0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
27 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut membahas konsep dasar kesehatan dan keselamatan kerja (K3), meliputi definisi K3, fungsi dan tujuan K3 dalam organisasi, tanggung jawab keselamatan karyawan, definisi desain pekerjaan dan stres kerja, bentuk-bentuk perilaku tidak aman, serta faktor yang mempengaruhi perilaku tidak aman.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar kesehatan dan keselamatan kerja (K3), meliputi definisi K3, fungsi dan tujuan K3 dalam organisasi, tanggung jawab keselamatan karyawan, definisi desain pekerjaan dan stres kerja, bentuk-bentuk perilaku tidak aman, serta faktor yang mempengaruhi perilaku tidak aman.
Dokumen tersebut membahas konsep dasar kesehatan dan keselamatan kerja (K3), meliputi definisi K3, fungsi dan tujuan K3 dalam organisasi, tanggung jawab keselamatan karyawan, definisi desain pekerjaan dan stres kerja, bentuk-bentuk perilaku tidak aman, serta faktor yang mempengaruhi perilaku tidak aman.
Tugas Mandiri Konsep Dasar Kesehatan Dan Keselamatan Kerja
Mata Kuliah : Dasar-dasar komunikasi
Dosen Pengampu : Siti Nur’Aini, S.Psi.,M.Si Nama : Asiva Salma NIM : 2010811090 Kelas : B/Genap
1. Jelaskan definisi kesehatan dan keselamatan kerja
Upaya untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja/buruh dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi (KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 432/MENKES/SK/IV/2007) Mangkunegara (2002 dalam Baki Henong Sebastianus 2015; Mintje & Lumintang, 2017), keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.
2. Jelaskan fungsi atau tujuan K3 dalam organisasi
a. Fungsi K3 dalam organisasi Menurut Kementerian Kesehatan Repukblik Indonesia (2016) fungsi dari K3 dalam organisasi dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Fungsi dari kesehatan kerja sebagai berikut. a. Identifikasi dan melakukan penilaian terhadap risiko dari bahaya kesehatan di tempat kerja. b. Memberikan saran terhadap perencanaan dan pengorganisasian dan praktik kerja termasuk desain tempat kerja. c. Memberikan saran, informasi, pelatihan, dan edukasi tentang kesehatan kerja dan APD. d. Melaksanakan survei terhadap kesehatan kerja. e. Terlibat dalam proses rehabilitasi. f. Mengelola P3K dan tindakan darurat.
2. Fungsi dari keselamatan kerja seperti berikut.
a. Antisipasi, identifikasi, dan evaluasi kondisi serta praktik berbahaya. b. Buat desain pengendalian bahaya, metode, prosedur, dan program. c. Terapkan, dokumentasikan, dan informasikan rekan lainnya dalam hal pengendalian bahaya dan program pengendalian bahaya. d. Ukur, periksa kembali keefektifan pengendalian bahaya dan program pengendalian bahaya.
b. Tujuan K3 dalam organisasi
Tujuan Kesehatan Kerja menurut ILO dan WHO tahun 1995 dalam Murti (2015) adalah sebagai berikut : 1. Sebagai promosi dan pemeliharaan kesehatan fisik, mental, dan sosial dari pekerja. 2. Pencegahan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi kerja. 2. Perlindungan pekerja dari resiko faktor-faktor yang mengganggu kesehatan. 3. Penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam lingkungan kerja yang sesuai kemampuan fisik dan psikologisnya. 4. Penyesuaian setiap orang kepada pekerjaannya.
