Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN STUDI KASUS

PT INTI
ERGONOMI KELAS A
Anggota Kelompok
• dr. Dimas Firmansyah Wijaya
• dr. Dinda Ajeng Anindita
• dr. Eddo Leonardo Hartanto
• dr. Fitria Hasanah Simamora
• dr. Galuh Nafisa Nastiti
• dr. Gratia Manasye Gosal
• dr. Hafsah Nabilah
• dr. I Putu Wira Putra Suherman
• dr. Irsyan Baginda Maulana
• dr. Malvin Chandra
• dr. Margareta Oktaviani
• dr. Muhammad Yusuf Manggabarani
• dr. Mustika Febriani Rizona
• dr. Nadiastina Restyandini
• dr. Nurdiantoro
• dr. Nycodemus Sesa
• dr. Paulus Taufik
• dr. Rahmatul Dwi Hutriawan
PT Industri Telekomunikasi Indonesia
• Alamat perusahaan: Jl. Moch. Toha No. 77 Bandung
• Jumlah pegawai: 415 orang (397 tetap, 9 tidak tetap, 9 direksi, dewan dan staf komisaris)
• Sektor usaha: bidang industri telekomunikasi, elektronika, kelistrikan/ energi, serta
optimalisasi pemanfaatan sumber daya
• Asuransi pegawai: BPJS Kesehatan dan BPJS-TK
• Sertifikasi perusahaan:
 ISO 9001:2015 Sucofindo International Services QSC 01480,
 ISO 14001:2015 Sucofindo International Certification Services EMS 00270
 OHSAS 18001:2007 Sucofindo International Certification Services OSH 00452,
 CIQS 2000:2009 Telkom Professional Certification Center,
 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja: Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Bendera Emas
 Penghargaan Kecelakaan Nihil: Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia
• Kelembagaan P2K3 : Tim P2K3 (Panitia Pembina Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
melalui Surat Keputusan Direksi dan disahkan oleh Kepala Dinas Transmigrasi dan Tenaga
Kerja Kota Bandung
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
• Bekerja sama dengan PT Widya Bhakti Inti
• Berdasarkan undang-undang No 24 tahun 2011 dibentuk 2 BPJS, yaitu BPJS
Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan
• Terhitung mulai 1 November 2014 Klinik Pratama Widya Bhakti Inti resmi
menjadi Faskes tingkat pertama Program BPJS Kesehatan dan melayani salah
satunya Karyawan dan Karyawati PT.INTI beserta keluarga
• Sebagai wujud kepedulian terhadap tenaga kerja dan mensukseskan
program BPJS Ketenagakerjaan PT WBI ikut berperan sebagai Lembaga
Pelaksana Pelayanan Pengobatan dan Perawatan Program JKK dengan PKS
Nomor : PER/15/012016, Nomor : 121/25/WBI-USAHA/III/16, tanggal 4
Januari 2015
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Bekerja sama dengan PT. Widya Bakti Inti
memberikan pelayanan komprehensif
berupa
PROMOTIF KURATIF
Seminar dan Layanan pemeriksaan dan
pengobatan oleh dokter spesialis
Penyuluhan kesehatan penyakit dalam, spesialis anak,
dokter umum, dokter gigi serta
instalasi farmasi.

PREVENTIF REHABILATITIF
Imunisasi dan Vaksin bagi Konsultasi terkait gizi
pekerja serta keluarga, dan klinik bekam. Yang
Serta pelaksanaan MCU telah terlaksana adalah
bagi calon pegawai dan renovasi kantin PT.INTI
pegawai
Kegiatan Pelayanan Kesehatan antara
PT Widya Bhakti Inti dengan PT Inti
PROMOTIF KURATIF
Seminar kepada Layanan
karyawan PT. INTI pemeriksaan oleh
dan pelaksanaan dokter umum
kegiatan senam
pagi setiap hari
Jumat

REHABILATITIF
Pembangunan kantin
PREVENTIF yang layak baik secara
gizi dan sanitasi
Kegiatan PAP Smear
Alur Produksi Tabung LPG 3 kg

