Disusun Oleh :
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
Manfaat penulisan ini adalah agar para pembaca dapat memahami suatu budaya
yang terdapat di organisasi dalam menghadapi kenyataan yang ada dan harapan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Budaya
Dari segi bahasa, budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta
yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) yang
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Sedangkan
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata latin
Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Colere juga bisa diartikan sebagai
mengolah tanah atau bertani. Kata culture terkadang diterjemahkan sebagai "kultur"
dalam bahasa Indonesia. budaya adalah buah budi manusia yang merupakan hasil
perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam. Budaya
merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dalam
hidup (Dewantara, 1967).
Budaya juga memiliki unsur-unsur yang telah banyak dirumuskan para ahli.
Seorang antropolog Amerika Serikat, Melville Jean Herskovits, mengungkapkan
bahawa unsur pokok dari budaya ada empat, yaitu alat-alat teknologi, sistem
ekonomi, keluarga, dan kekuasaan politik. Dalam buku Setangkai Bunga Sosiologi
yang ditulis Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi juga dipaparkan, setidaknya
terdapat tujuh unsur kebudayaan yang dianggap sebagai culture universal, yaitu:
2.2 Organisasi
Saat ini kita hidup dalam masa diskontinuitas, antara tahun 1950-an dan Di
tahun 1960-an, kita bisa menjadikan masa lalu sebagai pelajaran berharga Melihat
ke masa depan. Kehidupan selanjutnya pada dasarnya Perpanjangan tren kehidupan
masa lalu. Sejak awal 1970-an Harga minyak dunia melonjak dalam waktu yang
sangat singkat Singkat kata, perekonomian dunia mengalami goncangan yang
sangat dahsyat Semua organisasi dituntut untuk melakukan perubahan Persaingan
telah berubah. ekonomi global berarti Pesaing bisa dari seberang lautan atau dari
kota lain. Meningkatkan Persaingan juga menciptakan kebutuhan untuk memelihara
organisasi yang sudah mapan diri dari pesaing tradisional yang telah mampu
mengembangkan berbagai Produk dan layanan baru dan kontribusi pengusaha kecil
inovasi. Organisasi yang sukses adalah organisasi yang dapat mengubah dirinya
sendiri Untuk memenuhi tantangan permainan, mereka bergerak sangat cepat, dan
mampu mengembangkan karya barunya dengan cepat dan akurat pasar penjualan
terbaik.
Oleh karena itu, strategi organisasi memegang peranan yang sangat penting
Untuk mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran. Ditentukan oleh organisasi yang
memanfaatkan sumber daya yang ada Ini dapat dilakukan secara efisien dengan dua
cara atau model, yaitu Strategi inovasi dan strategi peningkatan kualitas. Salah satu
sumber daya terpenting dalam suatu organisasi adalah manusia. Ilmu manajemen
merupakan seni yang perlu dilakukan Bekerja melalui orang lain, termasuk fungsi
perencanaan, pengorganisasian, staf, mengarahkan dan pengawasan. Manajemen
sumberdaya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan
penggunaan sumberdaya manusia untuk mencapai baik tujuan-tujuan individu
maupun organisasi (Handoko, 2014).
2.4 Harapan
Seringkali orang berpikir bahwa harapan merupakan suatu hal yang abstrak.
Sebuah angan-angan, sebuah mimpi untuk mencapai sesuatu. Suatu hal yang akan
dipatahkan ketika menghadapi kenyataan kehidupan yang seringkali tidak sesuai yang
dibayangkan. Meski banyak orang beranggapan bahwa harapan adalah suatu hal yang
kasat mata, apalagi untuk diteliti secara ilmiah, banyak penelitian yang mulai
berkembang untuk menggali lebih jauh mengenai konsep harapan dan dampaknya
terhadap seseorang.
Harapan merupakan salah satu cara kita memikirkan masa depan, atau cara kita
berharap, menentukan cara kita menjalani kehidupan, dan mempengaruhi kita di saat
kini. Harapan merupakan suatu tindakan yang aktif. Ketika berharap, kita akan
memikirkan masa depan yang kita inginkan dengan disertai dorongan untuk
bertindak. Keyakinan dari orang yang penuh harapan seringkali meliputi dua hal.
Pertama keyakinan bahwa masa depan akan jauh lebih baik dari pada masa kini atau
masa sekarang. Kedua, mempunyai daya kuasa dala menciptakannya. Keyakinan
kedua inilah yang akan membedakan harapan dengan angan-angan atau hanya
keinginan belaka. Keyakinan bahwa kitalah yang memiliki daya untuk membuat masa
depan menjadi lebih baik, berarti upaya-upaya kitalah yang menentukan pencapaian
dari masa depan yang kita bayangkan.
