Anda di halaman 1dari 9

PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
indriasnata@staff.gunadarma.ac.id

Minggu ke-6
BUDAYA ORGANISASI

A. DEFINISI *)pelajari kembali bahan minggu ke-2 mengenai Culture Organization (CO)
B. FUNGSI

A. Defenisi Budaya Organisasi


Istilah budaya berdasarkan asal usul kata (etimologi) dari kata kebudayaan berasal
dari bahasa sansekerta budhayah yang merupakan bentuk jamak dari budi, yang artinya
akal atau segala sesuatu yang berhubungan dengan akal pikiran manusia (Aan Komariah
dan Cepi Triatna, 2005). Demikian juga dengan istilah yang artinya sama, yaitu kultur
berasal dari kata latin, colere yang berarti mengerjakan atau mengolah. Judi budaya atau
kultur dapat diartikan sebagai segala tindakan manusia untuk mengolah atau
mengerjakan sesuatu.
Budaya atau kebudayaan menurut Soekanto (1987) adalah segala sesuatu yang
dipelajari dari pola-pola perilakunya yang normatif yang mencakup pola-pola berpikir,
merasakan, bertindak. Tylor (Ndraha, 19997) membahasakan sebagai culture or
civilization taken in tis wide ethnographic sense, is that complex whole which uncludes
knowledge, believe, art, law, costum, any ther capabilities and habits acquired by man as
member of society atau sebagai keseluruhan yang kompleks terdiri atas ilmu
pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan lainnya,
juga kebiasaan yang diperoleh seseorang sebagai anggota sosial atau masyarakat.
Secara lebih formal, Kotler dan Hessket (Benyamin, 1997) mendefinisikan budaya
sebagai totalitas perilaku, kesenian, kepercayaan, kelembagaan dan semua produk lain
dari karya serta pemikiran manusia yang mendirikan suatu masyarakat atau produk yang
di transmisikan bersama. Owen (1995) mengatakan bahwa budaya merupakan filsafat-
filsafat, ideologi-ideologi, nilai-nilai, asumsi-asumsi, keyakinan-keyakinn, harapan-
harapan, sikap-sikap dan norma-norma bersama yang mengikat atau mempersatukan
komunitas.
Organizational culture refers to a system of shared meaning held by members
that distinguishes the organization from other organizations. Atau dapat diartikan
Budaya organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang dimiliki oleh anggota
yang membedakan organisasi dari organisasi lain.
Budaya merupakan konsep yang penting dalam memahami masyarakat dan
kelompok manusia untuk waktu yang lama. Stoner et al. (1995) memberikan pengertian
budaya sebagai kompleks atas asumsi tingkah laku cerita, mitos metafora dan berbagai
ide lain yang menjadi satu untuk menentukan apa arti menjadi anggota masyarakat
secara tradisional sebagai pemecah masalah anggotanya. Budaya didalamnya juga
termasuk semua cara yang terorganisasi, kepercayaan, norma, nilai-nilai budaya yang
implisit serta premis yang mendasar dan mengandug suatu perintah. Di sisi lain
Moeljono mengemukakan pendapat Graves (1986) ada tiga sudut pandang mengenai
budaya, yaitu:
1. Budaya merupakan produk konteks pasar di tempat organisasi operasi peraturan
yang menekan dan sebagainya.
2. Budaya merupakan produk struktur yang ada dalam organisasi, misalnya organisainya
yang tersentralisasi berbeda dengan organisasi yang desentralisasi.
3. Budaya merupakan produk sikap orang dalam pekerjaan mereka, hal ini berarti

produk perjanjian psikologi antara individu dan organisasi.

