Anda di halaman 1dari 12

KESELAMATAN PERAWAT DAN HAL YANG

MENDUKUNG KESELAMATAN PERAWAT

Disusun Oleh :
NURUL SADIYAH A.Md. Kep
PROGSUS S1 KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI PERTIWI LUWU RAYA PALOPO


TAHUN AJARAN 2022/2023
KESELAMATAN PERAWAT DAN HAL YANG
MENDUKUNG KESELAMATAN PERAWAT

BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja
tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha,
tetapi juga dapat mengganggu proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan
yang pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.

Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas kesehatan
dan non kesehatan kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika kita pelajari
angka kecelakaan dan penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari beberapa
pengamatan) menunjukan kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor
penyebab, sering terjadi karena kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta
keterampilan pekerja yang kurang memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja,
sehingga tidak menggunakan alat-alat pengaman walaupun sudah tersedia

Perawat adalah sebuah profesi yang memiliki kemampuan, tanggung jawab, tanggung gugat
dan wewenang dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan.Dalam dunia kesehatan , tentu
saja petugas kesehatan menjaga dan meningkatkan kesehatan klien tapi juga menjaga dan
meningkatkan kesehatan dan terutama keselamatan kerja dari petugas kesehatan itu sendiri (dalam
hal ini perawat). Menurut Occupational Safety and Health Administration (OSHA, 2004) yang
merupakan agen federal dalam bidang kesehatan mengemukakan misinya untuk merancang dan
menjamin keselamatan dan kesehatan kerja dari pekerja dengan menegakan sesuai standar,
memberikan pelatihan , penyuluhan, dan pendidikan; serta membangun kemitraan dan mendorong
terus menerus peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja.
Perawat telah menyatakan keprihatinan tentang keamanan di lingkungan kerja
selama bertahun-tahun. Sebagai perawat atau karyawan, berhak mendapatkan lingkungan
kerja yang aman. Beberapa rumah sakit mungkin memperkerjakan perawat untuk
memeriksa keamanan lingkungan dan memgunakan praktek kerja demi menigkatkan
keselamatan kerja.

Anda harus mengetahui terlebih dahulu mengenai ilmu keselamatan perawat dan
hal hal yang dapat mendukung keselamatan kerja bagi perawat .

RUMUSAN MASALAH

Apa pengertian keselamatan perawat , Apa faktor pendukung terslaksananya


Keselamatan perawat.

TUJUAN

Untuk mengetahui tentang keselamatan perawat serta pendukung nya dan


pendapat kita tentang keselamatan perawat
BAB II
LANDASAN TEORI

Kesehatan, Keselamatan, dan Keamanan Kerja (K3) Adapun pengertiannya dibagi menjadi
2 pengertian, yaitu

Secara Filosofis
Suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani
maupun rohani, tenaga kerja pada khususnya dan masyarakat pada umumnya terhadap
hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adl dan makmur.

Secara Keilmuan
Ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Berdasarkan Pengertian K3 diatas, kita dapat menarik kesimpulan mengenal peran K3. Peran
K3 ini antara lain sebagai berikut :

1. Setiap Tenaga Kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatannya dalam melakukan
pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktifitas nasional.
2. Setiap orang yang berbeda ditempat kerja perlu terjamin keselamatannya
3. Setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman dan efisien.
4. Untuk mengurangi biaya perusahaan jika terjadi kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan
kerja karena sebelumnya sudah ada tindakan antisipasi dari perusahaan.

K3 ini dibuat tentu mempunya tujuan di buatnya K3 secara tersirat tertera dalam undang
– undang nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja tepatnya.
Dalam pelaksanaannya K3 adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat
kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat
mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan dan PAK yang pada akhirnya dapat
meningkatkan sistem dan produktifitas kerja.
Secara teoritis istilah-istilah bahaya yang sering ditemui dalam lingkungan kerja meliputi
beberapa hal sebagai berikut :

1. HAZARD (Sumber Bahaya), Suatu keadaan yang memungkinkan / dapat menimbulkan


kecelakaan, penyakit, kerusakan atau menghambat kemampuan pekerja yang ada
2. DANGER (Tingkat Bahaya), Peluang bahaya sudah tampak (kondisi bahaya sudah ada tetapi
dapat dicegah dengan berbagai tindakan prventif.
3. RISK, prediksi tingkat keparahan bila terjadi bahaya dalam siklus tertentu
4. INCIDENT, Munculnya kejadian yang bahaya (kejadian yang tidak diinginkan, yang dapat/telah
mengadakan kontak dengan sumber energi yang melebihi ambang batas badan/struktur
5. ACCIDENT, Kejadian bahaya yang disertai adanya korban dan atau kerugian (manusia/benda)

Dalam K3 ada tiga norma yang selalu harus dipahami, yaitu :

1. Aturan berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja


2. Di terapkan untuk melindungi tenaga kerja
3. Resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja

Sasaran dari K3 adalah :

1. Menjamin keselamatan perawat dan orang lain


2. Menjamin penggunaan peralatan aman dioperasikan
3. menjamin proses perawatan aman dan lancar

Tujuan norma-norma : agar terjadi keseimbangan dari pihak perusahaan dapat menjamin
keselamatan pekerja.

