Anda di halaman 1dari 11

PERILAKU KEORGANISASI

RPS 13 : Konsep Dasar Budaya serta Keberadaan Budaya dalam Organisasi

DOSEN PENGAMPU :

Dra. AA Sagung Kartika Dewi, MM

KELOMPOK

1. AZAHRA ANGELIKA JASSIN 1907531064

2. PIPIT ARUM SEPTIANA 1907531105

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Budaya tidak hanya berlaku pada kebudayaan dan adat istiadat seperti yang dimiliki
oleh negara Indonesia yang kaya dengan kebudayaannya. Pada kenyataannya, setiap
organisasi juga memiliki budaya yang menjadi ciri khas organisasi mereka masing-
masing. Budaya dalam organisasi disebut sebagai budaya organisasi. Sebelum memahami
pengertian dari budaya organisasi, kita perlu memahami apa yang dimaksud dengan
budaya dan organisasi. Budaya adalah seperangkat pemahaman penting yang dimiliki,
diyakini, serta diterapkan oleh anggota komunitas yang sama. Budaya terdiri dari
serangkaian nilai, ide-ide, persepsi, preferensi, konsep moralitas, kode perilaku, yang
nantinya akan menciptakan kekhasan di antara kelompok manusia tersebut. Sedangkan,
organisasi adalah suatu platform dimana individu dari berbagai latar belakang bersatu dan
bekerja sebagai unit kolektif untuk mencapai tujuan bersama dan target tertentu.
Pemahaman akan budaya organisasi sangat penting sekali untuk para pebisnis maupun
karyawan yang baru saja diterima pada suatu perusahaan. Menciptakan budaya yang baik
pada lingkungan kerja akan lebih memudahkan perusahaan dalam mencapai tujuan
bersama-sama.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa itu budaya organisasi?
1.2.2 Apa saja fungsi budaya?
1.2.3 Bagaimana tipologi budaya, menciptakan dan mempertahankan budaya?
1.2.4 Bagaimana karyawan mempelajari budaya?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui budaya organisasi.
1.3.2 Untuk mengetahui fungsi budaya.
1.3.3 Untuk mengetahui tipologi budaya, menciptakan dan mempertahankan budaya.
1.3.4 Untuk mengetahui cara karyawan mempelajari budaya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Budaya Organisasi


Pada dasarnya, pengertian dari budaya organisasi adalah suatu karakteristik yang
terdapat pada suatu organisasi dan dijadikan sebagai tuntunan organisasi atau perusahaan
sehingga mampu membedakannya dengan organisasi lain. Itu artinya, hal tersebut adalah
suatu norma dan juga nilai-nilai perilaku yang dipahami serta diterima oleh seluruh
anggota organisasi dan juga digunakan sebagai dasar dalam aturan perilaku di dalam
organisasi atau perusahaan tersebut. Deal dan Kennedy mengatakan bahwa hal ini juga bisa
diartikan sebagai seluruh hal yang mampu diselesaikan di tempat organisasi tersebut
bernaung.
Budaya dalam suatu organisasi akan melibatkan seluruh pengalaman, filosofi,
pengalaman, ekspektasi dan juga seluruh nilai yang terdapat di dalamnya, sehingga
nantinya akan terefleksi dalam kegiatan setiap anggota, mulai dari pekerjaan, interaksi
dengan lingkungan luar, hingga ekspektasi yang diharapkan bisa terwujud di masa depan.
Needle dalam bukunya pun menjelaskan bahwa hal ini melibatkan suatu aturan tertulis dan
juga tidak tertulis, bahasa, kebiasaan, simbol, asumsi, visi, sistem, norma, nilai, serta
kepercayaan. Sebagian ahli lainnya juga ada yang menjelaskan bahwa organisasi justru
lebih menekan dan membentuk perilaku karyawan di dalam organisasi tersebut.
Jadi, mau tidak mau, atau suka tidak suka, saat ada seseorang yang masuk ke dalam
organisasi tersebut, mereka akan mengikuti kebiasaan dan juga budaya yang sedang
berlaku di dalam organisasi tersebut.

