Anda di halaman 1dari 31

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

A. UMUM
Metode Pelaksanaan ini merupakan gambaran umum penyelesaian pekerjaan
sehingga dapat mempermudah penjadwalan sumber daya (tenaga kerja, alat
dan bahan) dan untuk menghindari penyimpangan yang berpengaruh terhadap
hal-hal yang subtantif yang mempengaruhi lingkup, kualitas dan hasil / kinerja /
performance pekerjaan.
Metoda Pelaksanaan ini juga merupakan pedoman yang akan disiapkan
bersama-sama dengan gambar-gambar yang keduanya menguraikan
pekerjaan yang akan dilaksanakan. Istilah pekerjaan mencakup suplai dan
instalasi seluruh peralatan dan material yang akan dipadukan dalam konstruksi-
konstruksi, yang diperlukan menurut dokumen-dokumen kontrak, serta semua
tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasang dan menjalankan peralatan dan
material tersebut.
Setelah mempelajari dan memahami Dokumen Pengadaan Barang/jasa beserta
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan dengan cermat, maka kami dalam
melaksanakan pekerjaan tersebut harus sesuai dengan Prosedur Mutu, Kuantitas
(Harga dan Volume), Spesifikasi Teknis, Jangka Waktu dan memenuhi ketentuan
hukum yang berlaku maka kami akan melakukan suatu pendekatan metode
pelaksanaan sebagai berikut :

Dengan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama 180 (seratus delapan


puluh) hari kalender, sehingga diperlukan kesiapan tenaga kerja, peralatan dan
bahan yang memadai. Untuk dapat menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
jangka waktu pelaksanaan yang telah ditetapkan.

B. LINGKUP PERKERJAAN
Ruang lingkup pekerjaan sesuai dengan yang terdapat pada Rekapitulasi dan
Daftar Kuantitas dan Harga yaitu meliputi :

Pekerjaan Konstruksi :
1 Pekerjaan Persiapan
2 Pekerjaan Pembangunan Gedung Dispatch
3 Pekerjaan Konstruksi Apron
4 Pekerjaan Sarana Luar

c. BAGAN ALIR PELAKSANAAN PEKERJAAN


Bagan alir pelaksanaan pekerjaan ini merupakan gambaran pelaksanaan
pekerjaan yang terdapat pada Daftar Kuantitas dan Harga dan kegiatan lain
yang sangat menentukan keberhasilan pekerjaan.
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan yang diajukan ini dimulai sejak awal kegiatan
sampai pekerjaan benar-benar selesai 100 % dan berakhirnya tanggung jawab
perusahaan. Bagan Alir Pelaksanaan Pekerjaan ini dapat dilihat pada Bagan Alir
dibawah ini.
D. METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
Sebelum kegiatan konstruksi dimulai terlebih dahulu dilakukan persiapan.
Pekerjaan persiapan meliputi mobilisasi peralatan penunjang kegiatan
dilapangan, pembersihan lokasi pekerjaan, pembuatan papan nama
proyek dan pembuatan Direksi Keet selanjutnya pekerjaan
Uitzet/bouwplak.
1.1. Pengukuran dan Pematokan
Sebelum pemasangan bowplank Direksi memberikan Peil Dasar/Induk
(reference point) dilakukan pengukuran dengan menggunakan waterpas
dan membuat patok-patok beton disekitar lokasi pekerjaan untuk
mempermudah pengukuran.
Papan bangunan (Bowplank) dipasang pada patok-patok kayu yang
terpancang di dalam tanah, sehingga tidak berubah dan bergerak.
Pekerjaan ini menggunakan usuk kayu klas II dan papan klas III.

1.2. Pembersihan Lokasi


Penyedia Jasa harus membongkar bangunan lama dan membersihkan
lapangan kerja untuk daerah bangunan kantor camat yang ada dan
semua tumbuhan dan bambu, termasuk pohon-pohon. Penyedia Jasa
harus juga membongkar akar-akar, mengisi lubang-lubangnya dengan
tanah dan dipadatkan kemudian membuang dari tempat pekerjaan
semua bahan-bahan hasil pembongkaran dan pembersihan lapangan.
Sebelum pelaksanaan kegiatan konstruksi dimulai terlebih dahulu lokasi
pekerjaan dibersihkan dari semak-semak dan pepohonan sampai ke akar-
akarnya serta hasil pembersihan dibakar dan dibuang jauh dari daerah
pekerjaan sebagaimana yang ditentukan Direksi Pekerjaan.

1.3. Papan Nama Proyek


Papan nama Proyek dibuat sesuai yang disyaratkan dan dipasang pada
tempat yang mudah dilihat oleh masyarakat umum. Papan nama proyek
harus sudah terpasang dilokasi kerja pada tempat yang akan ditentukan
kemudian, setelah Surat Perintah Kerja (SPK) dikeluarkan oleh Satuan Kerja
kepada pemborong yang memenangkan tender kerja ini. Papan nama
kerja ditentukan sesuai dengan gambar kerja. Papan nama proyek harus
dipasang pada minggu 2 (kedua) sesuai jadual pelaksanaan pekerjaan.
Waktu yang dibutuhkan untuk pembuatan dan pemasangan papan nama
proyek adalah 1 minggu.

1.4. Mobilisasi dan Demobilisasi


Setelah SPMK diterbitkan maka dilakukan pemberitahuan pada Kepala
Desa/Ketua P3A/Aparat Desa lainnya yang berwenang dan dilakuan
sosialisasi dengan masyarakat setempat. Setelah pemberitahuan dan
sosialisasi maka dilakukan mobilisasi yang terdiri dari mobilisasi sumber daya
manusia (personil inti perusahaan dan tenaga kerja), mobilisasi alat
(peralatan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan), dan mobilisasi
bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Selama
periode mobilisasi papan nama proyek harus sudah terpasang.
1.5. Pembuatan Direksi Keet
Selama periode mobilisasi Kami akan menyediakan fasilitas kantor maupun
perumahan sementara (gudang) untuk menampung bahan-bahan dan
melakukan segala aktifitas di lapangan. Sarana dan prasarana diatas
sebelumnya harus mendapat persetujuan dari direksi teknis. Pembuatan
Direksi Keet dilokasi beserta perlengkapannya dan gudang tempat
menyimpan material industri dan peralatan Bantu/kecil. Kami akan
menyediakan fasilitas kantor maupun perumahan sementara (gudang)
untuk menampung bahan-bahan dan melakukan segala aktifitas di
lapangan. Setelah selesai seluruh pekerjaan semua fasilitas ini dibongkar
pada waktu pembersihan lokasi proyek sebelum PHO.

1.6. Penyediaan Air Kerja


Air kerja harus bersih tidak mengandung garam, minyak dan kotoran
organik lain yang berakibat merusak konstruksi bamgunan. Air kerja sangat
diperlukan dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan, dimana air kerja
berfungsi untuk pekerjaan testing comissioning dan campuran adukan
pekerjaan lainnya. Untuk pengadaan air kerja diperlukan satu buah mesin
pompa untuk distribusi air kerja. Pemasangan pompa air dilakukan dengan
terlebih dahulu melakukan pemantekan untuk mendapatkan sumber air,
kemudian dilakukan pemasangan pipa dan kran air. Air untuk keperluan
kerja ditampung dalam toren air atau drum air. Air kerja dapat juga
diperoleh dari sumber existing yang ada dengan penyambungan dan
membayar sejumlah biaya yang telah ditentukan.

1.7. Administrasi dan Dokumentasi


Setelah SPMK diterbitkan maka dilakukan pemberitahuan pada Instansi
terkait/Pemerintah Daerah setempat sampai pada perangkat Desa dan
dilakuan sosialisasi dengan masyarakat setempat dengan kegiatan ini
dilakukan apabila dokumen penyerahan lapangan telah siap.
Dokumentasi dilakukan terhadap semua Jenis Kegiatan, Setelah
pengukuran dan pematokan selesai, dibuatkan Berita Acara antara
Kontraktor dan Direksi untuk ditanda tangani bersama sebagai pedoman
untuk pelaksanaan selanjutnya. Laporan harian, laporan mingguan,
laporan bulanan, gambar As-Built, Drawing Foto 0%, foto 50% dan foto 100%
harus sudah selesai dan diserahkan pada saat PHO.

Untuk pengukuran MC 0% ditetapkan sesuai gambar dilapangan serta


kondisi dan keinginan pada waktu rencana awal pelaksanaan dan
dicantumkan dalam Berita Acara Peninjauan Lapangan. Kontraktor
diwajibkan membuat tetap untuk ukuran peil nol diatas patok yang kuat
dan pemeliharaannya selama waktu pekerjaan berlangsung dan patok
tersebut telah disetujui oleh direksi.
Setelah pengukuran MC 0% maka dapat dibuat Gambar Kerja.
Pembuatan Gambar Kerja/Shop Drawing adalah gambar teknik dari suatu
pekerjaan konstruksi yang digunakan sebagai acuan pelaksanaan
pekerjaan di lapangan. Gambar kerja yang digunakan harus mendapat
persetujuan Direksi Pekerjaan.
1.8. Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK)
Masalah keselamatan dan kesehatan kerja berdampak ekonomis yang
cukup signifikan. Setiap kecelakaan kerja dapat menimbulkan berbagai
macam kerugian. Disamping dapat menyebabkan korban jiwa , biaya-
biaya lainnya adalah biaya pengobatan, kompensasi yang harus diberikan
kepada pekerja, premi asuransi, dan perbaikan fasilitas kerja. Terdapat
biaya - biaya tidak langsung yang merupakan akibat dari suatu
kecelakaan kerja yaitu menyangkut kerugian waktu kerja (pemberhentian
sementara), tertanggungnya kelancaran pekerja (penurunan produktivtas),
pengaruh psikologis yang negatif pada pekerja, memburuknya reputasi
perusahaan, denda dari pemerintah, serta kemungkinan berkurangnya
kesempatan usaha (kehilangan pelanggan pengguna jasa). Biaya - biaya
tidak langsung ini sebenarnya jauh lebih besar dari pada biaya langsung.

Jenis - jenis kecelakaan kerja akibat pekerjaan galian dapat berupa


terimbun tanah, tersengat aliran listrik bawah tanah, terhirup gas beracun
dan lain - lain. Bahaya tertimbun adalah resiko yang sangat tinggi, pekerja
yang tertimbun tanah sampai sebatas dada dapat berakibat kematian.
Disamping itu, bahaya longsor dinding galian dapat berlangsung sangat
tiba - tiba, terutama apabila hujan terjadi pada malam sebelum pekerjaan
yang akan dilakukan pada pagi keesokan harinya.
Sebelum melaksanakan kegiatan fisik dilapangan kami akan menyusun
program pelaksanaan manajemen lingkungan dengan mengacu pada
Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan (RPL) dan program ini. Aspek pengawas
Ketenagakerjaan menempatkan 1 (satu) orang personil khusus untuk
memantau dan mengawasi program K3 yang akan menerapkan semua
managemen K3 agar dapat terlaksana di lapangan.
Sebelum memulai melaksanakan pekerjaan diadakan presentasi ke semua
pekerja tentang gambaran resiko kecelakaan yang mungkin terjadi
selama masa pelaksanaan, Pengenalan Peralatan safety yang harus
digunakan selama masa pelaksanaan pekerjaan seperti helm, safety belt,
dan lain - lain. Pemasangan Rambu - rambu lalulintas sesuai dengan
ketentuan untuk memastikan para pengguna jalan bahwa di daerah
tersebut ada pekerjaan konstruksi.