Dasar Hukum dan Pedoman :

 UU No.1 /1970 tentang keselamatan kerja


 UU No.23 /1992 tentang kesehatan
 Permenkes RI No. 986/92 tentang kesehatan lingkungan RS
 Permenkes RI No. 472 tahun 1996 tentang pengamanan bahan berbahaya bagi
kesehatan
 SK Menkes No.351 tahun 2003 tentang Komite K3 sektor Kesehatan
 Permenaker no.05/Men/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja
 Keputusan Dir.Jen. P2PLP nomor 1204 tahun 2004 tentang persyaratan kesehatan
lingkungan rumah sakit
 Pedoman K3 di rumah sakit th 2006 ( BinKesja DepKes )
 Pedoman teknis pengelolaan limbah klinis dan desinfeksi dan sterilisasi di rumah sakit
tahun 2002.

Cara pengendalian ancaman bahaya kesehatan kerja

Pengamanan sebagai tindakan keselamatan kerja.

1. Perlindungan badan yang meliputi seluruh badan.( APD )


2. Perlindungan mesin
3. Pengamanan listrik yang harus mengadakan pengecekan berkala.
4. Pengamanan ruangan , meliputi sistem alarm, alat pemadam kebakaran, penerangan yang
cukup, ventilasi yang cukup, jalur evakuasi yang khusus

Jadi, berdasarkan syarat – syarat keselamatan kerja di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan K3
antara lain sebagai berikut :

1. Untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi – tingginya baik buruh, petani, nelayan,
pegawai negeri, maupun pekerja – pekerja bebas.
2. Untuk mencegah dan memberantas penyakit dan kecelakaan – kecelakaan akibat kerja perlu
memelihara dan meningkatkan kesehatan efisiensi dan daya produktivitas kerja serta
meningkatkan kegairahan dan kenikmatan kerja.
BAB III
PEMBAHASAN

Beberapa rumah sakit mungkin memperkerjakan perawat untuk memeriksa keamanan lingkungan
dan memgunakan praktek kerja demi menigkatkan keselamatan kerja. Ada beberapa hal mengenai
keselamatan dan kesehatan kerja :

 Nurse Staffing Levels


Penyetaraan kerja dalam bidang kesehatan , khusunya di rumah sakit telah menjadi
perhatian yang menonjol. Pembagian tenaga kerja atau staff yang tidak memadai memicu
terjadinya kelelahan pada perawat yang mengakibatkan cenderung terjadi keselaahan yang
bisa membahayakan pasien maupun perawat itu sendiri. American Nurse Association ( ANA )
telah melakukan kampanye besar-besaran bertajuk “Staffing Saves Lives” hal ini memberikan
gambaran bahwa penyetaraan tenaga kerja sangat besar hubungannya dengan Kesehatan dan
Keselamatan kerja untuk perawat.

 Infection as an Occupational Hazard


Penularan infeksi adalah perhatian utama ketika perawat merawat pasien infeksi. Dengan
adanya infeksi maka penaganan dan butuh perahtian ekstra dari petugas kesehatan untuk
menangani pasien ini. Umumnya, disetiap rumah sakit memiliki petugas kesehatan khusus
yang menangani masalah infeksi ini. Kewaspadaan universal telah diamanatkan oleh
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Administration (OSHA ) bahwa harus melindungi perawat
dari pathogen darah. Karena darah bisa menularkan penyakit HIV, Hepatitis B dan lainya yang
bisa menular melalui darah. Salah satu tindakan utama dalam menjaga agartidak tejadi infeksi
maka harus adanya pengaturan khusus mengenai limbah jarum bekas, selain itu RS juga harus
menyediakan sarung tangan ( glove ) atau juga kaca mata pelindung dalam melakukan kontak
denganpasien infeksi.