2.2 Fungsi Budaya


Menurut Menurut Robbins dalam bukunya yang berjudul “Organizational Behavior”,
fungsi utama dari budaya organisasi adalah :
1. Budaya organisasi berfungsi sebagai pembeda yang jelas terhadap satu organisasi
dengan organisasi yang lain.
2. Budaya organisasi membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
3. Budaya organisasi mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas
daripada kepentingan individual seseorang.
4. Budaya organisasi merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan
organisasi dengan membentuk sikap serta perilaku karyawan.
5. Budaya organisasi berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang
membentuk sikap serta perilaku karyawan.

Perlu diketahui bahwa seorang pemimpin dalam suatu organisasi akan memberikan
peranan yang sangat penting dalam hal membentuk budaya kerja di dalam organisasi.
Sehingga, secara umum budaya ini terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Meningkatkan adanya rasa kepemilikan dan loyalitas setiap karyawan di dalam
perusahaan.
2. Digunakan sebagai alat untuk bisa mengorganisasikan setiap anggota.
Meningkatkan kekuatan nilai suatu organisasi.
3. Dijadikan sebagai mekanisme dalam mengontrol perilaku di dalam lingkungan
pekerjaan
4. Mendorong seluruh struktur anggota untuk bisa meningkatkan performa kerja, baik
itu dalam jangka pendek ataupun jangka panjang.
5. Dijadikan sebagai alat untuk menentukan arah, mana yang bisa dilakukan dan tidak
bisa untuk dilakukan.

Selain itu, beberapa ahli juga turut menjelaskan fungsi penting dari organisasi, yang
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Ndraha (1997:21)
Menurut Ndraha dalam bukunya, budaya organisasi berfungsi sebagai identitas serta
citra dari suatu masyarakat untuk mampu mengikat masyarakat tersebut.
Selain itu, budaya ini juga berfungsi sebagai sumber daya, kekuatan penggerak,
meningkatkan nilai lebih, panduan pola perilaku, warisan, pengganti formalisasi,
mekanisme adaptasi perubahan, dan proses yang menjadikan suatu bangsa kongruen
dengan negara lain, sehingga akan terbentuk nation-state.

2. Siagian (1992:153)
Siagian menjelaskan bahwa budaya ini memiliki peran dalam menentukan batas
perilaku, mewujudkan rasa memiliki untuk para anggotanya, mewujudkan rasa
komitmen, meningkatkan ikatan kuat pada seluruh anggota, dan alat pengendali
perilaku pada setiap organisasi di dalam perusahaan atau organisasi tersebut.
2.3 Tipologi Budaya, Menciptakan dan Mempertahankan Budaya
2.3.1 Tipologi Budaya
Pengertian Tipologi merupakan suatu pengelompokan bahasa berdasarkan ciri
khas tata kata dan tata kalimatnya (Mallinson dan Blake,1981:1-3). Tipologi
budayaorganisasi bertujuan untuk menunjukkan aneka budaya organisasi yang
mungkin ada direalitas, Tipologi budaya organisasi dapat diturunkan dari
tipologi organisasi misalnyadengan membagi tipe organisasi dengan membuat
tabulasi silang antara jenis kekuasaandengan jenis keterlibatan individu di
dalam organisasi.
Kreitner dan Knicki (2005) mengkategorisasi jenis budaya organisasi menjadi
tiga yaitu;
1) Budaya Konstruksi, karyawan didorong untuk berinteraksi dengang
individu lain sehingga saling membantu;
2) Budaya pasif-defensif, karyawan didorong berinteraksi dengan yang lain
sejauh tidak mengancam kemanan kerjanya;
3) Budaya agresif-defensif, didorong untuk bekerja keras untuk melindungi
keamanan kerja dan status masing-masing.

Kotter dan Heskett (1998) mengkategorisasi jenis budaya organisasi menjadi


tiga yaitu;

