PT. IT
Tanggal kunjungan : 3 Mei 2023
PT. IT Sertifikasi
Jumlah Karyawan
• Total 305 orang
• 290 orang Karyawan Tetap
• 6 orang Karyawan Tidak Tetap
• 9 orang Direksi dan Staff
Jam Operasional
• 07.30 – 16.30 WIB
Profil Perusahaan
Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) dan
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
• Implementasi SMK3 PT IT mengacu pada Peraturan
UU Dasar 1945, Undang-Undang Nomor
Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 dan ISO 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
45001:2018 🡪 Predikat Kategori Bendera Emas Sosial Nasional, dan UU Nomor 24
• Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident) dari Tahun 2011 tentang Badan
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Penyelenggara Jaminan Sosial.
Republik Indonesia sejak tahun 2010 hingga tahun
BPJS Kesehatan untuk
2020 Karyawan Tahun 2020
PROGRAM KERJA
• Pembekalan K3 untuk karyawan baru
• Pelatihan bagi anggota Tim P2K3 serta Tim Tanggap Darurat
Bencana (TDB) mengenai K3 dan Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan (P3K) secara periodik
• Simulasi TBD setiap tahun
• Inspeksi K3 secara periodik
• Pertemuan rutin Tim P2K3 🡪 evaluasi program kerja
• COVID-19 🡪 Satgas COVID-19 + Program Kerja penanggulangan
penyebaran dan penularan COVID-19
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
Fasilitas yang Diberikan Fasilitas Pelayanan Kesehatan 🡪
• BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan + Pelayanan Kesehatan Kerja (PKK)
Coordination with Benefit dengan PT WBI dengan Hasil Pengamatan :
klinik Pratama Widya Bhakti Inti sebagai klinik pratama ▪ 1 Klinik
yang memiliki dokter umum, dokter gigi dan klinik ▪ K3
bekam
▪ PPGD
• Fasilitas berupa : MCU dan pelayanan kesehatan lain
• Memiliki Tim P2K3 (Panitia Pembina Kesehatan dan ▪ 1 unit Ambulan
Keselamatan Kerja) ▪ 1 Tandu
Pemantauan dan Ahli higiene/insinyur FUNGSI DAN TUGAS PARAMEDIS & DOKTER PERUSAHAAN
pengendalian keselamatan/ahli
sebab ergonomi dan/atau dokter •Fungsi perlindungan kesehatan tenaga kerja,
•Fungsi pelayanan kesehatan (PROMOTIF, PREVENTIF, KURATIF, DAN REHABILITATIF.)
Pemantauan Perawat/dokter/ahli
kesehatan epidemiologi/ahli •Administratif
pekerja toksikologi
Program Kesehatan
Berdasarkan :
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per. 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja
Keputusan Dirjen PPK No. 22 tahun 2008 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Kerja
Program Hasil Pengamatan Dampak/Masalah Saran/Pemecahan Masalah
• Kegiatan seminar dan penyuluhan kesehatan Belum ditemukan upaya promotif yang Meningkatkan upaya promotif kesehatan
• Menayangkan video keselamatan kerja. Tanda adekuat untuk mempromosikan kesehatan kerja dengan pembinaan kesehatan kerja
Promotif dan rambu K3 dipasang dan dipelihara di kerja, gizi kerja dan dapat berakibat minimal 1x/bulan dan pembinaan
lingkungan Perseroan. kecelakaan/penyakit akibat kerja lingkungan kerja minimal 1x/2 bulan.
• Imunisasi dan dilakukan vaksinasi COVID bagi Tenaga kerja mendapatkan manfaat melalui Dokter/paramedis seharusnya turut
semua karyawan MCU dan sarana kesehatan lainnya meninjau hazard dan penggunaan APD
• Medical Check Up bagi karyawan yang untuk mencegah kecelakaan dan
dilaksanakan secara rutin setiap tahun untuk Tenaga kerja harus mendapat upaya preventif penyakit akibat kerja
karyawan yang bekerja pada posisi dan area yang adekuat untuk menjamin keselamatan
Preventif tertentu, untuk antisipasi resiko dan potensi dan kesehatan kerja
bahaya yang ada
• Senam pagi dan sarana olah raga bagi
karyawan seperti ruang fitness, tenis meja,
senam aerobik, dan sebagainya.
