A. UMUM
Metode Pelaksanaan ini merupakan gambaran umum penyelesaian pekerjaan
sehingga dapat mempermudah penjadwalan sumber daya (tenaga kerja, alat
dan bahan) dan untuk menghindari penyimpangan yang berpengaruh terhadap
hal-hal yang subtantif yang mempengaruhi lingkup, kualitas dan hasil / kinerja /
performance pekerjaan.
Metoda Pelaksanaan ini juga merupakan pedoman yang akan disiapkan
bersama-sama dengan gambar-gambar yang keduanya menguraikan
pekerjaan yang akan dilaksanakan. Istilah pekerjaan mencakup suplai dan
instalasi seluruh peralatan dan material yang akan dipadukan dalam konstruksi-
konstruksi, yang diperlukan menurut dokumen-dokumen kontrak, serta semua
tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasang dan menjalankan peralatan dan
material tersebut.
Setelah mempelajari dan memahami Dokumen Pengadaan Barang/jasa beserta
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan dengan cermat, maka kami dalam
melaksanakan pekerjaan tersebut harus sesuai dengan Prosedur Mutu, Kuantitas
(Harga dan Volume), Spesifikasi Teknis, Jangka Waktu dan memenuhi ketentuan
hukum yang berlaku maka kami akan melakukan suatu pendekatan metode
pelaksanaan sebagai berikut :
B. LINGKUP PERKERJAAN
Ruang lingkup pekerjaan sesuai dengan yang terdapat pada Rekapitulasi dan
Daftar Kuantitas dan Harga yaitu meliputi :
Pekerjaan Konstruksi :
1 Pekerjaan Persiapan
2 Pekerjaan Pembangunan Gedung Dispatch
3 Pekerjaan Konstruksi Apron
4 Pekerjaan Sarana Luar
Fungsi dari pile cap adalah untuk menerima beban dari kolom yang
kemudian akan terus disebarkan ke tiang pancang dimana masing-masing
pile menerima 1/N dari beban oleh kolom dan harus ≤ daya dukung yang
diijinkan (Y ton) (N= jumlah kelompok pile). Jadi beban maksimum yang
bisa diterima oleh pile cap dari suatu kolom adalah sebesar N x (Y ton). Pile
cap merupakan suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan
kolom di bagian atasnya. Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-
benar berada dititik pusat pondasi sehingga tidak menyebabkan
eksentrisitas yang dapat menyebabkan beban tambahan pada pondasi.
Selain itu, seperti halnya kepala kolom, pile cap juga berfungsi untuk
menahan gaya geser dari pembebanan yang ada.
3. Tahap ketiga, beton stage 1 yang telah kering diberikan bonding agent
pada pemukaannya untuk pengecoran stage 2 yaitu pengecoran pelat
basement. Bonding agent in berfungsi sebagai pengikat beton lama
dengan beton baru.
* Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam, bahan-bahan organis, dan bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini air yang dipakai adalah air
yang dapat diminum.
* Baja Tulangan
Baja tulangan harus bebas dari debu, karat, minyak, debu, serpihan-serpihan
kayu, dan kotoran lainnya yang dapat mengurangi rekatan beton. Pengecoran
dapat dilakasanakan apabila penulangan sudah mendapat persetujuan dari
Direksi Pekerjaan.
Baja tulangan dipasang sedemikian rupa sehingga selama pengecoran tidak
beruabah (bergeser). Pengikat tulangan digunakan kawat beton kualitas besi
lunak berdiameter 1mm. Tulangan harus betul-betul bebas dari acuan atau lantai
kerja dengan cara menempatkan ganjal-ganjal beton (Precast Mortar Spacing
Blok) dan mengikat pada tulangan baja. Sengkang (beugel) diikat pada
tulangan utama, dengan jarak seperti yang tertuang pada gambar.
Baja tulangan disiapkan di lokasi pekerjaan, dipotong dari batang yang lurus
yang bebas dari belitan. Pembengkokan dalam keadaan dingin oleh tukang besi
yang berpengalaman, besi dengan garis tengah 20 mm atau lebih dibengkokan
dengan mesin dan pembengkokan yang direncanakan untuk itu harus disetujui
oleh direksi. Ukuran pembengkokan harus sesuai dengan Standar Nasional
Indonesia NI-2, PBI 1971 kecuali jika ditentukan lain, atau diperintah oleh Direksi
Teknik. Bentuk-bentuk tulangan harus dipotong sesuai dengan gambar, tidak
boleh menyambung tulangan tanpa persetujuan Direksi Teknik. Setelah besi
tulangan dipotong sesuai ukuran, diikat dengan kawat ikat sesuai kebutuhan.
