2
10. Permenakertrans No. 02/MEN/1980 ttg Pemeriksaan kesehatan TK dalam
penyelenggaraan keselamatan kerja
11. Permenakertrans No. PER 01/MEN/1981 ttg kewajiban melapor Penyakit Akibat Kerja
12. Permenakertrans No. PER 03/MEN/1982 ttg Pelayanan kesehatan kerja
13. Permenakertrans PER 11 /MEN/2005 ttg Pencegahan dan penanggulangan
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, psikotropika dan zat adiktif lainnya di
tempat kerja
14. Permenakertrans No. PER 15/MEN/2008 ttg Pertolongan Pertama pada Kecelakaan
di Tempat Kerja
15. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
PER.25/MEN/XII/2008 tentang Pedoman Diagnosis dan Penilaian Cacat Karena
Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja.
16. Permenaker No. PER 05/MEN/2018 ttg Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja
3
17. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 609 Tahun
2012 tentang Pedoman Penyelesaian Kasus Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja.
18. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEPTS 333/MEN/ 1989 ttg Diagnosis Dan
Pelaporan PAK
19. Kepmenakertrans No. 612/MEN/1989 ttg data bahan berbahaya terhadap keselamatan
dan kesehatan kerja
20. Kepmenaker KEP 187/MEN/1999 ttg Pengendalian bahan kimia berbahaya di tempat
kerja
21. SE MENTERI No. 01 / MEN / 1979 ttg pengadaan kantin dan ruang makan
22. SE Menaker No M/8/HK.04/V/2020 tentang Perlindungan Pekerja Buruh dalam Program
JKK pada kasus PAK karena Covid-19
23. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 609 Tahun
2012 tentang Pedoman Penyelesaian Kasus Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja.
24. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEPTS 333/MEN/ 1989 ttg Diagnosis Dan
Pelaporan PAK
4
22. SE DIRJEN BINAWAS No. 86 / BW / 1989 ttg perusahaan catering yang
mengelola makanan bagi TK
23. SE DIRJEN BINAWAS NO.07/BW/1997 tentang pengujian Hepatitis B
dalam pemeriksaan kesehatan TK
24. Instruksi Menaker No. INS 01 / MEN / 1988 ttg Pengawasan pengadaan
kantin dan toilet perusahaan
25. Instruksi Menaker . INS 03 / M / BW / 1999 ttg Pengawasan pengelolaan
makanan di tempat kerja
26. Kepdirjen Binawas Nomor: Kep. 20/DJPPK/VI/2005 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Pencegahan dan Penanggulangan HIV/ AIDS di
Tempat Kerja
27. SE Dirjen PPK & K3 NOMOR 5/151/AS.02/XI/2020 ttg Pemeriksaan
Kesehatan Tenaga Kerja pada Masa Pandemi Covid-19
5
FUNGSI DAN TUGAS
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
Perlindungan kesehatan
01 02 Pelayanan kesehatan 03 Administratif
tenaga kerja
Memahami dan Mencegah Intern:
melaksanakan peraturan kemungkinan terjadi
perundangan yang berkaitan Perencanaan-Pengawasan
gangguan kesehatan Koordinasi antar unit
dengan keselamatan kerja
Pencatatan-Pelaporan
Mencegah KK dan PAK dgn Saran & Rekomendasi
cara: Mengupayakan
- Mengenal bahaya & resiko peningkatan
terjadinya KK dan PAK --> kemampuan fisik Ekstern:
bahaya keselamatan dan Koordinasi antar instansi
bahaya kesehatan Mengikuti perkembangan
- Menilai bahaya & resiko di kebijakan
tempat kerja Membantu kepentingan
- Penata laksanaan & perusahaan
pengendalian bahaya di
tempat kerja
- Monitoring lingk. kerja.
Identifikasi Potensi Bahaya
Penilaian Risiko
Penentuan
Pemantauan
MANAJEMEN RISIKO
7
TUGAS POKOK PELAYANAN KESEHATAN KERJA
(Permen No. Per-03/Men/1982 Ttg Pelayanan Kesehatan Kerja, Pasal 2)
8
8. Pencegahan Dan Pengobatan Terhadap Penyakit Akibat Kerja
Dan Penyakit Umum.
