Anda di halaman 1dari 144

Meirizal Ari Putra, M.K.

M
Trainer QHSE | Assessor | Lead Auditor ISO 45K |
Auditor SMK3 | ISO |HIPERKES | Dosen | Konsultan |
089507440002 |meirizalarieputra@gmail.com | Ig
@meirizal_trainerk3

1
DISKUSI
1.Apa saja sumber bahaya yang
ada di tempat kerja saudara?
2.Apa program kesehatan kerja di
perusahaan saudara?
3.Apakah sudah dilakukan evaluasi
terhadap kecelakaan dan
penyakit akibat kerja?

2
Industrialisasi
Penggunaan mesin, peralatan, bahan, lingkungan,
cara kerja, proses produksi dan sifat pekerjaan

T
Dampak/Risiko : U Masalah terkait :
1. Tenaga Kerja : J • NARKOBA
- Kecelakaan kerja
- Peny. Umum & Akibat U • HIV & AIDS
Kerja A • Tuberculosis
2. Perusahaan : N (TB)
- Loss • Flu Burung
- Kualitas & kuantitas
produk • Covid-19 dll.
- Kelangsungan usaha
3. Lingkungan : PRODUKTIVITAS
- Pencemaran
- Global Warming KERJA

3
Perlindungan atas keselamatan dan
kesehatan kerja
Adanya sumber bahaya di tempat kerja
yang berpotensi dan berisiko
menyebabkan kecelakaan dan PAK (UU No.
1/1970):
Mesin, Pesawat, alat, bahan
Lingkungan
Cara Kerja
Sifat Pekerjaan
Proses produksi
Kewajiban melaksanakan syarat-syarat
keselamatan dan kesehatan kerja
Lebih dari 50% berisi syarat-syarat
kesehatan kerja
4
SYARAT-SYARAT K3
TUJUAN :
1. Menghindarkan risiko (Avoiding of Risk)
2. Mencegah kecelakaan kerja
(Preventing of Accident)
3. Mengurangi Konsekuensi/ akibat yang ditimbulkan
oleh kecelakaan kerja (Mitigating of Consequency)

DITETAPKAN MELALUI :

1. PENDEKATAN TEKNIS
(Technical Approach)
2. PENDEKATAN PROSEDUR
(Procedural Approach)
3. PENDEKATAN FAKTOR MANUSIA
(Human Approach) 5
UU NO. 1 TAHUN 1970
KESELAMATAN KERJA

Syarat-syarat Syarat-syarat

Pencegahan Pencegahan
Kecelakaan Kerja Penyakit Akibat Kerja

Kesehatan
Keselamatan
Kerja
Kerja
6
1. UU No. 13 tahun 2003 ttg Ketenagakerjaan
2. UU No. 1 Tahun 1970 ttg Keselamatan Kerja
3. Perpres R.I No. 07 tahun 2019 ttg Penyakit
Akibat Kerja
4. Permenaker No.5 Tahun 2018 ttg K3
Lingkungan Kerja
5. Permenakertrans No. Per. 01/1976 ttg
Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi Dokter
Perusahaan
6. Permenakertrans No. Per. 01/1979 ttg
Kewajiban Latihan Hiperkes Bagi Paramedis
Perusahaan 7
7. Permenakertrans No.02/1980 ttg
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja Dalam Penyelenggaraan
Keselamatan Kerja.
8. Permenakertrans No.01/1981 ttg
Kewajiban Melapor Penyakit
Akibat Kerja
9. Permenakertrans No.03/Men/1982
ttg Pelayanan Kesehatan Kerja.
8
10. Kepmenakertrans No.68/2004 ttg
Pencegahan dan Penanggulangan
HIV/AIDS di Tempat Kerja.
11. Permennakertrans No.11/2005 ttg
Pencegahan dan Penanggulangan
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkoba (P4GN) di Tempat Kerja
12. Permenakertrans No.25/2008 ttg Pedoman
Diagnosis Dan Penilaian Cacat Karena
Kecelakaan Dan PAK
13. Permennakertrans No.15/2008 ttg P3K di
Tempat Kerja. 9
14. SE. Dirjen Binawas No. SE.
86/BW/1989 tentang Perusahaan
Catering Yang Mengelola Makanan Bagi
Tenaga Kerja
15. Kepdirjen Binwasnaker No.22/2008
tentang Juknis Penyelenggaraan PKK
16. Kepdirjen Binwasnaker No.53/2009
tentang Pedoman Pelatihan dan
Pemberian Lisensi Petugas P3K di
Tempat Kerja
10
17. Kepdirjen Binwasnaker No.20
Tahun 2005 ttg Juknis Program
P2 HIV AIDS di Tempat Kerja
18. Kepdirjen Binwasnaker No.44
Tahun 2012 ttg Penghargaan
Program P2 HIV AIDS di Tempat
Kerja
11
12
Pengertian Kesehatan Kerja menurut
Joint ILO/WHO Committee tahun 1995:
• Promosi dan pemeliharaan kesehatan fisik,
mental dan sosial dari pekerja;
• Pencegahan gangguan kesehatan pada pekerja
yang disebabkan oleh kondisi kerja;
• Perlindungan pekerja dari risiko akibat
faktor-faktor yang mengganggu kesehatan;
• Penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam
suatu lingkungan kerja yang sesuai dengan
kemampuan fisik dan psikologisnya;
• Penyesuaian pekerjaan kepada manusia dan
setiap manusia terhadap pekerjaannya.
13
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Kesehatan dan Produktivitas Tenaga Kerja

Beban Kerja Lingkungan Kerja


-Fisik -Fisik
-Mental
-Kimia
-Biologi
-Ergonomi
-Psikologi
Kapasitas kerja
- Ketrampilan
- Kesegaran jasmani & rohani
- Status kesehatan/gizi
- Usia
- Jenis kelamin
- Ukuran tubuh 14
A. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan
Kerja (PKK)
B. Pemeriksaan Kesehatan TK
C. Pelaksanaan P3K di Tempat Kerja
D. Penyelenggaraan Makanan Bagi TK
E. Program P2 HIV dan AIDS di Tempat
Kerja
F. Program P4GN di Tempat Kerja
G. Personil di Bidang Kesehatan Kerja
H. Kesehatan Kerja dan SMK3 15
A.
PENYELENGGARAAN PKK
PERMENNAKERTRANS NO.03/MEN/1982

16
A. PENYELENGGARAAN PKK
PERMENNAKERTRANS NO.03/MEN/1982

1. Pengesahan
2. Penanggung Jawab
3. Pelaksana
4. Sarana
5. Tatacara Penyelenggaraan
6. Program
7. Pelaporan
17
1. Pengesahan Penyelenggaraan PKK

• Tatacara Pengesahan Penyelenggaraan:


– Permohonan kepada instansi
ketenagakerjaan sesuai wilayah
kewenangannya.
– Pemeriksaan administrasi
– Pemberian pengesahan penyelenggaraan
PKK.

18
Lampiran Permohonan Pengesahan PKK

• Data perusahaan/instansi, bentuk


penyelenggaraan, personil dan sarana
penyelenggaraan PKK (sesuai formulir
lampiran 2.B),
• Struktur organisasi PKK,
• Surat Penunjukan dokter penanggung
jawab PKK dari pimpinan
perusahaan/instansi yang bersangkutan,
19
Lampiran Permohonan Pengesahan PKK
• Surat pernyataan dokter penanggung
jawab (sesuai formulir lampiran 2.C)
• Salinan Surat Keputusan Penunjukan (SKP)
Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja
bagi dokter penanggung jawab pelayanan
kesehatan kerja,
• Rencana program dan kegiatan yang akan
dilaksanakan minimal dalam 1 tahun
berjalan.
20
2. Penanggung Jawab

Penanggung Jawab : Dokter Pemeriksa


Kesehatan Tenaga Kerja.
Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga
Kerja:
 Ditunjuk oleh pimpinan perusahaan atau
kepala instansi
 Telah mendapatkan SKP sebagai dokter
pemeriksa kesehatan tenaga kerja dari
Dirjen Binwasnaker dan K3 Kemnaker
21
3.Pelaksana

Tenaga pelaksana
 Pelatihan hiperkes(dokter,paramedis)
 Mematuhi etika profesi sesuai kode
etik dan peraturan perundangan (STR,
SIP)
Tenaga administrasi