Pressing (200 ton) Pressing (250 ton) Flanging

Neckring welding Handguard welding Footring welding

Circumferential
Hydrostatic test Shotblasting
welding

Numerator Leak test Pasang valve


PROGRAM KESEHATAN
( Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif )
Dampak yang
Hasil Pengamatan Upaya perusahaan Standar/PP Pemecahan masalah
dapat terjadi
Upaya program Risiko Upaya perusahaan Keputusan Direktur Jendral Pembinaan Melakukan promosi
promotif dalam terjadinya sudah ada dalam Pengawasan Ketenagakerjaan kesehatan di tempat kerja
perusahan ini sudah kecelakaan bidang promotif No.Kep.22/DJPPK/V/2008
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan
meliputi beberapa kerja dan kesehatan tenaga Transmigrasi No: PER.03/Men/1982 Monitoring dan Evaluasi
aspek seperti: senam penyakit kerja dalam hal Tentang Pelayanan Kesehatan
PROMOTIF pagi, terdapat pelatihan akibat kerja program olahraga Tenaga Kerja
atau pembinaan di rendah dan perbaikan gizi
bidang kesehatan kerja,
fasilitas sarana olahraga

Pelaksanaan Dapat terjadi Upaya perusahaan Peraturan menteri tenaga kerja dan Edukasi terkait sikap dan
pemeriksaan kesehatan penyakit belum maksimal transmigrasi no. Per.02/men/1980 posisi kerja yang benar
setiap tahun akibat kerja dalam bidang tentang pemeriksaan kesehatan
tenaga kerja dalam penyelenggaraan
dan preventif keselamatan kerja. Pengadaan alat kerja dan
Lingkungan dan posisi kecelakaan kesehatan tenaga Keputusan Direktur Jendral Pembinaan modifikasi lingkungan kerja
kerja tidak ergonomis kerja kerja, namun Pengawasan Ketenagakerjaan sesuai prinsip ergonomi
PREVENTIF kegiatan MCU 1 No.Kep.22/DJPPK/V/2008
Minimnya APD untuk tahun sekali rutin Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Penyediaan APD ,sosialisasi
tenaga kerja dilakukan Transmigrasi No: PER.03/Men/1982 SOP serta monitoring
Tentang Pelayanan Kesehatan
Tenaga Kerja penggunaannya
PROGRAM KESEHATAN
( Promotif, Preventif, Kuratif dan Rehabilitatif )
Dampak yang dapat
Hasil Pengamatan Upaya perusahaan Standar/PP Pemecahan masalah
terjadi
Sudah tersedia klinik Bila terjadi PAK dan Upaya perusahaan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Monitoring dan Evaluasi
pratama KK akan mudah dalam bidang Transmigrasi No:
untuk mendapatkan kuratif terhadap PER.03/Men/1982 Tentang
Pelayanan Kesehatan Tenaga
pelayanan kesehatan tenaga Kerja
KURATIF kesehatan yang kerja sudah ada
sesuai yaitu adanya klinik

Program rehabilitasi pada Pekerja yang Upaya perusahaan Peraturan pemerintah No.43 tahun Perusahaan bekerjasama
klinik kerjasama masih mengalami dalam bidang 1998 tentang upaya peningkatan dengan provider layanan
terbatas jenisnya kecelakaan kerja rehabilitatif kesejahteraan sosial penyandang rehabilitasi medis bagi
(Bekam). atau penyakit akibat terhadap cacat. para pekerja yang
kerja tidak dapat kesehatan tenaga Keputusan Direktur Jendral mengalami kecelakaan
REHABILI Belum bekerjasama kembali bekerja kerja belum Pembinaan Pengawasan kerja atau penyakit
TATIF dengan provider yang secara optimal tersedia Ketenagakerjaan akibat kerja,
menyediakan alat bantu No.Kep.22/DJPPK/V2008 maupun penyedia alat
dengar, protesa dll Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan bantu dan protesa.
Transmigrasi No:
PER.03/Men/1982 Tentang
Pelayanan Kesehatan Tenaga
Kerja
PENCEGAHAN HIV, AIDS, dan NARKOBA
terhadap PT. INTI
Hukum yang berlaku
 Kep 68/MEN/2004 tentang pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja.

