Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PELATIHAN

HIPERKES DAN KESELAMATAN


KERJA BAGI DOKTER
PERUSAHAAN
(Kelompok I)

PT. KUBOTA INDONESIA, SEMARANG


Anggota Kelompok I
dr. Achmad Yoga Setyo Utomo
dr. Amri Mustaqim
dr. Choiria Mulyawati
dr. Devi Aprilia
dr. Dipdha Arum Sangora
dr. Febryantobar Karaeng
dr. Haznur Ikhwan
dr. Irwan Tan Sani
dr. Marynda Rahmadianisya
dr. Nabil Hajar
dr. Rahayu Purwitasari
dr. Rizky Amalia
dr. Qashda Naila Salsabila
DISAMPAIKAN PADA

PELATIHAN HIPERKES DAN KESELAMATAN


KERJA BAGI DOKTER PERUSAHAAN TAHUN
2020

Month Week

J F M A M J J A S O N D 1 2 3 4
BAB 1
Pendahuluan

Latar Belakang..
Latar Belakang (1)

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) didefinisikan sebagai suatu


pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik
jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada
umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur dan
sejahtera.

K3 erat kaitannya dengan peningkatan produksi dan produktivitas, dengan


adanya tingkat K3 yang tinggi, maka kecelakaan kerja dapat dikurangi
sehingga dapat mengurangi biaya untuk pengobatan
Latar Belakang (2)

PT. Kubota Indonesia adalah pelopor dari perusahaan mesin diesel yang
bermutu tinggi di Indonesia. PT. Kubota harus melakukan penerapan K3
yang nantinya menangani keselamatan dan kesehatan kerja untuk
bertugas dalam mengontrol dan meminimumkan jumlah kecelakaan
akibat kerja yang terjadi di PT. Kubota serta memperbaiki kesehatan
pekerja guna meningkatkan produktivitas pekerja serta memelihara
lingkungan sekitar agar terbebas dari penyakit yang disebabkan oleh
kerja.
BAB 1
Pendahuluan

Tujuan..
Tujuan
Tujuan kunjungan calon ahli K3 di PT. KUBOTA INDONESIA diharapkan :

1 2 3 4

Mengetahui secara Memberikan saran dan Mampu mengawasi Mampu


umum penerapan K3 di masukan untuk (secara tidak langsung) mengidentifikasi segala
PT. KUBOTA meningkatkan SMK3 di ditaatinya peraturan sumber bahaya di
INDONESIA perusahaan tersebut perundangan yang tempat kerja dan cara
apabila ada hal-hal yang berhubungan dengan pengendaliannya di PT.
tidak sesuai dengan UU masalah keselamatan KUBOTA
K3 terutama di bidang dan kesehatan kerja di INDONESIA.
Keselamatan Kerja PT. KUBOTA
INDONESIA.
BAB 1
Pendahuluan

Ruang Lingkup..
Pelaksanaan praktek kerja lapangan di PT. KUBOTA INDONESIA, objek yang
diamati adalah implementasi kegiatan keselamatan kerja
BAB 1
Pendahuluan

Dasar Hukum..
Dasar Hukum (1)
● Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
● Permenakertrans No. 02/MEN/1982 tentang Kualifikasi Juru Las
● Permenaker No. 09/MEN/2010 tentang operator dan petugas pesawat angkat
angkut.
● Permenaker No.02/MEN/1992 tentang tata cara penunjukan, kewajiban dan
wewenang ahli keselamatan dan kesehatan kerja.
● Peraturan Menteri dan Transmigrasi R.I. No.Per.04/MEN/1980 tentang Syarat-
Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan
● Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.Per.02/MEN/1983 tentang Instalasi
Alarm Kebakaran Automatic.
● Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.Kep.186/MEN/1999 tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
● Instruksi Menteri Tenaga Kerja No.Ins.11/M/BW/1997 tentang Pengawasan
Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran
Dasar Hukum (2)
● Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.Per.02/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi
Penyalur Petir
● Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Transmigrasi R.I. No : Kep.-75/MEN/2002
tentang Pemberlakuan Standart Nasional Indonesia (SNI) No. SMI-04-0225-2000 mengenai
Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja
● Keputusan Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan No. Kep.311/BW/2002 tentang Sertifikat Kompetensi Keselamatan dan
Kebakaran Teknik Listrik
● UU No 03/1969 Ratifikasi ILO No 120 Tentang Hygiene dalam perniagaan dan kantor mengenai
: pemeliharaan bangunan kerja termasuk kebersihannya, ventilasi udara, penerangan,
kenyamanan, sarana kerja ergonomi, fasilitas bagian terpelihara serta perlindungan bagi tenaga
kerja terhadap hal-hal yang dapat mengganggu K3 tenaga kerja yang bersangkutan.
● Peraturan Menteri Tenaga Kerja Per. 05/Men/1996
● Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
● Sistem Manajeman K3 ditegaskan kembali dalam UU No.13 Tahun 2003 Pasal 87
BAB 2
Hasil

