Anda di halaman 1dari 6

LKM 11

Tugas Mandiri
Budaya Organisasi

Mata Kuliah : Psikologi Industri dan Organisasi


Dosen Pengampu : Siti Nur’Aini, S.Psi.,M.Si
Nama : Asiva Salma
NIM : 2010811090
Kelas : B/Genap

1. Jelaskan definisi budaya organisasi


Budaya menunjukkan gambaran atau ciri suatu kelompok tertentu
ditengahtengah masyarakat dalam melaksanakan aktivitas dan memecahkan
permasalahan yang dihadapinya (Robin & Stephen, 2013).
Dalam kelompok tertentu ada suatu peraturan atau ketentuan yang harus
dilakukan dalam melaksanakan dan memecahkan sesuatu permasalahan. Peraturan
atau ketentuan yang ditetapkan tersebut harus dijunjung bersama untuk dilaksanakan
sehingga merupakan suatu kepercayaan dan mempunyai nilai yang dapat membentuk
dan menunjukkan perilaku para anggotanya (Bangun, 2008).
Budaya organisasi mengacu pada sistem makna bersama yang dianut oleh
anggota yang membedakan organisasi dari organisasi lain. Budaya organisasi dapat
dilihat secara jelas (concrete) dan yang lebih abstrak. Budaya organisasi yang secara
konkrit wujudnya dapat dilihat secara jelas, misalnya organisasi mencakup akronim,
gaya berbusana, penghargaan, mitos dan cerita mengenai organisasi, daftar nilai yang
dipublikasikan, upacara dan ritual, yang dapat diamati, lapangan parkir khusus,
dekorasi, dan sebagainya.
Selain dari pada itu, sifat konkrit ini juga mencakup perilaku yang ditunjukkan
oleh individuindividu dan kelompok dalam organisasi. Sedangkan budaya organisai
yang bersifat abstrak, budaya merefleksikan pada nilai-nilai (values) dan keyakinan
(belief) yang dimilki oleh para anggota organisasi.
Budaya organisasi yang bersifat konkrit lebih mudah untuk diubah
dibandingkan dengan yang bersifat abstrak. Nilai-nilai yang terkandung pada budaya
organisasi yang bersifat abstrak lebih lama bertahan dan tidak terlalu cepat mengalami
perubahan. Individu-individu yang bergabung dengan oraganisasi akan menerima
nilainilai dan kepercayaan yang diajarkan kepada mereka. Akan tetapi, nilai dan
kepercayaan yang mereka terima belum tentu cukup membantu mereka untuk
mencapai hasil yang ditentukan organisasi.Individu tersebut perlu belajar agar nilai-
nilai dan keyakinan yang mereka miliki dapat berkembang pada diri mereka (Bangun,
2008).
Budaya organisasi merupakan sekumpulan nilai dan kepercayaan yang
diterima dan diterapkan semua anggota organisasi dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian, budaya organisasi tidak lain dari
sekumpulan peraturan dan ketentuan yang disepakati untuk dilaksanakan para anggota
organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Budaya organisasi
mempunyai nilai yang tinggi apabila para anggotanya patuh pada aturan dan
ketentuan yang ditetapkan organisasi tersebut.Sebaliknya, mempunyai nilai yang
rendah apabila para anggota organisasi tidak patuh pada aturan-aturan dan ketentuan-
ketentuan organisasi (Bangun, 2008). Budaya organisasi merupakan cerminan dari
karakteristik-karakteristiknya, bukan menunjukkan perasaan para anggotanya.

2. Jelaskan fungsi budaya organisasi


Robin & Stephen, 2013 menyebutkan bahwa fungsi budaya dalam sebuah organisasi
dapat menjadi sebuah peraturan.
1) Menentukan batas:
Menciptakan pembedaan antar organisasi.
2) Menyampaikan rasa identitas bagi anggota organisasi.
3) Budaya memfasilitasi komitmen untuk sesuatu yang lebih besar dari individu
kepentingan diri sendiri.
4) Meningkatkan stabilitas sistem sosial. Budaya adalah social perekat yang
membantu menyatukan organisasi dengan memberikan standar untuk apa yang
dilakukan karyawan harus dikatakan dan dilakukan. Yang pada akhirnya
budaya dalam sebuah organisasi dapat menjadi mekanisme pengambilan akal
dan kontrol yang memandu dan membentuk sikap dan perilaku karyawan

