FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
indriasnata@staff.gunadarma.ac.id
Minggu ke-6
BUDAYA ORGANISASI
A. DEFINISI *)pelajari kembali bahan minggu ke-2 mengenai Culture Organization (CO)
B. FUNGSI
Kebudayaan dapat tampak dalam bentuk prilaku masyarakat, hasil dari pemikiran
yang direfleksikan dalam sikap dan tindakan. Ciri yang menonjolnya antara lain adalah
nilai-nilai yang di persepsi, dirasakan, dan dilakukan, hal tersebut dikukuhkan oleh
2
pendapat Tasmara (2002) yang menyatakan tentang kandungan utama yang menjadi
esensi budaya, yaitu sebagai berikut:
a. Budaya berkaitan erat dengan persepsi terhadap nilai dan lingkungannya yang
melahirkan makna dan pandangan hidup yang akan memengaruhi sikap dan tingkah
laku (the total way of life a people).
b. Adanya polanilai, sikap, tingkah laku (termasuk bahasa), hasil karsa dan karya,
termask segala instrumennya, sistem kerja, dan teknologi (a way thinking, felling, dan
believing).
c. Budaya merupakan hasil pengalaman hidup, kebiasaan-kebiasaan, serta proses seleksi
menerima atau menolak norma-norma yang ada dalam cara dirinya berinteraksi
sosial atau menempatkan dirinya di tengah-tengah lingkungan tertentu.
d. Dalam proses budaya terdapat saling mempengaruhi dan saling ketergantungan
4
memiliki karakteristik yang tumpang tindih, perlu diingat Budaya organisasi bersifat
deskriptif, sedangkan kepuasan kerja bersifat evaluatif.
7 primary characteristics seem to capture the essence of an organization’s culture :
1. Innovation and risk taking.
Sejauh mana karyawan didorong untuk menjadi inovatif dan mengambil risiko
2. Attention to detail.
Sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan presisi, analisis, dan perhatian
terhadap detail
3. Outcome orientation
Sejauh mana manajemen berfokus pada hasil atau hasil, bukan pada teknik dan
proses yang digunakan untuk mencapainya.
4. People orientation
Tingkat pengambilan keputusan manajemen mempertimbangkan efek hasil pada
orang-orang dalam organisasi.
5. Team orientation
Sejauh mana kegiatan kerja diatur di sekitar tim, bukan individu
6. Aggressivenes
Gelar untuk orang-orang yang agresif dan kompetitif daripada santai
7. Stability.
Derajat yang ditekankan oleh kegiatan organisasi membedakan status quo
dengan pertumbuhan.
5
Culture’s Functions
Pertama, budaya memiliki peran yang menentukan batas: budaya menciptakan
perbedaan antara satu organisasi dan lainnya. Kedua, ini menyampaikan rasa identitas
bagi anggota organisasi. Ketiga, budaya memfasilitasi komitmen untuk sesuatu yang
lebih besar daripada kepentingan pribadi individu. Keempat, meningkatkan stabilitas
sistem sosial. Budaya adalah perekat sosial yang membantu menyatukan organisasi
dengan memberikan standar tentang apa yang harus dikatakan dan dilakukan oleh
karyawan. Terakhir, ini adalah mekanisme pengambilan akal dan kontrol yang memandu
dan membentuk sikap dan perilaku karyawan.
Budaya organisasi memiliki fungsi- sebagai berikut: (1) Menentukan hal penting
yang mendasari organisasi, standar dan keberhasilan dan kegagalan harus bisa diukur.
(2) Menjelaskan bagaimana sumber-sumber organisasi digunakan dan untuk
kepentingan apa. (3) Menciptakan apa yang dapat organisasi dan para anggotanya
harapkan satu sama lain. (4) Membuat beberapa metode pengontrolan perilakui dalam
keabsahan organisasi dan membuat yang lain tidak absah, yang menentukan letak
kekuasaan di dalam organisasi dan bagaimana menggunakannya. (5) Menyeleksi perilaku
yang memungkinkan anggota terlibat atau tidak, menentukan ganjaran dan hukuman.
(6) Menentukan suatu tantangan bagaimana anggota harus menciptakan kebersamaan
antar anggota atau dengan orang diluar organisasi secara kompetitif, kolaborasi, jujur,
renggang, atau bermusuhan. (7) Membangun anggotanya untuk berhubungan dengan
lingkungan luar secara agresif, eksploitatif, bertanggung jawab, dan proaktif.
6
Sedangkan robbins (1990) mencatat lima fungsi budaya organisasi, yaitu: (1)
Membedakan suatu organisasi dengan organisasi lainnya. (2) Menciptakan sense of
identity anggota. (3) Meningkatkan komitmen bersama. (4) Menciptakan stabilitas sistem
sosial. (5) Mekanisme pengendalian yang terpadu dan membentuk sikap dan perilaku
karyawan. Budaya organisasi yang kuat akan memberikan dampak positif pada kinerja
institusi secara umum sebab budaya organisasi tersebut akan mengarahkan perilaku
para pegawai dan menajemen organisasi. Pusdiklat pertamina (1995) dalam Aan
Komariah dan Cepo Triatna (2005) mencatat lima fungsi budaya organisasi yang mampir
sama dengan yang dikemukakan Robbins, yaitu sebagai berikut:
1. Pembatas peran. Filosofi yang diutarakan oleh pendiri atau pemimpin berfungsi
sebagai diskriminan yang membedakan satu organisasi dengan organisasi yang lain,
slogan, jargon, atau atribut seperti pakaian seragam, logo dan simbol memberikan
batasan sikap dan perilaku setiap anggota organisasi.