Gambaran Umum
Perusahaan
Profil Perusahaan

Nama Perusahaan : PT. Kubota Indonesia


: Taman Industri Bukit Semarang Baru (BSB) Blok D.1
Alamat
Kav.8 Mijen – Semarang
Phone : 62 – 24 – 7472849, 7473257
Fax : 62 – 24 – 7472865, 7474266
Email : ptki_g.layanan@kubota.com
Berdiri : Juli 1972
Beroperasi : 10 Juli 1973
Luas Tanah : 73.992 m2
Luas Bangunan : 25.181 m2
Modal : IDR 6.528.200.000,-
Pemegang Saham
1. Kubota Corporation, Jepang – 90.02%
2. Individual (CV. KHS) Yogyakarta, Indonesia – 9.98%

Jumlah Karyawan : 364 Orang


Kebijakan Mutu dan Lingkungan
KUBOTA INDONESIA, sebagai produsen motor pembakaran dalam,
yang berkomitmen untuk melampaui harapan pelanggan dan stakeholder
serta meningkatkan kinerja perlindungan lingkungan melalui :
 Penciptaan produk dan layanan yang terpercaya dan bermutu tinggi
 Pengendalian proses yang efektif, efisien dan tidak berdampak pada
pencemaran lingkungan
 Pemenuhan persyaratan perundangan dan persyaratan lainnya serta
 Melakukan perbaikan secara berkesinambungan terhadap efektivitas
sistem manajemen mutu dan lingkungan
Produk dan Aplikasi Produk
KUBOTA INDONESIA memproduksi mesin diesel horizontal 6,4-14 HP

Traktor Power
APPO
Tangan Thresher

Mesin Vibration
Pompa Air
Konstruksi Roller

Combine Concrete
Disc Mill
Harvester Mixer
Visi, Misi, dan Sistem Manajemen (1)

● Visi
○ Mengerahkan segenap kemampuan demi kemajuan masyarakat,
melalui produk yang unggul dan teknologi yang tinggi

○ Demi kejayaan perusahaan dan kebahagiaan karyawan, mari kita


bangun hari ini untuk membuka hari esok

○ Dengan ide yang orisinil dan keberanian, kita hadapi dunia luar
yang belum dikenal
Visi, Misi, dan Sistem Manajemen (2)

● Misi
○ Bekerja untuk perkembangan masyarakat dengan memanfaatkan
segala kemapuan dan keahlian yang dimiliki dalam
menghasilkan produk maupun teknologi yang unggul

○ Membangun hari ini dan membuka jalan hari esok untuk menuju
kemajuan perusahaan dan kesejahteraan karyawan

○ Menghadapi tantangan dengan kreatif dan keberanian


Visi, Misi, dan Sistem Manajemen (3)

PT. Kubota Indonesia menetapkan kebijakan mutu dan lingkungan :


Memproduksi, melayani serta berjanji untuk penyempurnaan terus menerus atas
kepuasan pelanggan dan kinerja pencegahan pencemaran lingkungan sesuai
harapan stakeholder dan persyaratan perundangan serta persyaratan lainya sesuai
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2008 dan Sistem Manajemen Lingkungan
ISO 14001 : 2004
Profil Pelaksanaan K3 (2)

