Anda di halaman 1dari 16

Budaya Organisasi Dalam Menghadapi Harapan dan Kenyataan

Disusun Oleh :
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Budaya tidak hanya berlaku pada kebudayaan dan adat istiadat seperti yang
dimiliki oleh negara Indonesia yang kaya dengan kebudayaannya. Namun Pada
kenyataannya, setiap organisasi juga memiliki budaya yang menjadi ciri khas
organisasi mereka masing-masing. Budaya dalam organisasi disebut juga sebagai
budaya organisasi. Budaya adalah seperangkat pemahaman penting yang dimiliki,
diyakini, serta diterapkan oleh anggota komunitas yang sama. Budaya terdiri dari
serangkaian nilai, ide-ide, persepsi, preferensi, konsep moralitas, kode perilaku,
yang nantinya akan menciptakan kekhasan di antara kelompok manusia tersebut.
Sedangkan, organisasi adalah suatu platform dimana individu dari berbagai latar
belakang bersatu dan bekerja sebagai unit kolektif untuk mencapai tujuan
bersama dan target tertentu. 
Keberadaan budaya di dalam organisasi atau disebut dengan budaya
organisasi tidak dapat dilihat oleh mata, namun dapat dirasakan. Budaya
organisasi dapat dirasakan eksistensinya melalui perilaku anggota di dalam
organisasi itu sendiri. Kebudayaan tersebut memberikan model, cara-cara berfikir,
merasa menanggapi dan menuntun para anggota dalam organisasi. Oleh karena
itu, budaya organisasi akan berpengaruh juga terhadap efektif atau tidaknya suatu
organisasi.
Setiap organisasi tentunya memiliki budaya sendiri dalam artian memiliki ciri
khas dalam menjalankan keorganisasiannya. Hal inilah yang dapat dijadikan
pembeda dengan organisasi lain, yang perlu kita ketahui bahwa tidak semua
budaya dalam sebuah organisasi sesuai dengan harapan masing-masing individu,
sehingga mengharuskan setiap anggota baru untuk dapat beradaptasi.
Budaya organisasi juga dapat dipengaruhi paling tidak oleh tiga hal, yaitu
pertama, strategi organisasi yang mencakup tujuan jangka pendek dan jangka
panjang yang dirumuskan oleh organisasi, kedua bagaimana tujuan organisasi
tersebut kemudian dikomunikasikan dan dipahami oleh semua anggota dan
bagaimana pelaksanaannya dalam hal ini mencakup kemampuan individu, tingkah
laku individu, dan hasil objektif yang didapatkan dan ketiga situasi yang
melingkupi dan mempengaruhi kinerja sebuah organisasi, yaitu mencakup budaya
organisasi dan kondisi ekonomi.
Dengan budaya yang dimiliki terkadang dapat membuat organisasi tersebut
dikenal oleh banyak orang atau organisasi lain, namun disamping lain munculnya
permasalahan dalam organisasi dapat terjadi dari budaya organisasi itu sendiri,
yang berdampak pada penerapan program kerja yang sudah direncakan tidak
sesuai dengan harapan. Dengan demikian budaya organisasi tersebut tidak mampu
beradaptasi dengan lingkungannya, namun justru sebaliknya tetap
mempertahankan eksistensi budayanya tanpa melihat perubahan dan
perkembangan zaman. Dengan demikian, keadaan seperti ini dapat membuat
individu secara tidak langsung tidak memperoleh kepuasan dalam pekerjaan. Hal
ini merupakan satu diantara faktor lain yang menimbulkan individu atau anggota
serta sebuah organisasi tidak dapat berkembang dan maju ke arah yang lebih baik.
Dalam hal ini Budaya organisasi mempunyai peranan yang sangat penting untuk
meraih keberhasilan suatu organisasi.

1.2 Rumusan Masalah


Apakah ada perbedaan yang signifikan antara budaya saat ini dengan harapan
anggotanya ?
1.3 Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah yaitu untuk mengetahui budaya organisasi dalam
menghadapi harapan dan kenyataan.

1.4 Manfaat

Manfaat penulisan ini adalah agar para pembaca dapat memahami suatu budaya
yang terdapat di organisasi dalam menghadapi kenyataan yang ada dan harapan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Budaya

Dari segi bahasa, budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta
yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) yang
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Sedangkan
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata latin
Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Colere juga bisa diartikan sebagai
mengolah tanah atau bertani. Kata culture terkadang diterjemahkan sebagai "kultur"
dalam bahasa Indonesia. budaya adalah buah budi manusia yang merupakan hasil
perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam. Budaya
merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dalam
hidup (Dewantara, 1967).