22
4.Sarana

Syarat sarana penyelenggaraan


PKK
–Sarana dasar (perlengkapan
umum, ruangan, peralatan medis)
–Sarana penunjang (APD,
Evakuasi, penunjang DX PAK,
pemantau/pengukur LK)
23
5. TATA CARA
PENYELENGGARAAN PKK
Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982

 Diselenggarakan sendiri oleh pengurus


 Diselenggarakan secara bersama antar
beberapa perusahaan
 Diselenggarakan oleh pengurus dengan
mengadakan ikatan/kerja sama dengan PJK3
bidang Kesehatan Kerja (Permenaker
No.04/Men/1995) : Jasa pemeriksaan kesehatan
TK, pengujian lingkugan kerja dan atau
Pelayanan Kesehatan Kerja
24
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja
dilaksanakan sendiri oleh perusahaan

Dilaksanakan bagi perusahaan dengan:


• Jumlah tenaga kerja 1000 orang atau
lebih
• Jumlah tenaga kerja 500 orang sd
1000 orang tetapi memiliki tingkat
risiko tinggi 25
Tata cara penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja
yang dilaksanakan sendiri oleh perusahaan

Jenis
No Bentuk Kegiatan
Pelayanan
1. Preventif  Pembinaan kesehatan kerja kepada tenaga kerja
dan promotif minimal 1 bulan sekali
 Pengawasan dan pembinaan lingkungan kerja
minimal 2 bulan sekali
2. Kuratif dan  Memberikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif
rehabilitatif selama hari kerja dan selama ada shift kerja jika
jumlah TK 500 orang atau lebih
 Pelayanan oleh dokter perusahaan setiap hari
kerja
 Pelayanan oleh paramedis/perawat dapat
dilakukan untuk shift kerja ke-2 dan seterusnya.
3. Rujukan  Dilakukan rujukan ke fasilitas kesehatan yang
lebih lengkap apabila ada kasus kesehatan yang
tidak dapat ditangani di dalam perusahaan
26
Tata cara penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja melalui
kerja sama dengan pihak di luar perusahaan (1)
Kriteria
No Cara Pelayanan
perusahaan
Perusahaan Kuratif,
dengan Rehabilitati
A Preventif dan Promotif
tingkat risiko f&
tinggi Rujukan
1. Jumlah pembinaan dan pengawasan
tenaga kerja kesehatan kerja dan diberikan
200 s.d 500 lingkungan kerja minimal selama jam
orang setiap 2 bulan sekali kerja

2. Jumlah pembinaan dan pengawasan


tenaga kerja kesehatan kerja dan diberikan
< 200 orang lingkungan kerja minimal selama jam
setiap 3 bulan sekali kerja
27
Tata cara penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja melalui
kerja sama dengan pihak di luar perusahaan (2)
Perusahaan
Kuratif, Rehabilitatif &
B dengan tingkat Preventif dan Promotif
Rujukan
risiko rendah
1. Jumlah TK pembinaan dan diberikan selama jam
> 500 s.d 1.000 pengawasan kesehatan kerja dan selama ada
orang kerja dan lingkungan kerja shift kerja dengan 500
minimal setiap 2 bulan orang pekerja atau
sekali lebih
2. Jumlah TK 200 pembinaan dan
s/d 500 orang pengawasan kesehatan
diberikan minimal
kerja dan lingkungan kerja
setiap 2 hari sekali
minimal setiap 3 bulan
sekali
3 Jumlah TK s.d pembinaan dan
200 orang pengawasan kesehatan
diberikan minimal
kerja dan lingkungan kerja
setiap 3 hari sekali
minimal setiap 6 bulan
28
sekali
6. Program Pelayanan Kesehatan Kerja
 Program/kegiatan meliputi upaya
kesehatan komprehensif sesuai Tugas pokok
PKK:
– Upaya Preventif : APD, Imunisasi dll
sesuai kebutuhan
– Upaya Promotif : sosialisasi, pelatihan,
KIE dll.
– Upaya Kuratif : pengobatan, perawatan
dan tindakan medis lainnya
– Upaya Rehabilitatif : fisioterapi,
pemberian alat bantu dengar, alat gerak
palsu dll.
29
TUGAS POKOK PELAYANAN KESEHATAN KERJA
PERMENAKERTRANS NO. Per. 03 /Men/1982
1) Pemeriksaan kesehatan TK
2) Pembinaan & pengawasan Penyesuaian pekerjaan thd TK
3) Pembinaan & pengawasan Lingkungan Kerja
4) Pembinaan & pengawasan sanitair
5) Pembinaan & pengawasan perlengkapan utk Kesehatan
TK
6) Pencegahan dan pengobatan thd penyakit umum & PAK
7) P3K
8) Latihan kesehatan kerja dan Petugas P3K
9) Perencanaan tmp kerja, APD, gizi, & penyelenggaraan
makanan di tmp kerja
10) Rehabilitasi akibat Kec atau PAK
11) Pembinaan thd tenaga kerja yg punya kelainan.
12) Laporan berkala.
30
7.Pelaporan

 Pelaporan meliputi seluruh kegiatan


(Promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif)
 Pelaporan dilakukan secara rutin
setiap 3 bulan kpd Disnaker
setempat, tembusan ke Dir. PNK3
 Form. pelaporan

31
Pelaporan
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja

Jenis Pelaporan meliputi :


1) Jumlah kunjungan pasien yang berobat, terdiri dari :
– Kunjungan baru
– Kunjungan ulangan
– Diagnosa penyakit
– Penyakit akibat kerja atau penyakit yang diduga disebabkan oleh
pekerjaan
– Kecelakaan kerja
2) Laporan hasil pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
– Pemeriksaan kesehatan awal
– Pemeriksaan kesehatan berkala
– Pemeriksaan kesehatan khusus
3) Laporan hasil pemantauan lingkungan kerja
4) Statistik kesehatan
5) Kegiatan kesehatan kerja lainnya
32
Variasi Kesehatan akibat kerja
Prakerja Masa kerja Purna kerja

a
sehat sehat sehat

b
sehat sehat sakit sakit

c
sehat sehat meninggal

d
sehat sehat sehat sakit

Bagaimana Tanggung Jawab K3???


B.
PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA KERJA
Permennaker No. Per. 02/Men/1980

34
B. PEMERIKSAAN KESEHATAN TENAGA KERJA

• Dasar : Ps. 8 UU No. 1/1970, Permennaker


No. Per. 02/Men/1980
Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982
• Pelaksana
• Lembaga : Pelayanan Kesehatan Kerja, PJK3
• Personil : dokter pemeriksa Kesehatan TK
• Jenis Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
• Tujuan Pemeriksaan kesehatan
• Mekanisme Pemeriksaan kesehatan
• Diagnosis PAK
35
Pengertian
• Pemeriksaan kesehatan awal (sebelum kerja) adalah
Rikes yang dilakukan oleh dokter sebelum seorang
tenaga kerja diterima untuk melakukan pekerjaan.
• Pemeriksaan kesehatan berkala (periodik) adalah rikes
pada waktu-waktu tertentu thd. TK yang dilakukan oleh
dokter.
• Pemeriksaan kesehatan khusus adalah rikes yang
dilakukan oleh dokter secara khusus terhadap tenaga
kerja tertentu.
• Pemeriksaan kesehatan purna bakti adalah rikes yang
dilakukan oleh dokter pada 3 (tiga) bulan sebelum TK
memasuki masa pensiun.
36
TUJUAN PEMERIKSANAAN KESEHATAN TENAGA KERJA

Menilai kemampuan TK :
TK yang diterima sehat
Tidak mempunyai penyakit menular
Cocok untuk pekerjaan yang akan dilakukan

TUJUAN

Mendeteksi gangguan kesehatan Identifikasi PAK


Berkaitan dg pekerjaan/LK

37
Tujuan Pemeriksaan Kesehatan TK
Rikes awal (sebelum kerja) :
• TK yang diterima sehat
• Tidak mempunyai penyakit menular
• Cocok untuk pekerjaan yang akan dilakukan

Rikes berkala (periodik) :


• Mempertahankan derajat kesehatan TK
• Menilai kemungkinan pengaruh dari pekerjaan
• Untuk pengendalian Lingkungan kerja.