Fasilitas poliklinik yang memberikan layanan Tenaga kerja mendapat manfaat pengobatan Memberikan pelayanan kuratif dan
Kuratif pemeriksaan dan pengobatan rawat jalan serta kuratif dan dijamin oleh BPJS kesehatan dan rehabilitatif selama hari kerja dan selama
rujukan FKTRL BPJS Ketenagakerjaan ada shift kejra
Pelayanan oleh dokter perusahaan setiap
Pemulihan kesehatan seperti konsultasi gizi dan Tenaga kerja mendapat manfaat rehabilitasi hari kerja
Rehabilitatif layanan bekam Pelayanan oleh paramedis dan atau
perawat
Pencegahan HIV, AIDS, dan
Narkoba
Landasan Hukum Hasil Pengamatan
UU 36 Tahun 2009 pasal 164 ayat 1 • PT IT dalam pelayanan kesehatannya sudah bekerjasama
dengan PT. WBI.
Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk • PT IT sudah melakukan program pencegahan HIV/AIDS di
melindungi pekerja agar hidup sehat dan tempat kerja dan penyuluhan tentang bahaya narkoba yang
terbebas dari gangguan kesehatan serta bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan tenaga kerja di PT ITI mengenai penyakit HIV/AIDS serta
bahaya dari narkoba.
KEPMENNAKERTRANS NO. 68/2004
• PT IT sudah membuat kebijakan terkait pencegahan
Petunjuk Teknis Pencegahan dan HIV/AIDS dan larangan memakai narkoba.
Penanggulangan HIV / AIDS di Tempat Kerja.
Dampak Jika Tidak Dilakukan Pencegahan
PERMENNAKERTRANS NO. 11/MEN/VI/ 2005
• Kurangnya Pemahaman Pekerja terhadap dampak dari
Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS dan narkoba karena tidak adanya program
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap penyuluhan
• Peredaran dan Penyalahgunaan Narkoba di tempat kerja
Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lainnya
• Produktivitas kinerja menurun, karena penyakit yang tidak
di Tempat Kerja terdeteksi dari pekerja/buruh terhadap HIV/AIDS dan Narkoba
Pemeriksaan Pekerja
Menurut Permenakertrans No. 2 tahun 1980
• Berdiri lama di • Berdiri lama di posisi • Muscle stiffness • Penyediaan kursi putar dengan letak
posisi yang yang sama cervical/lumbosacral. menyesuaikan tinggi mesin pres, dan pijakan
sama. • Gerakan leher • Spondiloartritis kaki sehingga mudah untuk memutar posisi
• Berdiri dan memutar berulang. cervical/lumbosacral. kursi dengan seluruh badan.
membungkuk • Tidak menggunakan • Plantar fasciitis. • Posisi bagian input material sedemikian
berulang alat pelindung • Osteoartritis hip & hingga rotasi yang diperlukan minimal, misal:
(bagian pendengaran. knee. two-hand trip menghadap mesin pres;
pengambilan • Berdiri dan jongkok • NIHL. dengan pengambilan material tepat di
hasil pressing) berulang (bagian • Resiko kecelakaan sebelah kanan atau kiri petugas (bila perlu
• Meja pressing pengambilan hasil kerja: kepala terhantam dengan conveyor belt).
ton yang tidak pressing). blok mesin pres saat •Diberikan meja untuk menempatkan bahan
sesuai dengan • Bagian pengambilan turun; tangan masih di sebelum pressing sesuaidengan proporsi
Pressing posisi pekerja, hasil pressing area pengoperasian pekerja sehingga pekerja tidak menunduk
sehingga memasukkan tangan mesin saat mesin pres saat mengambil bahan
pekerja langsung ke area turun. • Sistem pelindung bagi pengambil hasil
menunduk pengoperasian mesin pressing, agar mencegah ketidaksengajaan
dengan tanpa ada sistem aktivasi mesin pres saat tangan masuk
awkward pelindung. mengambil hasil pres:
position • bisa dengan sistem sensor cahaya, atau
interlock, atau
• Menggunakan alat bantu untuk mengambil
hasil press (tidak memasukkan tangan).
Kesesuaian dengan Alat
Tahap Sikap saat Kerja Komponen Pengamatan saat Kerja Dampak Saran
Kerja
• Berdiri lama di • Berdiri lama di posisi yang sama • Muscle stiffness • Conveyor belt untuk
posisi yang • Letak material dan mesin yang cervical/lumbosacral. mempermudah mencapai
sama. berjauhan sehingga petugas harus • Spondiloartritis material tanpa perlu berpindah
berjalan tiap kali melakukan flanging. cervical/lumbosacral. tempat.
• Bagian celah mesin yang berputar • Plantar fasciitis. • Penyediaan kursi dengan letak
tidak memiliki pelindung, beresiko • NIHL. menyesuaikan tinggi mesin pres.
bagi sarung tangan petugas untuk • Resiko kecelakaan • Sistem inakvitasi darurat.
Flanching
terjebak dan ikut tertarik putaran kerja: sarung tangan • Penghalang sehingga tangan
mesin beserta tangan di dalamnya. petugas untuk terjepit tidak bisa kontak langsung
• Tidak ada alat pelindung dan tertarik putaran dengan celah bagian mesin yang
pendengaran. mesin beserta tangan berputar, atau tidak perlu pakai
• Tidak tampak ada tombol inaktivasi di dalamnya. glove.
darurat. • Alat pelindung pendengaran.
• Berdiri lama di • Berdiri lama di posisi yang sama • Muscle stiffness • Penyediaan kursi dengan letak
posisi yang sama. • Tidak menggunakan welding helmet cervical/lumbosacral. menyesuaikan tinggi meja kerja
• Tidak ada local exhaust system • Spondiloartritis • Menggunakan welding helmet
Footring • Tidak menggunakan APD berupa baju cervical/lumbosacral. • Local exhaust system
lengan panjang/apron tahan panas; dan • Plantar fasciitis.
Welding, welding gloves. • Menggunakan APD berupa baju
• NIHL.
Handguar • Tidak menggunakan alat pelindung • Combustio. lengan panjang/apron tahan
d Welding pendengaran. • Katarak; retinal burn. panas; dan welding gloves.
• Metallic fume fever. • Menggunakan alat pelindung
• Welder’s pendengaran.
pneumoconiosis
Kesesuaian dengan Alat
Tahap Kerja Sikap saat Kerja Komponen Pengamatan saat Kerja Dampak Saran
Rotator Cuff cedera pada salah satu atau semua bagian otot/
strain/sprain ligamen di sendi putar bahu
Identifikasi Gerakan Yang Tidak
Ergonomi
Pada saat melakukan pengamatan dilapangan tim mendapatkan fakta dilapangan kejadian penyakit akibat kerja dan
kecelakaan kerja cukup banyak pada kegiatan pressing 200 ton. Bahkan pernah terjadi 1 kasus kecelakaan kerja yang
menyebabkan kematian pada kegiatan tersebut pada tahun 2022. Hal ini membuat tim berfokus untuk melakukan
analisis pada kegiatan pressing tersebut.
Mayoritas pekerja pada saat pressing 200 ton melakukan gerakan repetitif (berulang-ulang) dengan posisi berdiri yang
lama. Beberapa pekerja dalam proses produksi barang masih banyak yang membungkuk dalam proses bekerja
dikarenakan posisi pengambilan dan peletakan barang produksi yang lebih rendah dan tidak ergonomis.
Penyakit Akibat Kerja MUSKULOSKELETAL
kegiatan Pressing 200 ton
Tahap Pressing :
- Meja pressing ton yang tidak sesuai dengan posisi pekerja, sehingga pekerja menunduk
Solusi :
- Diberikan meja untuk menempatkan bahan sebelum pressing sesuai dengan proporsi
Solusi :
Solusi :
- Rolling shift pekerja sehingga dapat mengurangi beban kerja, repitisi, dan awkward
Kesimpulan mengenai aspek ergonomis di PT. IT secara umum masih belum baik, terutama untuk kegiatan
pressing 200 ton. dari kegiatan tersebut didapatkan permasalahan ergonomis meja pressing ton yang tidak sesuai
dengan posisi pekerja, sehingga pekerja menunduk dengan awkward position. Berdiri lama di posisi yang sama.
Berdiri dan membungkuk berulang (bagian pengambilan hasil pressing), berdiri dan jongkok berulang (bagian
pengambilan hasil pressing, Bagian pengambilan hasil pressing memasukkan tangan langsung ke area pengoperasian
1. Diberikan meja untuk menempatkan bahan sebelum pressing sesuai dengan proporsi pekerja sehingga pekerja tidak menunduk saat
mengambil bahan
2. Penyediaan kursi putar dengan letak menyesuaikan tinggi mesin pres, dan pijakan kaki sehingga mudah untuk memutar posisi kursi
3. Posisi bagian input material sedemikian hingga rotasi yang diperlukan minimal, misal: two-hand trip menghadap mesin pres; dengan
pengambilan material tepat di sebelah kanan atau kiri petugas (bila perlu dengan conveyor belt).
4. Sistem pelindung bagi pengambil hasil pressing, agar mencegah ketidaksengajaan aktivasi mesin pres saat tangan masuk mengambil
hasil pres: bisa dengan sistem sensor cahaya, atau interlock, atau menggunakan alat bantu untuk mengambil hasil press (tidak
memasukkan tangan).
6. Rolling shift pekerja sehingga dapat mengurangi beban kerja, repitisi, dan awkward position pada setiap pekerja, maksimal 2 jam
TERIMA KASIH