Budaya juga memiliki unsur-unsur yang telah banyak dirumuskan para ahli.
Seorang antropolog Amerika Serikat, Melville Jean Herskovits, mengungkapkan
bahawa unsur pokok dari budaya ada empat, yaitu alat-alat teknologi, sistem
ekonomi, keluarga, dan kekuasaan politik. Dalam buku Setangkai Bunga Sosiologi
yang ditulis Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi juga dipaparkan, setidaknya
terdapat tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai culture universal, yaitu:

1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian perumahan, alat-alat


rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transpor dan sebagainya.
2. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian, peternakan,
sistem produksi, sistem distribusi dan sebagainya).
3. Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem
hukum, sistem perkawinan).
4. Bahasa (lisan maupun tertulis).
5. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya).
6. Sistem pengetahuan.
7. Religi (sistem kepercayaan).

2.2 Organisasi

Saat ini kita hidup dalam masa diskontinuitas, antara tahun 1950-an dan Di
tahun 1960-an, kita bisa menjadikan masa lalu sebagai pelajaran berharga Melihat
ke masa depan. Kehidupan selanjutnya pada dasarnya Perpanjangan tren kehidupan
masa lalu. Sejak awal 1970-an Harga minyak dunia melonjak dalam waktu yang
sangat singkat Singkat kata, perekonomian dunia mengalami goncangan yang
sangat dahsyat Semua organisasi dituntut untuk melakukan perubahan Persaingan
telah berubah. ekonomi global berarti Pesaing bisa dari seberang lautan atau dari
kota lain. Meningkatkan Persaingan juga menciptakan kebutuhan untuk memelihara
organisasi yang sudah mapan diri dari pesaing tradisional yang telah mampu
mengembangkan berbagai Produk dan layanan baru dan kontribusi pengusaha kecil
inovasi. Organisasi yang sukses adalah organisasi yang dapat mengubah dirinya
sendiri Untuk memenuhi tantangan permainan, mereka bergerak sangat cepat, dan
mampu mengembangkan karya barunya dengan cepat dan akurat pasar penjualan
terbaik.

Organisasi merupakan sarana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan


Ini berisi aturan dan nilai sebagai pedoman, tapi Oleh karena itu, aturan dan nilai
tersebut harus diselaraskan dengan lingkungan dan kondisi Apakah berpengaruh
terhadap kualitas kerja dan budaya organisasi. Dalam hal ini, tujuan perubahan
organisasi ingin dicapai Pemrograman adalah tentang menjaga agar organisasi tetap
berjalan bisa eksis, bisa berkontribusi, bisa berprestasi menjadi permintaan populer.
Organisasi adalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah
batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus
menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan (Robbins,
1994).

Selain dilihat sebagai tempat perpindahan orang, organisasi juga dilihat


sebagai sebagai proses yang menyoroti interaksi antar manusia anggota organisasi.
Keberhasilan organisasi tergantung pada kualitas Berinteraksi dan mengembangkan
sumber daya manusia organisasi yang berkelanjutan khawatir. Meningkatkan
organisasi sumber daya manusia Untuk mengoptimalkan kinerja pegawai, tidak
terlepas dari potensi pemberdayaan ada.

2.2.1 Strategi Organisasi

Strategi organisasi digunakan untuk mengidentifikasi berbagai Metode


umum yang digunakan organisasi untuk mencapai tujuannya. Ada dua cara di mana
organisasi dapat mencapai tujuannya yaitu. dengan lebih baik mengelola apa yang
sedang dilakukan Sekarang dan melalui penemuan baru (Gibson et al. 1996).
Konsep lain menjelaskan bahwa strategi organisasi adalah seni Gunakan
keterampilan organisasi dan sumber daya untuk mencapai tujuannya melalui
hubungan yang efektif dengan lingkungan Di bawah kondisi yang paling
menguntungkan (Salusu, 2003).

