Anda di halaman 1dari 13

STUDI PERENCANAAN SISTEM LIFTING

MENGGUNAKAN SINGLE CRANE DAN MULTI-CRANE

ACHMAD ZEIN, IWAN AGUSTIAWAN, EKA TAUFIQ FIRMANSJAH 1Afiliasi Penulis 1


1Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, ITENAS Bandung
Email : ahmadzein76@gmail.com

Received DD MM YYYY | Revised DD MM YYYY | Accepted DD MM YYYY

ABSTRAK

Lifting adalah suatu metode pengangkatan suatu benda dengan bantuan crane, untuk
memindahkan benda secara horizontal atau vertikal pada jarak yang ditentukan. Sehingga
pada studi kasus ini, membahas tentang prosedur lifting dengan menggunakan peraturan
menteri ketenagakerjaan republik Indonesia nomor 8 tahun 2020 tentang keselamatan dan
Kesehatan kerja pesawat angkat dan pesawat angkut. Laporan ini membahas perencanaan
sistem lifting menggunakan single crane dan multi-crane yang bertujuan mengetahui
kekuatan pada peralatan rigging yang akan menghasilkan dokumen berupa lifting plan,
lifting operation, dan lifting drawing. pada metode single crane memindahkan beban angkat
kontainer 40ft dengan total berat 13 ton yang menggunakan satu crane yaitu jenis mobile
crane dengan kapasitas maksimum 51 ton. Pada metode multi-crane membahas tentang
mengangkat dan memindahkan posisi benda angkat erection vessel dengan total berat 46,7
ton dari kondisi horizontal menjadi vertikal yang menggunakan dua crane yaitu jenis crawler
crane dengan kapasitas maksimum 100 ton dan mobile crane dengan kapasitas maksimum
75 ton.

Kata kunci: Lifting, lifting plan, lifting operation, lifting drawing.

ABSTRACT

Lifting is a method of lifting an object with the help of a crane, to move objects horizontally
or vertically at a specified distance. So in this case study, it discusses the lifting procedure
using the regulation of the Minister of Manpower of the Republic of Indonesia number 8 of
2020 concerning Occupational Safety and Health of lifting aircraft and transport aircraft.
This report discusses the planning of a lifting system using a single crane and multi-crane
which aims to determine the strength of the rigging equipment which will produce
documents in the form of lifting plans, lifting operations, and lifting drawings. using one
crane, namely the type of mobile crane with a maximum capacity of 51 tons. The multi-
crane method discusses lifting and moving the position of the erection vessel lifting object
with a total weight of 46.7 tons from horizontal to vertical conditions using two cranes,
namely the crawler crane type with a maximum capacity of 100 tons and a mobile crane
with a maximum capacity of 75 tons.
Keywords: Lifting, lifting plan, lifting operation, lifting drawing.
1. PENDAHULUAN

Lifting adalah suatu metode kerja yang terencana untuk memindahkan objek angkat dari satu
tempat ke tempat lain menggunakan satu alat atau lebih dengan bantuan crane. Lifting plan
berfungsi memudahkan proses pengangkatan di lapangan, sehingga koordinasi di lapangan lebih
terarah, serta meminimalisir terjadinya risiko kecelakaan yang terjadi pada saat pengangkatan.
Pada perencanaan proses lifting ini menggunakan standar Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
Republik Indonesia (permenaker) nomor 8 tahun 2020 tentang keselamatan dan kesetahan kerja
(K3) pesawat angkat dan pesawat angkut, dimana standar permenaker ini memiliki standar safety
factor minimum breaking load (MBL) untuk penggunaan peralatan rigging. Prosedur lifting yang
digunakan telah memenuhi standar K3 (keselamatan dan kesehatan kerja), dimana crane yang
digunakan memilki kapasitas maksimum yang telah ditentukan oleh standar K3, oleh karena itu
pada studi perencanaan ini untuk mendapatkan dokumen lifting plan, lifting operation, dan lifting
drawing.

2. METODOLOGI

Pengumpulan data yaitu benda yang akan diangkat dan dipindahkan serta kondisi lokasi tempat
pemindahan dari kondisi awal hingga kondisi akhir pemindahan pada metode single crane dan
multi-crane.