2. Identitas. Identitas tertentu dipentingkan anggota sebagai identitas yang
memberdakan satu dengan yang lain dan memberikan kebanggaan tersendiri.
3. Perekat komitmen anggota organisasi. Perekat sosial dan perekat para pegawai agar
mereka satu langkah dalam melihat kepentingan lembaga secara keseluruhan demi
tercapainya standar kinerja lembaga yang telah ditetapkan.
4. Peningkat stabilitas sistem sosial. Penciptaan dan pemeliharaan kerja yang baik
melalui aktivitas bersama dalam upacara, syukuran-syukuran, event-event,
keolahragaan, dan sebagainya dapat meningkatkan stabilitas sistem sosial.
5. Mekanisme kontrol. Budaya organisasi memberikan petunjuk, sikap dan perilaku
anggota kelompok. Norma-norma kelompok yang merupakan bagian dari budaya
Sondang P Siagian (1992) mencatat lima fungsi penting budaya organisasi, yaitu:
1. Sebagai pembentuk batas-batas perilaku dalam arti menentukan apa dan mentukan
yang benar dan yang salah. 2. Menumbuhkan jati diri suatu organisasi dan para
anggotanya. 3. Menumbuhkan komitmen kepada kepentingan bersama diatas
kepentingan individual atau kelompok sendiri. 4. Sebagai tali pengikat bagi seluruh
7
anggota organisasi. 5. Sebagai alat pengendali perilaku para anggota organisasi yang
bersangkutan. Budaya organisasi meliputi garis-garis pedoman yang kukuh dan
membentuk perilaku. Ia melaksanakan beberapa fungsi penting seperti yang dijelaskan
Kast dan Rosenzwig (Hasyami, 1996) (1) Menyampaikan rasa identitas untuk anggota
organisasi. (2) Memudahkan komitmen untuk sesuatu yang lebih besar daripada diri
sendiri. (3) Meningkatkan stabilitas sistem sosial. (4) Menyediakan premis (pokok
pendapat) yang diakui dan ditemua untuk pengambulan keputusan.
Budaya organisasi dalam perannya sebagai pembatas yang memberdakan satu
organisasi dengan organisasi lain memberikan identitas (sense of identity) pada anggota
organisasi. Budaya organisasi yang merasap pada anggota akan menumbuhkan
komitmen. Komitmen diartikan sebagai suatu kondisi ketika anggota organisasi
memberikan segenap kemampuannya dan loyalitas tertinggi kepada organisasi, dimana
dengan cara seperti itu mereka mendapatkan kepuasan. Budaya organisasi sangat
bermanfaat bagi organisasi karena produk dari budaya tersebut memberikan arah atau
pediman bagi organisasi sehingga anggota organisasi tidak dapat semena-mena
bertindak atau tanggung jawab harus dimiliki setiap anggota sehingga masing-masing
individu dapat meningkatkan profesionalitasnya dan mengembangkan tingkat
interdependensi antar individu atau bagian dengan individu atau lembaga.
Disamping itu, juga mendorong sumber daya manusia atau anggota organisasi
untuk selau mencapai prestasi kerja atau produktivitas yang lebih baik dan dengan
diketahui secara pasti jenjang kariernya di organisasi mendorong mereka untuk
konsisten dengan tugas dan tanggung jawabnya. Budaya organisasi bukan saja
bermanfaat bagi anggota organisasi, tetapi juga bagi organisasi sebagai lembaga.
Budaya organisasi bermanfaat sebagai salah satu unsur yang dapat menekan turn over
pegawai karena budaya organisasi mendorong anggota memutuskan untuk tetap
berkembang bersama lembaga. Disamping itu, buadaya organisasi dapat dijadikan
pedoman dalam memutuskan kebijakan yang berkenaan dengan ruang lingkup kegiatan
intern lembaga dan menunjukan pada pihak eksternal tentang keberadaan lembaga dan
ciri khas yang dimiliki, di tengah lembaga-lembaga yang ada di masyarakat, serta
sebagai acuan dalam penyusunan perencanaan lembaga.
8
Dengan adanya budaya organisasi dapat membuat program-program
pengembangan usaha dan pengembangan sumber daya manusia yang di dukung penuh
dari seluruh jajaran sumber daya manusia yang ada. Bila suatu organisasi tersebut akan
menjadi suatu organisasi tersebut akan menjadi suatu organisasi yang berhasil. Dari
beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi dari budaya organisasi adalah: (1)
pembeda karakteristik organisasi, (2) menunjukan dan mempertajam identitas, (3)
meningkatkan komitmen bersama, dan (4) menunjukan mekanisme kontrol terhadap
norma dan perilaku.
====== IN =====
Q U I S:
Gambar 1
Jelaskan budaya organisasi pada gambar bagian kiri dan kanan dibawah ini :