Anda di halaman 1dari 13

KESELAMATAN PASIEN DAN

KESELAMATAN KESEHATAN KERJA


(K3 DALAM KEPERAWATAN : PENTINGNYA TUJUAN, MANFAAT, DAN
ETIKA. RUANG LINGKUP K3 DALAM KEPERAWATAN. KEBIJAKAN K3

YANG BERKAITAN DENGAN KEPERAWATAN INDONESIA)

Dosen Pembimbing :
Cau Kim Jiu, M.Kep., PH.D.

Oleh Kelompok 3 :
NAMA NIM
Angela Herliana SNR212250051
Desy Norvitaria SNR212250044
Albertus Billy SNR212250040

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2022 / 2023
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................2
A. Definisi Keselamatan Pasien Dan Keselamatan Kesehatan Kerja.......2
B. Pentingnya K3.......................................................................................2
C. Tujuan K3.............................................................................................3
D. Manfaat K3...........................................................................................4
E. Etika K3................................................................................................4
F. Ruang Lingkup K3 Dalam Keperawatan..............................................5
G. Peran Perawat Dalam Implementasi K3...............................................5
H. Kebijakan K3 Yang Berkaitan Dengan Keperawatan Di Indonesia.....9

BAB III PENUTUP.............................................................................................10


A. Kesimpulan...........................................................................................10
B. Saran.....................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keselamatan pasien (patient safety) merupakan suatu variabel untuk
mengukur dan mengevaluasi kualitas pelayanan di rumah sakit. Sejak malpraktik
menggema di seluruh belahan bumi melalui berbagai media baik cetak maupun
elektronik hingga ke jurnal-jurnal ilmiah ternama, dunia kesehatan mulai menaruh
kepedulian yang tinggi terhadap issue keselamatan pasien. Program keselamatan
pasien adalah suatu usaha untuk menurunkan angka Kejadian Tidak Diharapkan
(KTD) yang sering terjadi pasien selama dirawat di rumah sakit sehingga sangat
merugikan baik pasien itu sendiri maupun pihak rumah sakit (Nursalam, 2011).
Mengingat betapa pentingnya hal tersebut, maka sangatlah penting bagi
kita sebagai seorang perawat memahami tentang konsep patient safety, sehingga
pada saat melakukan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian, penetapan
diagnose keperawatan, intervensi, melakukan tindakan serta evaluasi tidak terjadi
medical error. Maka dari itu dalam makalah ini, kelompok akan membahas
mengenai prinsip dan konsep keselamatan pasien, dan semoga bisa untuk
dipahami bersama.
B. Rumusan Masalah
1. Kenapa K3 penting?
2. Apa Tujuan, manfaat, dan etika dari K3?
3. Apa ruang lingkup K3 dalam keperawatan?
4. Apa kebijakan K3 di indonesia?
C. Tujuan
1. Mengetahui pentingnya K3.
2. Mengetahui tujuan, manfaat, dan etika dari K3.
3. Mengetahui ruang lingkup K3 dalam keperawatan.
4. Mengetahui kebijakan K3 di Indonesia.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja menurut WHO ialah sebuah
upaya untuk memelihara dan juga meningkatkan kesehatan fisik tubuh kita
meningkatkan kesehatan mental pekerja dan juga meningkatkan kesehatan sosial
pada setiap para pekerja yang ada.
Menurut Simamora (2018), Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah
pengawasan terhadap orang lain, mesin, material dan metode yang mencakup
lingkungan kerja agar pekerja tidak mengalami cedera. Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) adalah upaya untuk memberikan jaminan keselamatan
dan meningkatkan derajat kesehatan pekerja dengan cara pencegahan kecelakaan
dan Penyakit Akibat Kerja (PAK), pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi
kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.
Berdasarkan Kepmenkes RI No. 432 tahun 2007, Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) adalah upaya untuk memberikan jaminan keselamatan
dan meningkatkan derajat kesehatan pekerja dengan cara pencegahan kecelakaan
dan Penyakit Akibat Kerja (PAK), pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi
kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.
B. Pentingnya K3
Krakatau Medika (2021), menjelaskan K3 sangat penting dalam
keperawatan, karena dengan dilaksanakannya K3 dalam keperawatan pasien maka
akan dapat memberikan rasa aman bagi pasien, keluarga pasien, pengunjung,
tenaga kesehatan, vendor, dan semua pihak yang terlibat didalam kegiatan
keperawatan di suatu rumah sakit, baik langsung maupun tidak langsung hal ini
akan mempengaruhi mutu layanan dan memberikan kepuasan terhadap semua
pihak. Sehingga manfaatnya akan kembali kepada pihak rumah sakit tersebut. Dan
bagi Rumah Sakit yang tidak memenuhi persyaratan-persyaratan tersebut tidak
diberikan izin operasional Rumah Sakit (pasal 17).  Dengan demikian penerapan
kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit yang baik akan memberikan nilai
tambah bagi rumah sakit karena sarana dan prasarana sesuai dengan standar, tetap