2.2. Mengatur Konfigurasi Crane


Konfigurasi crane ditentukan untuk menentukan radius kerja pada crane untuk mengangkat beban
angkat dan mengatur jarak crane pada kondisi lokasi.

2.3. Menghitung Berat Peralatan Rigging


untuk menentukan berat total yang diangkat oleh crane. Menghitung total beban angkat dapat
menggunakan persamaan berikut:
Total Beban angkat = (Berat benda + berat peralatan rigging + berat hook) x DAF (1)

2.4. Pemilihan Crane


Pemilihan crane untuk mengetahui pemanfaatan kapasitas crane (%) yang digunakan.
Menghitung kapasitas crane dapat menggunakan persamaan berikut:
t𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡
% Pemanfaatan Kapasitas Crane = 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑐𝑟𝑎𝑛𝑒 𝑥100% (2)

2.5. Menghitung Kekuatan Sling


Kekuatan sling dihitung agar dapat mengetahui besar gaya yang terjadi pada sling. Perhitungan
lifting dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (3):
SDL
WLL 𝑠𝑙𝑖𝑛𝑔 = jumlah sling 𝑥 sumbu 𝑠𝑙𝑖𝑛𝑔 sudut vertikal (3)

2.6. Menghitung WLL Peralatan Rigging


WLL peratalan rigging dihitung agar dapat mengetahui WLL yang akan digunakan dan sesuai
dengan peraturan menteri ketenagakerjaan republik Indonesia nomor 8 tahun 2020 tentang
keselamatan dan Kesehatan kerja pesawat angkat dan pesawat angkut. Pemilihan spreader bar
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (4), Pemilihan shackle dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan (5), Pemilihan hook dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
(6),:
𝑀𝐵𝐿 = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑥 6 (4)
𝑀𝐵𝐿 = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑥 5 (5)
𝑀𝐵𝐿 = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑥 5 (6)

2.7. Hasil
Hasil studi perencanaan ini berupa dokumen lifting plan, lifting operation, dan lifint drawing yang
telah sesuai dengan standar K3 .

3. HASIL DAN ANALISIS

3.1 Data Perencanaan


Data perancangan air pressure vessel ini adalah sebagai berikut:
• Single crane
a) Benda Angkat : kontainer 40ft (10 ton)
b) Berat peralatan rigging : 1,17 ton
c) Berat hook : 0,64 ton
d) DAF : 1,10
e) Radius kerja :6m
f) Panjang boom : 24,6 m
g) Kapasitas crane : 20 ton (dilihat dari boom chart)
Dari data perancangan tersebut, didapatkan total beban angkat dengan persamaan (1) sebagai
berikut:
Total Beban angkat = (Berat benda + berat peralatan rigging + berat hook) x DAF
Total Beban angkat = (10 ton + 1,17 ton+ 0,64 ton) x 1.10
Total Beban angkat = 13 ton
Dengan persamaan (2) akan mendapatkan %pemanfaatan kapasitas crane sebagai berikut:
t𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡
% Pemanfaatan Kapasitas Crane = 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑐𝑟𝑎𝑛𝑒 𝑥100%
13 𝑡𝑜𝑛
% Pemanfaatan Kapasitas Crane = 20 𝑡𝑜𝑛
𝑥100%
Total Beban angkat = 65%
• Multi-crane
a) Benda Angkat : erection vessel (40 ton)
b) Radius kerja : 6 m & 6m
c) Berat peralatan rigging mobile crane : 0,410 ton
d) Berat peralatan rigging crawler crane : 0,906 ton
e) Berat hook mobile crane : 0,64 ton
f) Berat hook crawler crane : 0,64 ton
g) DAF : 1,10
h) Panjang boom crawler crane : 26 m
i) Panjang boom mobile crane : 20,8 m
j) Kapasitas crane crawler crane : 61 ton (dilihat dari boom chart)
k) Kapasitas crane mobile crane : 26,6 ton (dilihat dari boom chart)
Dari data perancangan tersebut, didapatkan total beban angkat dengan persamaan (1) sebagai
berikut:
✓ Posisi Erection Vessel Horizontal
Total Beban angkat = (Berat benda + berat peralatan rigging + berat hook) x DAFTotal
Beban angkat = (40 ton + 1,3 ton + 1,28 ton) x 1.10
Total Beban angkat = 46,8 ton
✓ Posisi Erection Vessel Vertikal
Total Beban angkat = (Berat benda + berat peralatan rigging + berat hook) x DAF
Total Beban angkat = (40 ton + 0,906 ton + 0,64 ton) x 1.10
Total Beban angkat = 45,7 ton
Dengan persamaan (2) akan mendapatkan %pemanfaatan kapasitas crane sebagai berikut:
✓ Posisi Erection Vessel Horizontal
t𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡
% Pemanfaatan Kapasitas Crane = 𝑥100%
𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑐𝑟𝑎𝑛𝑒
46,8 ton
% Pemanfaatan Kapasitas Crane = 𝑥100%
87,6 𝑡𝑜𝑛
Total Beban angkat = 53%