Oleh karena itu, strategi organisasi memegang peranan yang sangat penting
Untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran. Ditentukan oleh organisasi yang
memanfaatkan sumber daya yang ada Ini dapat dilakukan secara efisien dengan dua
cara atau model, yaitu Strategi inovasi dan strategi peningkatan kualitas. Salah satu
sumber daya terpenting dalam suatu organisasi adalah manusia. Ilmu manajemen
merupakan seni yang perlu dilakukan Bekerja melalui orang lain, termasuk fungsi
perencanaan, pengorganisasian, staf, mengarahkan dan pengawasan. Manajemen
sumberdaya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan
penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai baik tujuan-tujuan individu
maupun organisasi (Handoko, 2014).

2.3. Budaya Organisasi

Budaya organisasi di kembangkan oleh para anggota organisasi dengan


mengarah kepada etika dan sistem nilai yang berkembang dalam sebuah organisasi,
dimana pemberian hak terhadap anggota dan pimpinan dipengaruhi oleh struktur
yang berlaku dalam organisasi tersebut. Dalam hal ini budaya organisasi sering kita
pahami sebagai falsafah yang menuntun kebijaksanaan organisasi terhdap pegawai
dan pelanggan. Budaya organisasi merupakan suatu bentuk anggapan yang dimiliki,
diperoleh secara implisit oleh kelompok dan menentukan bagaimana kelompok
tersebut rasakan, pikirkan dan bereaksi terhadap lingkungannya yang beraneka
macam (Krietner dan Kinicki dalam Zuki, 2016).

Budaya organisasi merupakan karakteristik kunci yang sangat dihargai


organisasi yang dianut oleh para anggotanya untuk membedakan organisasi satu
sama lainnya. Pola dasar budaya adalah faktor yang Signifikan dalam menentukan
efektivitas organisasi. Selain itu, seperti budaya Kelembagaan juga mempengaruhi
bentuk dan yang paling penting adalah bahwa budaya berkaitan erat dengan
kualitas. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Cameron K.S dan Freeman S.J
dalam S. Nur Hidayah terbagi empat pola dasar budaya organisasi, yaitu:

a. Adhocracy culture: menekankan pada kreativitas, proaktif, dan inovasi dengan


karakteristik yang bersifat flexibel, mudah beradaptasi, dan berorientasi
eksternal.
b. Clan culture: menekankan pada komitmen karyawan, loyalitas, keterbukaan,
moral, partisipasi, kerjasama tim, dengan karakteristik yang bersifat flexible
dan berorientasi internal.
c. Market culture: menekankan pada pencapaian tujuan, produktivitas,
penyelesaian tugas, keuntungan, serta efisiensi dengan karakteristik yang
menyukai kestabilan dan pengendalian.
d. Hierarchy culture: fokus pada perintah, keseragaman, stabilitas, dan
pengendalian. Nilai yang dikembangkan adalah pengambilan keputusan yang
terpusat, prosedurnya adalah pengambilan keputusan yang terpusat,
prosedural, dan pengukuran yang terstandar.

Budaya organisasi telah diusulkan sebagai nilai-nilai, prinsip, tradisi


dan cara kerja yang dianut dan diyakini bersama para anggota organisasi dan
mempengaruhi cara mereka dalam bertindak serta membedakan organisasi
tersebut dengan organisasi lainnya. Dalam kebanyakan organisasi nilai dan
praktik yang dianut bersama telah berkembang pesat seiring dengan
perkembangan zaman dan benar-benar mempengaruhi bagaimana sebuah
pekerjaan harus dilakukan dan diselesaikan dalam sebuah organisasi.

2.4 Harapan

Seringkali orang berpikir bahwa harapan merupakan suatu hal yang abstrak.
Sebuah angan-angan, sebuah mimpi untuk mencapai sesuatu. Suatu hal yang akan
dipatahkan ketika menghadapi kenyataan kehidupan yang seringkali tidak sesuai yang
dibayangkan. Meski banyak orang beranggapan bahwa harapan adalah suatu hal yang
kasat mata, apalagi untuk diteliti secara ilmiah, banyak penelitian yang mulai
berkembang untuk menggali lebih jauh mengenai konsep harapan dan dampaknya
terhadap seseorang.