* Acuan (Bekisting)
Bekisting tidak boleh bocor dan cukup kaku untuk mencegah pergeseran atau
perubahan penyangga. Permukaan bekesting Harus halus dan rata, tidak
melendut atau cekung. Sambungan pada penyangga harus benar-benar kuat
dan kaku menunjang berat sendiri dari beban-beban yang berada diatasnya
dan getaran selama pengecoran akibat mesin penggetar.
Kecuali ditentukan lain dalam gambar bekisting untuk semua balok dan plat
lantai/atap dilaksanakan dengan mengikuti anti lendut keatas.
Sebelum dipergunakan kembali semua bekesting harus dibersihkan terlebih
dahulu untuk menghindari kemungkinan terjadinya keropos atau cacat pada
beton. Sebelum beton dicor, bagian dalam bekisting harus dibersihkan dari
semua material lain termasuk air. Pengecoran dilakukan apabila bekisting sudah
diperiksa atau disetujui oleh Direksi Teknik.
Sebelum pemasangan besi tulangan, bekesting untuk beton yang tidak diplester
lagi (exposed concrete) harus dilapisi dengan minyak yang tidak meninggalkan
bekas pada beton. Sedangkan bekisting untuk beton biasa harus dibasahi
dengan air secara seksama sebelum beton di cor.
Khusus untuk acuan kolom dan dinding atau balok tinggi, pada tepi bawahnya
harus dibuatkan bukaan pada kedua sisi untuk mengeluarkan kotoran-kotoran
yang mungkin terdapat pada dasar kolom/dinding tersebut. Bukaan boleh
ditutup kembali setelah diperiksa dan disetujui oleh Direksi Teknik.
* Pembuatan Beton
Komposisi bahan untuk beton sesuai dengan kelasnya sampai mendapat
persetujuan Direksi Teknik. Penentuan perbandingan diatas harus sesuai dengan
petunjuk Standar Nasional Indonesia PBI 1971, NI-2, kecuali ditentukan lain oleh
Direksi Teknik. Pencampuran beton menggunakan alat Concrete Mixer. Sebelum
pengadukan, bagian dalam gentong pengaduk harus bersih dari beton dan
kotoran lainnya.
Pengadukan dilakukan terus menerus selama 2,5 menit setelah semua material,
termasuk air dimasukan kedalam gentong pengaduk. mesin pengaduk harus
berputar dengan kecepatan 70 putaran/menit. mesin pengaduk tidak boleh diisi
melebihi kemampuannya. Seluruh material harus dikeluarkan sebelum material
untuk adukan berikutnya dimasukan. Pencampuran haruslah dilakukan
sedemikian rupa sehingga setiap komposisi material bisa dikontrol dengan baik.
Pengecoran tidak dilakukan selama hujan turun lebat dan beton yang baru dicor
harus dilindungi dari curahan hujan. Sebelum pengecoran berikutnya apabila
terkena hujan harus diperiksa, dibersihkan dan diperbaiki dari beton yang terkikis
atau tercampur air hujan.
* Perawatan Beton
Perawatan Pendahuluan dilakukan dari bidang permukaan beton yang kelihatan
setelah permukaan beton tersebut cukup keras untuk menghindari kerusakan-
kerusakan dan dilanjutkan terus-menerus selama tidak kurang dari 12 jam. Bidang
pekerjaan beton harus terus-menerus dibasahi dengan cara menggenangi
(ponding), atau bila tidak mungkin dapat menggunakan goni-goni basah untuk
menutupinya.
Perawatan dilakukan terus-menerus sampai selama kurang lebih 7 hari atau
menurut petunjuk Direksi Teknik.
Bidang cetakan harus selalu dibasahi selama masa perawatan.
Bidang-bidang beton yang kelihatan harus diplester. Bagian-bagian yang tidak
sempurna/keropos ditambal dengan spesi yang sama setelah acuan dibongkar.
Sebelum bagian-bagian yang lepas harus disingkirkan, dibersihkan dan disiram
dengan air semen kental sebelum penambalan dimulai.
Untuk mengontrol mutu beton perlu dilakukan pengujian beton seperti slump test,
test specciments, cetakan-cetakan baja untuk membuat kubus beton dan tes
kadar lumpur. Slump test dilakukan setelah campuran keluar dari mixer minimum
5 cm dan maximum 10 cm untuk campuran dengan koral beton dan maximum
12 cm untuk campuran batu pecah. Semua specciments perlu ditest di
laboratorium.