Jenis Perlengkapan Keselamatan kerja yang disediakan oleh perusahaan


tidak sesuai dengan jenis bahaya yang dihadapi pekerja. Idealnya pada
saat pelelangan K3 menjadi salah satu item pekerjaan yang perlu menjadi
bagian dalam evaluasi penetapan pemenang lelang. Selanjutnya
penyedia jasa (kontraktor) harus melaksanakan prinsip - prinsip kegiatan K3
termasuk penyediaan prasarana.
Penyelenggaraan Keamanan Dan Kesehatan Kerja Serta Keselamatan
Konstruksi (K3) yaitu :
→ Penyiapan RK3K
→ Sosialisasi dan Promosi K3
→ Alat Pelindung Kerja
→ Alat Pelindung Diri
→ Asuransi dan Perijinan
→ Personil K3
→ Fasilitas Sarana Kesehatan
→ Rambu - Rambu
1.9. Job Mix Formula (JMF)
Dalam mendapatkan suatu mutu beton yang memenuhi syarat dan
ekonomis, yang dapat menjadi pedoman dalam pengendalian mutu
beton ( quality control ) pada pelaksanaan suatu konstruksi beton
dilapangan, perlu dilakukan serangkaian pemeriksaan dan pengujian/test
laboraturium pada bahan-bahan (agregat) yang akan digunakan untuk
pembuatan beton tersebut.
Tujuan dari penyelidikan material ini (job mix design ) adalah memberikan
informasi tentang komposisi pasir, material/agregat, air yang dapat
digunakan sebagai acuan untuk pembuatan beton dengan mutu tertentu
(mis :K-175, K-250, K-300, K-400, dll).

Pemeriksaan dan pengujian di Laboraturium meliputi :


- Pemeriksaan/analissa Gradasi agregat halus dan kasar: ASTM C-35, SK SNI
M-08-9989-F.
- Modulus Kehalusan agregat halus : ASTM C-33,SK SNI M-08-1989-F.
- Pemeriksaan berat jenis agregat halus dan kasar; ASTM C-12, SK SNI M-09-
1989-F Dan SK SNI M-10-1989-F
- Pemeriksaan berat isi agregat halus dan kasar.
- Pemeriksaan Peresapan agregat halus dan kasar; Sk-SNI M-09-1989 Dan SK
SNI M-10-1989-F.
- Pemeriksaan Kadar Lumpur agregat halus dan kasar.
- Pengujian keausan agregat kasar dengan Los Angeles Abration, SNI 03 M-
04-1991.
- Pemeriksaan berat isi beton;SK SNI M-13-1990-F
- Pemeriksaan Slump; SK SNI M-12-1989-F
- Pembuatan dan pengujian contoh uji beton; SK SNI M-14-1989-F

II. PEKERJAAN PEMBANGUNAN GEDUNG DISPATCH


II.A. PEKERJAAN STRUKTUR
2.1 Urugan Tanah Kembali untuk Peninggian Lantai Gedung
Urugan tidak boleh dilakukan sebelum mendapat persetujuan dari Direksi
Teknik.
Urugan dilakukan pada bekas Galian tanah pondasi. Material urugan harus
benar-benar bersih dari kotoran, pemadatan dilakukan dengan stamper
sampai memenuhi ketebalan yang tertera pada gambar. Pekerjaan ini
dilakukan setelah pondasi terpasang.
Pekerjaan ini dilakukan pada daerah galian dengan mengunanakan
tanah hasil galian, urugan dilakukan pada bagian yang sudah diplester hal
ini dilakukan agar hasil pekerjaan menjadi rapi dan baik. Bersama direksi
pekerjaan melakukan pemeriksaan pada bagian yang telah terpasang
apakah sudah bisa urug atau belum. Tanah, humus maupun akar-akar
kayu yang berada pada bagian yang akan diurug dibersihkan. Material
yang digunakan adalah material hasil galian yang memenuhi persyaratan
urugan. Penghamparan material dilakukan secara manual dan
dipadatkan.
Sebelum timbunan tanah kembali pada pasangan batu dan beton harus
sudah diyakini tidak bocor dan mortar sudah diplester rata permukaan
batu dan beton sesuai gambar rencana. Penimbunan tidak boleh
dilakukan sebelum mendapat persetujuan Direksi. Untuk timbunan dari
bahan material lolos air (pasir kasar dan gravel) memadatkan dengan
pemadatan tangan (hand tamping) bila bahan timbunan berupa tanah
acak (random fill), maka pemadatan harus dilakukan dengan pemadatan
menggunakan alat Vibrator Roller Kecil.

2.2 Pekerjaan Pondasi


Pancang Mini Pile 25 x 25
Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang
digunakan untuk menerima dan menyalurkan beban dari struktur atas ke
tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu. Tiang pancang
adalah struktur pondasi yang mampu menahan gaya orthogonal ke
sumbu tiang dengan jalan menyerap lenturan. Tiang pancang bentuknya
panjang dan langsing yang menyalurkan beban ke tanah yang lebih
dalam. Bahan utama dari tiang adalah kayu, baja (steel), dan beton. Tiang
pancang yang terbuat dari bahan ini adalah dipukul, di bor atau di
dongkrak ke dalam tanah dan dihubungkan dengan Pile cap (poer).
Tergantung juga pada tipe tanah, material dan karakteristik penyebaran
beban tiang pancang di klasifikasikan berbeda-beda. Tiang pancang
memiliki beberapa ukuran yang pada umumnya terbagi menjadi dua,
yaitu Minipile dan Maxipile.
Tiang pancang berbentuk bujur sangkar yang berukuran 20 cm x 20 cm
mampu menahan beban atau tekanan sebesar 30 ton sampai 35 ton dan
yang berukuran 25 cm x 25 cm mampu menahan beban atau tekanan
sebesar 40 ton sampai 50 ton.

Menyiapkan alat pancang Hydraulic Static Pile Driver (HSPD), yaitu


penyetelan pada komponen alat HSPD (Body, Crane, Counterweight,
Aktivasi Mesin) dan juga meletakkan tiang pancang agar berada dekat
dengan lokasi yang akan dilakukan pemancangan.
Tanah pada titik-titik yang akan dilakukan pemancangan harus diratakan
agar pemasangan tiang pancang menggunakan Hydraulic Static Pile
Driver ini dapat berjalan dengan baik dan agar dapat meminimalisir error
yang akan terjadi, dan karena alat HSPD harus berada pada tanah yang
rata.
Proses pemancangan dimulai dengan tiang pancang diangkat dengan
bantuan service crane yang tergabung dalam unit HSPD dan dimasukkan
peralatan ke dalam lubang pengikat tiang atau yang disebut Clamping
Box, kemudian sistem jack-in akan naik dan mengikat atau memegangi
tiang pancang tersebut, ketika tiang sudah dipegang erat oleh Clamping
Box, maka tiang mulai ditekan tiap 1,5 m. Di saat pemancangan dilakukan
check verticality tiang pancang setiap kedalaman 0,5 m s/d 2 m.
Pile Cap
Setelah pekerjaan pile yang meliputi pengeboran dan pemotongan pile
yang tersisa di permukaan tanah, maka dilakukan penulangan untuk
membuat pile cap. Pile cap tersusun atas tulangan baja berdiameter
16mm, 19mm dan 25mm yang membentuk suatu bidang dengan
ketebalan 50mm dan lebar yang berbeda-beda tergantung dari jumlah
tiang yang tertanam.

Fungsi dari pile cap adalah untuk menerima beban dari kolom yang
kemudian akan terus disebarkan ke tiang pancang dimana masing-masing
pile menerima 1/N dari beban oleh kolom dan harus ≤ daya dukung yang
diijinkan (Y ton) (N= jumlah kelompok pile). Jadi beban maksimum yang
bisa diterima oleh pile cap dari suatu kolom adalah sebesar N x (Y ton). Pile
cap merupakan suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan
kolom di bagian atasnya. Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-
benar berada dititik pusat pondasi sehingga tidak menyebabkan
eksentrisitas yang dapat menyebabkan beban tambahan pada pondasi.
Selain itu, seperti halnya kepala kolom, pile cap juga berfungsi untuk
menahan gaya geser dari pembebanan yang ada.

Tahapan-tahapan pengerjaan pile cap, yaitu :


1. Setelah dilakukan penggalian tanah, dilakukan pemotongan pile sesuai
elevasi pile cap yang diinginkan.
2. Tanah disekeliling pile digali lagi sesuai dengan bentuk pile cap yang
telah direncanakan.
3. Pada pile dilakukan pembobokan pada bagian betonnya hingga tersisa
tulangan besinya yang kemudian dijadikan sebagai stek pondasi sebagai
pengikat dengan pile cap. Pembobokan hanya sampai elevasi dasar pile
cap saja.
4. Melakukan pemasangan bekisting dari batako disekeliling daerah pile.
Penggunaan batako ini dipilih karena batako cukup kuat untuk menahan
beban sebagai bekisting serta cukup murah untuk pada akhirnya ditimbun
bersama saat pengecoran.
5. Sebagai landasan pile cap, dibuat lantai kerja terlebih dahulu dengan
ketebalan 10 cm.
6. Melakukan pemasangan tulangan-tulangan pile cap yang meliputi
tulangan utama atas dan bawah, persiapan stek pondasi, pemasangan
kaki ayam, beton decking dan pemasangan stek pile cap sebagai
penghubung menuju kolom.
7. Sebelum dilakukan pengecoran, tanah disekitar bekisting ditimbun
kembali untuk menahan beban pengecoran dan meratakan kondisi tanah
seperti semula.
8. Setelah semua persiapan sudah matang, maka dapat dilakukan
pengecoran pada pile cap.
Metode Pelaksanaan Pembuatan Pile Cap :

1. Tahap pertama, dilakukan pengecoran dengan bucket dan pipa tremie


untuk daerah stage 1, lalu diratakan dengan menggunakan vibrator.

2. Tahap keduan beton di curing dan besi tulanagan dibersihkan dari


kotoran dan debu.

3. Tahap ketiga, beton stage 1 yang telah kering diberikan bonding agent
pada pemukaannya untuk pengecoran stage 2 yaitu pengecoran pelat
basement. Bonding agent in berfungsi sebagai pengikat beton lama
dengan beton baru.

4. Tahap Keempat, pengecoran stage 2 dengan menggunakan concrete


pump untuk pelat basement. Pada pengecoran ini menggunakan beton
yang dicampur dengan waterproofing intergral (Conplast X421M)

2.3 Pekerjaan Beton Bertulang


Pekerjaan beton dilaksanakan sesuai dengan peryaratan-persayaratan yang
tercantum dalam Peraturan Beton Indonesia (P.B.I., N-2 1971).
a. Beton Bertulang :
Untuk campuran 1 Pc : 2 Psr : 3 Krl digunakan untuk :
- Pondasi
- Sloof
- Kolom
- Kolom Struktur
- Balok
- Plat Lantai
- Ring Balk
- Tangga
b. Beton Tidak Bertulang :
Beton tidak bertulang dengan campuran 1 Pc : 3 Psr : 5 Krl digunakan untuk :
- Pekerjaan Beton rabat
Semua material yang digunakan harus berkualitas baik dan memenuhi syarat-
syarat P.B.I. 1971.
Bahan dan Prosedur Pelaksanaan :
* Semen
Semen yang digunakan adalah Semen dengan kualitas baik sesuai SNI. Semen
yang disimpan dalam gudang harus tidak bocor, tidak luas sehingga penimbunan
semen dapat diatur dengan baik. Semen disusun tidak melebihi 2 meter tingginya
dan bagian bawah berada minimum 30 cm di atas lantai. Penempatan
dilakukan sedemikian rupa sehingga semen yang lama dapat digunakan terlebih
dahulu.
* Agregat Halus
Agregat halus yang digunakan adalah pasir alam yang bersih, bebas dari
lumpur, jasad organik, garam, alkali dan butir-butir yang lunak. Kadar lumpur pasir
tidak boleh lebih dari 4 % (terhadap berat kering) dan jika melebihi harus dicuci.
Pasir haruslah bergradasi baik agar menghasilkan campuran yang baik pula.
* Agregat Kasar
Agregat kasar yang dipakai adalah batu pecah (mekanis) bergradasi baik, keras,
padat tidak berpori dan bersifat kekal, tidak pecah/hancur karena pengaruh
cuaca. Kadar lumpur dalam agregat tidak boleh lebih dari 1% dan jika lebih
maka harus dicuci sebelum digunakan. Dimensi maksimum dari agregat tidak
lebih dari 2,5 cm, dan lebih dari bagian konstruksi yang bersangkutan.

* Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam, bahan-bahan organis, dan bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini air yang dipakai adalah air
yang dapat diminum.
* Baja Tulangan
Baja tulangan harus bebas dari debu, karat, minyak, debu, serpihan-serpihan
kayu, dan kotoran lainnya yang dapat mengurangi rekatan beton. Pengecoran
dapat dilakasanakan apabila penulangan sudah mendapat persetujuan dari
Direksi Pekerjaan.
Baja tulangan dipasang sedemikian rupa sehingga selama pengecoran tidak
beruabah (bergeser). Pengikat tulangan digunakan kawat beton kualitas besi
lunak berdiameter 1mm. Tulangan harus betul-betul bebas dari acuan atau lantai
kerja dengan cara menempatkan ganjal-ganjal beton (Precast Mortar Spacing
Blok) dan mengikat pada tulangan baja. Sengkang (beugel) diikat pada
tulangan utama, dengan jarak seperti yang tertuang pada gambar.
Baja tulangan disiapkan di lokasi pekerjaan, dipotong dari batang yang lurus
yang bebas dari belitan. Pembengkokan dalam keadaan dingin oleh tukang besi
yang berpengalaman, besi dengan garis tengah 20 mm atau lebih dibengkokan
dengan mesin dan pembengkokan yang direncanakan untuk itu harus disetujui
oleh direksi. Ukuran pembengkokan harus sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia NI-2, PBI 1971 kecuali jika ditentukan lain, atau diperintah oleh Direksi
Teknik. Bentuk-bentuk tulangan harus dipotong sesuai dengan gambar, tidak
boleh menyambung tulangan tanpa persetujuan Direksi Teknik. Setelah besi
tulangan dipotong sesuai ukuran, diikat dengan kawat ikat sesuai kebutuhan.
* Acuan (Bekisting)
Bekisting tidak boleh bocor dan cukup kaku untuk mencegah pergeseran atau
perubahan penyangga. Permukaan bekesting Harus halus dan rata, tidak
melendut atau cekung. Sambungan pada penyangga harus benar-benar kuat
dan kaku menunjang berat sendiri dari beban-beban yang berada diatasnya
dan getaran selama pengecoran akibat mesin penggetar.
Kecuali ditentukan lain dalam gambar bekisting untuk semua balok dan plat
lantai/atap dilaksanakan dengan mengikuti anti lendut keatas.
Sebelum dipergunakan kembali semua bekesting harus dibersihkan terlebih
dahulu untuk menghindari kemungkinan terjadinya keropos atau cacat pada
beton. Sebelum beton dicor, bagian dalam bekisting harus dibersihkan dari
semua material lain termasuk air. Pengecoran dilakukan apabila bekisting sudah
diperiksa atau disetujui oleh Direksi Teknik.
Sebelum pemasangan besi tulangan, bekesting untuk beton yang tidak diplester
lagi (exposed concrete) harus dilapisi dengan minyak yang tidak meninggalkan
bekas pada beton. Sedangkan bekisting untuk beton biasa harus dibasahi
dengan air secara seksama sebelum beton di cor.
Khusus untuk acuan kolom dan dinding atau balok tinggi, pada tepi bawahnya
harus dibuatkan bukaan pada kedua sisi untuk mengeluarkan kotoran-kotoran
yang mungkin terdapat pada dasar kolom/dinding tersebut. Bukaan boleh
ditutup kembali setelah diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknik.

* Pembuatan Beton
Komposisi bahan untuk beton sesuai dengan kelasnya sampai mendapat
persetujuan Direksi Teknik. Penentuan perbandingan diatas harus sesuai dengan
petunjuk Standar Nasional Indonesia PBI 1971, NI-2, kecuali ditentukan lain oleh
Direksi Teknik. Pencampuran beton menggunakan alat Concrete Mixer. Sebelum
pengadukan, bagian dalam gentong pengaduk harus bersih dari beton dan
kotoran lainnya.
Pengadukan dilakukan terus menerus selama 2,5 menit setelah semua material,
termasuk air dimasukan kedalam gentong pengaduk. mesin pengaduk harus
berputar dengan kecepatan 70 putaran/menit. mesin pengaduk tidak boleh diisi
melebihi kemampuannya. Seluruh material harus dikeluarkan sebelum material
untuk adukan berikutnya dimasukan. Pencampuran haruslah dilakukan
sedemikian rupa sehingga setiap komposisi material bisa dikontrol dengan baik.

Pengecoran dimulai setelah Direksi Teknik memeriksa dan menyetujui bekisting,


tulangan, angker-angker dan lain-lain dimana beton akan di cor. Tempat dimana
beton akan di tuang harus bebas dari segala macam kotoran, serpihan-serpihan
kayu dan genangan air.
Isi Mixer yang dikeluarkan dalam satu operasi yang continuous harus diangkut
tanpa menimbulkan degradasi. Beton diangkut dengan alat pengangkut yang
benar-benar bersih.
Alat-alat dan tempat yang digunakan untuk mengangkut beton harus
dibersihkan dan dicuci bila pekerjaan berhenti selama 30 menit atau pada akhir
pekerjaan.
Semua campuran beton di tempat pekerjaan harus sudah di cor dan dipadatkan

pada tempatnya dalam waktu 40 menit setelah penuangan air didalamnya.


Beton tidak boleh dijatuhkan bebas/dituang dari ketinggian lebih dari 1,5 m.
Pengecoran dilaksanakan dengan menghindari terjadinya degradasi. Beton
diletakan dalam lapisan tidak boleh lebih dari 60 cm tebalnya dan dipadatkan.
Pengecoran dari satu/bagian dari pekerjaan harus dilaksanakan dengan satu
operasi yang contenous atau sampai Construction Joint tercapai.
Beton, acuan, dan penulangannya tidak boleh diganggu selama lebih kurang 24
jam setelah pengecoran, kecuali seizin Direksi Teknik. Pengecoran harus
dilaksanakan siang hari, kecuali diizinkan Direksi Teknik.
Beton dipadatkan dengan menggunakan Concrete Vibrator yang dikerjakan
oleh tenaga kerja yang trampil dan berpengalaman.
* Perlindungan Terhadap cuaca
Pada waktu panas bagian yang telah selesai di cor dilindungi dengan pentup-
penutup yang basah dan berwarna muda atau dengan memercik air.

Pengecoran tidak dilakukan selama hujan turun lebat dan beton yang baru dicor
harus dilindungi dari curahan hujan. Sebelum pengecoran berikutnya apabila
terkena hujan harus diperiksa, dibersihkan dan diperbaiki dari beton yang terkikis
atau tercampur air hujan.

* Perawatan Beton
Perawatan Pendahuluan dilakukan dari bidang permukaan beton yang kelihatan
setelah permukaan beton tersebut cukup keras untuk menghindari kerusakan-
kerusakan dan dilanjutkan terus-menerus selama tidak kurang dari 12 jam. Bidang
pekerjaan beton harus terus-menerus dibasahi dengan cara menggenangi
(ponding), atau bila tidak mungkin dapat menggunakan goni-goni basah untuk
menutupinya.
Perawatan dilakukan terus-menerus sampai selama kurang lebih 7 hari atau
menurut petunjuk Direksi Teknik.
Bidang cetakan harus selalu dibasahi selama masa perawatan.
Bidang-bidang beton yang kelihatan harus diplester. Bagian-bagian yang tidak
sempurna/keropos ditambal dengan spesi yang sama setelah acuan dibongkar.
Sebelum bagian-bagian yang lepas harus disingkirkan, dibersihkan dan disiram
dengan air semen kental sebelum penambalan dimulai.
Untuk mengontrol mutu beton perlu dilakukan pengujian beton seperti slump test,
test specciments, cetakan-cetakan baja untuk membuat kubus beton dan tes
kadar lumpur. Slump test dilakukan setelah campuran keluar dari mixer minimum
5 cm dan maximum 10 cm untuk campuran dengan koral beton dan maximum
12 cm untuk campuran batu pecah. Semua specciments perlu ditest di
laboratorium.

2.4. Kuda kuda Besi IWF 200


Meliputi pekerjaan kuda-kuda, gording, kait angin, nok/jurai, papan ruiter/talang,
klos-klos dan peralatan lain yang digunakan, sesuai yang ditunjukan/disebutkan
dalam gambar.

Konstruksi kuda-kuda Besi profil Baja IWF yang dimaksud disini adalah meliputi :
penyediaan profil-profil utama, assesoris, merakit dan memasang kuda2 hingga
merupakan suatu bentuk atap yang sesuai dengan gambar perencanaan.
Dalam pelaksanaan perakitan dan pemasangan, haruslah semua benda-benda
baja ringan telah dihitung struktur kekuatannya dengan software yang sesuai
dengan profilnya dan mengacu pada peraturan-peraturan yang berlaku.
Sehingga konstruksi atap yang terjadi terjamin kekuatannya dan bisa diberikan
garansi oleh pabrikatornya ( bergaransi resmi dari pabrik ).
Semua material baja harus baru dan disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan
walaupun kontraktor telah menggunakan bahan yang telah disetujui, pasal
berikut ini tetap mengikat kontraktor untuk tetap bertanggung jawab. Semua
material untuk konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru dan
memenuhi mutu baja ST 37 (PPBI-83) atau ASTM A36 atau SSA41 (JIS.U 310-1970)
Spesifikasi minimum Besi profil Baja IWF yang dipakai (G550) adalah = Kekuatan
Leleh Minimum : 550 Mpa, Tegangan Maksimum : 550 Mpa, Modulus Geser :
50.000 Mpa, Modulus Elastisitas : 20.000 Mpa, Kuda-kuda Besi profil Baja IWF ( ZAM
0.83 & 0.53 mm ), Reng : GD-C ( ZAM 0.48 mm ), Aksesoris : Foot Palte 1,50 mm,
Wind Bracing + Tensioner TS-2, TA, Plat Diafragma, Wall Angel.

2.5. Memasang zincalume colorbond 0.45 mm


Meliputi pemasangan seluruh penutup atap dari zincalume colorbond 0.45 mm,
bubungan dan pekerjaan perlengkapan yang diperlukan dalam pekerjaan ini
sesuai detail yang disebutkan/ditunjukan dalam gambar.
Bahan zincalume colorbond 0.45 mm. Bahan bubungan zincalume colorbond
0.45 mm yang sama dengan bahan zincalume colorbond 0.45 mm penutup atap
yang digunakan/dipasang sesuai yang ditunjukan dalam gambar detail,
dipasang sesuai dengan standart pemasangan dari pabrik yang bersangkutan.
Hasil pemasangan zincalume colorbond 0.45 mm harus merupakan suatu bidang
yang rata, landai dengan kemiringan sesuai detail gambar, jalur-jalur genteng
harus lurus, rapih dan tidak bocor/tampyas.

2.6. Memasang Bubungan zincalume colorbond 0.45 mm


Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan atap bubungan zincalume
colorbond 0.45 mm dilakukan setelah atap zincalume colorbond 0.45 mm
terpasang.
Bubungan ditutup dengan atap zincalume colorbond 0.45 mm. Tindisan antara
satu bubungan dengan bubungan lainnya harus sesuai dengan persyaratan
pabrik.