Harapan merupakan salah satu cara kita memikirkan masa depan, atau cara kita
berharap, menentukan cara kita menjalani kehidupan, dan mempengaruhi kita di saat
kini. Harapan merupakan suatu tindakan yang aktif. Ketika berharap, kita akan
memikirkan masa depan yang kita inginkan dengan disertai dorongan untuk
bertindak. Keyakinan dari orang yang penuh harapan seringkali meliputi dua hal.
Pertama keyakinan bahwa masa depan akan jauh lebih baik dari pada masa kini atau
masa sekarang. Kedua, mempunyai daya kuasa dala menciptakannya. Keyakinan
kedua inilah yang akan membedakan harapan dengan angan-angan atau hanya
keinginan belaka. Keyakinan bahwa kitalah yang memiliki daya untuk membuat masa
depan menjadi lebih baik, berarti upaya-upaya kitalah yang menentukan pencapaian
dari masa depan yang kita bayangkan.

Harapan sendiri merupakan feedback antara tujuan, langkah-langkah untuk


mencapainya, dan motivasi yang akan mendorong kita untuk mencapai tujuan
tersebut. Orang-orang yang penuh harapan percaya bahwa ada banyak jalan menuju
tujuan yang diinginkan, namun tidak satupun dari jalan tersebut yang bebas
hambatan. Hal inilah yang seringkali menjadi penghambat dalam memunculkan
harapan dalam diri seseorang. Kecenderungan alami manusia adalah ketakutan kita
pada kerugian seringkali lebih besar daripada hasrat kita pada pencapaian. Ketika kita
dihadapkan pada situasi yang penuh ketidakpastian, ada banyak kemungkinan bahwa
nantinya kita akan mengalami kekecewaan, dan akan merasakan sakit yang tidak
mengenakkan.

Terdapat tiga kata kunci terkait harapan yang dapat kita cermati. Pertama
adalah tujuan. Harapan dibangun dari tujuan-tujuan yang paling penting bagi kita,
yang terus menerus kita kunjungin, dan yang memenuhi pikiran kita dengan gambar-
gambar masa depan. Kadang tujuan ini sudah jelas bentuknya, namun terkadang juga
masih sangat samar sehingga perlu kita bentuk perlahan-lahan untuk menjadi
gambaran yang jelas. Untuk membangun tujuan ini, kita bisa mulai dengan
membayangkan apa yang kita inginkan di masa depan.

Perlu diingat ketika kita membuat tujuan, buatlah tujuan dengan realistis, di
mana kemungkinan untuk pencapaiannya berada di level menengah. Tidak terlalu
mudah sehingga tidak memunculkan tantangan bagi diri kita, namun juga tidak terlalu
sulit sehingga kita tidak mungkin mencapainya dalam rentang waktu yang kita
tentukan. Bayangkanlah tujuan tersebut, kemudian gambarkanlah dalam bentuk
tulisan secara spesifik mengenai tujuan yang kita bayangkan.

Kedua adalah rute. Dalam mencapai tujuan, akan ada banyak cara untuk
mencapainya. Bayangkanlah berbagai rute yang memungkinkan kita untuk mencapai
tujuan tersebut. Ketiga adalah agensi, yaitu kemampuan untuk memotivasi diri sendiri
agar terus mempertahankan usaha kita dalam mencapai tujuan. Pemikiran tentang
masa depan yang diinginkan, alasan kita menginginkannya, dan gambaran
kebahagiaan kita ketika bisa mencapainya, menjadi energi yang mendorong kita
untuk bergerak dan bertahan dalam menghadapi berbagai tantangan. Beberapa cara
dapat kita lakukan untuk memotivasi diri, seperti dengan mengingat kembali alasan
kita memilih tujuan tersebut, mengingat kembali pengalaman ketika berhasil
mencapai tujuan, dan bahkan menemukan tujuan pengganti ketika tujuan awalmu
sudah sangat tidak memungkinkan untuk kamu capai.

Ketiga hal ini berhubungan timbal balik dalam memunculkan harapan.


Bukanlah proses yang mudah untuk menjalankannya. Terkadang mungkin kita
memiliki semangat yang besar, namun kita tidak menyiapkan langkah-langkah untuk
mencapainya. Terkadang kita memiliki keinginan untuk mencapai sesuatu, namun
sesuatu tersebut belum jelas bentuknya. Terkadang kita menghadapi hambatan yang
mengecewakan dan mematahkan semangat kita, namun kita memiliki kekuatan untuk
membangkitkan diri kita untuk melawan kekecewaan tersebut. Proses membangun
harapan sangatlah panjang dan dipenuhi dengan berbagai ketidakpastian yang
ditawarkan oleh masa depan yang belum kita ketahui.

2.5 Kenyataan

Kenyataan adalah kata yang cukup sering digunakan dalam percakapan


sehari-hari. Biasanya, kata ini digunakan untuk menjadi pembanding dari apa yang
menjadi teori atau rencana di atas kertas. Dengan kata lain, kenyataan adalah hal yang
nyata dan benar-benar ada. kenyataan atau sesuatu yang nyata dan benar-benar
terjadi. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa sifat dari kenyataan adalah real
atau nyata. Menurut filsafat barat, ada tingkat-tingkat dalam sifat dan konsep tentang
realitas. Tingkat-tingkat ini mencakup, dari yang paling subjektif hingga yang paling
ketat. Tingkatan realitas ini dapat dibedakan berdasarkan dari apa yang paling mudah
dirasakan dengan panca indera sampai yang tak kasat mata.
BAB III

3.1 Kesimpulan

Tidak semua budaya dalam sebuah organisasi sesuai dengan harapan dari
masing-masing individu, terkadang apa yang dirasakan tidak sesuai dengan yang
kenyataan yang dirasakan oleh individu didalam suatu budaya organisasi. Budaya
organisasi tentunya memiliki ciri yang khas, budaya organisasi juga dapat
dipengaruhi paling tidak oleh tiga hal, yaitu pertama, strategi organisasi yang
mencakup tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang dirumuskan oleh
organisasi, kedua bagaimana tujuan organisasi tersebut kemudian dikomunikasikan
dan dipahami oleh semua anggota dan bagaimana pelaksanaannya dalam hal ini
mencakup kemampuan individu, tingkah laku individu, dan hasil objektif yang
didapatkan dan ketiga situasi yang melingkupi dan mempengaruhi kinerja sebuah
organisasi, yaitu mencakup budaya organisasi dan kondisi ekonomi. Dengan budaya
yang dimiliki terkadang dapat membuat organisasi tersebut dikenal oleh banyak
orang atau organisasi lain, namun disamping lain munculnya permasalahan dalam
organisasi dapat terjadi dari budaya organisasi itu sendiri, yang berdampak pada
penerapan program kerja yang sudah direncakan namun kenyataannya tidak sesuai
dengan harapan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2022. Pengertian Budaya Menurut Ahli beserta Unsur dan Ciri-cirinya.
https://kumparan.com/viral-food-travel/pengertian-budaya-menurut-ahli-
beserta-unsur-dan-ciri-cirinya-1yip1i325lQ/full. Diakses pada 4 mei 2023.
Anonim. 2019 . Harapan, Sebuah Pilihan Dalam Menghadapi Ketidakpastian.
https://kemahasiswaan.itb.ac.id/bk/front/artikel/11. Diakses pada 6 mei
2023.

Cameron, K.S., & Freeman, S.J. (1991). ―Cultural Congruence, Strength, and Type:
Relationships to Effectiveness.‖ Research in Organizational Change and
Development, 5: 23-58.(Boggs & Fields, 2010)

Dewantara, Ki Hajar. (1967). Kebudayaan. Yogyakarta : Majelis Luhur Persatuan


Taman Siswa.

Hariandja Marihot Tua Efendi dan Sentosa Sembiring. Budaya Organisasi dan
Kepuasan Kerja Studi Kasus FISIP UNPAR. Bandung : Universitas Katolik
Parahyangan.

Handoko, T. Hani. 2014. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPFE,
Yogyakarta.

Krietner dan Kinicki. (2016). Pengaruh Budaya Organisasi Direktorat Jenderal Basis.

Mulachela, Husen. 2022. Budaya Adalah Cara Hidup, Begini Penjelasannya.


https://katadata.co.id/safrezi/berita/61e128ff924cd/budaya-adalah-cara-
hidup-begini-penjelasannya. Diakses pada 4 mei 2023.

Salim ,Mabruri Pudyas. 2022. Realita adalah Kenyataan, Ketahui Perbedaannya


dengan Kebenaran. https://www.liputan6.com/hot/read/5139017/realita-
adalah-kenyataan-ketahui-perbedaannya-dengan-kebenaran. Diakses pada 6
mei 2023.
Tumbelaka, Steven Set Xaverius dkk. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap
Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasional Dan Intention To Leave (Studi
pada Karyawan PT.Bitung Mina Utama). Malang : Universitas Brawijaya.

Anda mungkin juga menyukai