Konstruksi kuda-kuda Besi profil Baja IWF yang dimaksud disini adalah meliputi :
penyediaan profil-profil utama, assesoris, merakit dan memasang kuda2 hingga
merupakan suatu bentuk atap yang sesuai dengan gambar perencanaan.
Dalam pelaksanaan perakitan dan pemasangan, haruslah semua benda-benda
baja ringan telah dihitung struktur kekuatannya dengan software yang sesuai
dengan profilnya dan mengacu pada peraturan-peraturan yang berlaku.
Sehingga konstruksi atap yang terjadi terjamin kekuatannya dan bisa diberikan
garansi oleh pabrikatornya ( bergaransi resmi dari pabrik ).
Semua material baja harus baru dan disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan
walaupun kontraktor telah menggunakan bahan yang telah disetujui, pasal
berikut ini tetap mengikat kontraktor untuk tetap bertanggung jawab. Semua
material untuk konstruksi baja harus menggunakan baja yang baru dan
memenuhi mutu baja ST 37 (PPBI-83) atau ASTM A36 atau SSA41 (JIS.U 310-1970)
Spesifikasi minimum Besi profil Baja IWF yang dipakai (G550) adalah = Kekuatan
Leleh Minimum : 550 Mpa, Tegangan Maksimum : 550 Mpa, Modulus Geser :
50.000 Mpa, Modulus Elastisitas : 20.000 Mpa, Kuda-kuda Besi profil Baja IWF ( ZAM
0.83 & 0.53 mm ), Reng : GD-C ( ZAM 0.48 mm ), Aksesoris : Foot Palte 1,50 mm,
Wind Bracing + Tensioner TS-2, TA, Plat Diafragma, Wall Angel.
Adukan yang digunakan merupakan adukan semen dan pasir ayak yang
dicampur dengan proporsi yang sama untuk setiap adukan. Jika tidak ditentukan
lain, adukan dipakai untuk pekerjaan Plesteran dibuat perbandingan 1 PC : 5 Psr
dalam perbandingan satu adukan. Pencampuran material menggunakan
Concrete Mixer. Adukan semen dicampur hanya dalam kuantitas yang
diperlukan untuk penggunaan langsung. Bila diperlukan adukan semen boleh
diaduk kembali dengan air dalam waktu 30 menit dari peroses pengadukan
awal. Pengadukan kembali setelah waktu tersebut tidak diperbolehkan.
Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan bidang dasar harus dibuat kasar terlebih
dahulu, dibersihkan (bebas minyak, lempung, atau bahan terkontaminasi lainnya)
dan dibasahi agar menghasilkan daya rekat yang tinggi. Pekerjaan plesteran
harus rata, lurus, rapih dan halus. Setelah pekerjaan plesteran cukup kering, harus
dipelihara dengan siraman air secara rutin + 7 hari.
Apabila hasil pemasangan keramik ada yang rusak dan speci pengikat kurang
bagus maka pada bagian keramik tersebut harus dibongkar dan dipasang
kembali sesuai petunjuk Direksi dengan biaya ditanggung pihak Kontraktor.
2.5. Pek. Pas. Batu Tempel
Sebelum dipasang batu alam bagian-bagian yang akan dipasang batu alam
harus disirami air agar bisa menghasilkan daya rekat yang tinggi. Pekerjaan ini
dilakukan setelah pekerjaan tembok dan plesteran. Bahan yang digunakan
adalah batu alam sesuai petunjuk direksi teknis.
Semua permukaan dinding dan kolom yang sudah terpasang dipasang dengan
batu alam/batu tempel. Pemukaan yang telah dipasang batu alam harus rata,
sudutnya harus siku.
Rangka plafond harus kuat dan tidak mudah melendut terutama pada bagian
tengah, untuk menghindari hal tersebut maka gantungan rangka plafond harus
diperhatikan dengan menggantungkan pada kuda-kuda atau pada stek besi bila
pemasangan plafond dibawah plat beton.
Plafond / langit-langit dari bahan : Gypsum 9mm Jayaboard, berkualitas baik dan
digunakan untuk seluruh plafon. Pemasangan plafond harus rata dan rapih,
bentuk dan ukuran sesuai gambar. Semua Gypsum 9mm Jayaboard dipasang
utuh dan pada sambungan menggunakan plamir/dumpul agar tidak terlihat
garis sambungan.
Harus diperhatikan terhadap disiplin lain diantaranya pekerjaan electrikal dan
perlengkapan instalasi yang diperlukan. Bila pekerjaan-pekerjaan tersebut di atas
tidak tercantum gambar rencana langit-langit harus diteliti terlebih dahulu pada
gambar-gambar instalasi yang lain (EL, PL, AC dan lain-lain). Untuk detail
pemasngan harus konsultasi dengan Direksi/Pengawas. Bidang pemasangan
langit-langit harus rata/water pas, dan yang miring harus sesuai detail gambar.
Hasil Pelaksanan pekerjaan harus betul-betul rapih dan sempurna.
Semua bagian tersebut, walaupun tidak digambarkan dan disebut secara spesifik
harus disediakan oleh pemborong apabila diperlukan, agar didapat Instalasi
yang lengkap dan bekerja dengan baik sesuai dengan syarat-syarat untuk
pekerjaan plumbing serta memuaskan Direksi.
Galian tanah dilaksanakan untuk semua pemasangan pipa dan saluran-saluran
pembuangan. Semua kegiatan bangunan-bangunan yang masuk kedalam
tanah antara lain ground reservoir, bak control, sewage treatment plan dan lain-
lain. Pedoman yang dipakai untuk kedalaman galian adalah diukur dari atas pipa
sampai permukaan jalan atau aspal, ditambah tebal lapisan pasir dibawah pipa.
Galian dinyatakan selesai setelah diperiksa dan disetujui oleh Direksi/Pengawas
Lapangan/Pemberi Tugas.
Untuk pekerjaan instalasi listrik dilakukan oleh orang yang memiliki keahlian
tentang instalasi listrik . Pada prinsipnya pemasangan instalasi listrik harus
memenuhi persyaratan teknis dan semua bahan yang digunakan hendaknya
berkualitas baik sehingga dapat berfungsi dengan baik dalam waktu yang cukup
lama. Yang dimaksud dengan pekerjaan ini adalah terdiri dari pemasangan titik
lampu, saklar ganda, saklar tunggal dan stop kontak.
Pemasangan titik lampu sudah termasuk pemasangan pipa instalasi di dinding,
tedos, fiting lampu. Yang mengacu pada gambar kerja.
Pemasangan titik stop kontak dan saklar pada posisi sesuai gambar kerja.
Bahan Listrik
• Semua bahan yang digunakan harus sesuai dengan standar normalisasi teknik
dan peraturan yang berlaku (SNI).
• Kabel yang digunakan adalah jenis NYA, NYM dengan ukuran 4 mm atau 2,5 mm
sesuai kebutuhan kabel, dan memenuhi ketentuan dari PLN ukuran 2,5 mm yang
dipakai untuk sambungan aliran dari saklar kesetiap titik lampu.
•
Saklar dan stop kontak yang dipakai dari jenis tanam warna krem dan untuk listrik
yang bertegangan tinggi 220 Volt. Jenis lampu terdiri dari : Lampu XL 18 Watt
beserta tabung yang ditanam, Lampu TL 2 x 40 watt beserta tabung yang
ditanam. Mata lampu yang digunakan adalah yang setara dengan merk Philips.
• Kabel aliran penyambung arde menggunakan kabel BC 15 dimana ujung arde
harus ditanam sedikitnya 4 m dibawah tanah sampai kedalam yang selalu basah,
ujung arde tersebut dihubungkan dengan elektroda tanah yang terbuat dari
batangan tembaga ukuran Ø 1,5 dengan panjang 1,2m dan digabungkan
dengan pipa galvanis ukuran Ø 1,5”.
• Panel dan sub panel Listrik harus dipilih dari bahan yang tidak mudah terbakar
dan tahan terhadap kerusakan dengan kapasitas sesuai kebutuhan.
• Pemasangan instalasi listrik harus dilakukan oles instalatur yang memiliki Surat Ijin
Kerja Instalatur (SIKI) dari PLN dan dapat menunjukkan bukti pengalaman kerja
dibidangnya.
• Setelah pasangan instalasi listrik selesai, Kontraktor harus menyerahkan gambar
instalasi yang telah disahkan oleh PLN bahwa pemasangan instalasi telah
dikerjakan dengan baik dan memenuhi persyaratan PLN yang berlaku.
• Semua jaringan listrik yang tertanam dalam tembok harus dimasukkan dalam
pipa PVC Ø 3/8” yang dipasang tertanam ketembok, Penempatan titik lampu,
saklar, stop kontak dan sekring cast harus disesuaikan dengan gambar rencana.
• Untuk setiap masa bangunan dipasang dac standar, Peralatan dalam panel
harus dipasang sedemikian rupa sehingga memudahkan pengoperasian,
pemeliharaan dan perbaikannya. Seluruh hasil pekerjaan harus ditest dan
mendapat pesetujuan dari pihak PLN dan pihak Direksi.
Material Lapis Pondasi Agregat setelah ditempatkan harus segera dihampar dan
dipadatkan agar tidak teradi penurunan kadar air. Bahan Lapis Pondasi Agregat
harus diangkut ke badan jalan dan harus segera dihampar dan dipadatkan agar
tidak terjadi penurunan kadar air sehingga kadar air pemadatan yang merata
dalam rentang yang disyaratkan Setiap lapis harus dihampar pada ketebalan
yang merata agar menghasilkan tebal padat yang diperlukan dalam toleransi
yang disyaratkan. Bilamana diperlukan penghamparan lebih dari satu lapis, maka
lapisan-lapisan tersebut harus diusahakan sama tebalnya.
Tebal padat minimum untuk pelaksanaan setiap lapisan harus dua kali ukuran
terbesar agregat lapis pondasi. Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 35
cm, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknis. Segera setelah penghamparan
dan pembentukan akhir, setiap lapis harus dipadatkan menyeluruh dengan alat
pemadat yang cocok dan memadai dan disetujui oleh Direksi Teknis, hingga
kepadatan akhir mencapai paling sedikit 100% dari kepadatan kering maksimum
modifikasi (modified) seperti yang ditentukan oleh SNI 03-1743-1989.
Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam
rentang 2 % dibawah kadar air optimum sampai 2 % di atas kadar air optimum,
dimana kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan
kering maksimum modifikasi (modified) yang ditentukan oleh SNI 03-1743-1989.
Operasi pemadatan memanjang harus dimulai dari sisi terendah dan bergerak ke
sisi tertinggi bergeser dalam arah melintang demikian juga didaerah superelevasi.
Pemadatan harus dilakukan dengan tumpang tindih satu lajur dengan lajur
lainnya selebar tebal lapisan. Pemadatan yang berbatasan dengan kerb,
tembok, dan tempat tempat yang tak terjangkau mesin gilas harus dipadatkan
dengan timbris mekanis atau alat pemadat lainnya yang disetujui Direksi Teknis.
Pasir yang digunakan adalah pasir alam yang bersih, bebas dari lumpur, jasad
organik, garam, alkali dan butir-butir yang lunak. Kadar lumpur pasir tidak boleh
lebih dari 3 % (terhadap berat kering) dan jika melebihi harus dicuci. Pasir haruslah
bergradasi baik agar menghasilkan campuran yang baik pula.
Semen yang dipakai adalah Semen Masuk Standar Nasional. Semen yang
disimpan dalam gudang lapangan harus memenuhi persyaratan teknis
penyimpanan. Bilamana semen sudah mengeras tidak boleh digunakan untuk
campuran.
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam, bahan-bahan organis, dan bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini air yang dipakai adalah air
yang dapat diminum.
Bila tidak ditentukan lain maka komposisi campuran yang digunakan adalah 1 Pc
: 2 Psr : 3 Krl dalam satu adukan. Semen, pasir dan kerikil kecuali air dicampur
dengan Concrete Mixer, sampai campuran menunjukan campuran yang merata,
kemudian air ditambahkan, dan pencampuran dilanjutkan. Jumlah air
sedemikian rupa sehingga menunjukan adukan yang konsistensi (kekentalan)
yang diperlukan tetapi tidak melebihi 70% dari berat semen yang digunakan.
Isi Mixer yang dikeluarkan dalam satu operasi yang continuous harus diangkut
tanpa menimbulkan segregasi. Beton diangkut dengan alat pengangkut yang
benar-benar bersih. Pengecoran dimulai setelah direksi memeriksa dan
menyetujui perancah, bekisting, tulangan, angker-angker dan lain-lain dimana
beton akan di cor. Tempat dimana beton akan di tuang harus bebas dari segala
macam kotoran, serpihan-serpihan kayu dan genangan air.
Semua campuran beton di tempat pekerjaan harus sudah di cor dan dipadatkan
pada tempatnya dalam waktu 30 menit setelah penuangan air didalamnya.