II.B. PEKERJAAN ARSITEKTUR


2.1. Pek. Pasangan dinding bata 1pc : 5ps
Pasangan batu bata harus terdiri dari batu bata merah yang dibakar sampai suhu
yang ditetapkan dan berukuran 5 cm x 11 cm x 20 cm, sehingga kalau dipasang
bisa saling menutupi. Setiap batu bata yang dipakai harus baik dan tidak pecah,
batu bata yang kurang baik dapat dipakai atas persetujuan Direksi Teknik.
Sebelum memasang batu harus dibersihkan secara menyeluruh, cukup waktu
untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh.
Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir. Kandungan maximum
lempung, lanau, dan debu tidak boleh lebih dari 3 % perbandingan berat. Pasir
harus mempunyai gradasi yang baik dan kasar untuk menghasilkan adukan yang
baik.
Semen yang dipakai harus Potland Cement, harus produksi dalam negeri dan
sesuai dengan PBI-1971, NI-2. Portland Cement yang disimpan dalam gudang
lapangan harus memenuhi persyaratan teknis penyimpanan. Bilamana Portland
Cement sudah mengeras tidak boleh digunakan untuk campuran.
2.2. Pek. Plesteran 1pc : 5ps (dinding)
Pekerjaan ini dilakukan apabila pasangan batu atau beton yang akan diplester
disiapkan. Plesteran dilakukan pada permukaan pasangan baik terhadap dinding
pasangan, tepi pasangan, bagian puncak maupun bagian-bagian lainnya
secara keseluruhan seperti yang dicantumkan dalam bestek dan gambar kerja.
Semen yang dipakai adalah Semen yang berkualitas baik memenuhi standart SNI.
Semen yang disimpan dalam gudang lapangan harus memenuhi persyaratan
teknis penyimpanan. Bilamana semen sudah mengeras tidak boleh digunakan
untuk campuran.
Pasir yang digunakan adalah pasir alam yang bersih, bebas dari lumpur, jasad
organik, garam, alkali dan butir-butir yang lunak. Kadar lumpur pasir tidak boleh
lebih dari 3 % (terhadap berat kering) dan jika melebihi harus dicuci. Pasir haruslah
bergradasi baik agar menghasilkan campuran yang baik pula.

Adukan yang digunakan merupakan adukan semen dan pasir ayak yang
dicampur dengan proporsi yang sama untuk setiap adukan. Jika tidak ditentukan
lain, adukan dipakai untuk pekerjaan Plesteran dibuat perbandingan 1 PC : 5 Psr
dalam perbandingan satu adukan. Pencampuran material menggunakan
Concrete Mixer. Adukan semen dicampur hanya dalam kuantitas yang
diperlukan untuk penggunaan langsung. Bila diperlukan adukan semen boleh
diaduk kembali dengan air dalam waktu 30 menit dari peroses pengadukan
awal. Pengadukan kembali setelah waktu tersebut tidak diperbolehkan.
Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan bidang dasar harus dibuat kasar terlebih
dahulu, dibersihkan (bebas minyak, lempung, atau bahan terkontaminasi lainnya)
dan dibasahi agar menghasilkan daya rekat yang tinggi. Pekerjaan plesteran
harus rata, lurus, rapih dan halus. Setelah pekerjaan plesteran cukup kering, harus
dipelihara dengan siraman air secara rutin + 7 hari.

2.3. Pek. Acian Dinding dan Permukaan beton kolom


Sebelum diaci bagian-bagian yang akan diaci harus disirami air agar bisa
menghasilkan daya rekat yang tinggi. Pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan
plesteran. Bahan yang digunakan adalah saus air semen.
Semua permukaan dinding dan kolom yang sudah diplester diaci dengan saus
semen. Pemukaan yang telah diaci harus rata, sudutnya harus siku.
Sebelum diaci bagian-bagian yang akan diaci harus disirami air agar bisa
menghasilkan daya rekat yang tinggi. Pekerjaan ini dilakukan setelah pekerjaan
plesteran. Bahan yang digunakan adalah saus air semen.
2.4. Pek. Pas. keramik dinding 30/60 (toilet) t.240cm Roman
Untuk dinding keramik ukuran 30 x 60 cm yang berkuatas baik bentuk dan tekstur
ditentukan kemudian. Pemsangan dinding keramik dilasanakan setelah
pekerjaan tembok selesai dilaksanakan dan mendapat persetujuan pihak Direksi.
Sembelum pemasangan speci pengikat keramik dinding dasar harus dibersihkan
dari segala kotoran serta disiram dengan air sampai permukaan dinding tembok
jenuh.

Apabila hasil pemasangan keramik ada yang rusak dan speci pengikat kurang
bagus maka pada bagian keramik tersebut harus dibongkar dan dipasang
kembali sesuai petunjuk Direksi dengan biaya ditanggung pihak Kontraktor.
2.5. Pek. Pas. Batu Tempel
Sebelum dipasang batu alam bagian-bagian yang akan dipasang batu alam
harus disirami air agar bisa menghasilkan daya rekat yang tinggi. Pekerjaan ini
dilakukan setelah pekerjaan tembok dan plesteran. Bahan yang digunakan
adalah batu alam sesuai petunjuk direksi teknis.
Semua permukaan dinding dan kolom yang sudah terpasang dipasang dengan
batu alam/batu tempel. Pemukaan yang telah dipasang batu alam harus rata,
sudutnya harus siku.

2.6. Pek. Pas. Homogenous Tile 30x60 -Black (meja washtafel)


Untuk meja washtafel dipasang Homogenous Tile 30x60 -Black yang berkuatas
baik bentuk dan tekstur ditentukan kemudian. Pemsangan Homogenous Tile
30x60 -Black keramik dilasanakan setelah pekerjaan meja beton selesai
dilaksanakan dan mendapat persetujuan pihak Direksi. Sembelum pemasangan
speci pengikat keramik Homogenous Tile 30x60 -Black dasar harus dibersihkan dari
segala kotoran serta disiram dengan air sampai permukaan meja beton jenuh.
Apabila hasil pemasangan keramik Homogenous Tile 30x60 -Black ada yang rusak
dan speci pengikat kurang bagus maka pada bagian keramik tersebut harus
dibongkar dan dipasang kembali sesuai petunjuk Direksi dengan biaya
ditanggung pihak Kontraktor.

2.7. Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela


Pekerjaan pembuatan kosen alumunium meliputi seluruh detail yang
dinyatakan/ditunjukan dalam gambar.
Untuk kusen pintu, jendela, curtain wall yang menggunakan plat alumunium akan
digunakan produksi YKK-Indonesia. Produksi dalam negeri yang baik (sesuai SII
extrusi 0695-82 dan SII jendela 0549-82), Alloy 6063 T5/Billet yang digunakan harus
aslinya (tidak terbuat dari bahan serap/sisi).

Seluruh pekerjaan alumunium harus memiliki syarat-syarat teknis sebagai berikut =


Beban angin : 120 km/m2, Ketahanan kebocoran terhadap Air : Mampu
menahan kebocoran air tekanan 15 kg/m2, Ketahanan kebocoran terhadap
Udara : Max. 12 m3/hari m‟ pada tekanan 15 kg/m2, Ketebalan profil min : 2 mm,
Ketebalan warna : Powder Coating 18 Micron, Standar warna : Pantone standar
colour.
Kelengkapan Alumunium = Joint Backer : Polytrane foam, tidak menyerap air,
kepadatan 96 kg/m3, penampang 25 % dari celah yang ada. Neoprene : Jenis
extraction, tahan terhadap matahari, oksidasi dengan kekerasan 60-80
durometer. Sealant : Silicon sealent, Anker : Bagian yang berhubungan dengan
alumunium dilapis galvanis : 25 micron. Bagian lain dilapis zinc chromat. Shims
(klos) : Plastik, mutu polymer dengan kekuatan 565 kg/cm2 Kunci-kunci : (lihat
pekerjaan kunci penggantung) Kaca : (lihat pekerjaan kaca) dan lain-lain sesuai
dengan yang diisyaratkan untuk pekerjaan alumunium.
2.8. Pek. Pas. Homogenous Tile 60x60 Citygress
Untuk lantai keramik Homogenous Tile 60x60 Citygress yang berkuatas baik bentuk
dan tekstur ditentukan kemudian. Pemasangan lantai keramik Homogenous Tile
60x60 Citygress dilasanakan setelah pekerjaan lantai rabat selesai dilaksanakan
dan mendapat persetujuan pihak Direksi. Sembelum pemasangan speci pengikat
lantai keramik Homogenous Tile 60x60 Citygress dasar harus dibersihkan dari
segala kotoran serta disiram dengan air sampai permukaan lantai jenuh.
Apabila hasil pemasangan lantai keramik Homogenous Tile 60x60 Citygress ada
yang rusak dan speci pengikat kurang bagus maka pada bagian keramik
tersebut harus dibongkar dan dipasang kembali sesuai petunjuk Direksi dengan
biaya ditanggung pihak Kontraktor.

2.9. Pek. Pas. Homogenous Tile 20x60 Citygress


Untuk lantai keramik Homogenous Tile 20x60 Citygress yang berkuatas baik bentuk
dan tekstur ditentukan kemudian. Pemasangan lantai keramik Homogenous Tile
20x60 Citygress dilasanakan setelah pekerjaan lantai rabat selesai dilaksanakan
dan mendapat persetujuan pihak Direksi. Sembelum pemasangan speci pengikat
lantai keramik Homogenous Tile 20x60 Citygress dasar harus dibersihkan dari
segala kotoran serta disiram dengan air sampai permukaan lantai jenuh.
Apabila hasil pemasangan lantai keramik Homogenous Tile 20x60 Citygress ada
yang rusak dan speci pengikat kurang bagus maka pada bagian keramik
tersebut harus dibongkar dan dipasang kembali sesuai petunjuk Direksi dengan
biaya ditanggung pihak Kontraktor.

2.10. Pek. Pas.Stepnosing granit tile 10x60 (tangga)


Untuk Plint granit tile ukuran 10 x 60 cm yang berkuatas baik bentuk dan tekstur
ditentukan kemudian. Pemsangan plint granit dilasanakan setelah pekerjaan
tembok selesai dilaksanakan dan mendapat persetujuan pihak Direksi. Sembelum
pemasangan speci pengikat plint granit dinding dasar harus dibersihkan dari
segala kotoran serta disiram dengan air sampai permukaan dinding tembok
jenuh.
Apabila hasil pemasangan plint granit ada yang rusak dan speci pengikat kurang
bagus maka pada bagian granit tersebut harus dibongkar dan dipasang kembali
sesuai petunjuk Direksi dengan biaya ditanggung pihak Kontraktor.

2.11. Pek. Pas.Lantai Keramik 40/40 antislip Roman (Toilet)


Untuk Toilet menggunakanKeramik 40/40 antislip Roman dengan mutu baik sesusi
spesifikasi dengan ukuran 40 x 40 cm. Pemsangan lantai granit dilasanakan
setelah pekerjaan lantai dasar selesai dilaksanakan dan mendapat persetujuan
pihak Direksi. Sembelum pemasangan speci pengikat granit lantai dasar harus
dibersihkan dari segala kotoran serta disiram dengan air sampai permukaan lantai
rabat beton jenuh.
Apabila hasil pemasangan granit ada yang rusak dan speci pengikat kurang
bagus maka pada bagian granit tersebut harus dibongkar dan dipasang kembali
sesuai petunjuk Direksi dengan biaya ditanggung pihak Kontraktor.
2.12. Pek. Plafond Gypsum 9mm Jayaboard + Rangka Hollow
Rangka plafon menggunakan hollow 2/4 dan 4/4 dengan jarak pemasangan
sesuai gambar rencana dimana hollow ukuran 2/4 dipasang pada bentangan
pendek dan hollow 4/4 sebaliknya. Plafond / langit-langit dari bahan : gypsum
board tebal 9 mm, berkualitas baik dan digunakan untuk seluruh plafon.
Sebelum pemasangan rangka plafon harus dileveling terlebih dahulu dengan
menggunakan alat bantu dan diukur sesuai dengan ketentuan yang digunakan.
Sebelum rangka plafon dipasang terlebih dahulu hollow tersebut
dipersiapkan dan bagian bawahnya.