Rikes khusus :
• Menilai adanya pengaruh dari pekerjaan tertentu.
• Menilai thd. TK atau golongan TK tertentu.
38
Pemeriksaan Kesehatan Khusus dilakukan
terhadap:
• Tk yang telah mengalami kecelakaan atau
penyakit yang memerlukan perawatan yang lebih
dari 2 (dua) minggu.
• Tk yang berusia diatas 40 tahun / tenaga kerja
wanita / tenaga kerja cacat, serta tenaga kerja
muda yang melakukan pekerjaan tertentu.
• Tk yang terdapat dugaan gangguan kesehatannya.
• Apabila terdapat keluhan diantara tenaga kerja /
atas pengamatan pegawai pengawas, / atas
penilaian Balai Hyperkes / atas pendapat umum
dimasyarakat. 39
MEKANISME PEMERIKSAAN
KESEHATAN TENAGA KERJA

•PERSIAPAN •Perencanaan
•Pedoman

•Awal
•MEKANISME •PELAKSANAAN •Berkala

•PELAPORAN •Dokter ke perusahaan


•Perusahaan ke Dinas
40
Hasil Pemeriksaan Kesehatan TK Awal

• Sehat (tidak didapat kelainan) boleh bekerja


tanpa sarat:
– boleh bekerja berat
– boleh bekerja ringan
– boleh bekerja diberbagai bagian.
• Menderita sakit/ada kelainan :
– boleh bekerja pada kondisi kerja tertentu
– ditolak untuk bekerja
– ditolak permanen (tetap) atau ditolak sementara
menunggu proses pengobatan.
41
PENYAKIT AKIBAT KERJA
(OCCUPATIONAL DISEASES)

Perpres Penyakit
No. 07 tahun 2019 yang
Penyakit Akibat Kerja disebabkan
oleh
Permennakertrans
No. Per. 01/Men/1981
pekerjaan
dan/atau
Penyakit Akibat Kerja lingkungan
kerja 42
PENYAKIT AKIBAT KERJA
• Artifisial = timbulnya karena
adanya pekerjaan/Lingker
• Terdapat hubungan sebab-akibat
• Man made Diseases = penyakit
buatan manusia
• Dapat dicegah
• PAK berhak mendapatkan
kompensasi (compensable) 43
PENYAKIT TERKAIT KERJA
(Work Related Diseases)

• Penyakit yang dicetuskan,


dipermudah atau diperberat oleh
pekerjaan.
Penyakit ini disebabkan secara tidak
langsung oleh pekerjaan dan
biasanya penyebabnya adalah
berbagai jenis/faktor.
44
PERLU DIBEDAKAN
PAK (Penyakit Akibat Peny. Terkait Kerja (Work
Kerja) Related Disease) atau PAHK
(Occupational Disease) (Penyakit Akibat Hubungan
Kerja)
• Ada causa di tempat kerja • Ada triger di tempat kerja
• Disebabkan oleh • Dicetuskan, dipermudah atau
pekerjaan dan/lingk. kerja diperberat oleh pekerjaan
• Mendapat kompensasi dan/lingk. kerja
Jamsostek (Compensabel) • Tidak mendapat kompensasi
• Contoh : Jamsostek (Non Compensabel)
– Tuli akibat bising • Contoh :
– Pneumokoniosis – Ambeien
– Hernia
– Leukemia akibat
– Asma dg riwayat
benzen keluarga/keturunan
45
Permennakertrans No. Per. 01/MEN/1981

Penyakit akibat kerja adalah penyakit yang


disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja

Pengurus dan Badan yang ditunjuk wajib melaporkan


PAK kepada Dirjen Binwasnaker & K3

Laporan PAK paling lama 2 x 24 Jam setelah dibuat


diagnosa
46
Langkah Mendiagnosis PAK
TENTUKAN :
1. DIAGNOSIS KLINIS
2. MENENTUKAN HUBUNGAN SEBAB AKIBAT (cara
kerja, sifat pekerjaan, jenis pajanan,
dengan interview: riwayat pekerjaan,
riwayat penyakit)
3. JUMLAH PAJANAN YANG DIALAMI
4. KEMUNGKINAN PENYEBAB LAIN
5. MENETAPKAN DIAGNOSIS PAK
Mengacu ke Permenakertrans No.Per.25/2008 ttg
Pedoman Diagnosis dan Penilaian Cacat karena
Kecelakaan dan PAK
47
Contoh PAK akibat pekerjaan dengan faktor bahaya fisik :

Penyebab Industri/pekerjaan Penyakit yang ditimbulkan


Kebisingan (noise) Penggunaan mesin, penurunan pendengaran
generator dan peralatan sampai ketulian
kerja lainnya
Suhu tinggi Peleburan logam heat cramp, heat
exhaustion, heat stroke
Suhu rendah Ruang pembekuan (cool Fros bite
storage)
Tekanan udara penyelam Caisson's Disease
yang tinggi
Sinar infra merah Peleburan logam, katarak
peralatan fisioterapi dll.
Ultra violet welder conjungtivitis
Getaran/vibrasi Chain Saw, Drilling Reynaud's disease
48
Contoh Penyakit Akibat Kerja
Faktor Ergonomi

– Beban angkat  HNP, LBP, hernia

– Cara mengangkat  Trauma otot & sendi

– Posisi kerja tidak ergonomis  Peny. muskuloskeletal

– Gerak repetitif  Carpal tunnel syndrome

– Kontraksi statis  Kelelahan, nyeri otot

49
Contoh Penyakit Akibat Kerja
Faktor Biologi

– Viral Diseases : Rabies, Hepatitis


– Bakterial Diseases : Anthrax,
Leptospirosis, Brucellosis, TBC,
Tetanus
– Fungal Diseases : Dermatophytoses,
Histoplasmosis
– Parasitic Diseases : Ancylostomiasis,
Schistosomiasis. 50
FAKTOR BAHAYA KIMIA
PENYEBAB PENYAKIT AKIBAT KERJA
 Sumber : bahan baku, bahan tambahan, hasil antara,
hasil samping, hasil (produk), sisa produksi atau
bahan buangan.
 Bentuk : zat padat, cair, gas, uap maupun partikel.
 Cara masuk tubuh : dapat melalui saluran pernafasan,
saluran pencernaan, kulit dan mukosa
 Jangka Waktu : dapat secara akut (mendadak) dan
secara kronis (perlahan, jangka lama)
 Efek terhadap tubuh : iritasi, alergi, korosif, Asphyxia,
keracunan sistemik, kanker, kerusakan/kelainan
janin, pneumoconiosis, efek bius (narkose), pengaruh
genetic. 51
Jenis Bahan Kimia Berbahaya
dan Bahayanya
Zat iritan  Iritasi selaput lendir
Zat korosif  Luka bakar
Zat karsinogenik  Kanker
Zat alergen  Dermatitis, asma
Zat Mutagenik  Mutasi genetik
Zat Teratogenik  Penyakit kongenital
Debu reaktif (asbes, silika,  Pneumukoniosis
debu kapas, berillium)
52
Contoh Pekerjaan berisiko PAK akibat bahan kimia berbahaya :

Penyebab Industri/pekerjaan Penyakit yang ditimbulkan


Gas CO, HCN, SO2 Pembakaran tidak Intoksikasi, Asfiksia
sempurna, emisi dll
Asbes Industri dan pengunaan asbes Asbestosis, mesothelioma, kanker
saluran nafas
Benzene Chemical Leukemia, hepatitis
Pb Soldering, Industri Baterey Anemia, infertil, gangguan ginjal

