Anda di halaman 1dari 55

PELAYANAN KESEHATAN KERJA

dr. Lenny Aprilina Rajagukguk

Balai Besar Keselamatan dan Kesehatan Kerja Jakarta


Direktorat Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan K3
Kementerian Ketenagakerjaan
DASAR HUKUM

1. UU No. 1 / 1970 ttg Keselamatan Kerja, Pasal 3 & Pasal 8


2. UU No. 13 / 2003 ttg Ketenagakerjaan, Paragraf 5 pasal 86 dan 87
3. UU No. 36 / 2009 ttg Kesehatan
4. UU No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
5. UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS
6. PP No. 44 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan
Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian
7. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 tahun 2019 tentang
Penyakit Akibat Kerja
8. Permenakertrans No. PER 01/MEN/1976 ttg Kewajiban latihan. hiperkes
bagi dokter perusahaan
9. Permenakertrans No. PER 01/MEN/1979 ttg Kewajiban Pelatihan Hyperkes
bagi tenaga paramedis perusahaan

2
10. Permenakertrans No. 02/MEN/1980 ttg Pemeriksaan kesehatan TK dalam
penyelenggaraan keselamatan kerja
11. Permenakertrans No. PER 01/MEN/1981 ttg kewajiban melapor Penyakit Akibat Kerja
12. Permenakertrans No. PER 03/MEN/1982 ttg Pelayanan kesehatan kerja
13. Permenakertrans PER 11 /MEN/2005 ttg Pencegahan dan penanggulangan
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba, psikotropika dan zat adiktif lainnya di
tempat kerja
14. Permenakertrans No. PER 15/MEN/2008 ttg Pertolongan Pertama pada Kecelakaan
di Tempat Kerja
15. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
PER.25/MEN/XII/2008 tentang Pedoman Diagnosis dan Penilaian Cacat Karena
Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja.
16. Permenaker No. PER 05/MEN/2018 ttg Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
Lingkungan Kerja

3
17. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 609 Tahun
2012 tentang Pedoman Penyelesaian Kasus Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja.
18. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEPTS 333/MEN/ 1989 ttg Diagnosis Dan
Pelaporan PAK
19. Kepmenakertrans No. 612/MEN/1989 ttg data bahan berbahaya terhadap keselamatan
dan kesehatan kerja
20. Kepmenaker KEP 187/MEN/1999 ttg Pengendalian bahan kimia berbahaya di tempat
kerja
21. SE MENTERI No. 01 / MEN / 1979 ttg pengadaan kantin dan ruang makan
22. SE Menaker No M/8/HK.04/V/2020 tentang Perlindungan Pekerja Buruh dalam Program
JKK pada kasus PAK karena Covid-19
23. Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 609 Tahun
2012 tentang Pedoman Penyelesaian Kasus Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja.
24. Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. KEPTS 333/MEN/ 1989 ttg Diagnosis Dan
Pelaporan PAK

4
22. SE DIRJEN BINAWAS No. 86 / BW / 1989 ttg perusahaan catering yang
mengelola makanan bagi TK
23. SE DIRJEN BINAWAS NO.07/BW/1997 tentang pengujian Hepatitis B
dalam pemeriksaan kesehatan TK
24. Instruksi Menaker No. INS 01 / MEN / 1988 ttg Pengawasan pengadaan
kantin dan toilet perusahaan
25. Instruksi Menaker . INS 03 / M / BW / 1999 ttg Pengawasan pengelolaan
makanan di tempat kerja
26. Kepdirjen Binawas Nomor: Kep. 20/DJPPK/VI/2005 tentang Petunjuk
Teknis Pelaksanaan Pencegahan dan Penanggulangan HIV/ AIDS di
Tempat Kerja
27. SE Dirjen PPK & K3 NOMOR 5/151/AS.02/XI/2020 ttg Pemeriksaan
Kesehatan Tenaga Kerja pada Masa Pandemi Covid-19

5
FUNGSI DAN TUGAS
PELAYANAN KESEHATAN KERJA

Perlindungan kesehatan
01 02 Pelayanan kesehatan 03 Administratif
tenaga kerja
Memahami dan Mencegah Intern:
melaksanakan peraturan kemungkinan terjadi
perundangan yang berkaitan Perencanaan-Pengawasan
gangguan kesehatan Koordinasi antar unit
dengan keselamatan kerja
Pencatatan-Pelaporan
Mencegah KK dan PAK dgn Saran & Rekomendasi
cara: Mengupayakan
- Mengenal bahaya & resiko peningkatan
terjadinya KK dan PAK --> kemampuan fisik Ekstern:
bahaya keselamatan dan Koordinasi antar instansi
bahaya kesehatan Mengikuti perkembangan
- Menilai bahaya & resiko di kebijakan
tempat kerja Membantu kepentingan
- Penata laksanaan & perusahaan
pengendalian bahaya di
tempat kerja
- Monitoring lingk. kerja.
Identifikasi Potensi Bahaya