Rangka plafond harus kuat dan tidak mudah melendut terutama pada bagian
tengah, untuk menghindari hal tersebut maka gantungan rangka plafond harus
diperhatikan dengan menggantungkan pada kuda-kuda atau pada stek besi bila
pemasangan plafond dibawah plat beton.
Plafond / langit-langit dari bahan : Gypsum 9mm Jayaboard, berkualitas baik dan
digunakan untuk seluruh plafon. Pemasangan plafond harus rata dan rapih,
bentuk dan ukuran sesuai gambar. Semua Gypsum 9mm Jayaboard dipasang
utuh dan pada sambungan menggunakan plamir/dumpul agar tidak terlihat
garis sambungan.
Harus diperhatikan terhadap disiplin lain diantaranya pekerjaan electrikal dan
perlengkapan instalasi yang diperlukan. Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut di atas
tidak tercantum gambar rencana langit-langit harus diteliti terlebih dahulu pada
gambar-gambar instalasi yang lain (EL, PL, AC dan lain-lain). Untuk detail
pemasngan harus konsultasi dengan Direksi/Pengawas. Bidang pemasangan
langit-langit harus rata/water pas, dan yang miring harus sesuai detail gambar.
Hasil Pelaksanan pekerjaan harus betul-betul rapih dan sempurna.

2.13. Pekerjaan List kayu profil 5cm


Pekerjaan ini dilakukan dengan menggunakan List kayu profil 5cm, list plafond
menggunakan List Plafond List kayu profil dengan lebar 5 cm disesuaikan dengan
gambar.

2.14. Pekerjaan Sanitary


Semua bagian tersebut, walaupun tidak digambarkan dan disebut secara spesifik
harus disediakan oleh pemborong apabila diperlukan, agar didapat Instalasi
yang lengkap dan bekerja dengan baik sesuai dengan syarat-syarat untuk
pekerjaan plumbing serta memuaskan Direksi.
Galian tanah dilaksanakan untuk semua pemasangan pipa dan saluran-saluran
pembuangan. Semua kegiatan bangunan-bangunan yang masuk kedalam
tanah antara lain ground septictank, bak control, sewage treatment plan dan
lain-lain. Pedoman yang dipakai untuk kedalaman galian adalah diukur dari atas
pipa sampai permukaan jalan atau aspal, ditambah tebal lapisan pasir dibawah
pipa. Galian dinyatakan selesai setelah diperiksa dan disetujui oleh
Direksi/Pengawas Lapangan/Pemberi Tugas.
Penggalian tanah untuk selokan, pemasangan dan perlengkapan harus diikuti
pula dengan penimbunan kembali dengan segera, sesuai dengan cara-cara
yang disebutkan dalam pasal-pasal berikut Pada dasarnya pekerjaan galian ini
mengikut ketentuan yang telah ditentukan.
Bilamana pelaksanaan pelapisan anti karat dikerjakan sebelum pipa dilas satu
sama lain, atau sebelum diletakkan kedalam lubang galian, maka harus dihindari
kerusakan-kerusakan pada lapisan anti karat, dalam proses selanjutnya. Misalnya,
metode material handling dan penyimpanannya harus cukup baik.

+ Closet Duduk Toto tipe CW660 NJ


+ Closet Jongkok TOTO Type Ce7
+ Wastafel Lengkap TOTO Tipe LW 899CJ
+ Urinoir Toto Type U57M
+ Urinoir Partition Toto A100
+ Kran Air 1/2" Onda
+ Floordrain San Ei
+ Jet Washer Toto THX20MCRB
+ Shower Column Toto TX492SRS

2.15. Pekerjaan Pengecatan


Meliputi pengecatandinding dalam (interior), dinding luar (exterior) dan
pengecatan pintu serta seluruh detail yang ditunjukan/disebutkan dalam
gambar.
Sebelum pengecatan dimulai, permukaan bidang pengecatan harus rata, kering
dan bersih dari segala kotoran, minyak dan debu. Tembok dalam (interior) dan
pintu siap dicat setelah diplamur terlebih dahulu. Sebelum plafond diplamur,
permukaan pengecatan harus bebas dari retak-retak dan lubang-lubang yang
terjadi akibat pelaksanaan dasn setelah disetujui Direksi Pengawas.
Pengecatan tembok luar (exterior) tidak menggunakan plamur, bidang
pengecatan tembok luar siap dicat setelah dilakukan pekerjaan acian selesai
dan telah mengalami pengeringan selama 3 (tiga) hari, atau sesuai petunjuk
direksi pengawas, menggunakan cat weathershield setara duluk. Selanjutnya
pengecatan dilakukan dengan menggunakan roller. Untuk permukaan dimana
pemakaian roller tidak memungkinkan, dipakai kuas yang baik/halus. Setiap kali
lapisan cat dilaksanakan harus dihindarkan terjadinya sentuhan benda-benda
dan pengaruh pekerjaan-pekerjaan sekelilingnya selama 2 jam.

+ Pek. Pengecatan Dinding dengan Jotun


+ Pek. Pengecatan Plafond dengan Jotun
+ Pek. Pengecatan List profil kayu plafond

2.15. Pekerjaan Mekanikal, Elektrikal dan Plumbing


Semua bahan yang digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan ini haruslah produk
dalam negeri, baru, berkualitas baik. Material disuplay ke lokasi pekerjaan dan
dipasang sesuai dengan kebutuhan.
Peralatan instalasi yang dimaksud adalah material-material untuk melengkapi
instalasi tersebut, supaya kelihatan baik dan memenuhi persyaratan, Seluruh klem-
klem kabel harus buatan pabrik dan tidak diperkenankan membuat sendiri,
Semua kabel yang terlihat mata harus diberi penanaman dengan klem dehingga
kabel tersebut kelihatan lurus dan baik.
Doos/junction box yang digunakan harus cukup besarnya dan minimal 10 cm
terbuat dari jenis logam. Setelah terpasang dos-dos Ini harus dltutup dengan baik
dengan penutup yang khusus untuk Itu, Semua sambungan kabel harus diplllh
kawatnya dengan baik sehingga tidak menimbulkan beda tegangan satu sama
lain kemudlan diisolasi dengan isolasi PVC dan terakhlr diberi penutup atau dop
plastik.

Semua bagian tersebut, walaupun tidak digambarkan dan disebut secara spesifik
harus disediakan oleh pemborong apabila diperlukan, agar didapat Instalasi
yang lengkap dan bekerja dengan baik sesuai dengan syarat-syarat untuk
pekerjaan plumbing serta memuaskan Direksi.
Galian tanah dilaksanakan untuk semua pemasangan pipa dan saluran-saluran
pembuangan. Semua kegiatan bangunan-bangunan yang masuk kedalam
tanah antara lain ground reservoir, bak control, sewage treatment plan dan lain-
lain. Pedoman yang dipakai untuk kedalaman galian adalah diukur dari atas pipa
sampai permukaan jalan atau aspal, ditambah tebal lapisan pasir dibawah pipa.
Galian dinyatakan selesai setelah diperiksa dan disetujui oleh Direksi/Pengawas
Lapangan/Pemberi Tugas.

Penggalian tanah untuk selokan, pemasangan dan perlengkapan harus diikuti


pula dengan penimbunan kembali dengan segera, sesuai dengan cara-cara
yang disebutkan dalam pasal-pasal berikut Pada dasarnya pekerjaan galian ini
mengikut ketentuan yang telah ditentukan
Bilamana pelaksanaan pelapisan anti karat dikerjakan sebelum pipa dilas satu
sama lain, atau sebelum diletakkan kedalam lubang galian, maka harus dihindari
kerusakan-kerusakan pada lapisan anti karat, dalam proses selanjutnya. Misalnya,
metode material handling dan penyimpanannya harus cukup baik.

Untuk pekerjaan instalasi listrik dilakukan oleh orang yang memiliki keahlian
tentang instalasi listrik . Pada prinsipnya pemasangan instalasi listrik harus
memenuhi persyaratan teknis dan semua bahan yang digunakan hendaknya
berkualitas baik sehingga dapat berfungsi dengan baik dalam waktu yang cukup
lama. Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah terdiri dari pemasangan titik
lampu, saklar ganda, saklar tunggal dan stop kontak.
Pemasangan titik lampu sudah termasuk pemasangan pipa instalasi di dinding,
tedos, fiting lampu. Yang mengacu pada gambar kerja.
Pemasangan titik stop kontak dan saklar pada posisi sesuai gambar kerja.
Bahan Listrik
• Semua bahan yang digunakan harus sesuai dengan standar normalisasi teknik
dan peraturan yang berlaku (SNI).
• Kabel yang digunakan adalah jenis NYA, NYM dengan ukuran 4 mm atau 2,5 mm
sesuai kebutuhan kabel, dan memenuhi ketentuan dari PLN ukuran 2,5 mm yang
dipakai untuk sambungan aliran dari saklar kesetiap titik lampu.

Saklar dan stop kontak yang dipakai dari jenis tanam warna krem dan untuk listrik
yang bertegangan tinggi 220 Volt. Jenis lampu terdiri dari : Lampu XL 18 Watt
beserta tabung yang ditanam, Lampu TL 2 x 40 watt beserta tabung yang
ditanam. Mata lampu yang digunakan adalah yang setara dengan merk Philips.
• Kabel aliran penyambung arde menggunakan kabel BC 15 dimana ujung arde
harus ditanam sedikitnya 4 m dibawah tanah sampai kedalam yang selalu basah,
ujung arde tersebut dihubungkan dengan elektroda tanah yang terbuat dari
batangan tembaga ukuran Ø 1,5 dengan panjang 1,2m dan digabungkan
dengan pipa galvanis ukuran Ø 1,5”.
• Panel dan sub panel Listrik harus dipilih dari bahan yang tidak mudah terbakar
dan tahan terhadap kerusakan dengan kapasitas sesuai kebutuhan.
• Pemasangan instalasi listrik harus dilakukan oles instalatur yang memiliki Surat Ijin
Kerja Instalatur (SIKI) dari PLN dan dapat menunjukkan bukti pengalaman kerja
dibidangnya.
• Setelah pasangan instalasi listrik selesai, Kontraktor harus menyerahkan gambar
instalasi yang telah disahkan oleh PLN bahwa pemasangan instalasi telah
dikerjakan dengan baik dan memenuhi persyaratan PLN yang berlaku.
• Semua jaringan listrik yang tertanam dalam tembok harus dimasukkan dalam
pipa PVC Ø 3/8” yang dipasang tertanam ketembok, Penempatan titik lampu,
saklar, stop kontak dan sekring cast harus disesuaikan dengan gambar rencana.
• Untuk setiap masa bangunan dipasang dac standar, Peralatan dalam panel
harus dipasang sedemikian rupa sehingga memudahkan pengoperasian,
pemeliharaan dan perbaikannya. Seluruh hasil pekerjaan harus ditest dan
mendapat pesetujuan dari pihak PLN dan pihak Direksi.

III. PEKERJAAN KONSTRUKSI APRON


III.A. PEKERJAAN APRON SEBELAH APRON EKSISTING
3.1. Pemadatan urugan Agregat A tiap layer tebal 35 cm
Lapis Pondasi Agregat adalah suatu lapisan pada struktur perkerasan jalan yang
terletak diantara lapis permukaan dan lapis tanah dasar yang telah disiapkan.
Lapis Pondasi Agregat terdiri dari 3 (tiga) kelas yang berbeda yaitu Kelas A, Kelas B
dan Kelas S. Agregat Kelas A atau Agregat Kelas B digunakan untuk Lapis Pondasi,
sedangkan Agregat Kelas S digunakan untuk Lapis Pondasi Bawah, bahu jalan
dan perkerasan tanpa penutup aspal.

Sebelum pekerjaan Lapisan Pondasi Agregat akan dilaksanakan, maka lapisan


dasar yang akan dilapisi harus telah disiapkan memenuhi persyaratan dan telah
ditangani sesuai dan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Teknis
dengan panjang paling sedikit 60 meter secara menerus. Untuk penyiapan
tempat -tempat yang kurang dari 60 meter karena tidak cukup ruang, seluruh
daerah itu harus disiapkan dan disetujui sebelum lapis pondasi agregat dihampar.

Material Lapis Pondasi Agregat setelah ditempatkan harus segera dihampar dan
dipadatkan agar tidak teradi penurunan kadar air. Bahan Lapis Pondasi Agregat
harus diangkut ke badan jalan dan harus segera dihampar dan dipadatkan agar
tidak terjadi penurunan kadar air sehingga kadar air pemadatan yang merata
dalam rentang yang disyaratkan Setiap lapis harus dihampar pada ketebalan
yang merata agar menghasilkan tebal padat yang diperlukan dalam toleransi
yang disyaratkan. Bilamana diperlukan penghamparan lebih dari satu lapis, maka
lapisan-lapisan tersebut harus diusahakan sama tebalnya.
Tebal padat minimum untuk pelaksanaan setiap lapisan harus dua kali ukuran
terbesar agregat lapis pondasi. Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 35
cm, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknis. Segera setelah penghamparan
dan pembentukan akhir, setiap lapis harus dipadatkan menyeluruh dengan alat
pemadat yang cocok dan memadai dan disetujui oleh Direksi Teknis, hingga
kepadatan akhir mencapai paling sedikit 100% dari kepadatan kering maksimum
modifikasi (modified) seperti yang ditentukan oleh SNI 03-1743-1989.
Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam
rentang 2 % dibawah kadar air optimum sampai 2 % di atas kadar air optimum,
dimana kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan
kering maksimum modifikasi (modified) yang ditentukan oleh SNI 03-1743-1989.
Operasi pemadatan memanjang harus dimulai dari sisi terendah dan bergerak ke
sisi tertinggi bergeser dalam arah melintang demikian juga didaerah superelevasi.
Pemadatan harus dilakukan dengan tumpang tindih satu lajur dengan lajur
lainnya selebar tebal lapisan. Pemadatan yang berbatasan dengan kerb,
tembok, dan tempat tempat yang tak terjangkau mesin gilas harus dipadatkan
dengan timbris mekanis atau alat pemadat lainnya yang disetujui Direksi Teknis.

3.2. Pekerjaan Plat Beton Apron


Begesting dibuat sesuai kebutuhan. Besi tulangan dipotong dan dirakit sesuai
gambar kerja. Tulangan baja harus dipotong dari batang yang lurus, yang bebas
dari belitan dan bengkokan dalam keadaan dingin oleh tukang yang
berpengalaman. Batang dengan garis tengah 20 mm atau lebih, harus
dibengkokkan dengan peralatan yang disediakan untuk itu dan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan. Ukuran pembengkokan harus sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia Ni-2, PBI-1971 kecuali jika ditentukan lain atau atas perintah Direksi
Teknis. Bentuk-bentuk tulangan baja harus dipotong sesuai dengan gambar, tidak
boleh menyambung tulangan tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan.

Perbandingan bahan untuk beton sesuai dengan kelasnya sampai mendapat


persetujuan Direksi Pekerjaan. Penentuan perbandingan di atas harus sesuai
dengan petunjuk Standar Nasional Indonesia PBI-1971, kecuali ditentukan lain
oleh Direksi Pekerjaan. Pekerjaan ini dikerjakan setelah perancah, bekisting, dan
baja tulangan disiapkan. Setelah Perancah, bekesting dan besi tulangan
disiapkan maka dilanjutkan dengan proses pengecoran.
Kerikil yang digunakan berupa batu pecah (mekanis) bergradasi baik, keras,
padat tidak berpori dan bersifat kekal, tidak pecah/hancur karena pengaruh
cuaca. Kadar lumpur dalam agregat tidak boleh lebih dari 1% dan jika lebih
maka harus dicuci sebelum digunakan. Dimensi maksimum dari agregat tidak
lebih dari 2,5 cm, dan lebih dari bagian konstruksi yang bersangkutan.

Pasir yang digunakan adalah pasir alam yang bersih, bebas dari lumpur, jasad
organik, garam, alkali dan butir-butir yang lunak. Kadar lumpur pasir tidak boleh
lebih dari 3 % (terhadap berat kering) dan jika melebihi harus dicuci. Pasir haruslah
bergradasi baik agar menghasilkan campuran yang baik pula.
Semen yang dipakai adalah Semen Masuk Standar Nasional. Semen yang
disimpan dalam gudang lapangan harus memenuhi persyaratan teknis
penyimpanan. Bilamana semen sudah mengeras tidak boleh digunakan untuk
campuran.
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam, bahan-bahan organis, dan bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini air yang dipakai adalah air
yang dapat diminum.

Bila tidak ditentukan lain maka komposisi campuran yang digunakan adalah 1 Pc
: 2 Psr : 3 Krl dalam satu adukan. Semen, pasir dan kerikil kecuali air dicampur
dengan Concrete Mixer, sampai campuran menunjukan campuran yang merata,
kemudian air ditambahkan, dan pencampuran dilanjutkan. Jumlah air
sedemikian rupa sehingga menunjukan adukan yang konsistensi (kekentalan)
yang diperlukan tetapi tidak melebihi 70% dari berat semen yang digunakan.

Isi Mixer yang dikeluarkan dalam satu operasi yang continuous harus diangkut
tanpa menimbulkan segregasi. Beton diangkut dengan alat pengangkut yang
benar-benar bersih. Pengecoran dimulai setelah direksi memeriksa dan
menyetujui perancah, bekisting, tulangan, angker-angker dan lain-lain dimana
beton akan di cor. Tempat dimana beton akan di tuang harus bebas dari segala
macam kotoran, serpihan-serpihan kayu dan genangan air.
Semua campuran beton di tempat pekerjaan harus sudah di cor dan dipadatkan
pada tempatnya dalam waktu 30 menit setelah penuangan air didalamnya.
Campuran Beton tidak boleh dijatuhkan bebas/dituang dari ketinggian lebih dari
1,5 m. Pengecoran dilaksanakan dengan menghindari terjadinya segregasi.
Campuran Beton diletakan dalam lapisan tidak boleh lebih dari 60 cm tebalnya
dan dipadatkan. Pengecoran dari satu/bagian dari pekerjaan harus dilaksanakan
dengan satu operasi yang contenous atau sampai Construction Joint tercapai.

3.3. Pasang dowel besi polos Ø32 P. 50 cm jarak 40 cm


Tumpuan untuk tulangan harus dibentuk dari batang besi ringan atau bantalan
beton pracetak dengan mutu > fc’ 20 MPa (K-250) seperti yang disyaratkan
dalam Spesifikasi ini, terkecuali disetujui lain oleh Direksi Pekerjaan. Kayu, bata,
batu atau bahan lain tidak boleh digunakan sebagai tumpuan. Kawat pengikat
untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak yang memenuhi Pd S-06-2000-02
tentang spesifikasi kawat baja dengan proses canay dingin untuk tulangan beton.

Baja tulangan tidak boleh dipotong dengan proses panas kecuali ditentukan lain
oleh Direksi Pekerjaan secara tertulis, Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum
pemasangan untuk menghilangkan kotoran, lumpur, oli, cat , karat dan kerak,
percikan adukan atau lapisan lain yang dapat mengurangi atau merusak
pelekatan dengan beton, Batang tulangan harus diikat kencang dengan
menggunakan kawat pengikat sehingga tidak tergeser pada saat pengecoran.
Pengelasan tulangan pembagi atau pengikat (stirrup) terhadap tulangan baja
tarik utama tidak diperkenankan.
Seluruh tulangan harus disediakan sesuai dengan panjang total yang ditunjukkan
pada Gambar. Penyambungan (splicing) batang tulangan, terkecuali ditunjukkan
pada Gambar, tidak akan diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi
Pekerjaan. Setiap penyambungan yang dapat disetujui harus dibuat sedemikian
hingga penyambungan setiap batang tidak terjadi pada penampang beton
yang sama dan harus diletakkan pada titik dengan tegangan tarik minimum.
Bilamana penyambungan dengan tumpang tindih disetujui, maka panjang
tumpang tindih minimum harus 40 diameter batang dan batang tersebut harus
diberikan kait pada ujungnya. Tidak boleh ada bagian baja tulangan yang telah
dipasang boleh digunakan untuk memikul perlengkapan pemasok beton, jalan
kerja, lantai untuk kegiatan bekerja atau beban konstruksi lainnya.

3.4. Pasang bekisting cor plat apron


Bekisting tidak boleh bocor dan cukup kaku untuk mencegah pergeseran atau
perubahan penyangga. Permukaan bekesting Harus halus dan rata, tidak
melendut atau cekung. Sambungan pada penyangga harus benar-benar kuat
dan kaku menunjang berat sendiri dari beban-beban yang berada diatasnya
dan getaran selama pengecoran akibat mesin penggetar. Kecuali ditentukan
lain dalam gambar bekisting untuk semua balok dan plat lantai/atap
dilaksanakan dengan mengikuti anti lendut keatas.
Sebelum dipergunakan kembali semua bekesting harus dibersihkan terlebih
dahulu untuk menghindari kemungkinan terjadinya keropos atau cacat pada
beton. Sebelum beton dicor, bagian dalam bekisting harus dibersihkan dari
semua material lain termasuk air. Pengecoran dilakukan apabila bekisting sudah
diperiksa atau disetujui oleh Direksi Teknik.

Sebelum pemasangan besi tulangan, bekesting untuk beton yang tidak diplester
lagi (exposed concrete) harus dilapisi dengan minyak yang tidak meninggalkan
bekas pada beton. Sedangkan bekisting untuk beton biasa harus dibasahi
dengan air secara seksama sebelum beton di cor. Khusus untuk acuan kolom dan
dinding atau balok tinggi, pada tepi bawahnya harus dibuatkan bukaan pada
kedua sisi untuk mengeluarkan kotoran-kotoran yang mungkin terdapat pada
dasar kolom/dinding tersebut. Bukaan boleh ditutup kembali setelah diperiksa
dan disetujui oleh Direksi Teknik.

3.5. Pekerjaan joint sealent termasuk cutting beton


Joint Sealant adalah Bahan yang dapat melekat pada dua permukaan dan
mengisi ruang di antara itu sebagai pembatas atau lapisan pelindung, Sealant
digunakan untuk mengisi celah,ketahanan atau mengakomodasi gerakan antara
dua substrat, dan menjaga air tidak dapat masuk ke celah. Permukaan yang
akan diisi sealant harus betul-betul bersih untuk menghindari pencampuran
adhesif yang tidak dikehendaki termasuk dari debu, cat, dan sebagainya. Bersih
bahan non porous dengan pembersih kimia, Pasanglah joint primer sesuai
rekomendasi pabrik, Gunakan masking tape bila diperlukan untuk mencegah
kontak sealant dengan permukaan yang berdekatan. Bukalah tape dengan
segera setelah pemasangan tanpa merusak joint sealant.
General pemasangan harus sesuai petunjuk tercetak dari pabrik, kecuali ada
bagian-bagian khusus yang disebutkan. Elastomeric sealant installation standard :
sesuai rekomendasi ASTM C962 untuk sealant yang dipakai pada material,
penerapan, dan kondisi yang ada. Pemasangan sealant backings, dengan :
tanpa gaps, tanpa melar, puntir dan sebagainya. Installation of sealants :
Pasanglah sealant dengan teknik yang tepat dimana sealant akan kontak
langsung dan secara penuh dalam kondisi basah. Pemasangan sealant secara
bersamaan dengan sealant backing. Tooling on non-sag sealants : segera setelah
pemasangan sealant dan sebelum pemasangan permukaan dimulai, dilakukan
tool sealants agar menjadi halus, rata, untuk menghindari kantung-kantung air
dan untuk menjamin hubungan sealant dengan permukaan sekitar.

