0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
22 tayangan6 halaman
Teks tersebut membahas tentang budaya organisasi, termasuk definisi, fungsi, karakteristik, level-level, pembentukan, dan pengaruhnya terhadap kinerja karyawan dan organisasi. Budaya organisasi adalah nilai dan kepercayaan bersama yang membedakan organisasi dan membentuk perilaku anggotanya. Budaya organisasi mempengaruhi kinerja dengan memberikan identitas dan pedoman bagi karyawan.
Teks tersebut membahas tentang budaya organisasi, termasuk definisi, fungsi, karakteristik, level-level, pembentukan, dan pengaruhnya terhadap kinerja karyawan dan organisasi. Budaya organisasi adalah nilai dan kepercayaan bersama yang membedakan organisasi dan membentuk perilaku anggotanya. Budaya organisasi mempengaruhi kinerja dengan memberikan identitas dan pedoman bagi karyawan.
Teks tersebut membahas tentang budaya organisasi, termasuk definisi, fungsi, karakteristik, level-level, pembentukan, dan pengaruhnya terhadap kinerja karyawan dan organisasi. Budaya organisasi adalah nilai dan kepercayaan bersama yang membedakan organisasi dan membentuk perilaku anggotanya. Budaya organisasi mempengaruhi kinerja dengan memberikan identitas dan pedoman bagi karyawan.
Dosen Pengampu : Siti Nur’Aini, S.Psi.,M.Si Nama : Asiva Salma NIM : 2010811090 Kelas : B/Genap
1. Jelaskan definisi budaya organisasi
Budaya menunjukkan gambaran atau ciri suatu kelompok tertentu ditengahtengah masyarakat dalam melaksanakan aktivitas dan memecahkan permasalahan yang dihadapinya (Robin & Stephen, 2013). Dalam kelompok tertentu ada suatu peraturan atau ketentuan yang harus dilakukan dalam melaksanakan dan memecahkan sesuatu permasalahan. Peraturan atau ketentuan yang ditetapkan tersebut harus dijunjung bersama untuk dilaksanakan sehingga merupakan suatu kepercayaan dan mempunyai nilai yang dapat membentuk dan menunjukkan perilaku para anggotanya (Bangun, 2008). Budaya organisasi mengacu pada sistem makna bersama yang dianut oleh anggota yang membedakan organisasi dari organisasi lain. Budaya organisasi dapat dilihat secara jelas (concrete) dan yang lebih abstrak. Budaya organisasi yang secara konkrit wujudnya dapat dilihat secara jelas, misalnya organisasi mencakup akronim, gaya berbusana, penghargaan, mitos dan cerita mengenai organisasi, daftar nilai yang dipublikasikan, upacara dan ritual, yang dapat diamati, lapangan parkir khusus, dekorasi, dan sebagainya. Selain dari pada itu, sifat konkrit ini juga mencakup perilaku yang ditunjukkan oleh individuindividu dan kelompok dalam organisasi. Sedangkan budaya organisai yang bersifat abstrak, budaya merefleksikan pada nilai-nilai (values) dan keyakinan (belief) yang dimilki oleh para anggota organisasi. Budaya organisasi yang bersifat konkrit lebih mudah untuk diubah dibandingkan dengan yang bersifat abstrak. Nilai-nilai yang terkandung pada budaya organisasi yang bersifat abstrak lebih lama bertahan dan tidak terlalu cepat mengalami perubahan. Individu-individu yang bergabung dengan oraganisasi akan menerima nilainilai dan kepercayaan yang diajarkan kepada mereka. Akan tetapi, nilai dan kepercayaan yang mereka terima belum tentu cukup membantu mereka untuk mencapai hasil yang ditentukan organisasi.Individu tersebut perlu belajar agar nilai- nilai dan keyakinan yang mereka miliki dapat berkembang pada diri mereka (Bangun, 2008). Budaya organisasi merupakan sekumpulan nilai dan kepercayaan yang diterima dan diterapkan semua anggota organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian, budaya organisasi tidak lain dari sekumpulan peraturan dan ketentuan yang disepakati untuk dilaksanakan para anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.Budaya organisasi mempunyai nilai yang tinggi apabila para anggotanya patuh pada aturan dan ketentuan yang ditetapkan organisasi tersebut.Sebaliknya, mempunyai nilai yang rendah apabila para anggota organisasi tidak patuh pada aturan-aturan dan ketentuan- ketentuan organisasi (Bangun, 2008). Budaya organisasi merupakan cerminan dari karakteristik-karakteristiknya, bukan menunjukkan perasaan para anggotanya.
