DOSEN PENGAMPU :
KELOMPOK
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui budaya organisasi.
1.3.2 Untuk mengetahui fungsi budaya.
1.3.3 Untuk mengetahui tipologi budaya, menciptakan dan mempertahankan budaya.
1.3.4 Untuk mengetahui cara karyawan mempelajari budaya.
BAB II
PEMBAHASAN
Perlu diketahui bahwa seorang pemimpin dalam suatu organisasi akan memberikan
peranan yang sangat penting dalam hal membentuk budaya kerja di dalam organisasi.
Sehingga, secara umum budaya ini terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Meningkatkan adanya rasa kepemilikan dan loyalitas setiap karyawan di dalam
perusahaan.
2. Digunakan sebagai alat untuk bisa mengorganisasikan setiap anggota.
Meningkatkan kekuatan nilai suatu organisasi.
3. Dijadikan sebagai mekanisme dalam mengontrol perilaku di dalam lingkungan
pekerjaan
4. Mendorong seluruh struktur anggota untuk bisa meningkatkan performa kerja, baik
itu dalam jangka pendek ataupun jangka panjang.
5. Dijadikan sebagai alat untuk menentukan arah, mana yang bisa dilakukan dan tidak
bisa untuk dilakukan.
Selain itu, beberapa ahli juga turut menjelaskan fungsi penting dari organisasi, yang
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Ndraha (1997:21)
Menurut Ndraha dalam bukunya, budaya organisasi berfungsi sebagai identitas serta
citra dari suatu masyarakat untuk mampu mengikat masyarakat tersebut.
Selain itu, budaya ini juga berfungsi sebagai sumber daya, kekuatan penggerak,
meningkatkan nilai lebih, panduan pola perilaku, warisan, pengganti formalisasi,
mekanisme adaptasi perubahan, dan proses yang menjadikan suatu bangsa kongruen
dengan negara lain, sehingga akan terbentuk nation-state.
2. Siagian (1992:153)
Siagian menjelaskan bahwa budaya ini memiliki peran dalam menentukan batas
perilaku, mewujudkan rasa memiliki untuk para anggotanya, mewujudkan rasa
komitmen, meningkatkan ikatan kuat pada seluruh anggota, dan alat pengendali
perilaku pada setiap organisasi di dalam perusahaan atau organisasi tersebut.
2.3 Tipologi Budaya, Menciptakan dan Mempertahankan Budaya
2.3.1 Tipologi Budaya
Pengertian Tipologi merupakan suatu pengelompokan bahasa berdasarkan ciri
khas tata kata dan tata kalimatnya (Mallinson dan Blake,1981:1-3). Tipologi
budayaorganisasi bertujuan untuk menunjukkan aneka budaya organisasi yang
mungkin ada direalitas, Tipologi budaya organisasi dapat diturunkan dari
tipologi organisasi misalnyadengan membagi tipe organisasi dengan membuat
tabulasi silang antara jenis kekuasaandengan jenis keterlibatan individu di
dalam organisasi.
Kreitner dan Knicki (2005) mengkategorisasi jenis budaya organisasi menjadi
tiga yaitu;
1) Budaya Konstruksi, karyawan didorong untuk berinteraksi dengang
individu lain sehingga saling membantu;
2) Budaya pasif-defensif, karyawan didorong berinteraksi dengan yang lain
sejauh tidak mengancam kemanan kerjanya;
3) Budaya agresif-defensif, didorong untuk bekerja keras untuk melindungi
keamanan kerja dan status masing-masing.
1) Inisiatif individu
Inisiatif individual adalah seberapa jauh inisiatif seseorang dikehendaki
dalam perusahaan. Hal ini meliputi tanggung jawab, kebebasan dan
independensi dari masing-masing anggota organisasi, dalam artian
seberapa besar seseorang diberi wewenang dalam melaksanakan tugasnya,
seberapa berat tanggung jawab yang harus dipikul sesuai dengan
kewenangannya dan seberapa luas kebebasan mengambil keputusan.
2) Toleransi terhadap risiko
Toleransi terhadap risiko, menggambarkan seberapa jauh sumber daya
manusia didorong untuk lebih agresif, inovatif dan mau menghadapi risiko
dalam pekerjaannya.