1) Budaya kuat dan budaya lemah


Robbins (1990) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan budaya
yang kuat adalah budaya di mana nilai-nilai inti dipegang secara intensif
dan dianut bersama secara meluas. Makin banyak anggota yang menerima
nilai-nilai inti dan makin besar komitmen mereka pada nilai-nilai itu, maka
makin kuat pula budaya tersebut. Sebaliknya organisasi yang berbudaya
lemah, nilai-nilai yang dianut tidak begitu kuat sehingga jatidiri organisasi
tidak begitu menonjol dan kemungkinan besar nilai-nilai yang dianut pun
berubah setiap pergantian pimpinan atau sesuai dengan kebijakan
pimpinan yang baru.
2) Budaya yang memiliki kecocokan strategik
Jenis budaya yang cocok secara strategik memiliki perspektif yang
menegaskan tidak ada resep umum untuk menyatakan seperti apa hakikat
budaya yang baik itu, hanya apabila “cocok” dengan konteksnya.
3) Budaya adaptif
Budaya adaptif didasari pemikiran bahwa organisasi merupakan sistem
terbuka dan dinamis yang dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
lingkungan. Untuk dapat meraih sukses dalam lingkungan yang senantiasa
berubah, organisasi harus tanggap terhadap kemungkinan-kemungkinan
yang akan terjadi, dapat membaca kecenderungan-kecenderungan penting
dan melakukan penyesuaian secara cepat. Budaya organisasi adaptif
memungkinkan organisasi mampu menghadapi setiap perubahan yang
terjadi tanpa harus berbenturan dengan perubahan itu sendiri.

Robbins (1990) mengemukakan 10 karakteristik budaya organisasi, yaitu:

1) Inisiatif individu 
Inisiatif individual adalah seberapa jauh inisiatif seseorang dikehendaki
dalam perusahaan. Hal ini meliputi tanggung jawab, kebebasan dan
independensi dari masing-masing anggota organisasi, dalam artian
seberapa besar seseorang diberi wewenang dalam melaksanakan tugasnya,
seberapa berat tanggung jawab yang harus dipikul sesuai dengan
kewenangannya dan seberapa luas kebebasan mengambil keputusan.
2) Toleransi terhadap risiko 
Toleransi terhadap risiko, menggambarkan seberapa jauh sumber daya
manusia didorong untuk lebih agresif, inovatif dan mau menghadapi risiko
dalam pekerjaannya.
3) Pengarahan 
Pengarahan, hal ini berkenaan dengan kejelasan sebuah organisasi dalam
menentukan objek dan harapan terhadap sumber daya manusia terhadap
hasil kerjanya. Harapan tersebut dapat dituangkan dalam bentuk kuantitas,
kualitas dan waktu.
4) Integrasi
Integrasi adalah seberapa jauh keterkaitan dan kerja sama yang ditekankan
dalam melaksanakan tugas dari masing-masing unit di dalam suatu
organisasi dengan koordinasi yang baik.

5) Dukungan manajemen
Dukungan manajemen, dalam hal ini seberapa jauh para manajer
memberikan komunikasi yang jelas, bantuan, dan dukungan terhadap
bawahannya dalam melaksanakan tugasnya. 
6) Pengawasan 
Pengawasan, meliputi peraturan-peraturan dan supervisi langsung yang
digunakan untuk melihat secara keseluruhan dari perilaku karyawan.
7) Identitas
Identitas, menggambarkan pemahaman anggota organisasi yang loyal
kepada organisasi secara penuh dan seberapa jauh loyalitas karyawan
tersebut terhadap organisasi.
8) Sistem penghargaan 
Sistem penghargaan pun akan dilihat dalam budaya organisasi, dalam arti
pengalokasian “reward” (kenaikan gaji, promosi) berdasarkan kriteria hasil
kerja karyawan yang telah ditentukan.
9) Toleransi terhadap konflik 
Toleransi terhadap konflik, menggambarkan sejauhmana usaha untuk
mendorong karyawan agar bersikap kritis terhadap konflik yang terjadi.
10) Pola komunikasi
Pola komunikasi, yang terbatas pada hierarki formal dari setiap
perusahaan.
2.3.2 Menciptakan dan Mempertahankan Budaya
Mempertahankan agar sebuah Budaya tetap hidup. Sekali budaya itu ada,
akan terdapat kekuatan-kekuatan dalam organisasi yang bertindak untuk
mempertahankannya dengan cara memberikan sejumlah pengalaman yang
sama kepada para pegawai. Ada tiga kekuatan yang memainkan peran
penting dalam mempertahankan sebuah budaya adalah;
1) Praktek seleksi organisasi
Seleksi memiliki tujuan eksplisit dari proses seleksi adalah untuk
menemukan dan mempekerjakan individu yang mempunyai
pengetahuan, kepandaian dan kemampuan untuk berprestasi dalam
pekerjaan-pekerjaan di organisasi dengan berhasil. Dengan demikian,
proses seleksi tersebut mempertahankan budaya organisasi dengan
menyaring individu yang mungkin akan menyerang atau mengacaukan
nilai-nilai intinya.
2) Tindakan manajemen puncak
Tindakan Manajemen puncak. Tindakan manajemen puncak juga
mempunyai dampak penting terhadap budaya organisasi. Para pegawai
memperhatikan perilaku manajemen, “seperti si A pada saat itu
ditegur, padahal pekerjaannya baik, hanya karena ia sebelumnya tidak
diminta untuk melakukannya atau si B dipecat karena ia di depan
umum tidak setuju dengan pandangan perusahaan.
3) Metode sosialisasi organisasi
Sosialisasi. Bagaimanapun sebaiknya sebuah organisasi melakukan
rekrutmen dan seleksi, pegawai baru tidak akan sepenuhnya
terindokrinasi pada budaya organisasi. Sebuah organisasi akan selalu
mensosialisasikan setiap pegawai selama kariernya dalam organisasi.

