IT
KELOMPOK B2
Kesehatan & ergonomi
1. Ns. Elsa Ayu, S.Kep
2. Eva Setiani,. A.Md.Keb
3. Gerry Fernando Tambunan, S.Kep., Ners
4.Hanitri Adesya Refmi A.Md.Kep
5.Ika Afriliyanti, A.Md.Kep
6.Ilham Arif Bangsawan, Amd.Kep
7.Irmah, AMD.Kep
8.Meski Setipen Amd.Kep
9.Popy Lestari S.Kep.,Ners
10.Putri Kumala Dewi , S.Kep
11. Rahman AMK
FOTO ANGGOTA ERGONOMI B2
Profil Perusahaan
• Lokasi di Jawa Barat • Jumlah Karyawan
Karyawan Tetap : 290 orang
Karyawan Tidak Tetap :7
Direksi, dll. :9
2. Berdasarkan undang-undang No 24 tahun 2011 dibentuk 2 BPJS, yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan
3. Terhitung mulai 1 November 2014 Klinik Pratama WBI resmi menjadi Faskes tingkat pertama
Program BPJS Kesehatan dan melayani salah satunya Karyawan dan Karyawati PT.ITI beserta keluarga
4. Sebagai wujud kepedulian terhadap tenaga kerja dan mensukseskan program BPJS Ketenagakerjaan
PT WBI ikut berperan sebagai Lembaga Pelaksana Pelayanan Pengobatan dan Perawatan Program JKK
dengan PKS Nomor : PER/15/012016, Nomor : 121/25/WBI-USAHA/III/16, tanggal 4 Januari 2015
PROGRAM KESEHATAN
Hasil Pengamatan Dampak yang dapat terjadi Upaya perusahaan Standar/PP Pemecahan masalah
Promotif Upaya program promotive Risiko terjadinya kecelakaan Upaya perusahaan Keputusan Direktur Jendral Melakukan promosi kesehatan di tempat
dalam perusahaan ini belum kerja dan penyakit akibat belum ada dalam Pembinaan kerja
meliputi beberapa aspek kerja tinggi dan juga tidak bidang promotif Pengawasan
seperti: optimalnya status gizi dan kesehatan tenaga Ketenaga kerjaan Memberikan pelatihan atau pembinaan
tingkat kebugaran pekerja kerja No.Kep.22/DJPPK/v/2008 kesehatan kerja kepada pekerja minimal
Pemeriksaan kesehatan kerja, akan menyebabkan setiap bulan
tidak terdapat pelatihan atau produktivitas menurun Peraturan Menteri Tenaga Kerja
pembinaan dibidang kesehatan Dan Transmigrasi No: PER.03/ Monitoring dan evaluasi rutin program K3
kerja, program olah raga rutin Men/1982 Tentang Pelayanan
terjadwal, program perbaikan Kesehatan Tenaga Kerja
gizi
Preventif Klinik kerjasama sudah Tidak terdapat data kondisi Upaya perusahaan Peraturan Menteri tenaga kerja Penyediaan APD serta SOP sosialisasi serta
menyediakan layanan kesehatan pasien saat masuk belum maksimal dan transmigrasi monitoring penggunaannya
pemeriksaan kesehatan baik pra kerja dan hasil pemeriksaan dalam bidang No.Per.02/men/1980 tentang
kerja maupun berkala berkala yang telah di lakukan preventif pemeriksaan kesehatan tenaga Penjadwalan pemeriksaan berkala
kesehatan tenaga kerja dalam penyelenggaraan
Sudah tersedia dokter Dapat terjadi kecelakaan kerja keselamatan kerja
perusahaan yang bersertifikasi kerja akibat APD yang tidak
Hiperkes dan KK memadai Keputusan Direktur Jendral
pembinaan pengawasan
Minimnya APD untuk tenaga Ketenagakerjaan
kerja No.Kep.22/DJPPK/v/2008
Dampak yang dapat Upaya
Hasil Pengamatan Standar/PP Pemecahan masalah
terjadi perusahaan
Kuratif Tidak adanya Klinik atau Bila tenaga kerja sakit Upaya Pertauran Menteri Tenaga Perusahaan menjalin kerjasama dengan
faskes didalam diluar jam pelayanan klinik perusahaan Kerja dan Transmigrasi No: klinik layanan 24 jam dan mempunyai
perusahaan menjadi tidak terlayani, dalam bidang PER.03/Men 1982 tentang ambulance transport
bilamanapun terlayani kuratif terhadap pelayanan kesehatan tenaga
Klinik yang bekerjasama akan terjadi kesehatan tenaga kerja Menyediakan secara mandiri klinik serta
