PAKET/PEKERJAAN : BELANJA MODAL PEMBANGUNAN RAWAT INAP KLS I, II, DAN III
LOKASI : KOTA TERNATE
TAHUN ANGGARAN : 2019
NAMA PERUSAHAAN : PT. RAJABATU KIERAHA PERKASA
I. PENDAHULUAN
Metode Pelaksanaan dibuat bertujuan agar dapat digunakan sebagai pedoman atau
acuan pelaksanaan sehingga hasil dari pelaksanaan pekerjaan ini diperoleh secara
maksimal dengan meminimalisir berbagai kendala yang dapat terjadi di lapangan.
Dalam pembuatan metode pelaksanaan ini, diperlukan penguasaan teknik yang
sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan mencapai hasil optimal.
PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Serah Terima Lokasi Pekerjaan
Sebelum dimulainya pelaksanaan pekerjaan, maka terlebih dahulu dilakukan
serah terima lokasi pekerjaan dari pemilik pekerjaan kepada penyedia jasa yang
dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima Lokasi Pekerjaan yang
ditandatangani oleh kedua belah pihak. Setelah selesai pelaksanaan serah
terima lokasi pekerjaan barulah penyedia jasa melaksanakan berbagai aktivitas
pelaksanaan pekerjaan dilokasi yang sudah diserah terimakan.
2. Sosialisasi
Sosialisasi dimulainya pelaksanaan pekerjaan ini akan kami awali dengan
menyampaikan surat pemberitahuan mulai kerja yang ditunjukan kepada
Direksi Pekerjaan dengan tembusan ditujukan kepada pihak terkait.
Pelaksanaan sosialisasi dengan cara tatap muka dilaksanakan bersama wakil
direksi pekerjaan kepada semua stake holders yang terkait dengan pekerjaan
ini. Adapun tujuan dari pelaksanaan sosialisasi ini adalah :
1. Agar masyarakat setempat mengetahui akan adanya kegiatan pelaksanaan
pekerjaan tersebut.
2. Mendapatkan kesepakatan bersama bahwa dalam pelaksanaan proyek tersebut
tidak ada ganti rugi tanah, tanaman dan lain sebagainya yang kebetulan berada
pada lahan yang masih dalam batas patok yang merupakan tanah bukan Hak
Milik Pribadi.
3. Pengukuran MC %
1. Pengukuran awal dilaksanakan mengacu pada gambar konstruksi rencana
berdasar kondisi lapangan yang ada dan hasil pengukuran dituangkan dalam
Gambar Kerja (Working Drawing) serta dimintakan persetujuan Direksi sebagai
pedoman pelaksanaan pekerjaan.
2. Penetapan ukuran dan sudut-sudut siku akan dijaga dan diperhatikan
ketelitiannya dengan mempergunakan alat waterpass dan theodolit atau
dengan alat siku-siku dari kayu.
3. Pengukuran akhir dilaksanakan bila semua pekerjaan telah selesai dilaksanakan
untuk mendapatkan hasil pengukuran yang sama dengan pengukuran awal, bila
tidak maka pekerjaan yang dianggap kurang atau lebih maka segera dilakukan
addendum kontrak sehingga volumennya terpenuhi sesuai gambar rencana.
4. Pengukuran dilaksanakan bersama dengan Direksi Lapangan dan Hasil
pengukuran dituangkan dalam gambar kerja yang ditandatangani bersama oleh
pihak Pelaksana dan Direksi.
5. Setelah pelaksanaan pengukuran selesai dilakukan maka dilanjutkan dengan
pekerjaan pembuatan MC 0%. Pelaksanaan MC 0% dilakukan bersama Direksi
pekerjaan, untuk kemudian dituangkan dalam Berita Acara MC 0%.
6. Selanjutnya hasil pengukuran dan MC 0% tadi dituangkan dalam bentuk gambar
teknik yang dinamakan dengan gambar kerja (Working Drawing).
7. Working Drawing inilah yang kemudian menjadi pegangan dalam pelaksanaan
pekerjaan sampai dengan selesai.
8. Ukuran-ukuran pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam spesifikasi teknis berikut gambar-gambar pelaksanaannya dan apabila
ada perbedaan ukuran dalam gambar dan spesifikasi teknis kami akan
melaporkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Penyediaan Rumah
Khusus.