Silica Pabrik kaca, keramik dan silikosis


batubara
Vinyl chloride Polimerisasi vinyl chloriede, Hemangiosarcoma liver
monomer, arsenic pestisida
Chlorphenols Furniture, sawmill, Kanker nasopharing
lumberjack, electrical, fitter
Radium, chromate, Furniture, saw mill, Kanker rongga hidung,
nickel, Chlorphenols penambangan & peleburan
nickel, pabrik sepatu
53
Efek Logam Berat Terhadap PAK
• Berilium : bronkitis, paringitis
• Kadmium : gangguan ginjal
• Krom : perforasi sekat hidung
• Arsen : peny. Syaraf, hepatitis
• Merkuri : gangguan ginjal, ggn daya ingat,
insomnia
• Timbal : gangguan ginjal, anemi, infertil. peny,
syaraf
• Mangan : peny. Syaraf, gangguan emosi
54
PAK AKIBAT BAHAN KIMIA
DAPAT MENGENAI SEMUA ORGAN/SISTEM TUBUH
 Penyakit alergi/hipersensitivitas
 Dermatitis kontak
 Penyakit hati dan saluran pencernaan
 Penyakit paru-paru
 Penyakit saluran kemih
 Penyakit jantung dan pembuluh darah
 Penyakit darah
 Penyakit otak dan syaraf
 Penyakit muskuloskeletal
 Penyakit sistem reproduksi
 Penyakit mata
 Penyakit telinga
 Gangguan Psikologis
 Penyakit Infeksi
 Keracunan
55
PENGERTIAN
• Cacat Sebagian adalah hilangnya
atau tidak berfungsinya sebagian
anggota tubuh tenaga kerja untuk
selama-lamanya
• Cacat Total adalah keadaan
tenaga kerja tidak mampu
bekerja sama sekali untuk
selama-lamanya

• Cacat Fungsi adalah keadaan


berkurangnya kemampuan atau tidak
berfungsinya sebagian anggota tubuh
tenaga kerja akibat kecelakaan kerja
untuk selama-lamanya 56
Akibat PAK pada Tenaga Kerja
• Akibat langsung :
 Sementara Tidak Mampu Bekerja (STMB)
 Kehilangan salah satu organ atau fungsi (cacat
anatomis atau cacat fungsi) sebagian atau
total
 Meninggal dunia
• Akibat tidak langsung :
 Penderitaan fisik dan mental karena PAK
 Kehilangan pekerjaan/pendapatan
 Risiko hak-haknya tidak diberikan
• Apabila tidak dilakukan pengendalian yang
memadai, PAK yang ada akan berimbas
pada tenaga kerja lain 57
Akibat PAK pada Perusahaan
• Akibat langsung :
 Kehilangan tenaga terampil
 Biaya pelayanan kesehatan lebih besar
(pengobatan & kompensasi)
 Kehilangan waktu kerja

• Akibat tidak langsung :


 Produktivitas terganggu/menurun
 Ketenangan kerja
 Image/prestige perusahaan
 Apabila tidak ada upaya pencegahan 
Makin banyak tenaga kerja yang menderita
penyakit serupa 58
Akibat PAK pada Masyarakat
• Pada kasus PAK tertentu penyebabnya dapat
dibawa oleh tenaga kerja ke rumahnya dan
menimbulkan penyakit pada anggota
keluarganya, misalnya asbestosis
• Upaya pengendalian PAK yang buruk
menggambarkan pelaksanaan K3 yang buruk
pula, dimana pencemaran udara tempat kerja
dapat menjalar menjadi pencemaran udara di
luar tempat kerja sehingga mengganggu
kesehatan masyarakat pada umumnya
59
TUJUAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN
KERJA
• Mengendalikan faktor lingkungan kerja
• Pemeriksaan berkala terhadap tingkat pemaparan lingkungan
kerja
• Identifikasi potensi bahaya
• Memantau tingkat pemaparan pekerja terhadap bahan
berbahaya
• Mengevaluasi efektivitas upaya-upaya pengendalian
• Menjaga tempat kerja tetap aman dan sehat.

60
PRINSIP2 PENCEGAHAN PENYAKIT AKIBAT KERJA
1. Pencegahan Primer/Awal, dilakukan sedini
mungkin sebelum kasus terjadi
2. Pencegahan Sekunder, dilakukan apabila
sudah terdapat tanda-tanda atau gejala
adanya PAK
3. Pencegahan Tersier, melalui tindakan
penanganan terhadap kasus PAK yang
sudah terjadi agar masih dapat
dioptimalkan fungsi

PENTING :
PAK sering tidak dapat disembuhkan, sehingga upaya
pencegahan (preventif dan promotif) harus diutamakan
61
UPAYA PENGENDALIAN
PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)
PROMOTIF PREVENTIF KURATIF REHABILITATIF

• Pemeliharaan • Pemeriksaan • Pengobatan • Alat bantu dengar


kesehatan kerja Kesehatan Kerja • P3K • Protese
• Pembinaan • Imunisasi • Rawat jalan • Mutasi
• Gerakan OR • Penggunaan APD • Rawat Inap • Kompensasi
• Tdk merokok • Rotasi Kerja
• Gizi seimbang • Pengurangan
• Ergonomi waktu kerja
• Pengendalian terpajan F Bahaya
Lingk. Kerja
• Hygiene sanitasi

62
PENANGANAN PEKERJA DG PAK:

- PENGOBATAN : SESUAI KASUS/JENIS PENYEBAB


- PENGURANGAN PAJANAN : ISTIRAHAT,
ROTASI/PINDAH LOKASI KERJA, APD
- KOMPENSASI : PROSENTASI CACAT
- PENDATAAN/SURVEILANCE : MENCEGAH KASUS
BERULANG/PADA TENAGA KERJA LAIN

63
MEKANISME PENYELESAIAN KASUS PAK

Laporan tahap I tidak lebih 2 x 24 jam sejak menerima diagnosis dari dokter yang merawat (KK2
Form Jamsostek 3)

Laporan tahap II tidak lebih 2 x 24 jam setelah KK3 Form Jamsostek 3a setelah menerima surat
keterangan dokter (KK5 Form Jamsostek 3c)

Pengajuan pembayaran : FC kartu peserta, surat keterangan dokter (bentuk KK5 Form Jamsostek
3c), kwitansi, dokumen lain

Apabila terjadi perbedaan pendapat besarnya prosentase cacat dapat meminta penetapan
pegawai pengawas

Berdasarkan pertimbangan medis dokter penasehat, pegawai pengawas membuat penetapan dan
memerintahkan melaksanakan penetapan
64
Persentase Santunan Cacat Tetap Sebagian Anatomis
& Cacat-cacat lainnya Sesuai PP 82/2019
%x
Macam Cacat Tetap Sebagian Upah
1. Lengan kanan dr sendi bahu ke bwh (untuk 40
kidal berlaku sebaliknya)
2. Lengan kiri dr sendi bahu ke bwh 35
3. Lengan kanan dr atau dr atas siku ke bwh (untuk 35
kidal berlaku sebaliknya)
4. Lengan kiri dr atau dr atas siku ke bwh 30
5. Tangan kanan dr atau dr atas pergelangan ke 32
bwh
6. Tangan kiri dr atau dr atas pergelangan ke bwh
(untuk kidal berlaku sebaliknya) 28
65
%x
Macam Cacat Tetap Sebagian Upah
1. Kedua belah kaki dr pangkal paha ke 70
bwh
2. Sebelah kaki dr pangkal paha ke bwh 35
3. Kedua belah kaki dr mata kaki ke 50
bwh
4. Sebelah kaki dr mata kaki ke bwh 25
5. Kedua belah mata 70
6. Sebelah mata atau diplopia pd 35
penglihatan dekat 66
%x
Macam Cacat Tetap Sebagian Upah
13. Pendengaran pd kedua belah telinga 40
14. Pendengaran pd sebelah telinga 20
15. Ibu jari tangan kanan 15
16. Ibu jari tangan kiri 12
17. Telunjuk tangan kanan 9
18. Telunjuk tangan kiri 7
19. Salah satu jari lain tangan kanan 4
20. Salah satu jari lain tangan kiri 3
21. Ruas pertama telunjuk kanan 4,5
22. Ruas pertama telunjuk kiri 3,5
23. Ruas pertama jari lain tangan kanan 2
24. Ruas pertama jari lain tangan kiri 1,5
25. Salah satu ibu jari kaki 5
67
26. Salah satu jari telunjuk kaki 3
%x
Macam Cacat Tetap Sebagian Upah
27. Salah satu jari kaki lain 2
28. Terkelupasnya kulit kepala 10-30
29. Impotensi 40
30. Kaki memendek sebelah : Kurang dr 5 cm 10
5 – 7,5 cm 20
7,5 atau lebih 30
31. Penurunan daya dengar kedua belah telinga setiap 10 Db. 6
32. Penurunan daya dengar sebelah telinga stp 10 Db. 3
33. Kehilangan daun telinga sebelah 5
34. Kehilangan kedua belah daun telinga 10
35. Cacad hilangnya cuping hidup 30
36. Perforasi sekat rongga hidung 15
37. Kehilangan daya penciuman 10
68
%x
Macam Cacat Tetap Sebagian Upah
38. Hilangnya kemampuan kerja phisik
50% – 70% 40
25% – 50% 20
10% – 25% 5
39. Hilangnya kemampuan kerja mental tetap 70
40. Kehilangan sebgn fungsi penglihatan stp kehilangan 7
efisiensi tajam penglihatan 10%
41. Apabila efisiensi penglihatan kanan dan kiri berbeda, 7
maka efisiensi penglihatan binokuler dgn rumus
kehilangan eff penglihatan (3 x % eff penglihatan terbaik)
+ % eff penglht terburuk. Setiap kehilangan eff tajam
penglihatan 10%
42. Kehilangan penglihatan warna 10
43. Setiap kehilangan lapangan pandang 10% 7
69
PROSEDUR PELAPORAN PAK DAN PENGAJUAN JAMINAN
KECELAKAAN KERJA

