Anda di halaman 1dari 13

BUDAYA ORGANISASI

Disusun oleh ;

IRWAN HADI KUSUMA

136710652138
Latar Belakang.

Dewasa ini, konsep budaya telah mengalami pergeseran makna.


Sebagaimana dinyatakan oleh Peursen (1984) bahwa dulu orang berpendapat
budaya meliputi segala manifestasi dari kehidupan manusia yang berbudi luhur dan
yang bersifat rohani, seperti: agama, kesenian, filsafat, ilmu pengetahuan, tata negara
dan sebagainya, tetapi pendapat tersebut sudah sejak lama disingkirkan. Budaya
diartikan sebagai manifestasi kehidupan setiap orang dan setiap kelompok orang-
orang. Kini budaya dipandang sebagai sesuatu yang lebih dinamis, bukan sesuatu yang
kaku dan statis. Budaya tidak diartikan sebagai sebuah kata benda, kini lebih dimaknai
sebagai sebuah kata kerja yang dihubungkan dengan kegiatan manusia.

Konsep budaya organisasi telah memperoleh penerimaan luas sebagai cara untuk
memahami sistem manusia. Dari sistem tersebut terbuka "perspektif", setiap aspek
budaya organisasi dapat dilihat sebagai kondisi lingkungan yang penting yang
mempengaruhi sistem dan subsistem tersebut. Pemeriksaan budaya organisasi juga
merupakan alat analisis yang berharga dalam dirinya sendiri.

Pengertian Budaya Organisasi

Budaya merupakan pola yang terintegrasi dari perilaku manusia, yang terdiri dari
pikiran, bahasa, perbuatan dan hasil-hasil budaya lainnya. Dalam kehidupan
masyarakat sehari-hari tidak terlepas dari ikatan budaya yang diciptakan. Ikatan budaya
tercipta oleh masyarakat yang bersangkutan, baik dalam keluarga, organisasi, bisnis
maupun bangsa. Budaya membedakan masyarakat satu dengan yang lain dalam cara
berinteraksi dan bertindak menyelesaikan suatu pekerjaan. Budaya mengikat anggota
kelompok masyarakat menjadi satu kesatuan pandangan yang menciptakan
keseragaman berperilaku atau bertindak. Seiring dengan bergulirnya waktu, budaya
pasti terbentuk dalam organisasi dan dapat pula dirasakan manfaatnya dalam memberi
kontribusi bagi efektivitas organisasi secara keseluruhan.
Berikut ini dikemukakan beberapa pengertian budaya organisasi menurut beberapa
ahli :

1. .Menurut Schein (1992:12), budaya organisasi adalah pola dasar yang diterima oleh
organisasi untuk bertindak dan memecahkan masalah, membentuk karyawan yang
mampu beradaptasi dengan lingkungan dan mempersatukan anggota-anggota
organisasi. Untuk itu harus diajarkan kepada anggota termasuk anggota yang baru
sebagai suatu cara yang benar dalam mengkaji, berpikir dan merasakan masalah
yang dihadapi.
2. Menurut Wood, Wallace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, Osborn (2001:391), budaya
organisasi adalah sistem yang dipercayai dan nilai yang dikembangkan oleh
organisasi dimana hal itu menuntun perilaku dari anggota organisasi itu sendiri
3. Menurut Tosi, Rizzo, Carroll seperti yang dikutip oleh Munandar (2001:263),
budaya organisasi adalah cara-cara berpikir, berperasaan dan bereaksi
berdasarkan pola-pola tertentu yang ada dalam organisasi atau yang ada pada
bagian-bagian organisasi.
4. Menurut Cushway dan Lodge (GE : 2000), budaya organisasi merupakan
sistem nilai organisasi dan akan mempengaruhi cara pekerjaan dilakukan dan
cara para karyawan berperilaku.

Robbins (1996) memberi pengertian budaya organisasi antara lain sebagai:

a. Nilai-nilai dominan yang didukung oleh organisasi.


b. Falsafah yang menuntun kebijaksanaan organisasi terhadap pegawai dan
pelanggan.
c. Cara pekerjaan dilakukan di tempat itu.
d. Asumsi dan kepercayaan dasar yang terdapat di antara anggota organisasi.