Penilaian Risiko

Penentuan

Penerapan Teknik Pengendalian

Pemantauan

MANAJEMEN RISIKO

7
TUGAS POKOK PELAYANAN KESEHATAN KERJA
(Permen No. Per-03/Men/1982 Ttg Pelayanan Kesehatan Kerja, Pasal 2)

1. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja, Pemeriksaan Berkala dan


Pemeriksaan Khusus
2. Pembinaan Dan Pengawasan Atas Penyesuaian Pekerjaan
Terhadap Tenaga Kerja.
3. Pembinaan Dan Pengawasan Terhadap Lingkungan Kerja.
4. Pembinaan Dan Pengawasan Terhadap Perlengkapan Saniter.
5. Pembinaan Dan Pengawasan Perlengkapan Untuk Kesehatan
Tenaga Kerja.
6. Pembinaan Dan Pengawasan Terhadap Tenaga Kerja Yang
Mempunyai Kelainan Tertentu Dalam Kesehatannya.
7. Pendidikan Kesehatan Untuk Tenaga Kerja dan Latihan Untuk
Petugas PPPK.

8
8. Pencegahan Dan Pengobatan Terhadap Penyakit Akibat Kerja
Dan Penyakit Umum.
9. Memberikan Nasihat Mengenai Perencanaan Dan Pembuatan
Tempat Kerja, Pemilihan Alat Pelindung Diri Yang Diperlukan, Gizi
serta Penyelenggaraan Makanan Di Tempat Kerja.
10. Membantu Usaha Rehabilitasi Akibat Kecelakaan Kerja Atau
Penyakit Akibat Kerja.
11. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK).
12. Memberikan Laporan Berkala Tentang Pelayanan Keehatan Kerja
Kepada Pengurus.

9
BENTUK PENYELENGGARAAN
(Permen No. Per-03/Men/1982 Ttg Pelayanan Kesehatan Kerja, Pasal 4)

• Diselenggarakan sendiri oleh pengurus :


• Poliklinik perusahaan
• Rumah sakit perusahaan
• Diselenggarakan melalui pengadaan ikatan/kerja sama
dengan dokter atau pelayanan kesehatan lain :
• Dokter praktek swasta
• Puskesmas
• Poliklinik swasta
• Rumah sakit
• Dan lain-lain
• Diselenggarakan secara bersama antar beberapa
perusahaan :
• Rumah sakit pekerja
• Dan lain-lain

10
PETUNJUK TEKNIS
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan
Nomor KEP. 22/DJPPK/V/2008

1. Mengatur penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja:


 Yang dilaksanakan oleh perusahaan sendiri
 Yang dilaksanakan melalui kerjasama dengan pihak di luar
perusahaan

2. Hal yang diatur:


 Prinsip-Prinsip Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja;
 Syarat Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja;
 Tata Cara Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja;
 Jenis-Jenis Program/Kegiatan dalam Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Kerja;
 Tindak Lanjut Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja;
 Mekanisme Pengesahan Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja.

11
PRINSIP PENYELENGGARAAN

1. Komprehensif dengan lebih menitik beratkan pada upaya


kesehatan pencegahan dan pembinaan/peningkatan (promotif dan
preventif).
2. Penanggung jawab adalah dokter pemeriksa kesehatan tenaga
kerja, dan tenaga pelaksananya :
a) Dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja (penanggung jawab
merangkap pelaksana),
b) Dokter perusahaan dan atau
c) Paramedis perusahaan.
3. Teknis penyelenggaraan program/kegiatan pelayanan kesehatan
kerja
a. Upaya kesehatan yang bersifat preventif dan promotif disesuaikan
dengan hasil penilaian risiko potensi bahaya yang ada di perusahaan.

12
b. Upaya kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif minimal berupa
pelayanan kesehatan kerja yang bersifat dasar yaitu :
 Pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) dan 
PERSONIL & FASILITAS P3K di Tempat Kerja
 Pengobatan (rawat jalan tingkat pertama)  Klinik/RS Psh atau dgn
pelayanan kesehatan mitra psh.
c. Perencanaan program dan kegiatan pelayanan kesehatan kerja
dibuat dengan skala prioritas;
d. Program/kegiatan pelkesja terutama ditujukan pencegahan PAK,
peningkatan derajat kesehatan tenaga kerja dan kapasitas kerja

4. Pelaksanaan program dan kegiatan kesehatan kerja :


 Diintegrasikan/dikoordinasikan dengan program panitia pembina
keselamatan dan kesehatan kerja (P2K3)
 Dilaksanakan oleh Dokter Perusahaan dg melibatkan ahli K3, ahli K3
kimia, hygienis industri, petugas K3 dan personil K3 lainnya

13
4. Rujukan pelayanan kesehatan kerja
SYARAT PENYELENGGARAAN
PELKESJA
Rujukan yang dilakukan antara lain meliputi : (lanjutan...)
 Pemeriksaan kesehatan, pengobatan dan perawatan yang lebih lengkap;
 Konsultasi kepada dokter spesialis terkait, untuk keperluan penentuan
diagnosis dan penilaian tingkat kecacatan akibat kecelakaan dan penyakit
akibat kerja;
 Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya;
 Tindakan operatif, rehabilitatif dan lain-lain.