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Pembongkaran dan Pembersihan Gedung Lama
Pekerjaan pembongkaran dan pembersihan dilakukan pada lokasi
pekerjaan, maupun lokasi untuk jalan masuk ke lokasi proyek, agar pelaksanaan
pekerjaan nantinya dapat berjalan lancar. Semua daerah yang ditempati
bangunan atau yang dilewati jalur bangunan dibersihkan. Pembersihan meliputi
pembersihan pohon-pohon, sampah dan bahan lain yang mengganggu
pelaksanaan pekerjaan. Hasil pembersihan itu akan ditempatkan diluar tempat
kerja atau dibuang, kecuali ada ketentuan lain sesuai petunjuk direksi.
Semua daerah tempat bangunan dan sekitarnya yang diperlukan perataan
harus diratakan atau lapis permukaan perlu ditimbun dan dipadatkan
kemudian dibersihkan dari semua jenis sampah dan kotoran yang mengganggu
pekerjaan.
2. Mobilisasi
Mobilisasi disini dapat dibagi dalam 4 (empat) kelompok, yaitu : Mobilisasi
Personil Inti, Mobilisasi Bahan/Material, Mobilisasi Tenaga Kerja dan Mobilisasi
Peralatan.
Mobilisasi personil akan dilakukan sebelum pekerjaan dimulai sampai
masa persiapan selesai, hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pelaksana
dalam menyusun planning kerja setelah terlebih dahulu mengenal lapangan dan
melakukan identifikasi terhadap kemungkinan permasalahan yang timbul
nantinya selama waktu definitive pelaksanaan pekerjaan dimulai. Sedangkan
mobilisasi bahan/material, tenaga kerja dan peralatan dilakukan sesuai dengan
pekerjaan yang akan segera dikerjakan dilapangan.
Asbuild Drawing
Sebelum pelaksanaan pekerjaan berakhir, dilaksanakan persiapan untuk
serah terima pekerjaan yang pertama (PHO). Pelaksanaan pekerjaan untuk MC
100% :
1) Pengukuran dan perhitungan volume pekerjaan yang dilaksanakan.
2) Penggambaran untuk dibuat gambar purna laksana (As Built Drawing).
3) Perhitungan MC 100% untuk mengetahui nilai pekerjaan untuk
mendapatkan persetujuan pada saat serah terima pertama pekerjaan.
4) Pemeriksaan Pekerjaan bersama tim penerima akhir pekerjaan untuk
mendapatkan persetujuan serah terima pekerjaan.
5) Kami akan mengumpulkan seluruh laporan-laporan seperti laporan harian,
mingguan, bulanan, asbuilt drawing dan foto dokumentasi yang telah di tanda
tangani oleh pihak-pihak terkait dan telah di jilid rapi.
6) Pihak penyedia jasa masih harus melakukan pemeliharaan selama waktu
yang ditentukan pada dokumen kontrak, selanjutnya dilaksanakan Serah Terima
Kedua pada akhir masa pemeliharaan yang ditandatangani oleh pihak pertama
dan pihak kedua.
Pembersihan Akhir
• Pada saat penyelesaian pekerjaan, tempat kerja harus ditingglakan dalam
keadaan bersih dan siap untuk dipakai pemilik, Konstruksitor juga harus
mengembalikan bagian-bagian dari tempat kerja yang tidak diperuntukan dalam
dokumen konstruksi kekondisi semula.
• Pada saat pembersihan akhir, semua perkerasan kerb, dan struktur harus
diperiksa ulang untuk mengetahui kerusakan fisik yang mungkin ditemukan
sebelum pembersihan akhir. Permukaan lainnya harus digaru sampai bersih dan
semua kotoran yang terkumpul harus dibuang.
b. Lantai Kerja
• Landasan pondasi dari adukan 1pc : 3ps : 5kr digelar setebal 5 cm
ditempatkan pada dasar landasan dan dikerjakan sedikit hingga
menutup semua landasan pondasi beton
• Spesi diratakan sedemikian rupa hingga rata permukaanya dengan
menngunakan kasutan.
Tahapan Pengecoran :
Tahapan pengecoran adalah sebagai berikut :
• Siapkan checklist untuk pengecoran
• Tentukan elevasi dan batas-batas pengecoran dengan menggunakan
waterpass/selang ukur.