Teori Budaya Organisasi

Terdapat tiga asumsi yang mengarahkan pada teori budaya organisasi yaitu:

1. Angota-anggota organisasi menciptakan dan mempertahankan perasaan yang


dimiliki bersama mengenai realitas organisasi, yang berakibat pada pemahaman
yang lebih baik mengenai nilainilai sebuah organisasi.
2. Penggunaan dan intepretasi simbol sangat penting dalam budaya organisasi.
3. Budaya bervariasi dalam organisasi-organisasi yang berbeda, dan interpretasi
tindakan dalam budaya ini juga beragam.

Dimensi-dimensi Budaya Organisasi

Terdapat banyak dimensi yang membedakan budaya organisasi. Dimensi


ini mempengaruhi perilaku yang dapat mengakibatkan kekeliruan pemahaman, ketidak
sepakatan, atau bahkan konflik. Konsep budaya pada awalnya berasal dari lapangan
antropologi dan mendapat tempat pada awal perkembangan ilmu perilaku organisasi.

Dimensi-dimensi yang digunakan untuk membedakan budaya organisasi, menurut


Robbins (1996) ada tujuh karakteristik primer yang secara bersama-sama menangkap
hakikat budaya organisasi, yaitu:

1. Inovasi dan pengambilan resiko.


2. Perhatian ke hal yang rinci.
3. Orientasi hasil.
4. Orientasi Orang.
5. Orientasi Tim
6. Keagresifan.
7. Kemantapan.

Budaya organisasi dapat ditemukan dalam tiga tingkatan, yaitu:

1. Artefak
Pada tingkat ini budaya bersifat kasat mata tetapi seringkali tidak dapat diartikan,
misalnya lingkungan fisik organisasi, teknologi, dan cara berpakaian. Analisis pada
tingkat ini cukup rumit karena mudah diperoleh tetapi sulit ditafsirkan.
2. Nilai
Nilai memiliki tingkat kesadaran yang lebih tinggi daripada artefak.
3. Asumsi dasar
Merupakan bagian penting dari budaya organisasi. Pada tingkat ini budaya diterima
begitu saja, tidak kasat mata dan tidak disadari. Asumsi ini merupakan reaksi yang
bermula dari nilai-nilai yang didukung. Bila asumsi telah diterima maka kesadaran
akan menjadi tersisih. Dengan kata lain perbedaan antara asumsi dengan nilai artefak
terletak pada apakah nilai-nilai tersebut masih diperdebatkan dan diterima apa adanya
atau tidak.

Peranan Budaya Organisasi

Dalam lingkungan kehidupannya, manusia dipengaruhi oleh budaya di mana ia


berada, seperti nilai-nilai, keyakinan, perilaku sosial atau masyarakat yang
kemudian menghasilkan budaya sosial atau budaya masyarakat. Hal yang sama juga
terjadi pada anggota organisasi, dengan segala nilai, keyakinan dan perilakunya di
dalam organisasi yang kemudian akan menciptakan budaya organisasi.

Peranan penting yang dilakukan oleh budaya organisasi adalah :

1. Membantu menciptakan rasa memiliki jati diri bagi pekerja.


2. Dapat dipakai untuk mengembangkan ikatan pribadi dengan perusahaan.
3. Membantu stabilisasi perusahaan sebagai suatu sistem sosial.
4. Menyajikan pedoman perilaku sebagai hasil dari norma-norma perilaku yang sudah
terbentuk.

Budaya organisasi juga mempunyai peranan sebagai berikut :

1. Menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan yang lain.
2. Membawa suatu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
3. Mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada
kepentingan diri individual seseorang.
4. Merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan
memberikan standar-standar yang tepat untuk dilakukan oleh karyawan.
5. Sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu dan membentuk
sikap serta perilaku karyawan
Proses Pembentukan Budaya Organisasi

Sumber-sumber pembentuk budaya organisasi, diantaranya:

1. pendiri organisasi.
2. pemilik organisasi.
3. sumber daya manusia asing.
4. luar organisasi.
5. orang yang berkepentingan dengan organisasi (stake holder).
6. masyarakat.

