Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PENGANTAR MANAJEMEN

BUDAYA ORGANISASI

Meryola Christina Larosa


41152010190094
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Adapun penulisan
makalah ini disusun untuk menyelesaikan tugas pengantar manajemen tentang budaya
organisasi.
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Penulis sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.
Oleh karena itu, mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat pada
makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat, bagi para pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penulisan
Dalam sebuah organisasi mempunyai budaya masing-masing. Hal ini menjadi salah
satu pembeda anatara satu organisasi dengan organisasi lainnya. budaya dalam sebuah
organisasi ada yang sesuai dengan anggota, ada juga yang tidak sesuai. Sehingga, seseorang
yang ada dalam organisasi harus menyesuaikan diri. Budaya organisasi dapat bertahan lama
apabila budaya tersebut dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Organisasi merupakan perkumpulan atau wadah bagi sekelompok orang untuk
bekerjasama, terkendali dan terpimpin untuk tujuan tertentu. Organisasi biasanya
memanfaatkan suatu sumber daya tertentu misalnya lingkungan, cara atau metode, material,
mesin, uang, dan beberapa sumberdaya lain dalam rangka mencapai tujuan organisasi
tersebut. Orang orang yang terkumpul dalam sebuah organisasi sepakat untuk mencapai
tujuan tertentu melalui sumber daya secara sistematis dan rasional yang terkendali dan
adanya pemimpin organisasi yang akan memimpin operasional organisasi dengan terencana.
Sedangkan budaya merupakan suatu cara hidup yang terdapat pada sekelompok
manusia, yang berkembang dan diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi
berikutnya. Ada juga yang mengatakan bahwa arti budaya adalah suatu pola hidup yang
tumbuh dan berkembang pada sekelompok manusia yang mengatur agar setiap individu
mengerti apa yang harus dilakukan, dan untuk mengatur tingkah laku manusia dalam
berinteraksi dengan manusia lainnya. Secara bahasa, kata “budaya” berasal dari bahasa
Sansekerta, yaitu Buddhaya yang merupakan bentuk jamak dari kata Buddhi dimana artinya
adalah segala hal yang berhubungan dengan budi dan akal manusia. Dalam hal ini, budaya
sangat berkaitan dengan bahasa atau cara berkomunikasi, kebiasaan di suatu daerah atau adat
istiadat.
Inti dari kehidupan organisasi ditemukan di dalam budayanya. Dalam hal ini, budaya
tidak mengacu pada keanekaragaman ras, etnis, dan latar belakang individu. Melainkan
budaya adalah suatu cara hidup di dalam sebuah organisasi. Budaya organisasi mencakup
iklim atau atmosfer emosional dan psikologis. Hal ini mungkin mencakup semangat kerja
karyawan, sikap, dan tingkat produktivitas. Budaya organisasi juga mencakup simbol
(tindakan, rutinitas, percakapan, dst.) dan makna-makna yang dilekatkan orang pada simbol-
simbol ini. Makna dan pemahaman budaya dicapai melalui interaksi yang terjadi antar
karyawan dan pihak manajemen.
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan budaya organisasi?
2. Bagaimana peranan budaya organisasi?
3. Bagaimana asal muasal budaya organisasi?
4. Bagaimana perkembangan budaya organisasi?
5. Bagaimana pengaruh budaya organisasi?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Budaya Organisasi
Pengertian Budaya Organisasi adalah suatu karakteristik yang ada pada sebuah
organisasi dan menjadi pedoman organisasi tersebut sehingga membedakannya dengan
organisasi lainnya. Dengan kata lain, budaya organisasi adalah norma perilaku dan nilai-nilai
yang dipahami dan diterima oleh semua anggota organisasi dan digunakan sebagai dasar
dalam aturan perilaku dalam organisasi tersebut.