9. Memberikan Nasihat Mengenai Perencanaan Dan Pembuatan
Tempat Kerja, Pemilihan Alat Pelindung Diri Yang Diperlukan, Gizi
serta Penyelenggaraan Makanan Di Tempat Kerja.
10. Membantu Usaha Rehabilitasi Akibat Kecelakaan Kerja Atau
Penyakit Akibat Kerja.
11. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK).
12. Memberikan Laporan Berkala Tentang Pelayanan Keehatan Kerja
Kepada Pengurus.
9
BENTUK PENYELENGGARAAN
(Permen No. Per-03/Men/1982 Ttg Pelayanan Kesehatan Kerja, Pasal 4)
10
PETUNJUK TEKNIS
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan
Nomor KEP. 22/DJPPK/V/2008
11
PRINSIP PENYELENGGARAAN
12
b. Upaya kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif minimal berupa
pelayanan kesehatan kerja yang bersifat dasar yaitu :
Pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dan
PERSONIL & FASILITAS P3K di Tempat Kerja
Pengobatan (rawat jalan tingkat pertama) Klinik/RS Psh atau dgn
pelayanan kesehatan mitra psh.
c. Perencanaan program dan kegiatan pelayanan kesehatan kerja
dibuat dengan skala prioritas;
d. Program/kegiatan pelkesja terutama ditujukan pencegahan PAK,
peningkatan derajat kesehatan tenaga kerja dan kapasitas kerja
13
4. Rujukan pelayanan kesehatan kerja
SYARAT PENYELENGGARAAN
PELKESJA
Rujukan yang dilakukan antara lain meliputi : (lanjutan...)
Pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan perawatan yang lebih lengkap;
Konsultasi kepada dokter spesialis terkait, untuk keperluan penentuan
diagnosis dan penilaian tingkat kecacatan akibat kecelakaan dan penyakit
akibat kerja;
Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya;
Tindakan operatif, rehabilitatif dan lain-lain.
14
Mekanisme Rujukan Pelayanan Kesehatan Kerja
1. Syarat Lembaga
a. Memiliki personil kesehatan kerja :
Dokter penanggung jawab,
Tenaga pelaksanan kesehatan kerja (dokter perusahaan dan atau
paramedis perusahaan)
Petugas administrasi atau pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan
kerja.
b. Memiliki sarana dan prasarana ,
c. Mendapat pengesahan dari instansi di bidang ketenagakerjaan
sesuai wilayah kewenangannya apabila berbentuk klinik/RS ada
pengesahan dari instansi kesehatan.
d. Jika dilaksanakan oleh pihak di luar perusahaan wajib dilengkapi
dengan Nota Kesepahaman (MoU)
16
2. Syarat Personil
a. Dokter penanggung jawab pelayanan kesehatan kerja :
Ditunjuk oleh pimpinan perusahaan atau kepala unit/intsansi.
Mendapatkan Surat Keputusan Penunjukan (SKP) sebagai dokter pemeriksa
kesehatan tenaga kerja dari Dirjen Binwasnaker, Kemnaker.
b. Tenaga pelaksana pelayanan kesehatan kerja (dokter dan
atau paramedis perusahaan) :
Memiliki sertifikat pelatihan hiperkes dan keselamatan kerja
Mematuhi etika profesi dokter dan tenaga kesehatan
c.Syarat lain dokter perusahaan :
• Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dokter
• Surat ijin praktek (SIP) dokter yang masih berlaku
17
SYARAT PENYELENGGARAAN
3. Syarat Sarana PELKESJA (lanjutan...)
SARANA DASAR : SARANA PENUNJANG :
18
TATA CARA PENYELENGGARAAN
19
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja yang Dilaksanakan
Sendiri oleh Perusahaan ( Jml Tenaga Kerja 1.000/> Atau Jml Tenaga
Kerja 500 Sd 1.000 Orang Tetapi Memiliki Tingkat Risiko Tinggi)
Perusahaan
Kuratif, Rehabilitatif
A dengan tingkat Preventif dan Promotif
& Rujukan
risiko tinggi
1. Jumlah tenaga kerja Pembinaan dan
200 s.d 500 orang pengawasan kesehatan
Diberikan selama
kerja dan lingkungan kerja
jam kerja
minimal setiap 2 bulan
sekali
2. Jumlah tenaga kerja Pembinaan dan
< 200 orang pengawasan kesehatan
kerja dan lingkungan kerja Diberikan selama
minimal setiap 3 bulan jam kerja
sekali
21
No. Kriteria perusahaan Cara Pelayanan
Perusahaan dengan
Kuratif, Rehabilitatif
B tingkat risiko Preventif dan Promotif
& Rujukan
rendah
1. Jumlah tenaga kerja Pembinaan & pengawasan Diberikan selama jam
> 500 s.d 1.000 orang kesehatan kerja dan kerja dan selama ada
lingkungan kerja minimal shift kerja dengan 500
setiap 2 bulan sekali orang tenaga kerja atau
lebih
2. Jumlah tenaga kerja Pembinaan & pengawasan
200 s/d 500 orang kesehatan kerja dan Diberikan minimal setiap
lingkungan kerja minimal 2 hari sekali
setiap 3 bulan sekali
3 Jumlah tenaga kerja s.d Pembinaan & pengawasan
200 orang kesehatan kerja dan Diberikan minimal setiap
lingkungan kerja minimal 3 hari sekali
setiap 6 bulan sekali
22
PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN KERJA
Penyebarluasan 04 -
01 - PROMOTIF 02 - PREVENTIF 03 - KURATIF
informasi kesehatan REHABILITATIF
kerja melalui
24
PEMERIKSAAN KESEHATAN AWAL
2. Fit for Duty with Minor Correctable Defect / Cocok untuk semua
jenis pekerjaan dengan lampiran catatan :
Dapat melakukan suatu pekerjaan
Kelainan ringan yang dapat dikoreksi
Identitas Tujuan:
Anamnesa -Mempertahankan kesehatan
(riwayat penyakit, riwayat -Deteksi awal kelainan
pekerjaan, kecelakaan)
Pemeriksaan kesehatan
dasar (fisik dan mental) Dilakukan 1 tahun sekali
Pemeriksaan Fisik lengkap
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium Kesimpulan:
(Darah rutin, Urin Rutin, Feses 1.Sehat
rutin, spirometri, audiometri, 2.Perlu tindak lanjut kelainan
EKG) medis
Rontgen paru (jika perlu) 3.Perlu tindak lanjut perbaikan
Kesegaran jasmani lingkungan
Rehabilitasi
PEMERIKSAAN KESEHATAN KHUSUS
Kesimpulan:
1.Sehat
2.Perlu tindak lanjut thd kelainan medis
3.Perlu tindak lanjut dari segi pekerjaan, bila ada yang dapt mengganggu
keselamatan
CONTOH PEMERIKSAAN KESEHATAN KHUSUS
Pengertian
Sasaran pemeriksaan
Pemeriksaan fungsi paru melalui
Tenaga kerja yang akan bekerja,
pengukuran volume dan kapasitas
sedang atau sudah bekerja di tempat
udara paru, yang dilakukan
kerja yang terpajan debu, asap,
dengan manuver inspirasi
dan gas yang dapat merusak paru,
maksimal, dilanjutkan ekspirasi
untuk tujuan pemantauan fungsi
paksa maksimal oleh tenaga kerja
paru, pemantauan pengobatan, dan
yang diarahkan oleh
pemantauan perjalanan penyakit.