PER. 11 /MEN/VI/2005  tentang pencegahan, penanggulangan, penyalahgunaan dan peredaran


gelap narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya di tempat kerja.
Pencegahan HIV, AIDS berdasarkan hukum di tempat kerja Pencegahan Narkoba Berdasarkan hukum di tempat kerja
1. Kebijakan: 1. Penetapan Kebijakan:
- Membuat kebijakan tertulis untuk menerapkan program pencegahan dan
- Menetapkan kebijakan dalam pencegahan, penanggulangan, dan
penanggulangan (edukasi ataupun pelatihan rutin)
peredaran gelap narkotika serta membentuk unit yang
2. Pendidikan: menanganinya.
- Pemberian informasi tentang cara penularan dan pencegahan HIV/AIDS
serta IMS dan mengenai konseling sukarela pengobatan HIV/AIDS - Dalam melakasanakan upaya pencegahan perusahaan dapat
3. Perlindungan hak pekerja terkait HIV/AIDS: berkonsultasi dengan instansi pemerintah yang terkait
- Selalu menjaga kerahasiaan rekam medik pekerja 2. Penyusunan dan Pelaksanaan Program:
- Pemeriksaan HIV terhadap pekerja atas dasar kesukarelaan dan
persetujuan tertulis yang bersangkutan - Memberikan penyuluhan mengenai narkoba kepada pekerja/buruh
secara rutin; mengkomunikasikan kebijakan dan program kepada
- Memberikan perlindungan terhadap pekerja dengan HIV dari diskriminatif semua pekerja/buruh; mengevaluasi kebijakan
- Tetap mendapatkan pelayanan kesehatan kerja terhadap pekerja dengan
HIV AIDS 3. Pengusaha dapat melakukan tes kepada pekerja/buruh yang
4. Prosedur K3 khusus untuk pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS: diduga menyalahgunakan narkoba
- Pengusaha wajib memastikan keselamatan dan kesehatan lingkungan kerja
terlebih jika berisiko untuk terjadi penularan HIV/AIDS.
Pencegahan HIV, AIDS dan NARKOBA
Perusahaan PT INTI bekerjasama dengan Pelayanan kesehatan klinik
pratama WIDYA BHAKTI INTI yang menyediakan BPJS Ketenagakerjaan


maupun BPJS kesehatan, serta memiliki apotek BHAKTI MEDIKA FARMA.
Hal ini membuat setiap tenaga kerja memiliki sumber informasi yang
baik mengenai HIV, AIDS dan narkoba serta dapat mengecek kesehatan
secara berkala.

Saat ini perusahaan sudah baik dalam melakukan penyuluhan mengenai upaya pencegahan
HIV,AIDS dan Narkoba kepada setiap pekerja/buruh; perusahaan juga menerapkan
pelarangan penggunaan narkoba dan adanya sanksi bagi yang melanggar.

Hal yang diharapkan dalam upaya pencegahan : Hal yang terjadi bila tidak dilakukan pencegahan :
• Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran • Adanya tindakan diskriminatif antar sesama
tenaga kerja PT. INTI mengenai HIV AIDS dan tenaga kerja
Narkoba • Kurangnya pemahaman mengenai pencegahan
• Setiap tenaga kerja PT.INTI saling menghargai bahkan penanggulangan HIV AIDS dan Narkoba
dan saling mendukung satu dengan yang lain serta kurangnya pemahaman mengenai
• Produktivitas kerja meningkat penularan HIV/AIDS
• Peredaran narkoba di dalam tempat kerja
• Produktivitas kerja menurun
PEMERIKSAAN KESEHATAN
TENAGA KERJA
Permenakertrans No.3 Th.1982,psl.3