2. Jelaskan fungsi budaya organisasi
Robin & Stephen, 2013 menyebutkan bahwa fungsi budaya dalam sebuah organisasi dapat menjadi sebuah peraturan. 1) Menentukan batas: Menciptakan pembedaan antar organisasi. 2) Menyampaikan rasa identitas bagi anggota organisasi. 3) Budaya memfasilitasi komitmen untuk sesuatu yang lebih besar dari individu kepentingan diri sendiri. 4) Meningkatkan stabilitas sistem sosial. Budaya adalah social perekat yang membantu menyatukan organisasi dengan memberikan standar untuk apa yang dilakukan karyawan harus dikatakan dan dilakukan. Yang pada akhirnya budaya dalam sebuah organisasi dapat menjadi mekanisme pengambilan akal dan kontrol yang memandu dan membentuk sikap dan perilaku karyawan
3. Jelaskan karateristik budaya organisasi
1) Inovasi dan pengambilan risiko. Sejauh mana karyawan didorong untuk menjadi inovatif dan berani mengambil risiko. 2) Perhatian terhadap detail. Sejauh mana karyawan diharapkan untuk menunjukkan presisi, analisis, dan perhatian terhadap detail. 3) Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen berfokus pada hasil atau hasil daripada pada teknik dan proses yang digunakan untuk mencapainya. 4) Orientasi orang. Sejauh mana keputusan manajemen mempertimbangkan efek hasil pada orang-orang dalam organisasi. 5) Orientasi tim. Sejauh mana aktivitas kerja diorganisasikan di sekitar tim daripada individu. 6) Agresivitas. Sejauh mana orang lebih agresif dan kompetitif daripada santai. 7) Stabilitas. Sejauh mana kegiatan organisasi menekankan mempertahankan status quo berbeda dengan pertumbuhan. Masing-masing karakteristik ini ada pada kontinum dari rendah ke tinggi. Menilai dan organisasi pada kekuatan masing-masing memberikan dasar untuk pemahaman bersama yang dimiliki anggota tentang organisasi, bagaimana hal-hal dilakukan di dalamnya, dan cara mereka seharusnya berperilaku. Budaya organisasi menunjukkan bagaimana karyawan memandang karakteristik sebuah organisasi, bukan apakah mereka menyukainya—yaitu, ini adalah istilah deskriptif (Robin & Stephen, 2013).
4. Jelaskan level-level dalam budaya organisasi
a. Artefak Schein (2010; Sari, 2013) menyebutkan bahwa artefak berisi semua fenomena yang dapat dilihat, didengar, dan dirasakan ketika kita menjumpai suatu kelompok baru yang tidak biasa. Artefak berisi hasil yang tampak dari suatu organisasi seperti: Arsitektur, bahasa, lingkungan, teknologi dan produk, kreasi artistik, gaya, pakaian yang dikenakan, tata krama, tampilan emosional, mitos dan cerita mengenai organisasi, nilai yang berlaku, ritual dan resmi. Artefak merupakan hasil budaya yang kasat mata dan mudah diobservasi oleh seseorang atau kelompok orang baik orang dalam maupun orang luar organisasi. b. Keyakinan yang dianut dan Nilai Keyakinan dan nilai yang dianut merupakan ideals, goals, values, aspiration, ideologies, dan rationalizations (Schein, 2010; . Values adalah (1) sebuah konsep atau keyakinan (2) Tentang tujuan akhir atau sebuah perilaku yang patut dicapai (3) Bersifat transendental untuk situasi tertentu (4) Menjadi pedoman untuk memilih atau mengevaluasi perilaku atau sebuah kejadian dan (5) Tersusun sesuai dengan arti pentingnya Schein (2010; Sari, 2013) c. Asumsi dasar Asumsi dasar bisa dikatakan asumsi yang tersirat yang membimbing bagaimana organisasi bertindak, dan berbagai kepada anggota bagaimana mereka melihat, berpikir, dan merasakan Schein (2010; Sari, 2013)
5. Jelaskan tahapan pembentukan budaya organisasi