Kebudayaan dapat tampak dalam bentuk prilaku masyarakat, hasil dari pemikiran
yang direfleksikan dalam sikap dan tindakan. Ciri yang menonjolnya antara lain adalah
nilai-nilai yang di persepsi, dirasakan, dan dilakukan, hal tersebut dikukuhkan oleh

2
pendapat Tasmara (2002) yang menyatakan tentang kandungan utama yang menjadi
esensi budaya, yaitu sebagai berikut:
a. Budaya berkaitan erat dengan persepsi terhadap nilai dan lingkungannya yang
melahirkan makna dan pandangan hidup yang akan memengaruhi sikap dan tingkah
laku (the total way of life a people).
b. Adanya polanilai, sikap, tingkah laku (termasuk bahasa), hasil karsa dan karya,
termask segala instrumennya, sistem kerja, dan teknologi (a way thinking, felling, dan
believing).
c. Budaya merupakan hasil pengalaman hidup, kebiasaan-kebiasaan, serta proses seleksi
menerima atau menolak norma-norma yang ada dalam cara dirinya berinteraksi
sosial atau menempatkan dirinya di tengah-tengah lingkungan tertentu.
d. Dalam proses budaya terdapat saling mempengaruhi dan saling ketergantungan

(interdependensi), baik sosial maupun lingkungan nonsosial.

B. Fungsi Budaya Organisasi


Budaya organisasi membantu mengarahkan sumber daya manusia pada
pencapaian visi, misi dan tujuan organisasi. Disamping itu akan meningkatkan
kekompakan tim antar bebagai departemen, divisi atau unit dalam organisasi, sehigga
mampu menjadi perekat yang mengikat orang dalam oganisasi bersama-sama. Budaya
organisasi membentuk perilaku staf dengan mendorong percampuran core values dan
perilaku yang diinginkan, sehingga memungkinkan organisasi akan meningkatkan
motivasi staf dengan memberi mereka perasaan memiliki, loyalitas, kepercayaan, dan
nilai-nilai, dan mendorong mereka berpikir positif tentang mereka dan organisasi.
Dengan demikian, organisasi dapat memaksimalkan potensi stafnya dan memenangkan
kompetisi (Ismail Nawawi, 2013).
Dengan budaya organisasi kita dapat memperbaiki perilaku dan motivasi sumber
daya manusia sehingga meningkatkan kinerja organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi. Namun budaya organisasi harus selalu dikembangkan sesuai dengan
perkembangan lingkungan. Budaya organisasi yang bersifat dinamis sebagai respons
3
terhadap perubahan lingkungan. Budaya organisasi seperti sebuah lingkarangan,
setengah di bawah adalah operasional, yaitu tentang apa yang dikerjakan, piranti keras,
sistem, kontrol, produksi, dan keuntungan. Adapun setengah di atas adalah faktor
human atau manusia, mengenai bagaimana kita melakukan operasi dengan pengertian,
komunikasi, kepercayaan, hubungan dan keikutsertaan.
Budaya perusahaan yang terbuka seimbang sangat produktif seimbang sangat
produktif karena memberikan kesempatan pada orang untuk membawakan dirinya
dalam pekerjaan. Namun kebanyakan budaya perusahaan mempunyai setengah bawah,
yaitu faktor operasi, berkembang dengan baik. Tetapi bagian setengah atasnya, yaitu
faktor human, dan kurang berkembang. Bagi kebanyakan organisasi, masalah what atau
apa sudah ditentukan oleh how atau bagaimana mereka mengerjakannya. Pengertian,
nilai, sikap, kepercayaan, dan motivasi datang dari what atau apa yang dilakukan.
Peluangnya terletak pada bagaimana kita melakukan sesuatu. Keadaan tersebut
menunjukan budaya kerja yang tidak seimbang, antara aspek manusia.
Budaya organisasi yang terpelihara dengan baik, mampu menampilkan perilaku
iman, taqwa, kreatif, inovatif dan dapat bergaul harus dapat dikembangkan. Manfaat
yang dapat diambul dari budaya demikian adalah dapat menjamin hasil kerja dengan
kualitas yang lebih baik, membuka seluruh jaringan komunikasi, keterbukaan,
kebersamaan kegotongroyongan, kekeluargaan, menemukan kesalahan dan cepat
memperbaiki, cepat menyesuaikan diri denganperkembangan terjadi diluar (faktor
eksernal seperti pelanggan, teknologi, sosial, ekonomi, dan lain-lain), mengurangi
laporan-laporan berupa data informasi yang salah dan palsu (Triguno 2000).

