Month Week
J F M A M J J A S O N D 1 2 3 4
BAB 1
Pendahuluan
Latar Belakang..
Latar Belakang (1)
PT. Kubota Indonesia adalah pelopor dari perusahaan mesin diesel yang
bermutu tinggi di Indonesia. PT. Kubota harus melakukan penerapan K3
yang nantinya menangani keselamatan dan kesehatan kerja untuk
bertugas dalam mengontrol dan meminimumkan jumlah kecelakaan
akibat kerja yang terjadi di PT. Kubota serta memperbaiki kesehatan
pekerja guna meningkatkan produktivitas pekerja serta memelihara
lingkungan sekitar agar terbebas dari penyakit yang disebabkan oleh
kerja.
BAB 1
Pendahuluan
Tujuan..
Tujuan
Tujuan kunjungan calon ahli K3 di PT. KUBOTA INDONESIA diharapkan :
1 2 3 4
Ruang Lingkup..
Pelaksanaan praktek kerja lapangan di PT. KUBOTA INDONESIA, objek yang
diamati adalah implementasi kegiatan keselamatan kerja
BAB 1
Pendahuluan
Dasar Hukum..
Dasar Hukum (1)
● Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
● Permenakertrans No. 02/MEN/1982 tentang Kualifikasi Juru Las
● Permenaker No. 09/MEN/2010 tentang operator dan petugas pesawat angkat
angkut.
● Permenaker No.02/MEN/1992 tentang tata cara penunjukan, kewajiban dan
wewenang ahli keselamatan dan kesehatan kerja.
● Peraturan Menteri dan Transmigrasi R.I. No.Per.04/MEN/1980 tentang Syarat-
Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan
● Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.Per.02/MEN/1983 tentang Instalasi
Alarm Kebakaran Automatic.
● Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.Kep.186/MEN/1999 tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja
● Instruksi Menteri Tenaga Kerja No.Ins.11/M/BW/1997 tentang Pengawasan
Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran
Dasar Hukum (2)
● Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.Per.02/MEN/1989 tentang Pengawasan Instalasi
Penyalur Petir
● Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Transmigrasi R.I. No : Kep.-75/MEN/2002
tentang Pemberlakuan Standart Nasional Indonesia (SNI) No. SMI-04-0225-2000 mengenai
Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja
● Keputusan Direktorat Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan No. Kep.311/BW/2002 tentang Sertifikat Kompetensi Keselamatan dan
Kebakaran Teknik Listrik
● UU No 03/1969 Ratifikasi ILO No 120 Tentang Hygiene dalam perniagaan dan kantor mengenai
: pemeliharaan bangunan kerja termasuk kebersihannya, ventilasi udara, penerangan,
kenyamanan, sarana kerja ergonomi, fasilitas bagian terpelihara serta perlindungan bagi tenaga
kerja terhadap hal-hal yang dapat mengganggu K3 tenaga kerja yang bersangkutan.
● Peraturan Menteri Tenaga Kerja Per. 05/Men/1996
● Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
● Sistem Manajeman K3 ditegaskan kembali dalam UU No.13 Tahun 2003 Pasal 87
BAB 2
Hasil
Gambaran Umum
Perusahaan
Profil Perusahaan
Traktor Power
APPO
Tangan Thresher
Mesin Vibration
Pompa Air
Konstruksi Roller
Combine Concrete
Disc Mill
Harvester Mixer
Visi, Misi, dan Sistem Manajemen (1)
● Visi
○ Mengerahkan segenap kemampuan demi kemajuan masyarakat,
melalui produk yang unggul dan teknologi yang tinggi
○ Dengan ide yang orisinil dan keberanian, kita hadapi dunia luar
yang belum dikenal
Visi, Misi, dan Sistem Manajemen (2)
● Misi
○ Bekerja untuk perkembangan masyarakat dengan memanfaatkan
segala kemapuan dan keahlian yang dimiliki dalam
menghasilkan produk maupun teknologi yang unggul
○ Membangun hari ini dan membuka jalan hari esok untuk menuju
kemajuan perusahaan dan kesejahteraan karyawan
Penerapan K3 di Tempat
Kerja serta Program Kerja
• Terdapat P2K3 yang secara rutin
Kebijakan dan Manajemen mengadakan pertemuan minimal sekali
K3 di Perusahaan setiap bulan yang menghasilkan
rekomendasi.
• Saran-saran P2K3 sudah dengan baik
Perusahaan sudah memiliki dilakukan dan diperhatikan oleh
P2K3 yang baik sesuai perusahaan.
perundangan yang berlaku, • Organisasi K3 sudah terstruktur jelas
dengan pimpinan berasal dari dengan tugas masing-masing.
presiden direktur dan ahli K3 • dan lain-lain
sebagai sekretaris.
Profil Pelaksanaan K3 (3)
● Fasilitas dan Personil K3
○ Sudah tersedia safety sign, marka jalur untuk pejalan kaki
○ Tiap ruangan sudah dilengkapi petunjuk jalur evakuasi, risk assesment.
○ Operator Pesawat Alat Angkut sudah mempunyai Surat Ijin Operator .
○ Sudah terpasang sign tanda bahaya listrik pada tiap-tiap bok panel.
○ Sudah memiliki buku rencana kebakaran sesuai degan pasal 2 huruf (f) kepmenaker no.
186/1999 tentang penanggulangan kebakaran di tempat kerja.
○ Sudah terdapat sirine alarm, pemadam kebakaran dan sarana evakuasi sesuai dengan pasal 2
huruf (b) kepmenaker no. 186/1999.
○ Sudah memiliki unit penanggulangan kebakaran sesuai dengan pasal 3 kepmenaker no.
186/1999.
○ Sudah memiliki ahli K-3 spesialis penanggulangan kebakaran sesuai dengan pasal 5
kepmenaker no. 186/1999.
BAB 2
Hasil
Identifikasi Faktor
Bahaya
Faktor Fisika (1)
Kebisingan Pencahayaan
Berdasarkan pengamatan Getaran lantai dan getaran Sulit dinilai potensi bahaya
singkat, seluruh pekerja badan masih dibawah akibat radiasi.
tidak tampak NAB (menurut
kedinginan/kepanasan, pengukuran tahun 2017).
sehingga dapat diperkirakan
iklim kerja nyaman bagi
mereka.
Faktor Kimia
● Terdapat ruangan yang memang potensial bahaya, walaupun sudah
tersendiri untuk pengolahan bahan kimia dan pengelolaan limbahnya.
● Bahan-bahan kimia dalam ruangan menjadi ancaman kimia bagi petugas
yang kontak langsung.
● Pengelolaan Limbah di IPAL/ WWT (wash water treatment) terutama Bahan
Kimia Antikarat yang sifatnya Korosif dan Iritatif >> Bahan Cair yang
Sifatnya Beracun
● Machining : Menggunakan chemical anti karat (bersifat korosif)
● Painting : Tenaga kerja dapat terpapar semprotan cat dan thinner di
tubuhnya.
Ergonomi dan Mekanik
Ergonomi Mekanik
Kebisingan
• Tuli Pendengaran
Pencahayaan
• Fokus berkurang sehingga risiko bahaya terjepit, terlilit meningkat
Suhu/iklim kerja
• Dehidrasi
Getaran
• Tidak ditemukan
Radiasi
• Tidak ditemukan risiko gangguan kesehatan
Dermatitis
Kontak
Keracunan
Ergonomi Mekanik
● Bahaya terjepit
● LBP
● Bahaya terlilit
● Gangguan neuromuscular
● CTS
BAB 2
Hasil
Substitusi
• Tidak memungkinkan
Engineering control
• Tidak memungkinkan
Administration control
• Pergantian shift kerja
Substitusi
• Mengganti bola lampu yang baru
Engineering control
• Tidak ada
Administration control
• Kontrol berkala waktu pemakaian lampu
Substitusi
• Tidak ada
Engineering control
• Tidak ada
Administration control
• Menambah ventilasi
• Membuat AC sentral
Penyediaan alat pelindung diri (APD)
• Tidak ada
Faktor Kimia
Eliminasi
• Tidak ada
Substitusi
• Tidak ada
Engineering control
• Memberi label “bahan kimia mudah meledak”.
Administration control
• Tidak ada
Eliminasi
• Tidak ada
Substitusi
• Tidak ada
Engineering control
• Tinggi meja kerja disesuaikan dengan rata-rata tinggi tenaga kerja
Administration control
• Rotasi pegawai
Eliminasi
• Tidak ada
Substitusi
• Tidak ada
Engineering control
• Menambahkan pelindung pada mesin atau alat produksi
Administration control
• Rotasi pegawai