UU. No.1/70 UU. No.3/92

Dokter Pemeriksa kesehatan TK Dokter pemeriksa (dokter


Badan Pemeriksa Kesehatan TK perh., RS, Puskesmas dll)
(Rikes awal, berkala)
PAK
PAK

PT. Jamsostek
Disnaker
Tidak setuju
setuju
Dokter penasehat
Disnaker Prop. Tk Propinsi Kompensasi
Tidak setuju

Menteri Dokter Penasehat Tk Pusat

70
PERMASALAHAN PAK

• Ada kecenderungan PAK yang


terdiagnosa tidak dilaporkan
 dokter di perusahaan sering berstatus
sebagai tenaga paruh waktu  kurang leluasa
dalam melaksanakan program kesehatan kerja
secara komprehensif;
• PAK dalam peraturan perundangan termasuk
kategori Kecelakaan Kerja sehingga perusahaan
cenderung tidak melaporkan kasus PAK, terkait
penghargaan Nihil Kecelakaan (Zero Accident).
71
PERMASALAHAN PAK

• Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja


belum banyak dilakukan, sebagian
besar belum dilakukan secara benar
sehingga penyakit yang dilaporkan
sebagai PAK masih sangat jarang.

72
C.
PELAKSANAAN P3K DI TEMPAT KERJA
Permenaker No 15 Tahun 2008

73
C. PELAKSANAAN P3K DI TEMPAT
KERJA
• Dasar :
– UU No.1 Tahun 1970
– PP No.50 Tahun 2012
– Permennakertrans No. Per.03/Men/1982
– Permennakertrans No. Per.15/Men/2008
– Kepdirjen PPK No. 53/DJPPK/2009

74
PELAKSANAAN P3K DI TEMPAT KERJA
• Pengertian :
P3K di tempat kerja :
Upaya memberikan pertolongan pertama secara cepat
dan tepat kepada pekerja/buruh dan/atau orang lain
yang berada di tempat kerja yang mengalami
sakit/cidera di tempat kerja.

Petugas P3K di tempat kerja :


Pekerja/buruh yang ditunjuk oleh
pengurus/pengusaha dan diserahi tugas tambahan
untuk melaksanakan P3K di tempat kerja

Fasilitas P3K di tempat kerja :


Semua peralatan, perlengkapan, dan bahan yang
digunakan dalam pelaksanaan P3K di tempat kerja
75
Maksud Dan Tujuan
P3K dimaksudkan :
Memberikan perawatan darurat pada korban,
sebelum pertolongan yang lebih lengkap
diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan
lainnya.

P3K diberikan untuk :


Menyelamatkan nyawa korban
Meringankan penderitaan korban
Mencegah cedera/penyakit menjadi lebih parah
Mempertahankan daya tahan korban
Mencarikan pertolongan yang lebih lanjut.
76
PELAKSANAAN P3K DI TEMPAT KERJA
• Petugas P3K :
– Pelatihan
– Sertifikat
– Lisensi dan buku kegiatan
– Jumlah petugas P3K di tempat kerja
• Fasilitas P3K :
– Ruang P3K
– Kotak P3K dan isi kotak
– Alat evakuasi dan Transportasi
– Fasilitas tambahan berupa
APD/Shower/eye wash 77
Pemberian Pertolongan

1. Menilai situasi
a. Mengenali bahaya diri sendiri dan orang
lain
b. Memperhatikan sumber bahaya
c. Memperhatikan jenis pertolongan
d. Memperhatikan adanya bahaya susulan

78
Pemberian Pertolongan
2. Mengamankan Tempat Kejadian
a. Memperhatikan penyebab kecelakaan
b. Utamakan keselamatan diri sendiri
c. Singkirkan sumber bahaya yang ada (putuskan
aliran dan matikan sumber)
d. Hilangkan faktor bahaya misal dengan
menghidupkan exhaus ventilasi, jauhkan
sumber)
e. Evakuasi korban dengan cara aman dan
memperhatikan keselamatan diri sendiri
(dengan APD).
79
Pemberian Pertolongan
3. Memberikan pertolongan
a. Menilai kondisi korban dan tentukan status
korban dan prioritas tindakan
b. Berikan pertolongan sesuai status korban
 Baringkan korban dengan kepala lebih rendah dari
tubuh
 Bila ada tanda henti nafas dan jantung berikan
resusitasi Jantung paru
 Selimuti korban
 Bila luka ringan obati seperlunya (luka bakar ringan).
 Bila luka berat carikan pertolongan ke RS/dokter.
80
Petugas P3K di Tempat
Kerja
• Memiliki lisensi dan buku kegiatan P3K
dari Instansi yang bertanggung jawab di
bidang Ketenagakerjaan setempat
• Syarat mendapatkan lisensi :
– Bekerja pada perusahaan bersangkutan
– Sehat jasmani dan rohani
– Bersedia ditunjuk menjadi petugas P3K
– Memiliki pengetahuan dan ketrampilan dasar
di bidang P3K di tempat kerja yang
dibuktikan dengan sertifikat pelatihan
81
PETUGAS P3K DI TEMPAT KERJA

 Pedoman tentang pelatihan dan pemberian lisensi diatur lebih


lanjut dengan Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan
Pengawasan Ketenagakerjaan
 Petugas P3K dalam melaksanakan tugasnya dapat meninggalkan
pekerjaan utamanya untuk memberikan pertolongan bagi
pekerja/buruh dan/atau orang lain yang mengalami sakit atau
cidera di tempat kerja.
 Petugas P3K di tempat kerja ditentukan berdasarkan jumlah
pekerja/buruh dan potensi bahaya di tempat kerja.
 Pengurus wajib mengatur tersedianya Petugas P3K

82
RASIO JUMLAH PETUGAS P3K DI TEMPAT
KERJA DENGAN JUMLAH PEKERJA
BERDASARKAN KLASIFIKASI TEMPAT KERJA

Jumlah Jumlah Petugas P3K


Pekerja
Tempat Kerja 25 - 150 1 orang
Dengan Potensi > 150 1 orang untuk setiap 150 orang atau
Bahaya rendah kurang

Tempat Kerja ≤ 100 1 orang


Dengan Potensi 1 orang untuk setiap 100 orang atau
Bahaya Tinggi > 100 kurang

83
Petugas P3K di Tempat Kerja
Pengurus wajib mengatur tersedianya Petugas
P3K pada :
• Tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500
meter atau lebih sesuai jumlah pekerja/buruh
dan potensi bahaya di tempat kerja;
• Tempat kerja di setiap lantai yang berbeda di
gedung bertingkat sesuai jumlah
pekerja/buruh dan potensi bahaya di tempat
kerja;
• Tempat kerja dengan jadwal kerja shift sesuai
jumlah pekerja/buruh dan potensi bahaya di
tempat kerja 84
PETUGAS P3K DI TEMPAT KERJA

• Pengurus wajib memasang


pemberitahuan tentang nama dan lokasi
petugas P3K di tempat kerja pada tempat
yang mudah terlihat.
• Petugas P3K di tempat kerja dapat
menggunakan tanda khusus yang
mudah dikenal oleh pekerja/buruh yang
membutuhkan pertolongan
85
SELEKSI PETUGAS P3K DI TEMPAT KERJA

• Dewasa, dapat dipercaya dan bertanggung jawab


• Tetap tenang dalam keadaan emergency/ darurat
• Dapat meninggalkan pekerjaan bila ada
panggilan emergency/ darurat
• Dapat dipercaya dan bertanggung jawab
• Menyukai tugas P3K
• Sehat jasmani dan rohani
• Mampu mengatasi orang banyak

86
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
PETUGAS P3K DI TEMPAT KERJA

• melaksanakan tindakan P3K di tempat


kerja;
• merawat fasilitas P3K di tempat kerja;
• mencatat setiap kegiatan P3K dalam
buku kegiatan; dan
• melaporkan kegiatan P3K kepada
pengurus.
87
Fasilitas P3K di Tempat Kerja
• Ruang P3K
• Kotak P3K dan isi
• Alat Evakuasi dan alat tranportasi
• Fasilitas tambahan berupa APD dan/atau
peralatan khusus di tempat kerja yang
memiliki potensi bahaya yang bersifat
khusus.