Culture Is a Descriptive Term


Budaya organisasi menunjukkan bagaimana karyawan memandang karakteristik
budaya organisasi, bukan apakah mereka menyukainya. Ini penting karena membedakan
budaya dari kepuasan kerja. Penelitian tentang budaya organisasi telah berusaha untuk
mengukur bagaimana karyawan melihat organisasi mereka: Apakah itu mendorong kerja
tim? Apakah itu menghargai inovasi? Apakah itu menghambat inisiatif? Sebaliknya,
kepuasan kerja berusaha mengukur bagaimana perasaan karyawan tentang ekspektasi
organisasi, praktik penghargaan, dan sejenisnya. Meskipun kedua istilah tersebut

4
memiliki karakteristik yang tumpang tindih, perlu diingat Budaya organisasi bersifat
deskriptif, sedangkan kepuasan kerja bersifat evaluatif.
7 primary characteristics seem to capture the essence of an organization’s culture :
1. Innovation and risk taking.
Sejauh mana karyawan didorong untuk menjadi inovatif dan mengambil risiko
2. Attention to detail.
Sejauh mana karyawan diharapkan menunjukkan presisi, analisis, dan perhatian
terhadap detail
3. Outcome orientation
Sejauh mana manajemen berfokus pada hasil atau hasil, bukan pada teknik dan
proses yang digunakan untuk mencapainya.
4. People orientation
Tingkat pengambilan keputusan manajemen mempertimbangkan efek hasil pada
orang-orang dalam organisasi.
5. Team orientation
Sejauh mana kegiatan kerja diatur di sekitar tim, bukan individu
6. Aggressivenes
Gelar untuk orang-orang yang agresif dan kompetitif daripada santai
7. Stability.
Derajat yang ditekankan oleh kegiatan organisasi membedakan status quo
dengan pertumbuhan.

Do Organizations Have Uniform Cultures?


Budaya organisasi mewakili persepsi umum yang dipegang oleh anggota
organisasi. Oleh karena itu, kita harus mengharapkan individu dengan latar belakang
yang berbeda atau pada tingkat yang berbeda dalam organisasi untuk menggambarkan
budayanya dalam istilah yang sama. Namun, itu tidak berarti bahwa tidak ada subkultur.
Kebanyakan organisasi besar memiliki budaya yang dominan dan banyak subkultur.
Sebuah budaya dominan mengungkapkan core value mayoritas anggota berbagi dan itu
memberikan organisasi kepribadian yang berbeda. Nilai inti perusahaan (Corporate Core
Value) adalah keyakinan dan prinsip yang memberikan panduan utama dalam
pengambilan keputusan (Joseph DesJardins, 2014).

5
Culture’s Functions
Pertama, budaya memiliki peran yang menentukan batas: budaya menciptakan
perbedaan antara satu organisasi dan lainnya. Kedua, ini menyampaikan rasa identitas
bagi anggota organisasi. Ketiga, budaya memfasilitasi komitmen untuk sesuatu yang
lebih besar daripada kepentingan pribadi individu. Keempat, meningkatkan stabilitas
sistem sosial. Budaya adalah perekat sosial yang membantu menyatukan organisasi
dengan memberikan standar tentang apa yang harus dikatakan dan dilakukan oleh
karyawan. Terakhir, ini adalah mekanisme pengambilan akal dan kontrol yang memandu
dan membentuk sikap dan perilaku karyawan.