Observasi :
• PT. INTI bekerjasama dengan PT. Widya
Bakti Inti
• mengadakan MCU bagi calon karyawan
• mengadakan MCU bagi karyawan yang
dilaksanakan secara rutin setiap tahun,
meliputi (
https://widyabhaktiinti.co.id/index.php?vi
ews=home
) : pemeriksaan darah dan urin rutin,
tekanan darah, cek fisik, konsultasi dengan
dokter, EKG, rontgen paru
• Saran : ditambahkan untuk pemeriksaan
audiometri
Kesesuaian Pekerja dengan Alat
• Lingkungan kerja sempit
Lingkungan • Ventilasi minimal
Kerja • Pencahayaan kurang
• Iklim kerja panas

Beban • Tidak terdapat informasi mengenai jadwal dan jam kerja


Kerja • Pada perusahaan sejenis jam kerja dengan total 8 jam/shift

Aktivitas kerja termasuk dalam beban kerja sedang 


Ragam Postur Tubuh Tenaga Kerja dan Evaluasi Faktor Risiko
RULA

alat untuk mengevaluasi faktor-faktor risiko postur,


konstraksi otot statis, gerakan repetitive, dan
gaya yang digunakan untuk suatu pekerjaan
tertentu

REBA

• Metode untuk menganalisis pekerjaan


berdasarkan posisi tubuh
• Didesain untuk mengevaluasi pekerjaan atau
aktivitas yang dapat cenderu untuk terjadinya
kelelahan pada leher, punggu dan lengan
+3

+3

+1 +3
√ +2

+2 +3
+4 5
+1
+1
+2 +2
7 7 8
Masalah terkait Ergonomi
• Lingkungan kerja, tempat kerja yang kecil  pekerja bekerja dengan kurang
leluasa
• Beberapa pekerja dalam proses produksi barang masih banyak yang
membungkuk dalam proses bekerja
• Kursi yang digunakan memiliki tatakan duduk yang keras dan tanpa sandaran
• Posisi duduk pekerja kurang tepat
• Prolonged standing dengan gerakan repetitif
• Tinggi meja tempat kerja terlalu rendah pada pekerja dengan posisi berdiri
Pemecahan Masalah terkait Ergonomi
• Ruang lingkup kerja diperluas untuk meningkatkan ruang gerak pekerja
• Jarak antar karyawan yang bekerja diperlebar
• Disediakan tempat penyimpanan tabung LPG khusus, yang terpisah dengan area kerja  untuk
pengangkutan dapat pula disediakan alat bantu
• Penyesuaian tinggi meja dengan pekerja
• Pekerjaan sebisa mungkin dilakukan dalam posisi duduk atau bergantian duduk berdiri
• Pekerja diberi waktu untuk melakukan stretching untuk mengatasi kelelahan otot setiap 1 jam
sekali, selama 5-10 menit
• Diadakan pelatihan berkala mengenai ergonomi serta posisi dan postur kerja yang ergonomis dan
manfaat ergonomi pada tenaga kerja, termasuk bagaimana prosedur mengangkat beban yang
benar
• Penyediaan kursi yang memiliki sandaran dan dapat diatur sesuai tinggi pekerja
Program Pemenuhan Gizi Pekerja, Kantin, atau
Ruang Makan

HASIL Di dalam video tidak ditampilkan ruangan kantin maupun ruangan makanan pekerja
PENGAMATAN Namun, kami menemukan salah satu dokumentasi kantin yang terdapat di PT WBI

SARAN Menyediakan variasi makanan yang disajikan memenuhi gizi seimbang dan sesuai dengan kebutuhan
gizi pekerja
Memperhatikan higienitas dan sanitasi dalam penyajian makanan dengan melakukan pemeriksaan
kesehatan berkala pada penyaji makanan atau petugas kantin
Penyedian air dan dispenser di masing-masing tempat kerja untuk mencegah terjadinya dehidrasi