✓ Posisi Erection Vessel Vertikal


t𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡
% Pemanfaatan Kapasitas Crane = 𝑘𝑎𝑝𝑎𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑐𝑟𝑎𝑛𝑒
𝑥100%
46 ton
% Pemanfaatan Kapasitas Crane = 61 𝑡𝑜𝑛
𝑥100%
Total Beban angkat = 75,4%

3.2 Kekuatan Sling


• Single Crane

Gambar 1. Sudut Sling Dari Sumbu Vertikal Single Crane


Kekuatan sling pada mobile crane dapat dihitung menggunakan persamaan (3).
SDL
WLL 𝑠𝑙𝑖𝑛𝑔 𝐴 =
jumlah sling 𝑥 sumbu 𝑠𝑙𝑖𝑛𝑔 sudut vertikal
11,35 𝑡𝑜𝑛
WLL 𝑠𝑙𝑖𝑛𝑔 𝐴 =
2 𝑥 𝑐𝑜𝑠30°
WLL 𝑠𝑙𝑖𝑛𝑔 𝐴 = 6,5 𝑡𝑜𝑛
SDL
WLL 𝑠𝑙𝑖𝑛𝑔 𝐵 =
jumlah sling 𝑥 sumbu 𝑠𝑙𝑖𝑛𝑔 sudut vertikal
11,09 𝑡𝑜𝑛
WLL 𝑠𝑙𝑖𝑛𝑔 𝐵 =
4 𝑥 𝑐𝑜𝑠30°
WLL 𝑠𝑙𝑖𝑛𝑔 𝐵 = 3,2 𝑡𝑜𝑛
SDL
WLL 𝑠𝑙𝑖𝑛𝑔 𝐶 =
jumlah sling 𝑥 sumbu 𝑠𝑙𝑖𝑛𝑔 sudut vertikal
11 𝑡𝑜𝑛
WLL 𝑠𝑙𝑖𝑛𝑔 𝐶 =
4 𝑥 𝑐𝑜𝑠0°
WLL 𝑠𝑙𝑖𝑛𝑔 𝐶 = 2,75 𝑡𝑜𝑛