Culture Creates Climate


Jika bekerja dengan seseorang yang sikap positifnya dan menginspirasi untuk
melakukan yang terbaik, atau dengan tim yang tidak bersemangat sehingga
menurunkan motivasi Anda, you’ve experienced the effects of climate. Iklim organisasi
mengacu pada persepsi bersama yang dimiliki anggota organisasi tentang organisasi
dan lingkungan kerja mereka. Aspek budaya ini seperti semangat tim di tingkat
organisasi. Ketika setiap orang memiliki perasaan umum yang sama tentang apa yang
penting atau seberapa baik segala sesuatunya bekerja, efek dari sikap ini akan lebih dari
sekadar jumlah masing-masing bagian.

Budaya organisasi memiliki fungsi- sebagai berikut: (1) Menentukan hal penting
yang mendasari organisasi, standar dan keberhasilan dan kegagalan harus bisa diukur.
(2) Menjelaskan bagaimana sumber-sumber organisasi digunakan dan untuk
kepentingan apa. (3) Menciptakan apa yang dapat organisasi dan para anggotanya
harapkan satu sama lain. (4) Membuat beberapa metode pengontrolan perilakui dalam
keabsahan organisasi dan membuat yang lain tidak absah, yang menentukan letak
kekuasaan di dalam organisasi dan bagaimana menggunakannya. (5) Menyeleksi perilaku
yang memungkinkan anggota terlibat atau tidak, menentukan ganjaran dan hukuman.
(6) Menentukan suatu tantangan bagaimana anggota harus menciptakan kebersamaan
antar anggota atau dengan orang diluar organisasi secara kompetitif, kolaborasi, jujur,
renggang, atau bermusuhan. (7) Membangun anggotanya untuk berhubungan dengan
lingkungan luar secara agresif, eksploitatif, bertanggung jawab, dan proaktif.

6
Sedangkan robbins (1990) mencatat lima fungsi budaya organisasi, yaitu: (1)
Membedakan suatu organisasi dengan organisasi lainnya. (2) Menciptakan sense of
identity anggota. (3) Meningkatkan komitmen bersama. (4) Menciptakan stabilitas sistem
sosial. (5) Mekanisme pengendalian yang terpadu dan membentuk sikap dan perilaku
karyawan. Budaya organisasi yang kuat akan memberikan dampak positif pada kinerja
institusi secara umum sebab budaya organisasi tersebut akan mengarahkan perilaku
para pegawai dan menajemen organisasi. Pusdiklat pertamina (1995) dalam Aan
Komariah dan Cepo Triatna (2005) mencatat lima fungsi budaya organisasi yang mampir
sama dengan yang dikemukakan Robbins, yaitu sebagai berikut:
1. Pembatas peran. Filosofi yang diutarakan oleh pendiri atau pemimpin berfungsi
sebagai diskriminan yang membedakan satu organisasi dengan organisasi yang lain,
slogan, jargon, atau atribut seperti pakaian seragam, logo dan simbol memberikan
batasan sikap dan perilaku setiap anggota organisasi.
2. Identitas. Identitas tertentu dipentingkan anggota sebagai identitas yang
memberdakan satu dengan yang lain dan memberikan kebanggaan tersendiri.
3. Perekat komitmen anggota organisasi. Perekat sosial dan perekat para pegawai agar
mereka satu langkah dalam melihat kepentingan lembaga secara keseluruhan demi
tercapainya standar kinerja lembaga yang telah ditetapkan.
4. Peningkat stabilitas sistem sosial. Penciptaan dan pemeliharaan kerja yang baik
melalui aktivitas bersama dalam upacara, syukuran-syukuran, event-event,
keolahragaan, dan sebagainya dapat meningkatkan stabilitas sistem sosial.
5. Mekanisme kontrol. Budaya organisasi memberikan petunjuk, sikap dan perilaku
anggota kelompok. Norma-norma kelompok yang merupakan bagian dari budaya

organisasi haruslah inheren didalam hati para anggotanya.