5. Manajemen kesehatan kerja.


Program Kesehatan Kerja merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
program K3 pada umumnya.

Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja diintegrasikan dalam Sistem

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).

14
Mekanisme Rujukan Pelayanan Kesehatan Kerja

Pekerja/ buruh sakit

Sembuh/ Pelayanan Kesehatan


penanganan tuntas Kerja

• Belum sembuh/ penanganan


belum tuntas
• Perlu penentuan diagnosis &
penilaian tingkat kecacatan

• RS/ Unit pelayanan kesehatan


lebih lengkap
• Laboratorium klinik,
• Praktek dokter spesialis
15
SYARAT PENYELENGGARAAN

1. Syarat Lembaga
a. Memiliki personil kesehatan kerja :
 Dokter penanggung jawab,
 Tenaga pelaksanan kesehatan kerja (dokter perusahaan dan atau
paramedis perusahaan)
 Petugas administrasi atau pencatatan dan pelaporan pelayanan kesehatan
kerja.
b. Memiliki sarana dan prasarana ,
c. Mendapat pengesahan dari instansi di bidang ketenagakerjaan
sesuai wilayah kewenangannya apabila berbentuk klinik/RS ada
pengesahan dari instansi kesehatan.
d. Jika dilaksanakan oleh pihak di luar perusahaan wajib dilengkapi
dengan Nota Kesepahaman (MoU)

16
2. Syarat Personil
a. Dokter penanggung jawab pelayanan kesehatan kerja :
 Ditunjuk oleh pimpinan perusahaan atau kepala unit/intsansi.
 Mendapatkan Surat Keputusan Penunjukan (SKP) sebagai dokter pemeriksa
kesehatan tenaga kerja dari Dirjen Binwasnaker, Kemnaker.
b. Tenaga pelaksana pelayanan kesehatan kerja (dokter dan
atau paramedis perusahaan) :
 Memiliki sertifikat pelatihan hiperkes dan keselamatan kerja
 Mematuhi etika profesi dokter dan tenaga kesehatan
c.Syarat lain dokter perusahaan :
• Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dokter
• Surat ijin praktek (SIP) dokter yang masih berlaku

17
SYARAT PENYELENGGARAAN
3. Syarat Sarana PELKESJA (lanjutan...)
SARANA DASAR : SARANA PENUNJANG :

1. Perlengkapan umum: 1. Alat Pelindung Diri (APD)


a. Meja dan kursi 2. Alat evakuasi :
b. Tempat tidur pasien a. tandu,
c. Wastafel b. ambulance/kendaraan pengangkut
d. Timbangan badan korban dll.
e. Meteran/pengukur tinggi 3. Peralatan penunjang diagnosa:
badan
a. spirometer,
f. Kartu status
b. audiometer dll.
g. Register pasien berobat
4. Peralatan pemantau/pengukur
2. Ruangan : lingkungan kerja
a. Ruang tunggu a. sound level meter,
b. Ruang periksa b. lux meter,
c. Ruang/almari obat c. gas detector dll.
d. Kamar mandi dan WC
3. Peralatan medis :
a. Tensimeter dan stetoskop
b. Termometer
c. Sarung tangan
d. Alat bedah ringan (minor set)
e. Lampu senter
f. Obat-obatan
g. Sarana/Perlengkapan P3K
h. Tabung oksigen dan isinya

18
TATA CARA PENYELENGGARAAN

1. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja wajib dilakukan


sendiri oleh perusahaan, dalam bentuk RS/Klinik perusahaan
 Dilaksanakan bagi perusahaan dengan :
a) Jumlah tenaga kerja 1.000 orang atau lebih
b) Jumlah tenaga kerja 500 orang sd 1.000 orang tetapi memiliki
tingkat risiko tinggi
2. Dilakukan dengan cara kerjasama melalui unit/lembaga
pelayanan kesehatan di luar perusahaan baik milik pemerintah
maupun swasta, seperti :
a) Rumah sakit, puskesmas, poliklinik, balai pengobatan;
b) Perusahaan jasa K3 (PJK3) bidang kesehatan kerja dan
c) Pelayanan kesehatan lainnya yang telah memiliki perijinan sesuai
ketentuan yang berlaku.

19
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja yang Dilaksanakan
Sendiri oleh Perusahaan ( Jml Tenaga Kerja 1.000/> Atau Jml Tenaga
Kerja 500 Sd 1.000 Orang Tetapi Memiliki Tingkat Risiko Tinggi)

No Jenis Pelayanan Bentuk Kegiatan

1. Pelayanan kesehatan  Pembinaan kesehatan kerja kepada TK minimal 1


preventif & promotif bulan sekali
 Pengawasan dan pembinaan lingkungan kerja
minimal 2 bulan sekali
2. Pelayanan kesehatan  Memberikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif
kuratif dan rehabilitatif selama hari kerja dan selama ada shift kerja
dengan 500 orang tenaga kerja atau lebih
 Pelayanan oleh dokter perusahaan setiap hari
kerja
 Pelayanan oleh paramedis/perawat dapat
dilakukan untuk shift kerja ke 2 dan seterusnya.

3. Pelayanan kesehatan  Dilakukan rujukan ke faskes yang lebih lengkap


rujukan apabila ada kasus kesehatan yang tidak dapat
ditangani di dalam perusahaan
20
Tata Cara Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja melalui
Kerjasama dengan Pihak Di Luar Perusahaan
 Utk Perusahaan dgnTenaga Kerja < 1.000 Orang;

No. Kriteria perusahaan Cara Pelayanan

Perusahaan
Kuratif, Rehabilitatif
A dengan tingkat Preventif dan Promotif
& Rujukan
risiko tinggi
1. Jumlah tenaga kerja Pembinaan dan
200 s.d 500 orang pengawasan kesehatan
Diberikan selama
kerja dan lingkungan kerja
jam kerja
minimal setiap 2 bulan
sekali
2. Jumlah tenaga kerja Pembinaan dan
< 200 orang pengawasan kesehatan
kerja dan lingkungan kerja Diberikan selama
minimal setiap 3 bulan jam kerja
sekali

21
No. Kriteria perusahaan Cara Pelayanan

Perusahaan dengan
Kuratif, Rehabilitatif
B tingkat risiko Preventif dan Promotif
& Rujukan
rendah
1. Jumlah tenaga kerja Pembinaan & pengawasan Diberikan selama jam
> 500 s.d 1.000 orang kesehatan kerja dan kerja dan selama ada
lingkungan kerja minimal shift kerja dengan 500
setiap 2 bulan sekali orang tenaga kerja atau
lebih
2. Jumlah tenaga kerja Pembinaan & pengawasan
200 s/d 500 orang kesehatan kerja dan Diberikan minimal setiap
lingkungan kerja minimal 2 hari sekali
setiap 3 bulan sekali
3 Jumlah tenaga kerja s.d Pembinaan & pengawasan
200 orang kesehatan kerja dan Diberikan minimal setiap
lingkungan kerja minimal 3 hari sekali
setiap 6 bulan sekali

22
PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN KERJA

Penyebarluasan 04 -
01 - PROMOTIF 02 - PREVENTIF 03 - KURATIF
informasi kesehatan REHABILITATIF
kerja melalui

1)Upaya untuk 1) Melakukan health 1) Pengobatan dan 1) Rehabilitasi


memaukan dan hazard risk perawatan medis
assesment 2) Tindakan P3K dan 2) Rehabilitasi kerja
memampukan untuk
2) Pemkes TK 3) Rehabilitasi sosial
dapat melakukan kasus gawat
3) Survailans&analisis
perilaku kerja sehat darurat lainnya
PAK,penyakit
dan lingkungan kerja 3) Respon tanggap Kompensasi
lainnya
sehat 4) Pencegahan darurat kecelakaan kerja
keracunan 4) Tindakan operatif & PAK
2)Penyuluhan dan makanan 5) Merujuk pasien dll.
media KIE 5) Penempatan TK
(Komunikasi, kondisi kesehatan
Informasi Edukasi) 6) Pengendalian
dengan topik yg bahaya
7) Penggunaan APD
relevan
8) Pengaturan waktu
kerja
9) Program imunisasi
PROSEDUR PEMERIKSAAN KESEHATAN KERJA
(Permenaker No.2 Tahun 1980)

1. Perencanaan untuk pemeriksaan kesehatan


2. Menyusun pedoman pemeriksaan kesehatan yang
disesuaikan dengan kemampuan perusahaan dan
kemajuan Ilmu Kedokteran
3. Dalam waktu 2 (dua) bulan harus melaporkan
hasilnya pada Dirjen Bina Lindung, Depnakertrans

24
PEMERIKSAAN KESEHATAN AWAL

Sebelum diterima bekerja Identitas


Anamnesa
Tujuan : (riwayat penyakit, riwayat
1. Kondisi kesehatan optimal pekerjaan, kecelakaan)
2. Tidak menderita penyakit Pemeriksaan kesehatan
menular dasar (fisik dan mental)
3. Cocok dengan Pemeriksaan Fisik lengkap
pekerjaannya Pemeriksaan Penunjang
4. Data awal utk kompensasi Laboratorium
(Darah rutin, Urin Rutin, Feses
rutin, spirometri, audiometri,
EKG)
PEMERIKSAAN KESEHATAN Rontgen paru (jika perlu)
DISESUAIKAN DENGAN FAKTOR Kesegaran jasmani
BAHAYA YANG ADA
KESIMPULAN
1. Fit for Duty / cocok untuk semua jenis pekerjaan :
 Dapat melakukan segala macam pekerjaan.
 Tidak ada kelainan fisik / cacat.