3) Pengarahan
Pengarahan, hal ini berkenaan dengan kejelasan sebuah organisasi dalam
menentukan objek dan harapan terhadap sumber daya manusia terhadap
hasil kerjanya. Harapan tersebut dapat dituangkan dalam bentuk kuantitas,
kualitas dan waktu.
4) Integrasi
Integrasi adalah seberapa jauh keterkaitan dan kerja sama yang ditekankan
dalam melaksanakan tugas dari masing-masing unit di dalam suatu
organisasi dengan koordinasi yang baik.
5) Dukungan manajemen
Dukungan manajemen, dalam hal ini seberapa jauh para manajer
memberikan komunikasi yang jelas, bantuan, dan dukungan terhadap
bawahannya dalam melaksanakan tugasnya.
6) Pengawasan
Pengawasan, meliputi peraturan-peraturan dan supervisi langsung yang
digunakan untuk melihat secara keseluruhan dari perilaku karyawan.
7) Identitas
Identitas, menggambarkan pemahaman anggota organisasi yang loyal
kepada organisasi secara penuh dan seberapa jauh loyalitas karyawan
tersebut terhadap organisasi.
8) Sistem penghargaan
Sistem penghargaan pun akan dilihat dalam budaya organisasi, dalam arti
pengalokasian “reward” (kenaikan gaji, promosi) berdasarkan kriteria hasil
kerja karyawan yang telah ditentukan.
9) Toleransi terhadap konflik
Toleransi terhadap konflik, menggambarkan sejauhmana usaha untuk
mendorong karyawan agar bersikap kritis terhadap konflik yang terjadi.
10) Pola komunikasi
Pola komunikasi, yang terbatas pada hierarki formal dari setiap
perusahaan.
2.3.2 Menciptakan dan Mempertahankan Budaya
Mempertahankan agar sebuah Budaya tetap hidup. Sekali budaya itu ada,
akan terdapat kekuatan-kekuatan dalam organisasi yang bertindak untuk
mempertahankannya dengan cara memberikan sejumlah pengalaman yang
sama kepada para pegawai. Ada tiga kekuatan yang memainkan peran
penting dalam mempertahankan sebuah budaya adalah;
1) Praktek seleksi organisasi
Seleksi memiliki tujuan eksplisit dari proses seleksi adalah untuk
menemukan dan mempekerjakan individu yang mempunyai
pengetahuan, kepandaian dan kemampuan untuk berprestasi dalam
pekerjaan-pekerjaan di organisasi dengan berhasil. Dengan demikian,
proses seleksi tersebut mempertahankan budaya organisasi dengan
menyaring individu yang mungkin akan menyerang atau mengacaukan
nilai-nilai intinya.
2) Tindakan manajemen puncak
Tindakan Manajemen puncak. Tindakan manajemen puncak juga
mempunyai dampak penting terhadap budaya organisasi. Para pegawai
memperhatikan perilaku manajemen, “seperti si A pada saat itu
ditegur, padahal pekerjaannya baik, hanya karena ia sebelumnya tidak
diminta untuk melakukannya atau si B dipecat karena ia di depan
umum tidak setuju dengan pandangan perusahaan.
3) Metode sosialisasi organisasi
Sosialisasi. Bagaimanapun sebaiknya sebuah organisasi melakukan
rekrutmen dan seleksi, pegawai baru tidak akan sepenuhnya
terindokrinasi pada budaya organisasi. Sebuah organisasi akan selalu
mensosialisasikan setiap pegawai selama kariernya dalam organisasi.
1
Adji Suradji Muhammad, “Budaya , Fungsi Budaya Dan Tipologi Sub Pokok Bahasan,” n.d.
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
Robbins, Stephen P & Judge, Timothy A. 2013. Organizational Behavior 15th Edition. New
Jersey: Pearson Education.
Artikel Ilmiah. Budaya Organisasi: Pengertian dari Ahli, Fungsi, dan Kerekteristiknya.
https://accurate.id/marketing-manajemen/budaya-organisasi/#Kesimpulan (Diakses pada
Tanggal 8 December 2021)
Muhammad, Adji Suradji. “Budaya , Fungsi Budaya Dan Tipologi Sub Pokok Bahasan,”