3. Jelaskan karateristik budaya organisasi


1) Inovasi dan pengambilan risiko. Sejauh mana karyawan didorong untuk menjadi
inovatif dan berani mengambil risiko.
2) Perhatian terhadap detail. Sejauh mana karyawan diharapkan untuk menunjukkan
presisi, analisis, dan perhatian terhadap detail.
3) Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen berfokus pada hasil atau hasil daripada
pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapainya.
4) Orientasi orang. Sejauh mana keputusan manajemen mempertimbangkan efek
hasil pada orang-orang dalam organisasi.
5) Orientasi tim. Sejauh mana aktivitas kerja diorganisasikan di sekitar tim daripada
individu.
6) Agresivitas. Sejauh mana orang lebih agresif dan kompetitif daripada santai.
7) Stabilitas. Sejauh mana kegiatan organisasi menekankan mempertahankan status
quo berbeda dengan pertumbuhan.
Masing-masing karakteristik ini ada pada kontinum dari rendah ke tinggi. Menilai
dan organisasi pada kekuatan masing-masing memberikan dasar untuk pemahaman
bersama yang dimiliki anggota tentang organisasi, bagaimana hal-hal dilakukan di
dalamnya, dan cara mereka seharusnya berperilaku. Budaya organisasi menunjukkan
bagaimana karyawan memandang karakteristik sebuah organisasi, bukan apakah
mereka menyukainya—yaitu, ini adalah istilah deskriptif (Robin & Stephen, 2013).

4. Jelaskan level-level dalam budaya organisasi


a. Artefak
Schein (2010; Sari, 2013) menyebutkan bahwa artefak berisi semua fenomena
yang dapat dilihat, didengar, dan dirasakan ketika kita menjumpai suatu kelompok
baru yang tidak biasa. Artefak berisi hasil yang tampak dari suatu organisasi seperti:
Arsitektur, bahasa, lingkungan, teknologi dan produk, kreasi artistik, gaya, pakaian
yang dikenakan, tata krama, tampilan emosional, mitos dan cerita mengenai
organisasi, nilai yang berlaku, ritual dan resmi. Artefak merupakan hasil budaya yang
kasat mata dan mudah diobservasi oleh seseorang atau kelompok orang baik orang
dalam maupun orang luar organisasi.
b. Keyakinan yang dianut dan Nilai
Keyakinan dan nilai yang dianut merupakan ideals, goals, values, aspiration,
ideologies, dan rationalizations (Schein, 2010; . Values adalah (1) sebuah konsep atau
keyakinan (2) Tentang tujuan akhir atau sebuah perilaku yang patut dicapai (3)
Bersifat transendental untuk situasi tertentu (4) Menjadi pedoman untuk memilih atau
mengevaluasi perilaku atau sebuah kejadian dan (5) Tersusun sesuai dengan arti
pentingnya Schein (2010; Sari, 2013)
c. Asumsi dasar
Asumsi dasar bisa dikatakan asumsi yang tersirat yang membimbing
bagaimana organisasi bertindak, dan berbagai kepada anggota bagaimana mereka
melihat, berpikir, dan merasakan Schein (2010; Sari, 2013)