• Multi-Crane

Gambar 2. Sudut Sling Dari Sumbu Horizontal Dan Vertikal Multi-Crane


Kekuatan sling dapat dihitung menggunakan persamaan (3).
✓ Posisi Erection Vessel Horizontal
SDL
WLL 𝑠𝑙𝑖𝑛𝑔 𝐴 =
jumlah sling 𝑥 sumbu 𝑠𝑙𝑖𝑛𝑔 sudut vertikal
22 𝑡𝑜𝑛
WLL 𝑠𝑙𝑖𝑛𝑔 𝐴 =
2 𝑥 𝑐𝑜𝑠0°
WLL 𝑠𝑙𝑖𝑛𝑔 𝐴 = 11 𝑡𝑜𝑛
SDL
WLL 𝑠𝑙𝑖𝑛𝑔 𝐵 =
jumlah sling 𝑥 sumbu 𝑠𝑙𝑖𝑛𝑔 sudut vertikal
22,044 𝑡𝑜𝑛
WLL 𝑠𝑙𝑖𝑛𝑔 𝐵 =
2 𝑥 𝑐𝑜𝑠0°
WLL 𝑠𝑙𝑖𝑛𝑔 𝐵 = 11,4 𝑡𝑜𝑛
SDL
WLL 𝑠𝑙𝑖𝑛𝑔 𝐶 =
jumlah sling 𝑥 sumbu 𝑠𝑙𝑖𝑛𝑔 sudut vertikal
22 𝑡𝑜𝑛
WLL 𝑠𝑙𝑖𝑛𝑔 𝐶 =
1 𝑥 𝑐𝑜𝑠0°
WLL 𝑠𝑙𝑖𝑛𝑔 𝐶 = 22 𝑡𝑜𝑛
✓ Posisi Erection Vessel Horizontal
SDL
WLL 𝑠𝑙𝑖𝑛𝑔 𝐴 =
jumlah sling 𝑥 sumbu 𝑠𝑙𝑖𝑛𝑔 sudut vertikal
44 𝑡𝑜𝑛
WLL 𝑠𝑙𝑖𝑛𝑔 𝐴 =
2 𝑥 𝑐𝑜𝑠0°

WLL 𝑠𝑙𝑖𝑛𝑔 𝐴 = 22 𝑡𝑜𝑛


SDL
WLL 𝑠𝑙𝑖𝑛𝑔 𝐵 =
jumlah sling 𝑥 sumbu 𝑠𝑙𝑖𝑛𝑔 sudut vertikal

44,022 𝑡𝑜𝑛
WLL 𝑠𝑙𝑖𝑛𝑔 𝐵 =
2 𝑥 𝑐𝑜𝑠15°

WLL 𝑠𝑙𝑖𝑛𝑔 𝐵 = 22,8 𝑡𝑜𝑛

3.3 WLL Peralatan Rigging


❖ Pemilihan Spreader Bar
• Single Crane

Gambar 3. Spreader Bar Single Crane


WLL spreader bar 1 dan 2 dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (4)

𝑀𝐵𝐿 = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑥 6


𝑀𝐵𝐿 = 5,5 𝑡𝑜𝑛 𝑥 6
𝑀𝐵𝐿 = 33 𝑡𝑜𝑛
WLL spreader bar 3 dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (4)
𝑀𝐵𝐿 = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑥 6
𝑀𝐵𝐿 = 11 𝑡𝑜𝑛 𝑥 6
𝑀𝐵𝐿 = 66 𝑡𝑜𝑛
• Multi-Crane

Gambar 4. Spreader Bar Multi-Crane


WLL spreader bar pada crawler crane dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (4)

𝑀𝐵𝐿 = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑥 6


𝑀𝐵𝐿 = 44 𝑡𝑜𝑛 𝑥 6
𝑀𝐵𝐿 = 264 𝑡𝑜𝑛
❖ Pemilihan Shackle
• Single Crane

Gambar 5. Shackle Single Crane


WLL Shackle A dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (5)
𝑀𝐵𝐿 = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑥 5
𝑀𝐵𝐿 = 2,75 𝑡𝑜𝑛 𝑥 5
𝑀𝐵𝐿 = 13,75 𝑡𝑜𝑛
WLL Shackle B dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (5)
𝑀𝐵𝐿 = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑥 5
𝑀𝐵𝐿 = 3,2 𝑡𝑜𝑛 𝑥 5
𝑀𝐵𝐿 = 16 𝑡𝑜𝑛
WLL Shackle C dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (5)
𝑀𝐵𝐿 = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑥 5
𝑀𝐵𝐿 = 6,5 𝑡𝑜𝑛 𝑥 5
𝑀𝐵𝐿 = 32,5 𝑡𝑜𝑛
• Multi-Crane

Gambar 6. Shackle Multi-Crane


WLL Shackle A (crawler crane) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (5)
𝑀𝐵𝐿 = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑥 5
𝑀𝐵𝐿 = 22 𝑡𝑜𝑛 𝑥 5
𝑀𝐵𝐿 = 110 𝑡𝑜𝑛
WLL Shackle B (mobile crane) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (5)
𝑀𝐵𝐿 = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑥 5
𝑀𝐵𝐿 = 22 𝑡𝑜𝑛 𝑥 5
𝑀𝐵𝐿 = 110 𝑡𝑜𝑛
❖ Pemilihan Hook
• Single Crane