pemeriksa/operator. Hasilnya
ditampilkan dalam bentuk
angka penilaian, kurva arus-
volume, dan kurva volume-waktu
Your Date Here Your Footer Here 31
KONTRAINDIKASI
-Serangan jantung dalam sebulan terakhir
-Nyeri dada atau perut
-Nyeri mulut atau wajah yang akan diperparah dengan pemakaian corong mulut
- Perubahan/penurunan kesadaran
35
DIAGRAM TOKSIKOLOGI
PAPARAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA
Port The entry:
ABSORBSI MELALUI PORT THE ENTRY 1. Saluran Pernafasan
2. Kulit
3. Saluran pencernaan
DISTRIBUSI
Target organ:
Metabolisme Metabolisme Metabolisme 1. Paru-paru
menjadi lebih menjadi hasil menjadi kurang 2. Kulit
toksik konjugasi toksik 3. Sistem saraf
4. Peredaran darah
5. Hati
6. Ginjal
DISTRIBUSI TARGET ORGAN 7. Sistem Reproduksi
Ekskresi
melaui
urin
Monitoring biologi Waktu pengambilan sampel
Aseton
Aseton dalam urin akhir shift kerja
Aseton dalam darah akhir shift kerja
Acetylcholinesterase inhibitor
acetylcholinesterase dalam sel darah
merah sebelum dan sesudah paparan
Aluminium
aluminium dalam urin akhir shift kerja
Anilin
anilin dalam urin akhir shift kerja, akhir minggu kerja
p-aminophenol dalam urin akhir shift kerja
anilin Hb adducts akhir shift kerja, akhir minggu kerja
methemoglobin dalam darah selama shift kerja/akhir shift kerja
Arsen
metabolit iAs dalam urin akhir shift kerja, akhir minggu kerja
Benzene
phenol dalam urin akhir shift kerja
muconic acid dalam urin akhir shift kerja
benzene dalam darah selama shift kerja
benzene dalam udara ekspirasi sebelum shift kerja
benzene dalam udara akhir ekspirasi sebelum shift kerja 38
Monitoring biologi Waktu pengambilan sampel
Etilen oksida
Etilen oksida dalam darah selama shift kerja
Etilen oksida dalam udara ekspirasi selama shift kerja
Isopropil alkohol
aseton dalam urin akhir shift kerja
aseton dalam darah akhir shift kerja
Timbal
lead dalam darah kapan saja
lead dalam urin kapan saja
zinc protoporphyrin dalam darah setelah 1 bulan pemaparan
Metanol
metanol dalam urin akhir shift kerja
asam format dalam urin menjelang shift kerja, akhir minggu kerja
Arsen
metabolit iAs dalam urin akhir shift kerja, akhir minggu kerja
Benzene
phenol dalam urin akhir shift kerja
muconic acid dalam urin akhir shift kerja
benzene dalam darah selama shift kerja
benzene dalam udara ekspirasi sebelum shift kerja
benzene dalam udara akhir ekspirasi sebelum shift kerja 39
Monitoring biologi Waktu pengambilan sampel
Parathion
p-nitrophenol dalam urin akhir shift kerja
Fenol
Fenol dalam urin akhir shift kerja
Toluena
asam hipurat dalam urin akhir shift kerja
o-cresol dalam urin akhir shift kerja
toluena dalam darah akhir shift kerja
toluena pada udara pernafasan akhir
ekspirasi selama shift kerja
Xylene
methylhippuric acid dalam urin akhir shift kerja
xylene dalam darah akhir shift kerja, selama shift kerja
40
TINDAK LANJUT PELKESJA
A. Monitoring
1) Pemantauan hasil pelaksanan pelayanan kesehatan kerja
a. Pemantauan langsung : observasi, wawancara, dan pengukuran
kondisi kesehatan tenaga kerja maupun lingkungan kerja
b. Pemantauan tidak langsung : melihat data dan pelaporan yang
sudah ada
2) Kegiatan pencatatan dan pelaporan
a) Mendapatkan data hasil kegiatan dari waktu ke waktu
b) Sebagai umpan balik (feed back) dalam beberapa
kasus/masalah kesehatan kerja
c) Sumber data : hasil pemantauan, prevalensi, insidens penyakit
dan angka kecelakaan akibat kerja.
41
B. Evaluasi
1) Analisa dan evaluasi terhadap kasus-kasus penyakit dan
kecelakaan yang sering terjadi dikaitkan dengan faktor-faktor
bahaya di tempat kerja.
2) Penyusunan program pengendalian terhadap faktor bahaya
kesehatan serta penetapan metode/cara kerja yang lebih
sehat dan aman
3) Menggunakan matrik analisa dan evaluasi data kesehatan
kerja.
Kemungkinan
Jenis penyebab
penyakit/
Jenis
gangguan Saran tindak
No Jml pekerjaan/ Faktor
kesehatan Faktor lanjut
Tempat kerja bahaya/risiko
yang penyebab
di tempat
diderita lain
kerja
42
C. Pelaporan
1. Laporan hasil penyelenggaraan pelkesja dibuat sesuai format
yg berlaku (lampiran 4 Kepdirjen PPK no. 22 th 2008)
2. Laporan disampaikan kepada instansi yang berwenang di
bidang ketenagakerjaan setiap tiga (3) bulan sekali
3. Fungsi dan manfaat pelaporan :
Perusahaan : masukan yang sangat berharga untuk
mengevaluasi program kesehatan kerja dan kaitannya dengan
produktifitas kerja.
Bagi pemerintah : masukan dalam membuat kebijakan nasional
dalam pengawasan ketenagakerjaan umumnya dan kesehatan
kerja khususnya.
D. Pengawasan
Pengawasan terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Kerja dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan
sesuai wilayah kewenangannya
43
MEKANISME PENGESAHAN PELKESJA
44
45
LAMPIRAN JUKNIS PENY. PKK KEPDIRJEN PPK NO. 22 TH 2008
No Lampiran Tentang
1 Lampiran 1 Juknis Peny. PKK
2 Lampiran 2 A Formulir permohonan pengesahan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja
46
PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA KERJA
PADA MASA PANDEMI COVID-19
(SE Dirjen PPK & K3 NOMOR 5/151/AS.02/XI/2020
47
KESIAPAN SDM KESIAPAN
PELAKSANA PRASARANA
1. Stetoskop;
2. Tensimeter;
3. Timbangan;
4. Alat ukur tinggi 1. Ruang tunggu
badan; dan
1. Dokter pemeriksa 5. Audiometri; kelengkapannya;
kesehatan tenaga 6. Alat Pelindung 2. Ruang
kerja; Diri /APD pendaftaran;
2. Paramedis 3. Ruang periksa;
hiperkes; 4. Ruang ganti
3. Tenaga kesehatan pakaian/APD;
lain yg dibutuhkan 5. Laboratorium
dalam pemkes klinik umum;
4. Petugas 6. Ruang radiologi;
administrasi. 7. Ruang
KESIAPAN SARANA elektromedis.
Protokol K3 Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 pada
Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
Syarat Pelaksanaan
a.Wajib membuat pedoman PEMKES
c.Jenis pemkes yang perlu dilakukan saat ini sesuai dengan pedoman
hasil analisis risiko
49
e. Memastikan metode dan sarana PEMKES yang digunakan tidak
menyebabkan penularan Covid-19 pada TK maupun SDM
pelaksana
50
Pelaksanaan
51
f. Pada saat dilakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja, SDM
pelaksana harus:
Mengisi formulir skrining gejala dan riwayat kontak Covid-19
saat datang ke lokasi pemeriksaan kesehatan, bila dinyatakan
sehat maka diperbolehkan masuk dan menggunakan APD;
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik
dan mengeringkannya dengan tisu sebelum dan sesudah
melakukan pemeriksaan
Memahami protokol pemakaian, pelepasan dan penyimpanan
APD yang dibutuhkan
Menjaga jarak aman;
Membatasi percakapan selama pemeriksaan dan waktu
pemeriksaan tidak lebih dari 15 menit;
Melakukan pembersihan dan disinfeksi sarana yang telah
digunakan setiap selesai pemeriksaan 1 (satu) orang TK
52
PEMERIKSAAN COVID-19 BAGIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN
53
Protokol K3 Pembersihan
& Disinfeksi Sarana dan Prasarana
1. Pengurus perusahaan/pengusaha harus memastikan permukaan lingkungan
dibersihkan secara teratur selama dilaksanakannya PEMKES
3. Permukaan kamar mandi dan toilet dibersihkan dan disinfeksi 4 jam sekali
54
Protokol K3 Pelaporan
55