Budaya organisasi secara sederhana dapat juga diartikan bagaimana segala sesuatu
diselesaikan di tempat tersebut (Deal & Kennedy, 2000). Budaya dalam sebuah organisasi
melibatkan sekumpulan pengalaman, filosofi, ekspektasi dan juga nilai yang terkandung di
dalamnya yang nanti akan tercermin dalam perilaku anggota, mulai dari inner
working,interaksi dengan lingkungan di luar organisasi, sampai ekpsktasi di masa depan.
Ada juga yang menjabarkan budaya organisasi berarti melibatkan peraturan tertulis
dan tak tertulis, asumsi, kebiasaan, bahasa, simbol, norma, visi, sistem, kepercayaan dan nilai
(Needle, 2004). Disisi lain, beberapa pengertian budaya organisasi justru menekan dan
membentuk tingkah laku karyawan dalam organisasi tersebut. Jadi mau tidak mau, ketika
mereka masuk ke sana, mereka akan mengikuti kebiasaan dan budaya yang berlaku di sana.
Beberapa ahli dibidang ilmu sosiologi pernah menjelaskan mengenai definisi budaya
organisasi, diantaranya adalah:
1. Susanto
Menurut susanto, pengertian budaya organisasi adalah nilai-nilai yang menjadi pedoman bagi
sumber daya manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian
integrasi ke dalam organisasi, dengan begitu masing-masing anggota organisasi wajib
memahami nilai-nilai yang ada dan sebagaimana mereka harus bertingkah laku atau
berperilaku.
2. Robbins
Menurut Robbins pengertian budaya organisasi adalah sebuah sistem makna bersama yang
dianut oleh masing-masing anggota yang membedakan sebuah organisasi dengan organisasi
yang lain.
3. Gareth R. Jones
Menurut Gareth R. Jones pengertian budaya organisasi adalah sebuah persepsi bersama yang
dianut oleh masing-masing anggota organisasi, suatu sistem dari makna bersama.
4. Walter R. Freytag
Menurut Walter R. Freytag pengertian budaya organisasi adalah berbagai asumsi dan nilai
yang disadari atau tidak disadari yang mampu mengikat kepaduan sebuah organisasi. Asumsi
dan nilai tersebut menjadi penentu pola perilaku para anggota di dalam organisasi.
5. Larissa A. Grunig
Menurut Larissa A. Grunig arti budaya organisasi adalah totalitas nilai, simbol, makna,
asumsi, dan harapan yang mampu mengorganisasikan sebuah kelompok yang bekerja secara
bersama-sama.
6. Lathans (1998)
Menurut Lathans pengertian budaya organisasi adalah norma-norma dan nilai-nilai yang
mengarahkan perilaku anggota organisasi. Semua anggota organisasi akan berperilaku sesuai
dengan budaya yang berlaku agar diterima oleh lingkungannya.
7. Sarpin (1995)
Menurut Sarpin, pengertian budaya organisasi adalah suatu sistem nilai, kepercayaan, dan
kebiasaan di dalam sebuah organisasi yang saling berinteraksi dengan struktur system
formalnya untuk menghasilkan norma-norma perilaku organisasi.
8. Schein
Menurut Schein pengertian budaya organisasi adalah sebuah pola dari berbagai asumsi dasar
yang ditemukan, diciptakan, atau dikembangkan oleh sebuah kelompok dengan tujuan agar
organisasi belajar mengatasi dan menganggulangi masalah-masalah yang timbul akibat
adaptasi eksternal dan integrasi internal yang sudah berjalan dengan cukup baik.
Dengan begitu, budaya organisasi harus diajarkan kepada semua anggota baru sebagai cara
yang benar untuk memahami, memikirkan, dan merasakan berkenaan dengan masalah-
masalah tersebut.
9. Mondy dan Noe (1996)
Menurut Mondy dan Noe pengertian Budaya Organisasi adalah sistem dari shared values,
keyakinan, dan kebiasaan yang ada pada sebuah organisasi yang saling berinteraksi dengan
struktur formalnya untuk menciptakan norma-norma perilaku.
10. Hodge, Anthony, dan Gales (1996)
Menurut Hodge, Anthony, dan Gales pengertian budaya organisasi adalah konstruksi dari dua
tingkat karakteristik, yaitu karakteristik organisasi yang kelihatan (observable) dan yang tidak
kelihatan (unoservable).