2. Fit for Duty with Minor Correctable Defect / Cocok untuk semua
jenis pekerjaan dengan lampiran catatan :
 Dapat melakukan suatu pekerjaan
 Kelainan ringan yang dapat dikoreksi

3. Fit for selected/Limited duty/ Hanya cocok untuk pekerjaan yang


direkomendasikan :
 Dapat melakukan pekerjaan / tugas ttt yang terbatas karena ada
penyakit yang menetap.
 Dapat bekerja yang khusus
 Ditempatkan pada tempat yang sesuai kondisi kesehatannya
 Tidak berbahaya bagi diri dan sekitarnya

4. Unfit for Duty / Tidak cocok untuk dipekerjakan :


 Tidak dapat dipekerjakan saat ini
 Penyakit menular akut/kronik
 Gangguan jiwa, dsb.
PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA

Identitas Tujuan:
Anamnesa -Mempertahankan kesehatan
(riwayat penyakit, riwayat -Deteksi awal kelainan
pekerjaan, kecelakaan)
Pemeriksaan kesehatan
dasar (fisik dan mental) Dilakukan 1 tahun sekali
Pemeriksaan Fisik lengkap

Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium Kesimpulan:
(Darah rutin, Urin Rutin, Feses 1.Sehat
rutin, spirometri, audiometri, 2.Perlu tindak lanjut kelainan
EKG) medis
Rontgen paru (jika perlu) 3.Perlu tindak lanjut perbaikan
Kesegaran jasmani lingkungan
Rehabilitasi
PEMERIKSAAN KESEHATAN KHUSUS

1. Menilai adanya pengaruh pekerjaan tertentu thd golongan


tenaga keja tertentu
2. Dilakukan pada :
 T.K. yang telah dirawat lebih dari 2 minggu
 T.K. yang diduga menderita gangguan kesehatan tertentu
 Tenaga kerja yang berusia diatas 40 (empat puluh) tahun atau
tenaga kerja wanita dan tenaga kerja cacat, serta tenaga kerja
muda yang melakukan pekerjaan tertentu.
 Ada keluhan diantara T.K. atau pengamatan Pengawas KK atau
pendapat umum di masyarakat

Kesimpulan:
1.Sehat
2.Perlu tindak lanjut thd kelainan medis
3.Perlu tindak lanjut dari segi pekerjaan, bila ada yang dapt mengganggu
keselamatan
CONTOH PEMERIKSAAN KESEHATAN KHUSUS

• Tenaga kerja yang bekerja dengan faktor risiko ttt, mis:


pekerja yg berisiko terkena radiasi, menangani bahan kimia
yg berbahaya.
• TK dibag. Penyediaan makanan, mis :carier peny. Tipus
• TK yang karena kondisi fisik,mental serta peny.yg
dideritanya prl istirahat, sakit scr terus menerus dlm waktu
yg lama.
Spirometri Audiometri

Cholinesterase tester kit HRV test

Your Date Here Your Footer Here 30


SPIROMETRI
SNI 8850:2019

Pengertian
Sasaran pemeriksaan
Pemeriksaan fungsi paru melalui
Tenaga kerja yang akan bekerja,
pengukuran volume dan kapasitas
sedang atau sudah bekerja di tempat
udara paru, yang dilakukan
kerja yang terpajan debu, asap,
dengan manuver inspirasi
dan gas yang dapat merusak paru,
maksimal, dilanjutkan ekspirasi
untuk tujuan pemantauan fungsi
paksa maksimal oleh tenaga kerja
paru, pemantauan pengobatan, dan
yang diarahkan oleh
pemantauan perjalanan penyakit.
pemeriksa/operator. Hasilnya
ditampilkan dalam bentuk
angka penilaian, kurva arus-
volume, dan kurva volume-waktu
Your Date Here Your Footer Here 31
KONTRAINDIKASI
-Serangan jantung dalam sebulan terakhir
-Nyeri dada atau perut
-Nyeri mulut atau wajah yang akan diperparah dengan pemakaian corong mulut
- Perubahan/penurunan kesadaran

Pemeriksaan spirometri direkomendasikan untuk ditunda pada kondisi :


-Pemeriksaan ditunda 2 jam setelah tenaga kerja merokok dan makan terlalu
banyak.
-Pemeriksaan ditunda 8 jam setelah mengkonsumsi bronkodilator kerja singkat dan 12
(dua belas) jam setelah mengkonsumsi bronkodilator kerja lama.
-Pemeriksaan ditunda 30 menit setelah melakukan aktivitas berat.
-Pemeriksaan ditunda 3 hari setelah pulih dari menderita sakit dalam 3 minggu terakhir.
-Pemeriksaan ditunda 3 (tiga) minggu setelah pulih dari penyakit pernafasan yang
parah.
-Pemeriksaan ditunda sampai waktu yang disarankan oleh dokter

Your Date Here Your Footer Here 32


Cara pemeriksaan
-Subjek berdiri / duduk
-Melakukan manuver setelah keadaan steady state
-Pemeriksaan dilakukan sampai didapat minimal 3 hasil yang
dapat diterima dan dua diantaranya reproduksibel