Riani (2011) dalam Bukhori (2014) menjelaskan bahwa untuk membentuk budaya organisasi, prosesnya dimulai dari tahap pembentukan ide dan diikuti oleh lahirnya organisasi. Schein (1985) dalam Bukhori (2014) menyatakan bahwa pembentukan budaya organisasi tidak bisa dipisahkan dari peran para pendiri organisasi. Selain itu, Robbins (2013) menjelaskan bahwa para pendiri organisasi biasanya mempunyai dampak besar pada budaya awal organisasi tersebut. Robbins (2003) memaparkan proses pembentukan budaya organisasi dilakukan melalui tiga cara, yaitu Pertama, pendiri hanya merekrut dan menjaga pekerja yang berfikir dan merasa dengan cara yang sama untuk melakukannya. Kedua, mendoktrinasi dan mensosialisasi pekerja dalam cara berfikir dan merasakan sesuatu. Ketiga, Perilaku pendiri sendiri bertindak sebagai model peran yang mendorong pekerja mengidentifikasi dengan mereka dan kemudian menginternalisasi keyakinan, nilai dan asumsi. Ketika organisasi berhasil, visi pendiri menjadi terlihat sebagai determinan utama keberhasilan. Schein (1985) dalam Bukhori (2014) menyatakan proses terbentuknya budaya organisasi tidak bisa dipisahkan dari peran para pendiri organisasi. Proses pembentukan budaya organisasi sendiri mengikuti beberapa alur, pertama para pendiri dan pemimpin lainnya membawa serta satu set asumsi dasar, nilai, perspektif, artefak ke dalam organisasi dan menanamkan kepada karyawan. Lalu budaya muncul ketika para anggota organisasi berinteraksi satu sama lain untuk memecahkan masalah- masalah pokok organisasi, yakni masalah integrasi internal dan adaptasi eksternal. Setelah itu secara perorangan, masing-masing anggota organisasi boleh jadi seorang pencipta budaya baru dengan mengembangkan berbagai cara untuk menyelesaikan persoalan-persoalan individual seperti persoalan identitas diri, kontrol, dan pemenuhan kebutuhan serta bagaimana agar bisa diterima oleh lingkungan organisasi yang diajarkan kepada generasi penerus.
6. Jelaskan pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan dan kinerja
organisasi Budaya organisasi dapat dijadikan identitas pembeda dari satu organisasi dengan organisasi lainnya sesuai dengan ciri khas yang dimilikinya. Budaya organisasi adalah nilai dasar organisasi berupa keyakinan, norma-norma dan cara belajar orang-orang di dalam organisasi yang merupakan perekat dan ciri khas organisasi yang bisa membedakan dengan organisasi lainnya (Triatna, 2015; Rijanto, 2018). Kinerja karyawan berfungsi untuk mengukur sejauh mana karyawan mampu menyelesaikan pekerjaannya secara efektif dan efisien. Kinerja karyawan menurut Mangkunegara (2010 dalam Rijanto, 2018) bahwa kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Perusahaan dalam meningkatkan kinerja karyawan perlu menciptakan budaya organisasi yang baik agar perusahaan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Budaya organisasi yang kuat akan mendukung perkembangan kinerja karyawan serta memotivasi karyawan untuk mencapai tujuan bersama. Pada akhirnya akan membentuk perilaku karyawan ke arah tertentu sesuai yang diinginkan oleh organisasi. Selanjutnya, jenis budaya organisasi yang dibuat dalam suatu organisasi akan menentukan dampak terhadap kinerja karyawan. Oleh karena itu, perusahaan sebaiknya menciptakan budaya organisasi yang sesuai dengan lingkungan perusahaan agar kinerja karyawan meningkat sehingga menguntungkan perusahaan (Rijanto, 2018). DAFTAR PUSTAKA Bangun, W. (2008). Budaya Organisasi: Dampaknya pada peningkatan daya saing perusahaan. Jurnal Manajemen Maranatha, 8(1), 38-49. Puspitasari, A. (2018). PERUBAHAN BUDAYA ORGANISASI BIKA AMBON LARIZO YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN OCAI (Doctoral dissertation, UAJY). Rijanto, A. (2018). Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Di Divisi Account Executive PT Agrodana Futures). Jurnal Riset Bisnis dan Investasi, 4(2), 35-47. Robbin, Stephen P. (2013). Organizational Behavior, 15th Edition. USA : Pearson Education, Inc Sari, A. P. (2013). Hubungan antara budaya organisasi dengan komitmen organisasi di PT. Bank BRI Syariah Malang Raya (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).
Perilaku Organisasi Hakikatnya Mendasarkan Pada Ilmu Perilaku Itu Sendiri Yang Dikembangkan Dengan Pusat Perhatiannya Pada Tingkah Laku Manusia Dalam Suatu Organisasi