88
Ruang P3K
 Wajib menyediakan ruang P3K di tempat kerja, bila mempekerjakan :
• 100 orang atau lebih;
• kurang dari 100 orang dengan potensi bahaya tinggi .
 Persyaratan ruang P3K, meliputi :
a. lokasi ruang P3K :
• dekat dengan toilet/kamar mandi;
• dekat jalan keluar;
• mudah dijangkau dari area kerja; dan
• dekat dengan tempat parkir kendaraan.
b. Luas minimal : menampung satu tempat tidur pasien dan ada ruang
gerak petugas P3K serta fasilitas P3K lainnya;
c. bersih dan terang, ventilasi baik, memiliki pintu dan jalan yang
cukup lebar untuk memindahkan korban;
d. diberi tanda dengan papan nama jelas dan mudah dilihat;

89
Kotak P3K
Persyaratan Kotak P3K :
– terbuat dari bahan yang kuat dan mudah
dibawa, berwarna dasar putih dengan
lambang P3K berwarna hijau;
– tidak boleh diisi bahan atau alat selain yang
dibutuhkan untuk pelaksanaan P3K di
tempat kerja;
– isi kotak P3K

90
Penempatan Kotak P3K di tempat Kerja
• Mudah dilihat, dijangkau, diberi tanda arah
yang jelas, cukup cahaya, mudah diangkat
• Dalam hal tempat kerja dengan unit kerja
berjarak 500 meter atau lebih masing-
masing unit kerja harus menyediakan
kotak P3K sesuai jumlah pekerja/buruh;
• Dalam hal tempat kerja pada lantai yang
berbeda di gedung bertingkat, maka
masing-masing unit kerja harus
menyediakan kotak P3K sesuai jumlah
pekerja/buruh
91
ISI KOTAK P3K
No. ISI Kotak A Kotak B Kotak C
(Untuk 25 (untuk 50 (untuk 100
Pekerja atau Pekerja atau Pekerja atau
kurang) kurang) kurang)
1. Kasa steril terbungkus 20 40 40
2. Perban (lebar 5 cm) 2 4 6
3. Perban (lebar 10 cm) 2 4 6
4. Plester (lebar 1,25 cm) 2 4 6
5. Plester Cepat 10 15 20
6. Kapas (25 gram) 1 2 3
7. Kain segitiga/mittela 2 4 6
8. Gunting 1 1 1
9. Peniti 12 12 12
10. Sarung tangan sekali pakai (pasangan) 2 3 4
11. Masker 2 4 6
12. Pinset 1 1 1
13. Lampu senter 1 1 1
14. Gelas untuk cuci mata 1 1 1
15 Kantong plastik bersih 1 2 3
16 Aquades (100 ml lar. Saline) 1 1 1
17. Povidon Iodin (60 ml) 1 1 1
18. Alkohol 70% 1 1 1
19. Buku panduan P3K di tempat kerja 1 1 1
20. Buku catatan 1 1 1
21. Daftar isi kotak 1 1 1
92
JUMLAH PEKERJA/BURUH, JENIS DAN JUMLAH
KOTAK P3K

93
CONTOH KASUS
Latihan Kasus Perdarahan
Contoh Tindakan Korban Tidak Sadar

Tidak sadar adalah suatu kondisi dimana korban tidak mampu


berespons terhadap stimulus yang diberikan

Penyebab tidak sadar:


• Kecelakaan mobil
• Perdarahan hebat
• Benturan di kepala
dan dada
• Penyalahgunaan obat
• Keracunan alkohol
Resusitasi Jantung Paru (RJP)

• Otak hanya bertahan 4 menit tanpa oksigen


• Merupakan suatu tindakan mengembalikan
fungsi jantung dan paru-paru supaya darah
mengalir ke otak
• Terdiri dari kompresi dada dan napas bantuan
LANGKAH LANGKAH RJP

D - DANGER - BAHAYA
R - RESPONSE – KESADARAN
S - SIGNS OF LIFE – TANDA KEHIDUPAN
C - COMPRESSION - KOMPRESI
A - AIRWAY - JALAN NAPAS
B - BREATHING - PERNAPASAN
D.
PENYELENGGARAAN MAKANAN BAGI TENAGA
KERJA
SE. Dirjen Binawas No. SE. 86/BW/1989
tentang Perusahaan Catering Yang
Mengelola Makanan Bagi Tenaga Kerja

99
D. PENYELENGGARAAN MAKANAN BAGI TENAGA KERJA
• Dasar :
– UU No. 1 Tahun 1970
– Permenaker No. Per. 03/Men/1982
– SE Menakertrans No.01/Men/1979
– SE Dirjen Binawas No. 86 Tahun 1989
– Ins. Menaker No. Ins. 03/M/BW/1999
• Bentuk Penyelenggaraan
• Penyediaan ruang makan
• Penyelenggaraan kantin / katering perusahaan
• Penyelenggaraan makanan melalui Perusahaan
katering
• Fasilitas (higiene dan sanitasi)
• Petugas Katering
• Rekomendasi
• Pembinaan gizi kerja 100
Peraturan Perundangan Yang Terkait

SE Mennaker No. SE. 01/Men/1979 tentang


Pengadaan Kantin dan Ruang Makan:
• Perusahaan dengan Tk 50 – 200 : menyediakan tempat
ruang makan di perusahaan
• Perusahaan dengan TK lebih 200 : menyediakan kantin
di perusahaan

101
Peraturan Perundangan Yang Terkait

SE. Dirjen Binawas No. SE. 86/BW/1989


tentang Perusahaan Katering yang Mengelola
Makanan Bagi Tenaga Kerja :
• Harus terlebih dahulu mendapatkan rekomendasi
dari Depnaker
• Kandepnaker melaksanakan pembinaan dan
monitoring

102
Peraturan Perundangan Yang Terkait

Ins. Menaker No. Ins. 03/M/BW/1999 tentang


Pengawasan Terhadap Pengelolaan Makanan di
Tempat Kerja :
• Pengawasan oleh pegawai pengawas KTK
• Pemeriksaan dengan formulir: Pemeriksaan Perusahaan
Jasa Boga :
– Persyaratan TK
– Persyaratan kesehatan bahan dan penyimpanan makanan
– Persyaratan sanitasi lingkungan dan fasilitas pengelolaan
makanan
103
Pengertian

• Kerja adalah gerak daripada badan dan pikiran


sesorang untuk menghasilkan barang atau jasa guna
memelihara kelangsungan hidup dan memuaskan
kebutuhan.

• Gizi kerja adalah penyediaan dan pemberian


masukan zat gizi kepada tenaga kerja sesuai dengan
jenis pekerjaan yang dilakukan selama berada di
tempat kerja guna mendapatkan tingkat kebutuhan
dan produktivitas kerja setinggi-tingginya.