• Bersihkan lokasi pengecoran dengan menggunakan kompresor atau atas
petunjuk direksi.
• Tuangkan adukan beton dari alat angkut menuju bekisting.
• Padatkan beton dengan alat vibrator.
• Ratakan permukaan beton dengan alat garuk cord dan jidar.
Perawatan Beton :
Beton yang sudah dicor akan dijaga agar tidak kehilangan kelembapan
dengan cara beton akan disiram dengan air secara terus menerus selama 3
minggu. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai berikut :
• Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3
x 24 jam setelah pengecoran.
• Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari
pekerjaan lain.
• Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai
penutup beton.
• Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan
tidak mengikuti bentuk yang diinginkan , munculnya pembesian pada
permukaan.
d. Pembesian
Pembesian dipasangkan sejajar dengan arah pas. Pondasi batu belah dan
sebelum pemasangan pebesian terlebih dahulu dilakukan pembesian dari
cley (tanah) pada area tata letak Pondasi.
Pemasangan pembesian pada balok sloof tulangan tarik lapangan terletak
pad abagian atas dan tulangan tekan berada pada bagian bawah. Begitu juga
pada bagian tumpuan tulangan tarik berada pada bagian bawah dan
tulangan tekan pada bagian atas.
Pemasangan pembesian disambungkan pada bagian kolom yang telah
diberi tulangan stut sebelumnya.
e. Bekisting
• Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan
posisi seperti yang disyratkan pada gambar
• Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang
diakibatkan oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban lainnya
• Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan
bentuk yang tetap bag struktur beton sesuai yang direncanakan
• Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan,
kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang efisien.
• Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusk/bocor pada saat
pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton
• Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air semen
dan juga tidak merusak beton
• Pemasangan bekisting harus benar-benar sesuai dengan gambar rencana
baik secara vertical maupun horizontal
Tahapan Pengecoran :
Tahapan pengecoran adalah sebagai berikut :
• Siapkan checklist untuk pengecoran
• Tentukan elevasi dan batas-batas pengecoran dengan
menggunakan waterpass/selang ukur.
• Bersihkan lokasi pengecoran dengan menggunakan kompresor atau
atas petunjuk direksi.
• Tuangkan adukan beton dari alat angkut menuju bekisting.
• Padatkan beton dengan alat vibrator.
• Ratakan permukaan beton dengan alat garuk cord dan jidar.
Perawatan Beton :
Beton yang sudah dicor akan dijaga agar tidak kehilangan kelembapan
dengan cara beton akan disiram dengan air secara terus menerus
selama 3 minggu. Untuk keperluan tersebut ditetapkan cara sebagai
berikut :
• Beton yang telah dicor dihindarkan dari benturan benda keras selama 3
x 24 jam setelah pengecoran.
• Beton harus dilindungi dari kemungkinan cacat yang diakibatkan dari
pekerjaan lain.
• Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah sebagai
penutup beton.
• Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil, permukaan
tidak mengikuti bentuk yang diinginkan , munculnya pembesian pada
permukaan.
b. Pembesian Sloof
Pembesian Sloof dipasangkan sejajar dengan arah pas. Pondasi betu belah
dan sebelum pemasangan pebesian terlebih dahulu dilakukan
pembesian dari cley (tanah) pada area tata letak sloof balok.
Pemasangan pembesian pada balok sloof tulangan tarik lapangan terletak
pad abagian atas dan tulangan tekan berada pada bagian bawah. Begitu
juga pada bagian tumpuan tulangan tarik berada pada bagian bawah
dan tulangan tekan pada bagian atas.
Pemasangan pembesian disambungkan pada bagian kolom yang telah
diberi tulangan stut sebelumnya.
c. Bekisting Sloof
2. Bekisting harus dibuat dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan
posisi seperti yang disyratkan pada gambar
3. Bekisting harus cukup kuat untuk memikul tekanan atau beban yang
diakibatkan oleh beton basah, beban pelaksanaan dan beban-beban
lainnya
4. Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus dapat menghasilkan
bentuk yang tetap bag struktur beton sesuai yang direncanakan
5. Perencanaan bekisting harus didasarkan oleh kemudahan pemasangan,
kemudahan pembongkaran, kecepatan pemasangan dan biaya yang
efisien.
6. Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak rusk/bocor pada saat
pelaksanaan pengecoran dan juga tidak merusak beton
7. Bahan bekisting harus terbuat dari bahan yang tidak menyerap air
semen dan juga tidak merusak beton
8. Pemasangan bekisting harus benar-benar sesuai dengan gambar
rencana baik secara vertical maupun horizontal
2. Pengukuran
- Juru ukur (surveyor) dengan menggunakan theodolith melakukan
pengukuran dan marking area untuk titik penempatan, ukuran
(dimensi) serta leveling dari sloof, kolom praktis, kolom, ring balok
atap, ring balok, ring balok teras, plat dack teras, plat kanopi, dan plat
meja beton.
- Pekerjaan pengukuran dan marking area dikerjakan secara berurutan
mengikuti alur pekerjaan struktur beton yang akan dikerjakan.
4. Fabrikasi Bekesting
- Fabrikasi bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk memudahkan
pengukuran dan mempercepat pelaksanaannya, karena angkutan
bekesting menjadi dekat.
- Untuk struktur beton yang posisinya ada dibawah permukaan tanah,
maka bekesting dapat menggunakan multiplek atau pasangan batako :
a) Sebelum bekesting batako dipasang, lakukan pengukuran dengan
theodolith untuk kesikuan dan leveling pondasi.
b) Pasangan dinding batako harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil
pengecoran beton dapat baik.
c) Perkuatan terhadap pasangan dinding batako, agar pada waktu
pengecoran pasangan dinding batako tidak ambruk/runtuh.
- Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah
menggunakan bahan dari multiplek dan perkuatan menggunakan
balok/kaso.
- Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja.
- Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan
dicor dengan perkuatan balok/kaso.
- Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran.
- Pasangan bekesting dibuat rapih, siku dan lurus sehingga hasil
pengecoran beton dapat menghasilkan bidang yang flat/maksimal.
- Untuk kolom dibuatkan sepatu kolom dengan besi beton atau besi plat
siku untuk menjaga agar kolom tetap tegak lurus dan siku.
- Setting (pasang) besi tulangan yang telah difabrikasi ke dalam
bekesting.
- Pasang beton decking dan cakar ayam secara merata dan sesuai
kebutuhan.
- Cek elevasi dan kerataan pemasangan bekesting.
• Curring Beton
- Untuk bagian horizontal adalah setelah buka bekesting, bagian luar
disemprot air lalu dicure dengan curing compound.
- Untuk bagian vertical adalah web setelah deshuttering dinding
disemprot air lalu dicure dengan curing coumpound construction joint
dicure dengan air.
- Bagian lain dicuring dengan semprotan air secara rutin selama ± 1
minggu.
- Bekesting dapat dibongkar apabila beton sudah mencapai umurnya.
• Pengukuran
- Juru ukur (surveyor) dengan menggunakan theodolith melakukan
pengukuran dan marking area untuk titik penempatan, ukuran
(dimensi) serta leveling dari sloof, kolom praktis, kolom, ring balok
atap, ring balok, ring balok teras, plat dack teras, plat kanopi, dan plat
meja beton.
- Pekerjaan pengukuran dan marking area dikerjakan secara berurutan
mengikuti alur pekerjaan struktur beton yang akan dikerjakan.
• Fabrikasi Bekesting
- Fabrikasi bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk memudahkan
pengukuran dan mempercepat pelaksanaannya, karena angkutan
bekesting menjadi dekat.
- Untuk struktur beton yang posisinya ada dibawah permukaan tanah,
maka bekesting dapat menggunakan multiplek atau pasangan batako :
d) Sebelum bekesting batako dipasang, lakukan pengukuran dengan
theodolith untuk kesikuan dan leveling pondasi.
e) Pasangan dinding batako harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil
pengecoran beton dapat baik.
f) Perkuatan terhadap pasangan dinding batako, agar pada waktu
pengecoran pasangan dinding batako tidak ambruk/runtuh.
- Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah
menggunakan bahan dari multiplek dan perkuatan menggunakan
balok/kaso.
- Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja.
- Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan
dicor dengan perkuatan balok/kaso.
- Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran.