Terdapat tiga kata kunci terkait harapan yang dapat kita cermati. Pertama
adalah tujuan. Harapan dibangun dari tujuan-tujuan yang paling penting bagi kita,
yang terus menerus kita kunjungin, dan yang memenuhi pikiran kita dengan gambar-
gambar masa depan. Kadang tujuan ini sudah jelas bentuknya, namun terkadang juga
masih sangat samar sehingga perlu kita bentuk perlahan-lahan untuk menjadi
gambaran yang jelas. Untuk membangun tujuan ini, kita bisa mulai dengan
membayangkan apa yang kita inginkan di masa depan.
Perlu diingat ketika kita membuat tujuan, buatlah tujuan dengan realistis, di
mana kemungkinan untuk pencapaiannya berada di level menengah. Tidak terlalu
mudah sehingga tidak memunculkan tantangan bagi diri kita, namun juga tidak terlalu
sulit sehingga kita tidak mungkin mencapainya dalam rentang waktu yang kita
tentukan. Bayangkanlah tujuan tersebut, kemudian gambarkanlah dalam bentuk
tulisan secara spesifik mengenai tujuan yang kita bayangkan.
Kedua adalah rute. Dalam mencapai tujuan, akan ada banyak cara untuk
mencapainya. Bayangkanlah berbagai rute yang memungkinkan kita untuk mencapai
tujuan tersebut. Ketiga adalah agensi, yaitu kemampuan untuk memotivasi diri sendiri
agar terus mempertahankan usaha kita dalam mencapai tujuan. Pemikiran tentang
masa depan yang diinginkan, alasan kita menginginkannya, dan gambaran
kebahagiaan kita ketika bisa mencapainya, menjadi energi yang mendorong kita
untuk bergerak dan bertahan dalam menghadapi berbagai tantangan. Beberapa cara
dapat kita lakukan untuk memotivasi diri, seperti dengan mengingat kembali alasan
kita memilih tujuan tersebut, mengingat kembali pengalaman ketika berhasil
mencapai tujuan, dan bahkan menemukan tujuan pengganti ketika tujuan awalmu
sudah sangat tidak memungkinkan untuk kamu capai.
2.5 Kenyataan
3.1 Kesimpulan
Tidak semua budaya dalam sebuah organisasi sesuai dengan harapan dari
masing-masing individu, terkadang apa yang dirasakan tidak sesuai dengan yang
kenyataan yang dirasakan oleh individu didalam suatu budaya organisasi. Budaya
organisasi tentunya memiliki ciri yang khas, budaya organisasi juga dapat
dipengaruhi paling tidak oleh tiga hal, yaitu pertama, strategi organisasi yang
mencakup tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang dirumuskan oleh
organisasi, kedua bagaimana tujuan organisasi tersebut kemudian dikomunikasikan
dan dipahami oleh semua anggota dan bagaimana pelaksanaannya dalam hal ini
mencakup kemampuan individu, tingkah laku individu, dan hasil objektif yang
didapatkan dan ketiga situasi yang melingkupi dan mempengaruhi kinerja sebuah
organisasi, yaitu mencakup budaya organisasi dan kondisi ekonomi. Dengan budaya
yang dimiliki terkadang dapat membuat organisasi tersebut dikenal oleh banyak
orang atau organisasi lain, namun disamping lain munculnya permasalahan dalam
organisasi dapat terjadi dari budaya organisasi itu sendiri, yang berdampak pada
penerapan program kerja yang sudah direncakan namun kenyataannya tidak sesuai
dengan harapan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2022. Pengertian Budaya Menurut Ahli beserta Unsur dan Ciri-cirinya.
https://kumparan.com/viral-food-travel/pengertian-budaya-menurut-ahli-
beserta-unsur-dan-ciri-cirinya-1yip1i325lQ/full. Diakses pada 4 mei 2023.
Anonim. 2019 . Harapan, Sebuah Pilihan Dalam Menghadapi Ketidakpastian.
https://kemahasiswaan.itb.ac.id/bk/front/artikel/11. Diakses pada 6 mei
2023.
Cameron, K.S., & Freeman, S.J. (1991). ―Cultural Congruence, Strength, and Type:
Relationships to Effectiveness.‖ Research in Organizational Change and
Development, 5: 23-58.(Boggs & Fields, 2010)
Hariandja Marihot Tua Efendi dan Sentosa Sembiring. Budaya Organisasi dan
Kepuasan Kerja Studi Kasus FISIP UNPAR. Bandung : Universitas Katolik
Parahyangan.
Handoko, T. Hani. 2014. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. BPFE,
Yogyakarta.
Krietner dan Kinicki. (2016). Pengaruh Budaya Organisasi Direktorat Jenderal Basis.