2
terpelihara, terpantau dan digunakan sesuai dengan standar yang memenuhi
persyaratan yang telah ditetapkan sesuai peraturan dan perundangan yang berlaku.
C. Tujuan K3
Tujuan Penerapan K3 pada dasarnya adalah untuk mencari dan
mengungkapkan kelemahan yang memungkinkan terjadinya kecelakaan. Fungsi
ini dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu mengungkapkan sebab-akibat suatu
kecelakaan dan meneliti apakah pengendalian secara cermat dilakukan atau tidak.
Menurut Mangkunegara (2013), tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja
adalah sebagai berikut: 
a) Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja
baik secara fisik, sosial, dan psikologis.
b) Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya
selektif mungkin.
c) Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
d)  Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi
pegawai.
e) Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
f) Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan
atau kondisi kerja. 
g) Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan suatu upaya
perlindungan kepada tenaga kerja dan orang lain yang memasuki tempat kerja
terhadap bahaya dari akibat kecelakaan kerja. Tujuan K3 adalah mencegah,
megurangi, bahkan menihilkan resiko penyakit dan kecelakaan akibat kerja
(KAK) serta meningkatkan derajat kesehatan para pekerja sehingga produktivitas
kerja meningkat.
Tujuan utama kesehatan kerja antara lain meliputi : Pencegahan dan
pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan akibat kerja; Pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja; Perawatan, efisiensi dan
produktifitas tenaga kerja; Pemberantasan kelelahan tenaga kerja dan
meningkatkan kegairahan serta kenikmatan kerja; Perlindungan masyarakat luas
dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk-produk kesehatan.

3
D. Manfaat K3
Adapun manfaat atau fungsi Keselamatan dan kesehatan kerja untuk
perawat menurut Agung (2018), antara lain:
 Perawat mamahami bahaya dan risiko dari pekerjaannya
 Perawat memahami tindakan pencegahan agar tidak terjadi kecelakaan
 Perawat memahami hak dan kewajibannya khususnya dalam peraturan terkait
dengan Keselamatan dan kesehatan kerja
 Perawat mengetahui bagaimana bertindak dalam keadaan darurat seperti
kebakaran, gempa, kecelakaan, dan sebagainya
 Perawat mampu berpartisipasi untuk membuat tempat kerjanya lebih aman
 Perawat dapat melindungi rekan kerjanya dari risiko kecelakaan kerja
 Perawat mampu untuk menghindarkan keluarganya dari penyakit-penyakit
yang mungkin bisa tertular dari tempat Kerja.
E. Etika K3
Menurut Wijono D.(1999), kode etik adalah asas dan nilai yang
berhubungan erat dengan moral sehingga bersifat normatif dan tidak empiris,
sehingga penilaian dari segi etika memerlukan tolok ukur. Menurut PPNI, Kode
Etik Perawat adalah suatu pernyataan atau keyakinan yang mengungkapkan
kepedulian moral, nilai dan tujuan keperawatan. Kode Etik Keperawatan adalah
pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai pedoman perilaku perawat
dan menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan.Aturan yang berlaku untuk
seorang perawat Indonesia dalam melaksanakan tugas/fungsi perawat adalah kode
etik perawat nasional Indonesia, dimana seorang perawat selalu berpegang teguh
terhadap kode etik sehingga kejadian pelanggaran etik dapat dihindarkan.
 Otonomi (Autonomy) : Perawat berkewajiban untuk memberikan
penjelasan yang sejelas-sejelasnya bagi klien dalam berbagai rencana
tindakan dari segi manfaat tindakan, urgensi dsb sehingga diharapkan
klien dapat mengambil keputusan bagi dirinya.
 Kebaikan (Beneficience) : Perawat melakukan yang terbaik bagi klien,
tidak merugikan klien, dan mencegah bahaya bagi klien. Etika ini
merupakan inti pokok untuk penerapan K3 penting dilakukan oleh
seorang perawat dalam melaksanakan tindakan asuhan keperawatan.