5. Jelaskan tahapan pembentukan budaya organisasi


Riani (2011) dalam Bukhori (2014) menjelaskan bahwa untuk membentuk
budaya organisasi, prosesnya dimulai dari tahap pembentukan ide dan diikuti oleh
lahirnya organisasi.
Schein (1985) dalam Bukhori (2014) menyatakan bahwa pembentukan budaya
organisasi tidak bisa dipisahkan dari peran para pendiri organisasi. Selain itu, Robbins
(2013) menjelaskan bahwa para pendiri organisasi biasanya mempunyai dampak
besar pada budaya awal organisasi tersebut.
Robbins (2003) memaparkan proses pembentukan budaya organisasi
dilakukan melalui tiga cara, yaitu Pertama, pendiri hanya merekrut dan menjaga
pekerja yang berfikir dan merasa dengan cara yang sama untuk melakukannya.
Kedua, mendoktrinasi dan mensosialisasi pekerja dalam cara berfikir dan merasakan
sesuatu. Ketiga, Perilaku pendiri sendiri bertindak sebagai model peran yang
mendorong pekerja mengidentifikasi dengan mereka dan kemudian menginternalisasi
keyakinan, nilai dan asumsi. Ketika organisasi berhasil, visi pendiri menjadi terlihat
sebagai determinan utama keberhasilan.
Schein (1985) dalam Bukhori (2014) menyatakan proses terbentuknya budaya
organisasi tidak bisa dipisahkan dari peran para pendiri organisasi. Proses
pembentukan budaya organisasi sendiri mengikuti beberapa alur, pertama para pendiri
dan pemimpin lainnya membawa serta satu set asumsi dasar, nilai, perspektif, artefak
ke dalam organisasi dan menanamkan kepada karyawan. Lalu budaya muncul ketika
para anggota organisasi berinteraksi satu sama lain untuk memecahkan masalah-
masalah pokok organisasi, yakni masalah integrasi internal dan adaptasi eksternal.
Setelah itu secara perorangan, masing-masing anggota organisasi boleh jadi seorang
pencipta budaya baru dengan mengembangkan berbagai cara untuk menyelesaikan
persoalan-persoalan individual seperti persoalan identitas diri, kontrol, dan
pemenuhan kebutuhan serta bagaimana agar bisa diterima oleh lingkungan organisasi
yang diajarkan kepada generasi penerus.

6. Jelaskan pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan dan kinerja


organisasi
Budaya organisasi dapat dijadikan identitas pembeda dari satu organisasi
dengan organisasi lainnya sesuai dengan ciri khas yang dimilikinya. Budaya
organisasi adalah nilai dasar organisasi berupa keyakinan, norma-norma dan cara
belajar orang-orang di dalam organisasi yang merupakan perekat dan ciri khas
organisasi yang bisa membedakan dengan organisasi lainnya (Triatna, 2015; Rijanto,
2018).
Kinerja karyawan berfungsi untuk mengukur sejauh mana karyawan mampu
menyelesaikan pekerjaannya secara efektif dan efisien. Kinerja karyawan menurut
Mangkunegara (2010 dalam Rijanto, 2018) bahwa kinerja karyawan (prestasi kerja)
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
kepadanya.
Perusahaan dalam meningkatkan kinerja karyawan perlu menciptakan budaya
organisasi yang baik agar perusahaan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Budaya
organisasi yang kuat akan mendukung perkembangan kinerja karyawan serta
memotivasi karyawan untuk mencapai tujuan bersama. Pada akhirnya akan
membentuk perilaku karyawan ke arah tertentu sesuai yang diinginkan oleh
organisasi. Selanjutnya, jenis budaya organisasi yang dibuat dalam suatu organisasi
akan menentukan dampak terhadap kinerja karyawan. Oleh karena itu, perusahaan
sebaiknya menciptakan budaya organisasi yang sesuai dengan lingkungan perusahaan
agar kinerja karyawan meningkat sehingga menguntungkan perusahaan (Rijanto,
2018).
DAFTAR PUSTAKA
Bangun, W. (2008). Budaya Organisasi: Dampaknya pada peningkatan daya saing
perusahaan. Jurnal Manajemen Maranatha, 8(1), 38-49.
Puspitasari, A. (2018). PERUBAHAN BUDAYA ORGANISASI BIKA AMBON LARIZO
YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN OCAI (Doctoral dissertation, UAJY).
Rijanto, A. (2018). Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Di
Divisi Account Executive PT Agrodana Futures). Jurnal Riset Bisnis dan
Investasi, 4(2), 35-47.
Robbin, Stephen P. (2013). Organizational Behavior, 15th Edition. USA : Pearson Education,
Inc
Sari, A. P. (2013). Hubungan antara budaya organisasi dengan komitmen organisasi di PT.
Bank BRI Syariah Malang Raya (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim).

Anda mungkin juga menyukai