2.2 Peran/Karakteristik Budaya Organisasi


Seperti dijelaskan dalam pengertian budaya organisasi di atas, leader memberi peranan
penting dalam membentuk budaya kerja pada organisasi. Sehingga, fungsi budaya organisasi
secara umum terbagi dalam beberapa hal, meliputi:
1. Menambahkan rasa kepemilikan dan menaikkan loyalitas karyawan dalam perusahaan
2. Digunakan sebagai alat untuk mengorganisasikan anggota
3. Memperkuat nilai organisasi
4. Sebagai mekanisme untuk mengontrol perilaku di dalam lingkungan kerja
5. Mendorong semua struktur untuk meningkatkan kinerja baik itu untuk jangka pendek
atau jangka panjang
6. Budaya organisasi juga berfungsi sebagai penentu arah, mana yang boleh dilakukan
dan mana yang tidak.
Selain itu, beberapa ahli juga pernah menjelaskan tentang fungsi budaya organisasi tersebut,
diantaranya adalah:
1. Menurut Ndraha (1997 : 21)
 Sebagai identitas dan citra sebuah masyarakat
 Untuk mengikat suatu masyarakat
 Sebagai sumber daya
 Menjadi kekuatan penggerak
 Sebagai kemampuan untuk membentuk nilai tambah
 Menjadi panduan pola perilaku
 Sebagai warisan
 Pengganti formalisasi
 Sebagai mekanisme adaptasi terhadap perubahan
 Sebagai proses yang menjadikan bangsa kongruen dengan negara sehingga terbentuk
nation-state
2. Menurut Robbins (1999:294)
 Berperan untuk menetapkan tapal batas
 Menjadi identitas bagi suatu anggota organisasi
 Untuk mempermudah timbulnya komitmen
 Budaya meningkatkan kemantapan sistem sosial
3. Menurut Siagian (1992:153)
 Untuk menentukan batas-batas perilaku dalam arti menentukan apa yang benar dan
yang salah
 Menumbuhkan rasa memiliki dan jati diri sebuah organisasi dan para anggotanya
 Untuk menumbuhkan komitmen kepada anggota bahwa kepentingan bersama adalah
di atas kepentingan individual
 Sebagai alat untuk memperkuat ikatan seluruh anggota organisasi
 Sebagai alat pengendali perilaku para anggota organisasi yang bersangkutan
Dari penjelasan beberapa ahli tentang budaya organisasi, kita dapat mengetahui beberapa
ciri / karakteristik budaya organisasi, diantaranya:
1. Innovation and Risk Taking
Inovasi dan Pengambilan Resiko adalah sebuah tindakan melakukan inovasi dan berani
mengambil resiko dalam proses inovasi tersebut.
2. Attention to Detail
Perhatian lebih hal-hal detail maksudnya adalah organisasi mengharapkan para pekerja untuk
bekerja lebih detail, analisis, dan tepat sasaran.

3. Outcome Orientation
Orientasi pada manfaat artinya manajemen berorientasi/ fokus pada hasil/ manfaat dan tidak
hanya pada proses untuk mendapatkan hasil tersebut.
4. People Orientation
Orientasi pada orang artinya manajemen sangat memperhatikan pengaruh atau manfaat dari
sesuatu yang dihasilkan kepada orang-orang dalam organisasi.
5. Team Orientation
Orientasi pada tim adalah tindakan memprioritaskan aktivitas kerja dalam organisasi
berdasarkan tim, bukan pada individu.
6. Aggresiveness
Agresivitas (Aggresiveness) adalah situasi dimana orang-orang cenderung lebih kompetitif
dan agresif ketimbang easygoing.
7. Stability
Stabilitas (Stability) adalah situasi dimana aktivitas organisasi lebih menekankan pada
menjaga status quo sebagai lawan daripada perkembangan.
2.3 Asal Muasal Budaya Organisasi
Kebiasaan, tradisi, dan cara umum dalam melakukan segala sesuatu yang ada di
sebuah organisasi saat ini merupakan hasil atau akibat dari yang telah dilakukan sebelumnya
dan seberapa besar kesuksesan yang telah diraihnya di masa lalu. Hal ini mengarah pada
sumber tertinggi budaya sebuah organisasi: para pendirinya.
Secara tradisional, pendiri organisasi memiliki pengaruh besar terhadap budaya awal
organisasi tersebut. Pendiri organisasi tidak memiliki kendala karena kebiasaan atauideologi
sebelumnya. Ukuran kecil yang biasanya mencirikan organisasi baru lebih jauh memudahkan
pendiri memaksakan visi mereka pada seluruh anggota organisasi. Proses penyiptaan budaya
terjadi dalam tiga cara: Pertama, pendiri hanya merekrut dan mempertahankan karyawan
yang sepikiran dan seperasaan dengan mereka. Kedua, pendiri melakukan indoktrinasi dan
menyosialisasikan cara pikir dan berperilakunya kepada karyawan. Terakhir, perilaku pendiri
sendiri bertindak sebagai model peran yang mendorong karyawan untuk mengidentifikasi
diri. Dengan demikian, menginternalisasi keyakinan, nilai, dan asumsi pendiri tersebut.
Apabila organisasi mencapai kesuksesan, visi pendiri lalu dipandang sebagai faktor penentu
utama keberhasilan itu. Di titik ini, seluruh kepribadian para pendiri jadi melekat dalam
budaya organisasi.