Campuran Beton tidak boleh dijatuhkan bebas/dituang dari ketinggian lebih dari
1,5 m. Pengecoran dilaksanakan dengan menghindari terjadinya segregasi.
Campuran Beton diletakan dalam lapisan tidak boleh lebih dari 60 cm tebalnya
dan dipadatkan. Pengecoran dari satu/bagian dari pekerjaan harus dilaksanakan
dengan satu operasi yang contenous atau sampai Construction Joint tercapai.
Baja tulangan tidak boleh dipotong dengan proses panas kecuali ditentukan lain
oleh Direksi Pekerjaan secara tertulis, Tulangan harus dibersihkan sesaat sebelum
pemasangan untuk menghilangkan kotoran, lumpur, oli, cat , karat dan kerak,
percikan adukan atau lapisan lain yang dapat mengurangi atau merusak
pelekatan dengan beton, Batang tulangan harus diikat kencang dengan
menggunakan kawat pengikat sehingga tidak tergeser pada saat pengecoran.
Pengelasan tulangan pembagi atau pengikat (stirrup) terhadap tulangan baja
tarik utama tidak diperkenankan.
Seluruh tulangan harus disediakan sesuai dengan panjang total yang ditunjukkan
pada Gambar. Penyambungan (splicing) batang tulangan, terkecuali ditunjukkan
pada Gambar, tidak akan diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari Direksi
Pekerjaan. Setiap penyambungan yang dapat disetujui harus dibuat sedemikian
hingga penyambungan setiap batang tidak terjadi pada penampang beton
yang sama dan harus diletakkan pada titik dengan tegangan tarik minimum.
Bilamana penyambungan dengan tumpang tindih disetujui, maka panjang
tumpang tindih minimum harus 40 diameter batang dan batang tersebut harus
diberikan kait pada ujungnya. Tidak boleh ada bagian baja tulangan yang telah
dipasang boleh digunakan untuk memikul perlengkapan pemasok beton, jalan
kerja, lantai untuk kegiatan bekerja atau beban konstruksi lainnya.
Sebelum pemasangan besi tulangan, bekesting untuk beton yang tidak diplester
lagi (exposed concrete) harus dilapisi dengan minyak yang tidak meninggalkan
bekas pada beton. Sedangkan bekisting untuk beton biasa harus dibasahi
dengan air secara seksama sebelum beton di cor. Khusus untuk acuan kolom dan
dinding atau balok tinggi, pada tepi bawahnya harus dibuatkan bukaan pada
kedua sisi untuk mengeluarkan kotoran-kotoran yang mungkin terdapat pada
dasar kolom/dinding tersebut. Bukaan boleh ditutup kembali setelah diperiksa
dan disetujui oleh Direksi Teknik.
Semua bahan cat yang digunakan tanpa pemanasan (bukan termoplastik) harus
dicampur terlebih dahulu menurut petunjuk pabrik pembuatnya sebelum
digunakan agar suspensi pigmen merata di dalam cat. iv) Pengecatan marka
jalan dilaksanakan pada garis sumbu, garis lajur, garis tepi dan zebra cross
dengan bantuan sebuah mesin mekanis yang disetujui, bergerak dengan mesin
sendiri, jenis penyemprotan atau penghamparan otomatis dengan katup mekanis
yang mampu membuat garis putus-putus dalam pengoperasian yang menerus
(tanpa berhenti dan mulai berjalan lagi) dengan hasil yang dapat diterima Direksi
Pekerjaan. Mesin yang digunakan tersebut harus menghasilkan suatu lapisan
yang rata dan seragam dengan tebal basah minimum 0,38 milimeter untuk “cat
bukan termoplastik” dan tebal minimum 1,50 mm untuk “cat termoplastik” belum
termasuk butiran kaca (glass bead) yang juga ditaburkan secara mekanis,
dengan garis tepi yang bersih (tidak bergerigi) pada lebar ran-cangan yang
sesuai. Bilamana tidak disyaratkan oleh pabrik pembuatnya, maka cat
termoplastik harus dilaksanakan pada temperatur 204 - 218 *C.
Sebelum timbunan tanah kembali pada pasangan batu dan beton harus sudah
diyakini tidak bocor dan mortar sudah diplester rata permukaan batu dan beton
sesuai gambar rencana. Penimbunan tidak boleh dilakukan sebelum mendapat
persetujuan Direksi. Untuk timbunan dari bahan material lolos air (pasir kasar dan
gravel) memadatkan dengan pemadatan tangan (hand tamping) bila bahan
timbunan berupa tanah acak (random fill), maka pemadatan harus dilakukan
dengan pemadatan menggunakan alat Vibrator Roller Kecil.
Timbunan pasir untuk pekerjaan saluran akan dibuat dengan material timbunan
yang disetujui oleh Direksi. Pada pekerjaan urugan ini material urugan yang
digunakan adalah pasir urug yang berasal dari lokasi quary atas persetujuan
direksi. Pasir urug termasuk pemadatan menggunakan material pasir urug adalah
merupakan pekerjaan urugan pada daerah lantai saluran yang sesuai pada
gambar rencana. Penyedia jasa menambah jagaan untuk konsolidasi dan
penurunan, meskipun ditentukan atau tidak, sehingga ketinggian, lebar dan
ukuran permukaan yang telah selesai pada akhir masa jaminan kerusakan tidak
akan berkurang dari ketinggian dan ukuran-ukuran yang tercantum dalam
gambar.
4.4. Lantai kerja tebal 5 cm
Pengecoran lantai kerja dengan campuran 1 PC : 3 Psr : 5 Krl setebal 10 cm. Kerikil
yang digunakan berupa batu pecah (mekanis) bergradasi baik, keras, padat
tidak berpori dan bersifat kekal, tidak pecah/hancur karena pengaruh cuaca.
Kadar lumpur dalam agregat tidak boleh lebih dari 1% dan jika lebih maka harus
dicuci sebelum digunakan. Dimensi maksimum dari agregat tidak lebih dari 2,5
cm, dan lebih dari bagian konstruksi yang bersangkutan.
Bila tidak ditentukan lain maka komposisi campuran yang digunakan adalah 1 Pc
: 3 Psr : 5 Krl dalam satu adukan. Semen, pasir dan kerikil kecuali air dicampur
dengan Concrete Mixer, sampai campuran menunjukan campuran yang merata,
kemudian air ditambahkan, dan pencampuran dilanjutkan. Jumlah air
sedemikian rupa sehingga menunjukan adukan yang konsistensi (kekentalan)
yang diperlukan tetapi tidak melebihi 70% dari berat semen yang digunakan.
Isi Mixer yang dikeluarkan dalam satu operasi yang continuous harus diangkut
tanpa menimbulkan segregasi. Beton diangkut dengan alat pengangkut yang
benar-benar bersih. Semua campuran beton di tempat pekerjaan harus sudah di
cor dan dipadatkan pada tempatnya dalam waktu 30 menit setelah penuangan
air didalamnya. Campuran Beton tidak boleh dijatuhkan bebas/dituang dari
ketinggian lebih dari 1,5 m. Pengecoran dilaksanakan dengan menghindari
terjadinya segregasi. Pengecoran dari satu/bagian dari pekerjaan harus
dilaksanakan dengan satu operasi yang contenous atau sampai Construction
Joint tercapai.
Pengecoran harus dilaksanakan siang hari, kecuali diizinkan direksi. Perawatan
Pendahuluan dilakukan dari bidang permukaan beton yang kelihatan setelah
permukaan beton tersebut cukup keras untuk menghindari kerusakan-kerusakan
dan dilanjutkan terus-menerus selama tidak kurang dari 12 jam. Bidang pekerjaan
beton harus terus-menerus dibasahi dengan cara menggenangi (ponding), atau
bila tidak mungkin dapat menggunakan goni-goni basah untuk menutupinya.
Kerikil yang digunakan berupa batu pecah (mekanis) bergradasi baik, keras,
padat tidak berpori dan bersifat kekal, tidak pecah/hancur karena pengaruh
cuaca. Kadar lumpur dalam agregat tidak boleh lebih dari 1% dan jika lebih
maka harus dicuci sebelum digunakan. Dimensi maksimum dari agregat tidak
lebih dari 2,5 cm, dan lebih dari bagian konstruksi yang bersangkutan.
Pasir yang digunakan adalah pasir alam yang bersih, bebas dari lumpur, jasad
organik, garam, alkali dan butir-butir yang lunak. Kadar lumpur pasir tidak boleh
lebih dari 3 % (terhadap berat kering) dan jika melebihi harus dicuci. Pasir haruslah
bergradasi baik agar menghasilkan campuran yang baik pula.
Semen yang dipakai adalah Semen Masuk Standar Nasional. Semen yang
disimpan dalam gudang lapangan harus memenuhi persyaratan teknis
penyimpanan. Bilamana semen sudah mengeras tidak boleh digunakan untuk
campuran.