3.6. Pekerjaan cat marking


Pada pasal ini kata “cat” sering dikonotasikan sebagai bahan marka jalan jenis
termoplastik sebagai cat. Cat haruslah bewarna putih atau kuning seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar dan memenuhi Spesifikasi menurut AASHTO berikut ini :
Marka Jalan “bukan” Termoplastik : AASHTO M248 – 77 dan Marka Jalan
Termoplastik : AASHTO M249 – 79 (jenis padat, bukan serbuk).

Semua bahan cat yang digunakan tanpa pemanasan (bukan termoplastik) harus
dicampur terlebih dahulu menurut petunjuk pabrik pembuatnya sebelum
digunakan agar suspensi pigmen merata di dalam cat. iv) Pengecatan marka
jalan dilaksanakan pada garis sumbu, garis lajur, garis tepi dan zebra cross
dengan bantuan sebuah mesin mekanis yang disetujui, bergerak dengan mesin
sendiri, jenis penyemprotan atau penghamparan otomatis dengan katup mekanis
yang mampu membuat garis putus-putus dalam pengoperasian yang menerus
(tanpa berhenti dan mulai berjalan lagi) dengan hasil yang dapat diterima Direksi
Pekerjaan. Mesin yang digunakan tersebut harus menghasilkan suatu lapisan
yang rata dan seragam dengan tebal basah minimum 0,38 milimeter untuk “cat
bukan termoplastik” dan tebal minimum 1,50 mm untuk “cat termoplastik” belum
termasuk butiran kaca (glass bead) yang juga ditaburkan secara mekanis,
dengan garis tepi yang bersih (tidak bergerigi) pada lebar ran-cangan yang
sesuai. Bilamana tidak disyaratkan oleh pabrik pembuatnya, maka cat
termoplastik harus dilaksanakan pada temperatur 204 - 218 *C.

IV. PEKERJAAN SARANA LUAR


4.1. Galian tanah keras dengan alat berat
Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan atau
penumpukan tanah atau bahan lain dari jalan atau sekitarnya yang diperlukan
untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam Kontrak ini. Galian tanah biasa harus
mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasi sebagai galian batu, galian
struktur dan galian sumber bahan (borrow excavation) Kelandaian akhir, garis
dan formasi sesudah galian tidak boleh berbeda lebih dari 2 cm dari yang
ditentukan dalam Gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan pada
setiap titik. Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng sementara galian yang
stabil dan mampu menahan pekerjaan, struktur atau mesin di sekitarnya, harus
dipertahan-kan sepanjang waktu, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing)
yang memadai harus dipasang bilamana permukaan lereng galian mungkin
tidak stabil. Bilamana diperlukan, Kontraktor harus menyokong atau mendukung
struktur di sekitarnya, yang jika tidak dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau
rusak oleh pekerjaan galian tersebut.
Galian tanah dilaksanakan menurut ukuran dan ketinggian yang tertera pada
gambar atau menurut ketinggian lain sebagaimana diperintahkan Direksi
Pekerjaan. Penggalian dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengakibat
penggalian lebih (Over Excavation), apabila terjadi penggalian lebih maka
ditimbun dan dipadatkan kembali sesuai dengan garis rencana atau sesuai
pengarahan Direksi Pekerjaan.
Tanah hasil galian disebarkan agak jauh dari lubang galian dan diratakan atau
dirapikan sehingga tidak mengganggu kegiatan lain. Tanah hasil galian yang
tidak terpakai dibuang di lokasi yang telah ditentukan. Untuk kedaaan khusus,
kemiringan lereng galian dapat menyimpang dari kriteria yang ada atas dasar
petunjuk dan persetujuan Direksi Pekerjaan.

4.2. Pemadatan dan perataan tanah bekas galian


Pekerjaan ini dilakukan pada daerah galian dengan mengunanakan tanah hasil
galian, urugan dilakukan pada bagian yang sudah diplester hal ini dilakukan agar
hasil pekerjaan menjadi rapi dan baik. Bersama direksi pekerjaan melakukan
pemeriksaan pada bagian yang telah terpasang apakah sudah bisa urug atau
belum. Tanah, humus maupun akar-akar kayu yang berada pada bagian yang
akan diurug dibersihkan. Material yang digunakan adalah material hasil galian
yang memenuhi persyaratan urugan. Penghamparan material dilakukan secara
manual dan dipadatkan.

Sebelum timbunan tanah kembali pada pasangan batu dan beton harus sudah
diyakini tidak bocor dan mortar sudah diplester rata permukaan batu dan beton
sesuai gambar rencana. Penimbunan tidak boleh dilakukan sebelum mendapat
persetujuan Direksi. Untuk timbunan dari bahan material lolos air (pasir kasar dan
gravel) memadatkan dengan pemadatan tangan (hand tamping) bila bahan
timbunan berupa tanah acak (random fill), maka pemadatan harus dilakukan
dengan pemadatan menggunakan alat Vibrator Roller Kecil.

4.3. Urugan pasir tebal 10 cm


Timbunan Pasir kerikilan yang tergradasi dengan baik (well graded) dapat
dijadikan urugan filter pelindung yang sangat bagus untuk melindungi lanau yang
betul-betul seragam atau pasir halus yang seragam, apabila segregasi dapat
dihindari pada saat penempatannya. Untuk menjamin tercapainya kelulusan air
yang memadai dalam urugan filter pelindung, persentase material halus atau
lolos saringan no. 200 (ASTM) terhadap material yang disaring harus tidak lebih
dari 5% berat (setelah dilakukannya pemadatan).

Timbunan pasir untuk pekerjaan saluran akan dibuat dengan material timbunan
yang disetujui oleh Direksi. Pada pekerjaan urugan ini material urugan yang
digunakan adalah pasir urug yang berasal dari lokasi quary atas persetujuan
direksi. Pasir urug termasuk pemadatan menggunakan material pasir urug adalah
merupakan pekerjaan urugan pada daerah lantai saluran yang sesuai pada
gambar rencana. Penyedia jasa menambah jagaan untuk konsolidasi dan
penurunan, meskipun ditentukan atau tidak, sehingga ketinggian, lebar dan
ukuran permukaan yang telah selesai pada akhir masa jaminan kerusakan tidak
akan berkurang dari ketinggian dan ukuran-ukuran yang tercantum dalam
gambar.
4.4. Lantai kerja tebal 5 cm
Pengecoran lantai kerja dengan campuran 1 PC : 3 Psr : 5 Krl setebal 10 cm. Kerikil
yang digunakan berupa batu pecah (mekanis) bergradasi baik, keras, padat
tidak berpori dan bersifat kekal, tidak pecah/hancur karena pengaruh cuaca.
Kadar lumpur dalam agregat tidak boleh lebih dari 1% dan jika lebih maka harus
dicuci sebelum digunakan. Dimensi maksimum dari agregat tidak lebih dari 2,5
cm, dan lebih dari bagian konstruksi yang bersangkutan.

Bila tidak ditentukan lain maka komposisi campuran yang digunakan adalah 1 Pc
: 3 Psr : 5 Krl dalam satu adukan. Semen, pasir dan kerikil kecuali air dicampur
dengan Concrete Mixer, sampai campuran menunjukan campuran yang merata,
kemudian air ditambahkan, dan pencampuran dilanjutkan. Jumlah air
sedemikian rupa sehingga menunjukan adukan yang konsistensi (kekentalan)
yang diperlukan tetapi tidak melebihi 70% dari berat semen yang digunakan.
Isi Mixer yang dikeluarkan dalam satu operasi yang continuous harus diangkut
tanpa menimbulkan segregasi. Beton diangkut dengan alat pengangkut yang
benar-benar bersih. Semua campuran beton di tempat pekerjaan harus sudah di
cor dan dipadatkan pada tempatnya dalam waktu 30 menit setelah penuangan
air didalamnya. Campuran Beton tidak boleh dijatuhkan bebas/dituang dari
ketinggian lebih dari 1,5 m. Pengecoran dilaksanakan dengan menghindari
terjadinya segregasi. Pengecoran dari satu/bagian dari pekerjaan harus
dilaksanakan dengan satu operasi yang contenous atau sampai Construction
Joint tercapai.
Pengecoran harus dilaksanakan siang hari, kecuali diizinkan direksi. Perawatan
Pendahuluan dilakukan dari bidang permukaan beton yang kelihatan setelah
permukaan beton tersebut cukup keras untuk menghindari kerusakan-kerusakan
dan dilanjutkan terus-menerus selama tidak kurang dari 12 jam. Bidang pekerjaan
beton harus terus-menerus dibasahi dengan cara menggenangi (ponding), atau
bila tidak mungkin dapat menggunakan goni-goni basah untuk menutupinya.

4.5. Beton Saluran Drainase K - 300


Perbandingan bahan untuk beton sesuai dengan kelasnya sampai mendapat
persetujuan Direksi Pekerjaan. Penentuan perbandingan di atas harus sesuai
dengan petunjuk Standar Nasional Indonesia PBI-1971, kecuali ditentukan lain
oleh Direksi Pekerjaan. Pekerjaan ini dikerjakan setelah perancah, bekisting, dan
baja tulangan disiapkan. Setelah Perancah, bekesting dan besi tulangan
disiapkan maka dilanjutkan dengan proses pengecoran.

Kerikil yang digunakan berupa batu pecah (mekanis) bergradasi baik, keras,
padat tidak berpori dan bersifat kekal, tidak pecah/hancur karena pengaruh
cuaca. Kadar lumpur dalam agregat tidak boleh lebih dari 1% dan jika lebih
maka harus dicuci sebelum digunakan. Dimensi maksimum dari agregat tidak
lebih dari 2,5 cm, dan lebih dari bagian konstruksi yang bersangkutan.
Pasir yang digunakan adalah pasir alam yang bersih, bebas dari lumpur, jasad
organik, garam, alkali dan butir-butir yang lunak. Kadar lumpur pasir tidak boleh
lebih dari 3 % (terhadap berat kering) dan jika melebihi harus dicuci. Pasir haruslah
bergradasi baik agar menghasilkan campuran yang baik pula.
Semen yang dipakai adalah Semen Masuk Standar Nasional. Semen yang
disimpan dalam gudang lapangan harus memenuhi persyaratan teknis
penyimpanan. Bilamana semen sudah mengeras tidak boleh digunakan untuk
campuran.

Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam, bahan-bahan organis, dan bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini air yang dipakai adalah air
yang dapat diminum.
Bila tidak ditentukan lain maka komposisi campuran yang digunakan adalah 1 Pc
: 3 Psr : 5 Krl dalam satu adukan. Semen, pasir dan kerikil kecuali air dicampur
dengan Concrete Mixer, sampai campuran menunjukan campuran yang merata,
kemudian air ditambahkan, dan pencampuran dilanjutkan. Jumlah air
sedemikian rupa sehingga menunjukan adukan yang konsistensi (kekentalan)
yang diperlukan tetapi tidak melebihi 70% dari berat semen yang digunakan.
Isi Mixer yang dikeluarkan dalam satu operasi yang continuous harus diangkut
tanpa menimbulkan segregasi. Beton diangkut dengan alat pengangkut yang
benar-benar bersih. Pengecoran dimulai setelah direksi memeriksa dan
menyetujui perancah, bekisting, tulangan, angker-angker dan lain-lain dimana
beton akan di cor. Tempat dimana beton akan di tuang harus bebas dari segala
macam kotoran, serpihan-serpihan kayu dan genangan air.
Semua campuran beton di tempat pekerjaan harus sudah di cor dan dipadatkan
pada tempatnya dalam waktu 30 menit setelah penuangan air didalamnya.
Campuran Beton tidak boleh dijatuhkan bebas/dituang dari ketinggian lebih dari
1,5 m. Pengecoran dilaksanakan dengan menghindari terjadinya segregasi.
Campuran Beton diletakan dalam lapisan tidak boleh lebih dari 60 cm tebalnya
dan dipadatkan. Pengecoran dari satu/bagian dari pekerjaan harus dilaksanakan
dengan satu operasi yang contenous atau sampai Construction Joint tercapai.