Penyedian wastafel cuci tangan serta sabun di setiap pojok kantin


10 Besar Penyakit Tersering di Pelayanan Kesehatan
Akibat posisi bekerja dan lama berdiri;
• Myalgia
• Varises kaki
Akibat pengecatan:
• Rhinitis alergi
• Dermatitis kontak iritan
Akibat pengelasan:
• Luka bakar
• Korpus alienum pada mata
Akibat mengangkat beban:
• Trauma benda tumpul
• Carpal tunnel syndrome
• Low Back Pain (LBP)
Akibat kebisingan;
• Noise induced hearing loss ( Gangguan
Pendengaran akibat tepapar bising di
suatu lingkungan kerja waktu yang lama
dan terus menerus)
Penyakit Akibat Kerja (PAK) terkait
Ergonomi
• Bursitis  gerakan bahu dan siku yang berulang
• CTS  gerakan berulang dengan menggunakan peralatan yang bergetar
• Epicondylitis  gerakan berulang
• Ganglion  gerakan berulang
• Tendonitis  gerakan berulang
• Tenosynovitis  gerakan berulang, mengangkat beban tiba-tiba
• Neck tension  harus mempertahankan posisi tegak
• Trigger finger  gerakan berulang, pegangan lama, keras dan sering
• Osteoarticular deviations  postur dan gerakan membungkuk
• HNP  mengangkat tidak ergonomis
• LBP  posisi kerja tidak ergonomis
Sarana P3K
• Dasar Hukum: Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
PER.15/MEN/VIII/2008 Tahun 2008 tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di
Tempat Kerja
• Hasil pengamatan: tidak terlihat sarana terkait P3K
Personel Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kesehatan
Kerja
 Dokter Kesehatan Kerja :
 UU No.1 / 1970 pasal 8
 Permenaker No. 01/1976 ttg Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi Dokter Perusahaan;
 Permenaker No. 02/ 1980 tentang pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggara
Keselamatan Kerja;
Paramedis Perusahaan :
 Permenaker No. 01/ 1979 ttg Kewajiban Latihan Hiperkes bagi tenaga Paramedis Perusahaan
Ahli K3 :
 Permenaker No. 02/ 1992 ttg Tata cara Penunjukan Kewajiban dan wewenang ahli K3
Ahli K3 Kimia dan Petugas K3 Kimia:
 Kepmenaker No. 187/ 1999 ttg Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya di Tempat kerja
Tugas dan Kewajiban Personel Kesehatan

 Dokter Perusahaan :
Dokter yang bekerja di suatu perusahaan
yang bertugas atau bertanggung jawab atas
higiene perusahaan keselamatan dan kesehatan
kerja
 Paramedis Perusahaan :
Tenaga Paramedis yang ditugaskan untuk
melaksanakan atau membantu penyelenggaraan
tugas higiene perusahaan keselamatan dan
kesehatan kerja di perusahaan atas petunjuk
dokter perusahaan
No. Proses
IDENTIFIKASI BAHAYA
Fisika Kimia Biologi Ergonomi Psikologi Kemungkinan Kemungkinan
Kerja PAK Kecelakaan
Kerja

1. Pressing Iklim kerja Fume Berdiri lama, gerakan Target Heat cramps, heat Terjepit mesin,
(200 dan panas, bising membungkuk, rotasi pada produksi exhaustion, heat stroke, terbentur badan
250 ton) leher dan pinggang, dehidrasi, miliaria, NIHL, mesin, tertimpa
gerakan berulang, bursitis, epicondylitis, plat
mengangkat beban kerja, ganglion, tendonitis,
tidak menggunakan tenosynovitis, neck
pelindung telinga, tension, trigger finger,
pencahayaan kurang, osteoarticular
tidak menggunakan deviations, HNP, LBP,
masker, tidak stress kerja, corpus
menggunakan googles alienum mata