American Nurse Association (ANA) telah aktif dalam advokasi tempat kerja terkait dengan
luka jarum suntik dan mendukung melaui situs web ditujukan untuk topik ini (
http://needlestick.org ) Selain jarum suntik , RS juga harus menyediakan masker bagi para
pekerja atau staff dalam rangka pencegahan dan pengendalian penularan infeksi pernafasan,
contoh kasus TB . Selain itu, jangan lupa tangan merupakan media penyebaran
mikroorganisme yang paling sering digunakan makanya rajinlah mencuci tangan sebelumdan
sesudah melakukan tindakan.
 Hazardous Chemical Agents
Berbicara mengenai zat kimia berbahaya yang ada dirumah sakit maka perlu juga perhatian
khusunya bagi perawat anastesi atau juga para perawat fisiotherapy. Misalkan gas anastesi
bisa membuat malformasi janin yang membuat bisa keguguran spontan pada wanita hamil
yang terpapar secara terus menerus. Diperlukan protocol khusus dalam pengolahan
penggunaan maupun pengolahan limbah zat beracun ini. RS bertanggung jawab dalam
menyediakan peralatan yang di perlukan untuk menjaga keselamatan perawat dalam
menggunakan zat-zat ini

 Ergonomic Hazards in the Workplace

Ergonomic dalam bahasa inggris “Ergonomics is the science of fitting a task to one’s physical
characteristics in order to enhance safety, efficiency, and well-being” , jadi hal ini
berhubungan dengan keamanan, efisiensi dan kesehjateraan atau seseorang itu merasa
nyaman dalam melakukan suatu pekerjaan. Sering dalam dunia keperawatan khususnya
dalam proses pemindahan pasien, perawat sering salah dalam prosedur mengangkat pasien
maupun mengangkat benda yang jatuh di lantai. Perawat sering membungkukan badannya
ketimbang duduk jongkok untuk mengambil benda yang jatuh. Hal ini bisa saja meninmbulkan
masalah pada tulang belakang ; penyakit LBP ( Lower back pain ) atau juaga menurut NIOSH
( 2009 ) musculoskeletal disorders ( MSD). Jadi pola kebiasaan yang buruk dari perawat bisa
mengganggu kesehatan dan keselamatan kerja dari perawat itu sendiri.

 Violence in the Workplace

Kebanyakan mahasiswa keperawatan menganggap rumah sakit sebagai tempat di mana


korban kekerasan dibantu . Jarang mereka menganggap diri mereka sebagai calon korban
kekerasan di tempat kerja mereka sendiri . Belakangan ini banyak terjadi serangan kepada
perawat dan petugas kesehatan lainya dilayanan kesehatan dan social. Mayoritas kekerasan
di tempat kerja terjadi di bagian Kesehatan Kejiwaan dan Gawat Darurat.

Bisanya pengunjung dari luar yang menyebabkan kekerasan dalam kerja di RUANG Darurat.
Untuk kejiwaan sendiri kita semua sendiri tahu bersama kalau di kejiwaan terdapat jenis dari
kejiwaan ini, biasanya pasien dengan perilaku kekerasan yang biasanya menyebabkan
kekerasan di lingkungan kerja.
OSHA telah membuat pedoman untuk membangun fasilitas dan lingkungan kerja yang
aman. Hal ini dilakukan dengan memberikan pelatihan dan pengelolaan dalam kekerasan.
Selain itu bisa juga melalui pengguanaan detector logam, tombol panic, dan kaca anti peluru,
disesuaikan dengan kebutuhan dari RS. Selain itu lembaga kesehatn haru bekerja sama
dengan penegak hokum agar dengan cepat dan mudah melaporkan isiden perilaku kekerasan
di RS

Ruang lingkup keselamatan kerja perawat

 Sarana higene yang memantau pengaruh lingkungan kerja terhadap tenaga kerja
antara lain pencahayaan, bising, suhu / iklim kerja.
 Sarana Keselamatan kerja yang meliputi pengamanan pada peralatan kerja,
pemakaian alat pelindung diri dan tanda/rambu-rambu peringatan dan alat
pemadam kebakaran.
 Sarana Kesehatan Kerja yang meliputi pemeriksaan awal, berkala dan khusus,
gizikerja, kebersihan diri dan lingkungan.
 Ergonomi yaitu kesehatan antara alat kerja dengan tenaga kerja

FAKTOR PENDUKUNG KESELAMATAN KERJA PERAWAT

- Sumber Daya
- Fasilitas
- Lingkungan
- Ilmu tentang Keselamatan Kerja Perawat
- Pelaksaan Cara pencegahan Dini seperti skrining penyakit menular per 3 bulan atau 6
bulan untuk mengetahui kondisi perawat

Untuk Perawat

 Inventarisasi seluruh karyawan beserta tempat kerja


 Laporan karyawan yang sakit kronis
 Jumlah kunjungan karyawan yang berobat di Poli
 Usulan medikal check-up untuk karyawan yang sering sakit (absensi)
 Usulan skrening test untuk pegawai yang bekerja di tempat resiko tinggi ( IGD, dapur,
laundr, lab )
 Usulan vaksinasi pegawai terutama yang bekerja di tempat resiko tinggi
 Usulan pelatihan K3 diluar dan didalam Rumah Sakit
 Usulan pembelian APD ( topi, masker, pakaian kerja, sepatu, sarung tangan)
 Perbaikan kesejahteraan karyawan (makanan tambahan, vasilitas kesehatan)
BAB IV
PENUTUP