Penerapan K3 di Tempat
Kerja serta Program Kerja
• Terdapat P2K3 yang secara rutin
Kebijakan dan Manajemen mengadakan pertemuan minimal sekali
K3 di Perusahaan setiap bulan yang menghasilkan
rekomendasi.
• Saran-saran P2K3 sudah dengan baik
Perusahaan sudah memiliki dilakukan dan diperhatikan oleh
P2K3 yang baik sesuai perusahaan.
perundangan yang berlaku, • Organisasi K3 sudah terstruktur jelas
dengan pimpinan berasal dari dengan tugas masing-masing.
presiden direktur dan ahli K3 • dan lain-lain
sebagai sekretaris.
Profil Pelaksanaan K3 (3)
● Fasilitas dan Personil K3
○ Sudah tersedia safety sign, marka jalur untuk pejalan kaki
○ Tiap ruangan sudah dilengkapi petunjuk jalur evakuasi, risk assesment.
○ Operator Pesawat Alat Angkut sudah mempunyai Surat Ijin Operator .
○ Sudah terpasang sign tanda bahaya listrik pada tiap-tiap bok panel.
○ Sudah memiliki buku rencana kebakaran sesuai degan pasal 2 huruf (f) kepmenaker no.
186/1999 tentang penanggulangan kebakaran di tempat kerja.
○ Sudah terdapat sirine alarm, pemadam kebakaran dan sarana evakuasi sesuai dengan pasal 2
huruf (b) kepmenaker no. 186/1999.
○ Sudah memiliki unit penanggulangan kebakaran sesuai dengan pasal 3 kepmenaker no.
186/1999.
○ Sudah memiliki ahli K-3 spesialis penanggulangan kebakaran sesuai dengan pasal 5
kepmenaker no. 186/1999.
BAB 2
Hasil

Identifikasi Faktor
Bahaya
Faktor Fisika (1)

Kebisingan Pencahayaan

● Pencahayaan yang kurang di


● Test Engine : 16 mesin
tempat: ruang office
dihidupkan secara bersamaan,
machining, ruang tool
menghasilkan bunyi > 85 dB

storage, ruang office
Upaya pengendalian dari PT Kubota :
assembling
○ Struktur bangunan dibuat kedap
suara

○ Tenaga kerja di bagian tersebut


memakai ear plug

○ 6 Bulan sekalli dilakukan


pemeriksaan audiometri
Faktor Fisika (2)

Suhu/iklim kerja Getaran Radiasi

Berdasarkan pengamatan Getaran lantai dan getaran Sulit dinilai potensi bahaya
singkat, seluruh pekerja badan masih dibawah akibat radiasi.
tidak tampak NAB (menurut
kedinginan/kepanasan, pengukuran tahun 2017).
sehingga dapat diperkirakan
iklim kerja nyaman bagi
mereka.
Faktor Kimia
● Terdapat ruangan yang memang potensial bahaya, walaupun sudah
tersendiri untuk pengolahan bahan kimia dan pengelolaan limbahnya.
● Bahan-bahan kimia dalam ruangan menjadi ancaman kimia bagi petugas
yang kontak langsung.
● Pengelolaan Limbah di IPAL/ WWT (wash water treatment) terutama Bahan
Kimia Antikarat yang sifatnya Korosif dan Iritatif >> Bahan Cair yang
Sifatnya Beracun
● Machining : Menggunakan chemical anti karat (bersifat korosif)
● Painting : Tenaga kerja dapat terpapar semprotan cat dan thinner di
tubuhnya.
Ergonomi dan Mekanik

Ergonomi Mekanik

● Machining : Pengeboran dan


●Assembling : Gerakan berulang
pemotongan material
dengan posisi membungkuk
●Sparepart Warehouse : Manual
handling
●Berdiri terlalu lama.
BAB 2
Hasil

Risiko Kecelakaan dan


Gangguan Kesehatan
Faktor Fisika

Kebisingan
• Tuli Pendengaran

Pencahayaan
• Fokus berkurang sehingga risiko bahaya terjepit, terlilit meningkat

Suhu/iklim kerja
• Dehidrasi

Getaran
• Tidak ditemukan

Radiasi
• Tidak ditemukan risiko gangguan kesehatan
Dermatitis
Kontak

Faktor Kimia ISPA

Keracunan
Ergonomi Mekanik

● Bahaya terjepit
● LBP
● Bahaya terlilit
● Gangguan neuromuscular
● CTS
BAB 2
Hasil

Upaya Pencegahan dan


Pengendalian
Faktor Fisika (1)
Kebisingan
Eliminasi
• Tidak memungkinkan

Substitusi
• Tidak memungkinkan

Engineering control
• Tidak memungkinkan

Administration control
• Pergantian shift kerja

Penyediaan alat pelindung diri (APD)


• Penyuluhan pemakaian APD kepada tenaga kerja
• Penggantian ear plug dengan ear muff
Faktor Fisika (2)
Pencahayaan
Eliminasi
• Meningkatkan kontrol pencahyaan dengan penggantian bola lampu

Substitusi
• Mengganti bola lampu yang baru

Engineering control
• Tidak ada

Administration control
• Kontrol berkala waktu pemakaian lampu

Penyediaan alat pelindung diri (APD)


• Tidak diperlukan
Faktor Fisika (3)
Suhu/Iklim Kerja
Eliminasi
• Tidak ada

Substitusi
• Tidak ada

Engineering control
• Tidak ada

Administration control
• Menambah ventilasi
• Membuat AC sentral
Penyediaan alat pelindung diri (APD)
• Tidak ada
Faktor Kimia

Eliminasi
• Tidak ada

Substitusi
• Tidak ada

Engineering control
• Memberi label “bahan kimia mudah meledak”.

Administration control
• Tidak ada

Penyediaan alat pelindung diri (APD)


• Tenaga kerja pakai APD lengkap (google/face shield, masker sesuai standar,
sarung tangan,
Ergonomi

Eliminasi
• Tidak ada

Substitusi
• Tidak ada

Engineering control
• Tinggi meja kerja disesuaikan dengan rata-rata tinggi tenaga kerja

Administration control
• Rotasi pegawai

Penyediaan alat pelindung diri (APD)


• Tidak ada
Mekanik

Eliminasi
• Tidak ada

Substitusi
• Tidak ada

Engineering control
• Menambahkan pelindung pada mesin atau alat produksi

Administration control
• Rotasi pegawai

Penyediaan alat pelindung diri (APD)


• Tidak ada
BAB 3
Penutup

Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan
Berdasarkan hasil Praktek Kerja Lapangan yang dilakukan di PT. KUBOTA INDONESIA,
dan hasil analisa temuan-temuan selama di lapangan mengenai Penerapan K3 di bidang
Keselamatan Kerja dapat diambil kesimpulan diantaranya :

 Pelaksanaan penerapan K3 di bidang Keselamatan Kerja di PT. KUBOTA INDONESIA,


sudah mengarah pada pemenuhan komitmen dan kebijakan dari manajemen PT. KUBOTA
INDONESIA.
 Pemberian warning sign di semua area sudah baik didukung dengan SOP dan alat monitoring.
 Kondisi penerapan K3 yang tertata dapat memberikan jaminan perlindungan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja terhadap seluruh tenaga kerja, setiap orang yang berada di tempat kerja dan
termasuk aset perusahaan, sesuai dengan yang diamanatkan dari Undang-Undang No.1/1970
dan kebijakan K3 yang ditetapkan oleh PT. KUBOTA INDONESIA,
 Masih terdapat kekurangan dalam hal training dan pemberian safety induction bagi tenaga
kerja dari pihak luar dalam penggunaan safety body harness.
Saran
• Dilakukan sosialisasi K3 lebih komprehensif terhadap semua karyawan di
lingkungan pabrik.
• Melakukan pemeliharaan semua instalasi yang ada di dalam lokasi pabrik.
• Memberikan sosialisasi lebih lanjut mengenai semua peralatan keselamatan kerja
agar dapat dengan mudah digunakan pada saat keadaan darurat.
• Mengadakan pemantauan terhadap semua APD yang ada dan memastikan bahwa
APD tersebut masih layak untuk digunakan.
• Memotivasi pekerja untuk menggunakan APD sesuai potensi bahayanya.
• Inspeksi mengenai penerapan K3 di lingkungan kerja supaya lebih teridentifikasi
lagi potensi bahaya yang ada.
• Safety briefing dilakukan secara intensif sehingga semua pekerja selalu
melaksanakan dan menerapkan K3 setiap melakukan pekerjaan.
• Pemberian training dan safety induction bagi tenaga kerja dari pihak luar.
Terimakasih Atas
Perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai