Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MANDIRI

KESELAMATAN PASIEN DAN KESELAMATAN KERJA DALAM


KEPERAWATAN KESEHATAN KERJA

DOSEN PENGAMPU:

Nur Miladiyah. M.Kep

DISUSUN OLEH:

Dhea Rinanda Elvariani

0432950318011

JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH

Jl. RA Kartini No.66, Margahayu, Kota Bekasi

2019
AKTIVITAS MANDIRI

Aktifitas mandiri adalah mencari refferensi terkait tugas diskusi kelompok. Setiap mahasiswa
dapat mencari refferensi yang dapat menjawab pertanyaan berikut ini :

1. Mengapa K3 dalam keperawatan penting dilakukan ? uraian antara lain meliputi


alasan penting, tujuan, manfaat dan etika K3 dalam keperawatan.
2. Apa saja kebijakan K3 di level nasional dan internasional yang berkaitan dengan
keperawatan ? uraian dari hirarki kebijakan tertinggi hingga terendah
3. Bagaimana implementasi K3 dalam pemberian asuhan keperawatan? Uraian antara
lain meliputi prilaku, lingkungan, ergonomic, pengorganisasian pekerjaan, budaya
kerja
4. Apa saja risiko dan hazard K3 dalam setiap tahap pemberian asuhan keperawatan di
RS dan komunitas ?
a. Risiko dan hazard dalam pengkajian asuhan keperawatan
b. Risiko dan hazard dalam perencanaan asuahan keperawatan
c. Risiko dan hazard dalam implementasi asuhan keperawatan
d. Risiko dan hazard dalam evaluasi asuhan keperawatan
5. Bagaimana pencegahan risiko dan hazard pada setiap tahap asuhan keperawatan
meliputi tahap pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi ?
a. Upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard pada tahap pengkajian
asuhan keperawatan
b. Upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard pada tahap perencanaan
asuhan keperawatan
c. Upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard pada tahap implementasi
asuhan keperawatan
d. Upaya mencegah dan meminimalkan risiko dan hazard pada tahap evaluasi
asuhan keperawatan
Jawaban :

1. Menurut Sunyoto (2012:242) ada tiga alasan pentingnya keselamatan dan


kesehatan kerja:
a. Berdasarkan Perikemanusiaan
Pertama-tama para manajer mengadakan pencegahan kecelakaan atas dasar
perikemanusiaan yang sesungguhnya. Mereka melakukan demikian untuk
mengurangi sebanyak-banyaknya rasa sakit, dan pekerja yang menderita luka serta
keluarganya sering diberi penjelasan mengenai akibat kecelakaan.
b. Berdasarkan undang-undang
Karena pada saat ini di Amerika terdapat undang-undang federal, undang-
undang negara bagian dan undang-undang kota praja tentang keselamatan dan
kesehatan kerja dan bagi mereka yang melanggar dijatuhkan denda.
c. Ekonomis
Yaitu agar perusahaan menjadi sadar akan keselamatan kerja karena biaya
kecelakaan dapat berjumlah sangat besar bagi perusahaan

Menurut Mangkunegara (2000), tujuan dari keselamatan dan kesehatan kerja


adalah sebagai berikut: 
a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik
secara fisik, sosial, dan psikologis.
b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya
selektif mungkin.
c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi
pegawai.
e.  Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau
kondisi kerja
g.  Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja. 
Manfaat :

 Perawat mamahami bahaya dan risiko dari pekerjaannya

 Perawat memahami tindakan pencegahan agar tidak terjadi kecelakaan

 Perawat memahami hak dan kewajibannya khususnya dalam peraturan terkait dengan
Keselamatan dan kesehatan kerja

 Perawat mengetahui bagaimana bertindak dalam keadaan darurat seperti kebakaran,


gempa, kecelakaan, dan sebagainya

 Perawat mampu berpartisipasi untuk membuat tempat kerjanya lebih aman

 Perawat mampu untuk menhindarkan keluarganya dari penyakit-penyakit yang


mungkin bisa tertular dari tempat kerja

 Perawat mampu untuk tetap memiliki penghasilan

 Perawat mampu untuk tetap berkontribusi terhadap perekonomian keluarganya

Etika Keperawatan

a. Otonomi ( Autonomi)
b. Beneficence (berbuat baik)
c. Justice (keadilan)
d. Non-Maleficence (tidak merugikan)
e. Veracity (Kejujuran)
f. Fidelity (Menepati janji)
g. Confidentialy ( kerahasiaan )
h. Accountability (Akuntabilitas)

2. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja organisasi. Ada beberapa peraturan


perturan tetang kesehatan kerja
a. Undang-undang Nomor 01 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
b. Undang-undang nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan
c. Undang-undang nomor 13 tahun 2003 Tentang Ketenagaan Kerjaan
d.  Undang-Undang No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja pasal 3 (tiga)
dan pasal 8 (delapan).
e. Peraturan Menteri Perburuhan no 7 Tahun 1964 tentang Syarat-Syarat
Kesehatan, Kebersihan serta Penerangan di Tempat Kerja
f. Permenaker No 2 Tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
g.  Permenaker No 1 Tahun 1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat
Kerja.
h. Permenaker No 3 Tahun 1983 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja.
3. Angka kecelakaan kerja tertinggi pada tenaga kesehatan adalah perawat,11,12,18 yaitu
sebesar empat kali lipat dibanding dengan kecelakaan kerja tenaga kesehatan lain.8 Hasil
penelitian Hermana di RSUD Kabupaten Cianjur menyatakan bahwa jumlah perawat yang
mengalami cedera karena tertusuk jarum suntik dan benda tajam lainnya adalah
61,34%.19. Upaya penerapan K3 di rumah sakit menyangkut tenaga kerja, cara/metode
kerja, alat kerja, proses kerja, dan lingkungan kerja yang meliputi peningkatan,
pencegahan, pengobatan, dan pemulihan.26,27 Tenaga kesehatan yang sering berkontak
langsung dengan pasien adalah perawat. Tingkat pengetahuan K3 perawat sangat penting
dalam menjaga keselamatan pasien dan diri perawat itu sendiri sesuai dengan penelitian
terdahulu bahwa didapatkannya hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan perawat
dengan tindakan keselamatan terhadap pasien.
Pelayanan kesehatan kerja memerlukan pula ilmu yang terapan disiplin seperti kesehatan
masyarakan, Toksitologi industry, psikologi kerja, gizi, ergonomic, hygiene perusahan dan
peraturan mengenaik ketenagakerjaan.
Perawat yang melayani pelayanan kesehatan kerja, memiliki kebebasan professional
dalam melaksanakan tugas bebas memasuki tempat kerja untuk melakukan pemriksaan
dan mendapatkan keterangan yang diperlukan.
Secara umum perawat perlu mengenal dan mengetahui proses edukasi, peralatan dan
bahan yang digunakan dalam produksi system dan cara kerja di perusahaan lingkungan
kerja serta beberapa aspek lainnya. Tugas yang dilakukan oleh seorang perawat dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan kerja antara lai berupa tugas administrasi dan pelaporan
tugas pemeliharaan dan perawatan kesehatan serta tugas penyuluhan /pelatihan/
pendidikan kesehatan, keselamatan kerja yang diberikan kepada seluruh tenaga kerja.
Perawat memberikan keterangan tentang pelaksanaan pelayanan kesehatan kerja kepada
pegawai pengawas keselamtan dan keseluruhan kerja bila diperlukan Perawat yang
melayani pelayanan kesehatan kerja, memilki kebebeasan pofesional disamping itu
perawat perlu mengetahui arah dan tujuan perusahaan secara umu merencanakan dan
menerapkan program beserta evaluasinya dan dapat mengembangkan kemampuan
menagerialnya, selaras dengan pengetahuan keodkteran yang telah dimilikinya.
Dengan demikian perawat yang memimpin suatu unit pelayanan kesehatan kerja harus
mampu menjali kerja sama dengan pihak pengurus perusahaan tenaga kerja, dinas atau
instansi tekait dan tetap berpedoman pada etika profesinya.
Peran peraat pada program kesehatan dan keselamatan kerja bisa dikatan sangat vermakna
mengingat tugas fungsional perawat dalam K3 begitu luas. Bisa dikatkan bahwa focus
utama perawat kesehatan kerja adalah kesehatan dan keselamatan kerja bagi tenaga kerja
dengan penekanan pada pencegahan terjadinya pernyakit dan cidera. Hal ini senada
dengan tujuan K3. Hanya saja perawat kesehatan kerja di Indonesia belum seperti yang
diharapkan. Hal ini terjadi antara lain karena perkembangan yang snagat pesat dari
industry di Indonesia dan perkembangan fasilitas pendidikan di bidang kesehatan dan
keselamatan kerja yang ada diindonesia. Perngaruh lain adalah hambatan jenjang
pendidikan dasar perawat yang berbeda-beda. Peran profesi dalam mengembangkan
tingkat profesionalisme belum terlihat bermakna.untuk menjaga mutu profesioanalisme
sudah saatnya kita semua memikirkan upaya yang perlu dilakukan salah satunya
diharapakan organisasi profesi meningkatkan perannya dalam membina dan memantau
anggotanya serta menerus aktif dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan
anggotanya.

4. Hazard dan Resiko Dalam Proses Pengkajian dan Perencanaan

Dalam melakukan proses pengkajian dan perencanaan pada pasien, perawat harus
memperhatikan hazard dan resiko yang kemungkinan terjadi, seperti :

1.  Pelecehan verbal saat berkomunikasi dengan pasien dan keluarga.


2.  Kekerasan fisik pada perawat ketika melakukan pengkajian.
3.  Pasien dan keluarga acuh tak acuh dengan pertanyaan yang diajukan perawat.
4.  Resiko tertular penyakit dengan kontak fisik maupun udara saat pemeriksaan
fisik.
5.  Perawat menjadi terlalu empati dengan keadaan pasien dan keluarganya.
Hazard dan risiko dalam proses implementasi dan evaluasi
Bahaya (Hazard) di rumah sakit hazards adalah sesuatu potensi bahwa dari suatu
urutan keajadian (event) akan timbul suatu kerusakan atau dampak yang merugikan.
Adapun hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah agar bahaya tidak terjadi di
Rumah sakit adalah sebagai berikut:
1. Evaluasi Bahaya di rumah sakit
2. Mengendalikan bahaya
3. Program kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
Berdasarkan penelitian tingkat implementasi program kesehatan dan keselamatan
kerja dan klasifikasi hazard dengan metode hazard identification, risk assessment, dan
risk control. Maka dapat disimpulkan bahwa Pencapaian implementasi program K3 di
PT.X Sidoarjo sebesar 71,27% sehingga termasuk dalam kategori kuning (berada
pada range 60% - 84%). Level implementasi program kesehatan dan keselamatan
pada level 3 yaitu hati – hati kategori warna kuning, hal ini menandakan bahwa ada
beberapa aspek (seperti kelengkapan APD dan kepatuhan / kedisiplinan penggunaan
APD, serta adanya papan rambu peringatan yang permanen ) yang perlu di perbaiki
dan di perbarui.
5. Upaya Mencegah dan Meminimalkan Risiko dan Hazard pengkajian s/d
Evaluasi

Upaya Mencegah dan Meminimalkan Risiko dan Hazard Pada Tahap Pengkajian
Asuhan Keperawatan

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Dalam proses
pengkapan. seorang perawat bertugas untuk mengumpulkan informasi berkenaan dengan
kondlsi pasien, baik melalui pasien pnbadi atau melalui keluarga. rekam medls, tenaga
kesehatan, dan lainnya. Informasi yang dikumpulkan oleh seorang perawat haruslah berupa
fakta dan aktual.

Keselamatan awal seorang pasien ditentukan dari cara seorang perawat melakukan proses
pengkajian. Seorang perawat harus mampu mengumpulkan informasi mengenai kondisi
pasuen secara akurat. tepat. dan aktual. Jika seorang perawat melakukan kesalahan pada
tahap awal ini. maka akan terjadi pula kesalahan pada tahap selanjutnya yang dapat
mengancam keselamatan nyawa pasien. Oleh karena itu, pada tahap ini perawat harus mampu
mengldentmkasi secara benar dan meningkatkan komunikasi secara efektif agar tidak
terdapat informasi yang salah dimengerti oleh perawat atau informasi yang tidak tepat dan
tidak cukup.

Upaya Mencegah dan Meminimalkan Risiko dan Hazard Pada Tahap Perencanaan
Asuhan Keperawatan

Rencana tindakan keperawatan merupakan serangkalan tindakan yang dapat mencapai tiap
tujuan khusus. Perencanaan keperawatan mellputi perumusan tujuan. tindakan, dan penilaian
rangkaian asuhan keperawatan pada klien berdasarkan analisis pengkajian. Perencanaan
merupakan dasar bagi seorang perawat dalam melaksanakan implementasi keperawatan. Oleh
karena Itu. pada tahap ini, perawat harus mampu menyusun rencana tindakan yang akan
diberikan kepada pasien secara sistematis dan tepat. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi risiko
dan hazard yang dapat mengancam keselamatan pasien saat proses implementasi dijalankan.

Upaya Mencegah dan Meminimalkan Risiko dan Hazard Pada Tahap Diagnosa
Asuhan Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah menganalusis data subjektif dan objektif untuk membuat
diagnosa keperawatan. Diagnosa ini merupakan dasar untuk seorang perawat merumuskan
tindakan keperawatan. Analisis data yang telah didapat oleh perawat merupakan kunci
keberhasilan dari proses keperawatan.

Seorang perawat harus mampu mendiagnosa kondisi tubuh pasien dan kebiasaan pasien
secara tepat dan teliti. Jika terdapat kesalahan pada saat perawat melakukan proses diagnosa
atau terdapat hal yang terlewatkan oleh perawat maka rencana tindakan yang akan disusun
menjadi tidak tepat. Oleh karena itu. dalam melakukan proses diagnosa. seorang perawat
harus mampu berpikir secara kritis dan tepat sehingga tidak terjadi kesalahan atau risiko dan
hazardyang dapat mengancam nyawa pasien.

Upaya Mencegah dan Meminimalkan Risiko dan Hazard Pada Tahap Implementasi
Asuhan Keperawatan
Implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah
disusun pada tahap perencanaan (Effendi. 1995). Jalannya proses implementasi harus
mendukung keselamatan pasien.

Perawat saat melakukan proses implentasi harus menjamin bahwa tindakan yang akan
dilakukan adalah tindakan yang tepat Perawatjuga harus mampu menilai kemampuan secara
pribadi dalam melaksanakan proses impelentasi agar tidak terjadi kesalahan saat memberikan
tindakan pada pasien. Selain itu, keselamatan pasien Juga ditentukan dari peralatan medis dan
lingkungan sekitar pasien. Hal tersebut perlu diperhatikan agar pasien dapat terhindar dari
infeksi lain akibat melakukan kontak dengan benda asing atau lingkungan di luar tubuhnya.

Upaya Mencegah dan Meminimalkan Risiko dan Hazard Pada Tahap Evaluasi Asuhan
Keperawatan

Evaluasi mengacu kepada penilaian. tahapan. dan perbaikan. Pada tahap ini perawat
menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal. Proses
evaluasi merupakan cermin bagi seorang perawat terhadap setiap tindakan yang telah
dilakukannya.

JIka pada saat melakukan proses evaluasi perawat menemukan tindakan atau kejadian yang
salah. maka hal-hal tersebut dapat segera diperbaiki sehingga mencegah terjadinya kondisi
buruk pada pasien serta menjaga keselamatan pada pasien.

Oleh karena. proses keperawatan sangat berhubungan dengan patient safely atau keselamatan
pasien. Proses tersebut dikatakan berhubungan karena apabila seorang perawat melakukan
kesalahan saat menjalani salah satu proses keperawatan dalam menangani pasien, maka
kesalahan tersebut akan memungkinkan timbulnya kecelakaan kerja yang dapat mengancam
keselamatan pasien.

Anda mungkin juga menyukai