2.4 Perkembangan Budaya Organisasi


1. Perekayasaan budaya organisasi
Ada dua pandangan yang bersebrangan mengenai proses terbentuknya budaya organisasi.
Di satu pihak para ahli yang sependapat bahwa budaya organisasi tidak dapat di rekayasa, di
antaranya Umar Kayam dan Franz Magnis-Suseno. Di pihak lain, ada pakar yang ragu-ragu,
diantaranya Rachmadi A. Triono. Selain itu ada pakar yang sependapat bahwa budaya
perusahaan dapat di rekayasa, diantaranya Sjamsir Kadir dan Yio checki.
2. Tumbuh dan perkembanganya budaya organisasi
Kinerja organisasi yang tinggi tidak saja di capai melalui aspek etika (kinerja etis), tetapi
juga berhubungan erat dengan budaya perusahaan (corporate culture) yang di
kembangkan.tumbuh dan berkembangnya budaya organisasi melalui beberapa tahapan,
 Pendiri memiliki gagasan yang berupa visi dan misi organisasi.
 Pemilik berusaha mewujudkan kepercayaan pada posisi strategis dan menentukan
kebijakan strategis melalui penerapan konsep requisite oraganization (RO).
 Orang-orang kepercayaan yang di tempatkan pada posisi strategis mengawali dengan
serangkaian tindakan menumbuhkan nyata untuk menumbuhkembangkan perusahaan.
 Orang-orang lain dibawa kedalam perusahaan untuk berkarya secara bersama-sama
dengan pemilik, staf administrasi dan buruh.

3. Peran dan struktur manusia dalam perkembangan budaya organisasi


Pendiri organisasi memilki peran sebagai peletak dasar visi dan misi organisasi kebijakan
dan strategi tertentu melalui media lisan (pertemuan tatap muka, latihan, contoh langsung,
dan percakapan tak resmi) dan media tulis (media komunikasi bulanan, brosur, dan
pengumuman). Di pihak lain, buruh merespon kebijakan yang di pilih dan manajer organisasi
, dalam sikap dan tindakan.
Ada enam aspek yang di jadikan pusat perhatian para ahli yaitu:
 Konseptualisasi Jhon P. Kotter dan James L. Haskett mengenai budaya oraganisasi
dikatakan sebagai seperangkat nilai, norma, presepsi, dan pola perilaku yang di
ciptakan atau dikembangkan dalam sebuah perusahaan.
 Konseptualisasi Gede Prama mengenai keberadaan budaya organisasi yang ikatkan
sebagai gincu dan sabun mandi.
 Konseptualisasi Yio Cheki, Rachmadi A. Triono, Richard C. Snyder dan Stephen
Robbins mengenai perekayasaan budaya organisasi.
 Konseptualisasi Umar Kayam dan Sjamsir Kadir mengenai budaya organisasi sebagai
suatu proses dialektika yang dinamis.
 Konseptualisasi Umar Kayam, Franz Magnis-Suseno, Yio Cheki, dan Rika Adiwoso
Suprapto mengenai budaya organisasi sebagai refleksi budaya bangsa.
 Konseptualisasi Franz Magnis-Suseno mengenai budaya organisasi sebagai
memperkuat organisasi dalam menghadapi tantangan.