104
Penyelenggaraan Makanan

Rangkaian kegiatan yang meliputi :


1. penyusunan anggaran belanja makanan,
2. perencanaan menu,
3. pengadaan atau pembuatan bahan makanan,
4. penerimaan dan penyimpanan bahan makanan,
5. ersiapan dan pemasakan makanan,
6. penilaian,
7. pengemasan,
8. distribusi atau penyajian makanan di tempat kerja.
105
Penyelenggaraan Makanan Bagi Tenaga
Kerja
Latar Belakang :
• Merupakan salah satu penentu kapasitas kerja.
• Sering terjadi kasus keracunan makanan
• Ketidaktahuan pengurus/pengusaha

106
Kebutuhan Zat Gizi

• Ukuran tubuh (tinggi, berat)


• Usia
• Jenis kelamin
• Kondisi tubuh
• Iklim dan kondisi
lingkungan
• Tingkat aktivitas

107
PENYELENGGARAAN MAKANAN BAGI TENAGA KERJA

Pemahaman
Pengurus dan
Pekerja

Cara Kasus
Menyediakan Keracunan
Makanan Makanan

MASALAH

Diberikan
Kapan Uang
diberikan Makan
Berapa
Kalori
diberikan
108
KEUNTUNGAN MEMBERIKAN MAKANAN BAGI TENAGA KERJA

Kemampuan
Kerja
Produktivitas

Kesehatan

KEUNTUNGAN Mengatasi
Kelelahan

Absensi
Hubungan Senang
Pekerja Motivasi kerja
Pengusaha Gairah kerja
109
Petugas /Penjamah

1. Bebas Penyakit menular (Pemeriksaan


Kesehatan)
 TBC paru >>> Foto Ro Paru2
 Thypus >>> Periksa Lab darah (Widal test)
 Cacingan >>> Periksa Tinja (cacing & telor
cacing )
2. Mempunyai pengetahuan ttg kebersihan,
kesehatan, cara mengelola makanan
3. Tidak mempunyai kebiasaan buruk
4. Disiplin (memakai Alat pelindung, topi,
pakaian, tidak merokok dll)
110
E.
Program P2 HIV dan AIDS di Tempat
Kerja
Kepmenaker No. 68/Men/2004

111
E.Program P2 HIV dan AIDS di Tempat Kerja
• Dasar :
– Kepmenaker No. 68/Men/2004
– Kepdirjen PPK No. 20/DJPPK/2005)
• Kewajiban :
– Pengusaha :
• Menetapkan kebijakan
• Mengkomunikasikan kebijakan
• Perlindungan pekerja/buruh
• Menerapkan prosedur K3 khusus
– Serikat Pekerja/Serikat Buruh
– Pemerintah 112
ALASAN : MENGAPA DIPERLUKAN
PENCEGAHAN HIV/AIDS DI DUNIA KERJA ?
1) Lebih dari 90% kasus pada kelompok
usia produktif (tulang punggung
pembangunan dan bisnis)
2) Tempat kerja adalah tempat strategis
untuk melakukan intervensi, untuk
menjangkau usia kerja
3) Epidemi AIDS berdampak terhadap
dunia bisnis (produktivitas, biaya TK).

113
ALASAN : MENGAPA DIPERLUKAN
PENCEGAHAN HIV/AIDS DI DUNIA KERJA ?
4) Banyak pekerja yang bekerja dengan situasi
dan pola kerja yang berisiko tinggi terhadap
terjangkitnya HIV/AIDS.
5) Banyak pekerja berisiko terinfeksi HIV dalam
pekerjaan yang dilakukan; spt. Pelayanan
kesehatan.
6) Pengetahuan tentang HIV/AIDS rendah
sehingga menimbulkan tindak dan sikap
stigma dan diskriminasi (mengancam prinsip
dasar dan hak bekerja, dan mengurangi upaya
untuk pencegahan dan perawatan).
114
KEPMENNAKERTRANS NO. KEP. 68/MEN/IV/2004

Pasal 3 :
• Pekerja/Buruh dengan HIV/AIDS berhak
mendapatkan Pelayanan Kesehatan Kerja
sama dengan pekerja/buruh lainnya sesuai
dengan peraturan per-UU-an yang berlaku

115
KEPMENNAKERTRANS NO. KEP. 68/MEN/IV/2004

Pasal 5 :
(1) Pengusaha atau pengurus dilarang melakukan tes
HIV untuk digunakan sebagai prasarat suatu proses
rekrutment atau kelanjutan status pekerja/buruh
atau kewajiban pemeriksaan kesehatan rutin.
(2) Tes HIV hanya dapat dilakukan atas dasar sukarela
dengan persetujuan tertulis dari pekerja/buruh
(3) Apabila tes HIV dilakukan, pengusaha atau
pengurus wajib menyediakan konseling
sebelum dan sesudah tes
116
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS
DI TEMPAT KERJA
KEPDIRJEN PPK NO. KEP. 20/DJPPK/VI/2005
 TUJUAN :
Sebagai Pedoman Bagi Pengusaha dan Pekerja/Buruh Dalam
Pelaksanaan Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di
Tempat Kerja melalui Program K3.

 LINGKUP PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN


A. Kebijakan (bentuk, isi)
B. Pendidikan
C. Perlindungan hak pekerja/buruh yang berkaitan dengan HIV/AIDS
D. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja khusus
E. Program pengendalian

117
KEBIJAKAN
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS

Bentuk kebijakan :
i. Diintegrasikan dalam kebijakan K3
ii. Atau secara tersendiri

118
KEBIJAKAN
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS

Isi kebijakan :
i. Pernyataan komitmen pengusaha/pengurus
ii. Mengembangkan strategi dan promosi program
iii. Memberikan pendidikan kepada pekerja buruh
iv. Memberikan informasi tentang pelayanan testing, konseling
dan pelayanan yg dibutuhkan
v. Dilarang mewajibkan tes HIV
vi. Melarang segala bentuk stigmatisasi dan diskriminasi
vii. Menjaga kerahasiaan identitas pekerja/buruh dengan
HIV/AIDS

119
KEBIJAKAN
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS

Penerapan kebijakan :
i. Membuat kebijakan tertulis
ii. Mengkomunikasikan kebijakan
iii. Menyusun rencana pelaksanaan pendidikan melalui
program P2K3 dan PKK yang sudah ada
iv. Melaksanakan program
v. Mengevaluasi kebijakan dan pelaksanaan program

120
PENDIDIKAN
PEKERJA/BURUH DI TEMPAT KERJA

STRATEGI PENDIDIKAN :
i. Menyusun program pendidikan
ii. Melaksanakan pendidikan secara
berkesinambungan
iii. Memanfaatkan P2K3 dan atau PKK

121
PENDIDIKAN
PEKERJA/BURUH DI TEMPAT KERJA
PELAKSANAAN PENDIDIKAN :
i. Membentuk subkomite dalam kepengurusan P2K3 atau
PKK;
ii. Mempersiapkan dan membekali anggota P2K3 dan/ atau
personil PKK serta pekerja/buruh yang dipilih sebagai
penyuluh;
iii. Anggota P2K3 dan/atau personil PKK serta pekerja/
buruh yang dipilih setelah dididik wajib
menyelenggarakan pendidikan kpd seluruh
pekerja/buruh;
iv. Pekerja/buruh yang dipilih dan sudah dididik ditugaskan
untuk :
 Menyebarluaskan informasi
 Mempengaruhi pekerja/buruh
 Memantau perilaku pekerja/buruh yang berisiko
122
terhadap penularan HIV/AIDS
PENDIDIKAN PEKERJA/BURUH DI TEMPAT
KERJA
CAKUPAN PENDIDIKAN :
i. Penjelasan ttg HIV/AIDS, cara
penularan dan pencegahannya
ii. Penjelasan IMS salah satu faktor
risiko terinfeksi HIV/AIDS
iii. Pemberian informasi ttg layanan
pengobatan IMS, VCT
iv. Penjelasan peraturan perundang-
undangan
v. Metode pendidikan bersifat interaktif
123
dan partisipatif
PERLINDUNGAN
HAK PEKERJA/BURUH
PERJANJIAN KERJA BERSAMA (PKB) :
a) Menyusun dan menetapkan kebijakan harus
berkonsultasi dengan wakil pekerja/buruh
dan atau SP/SB
b) Bersama-sama (pengusaha/pengurus, wakil
pekerja/buruh dan atau SP/SB) memasukkan
dalam PP atau PKB

124
PERLINDUNGAN
HAK PEKERJA/BURUH
KONSELING DAN TESTING SUKARELA :
a) Larangan tes untuk tujuan tertentu;
b) Tes dapat dilakukan :
 Atas dasar kesukarelaan dengan persyaratan
tertentu;
 Bagi pekerja yg akan dipekerjakan pd lingkungan
kerja yg mungkin menimbulkan pajanan HIV;
 Utk tujuan survei pemantauan epidemiologi dgn
persyaratan anonim; memenuhi prinsip etika
riset, ilmiah serta profesi; melindungi
kerahasiaan ; 125
PERLINDUNGAN
HAK PEKERJA/BURUH
DISKRIMINASI DAN STIGMATISASI :
a) Larangan tindak dan sikap diskriminasi;
b) Upaya meniadakan stigma;
c) Menghormati hak azasi dan menjaga martabat;
d) Tindakan disiplin yang melakukan tindakan
diskriminasi dan stigmatisasi;
e) Pekerja/buruh dengan HIV/AIDS :
 berhak untuk terus bekerja selama mampu;
 bertindak secara bertanggungjawab untuk mencegah
penularan;
 didorong menginfo jika pekerjaan yg akan dilakukan
menimbulkan potensi risiko penularan.
126
PROSEDUR K3 KHUSUS

1. Langkah-langkah pencegahan dan


pengendalian;
2. Pengawasan terhadap Infeksi di tempat kerja;
3. Program gawat darurat dan pertolongan
pertama.

127
PROSEDUR K3 KHUSUS
1. Langkah-langkah pencegahan dan
pengendalian;
a) Syarat-syarat K3
b) Menunjukkan yang berisiko penularan
c) Pekerja mematuhi instruksi dan prosedur
d) Pendidikan dan latihan khusus dan
menyediakan perlengkapan
e) Pengendalian (identifikasi bahaya, penilaian
risiko, pengendalian risiko).
128
PROSEDUR K3 KHUSUS
2. Pengawasan terhadap Infeksi di tempat
kerja;
a) Kewaspadaan universal
b) Penularan HIV pada pekerja

3. Program gawat darurat dan pertolongan


pertama.
a) Penanganan terhadap pekerja yang
kemungkinan terpajan darah/cairan tubuh
b) Persyaratan pelaksanaan P3K.
129
MONITORING DAN EVALUASI
BERTUJUAN UNTUK mengetahui :
1. Efektivitas penerapan kebijakan dan
prosedur di tempat kerja
2. Efektivitas penyebarluasan informasi dan
pelaksanaan program pelatihan
3. Tingkat kepatuhan dalam melaksanakan
persyaratan K3
4. Pendataan kasus kecelakaan
5. Efektivitas tindakan yang dilakukan dan
follow up
130
PERLINDUNGAN HAK PEKERJA/BURUH DENGAN
HIV AIDS

PELAYANAN KESEHATAN KERJA :


a) Berhak mendapatkan pelayanan
kesehatan kerja;
b) Penetapan stadium HIV/AIDS
dilakukan oleh dokter yang
mempunyai keahlian.
131
KEPUTUSAN DIRJEN PPK
NO. KEP. 20/DJPPK/VI/2005
Pelayanan Kesehatan Kerja pekerja dengan
HIV/AIDS :
a. Pekerja/buruh dengan HIV +, mempunyai gejala
penyakit umum berhak mendapatkan PKK dan
JPK
b. Pekerja/buruh dengan HIV/AIDS, dikategorikan
PAK berhak mendapatkan JKK
c. Pekerja/buruh dengan HIV +, dan telah masuk
stadium AIDS, bukan PAK tidak berhak
mendapatkan JPK dan JKK
d. PKK tidak wajib menyediakan obat ARV
132
F.
Program P4GN di Tempat Kerja
Permennaker No. 11/Men/2005

133
F. Program P4GN di Tempat Kerja

• Dasar :
– Permennaker No. 11/Men/2005
• Kewajiban pengusaha melakukan
upaya aktif di tempat kerja :
– Penetapan kebijakan
– Penyusunan dan pelaksanaan program
– Melibatkan pekerja/buruh, SP/SB,
pihak ketiga atau ahli ttg narkoba

134
Pasal 6 Ayat (1)
• Pengusaha dapat meminta pekerja/buruh yang
diduga menyalahgunakan narkoba lainnya
untuk melakukan tes dengan biaya ditanggung
oleh perusahaan.
Pasal 7 Ayat (2)
• Pengusaha dapat menjatuhkan tindakan
disiplin kepada pekerja/buruh dalam hal
pekerja/buruh tidak bersedia untuk mengikuti
program pencegahan, penanggulangan,
perawatan dan atau rehabilitasi akibat
penyalahgunaan narkoba. 135
Pasal 8 Ayat (1)
• Pengusaha atau pekerja/buruh harus
segera melaporkan kepada
Kepolisian Negara Republik Indonesia
apabila ditemukan seseorang atau
lebih memiliki atau mengedarkan
narkoba di tempat kerja.

136
G.
Personil di Bidang Kesehatan Kerja

137
G.Personil di Bidang Kesehatan Kerja
• Dokter Perusahaan (Permennaker No. 1/Men/1976) :
– Wajib Latihan Hiperkes
• Dokter Pemeriksa Kesehatan TK (Ps. 8 UU No. 1/1970) :
– Wajib Latihan Hiperkes
– Penunjukan oleh Dirjen PPK & K3
• Paramedis Perusahaan (Permennaker No. 1/Men/1979:
– Wajib Latih Hiperkes
• Petugas Katering Pengelola Makanan Bagi TK (SE Dirjen
Binawas No. 86/1989) :
– Mengetahui pengelolaan makanan bagi TK
– Bebas penyakit menular
• Petugas P3K di tempat kerja (Permennaker No.
15/Men/2008) :
– Sertifikat latihan (Direktur PNK3)
– Lisensi dan Buku kegiatan (Disnaker Provinsi setempat)
138
SYARAT DOKTER PENANGGUNG JAWAB
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
Permennakertrans No. 03/1982

 Ditunjuk oleh pimpinan perusahaan


 Disetujui oleh Disnaker Setempat

Telah memiliki Surat Keputusan


Penunjukkan (SKP) Dokter Pemeriksa
Kesehatan Tenaga Kerja dari Dirjen
Binwasnaker cq Direktur PNK3

139
PENERBITAN SKP
Dokter Pemeriksa KesehatanTenaga Kerja

Mengajukan Permohonan Ke Direktur Pengawasan


Norma K3 dg melampirkan :
1) Surat penunjukan dari pimpinan perusahaan atau kepala
unit/instansi
2) Surat Pernyataan (sanggup mentaati peraturan peruu-an di
bidang kesehatan kerja)
3) Salinan Surat Keterangan telah training Hiperkes
4) Salinan Ijasah Dokter
5) Salinan Surat Ijin Dokter/STR
6) Salinan Surat Ijin Praktek
7) Pas foto warna ukuran 3X4 cm = 3 lembar.

140
H.
Kesehatan Kerja dan SMK3

141
H. Kesehatan Kerja dan SMK3
6.3 Seleksi dan Penempatan Personil
– 6.3.1 Persyaratan tugas tertentu termasuk
persyaratan kesehatan diidentifikasi dan dipakai
untuk menyeleksi dan menempatkan TK.
6.8 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
– 6.8.1 Perusahaan telah mengevaluasi alat P3K
dan menjamin bahwa sistem P3K yang ada
memenuhi peraturan
– 6.8.2 Petugas P3K telah dilatih dan ditunjuk
sesuai dengan peraturan
142
H. Kesehatan Kerja dan SMK3
7.4 Pemantauan Kesehatan TK
– 7.4.1 Dilakukan pemantauan kesehatan TK yang
bekerja pada tempat kerja yang mengandung potensi
bahaya tinggi.
– 7.4.2 Dilaksanakan identifikasi keadaan dimana
pemeriksaan kesehatan TK perlu dilakukan dan telah
melaksanakan sistem untuk membantu
pemeriksaannya
– 7.4.3 Pemeriksaan kesehatan TK oleh dokter
pemeriksa yang ditunjuk sesuai peraturan
– 7.4.4 Perusahaan menyediakan PKK sesuai peraturan
– 7.4.5 Catatan mengenai pemantauan kesehatan TK
dibuat sesuai dengan peraturan 143
144

Anda mungkin juga menyukai