BUDAYA ORGANISASI
3. Outcome Orientation
Orientasi pada manfaat artinya manajemen berorientasi/ fokus pada hasil/ manfaat dan tidak
hanya pada proses untuk mendapatkan hasil tersebut.
4. People Orientation
Orientasi pada orang artinya manajemen sangat memperhatikan pengaruh atau manfaat dari
sesuatu yang dihasilkan kepada orang-orang dalam organisasi.
5. Team Orientation
Orientasi pada tim adalah tindakan memprioritaskan aktivitas kerja dalam organisasi
berdasarkan tim, bukan pada individu.
6. Aggresiveness
Agresivitas (Aggresiveness) adalah situasi dimana orang-orang cenderung lebih kompetitif
dan agresif ketimbang easygoing.
7. Stability
Stabilitas (Stability) adalah situasi dimana aktivitas organisasi lebih menekankan pada
menjaga status quo sebagai lawan daripada perkembangan.
2.3 Asal Muasal Budaya Organisasi
Kebiasaan, tradisi, dan cara umum dalam melakukan segala sesuatu yang ada di
sebuah organisasi saat ini merupakan hasil atau akibat dari yang telah dilakukan sebelumnya
dan seberapa besar kesuksesan yang telah diraihnya di masa lalu. Hal ini mengarah pada
sumber tertinggi budaya sebuah organisasi: para pendirinya.
Secara tradisional, pendiri organisasi memiliki pengaruh besar terhadap budaya awal
organisasi tersebut. Pendiri organisasi tidak memiliki kendala karena kebiasaan atauideologi
sebelumnya. Ukuran kecil yang biasanya mencirikan organisasi baru lebih jauh memudahkan
pendiri memaksakan visi mereka pada seluruh anggota organisasi. Proses penyiptaan budaya
terjadi dalam tiga cara: Pertama, pendiri hanya merekrut dan mempertahankan karyawan
yang sepikiran dan seperasaan dengan mereka. Kedua, pendiri melakukan indoktrinasi dan
menyosialisasikan cara pikir dan berperilakunya kepada karyawan. Terakhir, perilaku pendiri
sendiri bertindak sebagai model peran yang mendorong karyawan untuk mengidentifikasi
diri. Dengan demikian, menginternalisasi keyakinan, nilai, dan asumsi pendiri tersebut.
Apabila organisasi mencapai kesuksesan, visi pendiri lalu dipandang sebagai faktor penentu
utama keberhasilan itu. Di titik ini, seluruh kepribadian para pendiri jadi melekat dalam
budaya organisasi.
Untuk melakukan perubahan dalam budaya organisasi perlu di perhatikana hal-hal sebagai
berikut.:
Visi sebagai inspirasi. Budaya organisasi yang sukses dapat menerima lingkungan
yang kompetitif dalam semua tingkat dimensi.
Manajemen perubahan kreatif. Perubahan yang kreatif adalah perubahan yang di
dukung oleh adanya inovasi; dan inovasi yang berkembang adalah dalam bidang
teknologi. Inovasi teknologi dan pembagian kerja meningkatkan permintaan akan
pengetahuan teknis pada semua tingkatan dan konsekuensinya orang harus lebih
banyak berfikir dari pada melakukan.
Manajemen berbasis nilai. Kita cenderung berfikir tentang kreativitas sebagai
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Adapun maksud dari value manajement
adalah untuk memastikan bahwa strategi manajer dan pilihan manajemen memberikan
dampak langsung pada kinerja bisnis dan nilai pasarnya.
Unsur pelaksana. Adapun sistem perbaikan budaya yang disarankan kepada manajer,
yang penting adalah bagaiman mempengaruhi bottom line, yaitu unsur pelaksana
yang berada di garis depan.
Transformasi kultural melalui keunggulan bisnis.
Model keunggulan bisnis eropa
Portofolio manajemen budaya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Budaya organisasi merupakan nilai-nilai dan norma yang dianut dan dijalankan oleh
sebuah organisasi terkait dengan lingkungan di mana organisasi tersebut menjalankan
kegiatannya.
3.2 Saran
Budaya organisasi penting sekali untuk dipahami karena dapat membantu
menciptakan rasa memiliki terhadap organisasi, menciptakan jatidiri anggota organisasi,
menciptakan keterikatan emosional antara organisasi dan karyawan yang terlibat di
dalamnya, membantu menciptakan stabilitas organisasi sebagai sistem sosial dan menemukan
pola pedoman perilaku sebagai hasil dari norma-norma kebiasaan yang terbentuk dalam
keseharian. Dengan demikian budaya organisasi berpengaruh kuat terhadap perilaku para
anggotanya