- Pasangan bekesting dibuat rapih, siku dan lurus sehingga hasil
pengecoran beton dapat menghasilkan bidang yang flat/maksimal.
- Untuk kolom dibuatkan sepatu kolom dengan besi beton atau besi plat
siku untuk menjaga agar kolom tetap tegak lurus dan siku.
- Setting (pasang) besi tulangan yang telah difabrikasi ke dalam
bekesting.
- Pasang beton decking dan cakar ayam secara merata dan sesuai
kebutuhan.
- Cek elevasi dan kerataan pemasangan bekesting.
• Curring Beton
- Untuk bagian horizontal adalah setelah buka bekesting, bagian luar
disemprot air lalu dicure dengan curing compound.
- Untuk bagian vertical adalah web setelah deshuttering dinding
disemprot air lalu dicure dengan curing coumpound construction joint
dicure dengan air.
- Bagian lain dicuring dengan semprotan air secara rutin selama ± 1
minggu.
- Bekesting dapat dibongkar apabila beton sudah mencapai umurnya.
2. Pengukuran
- Juru ukur (surveyor) dengan menggunakan theodolith melakukan
pengukuran dan marking area untuk titik penempatan, ukuran
(dimensi) serta leveling dari sloof, kolom praktis, kolom, ring balok
atap, ring balok, ring balok teras, plat dack teras, plat kanopi, dan plat
meja beton.
- Pekerjaan pengukuran dan marking area dikerjakan secara berurutan
mengikuti alur pekerjaan struktur beton yang akan dikerjakan.
4. Fabrikasi Bekesting
- Fabrikasi bekesting dikerjakan di lokasi proyek untuk memudahkan
pengukuran dan mempercepat pelaksanaannya, karena angkutan
bekesting menjadi dekat.
- Untuk struktur beton yang posisinya ada dibawah permukaan tanah,
maka bekesting dapat menggunakan multiplek atau pasangan batako :
g) Sebelum bekesting batako dipasang, lakukan pengukuran dengan
theodolith untuk kesikuan dan leveling pondasi.
h) Pasangan dinding batako harus rapih, siku dan lurus sehingga hasil
pengecoran beton dapat baik.
i) Perkuatan terhadap pasangan dinding batako, agar pada waktu
pengecoran pasangan dinding batako tidak ambruk/runtuh.
- Fabrikasi bekesting untuk struktur beton diatas permukaan tanah
menggunakan bahan dari multiplek dan perkuatan menggunakan
balok/kaso.
- Potong dan bentuk multiplek sesuai dengan ukuran gambar kerja.
- Pasang dan rangkai potongan multiplek pada area struktur yang akan
dicor dengan perkuatan balok/kaso.
- Cek bekesting jangan ada celah yang berakibat kebocoran.
- Pasangan bekesting dibuat rapih, siku dan lurus sehingga hasil
pengecoran beton dapat menghasilkan bidang yang flat/maksimal.
- Untuk kolom dibuatkan sepatu kolom dengan besi beton atau besi plat
siku untuk menjaga agar kolom tetap tegak lurus dan siku.
- Setting (pasang) besi tulangan yang telah difabrikasi ke dalam
bekesting.
- Pasang beton decking dan cakar ayam secara merata dan sesuai
kebutuhan.
- Cek elevasi dan kerataan pemasangan bekesting.
5. Curring Beton
- Untuk bagian horizontal adalah setelah buka bekesting, bagian luar
disemprot air lalu dicure dengan curing compound.
- Untuk bagian vertical adalah web setelah deshuttering dinding
disemprot air lalu dicure dengan curing coumpound construction joint
dicure dengan air.
- Bagian lain dicuring dengan semprotan air secara rutin selama ± 1
minggu.
- Bekesting dapat dibongkar apabila beton sudah mencapai umurnya.
• Pek. Plesteran
Pek. Waterproofing
7. Pas. Septictank
• Ukuran dan bentuk septictank dan bak resapan mengikuti gambar,
spesifikasi teknis dan atas persetujuan Direksi/Pengawas.
• Septictank dibuat dari pasangan batako tanpa aci atau adukan kuat 1Pc :
3 Ps diplesteran dengan adukan yang sama.
• Apabila keadaan tanah kurang baik untuk rembesan sistem bak
rambatan harus disesuaikan agar air kotor tidak macet.