Sondang P Siagian (1992) mencatat lima fungsi penting budaya organisasi, yaitu:
1. Sebagai pembentuk batas-batas perilaku dalam arti menentukan apa dan mentukan
yang benar dan yang salah. 2. Menumbuhkan jati diri suatu organisasi dan para
anggotanya. 3. Menumbuhkan komitmen kepada kepentingan bersama diatas
kepentingan individual atau kelompok sendiri. 4. Sebagai tali pengikat bagi seluruh

7
anggota organisasi. 5. Sebagai alat pengendali perilaku para anggota organisasi yang
bersangkutan. Budaya organisasi meliputi garis-garis pedoman yang kukuh dan
membentuk perilaku. Ia melaksanakan beberapa fungsi penting seperti yang dijelaskan
Kast dan Rosenzwig (Hasyami, 1996) (1) Menyampaikan rasa identitas untuk anggota
organisasi. (2) Memudahkan komitmen untuk sesuatu yang lebih besar daripada diri
sendiri. (3) Meningkatkan stabilitas sistem sosial. (4) Menyediakan premis (pokok
pendapat) yang diakui dan ditemua untuk pengambulan keputusan.
Budaya organisasi dalam perannya sebagai pembatas yang memberdakan satu
organisasi dengan organisasi lain memberikan identitas (sense of identity) pada anggota
organisasi. Budaya organisasi yang merasap pada anggota akan menumbuhkan
komitmen. Komitmen diartikan sebagai suatu kondisi ketika anggota organisasi
memberikan segenap kemampuannya dan loyalitas tertinggi kepada organisasi, dimana
dengan cara seperti itu mereka mendapatkan kepuasan. Budaya organisasi sangat
bermanfaat bagi organisasi karena produk dari budaya tersebut memberikan arah atau
pediman bagi organisasi sehingga anggota organisasi tidak dapat semena-mena
bertindak atau tanggung jawab harus dimiliki setiap anggota sehingga masing-masing
individu dapat meningkatkan profesionalitasnya dan mengembangkan tingkat
interdependensi antar individu atau bagian dengan individu atau lembaga.
Disamping itu, juga mendorong sumber daya manusia atau anggota organisasi
untuk selau mencapai prestasi kerja atau produktivitas yang lebih baik dan dengan
diketahui secara pasti jenjang kariernya di organisasi mendorong mereka untuk
konsisten dengan tugas dan tanggung jawabnya. Budaya organisasi bukan saja
bermanfaat bagi anggota organisasi, tetapi juga bagi organisasi sebagai lembaga.
Budaya organisasi bermanfaat sebagai salah satu unsur yang dapat menekan turn over
pegawai karena budaya organisasi mendorong anggota memutuskan untuk tetap
berkembang bersama lembaga. Disamping itu, buadaya organisasi dapat dijadikan
pedoman dalam memutuskan kebijakan yang berkenaan dengan ruang lingkup kegiatan
intern lembaga dan menunjukan pada pihak eksternal tentang keberadaan lembaga dan
ciri khas yang dimiliki, di tengah lembaga-lembaga yang ada di masyarakat, serta
sebagai acuan dalam penyusunan perencanaan lembaga.

8
Dengan adanya budaya organisasi dapat membuat program-program
pengembangan usaha dan pengembangan sumber daya manusia yang di dukung penuh
dari seluruh jajaran sumber daya manusia yang ada. Bila suatu organisasi tersebut akan
menjadi suatu organisasi tersebut akan menjadi suatu organisasi yang berhasil. Dari
beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi dari budaya organisasi adalah: (1)
pembeda karakteristik organisasi, (2) menunjukan dan mempertajam identitas, (3)
meningkatkan komitmen bersama, dan (4) menunjukan mekanisme kontrol terhadap
norma dan perilaku.

====== IN =====

Q U I S:

Gambar 1
Jelaskan budaya organisasi pada gambar bagian kiri dan kanan dibawah ini :

Anda mungkin juga menyukai