Gambar 7. Hook Single Crane

WLL Hook A dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (6)


𝑀𝐵𝐿 = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑥 5
𝑀𝐵𝐿 = 13 𝑡𝑜𝑛 𝑥 5
𝑀𝐵𝐿 = 65 𝑡𝑜𝑛
• Multi-Crane

Gambar 8. Hook Multi-Crane


WLL Hook A (crawler crane) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (6)
𝑀𝐵𝐿 = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑥 5
𝑀𝐵𝐿 = 44 𝑡𝑜𝑛 𝑥 5
𝑀𝐵𝐿 = 220 𝑡𝑜𝑛
WLL Hook B (mobile crane) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (6)
𝑀𝐵𝐿 = 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑥 5
𝑀𝐵𝐿 = 22 𝑡𝑜𝑛 𝑥 5
𝑀𝐵𝐿 = 110 𝑡𝑜𝑛

3.5 Dokumen Lifting Plan, Lifting Operation, Lifting Drawing


1. Lifting Plan
Dokumen lifting plan pada single-crane dapat dilihat pada Gambar 9. Lifting Plan Single-
Crane dan pada multi-crane dapat dilihat pada Gambar 10. Lifting Plan Multi-Crane.

Gambar 9. Lifting Plan Single-Crane Gambar 10. Lifting Plan Multi-Crane


2. Dokumen lifting operation pada single-crane dapat dilihat pada Gambar 11. Lifting
Operation Single-Crane dan pada multi-crane dapat dilihat pada Gambar 12. Lifting
Operation Multi-Crane.

Gambar 11. Lifting Operation Single-Crane Gambar 12. Lifting Operation Multi-Crane
3. Lifting Drawing
Dokumen lifting Drawing pada single-crane dapat dilihat pada Gambar 15. Lifting Drawing
Single-Crane dan pada multi-crane dapat dilihat pada Gambar 16. Lifting Drawing Multi-
Crane.

Gambar 13. Lifting Drawing Single-Crane

Gambar 14. Lifting Drawing Multi-Crane


3.9 Analisis
1. WLL Peralatan Rigging
Pada pemilihan peralatan rigging multi-crane, kurangnya akurat pada data pemilihan awal
peralatan rigging yang mempengaruhi bertambahnya kapasitas crane yang digunakan, sehingga
memerlukan penentuan kembali WLL sling yang sesuai standar K3. Pada tahap perhitungan lifting
dan perhitungan mekanika sebagai cross check dari WLL sling yang akan digunakan. Kemudian
hasil WLL sling perhitungan akan dikalikan faktor keamanan 5 yang sesuai standar K3. Berikut
adalah hasil WLL sling pada multi-crane:
• WLL sling C mobile crane awal = 29 ton
WLL sling C mobile crane akhir = 114,2 ton
• WLL sling B crawler crane awal = 25 ton
WLL sling B crawler crane akhir = 114,2 ton
• WLL sling A crawler crane akhir = 29 ton
WLL sling A crawler crane akhir = 114,2 ton.
Tabel 1. Sling chart wire rope slings

2. Kapasitas Crane
Berdasarkan Asosiasi Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kontruksi Indonesia (A2K4-
Indonesia) berat beban angkat mendekati kapasitas maksimum crane (70% hingga 90%).
Besar kapasitas crane pada metode multi-crane terjadi perubahan yang diakibatkan oleh
penentuan berat peralatan rigging yang sesuai dengan standar K3.
✓ Penggunaan kapasitas crane pada metode single crane yaitu sebesar 65%. Maka
penggunaaan kapasitas crane ini aman.
✓ Penggunaan kapasitas crane pada metode multi-crane yaitu sebesar 53,47%
menjadi 62,37% pada posisi benda horizontal dan 75,4% menjadi 85,5%. Hasil ini
dipengaruhi oleh perubahan besarnya berat peralatan rigging. Maka penggunaaan
kapasitas crane ini aman.