• Agar tidak mencemari air dan tanah disekitarnya, septictank dibuat
dengan jarak minimal dari sumur air bersih sekurangnya 10 m.
• Untuk membuang air keluaran dari septictank perlu dibuat daerah
resapan dengan lantai septictank dibuat miring kearah ruang lumpur.
• Pipa air masuk kedalam tangki hendaknya selalu lebih tinggi kurang
lebih 2,5 cm dari pipa air keluar.
• Septictank dilengkapi dengan lubang pemeriksaan dan lubang
penghawaan untuk membuang gas hasil penguraian.
• Pek. Plesteran
Pek. Waterproofing
Persiapan, lantai harus kokoh rata, halus dan kering. Bersihkan dan
keringkan lantai sebelum memasang vinyl lantai. Tentukan titik tengah dari
keempat sisi dinding dan tarik dari titik tengah dinding yang satu ke titik
tengah dinding yang di seberangnya. Dengan cara yang sama tarik satu garis
lagi diantara dua sisi dinding lainnya. Anda akan mendapatkan dua garis
yang menyilang yang akan digunakan sebagai pedoman pemasangan vinyl
lantai.
Pemasangan, siapkan lem kuning (solvent base adhesive) sebagai bahan
perekat. Oleskan lem secukupnya di permuakaan lantai dan dasar vinyl
lantai. Tempelkan vinyl ke lantai segera setelah lem kering dengan mengikuti
garis pedoman yang telah dibuat sebelumnya.
Pas. Septictank
• Ukuran dan bentuk septictank dan bak resapan mengikuti gambar,
spesifikasi teknis dan atas persetujuan Direksi/Pengawas.
• Septictank dibuat dari pasangan batako tanpa aci atau adukan kuat 1Pc : 3 Ps
diplesteran dengan adukan yang sama.
• Apabila keadaan tanah kurang baik untuk rembesan sistem bak rambatan
harus disesuaikan agar air kotor tidak macet.
• Agar tidak mencemari air dan tanah disekitarnya, septictank dibuat dengan
jarak minimal dari sumur air bersih sekurangnya 10 m.
• Untuk membuang air keluaran dari septictank perlu dibuat daerah resapan
dengan lantai septictank dibuat miring kearah ruang lumpur.
• Pipa air masuk kedalam tangki hendaknya selalu lebih tinggi kurang lebih 2,5
cm dari pipa air keluar.
• Septictank dilengkapi dengan lubang pemeriksaan dan lubang penghawaan
untuk membuang gas hasil penguraian.
TEMPLATE : Template di sini adalah suatu bentuk yang dibuat untuk acuan
menentukan beberapa titik tali lining (lot). Template dibuat berdasarkan
gambar kerja. Biasanya terdapat 7 titik lot, kadang para teknisi mekanik cukup
hanya membuat 6 titik lot. Pembuatan lot ini nanti untuk pedoman letak
pemasangan komponen lift yang ada di ruang luncur yaitu, dua rel sangkar, dua
rel counterweight dan pintu luar. Pembuatan template ini tidak ada standar
khusus, ini tergantung metode jarak peletakan lot terhadap gambar kerja yang
dipakai oleh masing-masing para teknisi mekanik. Paling sering terdapat dua
metode penentuan titik lot. Walaupun berbeda cara namun tujuan akhirnya
adalah sesuai dengan gambar kerja. Template dapat dibuat dari kayu atau besi
siku. Template dibuat dua buah, satu diletakan di atas ruang luncur (yang telah
ditentukan titik-titik lot) dan satu di bawah ruang luncur atau pit ground (hanya
untuk pengikat/penahan tali lot). Peletakan template ini disesuaikan dengan
gambar kerja dan lebih baiknya lagi dikombinasikan dengan pengamatan lokasi
ruang luncur. Agar nantinya tidak ada benturan atau lokasi yang bergeser antar
komponen satu dengan komponen lain atau komponen dengan tembok ruang
luncur.