4
 Keadilan (Justice) : Perawat berlaku adil pada setiap klien sesuai dengan
kebutuhan pasien.
 Kejujuran (Veracity) : Perawat harus mengatakan yang sebenarnya dan
tidak membohongi klien dalam segala hal tindakan yang akan diterapkan
pada pasien.
 Mencegah pembunuhan (Avoiding Killing) : Perawat menghargai
kehidupan manusia dengan tidak membunuh. Sumber pertimbangan
adalah moral agama/kepercayaan dan kultur/norma-norma tertentu.
 Kesetiaan (Fidelity) : Etika ini menekankan pada kesetiaan perawat pada
komitmennya, menepati janji, menyimpan rahasia, caring terhadap
klien/keluarga (Ngesti W. Utami, 2016).
F. Ruang Lingkup K3 Dalam Keperawatan
Ruang lingkup tindakan K3 dilakukan di setiap pekerjaan, kapanpun dan
di manapun. Tindakan keselamata kerja dilakukan di tempat kerja, di lingkungan
keluarga /rumah tangga, lingkungan masyarakat. Adapun syarat-syarat
pelaksanaan K3 diperuntukan untuk:
1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
2. Membuat jalan penyelamatan (emergency exit),
3. Memberi pertolongan pertama(first aids/PPPK),
4. Memberi peralatan pelindung pada pekerja dan alat kerja,
5. mempertimbangkan faktor-faktor kenyamanan kerja,
6. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit fisik dan psychis
7. Memelihara ketertiban dan kebersihan kerja,
8. Mengusahakan keserasian antar pekerja, peralatan, lingkungan dan proses
kerja. (Pitauli, 2020)
G. Peran Perawat Dalam Implementasi K3
Peran perawat menurut konsorium ilmu kesehatan tahun1989 terdiri dari
peran sebagai pemberi asuhan keperawatan, advokad pasien, pendidik,
koordinator, konsultan, dan peneliti yang dapat digambarkan sebagai berikut
(Hidayat, 2008) terdiri dari :

5
1. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan
Peran ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan
kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan
keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan.
2. Peran sebagai advokat pasien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu pasien dan keluarganya
dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan
atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien. Juga dapat berperan
mempertahankan dan melindungi hakhak pasien yang meliputi hak atas
pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya dan hak
atas privasi.
3. Peran edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu pasien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan,
sehingga terjadi perubahan perilaku dari pasien setelah dilakukan
pendidikan kesehatan.
4. Peran koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga
pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan
kebutuhan pasien.
5. Peran kolaborator
Peran perawat di sini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim
kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lainlain
dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang
diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk
pelayanan selanjutnya.
6. Peran konsultan
Di sini perawat berperan sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau
tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas

6
permintaan pasien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan
keperawatan yang diberikan.
7. Peran pembaharu
Peran ini dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerja sama,
perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian
pelayanan keperawatan.
Peran seorang perawat dalam kesehatan dan keselamatan kerja di rumah
sakit sangat tergantung dari kebijakan rumah sakit dalam menegakkan peraturan,
perawat merupakan salah satunya perkerja yang fulltime dimana berkerja penuh
dirumah sakit , Maka perawat juga mempunyai peran penting dalam kesehatan
dan keselamatan kerja di rumah sakit.
1. Membantu dokter dalam menyusun rencana kerja untuk peningkatan
kesehatan dan keselamatan kerja.
2. Melaksanakan program kerja yang telah di sepakataki.
3. Memelihara dan mempertinggi mutu pelayanan perawatan dan
pengobatan.
4. Memelihara alat alat perawatan , obat obatan dan fasilitas kesehatan.
5. Memperkecil angka kecelakaan dirumah sakit.
6. Membantu menentukan kasus dari penderita membantu dokter melakukan
pemeriksaan kesehatan yang merujuk dengan penyembuhan.
7. Ikut menilai keadaan kesehatan tenaga kerja di hubungkan dengan faktor
perkerjaan dan melaporkan kepada dokter.
8. Membantu usaha perbaikan kesehatan lingkungan dan rumah sakit. sesuai
kemampuan yang ada.
9. Mengambil peranan dalam usaha meminimalkan kecelakaan
10. Membantu merencanakan kunjungan.
11. Menyelenggarakan pendidikan hiperkes kepada tenaga kerja yang
dilayani.
12. Turut ambil bagian dalam usaha keselamatan kerja
13. Memberikan penyuluhan tentang kesehatan dan keselamatan kerja di
rumah sakit.

7
14. Memelihara hubungan dengan sesama perawat guna meningkatkan
kesehatan dan keselamatan kerja rumah sakit.
15. Memberikan pelatihan ronde keperawatan tentang ketrampilan pemberian
asuhan keperawatan
Perawat harus memiliki kemampuan untuk memperhatikan orang lain,
keterampilan intelektual, teknik dan interpersonal yang mencerminkan dalam
perilaku perawat. Perawat memiliki peran kan dengan peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit dan menjalankan fungsi sebagai pemberi perawatan,
pembuat keputusan klinik dan etika, pelindung dan advokat bagi klien, manager

kasus, rehabilitator, dan komunikator serta pendidik. (Nikita Gina, 2020).


Di Rumah Sakit, zat berbahaya seperti cairan tubuh, obat-obat, cairan
pembersih dan bahan kimia lainnya berada sangat dekat dengan banyak orang di
sekitar Rumah Sakit termasuk perawat setiap harinya. Dengan demikian, di rumah
sakit dapat terjadi tumpahan darah, cairan tubuh atau bahan kimia yang dapat
terjadi kapan saja yang dapat disebabkan karena peralatan rusak atau rusak karena
kesalahan manusia.
Penggunaan alat pelindung diri (APD) bertujuan untuk melindungi diri
sendiri yang dalam hal merupakan petugas kesehatan dan juga untuk melindungi
pasien dari infeksi mikroba patogen. Di rumah sakit mempunyai buku shop
tersendiri yang berisikan standar alat dan juga langkah-langkah tindakan
keperawatan yang harus diikuti oleh perawat dalam melakukan tugasnya.
Untuk itu, peran yang dapat diambil perawat dalam meningkatkan
kesehatan dan keselamatan kerja di rumah sakit adalah :
1. Perawat atau tim medis sebelum ataupun sesudah melakukan suatu
tindakan, agar tetap mencuci tangan dengan 6 langkah benar mencuci
tangan.
2. Perawat harus menggunakan alat proteksi diri atau APD sesuai dengan
kebutuhan untuk melakukan suatu tindakan pemberian asuhan
keperawatan kepada pasien.
3. Perawat melakukan segala tindakan pemberian asuhan keperawatan sesuai
dengan SOP.