Kurva pemeriksaan spirometri yang dapat diterima


Your Date Here Your Footer Here 33
Kurva dan angka hasil dari manuver yang dapat diterima dan
reproducible ditampilkan pada layar monitor spirometer
2 manuver yang hasilnya dapat diterima dipilih sebagai hasil
reproducible bila :
a. 2 VEP1 yang terbesar perbedaannya tidak lebih dari 5 % atau 100 ml
b. 2 KVP yang terbesar perbedaannya tidak lebih dari 5% atau 200 ml

Kurva hasil yang diterima dan reproducible (garis tidak terputus)


Your Date Here Your Footer Here 34
KRITERIA PENILAIAN SPIROMETRI

35
DIAGRAM TOKSIKOLOGI
PAPARAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA
Port The entry:
ABSORBSI MELALUI PORT THE ENTRY 1. Saluran Pernafasan
2. Kulit
3. Saluran pencernaan
DISTRIBUSI

Target organ:
Metabolisme Metabolisme Metabolisme 1. Paru-paru
menjadi lebih menjadi hasil menjadi kurang 2. Kulit
toksik konjugasi toksik 3. Sistem saraf
4. Peredaran darah
5. Hati
6. Ginjal
DISTRIBUSI TARGET ORGAN 7. Sistem Reproduksi

INTERAKSI DENGAN MAKROMOLEKUL EKSKRESI


(Protein,RNA, DNA, reseptor)
1. Urine
2. Keringat
EFEK TOKSIK 3. Feces
(genetik, karsinogen, teratogenik, imunogenik)
BIOTRANSFORMASI TOLUENE

Ekskresi
melaui
urin
Monitoring biologi Waktu pengambilan sampel
Aseton  
  Aseton dalam urin akhir shift kerja
  Aseton dalam darah akhir shift kerja
Acetylcholinesterase inhibitor  
acetylcholinesterase dalam sel darah
  merah sebelum dan sesudah paparan
Aluminium  
  aluminium dalam urin akhir shift kerja
Anilin  
  anilin dalam urin akhir shift kerja, akhir minggu kerja
  p-aminophenol dalam urin akhir shift kerja
  anilin Hb adducts akhir shift kerja, akhir minggu kerja
  methemoglobin dalam darah selama shift kerja/akhir shift kerja
Arsen  
  metabolit iAs dalam urin akhir shift kerja, akhir minggu kerja
Benzene
phenol dalam urin akhir shift kerja
muconic acid dalam urin akhir shift kerja
benzene dalam darah selama shift kerja
benzene dalam udara ekspirasi sebelum shift kerja
benzene dalam udara akhir ekspirasi sebelum shift kerja 38
Monitoring biologi Waktu pengambilan sampel
Etilen oksida  
  Etilen oksida dalam darah selama shift kerja
  Etilen oksida dalam udara ekspirasi selama shift kerja
Isopropil alkohol  
  aseton dalam urin akhir shift kerja
aseton dalam darah akhir shift kerja
Timbal  
  lead dalam darah kapan saja
lead dalam urin kapan saja
zinc protoporphyrin dalam darah setelah 1 bulan pemaparan
Metanol  
  metanol dalam urin akhir shift kerja
  asam format dalam urin menjelang shift kerja, akhir minggu kerja
Arsen  
  metabolit iAs dalam urin akhir shift kerja, akhir minggu kerja
Benzene
phenol dalam urin akhir shift kerja
muconic acid dalam urin akhir shift kerja
benzene dalam darah selama shift kerja
benzene dalam udara ekspirasi sebelum shift kerja
benzene dalam udara akhir ekspirasi sebelum shift kerja 39
Monitoring biologi Waktu pengambilan sampel
Parathion  
  p-nitrophenol dalam urin akhir shift kerja
Fenol  
  Fenol dalam urin akhir shift kerja
Toluena  
  asam hipurat dalam urin akhir shift kerja
o-cresol dalam urin akhir shift kerja
toluena dalam darah akhir shift kerja
toluena pada udara pernafasan akhir
ekspirasi selama shift kerja
Xylene  
  methylhippuric acid dalam urin akhir shift kerja
  xylene dalam darah akhir shift kerja, selama shift kerja

40
TINDAK LANJUT PELKESJA

A. Monitoring
1) Pemantauan hasil pelaksanan pelayanan kesehatan kerja
a. Pemantauan langsung : observasi, wawancara, dan pengukuran
kondisi kesehatan tenaga kerja maupun lingkungan kerja
b. Pemantauan tidak langsung : melihat data dan pelaporan yang
sudah ada
2) Kegiatan pencatatan dan pelaporan
a) Mendapatkan data hasil kegiatan dari waktu ke waktu
b) Sebagai umpan balik (feed back) dalam beberapa
kasus/masalah kesehatan kerja
c) Sumber data : hasil pemantauan, prevalensi, insidens penyakit
dan angka kecelakaan akibat kerja.