2.4 Bagaimana Karyawan Mempelajari Budaya


Proses transformasi budaya oleh karyawan dapat dilakukan dengan 4 cara, yaitu:
1) Cerita-cerita
Cerita mengenai bagaimana kerasnya perjuangan pendirian organisasi di dalam
memulai usaha sehingga kemudian menjadi maju seperti sekarang merupakan hal
yang baik untuk disebarluaskan. Bagaimana sejarah pasang-surut perusahaan dan
bagaimana perusahaan mengatasi kemelut dalam situasi tak menentu merupakan
kisah yang dapat menodorong dan memotivasi karyawan untuk bekerja keras jika
mereka mau memahaminya.
2) Ritual / Upacara-upacara
Semua masyarakat memiliki corak ritual sendiri-sendiri. Di dalam perusahaan,
tidak jarang ditemui acara-acara ritual yang sudah mengakar dan menjadi bagian
hidup perusahaan. Sehingga tetap dipelihara keberadaannya, contohnya adalah
selamatan mulai musim giling di pabrik gula.
3) Simbol-simbol material
Simbol-simbol atau lambang-lambang material seperti pakaian seragam, ruang
kantor dan lain-lain, atribut fisik yang dapat diamati merupakan unsur penting
budaya organisasi yang harus diperhatikan sebab dengan simbol-simbol itulah
dapat dengan cepat diidentifikasi bagaimana nilai, keyakinan, norma, danberbagai
hal lain itu menjadi milik bersama dan dipatuhi anggota organisasi.
4) Bahasa
Bahasa merupakan salah satu media terpenting di dalam mentransformasikan
nilai. Dalam suatu organisasi atau perusahaan, tiap bidang, divisi, strata atau
semacamnya memiliki bahasa atau jargon yang khas, yangmkadang-kadang hanya
dipahami oleh kalangan itu sendiri. Dengan demikian menjadi jelas bahwa bahasa
merupakan unsur penting dalam budaya perusahaan.1

1
Adji Suradji Muhammad, “Budaya , Fungsi Budaya Dan Tipologi Sub Pokok Bahasan,” n.d.
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Secara sederhana, budaya organisasi bisa diartikan sebagai karakteristik ataupun


pedoman yang diterapkan oleh setiap anggota organisasi ataupun kelompok di dalam usaha
tertentu. Perlu digaris bawahi bahwa budaya ini memiliki peranan yang penting dalam
memotivasi dan juga meningkatkan efektivitas kerja suatu organisasi, baik itu dalam
jangka pendek atau jangka panjang. Selain itu, budaya organisasi juga bisa dijadikan
sebagai alat dalam menentukan arah organisasi dan juga mengarahkan apa yang boleh dan
tidak dilakukan.

Tanpa diterapkannya budaya organisasi, maka performa setiap anggota di dalamnya


tidak bisa dilakukan secara maksimal. Untuk itu, budaya organisasi memiliki peranan yang
penting dalam setiap organisasi atau perusahaan.
BAB IV

DAFTAR PUSTAKA
Robbins, Stephen P & Judge, Timothy A. 2013. Organizational Behavior 15th Edition. New
Jersey: Pearson Education.

Artikel Ilmiah. Budaya Organisasi: Pengertian dari Ahli, Fungsi, dan Kerekteristiknya.
https://accurate.id/marketing-manajemen/budaya-organisasi/#Kesimpulan (Diakses pada
Tanggal 8 December 2021)

Muhammad, Adji Suradji. “Budaya , Fungsi Budaya Dan Tipologi Sub Pokok Bahasan,”

Anda mungkin juga menyukai