REL KABIN DAN REL COUNTERWEIGHT: Pemasangan rel kabin dan rel
counterweight berdasarkan lot. Biasanya berjarak 2 cm dari tali, ini dimaksud
agar saat rel dipasang tidak menyentuh/mengganggu tali lot. Untuk itu lot harus
direncanakan pergeseranya saat pemasangan template. Satu rel mempunyai
panjang 5 meter dengan besarnya bermacam macam disesuaikan dengan
kapasitas angkut. Yaitu K8, K13, K24. Untuk counterweight di sebut rel omega.
Rel diikat oleh braket, dan braket dibaut di tembok/balok/konstruksi. Braket ini
biasanya dipasang setiap 2,5 meter. Jarak inipun tidak harus, semakin pendek
jaraknya juga akan semakin bagus, karena rel kabin akan semakin kuat.
Pemasangan rel biasanya dibantu dengan steiger. Di sini tidak kami jelaskan
bagaimana pemasangan rel kabin secara detail.
Rel kabin dipasang di kanan dan dikiri kabin. Sedangkan rel coenterweight juga
ada dua. Ada tipe yang di pasang di belakang kabin ada juga di samping kanan
atau kiri kabin, tergantung gambar kerja. Pemasangan rel dimulai dari bawah
sampai ke atas.
SILL PINTU LUAR, HANGER PINTU LUAR, DAUN PINTU LUAR : Langkah
selanjutnya pemasangan unit pintu luar yaitu sill pintu luar bersamaan itu juga
dipasang hanger pintu luar dan daun pintu luar. Pemasangan itu semua juga
berdasarkan lot yang sudah dibuat. Pemasangan unit pintu luar biasanya juga
dimulai dari lantai terbawah sampai lantai teratas.
7. MESIN : Langkah selanjutnya pengangkatan mesin ke ruang mesin. Lokasi
ruang luncur pada umumnya terdapat di dalam tengah gedung, sehingga sering
pengangkatan dilakukan melalui lubang ruang luncur. Pengangkatan mesin
ditarik dengan chainblock atau hoist listrik yang digantung disebuah hook yang
sudah dibuat di atap ruang mesin yang lurus dengan ruang luncur. Mesin ini
sementara diletakan dulu di ruang mesin, belum langsung disetting
penempatannya.
8. KABIN : Kabin terdapat beberapa komponen. Pertama dipasang
dahulu bottom chanal dengan dua guide shoe kabin bawah.
Kemudian upright kanan kiri dan dua safety block, untuk safety block ada dua
tipe yaitu tipe bawah dan tipe atas. Kemudian ditutup/dikunci dengan top
chanal dan dua guide shoe kabin atas.
Setelah itu dipasang frame kabin, kemudian dinding kabin depan termasuk
COP(Car Operation Panel) (yaitu panel tempat tombol-tombol lantai tujuan dan
tombol pelengkap lain serta display lantai), dinding samping kanan kiri dan
belakang. Setelah itu dipasang atap kabin. Setelah itu dipasang unit door motor,
terdiri dari hanger termasuk motor penggerak pintu dan inverter pintu.
Kemudian dipasang daun pintu kabin dan sill pintu kabin.
9. COUNTERWEIGHT : Langkah selanjutnya pemasangan unit counterweight
terdiri dari frame counterweight dan empat guide shoe. Untuk balok pemberat
biasanya dimasukkan ke dalam frame belakangan setelah counterweight
terhubung rope (tali baja) dengan mesin dan kabin.
10. Langkah selanjutnya yaitu setting unit mesin yang terdiri dari gelagar UWF,
frame gearbox, motor gearbox/gearless, dan pulley deflection. Setting
penempatan unit mesin ini juga berdasarkan gambar kerja.
11. ROPE (tali baja): Selanjutnya pemasangan rope, sebelum memasang rope ada
langkah-langkah yang dikerjakan terlebih dahulu yaitu tali lot dan steiger
dibongkar agar tidak mengganggu. Kemudian karena posisi unit kabin berada di
bawah, maka counterweight harus diposisikan di atas ruang luncur dengan cara
ditarik dengan chainblock. Nah setelah itu baru bisa dipasang rope yang
menghubungkan (kabin - pulley deflection - main pulley gearbox/gearless –
counterweight). Panjangnya telah diukur berdasarkan beberapa aspek yaitu
panjang ruang luncur, overheight, counterweight, panjang pitground, buffer
kabin, dan buffer counterweight. Setiap unit lift mempunyai jumlah alur dan
besar diameter rope yang berbeda tergantung kapasitas angkut. Minimal jumlah
alur adalah tiga alur, dan minimal diameter adalah 8 mm. Setelah terpasang
chainblock penahan counterweight bisa dilepas.
