Disusun Oleh:
Kelompok 2
A. LATAR BELAKANG
B. Undang-Undang K3
Peristiwa terbakar adalah suatu reaksi yang hebat dari zat yang mudah
terbakar dengan zat asam. Beberapa industri seperti industri kimia, minyak
bumi dan cat sangat rawan dipandang dari sudut kebakaran.
Faktor alam
Faktor alam sebagai penyebab kebakaran dan peledakan seperti
petir, gunung meletus dan lain-lain.
5. Helm
Helm (helmet) sangat penting digunakan sebagai pelingdung kepala
dan sudah merupakan keharusan bagi setiap pekerja untuk
menggunakannya dengan benar sesuai aturan. Helm ini digunakan
untuk melindungi kepala dari bahaya benda jatuh.
6. Penutup Telinga
Alat ini digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-bunyi yang
dikeluarkan oleh mesin yang memiliki volume suara yang cukup keras
dan bising. Terkadang efeknya untuk jangka panjang, bila setiap hari
mendengar suara bisisng tanpa penutup telinga.
7. Masker
Pelindung bagi pernapasan sangat diperlukan untuk pekerja mengingat
lokasi itu sendiri.
I. Kecelakaan Kerja
1. Definisi Kecelakaan Kerja
Kecelakaan Kerja adalah sesuatu yang tidak terduga dan tidak
diharapkan yang dapat mengakibatkan kerugian harta benda, korban
jiwa/luka/cacat maupun pencemaran. Kecelakaan ini adalah kecelakaan
yang terjadi akibat adanya hubungan kerja atau terjadi karena suatu
pekerjaan atau melaksanakan pekerjaan.
Sehingga menurut definisi tersebut terdapat 3 hal pokok yang perlu
diperhatikan:
1. Kecelakaan merupakan peristiwa yang tidak dikehendaki
2. Kecelakaan mengakibatkan kerugian jiwa dan kerusakan harta
benda
3. Kecelakaan biasanya terjadi akibat adanya kontak dengan sumber
energi yang melebihi ambang batas tubuh atau struktur.
Adapun teori-teori penyebab kecelakaan kerja antara lain :
A. Identitas Perusahaan
Nama Perusahaan : PT. Mega Andalan Kalasan
: Hospital Equipment, Manufacturing Hospital
Jenis Perusahaan
Furniture
Alamat Perusahaan
: Jl. Tanjung Tirto 34, Tirtomartani km 13, Kalasan,
Jumlah Tenaga Kerja Tirtomartani, Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah
Istimewa Yogyakarta 55571
Tanggal Kunjungan
: 879 orang
: 29 Juni 2018
B. Proses Produksi
1. Bahan yang Diperlukan
a. Bahan Baku
Baja lunak (lembaran pipa, pejal), stainless steel, alumunium, biji
plastik, titanium
b. Bahan Tambahan
Papan kayu, standar baut (baut, mur, ring, karet), gas argan, TCA
c. Mesin/Peralatan Kerja yang Digunakan
Cutting manual, molding, grinding cutter, CNC punching manual,
paint oven, shearing machine, bending (press break machine), press,
pipe bending machine, Piano Miller machine, MIG wellding, TIG
wellding.
2. Proses Produksi
Bahan
Reparasi (dipotong)
Pembentukan
Perakitan/Pengelasan
Finishing
Packaging
1. Bahaya Mekanik
2. Bahaya Listrik
Bahaya Sentuh
Bahaya - Instalasi listrik - Panel Listrik pada Pada panel listrik sudah
Hubungan berpotensi masing-masing terdapat indikator
Pendek menyebabkan gedung pemakaian listrik.
korsleting Kabel terutama yang
berdaya besar terlapisi
isolator dan
dikelompokkan agar
tidak bercecer. Pada
masing-masing bagian
terdapat Tim until
mengecek kabel listrik
secara berkala
Penggunaan alat
sesuai standart
7. Organisasi K3
Organisasi Program Keterangan
P2K3 Job Safety Analysis JSA sudah dilaksanakan dan sudah
didokumentasikan.
A. Kesimpulan
Secara keseluruhan, PT MAK sudah baik dalam menerapkan system
keselamatan dan kesehatan kerja, namun dalam beberapa aspek masih
diperlukan perbaikan, yaitu:
1. Terdapat potensi bahaya mekanik pada kipas angin yang tidak
terpasang penutup, papan jalur barang yang tidak stabil, dan untaian
kabel di zona merah.
2. Terdapat potensi bahaya listrik dari belum adanya
perawatan/penggantian secara rutin untuk kabel listrik, kabel yang
menjuntai dan dekat dengan bahan bakar, dan belum tertibnya pekerja
yang meletakkan minuman dekat mesin produksi.
3. Tedapat potensi bahaya kebakaran akibat bahan kimia, seperti bahan
bakar yang ditempatkan dekat dengan panel listrik.
4. Belum meratanya ketertiban penggunaan APD pada pekerja, terdapat
APD gloves yang belum seutuhnya dapat memproteksi tangan.
5. Unit penanggulangan kebakaran belum ada, hanya ada coordinator dari
tiap unit produksi saja.
6. APAR belum benar-benar merata dalam penempatannya.
7. Tidak adanya hydrant dan sprinkler pada area kerja.
8. Tidak adanya sistem alarm kebakaran yang otomatis.
B. Rekomendasi
1. Diperlukan tim asesmen dan penindaklanutan terhadap potensi-potensi
bahaya yang masih ada, terutama untuk hal-hal yang sifatnya dapat
segera diperbaiki (misalkan kipas angin, stabilisasi papan jalur
angkutan, dll).
2. Dibentuknya unit penanggulangan kebakaran yang sifatnya resmi agar
penanggulangan bahaya kebakaran lebih sistematis
3. Penambahan infrastruktur seperti hydrant, sprinkler, dan system alarm
kebakaran, serta APD yang lebih protektif.
4. Dilakukan sosialisasi dan system reward & punishment untuk
meningkatkan kesadaran terhadap penggunaan APD yang benar.
LAMPIRAN
1. APAR
Apar Halon Free
Jenis apar, label, dan formulir
Tabung Gas ditempatkan di tempatnya dan diberi pengaman Tanda APAR tetapi tidak ada APAR
KELOMPOK 2