Air untuk pembuatan dan perawatan beton tidak boleh mengandung minyak,
asam, alkali, garam, bahan-bahan organis, dan bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini air yang dipakai adalah air
yang dapat diminum.
Bila tidak ditentukan lain maka komposisi campuran yang digunakan adalah 1 Pc
: 3 Psr : 5 Krl dalam satu adukan. Semen, pasir dan kerikil kecuali air dicampur
dengan Concrete Mixer, sampai campuran menunjukan campuran yang merata,
kemudian air ditambahkan, dan pencampuran dilanjutkan. Jumlah air
sedemikian rupa sehingga menunjukan adukan yang konsistensi (kekentalan)
yang diperlukan tetapi tidak melebihi 70% dari berat semen yang digunakan.
Isi Mixer yang dikeluarkan dalam satu operasi yang continuous harus diangkut
tanpa menimbulkan segregasi. Beton diangkut dengan alat pengangkut yang
benar-benar bersih. Pengecoran dimulai setelah direksi memeriksa dan
menyetujui perancah, bekisting, tulangan, angker-angker dan lain-lain dimana
beton akan di cor. Tempat dimana beton akan di tuang harus bebas dari segala
macam kotoran, serpihan-serpihan kayu dan genangan air.
Semua campuran beton di tempat pekerjaan harus sudah di cor dan dipadatkan
pada tempatnya dalam waktu 30 menit setelah penuangan air didalamnya.
Campuran Beton tidak boleh dijatuhkan bebas/dituang dari ketinggian lebih dari
1,5 m. Pengecoran dilaksanakan dengan menghindari terjadinya segregasi.
Campuran Beton diletakan dalam lapisan tidak boleh lebih dari 60 cm tebalnya
dan dipadatkan. Pengecoran dari satu/bagian dari pekerjaan harus dilaksanakan
dengan satu operasi yang contenous atau sampai Construction Joint tercapai.
Ketebalan Lapis Pondasi Agregat Tebal total minimum Lapis Pondasi Agregat
Kelas A dan Kelas S atau Kelas B dan Kelas S tidak boleh kurang dari tebal yang
disyaratkan.
Bahan dan Lapisan Pondasi Agregat Toleransi
Tinggi
Permukaan
Agregat Kelas S digunakan sebagai lapis pondasi bawah + 1 cm dan -
1 cm
Agregat Kelas B atau Kelas A digunakan untuk lapis pondasi jalan + 1 cm dan
yang akan ditutup dengan Lapis Resap Pengikat atau Pelaburan 0 cm
Tebal padat minimum untuk pelaksanaan setiap lapisan harus dua kali ukuran
terbesar agregat lapis pondasi. Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 20
cm, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknis.
Segera setelah penghamparan dan pembentukan akhir, setiap lapis harus
dipadatkan menyeluruh dengan alat pemadat yang cocok dan memadai dan
disetujui oleh Direksi Teknis, hingga kepadatan akhir mencapai paling sedikit 100%
dari kepadatan kering maksimum modifikasi (modified) seperti yang ditentukan
oleh SNI 03-1743-1989.
Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam
rentang 2 % dibawah kadar air optimum sampai 2 % di atas kadar air optimum,
dimana kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan
kering maksimum modifikasi (modified) yang ditentukan oleh SNI 03-1743-1989.
Operasi pemadatan memanjang harus dimulai dari sisi terendah dan bergerak ke
sisi tertinggi bergeser dalam arah melintang demikian juga didaerah superelevasi.
Pemadatan harus dilakukan dengan tumpang tindih satu lajur dengan lajur
lainnya selebar tebal lapisan. Pemadatan yang berbatasan dengan kerb,
tembok, dan tempat tempat yang tak terjangkau mesin gilas harus dipadatkan
dengan timbris mekanis atau alat pemadat lainnya yang disetujui Direksi Teknis.
Perbaikan atas Lapis Pondasi Agregat yang tidak memenuhi kepadatan yang
disyaratkan dalam Spesifikasi ini harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi
Teknis dan dapat meliputi pemadatan tambahan, penggaruan disertai
penyesuaian kadar air dan pemadatannya kembali.
Demikian metode pelaksanaan pekerjaan ini kami buat dengan sesungguhnya dan
menjadi bahan acuan perusahaan dalam penyelesaian pelaksanaan pekerjaan
tersebut diatas.
AGUNG PAMBUDI,DS
Kuasa Direktur