41
B. Evaluasi
1) Analisa dan evaluasi terhadap kasus-kasus penyakit dan
kecelakaan yang sering terjadi dikaitkan dengan faktor-faktor
bahaya di tempat kerja.
2) Penyusunan program pengendalian terhadap faktor bahaya
kesehatan serta penetapan metode/cara kerja yang lebih
sehat dan aman
3) Menggunakan matrik analisa dan evaluasi data kesehatan
kerja.
Kemungkinan
Jenis penyebab
penyakit/
Jenis
gangguan Saran tindak
No Jml pekerjaan/ Faktor
kesehatan Faktor lanjut
Tempat kerja bahaya/risiko
yang penyebab
di tempat
diderita lain
kerja

42
C. Pelaporan
1. Laporan hasil penyelenggaraan pelkesja dibuat sesuai format
yg berlaku (lampiran 4 Kepdirjen PPK no. 22 th 2008)
2. Laporan disampaikan kepada instansi yang berwenang di
bidang ketenagakerjaan setiap tiga (3) bulan sekali
3. Fungsi dan manfaat pelaporan :
 Perusahaan : masukan yang sangat berharga untuk
mengevaluasi program kesehatan kerja dan kaitannya dengan
produktifitas kerja.
 Bagi pemerintah : masukan dalam membuat kebijakan nasional
dalam pengawasan ketenagakerjaan umumnya dan kesehatan
kerja khususnya.

D. Pengawasan
Pengawasan terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Kerja dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan
sesuai wilayah kewenangannya

43
MEKANISME PENGESAHAN PELKESJA

Pengesahan penyelenggaraan pelayanan kesehatan


kerja sesuai wilayah kewenangan:

Di wilayah Kab/Kota oleh Disnaker Kab/Kota

Lintas Kab/Kota oleh Disnaker Provinsi

Lintas Propinsi/Nasional oleh Kemnaker

44
45
LAMPIRAN JUKNIS PENY. PKK KEPDIRJEN PPK NO. 22 TH 2008

No Lampiran Tentang
1 Lampiran 1 Juknis Peny. PKK
2 Lampiran 2 A Formulir permohonan pengesahan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja

3 Lampiran 2 B Data penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja


4 Lampiran 2 C Pernyataan dokter penanggung jawab
5 Lampiran 3 Bentuk surat keputusan pengesahan
penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja

6 Lampiran 4 Formulir pelaporan


Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja
7 Lampiran 5 Check list Pengawasan Peny PKK

46
PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA KERJA
PADA MASA PANDEMI COVID-19
(SE Dirjen PPK & K3 NOMOR 5/151/AS.02/XI/2020

1. Protokol K3 pencegahan dan pengendalian Covid-19


pada pelaksanaan pemeriksaan kesehatan tenaga
kerja;
2. Protokol K3 Pembersihan dan Disinfeksi Sarana dan
Prasarana;
3. Pelaporan.

47
KESIAPAN SDM KESIAPAN
PELAKSANA PRASARANA

1. Stetoskop;
2. Tensimeter;
3. Timbangan;
4. Alat ukur tinggi 1. Ruang tunggu
badan; dan
1. Dokter pemeriksa 5. Audiometri; kelengkapannya;
kesehatan tenaga 6. Alat Pelindung 2. Ruang
kerja; Diri /APD pendaftaran;
2. Paramedis 3. Ruang periksa;
hiperkes; 4. Ruang ganti
3. Tenaga kesehatan pakaian/APD;
lain yg dibutuhkan 5. Laboratorium
dalam pemkes klinik umum;
4. Petugas 6. Ruang radiologi;
administrasi. 7. Ruang
KESIAPAN SARANA elektromedis.
Protokol K3 Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 pada
Pelaksanaan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
Syarat Pelaksanaan
a.Wajib membuat pedoman PEMKES

b.Pedoman PEMKES dibuat dengan melakukan analisis risiko tenaga


kerja, analisis risiko kesehatan dan kondisi Covid-19 di daerah tersebut
untuk dapat menentukan pelaksanaan pemeriksaan kesehatan
dilakukan saat ini atau masih dapat ditunda

c.Jenis pemkes yang perlu dilakukan saat ini sesuai dengan pedoman
hasil analisis risiko

d.Memastikan kesiapan pelaksana pemeriksaan kesehatan/PJK3 dalam


hal SDM pelaksana, sarana dan prasarana pemkes yang diperlukan
sesuai dengan masa pandemi Covid-19

49
e. Memastikan metode dan sarana PEMKES yang digunakan tidak
menyebabkan penularan Covid-19 pada TK maupun SDM
pelaksana

f. PEMKES di perusahaan dapat diselenggarakan sendiri oleh


perusahaan atau pelaksana pemeriksaan kesehatan tenaga kerja.