Pembentukan budaya organisasi tidak dapat dilakukan dalam waktu yang


cepat, namun memerlukan waktu dan bahkan biaya yang tidak sedikit untuk dapat
menerima nilai-nilai baru dalam organisasi. Calon anggota kelompok mungkin akan
disaring berdasarkan kesesuaian nilai dan perilakunya dengan budaya organisasi.
Kepada anggota organisasi yang baru terpilih bisa diajarkan gaya kelompok secara
eksplisit.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan budaya organisasi yaitu:

1. Kepemimpinan
Kepemimpinan dalam suatu organisasi menjadi pelaku utama dalam penciptaan
mentalitas etos kerja, serta budaya organisasi. Dalam hal ini pemimpin yang baik
adalah pemimpin yang mampu menggunakan seluruh sumber daya yang ada, serta
mampu mengarahkan kegiatan karyawan yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan
perusahaan.
2. Perilaku Organisasi
Struktur organisasi mencerminkan garis komando dan tuntutan pelaksanaan tugas.
Adanya garis komando yang menuntut kepatuhan bawahan dapat menciptakan
budaya organisasi yang kaku dan dikaitkan dengan tuntutan pelayanan yang baik.

Pengaruh budaya terhadap keefektifan organisasi

Mula-mula kita harus membedakan budaya yang kuat dari yang lemah. Budaya
yang kuat dicirikan oleh nilai inti organisasi yang dianut dengan kuat diatur dengan baik
dan dirasakan bersama secara luas. Makin banyak anggota yang menerima nilai inti
dan menyetujui tingkat kepentingannya serta merasa sangat terikat kepadanya, maka
makin kuat budaya tersebut. Budaya yang kuat akan memperlihatkan perilaku yang
konsisten. Budaya itu menyampaikan kepada karyawan tentang bagaimana perilaku
mereka yang seharusnya.

Budaya organisasi yang lemah dapat dipahami atau dimaknai sebagai


Budaya organisasi dipandang lemah bila sangat terfragmentasi dan tidak disatukan
serta diikat oleh berbagai nilai dan keyakinan bersama. Artinya orang yang berada
dalam organisasi tidak merasakan keyakinan dan pandangan yang sama terhadap
berbagai aturan atau hal-hal yang diyakini oleh organisasi tersebut.

Budaya organisasi yang kuat dapat meningkatkan konsistensi keperilakuan dan


dapat memfasilitasi integrasi organisasional secara substansial. Budaya dapat
berfungsi sebagai suatu substitusi bagi struktur organisasional.

Budaya Organisasi APPLE

Apple, Inc. (sebelumnya bernama Apple Computer, Inc.) adalah sebuah


perusahaan Silicon Valley berbasis di Cupertino, California, yang bergerak dalam
bidang teknologi komputer. membantu bermulanya revolusi komputer pribadi pada
tahun 1970-an dengan produknya Apple II dan memajukannya sejak tahun 1980-an
hingga sekarang dengan Macintosh. Apple terkenal akan perangkat keras ciptaannya,
seperti iMac,

Macbook, perangkat pemutar lagu iPod, dan telepon genggam iPhone. Beberapa
perangkat lunak ciptaanya pun mampu bersaing di bidang kreatif seperti penyunting
video Final Cut Pro, penyunting suara Logic Pro dan pemutar lagu iTunes yang
sekaligus berfungsi sebagai toko lagu online.

Awal Berdirinya Apple

Steve Jobs dan Steve Wozniak sudah berteman sejak lama. Bertemu pertama kali
pada tahun 1971 ketika seorang teman memperkenalkan Wozniak yang saat itu
berumur 21 tahun kepada Jobs yang saat itu baru berumur 16 tahun. Jobs berhasil
membujuk Wozniak untuk membuat komputer dan menjualnya. Jobs mendekati sebuat
toko komputer lokal The Byte Shop yang tertarik untuk membeli komputer tetapi hanya
komputer yang sudah terpaket lengkap, pemilik toko tersebut Paul Terrell mengatakan
ia siap membeli 50 unit seharga $US 500 satunya.