Perawat adalah sebuah profesi yang memiliki kemampuan, tanggung jawab,


tanggung gugat dan wewenang dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan.Dalam
dunia kesehatan , tentu saja petugas kesehatan menjaga dan meningkatkan kesehatan klien
tapi juga menjaga dan meningkatkan kesehatan dan terutama keselamatan kerja dari
petugas kesehatan itu sendiri (dalam hal ini perawat). Menurut Occupational Safety and
Health Administration (OSHA, 2004) yang merupakan agen federal dalam bidang kesehatan
mengemukakan misinya untuk merancang dan menjamin keselamatan dan kesehatan kerja
dari pekerja dengan menegakan sesuai standar, memberikan pelatihan , penyuluhan, dan
pendidikan; serta membangun kemitraan dan mendorong terus menerus peningkatan
keselamatan dan kesehatan kerja.

Kesehatan, Keselamatan, dan Keamanan Kerja (K3) Adapun pengertiannya


dibagi menjadi 2 pengertian, yaitu
Secara Filosofis
Suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmani maupun rohani, tenaga kerja pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya terhadap hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adl dan makmur.
Secara Keilmuan
Ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Ruang lingkup keselamatan kerja perawat

 Sarana higene yang memantau pengaruh lingkungan kerja terhadap tenaga kerja
antara lain pencahayaan, bising, suhu / iklim kerja.
 Sarana Keselamatan kerja yang meliputi pengamanan pada peralatan kerja,
pemakaian alat pelindung diri dan tanda/rambu-rambu peringatan dan alat
pemadam kebakaran.
 Sarana Kesehatan Kerja yang meliputi pemeriksaan awal, berkala dan khusus,
gizikerja, kebersihan diri dan lingkungan.
 Ergonomi yaitu kesehatan antara alat kerja dengan tenaga kerja
FAKTOR PENDUKUNG KESELAMATAN KERJA PERAWAT

- Sumber Daya
- Fasilitas
- Lingkungan
- Ilmu tentang Keselamatan Kerja Perawat
- Pelaksaan Cara pencegahan Dini seperti skrining penyakit menular per 3 bulan atau 6
bulan untuk mengetahui kondisi perawat

Menurut saya pengendalian keselamatan kerja untuk perawat di indonesia sudah cukup baik
hanya saja untuk daerah pedalaman terkadang sarana pra sarana kurang memadai serta
minimnya oprasional untuk penunjang alat pelindung diri kurang.

- Seperti di tempat kami di pustu ( Puskesmas Pembantu ) seharusnya perkerjaan menurut


sop dan tersedia hand scoon steril , tetapi karena terdesak pake hand sccon diposible di
lapis dan cuci dengan alkohol
- Ketersediaan alat juga kurang memadai
- Kurang nya pengetahuan tentang pentingnya menjaga kesehatan dan keselamatan kerja
terhadap perawat
- Serta pengecekan kondisi nakes di daerah juga terkadang tidak rutin jadi harus ada
kesadaran dari nakes untuk bisa mencegah hal yang dapat melukai atau mengancam
keselamatan diri saat melakukan perawatan di daerah
- Pemberian Vaksin untuk pencegahan penyakit menular juga belum merata
- Kurang nya akses yang memudahkan penyelamatan kepada nakes daerah saat terjadi
incident
-
DAFTAR PUSTAKA

https://fatkhan.web.id/k3-kesehatan-dan-keselamatan-kerja-rumah-sakit

Iwan M. Ramdan+, Abd. Rahman, Jurnal Keperawatan Padjadjaran Analisis Risiko


Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada Perawat, Vol. 5 No. 3 (2017)

Departemen Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1087/Menkes/SK/


VIII/2010 tentang Standar Kesehatan dan Keselamatan kerja Rumah Sakit. Jakarta
Indonesia.

Kurniawidjaya, L.M., Purnomo, E., Maretti, N., & Pujiriani, I. (2014). Pengendalian
risiko ergonomi kasus low back pain pada perawat di Rumah Sakit. Majalah
Kedokteran Bandung, 46(4), 225-233.

Manzoor, I., Daud, S., Hashmi, N.R., Sardar, H., Babar, M.S., & Malik, M. (2010).
Needle stick injuries in nurses at a tertiary health care facility.

J Ayub Med Coll Abbottabad, 22(3), 174-8. Memish, Z.A., Assiri, A.M., Eldalatony,
M.M., Hathout, H.M., Alzoman, H., & Undaya, M. (2013).

Risk analysis of needle stick and sharp object injuries among health care workers in a
tertiary care hospital (Saudi Arabia). J. Epidemiol Glob Health, 3(3), 123-9.

Anda mungkin juga menyukai