g. Mengatur jumlah TK yang dilakukan PEMKES perhari sesuai


dengan ketentuan Pemerintah/Pemerintah Daerah mengenai
pembatasan kapasitas layanan

h. Memastikan administrasi pendaftaran dan kuesioner (Informed


consent riwayat penyakit, Self assessment Covid-19) persyaratan
PEMKES yang sudah terisi oleh TK sebelum sampai ke tempat
pemeriksaan, dengan mempertimbangkan penggunaan teknologi
informasi

i. Memastikan pelaksanaan pembersihan dan disinfeksi sarana dan


prasarana yang akan digunakan PEMKES

50
Pelaksanaan

a. Memastikan TK yang akan dilakukan PEMKES dapat hadir sesuai


jadwal yang di tentukan
b.Menginformasikan persiapan sebelum PEMKES sesuai dengan
kebutuhan jenis pemeriksaan masingmasing
c.Pendaftaran PEMKES dilakukan secara daring/online jika
memungkinkan
d.TK melaporkan kepada pengurus dan pelaksana apabila mengalami sakit
atau gejala Covid-19, untuk kemudian dijadwalkan kembali
e.Pada saat dilakukan PEMKES, tenaga kerja harus:
Mengukur suhu tubuh, tidak melebihi 37,3 0C
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik dan
mengeringkannya dengan tisu;
Menggunakan masker sesuai standar kesehatan;
Menjaga jarak aman saat antrian pemeriksaan minimal 1 meter;
Membatasi percakapan selama di ruang tunggu dan di ruang
pemeriksaan;
Membawa alat tulis sendiri

51
f. Pada saat dilakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja, SDM
pelaksana harus:
 Mengisi formulir skrining gejala dan riwayat kontak Covid-19
saat datang ke lokasi pemeriksaan kesehatan, bila dinyatakan
sehat maka diperbolehkan masuk dan menggunakan APD;
 Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir selama 20 detik
dan mengeringkannya dengan tisu sebelum dan sesudah
melakukan pemeriksaan
 Memahami protokol pemakaian, pelepasan dan penyimpanan
APD yang dibutuhkan
 Menjaga jarak aman;
 Membatasi percakapan selama pemeriksaan dan waktu
pemeriksaan tidak lebih dari 15 menit;
 Melakukan pembersihan dan disinfeksi sarana yang telah
digunakan setiap selesai pemeriksaan 1 (satu) orang TK

52
PEMERIKSAAN COVID-19 BAGIAN PEMERIKSAAN KESEHATAN

a. Pemeriksaan Covid-19 pada tenaga kerja:


 Mengetahui status Covid-19;
 Melakukan pelacakan kontak erat Covid-19;
 Melakukan skrining Covid-19 pada tenaga kerja sebelum bekerja,
kembali bekerja dan melakukan perjalanan dinas.
b. Sebelum pelaksanaan pemeriksaan Covid-19, harus diketahui jenis
jenis pemeriksaan Covid-19 dan mekanisme tindak lanjut apabila
ditemukan hasil reaktif atau konfirmasi positif Covid-19 pada tenaga
kerja.
c. Jenis pemeriksaan virus SARS-CoV-2: TCM (Test Cepat Molekuler)/
RTPCR, dan skrining Covid-19 ( pemeriksaan antibodi/antigen)
d. Mekanisme tindak lanjut dan pelaporan hasil reaktif dan kasus
konfirmasi positif yang ditemukan saat PEMKES dilaksanakan
sesuai dengan protokol dan peraturan perundangundangan.

53
Protokol K3 Pembersihan
& Disinfeksi Sarana dan Prasarana
1. Pengurus perusahaan/pengusaha harus memastikan permukaan lingkungan
dibersihkan secara teratur selama dilaksanakannya PEMKES

2. Permukaan yang sering disentuh harus dibersihkan dan dilakukan disinfeksi


minimal 4 jam sekali

3. Permukaan kamar mandi dan toilet dibersihkan dan disinfeksi 4 jam sekali

4. Pakaian, seprai, taplak meja dan perlengkapan lain harus dibersihkan


menggunakan sabun cuci atau deterjen dan air pada suhu 60–90°C

5. Petugas harus mengenakan sarung tangan sekali pakai saat membersihkan


atau menangani permukaan, pakaian atau linen yang terkotori oleh cairan tubuh,
dan harus mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
melepas sarung tangan;

6. Pelaksana bertanggungjawab terhadap sampah/limbah yang dihasilkan dan


memastikan sampah/limbah medis dan non medis dikelola sesuai standar.

54
Protokol K3 Pelaporan

1. Pengurus/ pengusaha wajib membuat laporan dan menyampaikan


selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sesudah pelaksanaan
pemeriksaan kesehatan tenaga kerja yang ditujukan kepada Dirjen
PPK dan K3 dan Dinas yang membidangi Ketenagakerjaan Provinsi
setempat.

2. Laporan disampaikan secara daring/online melalui email


kesjanaker@gmail.com dan /atau portal Sistem Pelayanan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Teman K3) yang dapat diakses
melalui “temank3.id”.

55

Anda mungkin juga menyukai