4. Preferensi manajer dan karyawan dalam mempertahankan budaya organisasi


Ada dua pandangan yang berbeda mengenai dinamika budaya organisasi. Di satu pihak ,
Umar Kayam, Franz Magnis-Suseno, dan Sjamsir Kadir termasuk pakar yang mendukung
pandangan bahwa budaya organisasi bersifat dialektis dan dinamis. Di pihak lain, Rachmadi
A. Triono termasuk pakar yang memandang budaya organisasi bersifat statis.
Menurut Kayam kebudayaan adalah suatu proses dialektika yang dinamis. Ia bergerak
beproses lewat dialog atau konflik tawar menawar antara berbagai tesis dana antitesis untuk
selanjutnya mencapai suatu penyesuaian yang di sebut sintetis. Kadir menyatakan budaya
organisasi dapat stabil beberapa waktu, tetapi tidak pernah statis.
5. Perubahan dan perbaikan budaya organisasi
Budaya organisasi sangat mempengaruhi kinerja sebuah organisasi. Oleh karena itu,
budaya organisasi perlu selalu di sesuaikan dengan perkembangan yang di hadapi
organisasional. Penelusuran kebutuhan akan perubahan budaya organisasi harus dilakukan
sejak awal, karena itu proses perubahan budaya perlu waktu lama untuk menghasilkan.
Semakin lama menunggu untuk melakukan proses, akan semakin sulit tugasnya. Implikasi
penundaan perubaha budaya organisasi dapat bervariasi,adalah:
 Rendahnya moral staff
 Pergantian staff tinggi
 Meningkatkan keluhan pelanggan
 Kehilangan bisnis peluang
 Rendahnya produktifitas
 Lambatnya respon terhadap perubahan
 Rusaknya kinerja perusahaan
 Perilaku dan praktik tidak sehat di tempat kerja
Untuk itu diperlukan langkah-langkah menuju perubahan organisasi dengan cara :
 Menetapkan visi yang jelas dan arah strategis
 Mengenmbangkan pengukuran kinerja yang jelas
 Tindak lanjut menuju pada pencapaian tujuan
 Menghargai kinerja atas dasar keadilan
 Menciptakan lingkungan kerja yang terbuka dan transparan
 Menghapus politik dalam perusahaan
 Mengembangkan team spirit yang kuat melalui sejumlah core values.

Untuk melakukan perubahan dalam budaya organisasi perlu di perhatikana hal-hal sebagai
berikut.:
 Visi sebagai inspirasi. Budaya organisasi yang sukses dapat menerima lingkungan
yang kompetitif dalam semua tingkat dimensi.
 Manajemen perubahan kreatif. Perubahan yang kreatif adalah perubahan yang di
dukung oleh adanya inovasi; dan inovasi yang berkembang adalah dalam bidang
teknologi. Inovasi teknologi dan pembagian kerja meningkatkan permintaan akan
pengetahuan teknis pada semua tingkatan dan konsekuensinya orang harus lebih
banyak berfikir dari pada melakukan.
 Manajemen berbasis nilai. Kita cenderung berfikir tentang kreativitas sebagai
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Adapun maksud dari value manajement
adalah untuk memastikan bahwa strategi manajer dan pilihan manajemen memberikan
dampak langsung pada kinerja bisnis dan nilai pasarnya.
 Unsur pelaksana. Adapun sistem perbaikan budaya yang disarankan kepada manajer,
yang penting adalah bagaiman mempengaruhi bottom line, yaitu unsur pelaksana
yang berada di garis depan.
 Transformasi kultural melalui keunggulan bisnis.
 Model keunggulan bisnis eropa
 Portofolio manajemen budaya.

2.5 Pengaruh Budaya Organisasi


Robbins (1994) berpendapat bahwa Budaya Organisasi yang kuat akan meningkatkan
perilaku yang konsisten dari anggota suatu organisasi. Oleh karena itu, budaya organisasi
dapat dijadikan sebagai sarana yang kuat untuk mengontrol dan dapat bertindak sebagai
sebuah substitusi bagi formalisasi. Budaya Organisasi ini sangat berpengaruh, karena
semakin kuat budaya suatu organisasi maka semakin lemah atau rendah formalisasi yang
berlaku di organisasi tersebut. Maka dapat kita tarik suatu kesimpulan bahwa budaya
organisasi berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja organisasi, kemudian kinerja
organisasi juga berpengaruh signifikan dan positif terhadap kepuasan kerja anggota
organisasi. Disini terjadi hubungan timbal balik antara budaya organisasi dan kinerja
organisasi karena budaya organisasi juga berpengaruh signifikan dan positif terhadap
kepuasan kerja anggota organisasi tersebut.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Budaya organisasi merupakan nilai-nilai dan norma yang dianut dan dijalankan oleh
sebuah organisasi terkait dengan lingkungan di mana organisasi tersebut menjalankan
kegiatannya.
3.2 Saran
Budaya organisasi penting sekali untuk dipahami karena dapat membantu
menciptakan rasa memiliki terhadap organisasi, menciptakan jatidiri anggota organisasi,
menciptakan keterikatan emosional antara organisasi dan karyawan yang terlibat di
dalamnya, membantu menciptakan stabilitas organisasi sebagai sistem sosial dan menemukan
pola pedoman perilaku sebagai hasil dari norma-norma kebiasaan yang terbentuk dalam
keseharian. Dengan demikian budaya organisasi berpengaruh kuat terhadap perilaku para
anggotanya

Anda mungkin juga menyukai