4.6. Dinding Penahan Tanah Pas. Batu kali


Metode pelaksanaan pekerjaan pasangan batu merupakan salah satu hal yang
penting untuk diketahui bersama agar hasil akhir pekerjaan pasangan batu yang
dibuat sesuai dengan standar atau spesifikasi yang ada dan terjaga baik kualitas
maupun kuantitasnya. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini kumpulengineer
akan membagikan bagaimana cara pelaksanaan pekerjaan pasangan batu
yang baik.
Pembuatan galian untuk pasangan batu sesuai dengan yang ditunjukkan oleh
gambar rencana. Pekerjaan dapat dilakukan secara manual atau menggunakan
alat berat untuk menggali seperti excavator.
Dasar galian dibuat rata dan diberi landasan dari adukan semen dengan pasir
setebal minimal 3 cm sebelum meletakkan batu pada lapisan yang pertama.
Batu dengan ukuran yang besar diletakkan pada lapisan dasar atau lapisan yang
pertama dan pada sudut sudut dari pasangan batu tersebut.
Batu dipasang dengan muka terpanjang secara mendatar dan untuk muka batu
yang tampak atau berada paling luar dipasang sejajar dengan muka dinding
batu yang terpasang.
Batu yang digunakan dibersihkan dan dibasahi sampai merata selama beberapa
saat agar air dapat meresap. Setiap rongga atau celah antar batu diisi dengan
bahan adukan dari semen dan pasir sesuai dengan komposisi campuran yang
ditentukan. Bahan adukan atau mortar dapat disiapkan menggunakan alat
concrete mixer atau secara manual. Untuk mengetahui jumlah kebutuhan pasir
dan semen anda dapat mengunjungi artikel lain mengenai cara mengetahui
jumlah kebutuhan batu, pasir, dan semen untuk pasangan batu.
Setiap 2 meter dari panjang pasangan batu dibuat lubang sulingan. Kecuali
ditentukan lain oleh gambar atau direksi pekerjaan. Lubang sulingan dapat
dibuat dengan memasang pipa pvc yang berdiameter 50 mm.
Setiap sambungan antar batu pada permukaan dikerjakan hampir rata dengan
permukaan pekerjaan tetapi tidak menutup permukaan batu.

4.7. Perkerasaan Aspal Akses Jalan


Hampir sama dengan pekerjaan lapis resap pengikat – aspal cair yaitu
Menggunakan alat berat (cara mekanik) Urutan kerja Aspal dan Minyak Flux
dicampur dan dipanaskan sehingga menjadi campuran aspal cair Permukaan
yang akan dilapis dibersihkan dari debu dan kotoran dengan Air Compressor
Campuran aspal cair disemprotkan dengan Asphalt Distributor ke atas
permukaan yang akan dilapis. Maksud dari pekerjaan ini adalah pelapisan aspal
cair pada permukaan jalan yang telah beraspal atau pun pada permukaan
berbutir, dasar dari teknik pelaksanaan pekerjaan ini adalah suhu dan prosentasi
aspal yang dipakai, dan untuk semua standart akan kami sesuaikan dengan RKS
dan Gambar Kerja.
Pekerjaan ini meliputi Penyiapan bahan di base camp AMP, pencampuran
bahan agregat dengan aspal, pengiriman sampai lokasi pekerjaan,
penghamparan dan pemadatan. AC-WC dibuat di Base Camp AMP sesuai
dengan spesifikasi kemudian dituangkan diatas dumptruck lalu hasil penuangan
ditutup dengan terpal untuk menahan suhu AC-WC tetap stabil lalu dikirm
kelokasi pekerjaan yang telah siap peralatan mekanik seperti finisher alat
penhampar dan alat-lat pemadat. Bahan dituang ke bak finisher dari dumptruck,
finisher menhgampar campuran aspal panas ke permukaan Lapis Pondasi pada
ketebalan diatas rata-rata ketebalan padat dan hasil penggelaran didiamkan
pada suhu yang telah ditetapkan kemudian dipadatkan dengan mesin gilas roda
besi, penggilasan sedemikian rupa hingga mendapatkan kerataan dan
kepadatan yang ditetapkan dan akhir pemadatan menggunakan mesin gilas
roda karet demikian seterusnya pekerjaan dilakukan atas arahan dari Direksi
pekerjaan serta tentunya kami telah mengajukan hasil pengujian bahan
Campuran Aspal Panas serta ijin kerja, dan pekerjaan ini dilakukan setelah
memohon ijin dan pengesahan pelaksanaan pekerjaan kepada konsultan

4.8. Lapis Pondasi Bawah (LPB) Agregat Kelas C (tebal 20 cm)


4.9. Lapis Pondasi Atas (LPA/Base Course) Agregat Kelas A (tebal 20 cm)
Lapis Pondasi Agregat adalah suatu lapisan pada struktur perkerasan jalan yang
terletak diantara lapis permukaan dan lapis tanah dasar yang telah disiapkan.
Lapis Pondasi Agregat terdiri dari 3 (tiga) kelas yang berbeda yaitu Kelas A, Kelas B
dan Kelas S. Agregat Kelas A atau Agregat Kelas B digunakan untuk Lapis Pondasi,
sedangkan Agregat Kelas S digunakan untuk Lapis Pondasi Bawah, bahu jalan
dan perkerasan tanpa penutup aspal.
Elevasi permukaan lapis akhir harus sesuai dengan Gambar Rencana, dengan
toleransi di bawah ini :

Bahan dan Lapisan Pondasi Agregat Toleransi


Tinggi
Agregat Kelas S digunakan sebagai lapis pondasi bawah + 1,5 cm
dan - 1,5
cm
Agregat Kelas B atau Kelas A digunakan untuk lapis pondasi jalan + 1 cm dan -
yang akan ditutup dengan Lapis Resap Pengikat atau Pelaburan 1 cm

Ketebalan Lapis Pondasi Agregat Tebal total minimum Lapis Pondasi Agregat
Kelas A dan Kelas S atau Kelas B dan Kelas S tidak boleh kurang dari tebal yang
disyaratkan.
Bahan dan Lapisan Pondasi Agregat Toleransi
Tinggi
Permukaan
Agregat Kelas S digunakan sebagai lapis pondasi bawah + 1 cm dan -
1 cm
Agregat Kelas B atau Kelas A digunakan untuk lapis pondasi jalan + 1 cm dan
yang akan ditutup dengan Lapis Resap Pengikat atau Pelaburan 0 cm

Pengukuran kerataan permukaan dengan mistar perata panjang 3 meter yang


diletakkan sejajar dan melintang sumbu jalan, dilakukan setelah semua bahan
yang lepas dibersihkan.
Bahan dan Lapisan Pondasi Agregat Toleransi
Tinggi
Permukaan
Agregat Kelas S digunakan sebagai lapis pondasi bawah 1 cm
Agregat Kelas B atau Kelas A digunakan untuk lapis pondasi jalan
+ 1 cm
yang akan ditutup dengan Lapis Resap Pengikat atau Pelaburan

Sebelum pekerjaan Lapisan Pondasi Agregat akan dilaksanakan, maka lapisan


dasar yang akan dilapisi harus telah disiapkan memenuhi persyaratan dan telah
ditangani sesuai dan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Direksi Teknis
dengan panjang paling sedikit 60 meter secara menerus. Untuk penyiapan
tempat -tempat yang kurang dari 60 meter karena tidak cukup ruang, seluruh
daerah itu harus disiapkan dan disetujui sebelum lapis pondasi agregat dihampar.

Bilamana Lapis Pondasi Agregat akan dihampar langsung di atas permukaan


perkerasan aspal lama, yang menurut pendapat Direksi Teknis dalam kondisi tidak
rusak, maka harus dilakukan penggaruan atau pengaluran pada permukaan
perkerasan aspal lama dengan greder agar diperoleh tahanan geser yang lebih
baik.
Material Lapis Pondasi Agregat setelah ditempatkan harus segera dihampar dan
dipadatkan agar tidak teradi penurunan kadar air. Bahan Lapis Pondasi Agregat
harus diangkut ke badan jalan dan harus segera dihampar dan dipadatkan agar
tidak terjadi penurunan kadar air sehingga kadar air pemadatan yang merata
dalam rentang yang disyaratkan Setiap lapis harus dihampar pada ketebalan
yang merata agar menghasilkan tebal padat yang diperlukan dalam toleransi
yang disyaratkan. Bilamana diperlukan penghamparan lebih dari satu lapis, maka
lapisan-lapisan tersebut harus diusahakan sama tebalnya.

Tebal padat minimum untuk pelaksanaan setiap lapisan harus dua kali ukuran
terbesar agregat lapis pondasi. Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 20
cm, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknis.
Segera setelah penghamparan dan pembentukan akhir, setiap lapis harus
dipadatkan menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan memadai dan
disetujui oleh Direksi Teknis, hingga kepadatan akhir mencapai paling sedikit 100%
dari kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) seperti yang ditentukan
oleh SNI 03-1743-1989.
Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam
rentang 2 % dibawah kadar air optimum sampai 2 % di atas kadar air optimum,
dimana kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan
kering maksimum modifikasi (modified) yang ditentukan oleh SNI 03-1743-1989.

Operasi pemadatan memanjang harus dimulai dari sisi terendah dan bergerak ke
sisi tertinggi bergeser dalam arah melintang demikian juga didaerah superelevasi.
Pemadatan harus dilakukan dengan tumpang tindih satu lajur dengan lajur
lainnya selebar tebal lapisan. Pemadatan yang berbatasan dengan kerb,
tembok, dan tempat tempat yang tak terjangkau mesin gilas harus dipadatkan
dengan timbris mekanis atau alat pemadat lainnya yang disetujui Direksi Teknis.
Perbaikan atas Lapis Pondasi Agregat yang tidak memenuhi kepadatan yang
disyaratkan dalam Spesifikasi ini harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi
Teknis dan dapat meliputi pemadatan tambahan, penggaruan disertai
penyesuaian kadar air dan pemadatannya kembali.

4.10. Pekerjaan Lain - Lain


+ Septic Tank + Tutup
+ Sumur Resapan + Tutup
+ Ground Water Tank + Tutup
+ Box Control 2buah + Tutup
Didalam pelaksanaan pekerjaan pasti mengalami hambatan, terutama pangadaan
bahan material non lokal yang berhubungan dengan pihak ketiga (semen dan bahan
lainnya) karenanya untuk mengantisipasi akan hal tersebut kami pihak perusahaan
melakukan pembelian dalam cukup banyak berupa (Delivery Order/DO) baik semen
maupun bahan lain sehingga Pengguna Jasa menerbitkan SPP untuk perusahaan,
kami secara manajemen sudah siap untuk mendatangkan bahan tersebut minimal
sampai di lapangan.
Kalaupun terjadi hal-hal diluar kemampuan kami, maka perusahaan sudah siap dalam
lembar kerja/daftar simak yang menggambarkan sesuatu terlaksana dengan baik dan
berkesinambungan.
Guna mengukur/mengetahui tingkat kemajuan pelaksanaan pekerjaan maka
dilakukan evaluasi terhadap kemajuan pekerjaan dengan dasar laporan penyelesaian
pekerjaan yang dibuat oleh pelaksana lapangan perusahaan kami dan mengetahui
Direksi Pekerjaan, sehingga hasil pelaksanaan dapat diketahui tingkat kemajuan dan
keterlambatannya pada kegiatan apa?

Demikian metode pelaksanaan pekerjaan ini kami buat dengan sesungguhnya dan
menjadi bahan acuan perusahaan dalam penyelesaian pelaksanaan pekerjaan
tersebut diatas.

Kupang, 23 Nopember 2020,


PT. ARISON KARYA SEJAHTERA

AGUNG PAMBUDI,DS
Kuasa Direktur

Anda mungkin juga menyukai