8
4. Perawat harus membuang sampah dengan benar sesuai dengan tempat
yang telah ditentukan.
5. Managemen of Spillage.
6. Medication Safety (Keamanan Pengobatan)
H. Kebijakan K3 Yang Berkaitan Dengan Keperawatan Di Indonesia
Untuk mencegah dan mengurangi resiko bahaya tersebut maka perlu
ditetapkan standar K3 di RS. Perlunya pelaksanaan K3RS mengenai kebijakan
pemerintah tentang RS di Indonesia adalah untuk meningkatkan akses,
keterjangkauan, dan kualitas pelayanan kesehatan yang aman di RS. Perencanaan,
pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi K3 RS serta tindak lanjut, yang merujuk
pada SK Menkes No. 432/ Menkes/ SK/ IV/ 2007 tentang Pedoman Manajemen
K3 di RS dan OHSAS 18001 tentang Standar Sistem Manajemen K3. Sistem
manajemen K3RS adalah bagian dari sistem manajemen RS (Ivana, Widjasana, &
Jayanti, 2014).
Indonesia mempunyai peraturan undang-undang tersendiri yang
membahas mengenai K3. Undang-undang ini yaitu UU 13 tahun 2003 dan
keputusan menteri nomor 463/MEN/1993. Keduanya menjelaskan secara lengkap
mengenai K3 (Roro, 2020).
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan, upaya kesehatan kerja ditunjukkan untuk melindungi pekerja
agar hidup sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang
diakibatkan oleh pekerjaan sehingga sudah seharusnya pihak pengelola RS
menerapkan upaya-upaya K3 di RS. K3 termasuk sebagai salah satu standar
pelayanan yang dinilai di dalam akreditasi RS, disamping standar pelayanan
lainnya (Ivana, Widjasana, & Jayanti, 2014).

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
K3 sangat penting dalam keperawatan, karena dengan dilaksanakannya K3
dalam keperawatan pasien maka akan dapat memberikan rasa aman bagi pasien,
keluarga pasien, pengunjung, tenaga kesehatan, vendor, dan semua pihak yang
terlibat didalam kegiatan keperawatan di suatu rumah sakit, baik langsung
maupun tidak langsung hal ini akan mempengaruhi mutu layanan dan
memberikan kepuasan terhadap semua pihak. Tujuan utama kesehatan kerja
antara lain meliputi : Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan
kecelakaan akibat kerja; Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga
kerja; Perawatan, efisiensi dan produktifitas tenaga kerja; Pemberantasan
kelelahan tenaga kerja dan meningkatkan kegairahan serta kenikmatan kerja;
Perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan
oleh produk-produk kesehatan.
B. Saran
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan terutama bagi
perawat dalam melakukan asuhan keperawatan di masyarakat, sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

10
DAFTAR PUSTAKA

A. S. 2018. Fungsi K3 : Manfaat K3 untuk Semua. Dipetik November 2, 2020,


dari KATIGAKU.TOP: https://katigaku.top/2018/09/25/manfaat-atau-
fungsi-k3/
Ivana, A., Widjasana, B., & Jayanti, S. (2014). Analisa Komitmen Manajemen
Rumah Sakit (RS) Terhadap Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada
RS Prima Medika Pemalang. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT , 2
(1), 36 & 39.
Maharani, D. P., & Wahyuningsih, A. S. (2017). PENGETAHUAN, SIKAP,
KEBIJAKAN K3 DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI
DI BAGIAN RING SPINNING UNIT 1. Jurnal of Health Education , 2
(1), 34.
Nazirah, R., & Yuswardi. (2017). PERILAKU PERAWAT DALAM
PENERAPAN MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN
KERJA (K3) DI ACEH. Idea Nursing Journal , 8 (3), 2580 - 2445.
Ngesti W. Utami, d. (2016). ETIKA KEPERAWATAN DAN KEPERAWATAN
PROFESIONAL. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan KEMENKES RI.
Ramdan, I. M., & A. R. (2017). Analisis Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) pada Perawat. JKP , 5 (3), 237.
Rejeki, S. (2016). KESEHATAN dan KESELAMATAN KERJA. Jakarta: Pusdik
SDM Kesehatan KEMENKES RI.
Roro, I. (2020, Oktober 8). K3 Adalah. Dipetik Oktober 29, 2020, dari
VOI.CO.ID: https://voi.co.id/k3-adalah/
Selviana. (2017, Oktober 01). Pentingnya K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)
Dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja. Dipetik Oktober 29, 2020, dari
Buletin KPIN: https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/202-
pentingnya-k3-keselamatan-dan-kesehatan-kerja-dalam-meningkatkan-
produktivitas-kerja
Simamora, R. H. (2018). Buku ajar keselamatan pasien melalui timbang terima
pasien berbasis komunikasi efektif: SBAR. Medan: USUpress.
Pitauli. 2020. Pentingnya Konsep K3 Dalam Bidang Keperawatan Di Rumah
Sakit Indonesia. Journal.

11

Anda mungkin juga menyukai