12. SPEED GOVERNOR :Selanjutnya dipasang speedgovernor, ini fungsinya untuk
membatasi kecepatan berlebih waktu lift berjalan. Terhubung dengan safety
block kabin melalui satu alur rope governor, di ujung bawah rope governor
terdapat tension atau pemberat agar rope tidak kendor. Bekerja secara
mekanikal, jika lift melebihi kecepatan yang ditentukan, speed governor akan
mengunci dan berhenti berputar, karena terhubung dengan safety block kabin
melalui rope, kabin juga akan berhenti karena safety block bekerja seperti rem
yang mencengkeram rel kabin.
Jika berandai andai extrim misalkan semua rope utama putus, lift tidak akan
jatuh ke bawah karena terdapat suatu alat yang bernama speed governor, yang
akan membuat kabin berhenti.
Nah sampai disini pemasangan mekanik sudah saya katakan 95%, sisanya
biasanya penyetingan tahap akhir. Ini dilakukan setelah lift sudah terpasang
kontrol elektrik dan di tes running. Nah pada tes running inilah biasanya
ketahuan atau ditemukan setingan mekanik yang kurang pas, antara lain pintu-
pintu, guide shoe, safety block dan lain-lain.
Grounding sebagai titik akhir pelepasan arus petir harus memiliki kriteria
tertentu agar bisa berfungsi dengan baik melepaskan arus petir tersebut
sehingga penangkal petir yang dipasang juga dapat bekerja optimal . Salah
satunya dilihat dari tekstur tanah dan bahan yang di gunakan untuk membuat
grounding tersebut.
Dilihat dari bahan yang di gunakan grounding yang baik yaitu grounding yang
terbuat dari bahan Conductor misalnya Tembaga,Stainless atau Galvanise.
Untuk kedalaman grounding sendiri untuk setiap wilayah berbeda, ada wilayah
yang dengan kedalaman 6 meter sudah baik ( sudah memiliki nilai resistansi di
bawah 5 Ohm , Tetapi ada wilayah tertentu yang sudah dilakukan pengeboran
20 meter bahkan lebih tetapi belum memiliki nilai resistansi yang baik ( masih
diatas 5 Ohm ). Faktor tekstur tanah di ataslah yang sangat berpengaruh
terhadap hasil pengeboran tersebut.
Terdapat beberapa kiat untuk pemilihan jalur kabel , Rute Terdekat kiat
utamanya ” Semakin Pendek Panjang Bentang Penghantar maka Tahanan Bahan
Akan semakin Kecil ”
Belokan kabel haruslah dihindari bila membentuk sudut runcing ( kurang dari
90 ‘ ) dan Bila ada belokan harus membentuk sudut radian ( lingkar ) agar tidak
terjadi Side Flashing yang bisa menimbulkan aliran liar petir di struktur
bangunan .
1. Pipa diletakkan persis dibawah lobang talang yang telah diberi torong talang.
2. Pipa saluran air hujan dapat dipasang menempel di dinding luar dengan
menggunakan lem atau dapat ditanam di dinding bila berukuran < 2 “.
3. Bila saluran pembuang air hujan berupa saluran tertutup harus dibuat bak
kontrol pada pertemuan pipa air hujan dengan saluran pembuang.
4. Bila terdapat sambungan, arah shock harus sebelah atas, dan
penyambungannya harus benar-benar kuat.
PEKERJAAN AKHIR
1. Pembersihan Akhir
i. Setelah seluruh pekerjaan fisik telah selesai dilaksanakan, kami akan
bersihkan seluruh sisa-sisa material dari hasil akhir pekerjaan,
sehingga lokasi pekerjaan menjadi bersih dan rapi.
2. Demobilisasi
i. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pengembalian dan pemindahan
peralatan yang telah dipergunakan. Dan mengembalikan kondisi
lapangan yang telah digunakan sebagai tempat penyimpanan alat,
barak pekerja, gudang, dan lain sebaginya kembali ke kondisi awal.
TTD