Anda di halaman 1dari 1

Konsepsi Posal Mandiri Energi di Lokasi Terpencil dalam rangka Mendukung Pencapaian Tugas

Pokok TNI Angkatan Laut

Tri Subagyo1 , Lukman Yudho Prakoso2


1
Postgraduate Student of Sea Defense Strategy of IDU, IPSC, Sentul-Bogor, Indonesia
2
Lecturer of Sea Defense Strategy of IDU, IPSC, Sentul-Bogor, Indonesia

E-mail : b4ggiothreeking@gmail.com; lukman.prakoso@idu.ac.id

Abstract. Sejalan dengan program kebijakan pemerintah pusat yang menitikberatkan pembangunan
infrastruktur di wilayah-wilayah terluar, maka TNI AL telah mengembangkan organisasi pos -pos di pulau-
pulau terluar untuk menjaga perbatas an NKRI. Hal pokok yang menjadi kendala di wilayah pulau terpencil
terluar adalah keberadaan air bersih, energi listrik, transportasi dan komunikasi. Sehingga berimplikasi selain
terhadap moril personel yang ditugaskan, juga berimplikasi terhadap ketersediaan material, metode kerja dan
biaya pembangunan. Berdasarkan fenomena tersebut, diperlukan adanya suatu upaya untuk memberdayakan
potensi alam yang ada dihadapkan dengan posisi yang terpencil, maka perlu adanya suatu konsepsi bangunan
Posal yang mandiri energi dalam rangka mendukung pencapaian tugas pokok TNI Angkatan Laut. Penelitian
ini menggunakan metode deskriptif kualitatif pendekatan fenomenologi. Teori yang digunakan dalam
menganalisis permasalahan menggunakan teori kebutuhan dasar manusia Abraham Maslow. Hasil analisis
penelitian ini menjelaskan bahwa hal mendasar yang menjadi pertimbangan dalam pembangunan Posal
mandiri energi di lokasi terpencil meliputi: ketersediaan sumberdaya alam, ketersediaan bahan konstruksi
bangunan, kebutuhan energi listrik dan kebutuhan air bersih. Pemenuhan akan kebutuhan dasar untuk fungsi
fisiologi para personel pengawak akan mampu menjamin terlaksananya tugas pokok Posal. Bangunan Posal
mandiri energi merupakan alternatif strategi yang dapat direalisasikan dihadapkan dengan keterbatasan yang
ada di lapangan. Sehingga konsepsi bangunan Posal mandiri energi yang dapat dirumuskan adalah konstruksi
bangunan menggunakan sistem knock down, dilengkapi dengan pembangkit listrik tenaga hybrid gabungan sel
surya dan turbin angin yang terdiri dari 7 set panel surya masing-masing kapasitas 120 WP, turbin angin
1.000 WP dan cadangan baterai 12 V 200A sebanyak 10 baterai yang mampu menghasilkan listrik sebesar
8000 Watt/hari. Adapun untuk memenuhi kebutuhan air menggunakan desalinator tipe atap dengan luas
evaporator 18 m2 yang dapat menghasilkan kapasitas air bersih minimal 40 liter/hari.

Keywords: Pulau-Pulau Kecil Terluar, Posal, Tugas Pokok TNI AL, Mandiri Energi.

Anda mungkin juga menyukai