Komputer buatan Wozniak hanya memiliki beberapa kelebihan. Salah satunya


dapat menggunakan TV sebagai monitor di mana saat itu banyak komputer tidak
memiliki monitor sama sekali. Monitor ini bukanlah seperti monitor modern dan hanya
menampilkan teks dengan kecepatan 60 karakter per detik. Komputer ini bernama
Apple I dan memiliki kode bootstrap pada ROM-nya yang membuatnya lebih mudah
untuk dihidupkan.

Akhirnya dengan paksaan Paul Terrell Wozniak juga mendisain sebuah mekanisme
kaset untuk membuka dan menyimpan program dengan kecepatan 1,200 bits/detik,
sebuah kecepatan yang cukup tinggi pada saat itu. Walaupun komputer tersebut cukup
sederhana disainnya adalah sebuah masterpiece, menggunakan jumlah komponen
yang jauh lebih sedikit dengan komputer-komputer sejenisnya dan berhasil memberi
reputasi kepada Wozniak sebagai seorang master designer dengan cepat.

Dibantu oleh satu orang lagi teman Ronald Wayne, bertiga mereka mulai
memproduksi komputer tersebut. Dengan menggunakan berbagai cara termasuk
meminjam ruangan dari teman dan keluarga, menjual bermacam harta pribadi (seperti
kalkulator dan sebuah mobil VW Combi), memulung dan sedikit menipu.

Jobs berhasil mendapatkan komponen-komponen yang dibutuhkan untuk produksi


sementara Wozniak dan Wayne membuat komputer-komputer tersebut. Selesai dan
dikirim pada bulan Juni, mereka dibayar sesuai janji oleh Paul Terrell. Pada akhirnya,
200 unit Apple I diproduksi.

Sistem Budaya Organisasi yang Dilakukan oleh APPLE

Organisasi Apple melalui hari demi hari dengan banyak aktivitas. Banyak cara telah
digunakan oleh organisasi ini untuk mencapai tujuan. Mulai dengan berjalan normal,
merangkak sampai jungkir balik pun dilakukan. Steve Jobs, pemimpin karismatik Apple
Computer, menginvestasi perusahaan dengan cara menemukan pangsa pasar yang
baru untuk alat music digital iPod.

Visi Jobs adalah menciptakan alat pemutar musik yang bisa Steve Jobs, pemimpin
karismatikApple Computer , menginvestasi perusahaan dengan cara menemukan
pangsa pasar yang baru untuk alat music digital iPod. Visi Jobs adalah menciptakan
alat pemutar musik yang bisa dibawa kemana pun dan dapat Pengambil jalan tengah
mencoba untuk tampil baik dalam semua dimensi strategis, tetapi karena berbagai
dimensi strategis memerlukan cara pengelolaan perusahaan yang berbeda dan kadang
kala tidak konsisten, perusahaan-perusahaan ini akhirnya atau dua perusahaan
bersama-sama memasarkan produk mereka yang saling melengkapi atau suatu produk
baru, Sebagai contoh, Apple bekerja sama dengan Digital Vax untuk bersama
merancang, memproduksi, dan memasarkan suatu produk baru.

Organisasi Apple menentukan target yang melampui kapasitasnya. Namun,


komitmen pada organisasi membuat Apple mengerahkan seluruh daya upaya yang
bersumber dari kekuatan-kekuatan unik yang dimilki para karyawannya. Kebersamaan
membuat Apple bertahan dalam ketegaran mengatasi kesulitan demi kesulitan.

Bagaimana Budaya Organisasi yang Dirumuskan oleh Apple

Apple membentuk tim budaya, melakukan assesment budaya, lalu membuat


rumusan value dan slogan baru. Lalu, serangkaian poster-pamflet-spanduk-buku di
susun dan sebarluaskan. Tak jarang, Apple mengundang pakar atau motivator handal
untuk berbicara di depan karyawannya tentang budaya baru dan perubahan. Awalnya
semua nampak senang sampai kemudian memasuki implementasi budaya baru dalam
perilaku kerja dan proses bisnis, semua menjadi ragu dan terjadilah resistensi.

Adanya resistensi menunjukkan proses pembentukan budaya yang disusun tidak


berdasar pada praktek-praktek keseharian dalam organisasi Apple.

Apakah bias Apple merumuskan budaya organisasi dari praktek keseharian para
karyawannya, terlebih lagi kalau keadaan dan kinerja organisasi tengah menurun?
Dalam keadaan seburuk apapun, selalu ada faktor yang membuat organisasi dapat
bertahan hidup. Apa yang membuat karyawan Apple tetap bertahan bekerja di
perusahaannya? Apa yang membuat karyawan Apple tetap menjalankan pekerjaan?
Apa yang membuat pelanggan Apple tetap setia pada perusahaannya?

Apple melakukan dialog dengan karyawannya mengenai kejadian-kejadian terbaik


yang pernah dialami oleh karyawan perusahaan Apple (pada semua level). Kejadian
terbaik adalah kejadian dimana tercapai keberhasilan, adanya passion-antusiasme,
adanya kepercayaan diri, dan memicu lahirnya keinginan untuk mengembangkan diri.

Susun dan sosialisasikan narasi atau cerita mengenai kejadian-kejadian terbaik.


Apple meminta karyawanna untuk memberikan umpan balik terhadap cerita kejadian
terbaik itu.

Apple mengundang karyawannya melakukan dialog untuk mengidentifikasi faktor


yang memberi kehidupan terhadap organisasi, mengimajinasikan keadaan masa depan
organisasi, serta, merumuskan pernyataan value dan slogan. Undang partisipasi
karyawan untuk menyusun pola perilaku dan proses bisnis di unit masing-masing yang
selaras dengan budaya baru.

Apple melakukan forum dialog dan valuation untuk sharing dan apresiasi terhadap
setiap keberhasilan.Dengan komitmen penuh dari , penciptaan budaya baru telah dapat
dilihat dalam waktu 6 bulan sejak langkah awal dilakukan. Hal tersebutlah yang
dilakukan oleh Apple sehingga dapat mencapai kesuksesan sampai pada saat ini.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, pada bab ini dapat dikemukakan beberapa


pokok kesimpulan sebagai berikut:

1. Budaya organisasi tidak muncul dengan sendirinya di kalangan anggota organisasi,


tetapi perlu dipelajari dan dibentuk karena pada dasarnya budaya organisasi
adalah sekumpulan nilai dan pola perilaku yang dipelajari, dimiliki bersama, serta
dibentuk oleh semua anggota organisasi dan diwariskan dari satu generasi ke
generasi berikutnya.
2. Budaya organisasi sangat penting peranannya dalam mendukung terciptanya suatu
organisasi yang efektif yang dibutuhkan perusahaan untuk mencapai tujuannya.
3. Budaya organisasi dapat berperan dalam menciptakan jati diri, mengembangkan
keikut sertaan pribadi dengan organisasi dan menyajikan pedoman perilaku kerja
bagi karyawan pada suatu organisasi. Dengan budaya organisai merupakan
konsep penting bagi kinerja perusahaan dalam mencapai sasaran atau tujuan.
Kilmann. Ralph. H, M.J. Saxton, and Roy Serpa. 1986. Gaining Control of The
Corporate
Culture. Jossey-Bass. San Fransisco.

Kotter. John. P. 1990. A Force for Change: How Leadership Differs from Management.
Free
Press. New York.

Lukito. Boejoeng. Tjahjana. 1996. Peningkatan Kinerja Perusahaan: Tinjauan Aspek


Budaya.
Usahawan. No. 5. Tahun XXV. Mei.

Hatch. Mary. Jo. 1997. Organization Theory: Modern, Symbolic, and Postmodern
Perspectives.
Oxford University Press. New York.

Kanter. Rosabeth. M. 1983. The Change Masters. New York: Simon and Schuster.

Wheelen. T.L. and Hunger. J.D. 1986. Strategic Management and Business Policy. 2nd
ed. Reading. MA: Addison-Wesley.

Robbins, S. 1996. Perilaku Organisasi- Kontroversi- Aplikasi. Jilid II. Edisi Bahasa
Indonesia. Jakarta: Prehallindo

Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional. Yogyakarta: Penerbit Andi

West, R dan Turner, L. H. 2009. Pengantar Teori Komunikasi Analisis danAplikasi. Buku
1 Edisi 3. Jakarta: Salemba Humanik

http://novalya-qrizhteen.blogspot.co.id/2010/06/budaya-organisasi-apple.html

Anda mungkin juga menyukai