3. Jelaskan employee safety responsibility
Pertanggungjawaban (responsibility) artinya hal yangdapat dipertanggungjawabkan atas suatu kewajiban yang seharusnya dilakukan tetapi tidakdi laksanakan. Dimana keadaan seseorang wajib menanggung segala sesuatujikaterjadi apa-apa boleh di tuntut, di persalahkan, diperkarakan atau juga berarti hak yang berfungsi untuk suatu akibat yang sikapnya melakukan perbuatanyangmerugikan pihak lainnya. Bentuk-bentuk tanggung jawab di perusahaan bentuk tanggung jawab diperusahaan bisa dilihat dari beberapa bentuk tanggung jawab seperti halnya pengusaha berkewajiban untuk memberikan perlindungan kerja kepada pekerja dalam hal ini pengusaha memiliki sebuah tanggung jawab kepada segala hal yang berkaitan dengan perusahaan. 4. Jelaskan definisi work desaign dan stress kerja a. Definisi work desain Desain kerja adalah proses penentuan tugas-tugas yang akan dilaksanakan, metode-metode yang digunakan untuk melaksanakan tugas ini, dan bagaimana pekerjaan tersebut berkaitan dengan pekerjaan lainnya di dalam perusahaan. Desain pekerjaan mutlak dimiliki oleh setiap lembaga karena dalam desain pekerjaan yang dilakukan adalah merakit sejumlah tugas menjadi sebuah pekerjaan yang dilakukan menjadi terarah dan jelas (Siskawati, 2015). Pendapat Jennifer M. George, Gareth R. Jones (2012; Siskawati, 2015) proses menghubungkan tugas-tugas tertentu untuk pekerjaan tertentu dan memutuskan apa teknik, peralatan dan prosedur harus digunakan untuk melakukan tugas mereka b. Definisi stress kerja Beehr dan Newman (1978) dalam mendifinisikan bahwa stress kerja sebagai suatu keadaan yang timbul dalam interaksi di antara manusia dan pekerjaan. Secara umum, stres didefinisikan sebagai rangsangan eksternal yang mengganggu fungsi mental, fisik, dan kimiawi dalam tubuh seseorang (Nykodym dan George, 1989) dalam
5. Jelaskan definisi unsafe behavior dan bentuk-bentuk unsafe behavior
Unsafe behavior merupakan perilaku kelalaian oleh manusia yang sering kali mengakibatkan terjadinya kecelakaan di tempat kerja (Cooper, 2009; Mintje & Lumintang, 2017). Bentuk-bentuk unsafe behaviour menurut Winarsunu (2008), yaitu: 1) Tindakan tanpa kualifikasi dan otoritas. Hal yang penting adalah bahwa semua peralatan harus dioperasikan oleh seseorang yang mempunyai kewenangan dan mengenal dengan baik bahaya dan prosedur pengoperasiannya. 2) Kurang atau tidak menggunakan perlengkapan pelindung diri. Ada banyak kesempatan pekerja tidak mempunyai atau menggunakan peralatan pelindung diri untuk suatu performasi tugas tertentu, 3) Kegagalan dalm menyelamatkan perlatan 4) Bekerja dengan kecepatan yang berbahaya. Pekerja yang ingin menyelesaikan pekerjaan sesegera mungkin, seperti mengendarai kendaraan atau mesin, yang dapat berakibat pada kecelakaan kerja. 5) Kegagalan pada peringatan. Peralatan yang tidak diberi tanda yang akurat seperti alat akan otomatis mati. 6) Menghindari atau memindahan perlatan keselamatan kerja. 7) Menggunakan perlatan yang tidak layak. 8) Menggunakan perlatan yang tidak sesuai dengan fungsinya. 9) Bekerja pada tempat yang rawan atau berbahaya tanpa menggunakan alat pelindung dengan baik dan benar. 10) Memperbaiki peralatan dengan salah.
6. Jelaskan faktor - faktor yang mempengruhi unsafe behavior
Menurut Teori Domino dari Heinrich (1920; Goetsch, 2003 dalam Murti, 2015), terdapat lima faktor berurutan yang menyebabkan terjadinya sebuah kecelakaan. Kelima faktor tersebut yakni : 1. Lingkungan sosial. Karakter negatif dapat memperbesar kemungkinan seseorang berperilaku tidak aman. Karakter seseorang sendiri merupakan hasil dari lingkungan sosial dan faktor keturunan / ancestry. 2. Kesalahan manusia. Karakter negatif baik yang diturunkan maupun pengaruh lingkungan, menjadi penyebab mengapa seseorang berperilaku tidak aman dan mengapa kondisi tidak aman dapat tercipta. 3. Tindakan tidak aman atau kondisi tidak aman. Tindakan tidak aman dilakukan oleh manusia dan menimbulkan bahaya mekanikal maupun fisik yang merupakan penyebab langsung kecelakaan. 3. Kecelakaan. Pada umumnya, kecelakaan yang mengakibatkan cedera disebabkan oleh jatuh atau terbentur oleh benda yang bergerak. 5. Cedera.Termasuk dalam cedera antara lain terjatuh, terbentur benda bergerak, terpotong, terbakar, terkena ledakan, terjebak dalam ruang terbatas, tertimbun, dan tenggelam. DAFTAR PUSTAKA INDONESIA, M. K. (2007, April 10). MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. Dipetik Juni 25, 2022, dari MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA: http://kebijakankesehatanindonesia.net/sites/default/files/KMK%20432- 2007%20K3%20RS.pdf Mintje, T., & Lumintang, G. G. (2017). KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3), KEPUASAN KERJA PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN MAINTENANCE PROJECT PT. MEARES SOPUTAN MINING. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 5(3). Murti, A. K. (2015). Analisis Hubungan Antara Pelatihan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Dengan Perilaku Aman Pada Pekerja Konstruksi (Doctoral dissertation, UAJY). Siskawati, Y. (2015). Pengaruh Desain Kerja Dan Stres Kerja Terhadap Kualitas Kerja Guru SD Negeri Di Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Jurnal Manajemen Pendidikan, 6(1), 1077-1087. Sucipto, Cecep Dani. 2014. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta: Gosyen Publishing. Drs. Buntarto, M.Pd. 2015. Panduan Praktis Keselamatan & Kesehatan Kerja untuk Industri. Yogyakarta: Pustaka Baru Press