dengan perusahaan keterlambatan kerja sudah ada dokter dan perawat Hiperkes
belum memiliki layanan penanganan dan bias
emergency terjadinya PAK
Rehabilitatif Program reghabilitasi Pekerja yang mengalami Upaya Peraturan Pemerintah No.43 Perusahaan bekerjasama dengan
pada klinik/ faskes masih kecelakaan atau penyakit perusahaan Tahun 1998 tentang upaya provider layanan rehabilitasi medis bagi
terbatas pelayanan akibat kerja tidak dapat dalam bidang peningkatan kesejahteraan para pekerja yang mengalami kecelakaan
medisnya kembali bekerja secara rehabilitatif sosial penyandang disabilitas kerja atau penyakit akibat kerja maupun
optimal terhadap penyedia protesa
kesehatan tenaga
kerja belum
tersedia
PENCEGAHAN HIV/AIDS DAN NARKOBA
Kesesuaian Ukuran Alat Kerja Dengan Pekerja Sebagian besar menggunakan alat pelindung diri saat menjalankan tugasnya berupa ear muffler,masker,jas laboratorium,apron
safety gloves dan safety shoes
Lingkungan Kerja :
1. Pencahayaan kurang
2. Para Pekerja digudang menggunakan alat bantu berupa forklip untuk mengangkat dan mengangkut barang
Kebisingan
Aktifitas Kerja
1. Beban kerja sedang sampai dengan berat
Program Pemenuhan Gizi Pekerja, Kantin dan
Ruang Makan
• Kegiatan pemenuhan gizi pekerja, kantin atau ruang makan tidak
Hasil Pengamatan
tampak dalam video tugas studi kasus
• Perusahaan wajib menyediakan kantin atau ruang makan karena
memiliki pekerja lebih dari 200 orang, dimana hal ini sesuai
dengan dengan Edaran Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No.01/Men/1979
• Melakukan penerapan ergonomi dalam setiap penyajian makanan
untuk pekerja
Saran • Memastikan penghitungan gizi pekerja sesuai angka kecukupan
gizi yang disesuaikan dengan beban aktifitas fisiknya.
• Penyediaan air minum di dispenser di masing-masing tempat
kerja untuk mencegah dehidrasi
• Memperhatikan hygienitas dan sanitasi dalam penyajian makanan
dengan melakukan pemeriksaan kesehatan berkala pada penyaji
makanan atau petugas kantin.
10 Besar Penyakit Pada Pelayanan Kesehatan
Hasil Pengamatan Dampak Yang terjadi Upaya Perusahaan Dasar Hukum Pemecahan Masalah
• Terdapat unit • Jika dibutuhkan • Perusahaan dalam • Peraturan Menteri • Perusahaan sudah
pelayanan pelayanan pengadaan Tenaga Kerja Nomor memiliki unit
Kesehatan di Kesehatan pelayanan maupun Per.03/MEN/1982 pelayanan
Perusahaan berupa penanganan cepat tenaga Kesehatan tentang Kesehatan
Kerjasama dengan dilakukan sudah memadai PeKesehatan Kerja diperusahaan
klinik WBI sehingga dapat • Permenaker sehingga
meningkatkan No.Per.02/MEN/19 diharapkan dapat
pelayanan 92 tentang tata cara memberikan
Kesehatan para penunjukkan ahli pelayanan kepada
pekerja kesehatan dan para pekerja
keselamatn kerja
Kesimpulan & Saran
• Kesimpulan
Dari pengamatan kelompok, masih cukup banyak ditemukan ketidakefektifan pelaksanaan Program K3
dalam hal Kesehatan dan Ergonomis kerja. Hal ini meliputi kurang adanya Program Kesehatan yang tidak
berjalan dengan baik, meliputi promotive, preventif, curative dan rehabilitative. Serta sarana dan
prasarana Lingkungan kerja yang beresiko untuk pekerja/pegawai.
• Saran
Memberikan masukkan pada Manajemen PT. ITI tentang kebijakan K3 dan pentingnya penerapan SMK3
agar dapat menghindari terjadinya kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja. Sehingga didapatkan
rasa aman dalam bekerja untuk seluruh pegawai/pekerja. Dan tercipta lingkungan kerja yang sehat dan
optimal.
TERIMAKASIH