Gambar 17. Kapasitas Maksimum Crane


Tuliskan Nama Penulis sebagai header halaman genap

4. KESIMPULAN

1. Hasil perhitungan lifting dan mekanika statika pada single crane dan multi-crane yaitu:
Tabel 2. Hasil Perhitungan Lifting
NO SLING HASIL PERHITUNGAN
1 C Single crane 18,25 ton
2 B Single crane 23,04 ton
3 A Single crane 40,99 ton
4 C Multi-crane 114,2 ton
5 B Multi-crane 114,2 ton
6 A Multi-crane 114,2 ton
2. Hasil pemilihan spreader bar yang digunakan pada single crane dan multi-crane yaitu :
Tabel 3. Hasil Perhitungan Spreader Bar

NO SPREADER BAR HASIL PERHITUNGAN


1 1 Single crane 33 ton
2 2 Single crane 33 ton
3 4 Single crane 66 ton
4 Multi-crane 264 ton
3. Hasil pemilihan shackle yang digunakan pada single crane dan multi-crane yaitu :
Tabel 4. Hasil Perhitungan Shackle
NO SHACKLE HASIL PERHITUNGAN
1 A Single crane 13,75 ton
2 B Single crane 16 ton
3 C Single crane 32,5 ton
4 A Multi-crane 110 ton
5 B Multi-crane 110 ton
4. Hasil pemilihan hook yang digunakan pada single crane dan multi-crane yaitu:
Tabel 5. Hasil Perhitungan Hook
NO HOOK HASIL PERHITUNGAN
1 A Single crane 65 ton
4 A Multi-crane 220 ton
5 B Multi-crane 110 ton

5. Hasil penggunaan kapasitas crane yang telah sesuai dengan standar K3 pada metode single
crane yaitu sebesar 65% dan pada metode multi-crane yaitu sebesar 73,5%.

6. Hasil dokumen lifting plan, lifting operation dan lifting drawing yang telah sesuai dengan
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia (Permenaker) 8 tahun 2020 tentang
keselamatan dan Kesehatan kerja (K3) pesawat angkat dan pesawat angkut pada metode
single crane dan multi-crane.
Studi Perencanaan Sistem Lifting Menggunakan Single Crane Dan Multi-Crane

DAFTAR PUSTAKA

Taufiqurrahman, S. (2021). TRAINING LIFTING/RIGGING ENGINEER. PETROS OIL GAS


TRAINING.
Soelarso, H. P. (2015). ANALISA STRUKTUR ULA WELL PLATFORM TAHAP LIFTING DENGAN
MENGGUNAKAN SOFTWARE SACS 5.2 (STUDI KASUS PROYEK PT. BAKRIE
CONSTRUCTION). JURNAL FONDASI, Volume 4 No 1,
Ardian Dwi Dermawan, I. P. (n.d.). Perancangan Mekanisme Angkat Boatlift Crane yang
Sinkron dengan Kapasitas Swl 15 Ton pada PT.F1 Perkasa. Program Studi Teknik
Desain dan Manufaktur, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan
Negeri Surabaya, Surabaya 60111.
K, N. A. (2015). EVALUASI PENERAPAN KESELAMATAN KERJA PADA PEKERJAAN ERECTION
GIRDER MENGGUNAKAN CRAWLER CRANE DI PT. ADHI KARYA (PERSERO) TBK.
JURNAL TUGAS AKHIR PROGRAM STUDI HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA .
Syapril Janizar, E. R. (n.d.). ANALISIS PENEMPATAN DAN PENENTUAN JUMLAH TOWER
CRANE (TC) STUDI KASUS : PADA PEMBANGUNAN JEMBATAN CABLE STAYED
DICIJAMBE KABUPATEN GARUT. Teknik Sipil Universitas Winaya Mukti .

Wildan Rizky Pratama, F. M. (2018). PREVENTIVE DAN CORRECTIVE MAINTENANCE


HIDROLIK TRUCK CRANE . Jurnal Teknologi dan Terapan Bisnis (JTTB) .

Diseminasi FTI-3

Anda mungkin juga menyukai