2 Flanging Iklim kerja Fume Berdiri lama, gerakan Target Heat cramps, heat Terjepit mesin,
panas, bising berulang, rotasi pada produksi exhaustion, heat stroke, Terbentur badan
leher dan pinggang, tidak dehidrasi, miliaria, NIHL, mesin, tertimpa
menggunakan pelindung bursitis, epicondylitis, plat
telinga, tidak ganglion, tendonitis,
menggunakan googles, tenosynovitis, neck
pencahayaan kurang tension, trigger finger,,
LBP, stress kerja, corpus
alienum mata
IDENTIFIKASI BAHAYA
3 Footring Iklim kerja Sinar UV, Berdiri lama, gerakan Target Heat cramps, heat Tersandung
welding, panas, Asap, fume membungkuk, rotasi pada produksi exhaustion, heat stroke, kabel mesin las,
Handguard Bising, leher dan pinggang, gerakan dehidrasi, miliaria, NIHL, terjatuh, terkena
welding, vibrasi, berulang, meja kerja kurang luka bakar, bursitis, CTS, percikan api las,
neckring korsleting tinggi, tidak menggunakan epicondylitis, ganglion, tersengat listrik,
welding, pelindung wajah, telinga, tendonitis, tenosynovitis, ledakan dan
circumferential dan anggota tubuh lainnya neck tension, trigger kebakaran,
welding finger, osteoarticular
deviations, HNP, LBP,
penyakit paru, kanker,
penyakit ginjal,
kerusakan sistem saraf

4 Hydrostatic Iklim kerja Bakteri, Berdiri lama, membungkuk, Target Heat cramps, heat Terjatuh,
test panas jamur, virus rotasi pada leher dan produksi exhaustion, heat stroke, Terpeselet,
pinggang, gerakan dehidrasi, miliaria, tertimpa material
berulang, tidak dermatitis, bursitis, CTS,
menggunakan pelindung epicondylitis, ganglion,
telinga, pencahayaan tendonitis, tenosynovitis,
kurang, tidak menggunakan neck tension, trigger
masker, tidak menggunakan finger, osteoarticular
sarung tangan, apron, serta deviations, HNP, LBP
boot
IDENTIFIKASI BAHAYA
5 Shotblasting Iklim kerja Terpapar Berdiri lama, Target produksi Heat cramps, heat Terjatuh, terjepit
panas, liquid dan membungkuk, rotasi pada syncope, heat stroke, dan terbentur
Bising, terhirup: HCl, leher dan pinggang, heat exhaustion, mesin, kejatuhan
vibrasi Thinner A, menunduk, posisi meja dehidrasi, NIHL, stress plat
thinner B, kerja terlalu rendah, kerja, miliaria, LBP,
timah AZ, dll mengangkat tidak tendonitis,
ergonomis, gerakan tenosynovitis, CTS,
berulang, tidak luka akibat zat kimia
menggunakan pelindung
telinga

6 Pasang valve Iklim kerja Berdiri lama, Target produksi Heat cramps, heat Terjepit mesin,
panas membungkuk, rotasi pada syncope, heat stroke, Terbentur badan
leher dan pinggang, heat exhaustion, mesin, kejatuhan
menunduk, mengangkat dehidrasi, stress kerja, tabung,
tidak ergonomis, gerakan miliaria, LBP, CTS
berulang, tidak tendonitis,
menggunakan pelindung tenosynovitis
telinga, pencahayaan
kurang, tidak
menggunakan masker/
digantungkan di dagu
IDENTIFIKASI BAHAYA
7 Leak test Iklim kerja Bakteri, Duduk membungkuk, Target Heat cramps, heat Terjatuh,
panas, jamur dan berdiri lama, produksi syncope, heat stroke, tertimpa
virus menunduk, gerakan heat exhaustion, material
twisting, kesulitan dehidrasi, stress
menjangkau benda/ kerja, miliaria, LBP,
tombol, gerakan tendonitis,
berulang, Tidak tenosynovitis, CTS,
menggunakan masker, dermatitis
tidak menggunakan
sarung tangan, apron,
dan sepatu boot

8 Numerator Iklim kerja Gerakan twisting, Target Heat cramps, heat Terjepit mesin,
panas gerakan berulang produksi syncope, heat stroke, Terbentur badan
Pencahayaan kurang, heat exhaustion, mesin, tertimpa
Tidak menggunakan dehidrasi, stress tabung
masker kerja, miliaria, LBP,
tendonitis,
tenosynovitis
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai