Anda di halaman 1dari 34

Laporan Studi Kasus

PT. IT
Tanggal kunjungan : 3 Mei 2023

Kelas C3– ERGONOMI


Periode 1– 6 Mei 2023
Perkenalkan Anggota Kelompok Kami…
1. dr. Lona Marthen Letwar

2. dr. Mailan ALexander

3. dr. Marta Simanjuntak

4. dr. Mazida Hosmisi

5. dr. Muhammad Ade Indrawan

6. dr. Muhibuddin Perwira Negara

7. dr. Nabila Diar Isnaini

8. dr. Ni Putu Suntiawati

9. dr. Nour Indah Ogita

10. dr. Nursyafitriani S.

11. dr. Qorina Putri Srisantoso

12. dr. Rafian Fikri


Profil Perusahaan

PT. IT Sertifikasi

Headquarter Sektor Usaha


• Bandung, Jawa Barat

Jumlah Karyawan
• Total 305 orang
• 290 orang Karyawan Tetap
• 6 orang Karyawan Tidak Tetap
• 9 orang Direksi dan Staff

Jam Operasional
• 07.30 – 16.30 WIB
Profil Perusahaan
Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) dan
Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
• Implementasi SMK3 PT IT mengacu pada Peraturan
UU Dasar 1945, Undang-Undang Nomor
Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 dan ISO 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan
45001:2018 🡪 Predikat Kategori Bendera Emas Sosial Nasional, dan UU Nomor 24
• Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident) dari Tahun 2011 tentang Badan
Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Penyelenggara Jaminan Sosial.
Republik Indonesia sejak tahun 2010 hingga tahun
BPJS Kesehatan untuk
2020 Karyawan Tahun 2020

PROGRAM KERJA
• Pembekalan K3 untuk karyawan baru
• Pelatihan bagi anggota Tim P2K3 serta Tim Tanggap Darurat
Bencana (TDB) mengenai K3 dan Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan (P3K) secara periodik
• Simulasi TBD setiap tahun
• Inspeksi K3 secara periodik
• Pertemuan rutin Tim P2K3 🡪 evaluasi program kerja
• COVID-19 🡪 Satgas COVID-19 + Program Kerja penanggulangan
penyebaran dan penularan COVID-19
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
Fasilitas yang Diberikan Fasilitas Pelayanan Kesehatan 🡪
• BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan + Pelayanan Kesehatan Kerja (PKK)
Coordination with Benefit dengan PT WBI dengan Hasil Pengamatan :
klinik Pratama Widya Bhakti Inti sebagai klinik pratama ▪ 1 Klinik
yang memiliki dokter umum, dokter gigi dan klinik ▪ K3
bekam
▪ PPGD
• Fasilitas berupa : MCU dan pelayanan kesehatan lain
• Memiliki Tim P2K3 (Panitia Pembina Kesehatan dan ▪ 1 unit Ambulan
Keselamatan Kerja) ▪ 1 Tandu

Upaya Pemecahan Masalah :


Perusahaan memberikan upaya pelayanan kesehatan Dalam pelayanan fasilitas kesehatan PT. IT
sesuai dengan : dapat dikatakan sangat baik. Sehingga dari
• Undang-undang No. 1 tahun 1970 pengamatan kami tidak ada masalah dalam
• Permenaker No. 02/Men/1980 program fasilitas pelayanan kesehatan.
• Permenakertrans No. Per. 03/Men/1982 Sehingga program tersebut dalam dilakukan
• Keputusan Dirjen PPK No. 22 tahun 2008 lebih lanjut dan konsisten.
Sarana P3K

● Dasar hukum untuk P3K : Permen • Setelah pengamatan kami, di


RI No.Per-15/Men/VII/2008, dalam video tidak terdapat kotak
tentang pertolongan pertama pada
Kecelakaan Kerja
P3K. Kemungkinan ada namun
tidak tertangkap oleh sudut
pengambilan gambar saat itu.
Personil Kesehatan
Petugas yang DASAR HUKUM
Bertanggung DASAR HUKUM
Tahapan Dokter:
Jawab untuk Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
✔ UU No.1/1970 pasal 8 pemeriksaan kesehatan oleh
Mengendalikan ✔ UU. No. 1 tahun 1970
dokter yang ditunjuk
✔ Permennakertrans No. Per. 02/Men/1980 (awal,
Penemuan Pekerja/petugas ✔ Permenaker No.01/1976 pelatihan
berkala, khusus)
gangguan keselamatan/perawat/dok ✔ Permenaker No.02/1980 pemeriksaan kes oleh
✔ Permennaker No. Per. 04/Men/1995 Perusahaan Jasa
kesehatan ter dokter
K3 pemeriksaan kesehatan kerja dan lingkungan
Paramedis:.
Diagnosa
Perawat/dokter ✔Permenaker No.01/1979
penyakit Dokter
Terapi (mungkin)
INTERNAL EKSTERNAL
Ahli PT. ITI bekerja sama dengan PT. WBI
Penemuan Tim K3 perusahaan, Dokter
higiene/perawat/dokter/a menyelenggarakan program K3 bagi karyawan –
penyebab perusahaan karyawannya berupa layanan poliklinik berupa
hli toksikologi
lingkungan praktek dokter umum, dokter gigi dan klinik bekam

Pemantauan dan Ahli higiene/insinyur FUNGSI DAN TUGAS PARAMEDIS & DOKTER PERUSAHAAN
pengendalian keselamatan/ahli
sebab ergonomi dan/atau dokter •Fungsi perlindungan kesehatan tenaga kerja,
•Fungsi pelayanan kesehatan (PROMOTIF, PREVENTIF, KURATIF, DAN REHABILITATIF.)
Pemantauan Perawat/dokter/ahli
kesehatan epidemiologi/ahli •Administratif
pekerja toksikologi
Program Kesehatan
Berdasarkan :
Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor Per. 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja
Keputusan Dirjen PPK No. 22 tahun 2008 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Kerja
Program Hasil Pengamatan Dampak/Masalah Saran/Pemecahan Masalah
• Kegiatan seminar dan penyuluhan kesehatan Belum ditemukan upaya promotif yang Meningkatkan upaya promotif kesehatan
• Menayangkan video keselamatan kerja. Tanda adekuat untuk mempromosikan kesehatan kerja dengan pembinaan kesehatan kerja
Promotif dan rambu K3 dipasang dan dipelihara di kerja, gizi kerja dan dapat berakibat minimal 1x/bulan dan pembinaan
lingkungan Perseroan. kecelakaan/penyakit akibat kerja lingkungan kerja minimal 1x/2 bulan.

• Imunisasi dan dilakukan vaksinasi COVID bagi Tenaga kerja mendapatkan manfaat melalui Dokter/paramedis seharusnya turut
semua karyawan MCU dan sarana kesehatan lainnya meninjau hazard dan penggunaan APD
• Medical Check Up bagi karyawan yang untuk mencegah kecelakaan dan
dilaksanakan secara rutin setiap tahun untuk Tenaga kerja harus mendapat upaya preventif penyakit akibat kerja
karyawan yang bekerja pada posisi dan area yang adekuat untuk menjamin keselamatan
Preventif tertentu, untuk antisipasi resiko dan potensi dan kesehatan kerja
bahaya yang ada
• Senam pagi dan sarana olah raga bagi
karyawan seperti ruang fitness, tenis meja,
senam aerobik, dan sebagainya.

Fasilitas poliklinik yang memberikan layanan Tenaga kerja mendapat manfaat pengobatan Memberikan pelayanan kuratif dan
Kuratif pemeriksaan dan pengobatan rawat jalan serta kuratif dan dijamin oleh BPJS kesehatan dan rehabilitatif selama hari kerja dan selama
rujukan FKTRL BPJS Ketenagakerjaan ada shift kejra
Pelayanan oleh dokter perusahaan setiap
Pemulihan kesehatan seperti konsultasi gizi dan Tenaga kerja mendapat manfaat rehabilitasi hari kerja
Rehabilitatif layanan bekam Pelayanan oleh paramedis dan atau
perawat
Pencegahan HIV, AIDS, dan
Narkoba
Landasan Hukum Hasil Pengamatan
UU 36 Tahun 2009 pasal 164 ayat 1 • PT IT dalam pelayanan kesehatannya sudah bekerjasama
dengan PT. WBI.
Upaya kesehatan kerja ditujukan untuk • PT IT sudah melakukan program pencegahan HIV/AIDS di
melindungi pekerja agar hidup sehat dan tempat kerja dan penyuluhan tentang bahaya narkoba yang
terbebas dari gangguan kesehatan serta bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan tenaga kerja di PT ITI mengenai penyakit HIV/AIDS serta
bahaya dari narkoba.
KEPMENNAKERTRANS NO. 68/2004
• PT IT sudah membuat kebijakan terkait pencegahan
Petunjuk Teknis Pencegahan dan HIV/AIDS dan larangan memakai narkoba.
Penanggulangan HIV / AIDS di Tempat Kerja.
Dampak Jika Tidak Dilakukan Pencegahan
PERMENNAKERTRANS NO. 11/MEN/VI/ 2005
• Kurangnya Pemahaman Pekerja terhadap dampak dari
Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS dan narkoba karena tidak adanya program
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap penyuluhan
• Peredaran dan Penyalahgunaan Narkoba di tempat kerja
Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif Lainnya
• Produktivitas kinerja menurun, karena penyakit yang tidak
di Tempat Kerja terdeteksi dari pekerja/buruh terhadap HIV/AIDS dan Narkoba
Pemeriksaan Pekerja
Menurut Permenakertrans No. 2 tahun 1980

Sebelum Bekerja Berkala Khusus


• Dilakukan sebelum • Dilaksanakan minimal 1 • Rutin dilakukan untuk
pekerja diterima kali/tahun menilai pengaruh dari
• Memastikan pekerja • Bertujuan untuk pekerjaan terhadap
dalam kondisi kesehatan mempertahankan kesehatan tenaga kerja
optimal dan sesuai derajat kesehatan golongan tertentu
dengan pekerjaan yang pekerja dan mengetahui
akan dilakukannya kemungkinan adanya
• Sebagai data dasar penyakit akibat kerja
medis pekerja sedini mungkin sehingga
dapat segera dilakukan
upaya tindak lanjut
Pemeriksaan Pekerja
Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.
02/Men/1980 Pasal 3 Ayat (2), setiap perusahaan wajib memeriksakan kesehatan
pegawainya satu kali dalam satu tahun secara berkala

Perencanaan untuk PROSEDUR


pemeriksaan kesehatan PEMERIKSAAN
Pemeriksaan meliputi:
▪ Pemeriksaan fisik
lengkap,
▪ Kesegaran jasmani, Menyusun pedoman pemeriksaan kesehatan yang
▪ Rontgen paru, disesuaikan dengan kemampuan perusahaan dan
▪ Laboratorium rutin, kemajuan ilmu kedokteran
▪ Pemeriksaan lain
yang dianggap
perlu Melaporkan hasilnya dalam kurun waktu 2
bulan kepada dirjen bina lindung,
depnakertrans
Alur Produksi

Hydrostatic Shot Pasang


Pressing Flanching Welding Leak Test Numerator
Test Blasting Valve

• 200 ton • Footring


• Handguard
• Neckring
• Circumferencial
Kesesuaian dengan Alat
Sikap saat Kerja Komponen Pengamatan Dampak
Tahap Kerja saat Kerja Saran

• Berdiri lama di • Berdiri lama di posisi • Muscle stiffness • Penyediaan kursi putar dengan letak
posisi yang yang sama cervical/lumbosacral. menyesuaikan tinggi mesin pres, dan pijakan
sama. • Gerakan leher • Spondiloartritis kaki sehingga mudah untuk memutar posisi
• Berdiri dan memutar berulang. cervical/lumbosacral. kursi dengan seluruh badan.
membungkuk • Tidak menggunakan • Plantar fasciitis. • Posisi bagian input material sedemikian
berulang alat pelindung • Osteoartritis hip & hingga rotasi yang diperlukan minimal, misal:
(bagian pendengaran. knee. two-hand trip menghadap mesin pres;
pengambilan • Berdiri dan jongkok • NIHL. dengan pengambilan material tepat di
hasil pressing) berulang (bagian • Resiko kecelakaan sebelah kanan atau kiri petugas (bila perlu
• Meja pressing pengambilan hasil kerja: kepala terhantam dengan conveyor belt).
ton yang tidak pressing). blok mesin pres saat •Diberikan meja untuk menempatkan bahan
sesuai dengan • Bagian pengambilan turun; tangan masih di sebelum pressing sesuaidengan proporsi
Pressing posisi pekerja, hasil pressing area pengoperasian pekerja sehingga pekerja tidak menunduk
sehingga memasukkan tangan mesin saat mesin pres saat mengambil bahan
pekerja langsung ke area turun. • Sistem pelindung bagi pengambil hasil
menunduk pengoperasian mesin pressing, agar mencegah ketidaksengajaan
dengan tanpa ada sistem aktivasi mesin pres saat tangan masuk
awkward pelindung. mengambil hasil pres:
position • bisa dengan sistem sensor cahaya, atau
interlock, atau
• Menggunakan alat bantu untuk mengambil
hasil press (tidak memasukkan tangan).
Kesesuaian dengan Alat
Tahap Sikap saat Kerja Komponen Pengamatan saat Kerja Dampak Saran
Kerja
• Berdiri lama di • Berdiri lama di posisi yang sama • Muscle stiffness • Conveyor belt untuk
posisi yang • Letak material dan mesin yang cervical/lumbosacral. mempermudah mencapai
sama. berjauhan sehingga petugas harus • Spondiloartritis material tanpa perlu berpindah
berjalan tiap kali melakukan flanging. cervical/lumbosacral. tempat.
• Bagian celah mesin yang berputar • Plantar fasciitis. • Penyediaan kursi dengan letak
tidak memiliki pelindung, beresiko • NIHL. menyesuaikan tinggi mesin pres.
bagi sarung tangan petugas untuk • Resiko kecelakaan • Sistem inakvitasi darurat.
Flanching
terjebak dan ikut tertarik putaran kerja: sarung tangan • Penghalang sehingga tangan
mesin beserta tangan di dalamnya. petugas untuk terjepit tidak bisa kontak langsung
• Tidak ada alat pelindung dan tertarik putaran dengan celah bagian mesin yang
pendengaran. mesin beserta tangan berputar, atau tidak perlu pakai
• Tidak tampak ada tombol inaktivasi di dalamnya. glove.
darurat. • Alat pelindung pendengaran.
• Berdiri lama di • Berdiri lama di posisi yang sama • Muscle stiffness • Penyediaan kursi dengan letak
posisi yang sama. • Tidak menggunakan welding helmet cervical/lumbosacral. menyesuaikan tinggi meja kerja
• Tidak ada local exhaust system • Spondiloartritis • Menggunakan welding helmet
Footring • Tidak menggunakan APD berupa baju cervical/lumbosacral. • Local exhaust system
lengan panjang/apron tahan panas; dan • Plantar fasciitis.
Welding, welding gloves. • Menggunakan APD berupa baju
• NIHL.
Handguar • Tidak menggunakan alat pelindung • Combustio. lengan panjang/apron tahan
d Welding pendengaran. • Katarak; retinal burn. panas; dan welding gloves.
• Metallic fume fever. • Menggunakan alat pelindung
• Welder’s pendengaran.
pneumoconiosis
Kesesuaian dengan Alat
Tahap Kerja Sikap saat Kerja Komponen Pengamatan saat Kerja Dampak Saran

• Berdiri lama • Berdiri lama • Muscle stiffness • Penyediaan kursi.


• Tidak menggunakan welding cervical/lumbosacral. • Local exhaust system
helmet, sementara barier untuk • Spondiloartritis • Menggunakan APD
semi-automatic welding terlalu cervical/lumbosacral. berupa baju lengan
kecil dan labil, beresiko terpapar • Plantar fasciitis. panjang/apron tahan
sinar UV dan percikan logam • NIHL. panas; dan welding
Neckring
secara langsung atau dari • Combustio. gloves.
Welding
pantulan. • Katarak; retinal burn. • Menggunakan alat
• Tidak ada local exhaust system • Metallic fume fever. pelindung pendengaran.
• Tidak menggunakan APD berupa • Welder’s pneumoconiosis
baju lengan panjang/apron tahan
panas; dan welding gloves.
• Tidak menggunakan alat
pelindung pendengaran.
Posisi berdiri -Tidak memakai pelindung telinga -NIHL -Pengadaan APD
lama -Tidak memakai masker -Terhirup zat karbon (bahan -Menggunakan sarung
Circumferenti -Tidak memakai sarung tangan yg baku tabung gas)
al Welding tangan menyerap getaran
menyerap getaran -Hipoksia jaringan -Waktu istirahat yang tepat
-Kelelahan Otot
Kesesuaian dengan Alat
Tahap Kerja Sikap saat Kerja Komponen Pengamatan saat Kerja Dampak Saran
Posisi Berdiri lama -Mengangkat beban sedikit membungkuk -Nyeri punggung belakang - Pengadaan Alat kerja
menjauhi sumbu tubuh secara berulang -Nyeri pinggang otomatis
Hydrostatic serta mengcheck tabung secara berulang -Kelelahan Otot Kaki -Waktu Istirahat dengan
-Astenopia merotasi kerja dibagian lain
Test
-Menggunakan sarung
tangan/ latex anti air
Shotblasting Posisi Berdiri -Gerakan memutar badan disertai -Kelelahan otot kaki -Edukasi pekerja untuk
lama mengangkat tabung yang jauh dari -Nyeri/ kram otot serta sendi bekerja sesuai prinsip
,
sumbu tubuh pada jari- jari tangan dan ergonomi
Pasang -Gerakan memutar alat secara telapak tangan -Pengadaan Kursi sesuai
Valve berulang -Nyeri punggung belakang prinsip ergonomi
Identifikasi Potensi Bahaya
No Proses Kerja Identifikasi Bahaya Kemungkinan Kemungkinan
PAK Kecelakaan
Fisika Kimia Biologi Ergonomi Psikologi akibat kerja

Burn out 1. Noise induced 1. Kejatuhan plat


1 Pressing 200 1. suara bising - - 1. Gerakan berulang
Hearing Loss 2. Tersengat
ton 2. suhu ruangan panas 2. Berdiri dalam
2. Heat cramp listrik
3. pencahayaan kurang jangka waktu lama
3.heat syncope 3.Terjepit mesin
4. heat exhaustion hidrolik stamping
5. heat stroke 4. Terbentur body
6. LBP mesin stamping
7. Carpal Tunnel 5. Trauma benda
Syndrome asing pada mata
Burn out, 1. Noise induced 1. Terjepit mesin
2 Flanching 1. Suhu ruangan kerja - - 1. Gerakan Berulang
target Hearing Loss hidrolik stamping
panas 2. Posisi dan sikap
produksi 2. Luka Robek 2, Trauma akibat
2. Suara bising tubuh yang sama
3. LBP gesekan mesin
dengan durasi yang
4. Tendonitis, hidrolik yang
lama
dehidrasi berputar
5. Heat cramp 3. Tersengat
6. Heat syncope listrik
7. Heat exhaustion
8. Heat stroke
Burn out, 1. NIHL 1. Ledakan akibat
3 Footring 1. Suhu ruangan kerja 1. Emisi proses - 1, Gerakan Berulang
target 2. Heat-related illness kegagalan fungsi
welding panas pembakaran 2. osisi dan sikap
produksi 3. Dehidrasi peralatan
2. Vibrasi (fume) tubuh yang sama
4. CTS 2. Terkena
3. Suara bising 2. Sinar UV dengan durasi yang
5. Tendonitis percikan api las
4, Radiasi lama
6. Tenosynovitis 3. Tersengat
Identifikasi Potensi Bahaya
No Proses Kerja Identifikasi Bahaya Kemungkinan Kemungkinan
PAK Kecelakaan
Fisika Kimia Biologi Ergonomi Psikologi akibat kerja

burn out, 1. NIHL 1. Terkena


4 Handguard 1. Suhu ruangan panas 1. Fume - 1. Gerakan berulang
target 2. Heat-related illness percikan api las
welding 2. Suara bising 2. Sinar UV 2. Posisi dan sikap
produksi 3. CTS 2, Tersengat arus
3. Radiasi 3. Debu tubuh yang sama
4. LBP listrik
4, Sengatan arus listrik
5. Tenosynovitis 3. Ledakan dan
5. Vibrasi
6. Varises kebakaran
7. Trauma mata

Stress kerja / 1. Gangguan 1. Luka bakar


5 Neckring 1. Suara bising 1. Debu - 1. Gerakan
burnout pendengaran (NIHL) 2. Trauma pada
welding 2. Radiasi 2. Fume, Repetitive pada
(target 2. Varises mata (percikan
3. Iklim Kerja Panas 3. Sinar UV tangan (wrist)
produksi, 3. LBP api las)
4. Vibrasi 4. Asap 2. Berdiri Lama
pekerjaan 4. Heat Stress
5. Korsleting arus listrik 3. Pengangkatan
yang 5. Katarak
3. Trauma
Manual inhalasi
monoton) 6. CTS
4. Posisi Janggal 4. Tersengat
7. Dehidrasi
8. Tendonitis arus listrik
9. Tendosynovitis
10. Radang saluran
nafas
11. Karsinogen
12. Gangguan
neurologis
Identifikasi Potensi Bahaya
No Proses Kerja Identifikasi Bahaya Kemungkinan Kemungkinan
PAK Kecelakaan
Fisika Kimia Biologi Ergonomi Psikologi akibat kerja

Burn out, 1. NIHL 1. Ledakan akibat


6 Circumferential 1. Suhu ruangan kerja 1. Emisi proses - 1. Gerakan berulang
target 2. heat syncope kebocoran pada
welding panas pembakaran 2. Posisi dan sikap
produksi 3. heat cramps sambungan/kega
2. Penerangan kurang (fume, gas) tubuh yang sama
4. Photokeratitis galan fungsi
3. Vibrasi dengan durasi yang
5. dehidrasi peralatan, luka
4. Suara bising lama
6. LBP bakar api listrik
5. Sengatan arus listrik
7. tendonitis 2. Terjepit mesin
6. Flame
8. tenosynovitis welding
9. CTS 3, Tersengat arus
10. ISPA listrik
11. Luka bakar
12. Stress kerja
burnout, 1. NIHL 1. Terjatuh,
7 Hydrostatic 1. Suara Bising, 2.Suhu - Jamur 1. Gerakan berulang
target 2. Heat cramps ledakan dan
test Ruangan (Repetitive)
produksi 3. Heat syncope kebakaran
3.Kerja Panas, 2. Berdiri dalam
4. Heat stroke 2. Tersengat
4.Korsleting arus listrik jangka waktu lama
5. Heat exhaustion listrik
3. Tidak
6. Dehidrasi 3. Kejatuhan
menggunakan :
7. Miliaria tabung
Penutup Mata,
8. Infeksi jamur
Telinga dan Masker
9. LBP
10. tendonitis
11. Tenosynovitis
12. CTS
13. Varises
Identifikasi Potensi Bahaya
No Proses Kerja Identifikasi Bahaya Kemungkinan PAK Kemungkinan
Kecelakaan
Fisika Kimia Biologi Ergonomi Psikologi akibat kerja

Target produksi, 1. Heat cramps 1. Terjatuh,


8 Shotblasting 1. Iklim kerja Terpapar liquid - 1. Berdiri lama,
stress kerja 2. Heat syncope terjepit dan
panas dan terhirup: membungkuk
3. Heat stroke terbentur mesin
2. Bising HCl, Thinner A, 2. Rotasi pada leher
4. Heat exhaustion 2. kejatuhan plat
3. Vibrasi thinner B, dan pinggang,
5. Dehidrasi
timah AZ, dll menunduk
6. NIHL
3. Posisi meja kerja
7. LBP
terlalu rendah,
8. Tendonitis
mengangkat tidak
9. Tenosynovitis
ergonomis
10. CTS
4. Gerakan berulang
11. Luka bakar kimia
burnout, target 1. NIHL 1. Terjepit mesin,
9 Pasang valve 1. Suara Bising - - 1. Gerakan berulang
produksi 2. Varises tersengat listrik
2. Suhu Ruangan (Repetitive)
3. LBP 2. kejatuhan
Kerja Panas 2. Berdiri dalam jangka
4. Heat cramps tabung
3. Konsleting waktu lama
5. Heat stroke
arus listrik 3.Tidak mengenakan
6. Heat exhaustion
APD (masker, dan
7. Dehidrasi
penutup telinga)
8. Tendonitis
9. CTS
Identifikasi Potensi Bahaya
No Proses Kerja Identifikasi Bahaya Kemungkinan PAK Kemungkinan
Kecelakaan
Fisika Kimia Biologi Ergonomi Psikologi akibat kerja

burnout, target 1. Dermatitis, infeksi 1. Terjatuh,


10 Leak test 1. Suara bising - jamur, 1. Gerakan berulang
produksi jamur tersengat
2. Suhu ruangan protozoa, 2. Tidak mengenakan
2. CTS korsleting listrik
kerja panas bakteri APD ( sarung tangan,
3. Tenosynovitis 2. Kejatuhan
3. Korsleting arus masker, dan penutup
4. Tendonitis tabung
listrik telinga)
5. LBP
4. Kelembapan
6. Miliaria
7. NIHL
8. Dehidrasi
9. Heat stroke
Burnout, target 1. Low back pain 1. Kejatuhan
11 Numerator 1. Suara bising - - 1. Gerakan berulang,
produksi 2. Frozen shoulder tabung
2. Korsleting alur rotasi leher dan bahu
3. tendonitis 2. Tersengat
listrik secara terus menerus
4. tenosynovitis, korsleting listrik
2. Pengangkatan
5. CTS 3. Ledakan
beban secara manual
6. NIHL tabung gas
(dalam postur yang
tidak ergonomis)
PAK – Hazard Ergonomi

Bantalan ruas tulang belakang (nukleus


Hernia Nukleus jika pekerja salah posisi
pulposus) bergeser dan menekan saraf
Pulposus (HNP) spinalis atau medulla spinalis saat memindahkan
tabung gas dalam jumlah
banyak pada proses uji
Nyeri punggung bawah yg disebabkan cedera hidrostatik
Low Back Pain (LBP)
otot atau cedera ligamen

Cervical Root kumpulan gejala yg terjadi akibat


pekerja menunduk terlalu
Syndrome lama dan repetitif pada
penekanan/iritasi di dalam foramen
(CRS) proses welding
intervertebralis vertebra servikal

Pelebaran vena tungkai akibat inkompetensi pekerja yang berdiri


Varises Vena Tungkai
katup vena terlalu lama
PAK – Hazard Ergonomi

Nyeri yang progresif pada tangan dan lengan


Carpal Tunnel
akibat tertekannya saraf di pergelangan tangan
Syndrome (CTS) (n.medianus)

Gerakan repetitif yang kronis dapat


Tenosynovitis menyebabkan peradangan pada selubung
sinovial Pada proses pressing,
welding, dan hydrostatic
test, gerakan berulang
kekakuan, nyeri dan keterbatasan gerak dengan tangan
Frozen shoulder
fungsional pada sendi bahu

Rotator Cuff cedera pada salah satu atau semua bagian otot/
strain/sprain ligamen di sendi putar bahu
Identifikasi Gerakan Yang Tidak
Ergonomi

Pada saat melakukan pengamatan dilapangan tim mendapatkan fakta dilapangan kejadian penyakit akibat kerja dan
kecelakaan kerja cukup banyak pada kegiatan pressing 200 ton. Bahkan pernah terjadi 1 kasus kecelakaan kerja yang
menyebabkan kematian pada kegiatan tersebut pada tahun 2022. Hal ini membuat tim berfokus untuk melakukan
analisis pada kegiatan pressing tersebut.

Mayoritas pekerja pada saat pressing 200 ton melakukan gerakan repetitif (berulang-ulang) dengan posisi berdiri yang
lama. Beberapa pekerja dalam proses produksi barang masih banyak yang membungkuk dalam proses bekerja
dikarenakan posisi pengambilan dan peletakan barang produksi yang lebih rendah dan tidak ergonomis.
Penyakit Akibat Kerja MUSKULOSKELETAL
kegiatan Pressing 200 ton

● Low Back Pain (LBP)


● Carpal Tunnel Syndrome
● Myalgia dan Athralgia
● Muscle Stiffnes cervical / lumbosacral
● Spondiloarthritis cervical / lumbosacral
● Plantar Fascitis
● Osteoarthritis hip & knee
● Epikondilitis Lateral / Tennis Elbow
● Varises Vena Tungkai
● Hernia Nukleus Pulposus (HNP)
● Cervical Root Syndrome
● Tenosynovitis
● Frozen Shoulder
● Rotator Cuff Strain/Sprain
Hazard Ergonomi kegiatan Pressing 200 ton

● Proses pressing ini dapat menimbulkan risiko ergonomi yaitu gerakan


pengulangan, melakukan jenis kegiatan yang sama dari suatu pekerjaan
dengan menggunakan otot atau anggota tubuh berulang kali → tanpa
adanya istirahat yang cukup akan menyebabkan kelelahan pada otot →
postur kerja yang terbatas telah diindentifikasi sebagai salah satu faktor
Repetitive strain injury (RSI).
● Penyakit yang berkaitan dengan Repetitive strain injury diantaranya Carpal
Tunnel Syndrome (CTS), Tenosynovitis, Frozen Shoulder, Rotator Cuff
strain
● Kondisi posisi tubuh pada saat proses pressing 200 ton ialah berdiri dalam
waktu lama dan sedikit membungkuk → beban kerja statis otot terjadi pada
saat menahan tubuh atau bagian tubuh yang lain pada posisi semakin
besar → kerja otot seperti ini akan dengan cepat membuat lelah → jika
berangsur dilakukan tanpa melakukan posisi yang tepat → mengakibatkan
Low back pain (LBP) dan varises vena tungkai.
Kesesuaian Pekerja dengan Alat

Tahap Pressing :

- Meja pressing ton yang tidak sesuai dengan posisi pekerja, sehingga pekerja menunduk

dengan awkward position

- Berdiri lama di posisi yang sama.

- Berdiri dan membungkuk berulang (bagian pengambilan hasil pressing)


- Berdiri dan jongkok berulang (bagian pengambilan hasil pressing).
Kesesuaian Pekerja dengan Alat

Solusi :

- Diberikan meja untuk menempatkan bahan sebelum pressing sesuai dengan proporsi

pekerja sehingga pekerja tidak menunduk saat mengambil bahan


Kesesuaian Pekerja dengan Alat

Solusi :

- Penyediaan kursi putar dengan letak menyesuaikan tinggi mesin press,


dan pijakan kaki sehingga mudah untuk memutar posisi kursi dengan
seluruh badan.
- Posisi bagian input material sedemikian hingga rotasi yang diperlukan
minimal, misal: two-hand trip menghadap mesin press; dengan
pengambilan material tepat di sebelah kanan atau kiri petugas (bila perlu
dengan conveyor belt).
Kesesuaian Pekerja dengan Alat

Solusi :

- Diberikan trolly berjalan untuk mengurangi pekerja memindahkan hasil pressing

- Rolling shift pekerja sehingga dapat mengurangi beban kerja, repitisi, dan awkward

position pada setiap pekerja


REBA scoring
Tahap Pressing
KESIMPULAN

Kesimpulan mengenai aspek ergonomis di PT. IT secara umum masih belum baik, terutama untuk kegiatan

pressing 200 ton. dari kegiatan tersebut didapatkan permasalahan ergonomis meja pressing ton yang tidak sesuai

dengan posisi pekerja, sehingga pekerja menunduk dengan awkward position. Berdiri lama di posisi yang sama.

Berdiri dan membungkuk berulang (bagian pengambilan hasil pressing), berdiri dan jongkok berulang (bagian

pengambilan hasil pressing, Bagian pengambilan hasil pressing memasukkan tangan langsung ke area pengoperasian

mesin tanpa ada sistem pelindung


SARAN

1. Diberikan meja untuk menempatkan bahan sebelum pressing sesuai dengan proporsi pekerja sehingga pekerja tidak menunduk saat

mengambil bahan

2. Penyediaan kursi putar dengan letak menyesuaikan tinggi mesin pres, dan pijakan kaki sehingga mudah untuk memutar posisi kursi

dengan seluruh badan.

3. Posisi bagian input material sedemikian hingga rotasi yang diperlukan minimal, misal: two-hand trip menghadap mesin pres; dengan

pengambilan material tepat di sebelah kanan atau kiri petugas (bila perlu dengan conveyor belt).

4. Sistem pelindung bagi pengambil hasil pressing, agar mencegah ketidaksengajaan aktivasi mesin pres saat tangan masuk mengambil

hasil pres: bisa dengan sistem sensor cahaya, atau interlock, atau menggunakan alat bantu untuk mengambil hasil press (tidak

memasukkan tangan).

5. Diberikan trolly berjalan untuk mengurangi pekerja memindahkan hasil pressing

6. Rolling shift pekerja sehingga dapat mengurangi beban kerja, repitisi, dan awkward position pada setiap pekerja, maksimal 2 jam
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai