ditugasi beban kerja yang merata dan sesuai kapasitasnya, anggota
organisasi juga bisa bekerja dengan nyaman karena dalam organisasi terdapat
suasana kerja yang baik.
3) Pendekatan Modern menemukan bahwa setelah beban kerja terdistribusi dengan
baik dan suasana kerja juga nyaman, organisasi juga perlu disesuaikan dengan
kondisi luar (lingkungannya) agar bisa hidup dan berkembang dengan baik.

Organisasi dipengaruhi oleh lingkungannya sehingga perlu dipahami cara untuk


menginventarisasi dan mempelajari elemen-elemen lingkungan secara lengkap.
Tetapi sifat lingkungan ini yang paling berbahaya bagi suatu organisasi adalah
ketidakpastiannya.

2.5 Pengaruh Budaya Organisasi


Robbins (1994) berpendapat bahwa Budaya Organisasi yang kuat akan
meningkatkan perilaku yang konsisten dari anggota suatu organisasi. Oleh karena itu,
budaya organisasi dapat dijadikan sebagai sarana yang kuat untuk mengontrol dan
dapat bertindak sebagai sebuah substitusi bagi formalisasi. Budaya Organisasi ini
sangat berpengaruh, karena semakin kuat budaya suatu organisasi maka semakin
lemah atau rendah formalisasi yang berlaku di organisasi tersebut. Maka dapat kita
tarik suatu kesimpulan bahwa budaya organisasi berpengaruh signifikan dan positif
terhadap kinerja organisasi, kemudian kinerja organisasi juga berpengaruh signifikan
dan positif terhadap kepuasan kerja anggota organisasi. Disini terjadi hubungan
timbal balik antara budaya organisasi dan kinerja organisasi karena budaya organisasi
juga berpengaruh signifikan dan positif terhadap kepuasan kerja anggota organisasi
tersebut.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Budaya organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang dianut oleh para
anggota yang membedakan suatu organisasi dari organisasi-organisasi lainnya.
Sistem makna bersama ini adalah sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung
tinggi oleh organisasi. Teori Budaya Organisasi ini, dicetuskan oleh Pacanowsky dan
O'Donnell Trujillo. Maka dari pembahasan ini dapat kita disimpulkan bahwa teori
budaya organisasi ini merupakan teori yang memiliki pengaruh penting dalam teori
dan penelitian di bidang komunikasi organisasi. Dengan kata lain, budaya organisasi
adalah esensi dari kehidupan organisasi. Orang-orang memegang peranan penting
dalam organisasi dan karena itu, sangat penting untuk mempelajari perilaku dalam
organisasi. Pacanowsky dan O’donnel Trujillo menyatakan bahwa anggota-anggota
dari organisasi terlibat didalam banyak perilaku komunikasi yang memberikan
kontribusi bagi budaya organisasi tersebut, budaya organisasi ini dapat diuraikan
dalam berbagai cara salah satunya melalui metode yang digunakan Clifford Geertz
yaitu pemahaman etnografi. Oleh karena itu, budaya organisasi disimpulkan pula
sebagai “ruh” organisasi karena bersemayam filosofi, misi dan visi organisasi yang
akan menjadi kekuatan penting untuk berkompetisi didalam organisasi itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://ruangilkom.blogspot.com/2017/02/makalah-budaya-organisasi-lengkap.html

Anda mungkin juga menyukai