Anda di halaman 1dari 35

METODELOGI PELAKSANAAN

NAMA PEKERJAAN : PERKERASAN LAHAN PARKIR DEPAN KANTOR ADMINISTRASI


LOKASI : BANDAR UDARA INTERNASIONAL SULTAN ISKANDAR MUDA

Setelah meneliti gambar rencana serta mempelajari kondisi lapangan baik secara teknis
maupun non teknis, kami membuat suatu metode pelaksanaan untuk memudahkan
para pekerja di lapangan dalam melaksanakan pekerjaan sehingga nantinya pekerjaan
dapat selesai dengan waktu dan spesifikasi yang telah ditentukan.

I . RUANG LINGKUP PEKERJAAN


Ruang lingkup pekerjaan terdiri dari :

 PEKERJAAN UMUM
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Mobilisasi I Demobilisasi
2. Pengukuran awal, dokumentasi dan laporan
3. Pembuatan PAS pekerja dan PAS kendaraan

 PEKERJAAN UTAMA
B. PEKERJAAN TANAH
1. Pembersihan dan pengupasan lahan
2. Galian biasa
C. PEKERJAAN DRAINASE
1. Pipa drainase Ø 2 inch
D. PEKERJAAN STRUKTUR
1. Pasangan batu gunung 1 : 4 (tinggi = 1 m)
2. Lantai kerja (K-125) t = 10 cm
3. Cor beton lantai parkir (K-225)
4. Perawatan beton (curing)

E. PEKERJAAN PERKERASAN BERBUTIR


1. Timbunan Pilihan

CV. BORNEO PUTRA JAYA


2. Lapis pondasi agg. Kelas B

F. PEKERJAAN LAIN - LAIN


1. Titik lampu (termasuk tiang terpasang, lampu, kabel dan instalasi)
2. Marka parkir

II. LOKASI PEKERJAAN


Pelaksanaan Pekerjaan Perkerasan Lahan Parkir Depan Kantor Administrasi
terletak di Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda.

III. PENGADAAN MATERIAL, PERALATAN DAN TENAGA AHLI


Untuk menjamin kelancaran dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan sangat
didukung oleh kebutuhan material yang sangat tepat, peralatan yang cukup serta
penempatan tenaga ahli di lapangan yang sesuai dengan keahlian masing-masing.
Kontraktor akan melakukan ijin – ijin yang berkaitan langsung dan tidak langsung ke
Pihak Terkait (juga pihak-pihak yang terkait disekitar lingkungan proyek / sosialisasi),
Ini penting dilakukan untuk menjamin “Kelancaran Proses” pelaksanaan pekerjaan agar
dapat dicapai “Tepat Waktu” sesuai jadwal / schedule pelaksanaan. Dalam pelaksanaan
perijinan ini, kontraktor akan meminta kerjasama dan bantuan dari Pihak pemilik
Proyek untuk memudahkan Proses perijinan terkait.
Dalam pelaksanaan kami di sini juga menerapkan standarisasi prosedur sesuai
dengan system mutu yang dimiliki serta memberitahukan / ijin setiap akan
melaksanakan tahapan pekerjaan, agar kemudian hari tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan serta untuk menghindari terjadinya pekerjaan bongkar pasang yang
berakibat pada keterlambatan dan penambahan biaya

1. Pengadaan Material
Material yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini berupa : Batu Kali/
Batu Belah (Sungai / Gunung ), Agregat Kelas B, semen portland, pasir pasang,
pasir beton/kerikil beton, Cat Marka (Road Line Paint) dan lain-lain. Material
tersebut akan didatangkan dari kota setempat ataupun dari luar daerah. Seluruh
bahan tersebut harus mendapat persetujuan dari Direksi.
2. Pengadaan Peralatan

CV. BORNEO PUTRA JAYA


Peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini adalah, Motor Greder,
Vibrator Ruller, Water Tanker, Dump Truck, Survey Equipment, serta peralatan
pertukangan seperti Kereta Sorong, Cangkul, Sekop, dan alat bantu lainnya.
Seluruh peralatan akan didatangkan kelokasi pekerjaan pada saat tahap awal
pekerjaan dimulai.

3. Tenaga Ahli
Untuk menjamin kelancaran dalam pelaksanaan pekerjaan ini kami akan
menyediakan tenaga ahli di lapangan sesuai dengan keahliannya masing-masing
yang telah mempunyai pengalaman dalam bidang pekerjaan ini sehingga dapat
menyelesaikan pekerjaan dan permasalahan yang mungkin terjadi selama
pelaksanaan berlangsung di lapangan.

IV. METODELOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN


Metodelogi pelaksanaan dalam menyelesaikan pekerjaan ini akan diuraikan
sebagai berikut:

A. PEKERJAAN UMUM
I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Mobilisasi / Demobilisasi
Setelah pengukuran awal (MC-0) dan gambar kerja selesai dikerjakan dan telah
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas maka dilanjutkan dengan pekerjaan
Mobilisasi Alat. Sedangkan mobilisasi personil telah duluan dilaksanakan setelah
penerbitan SPMK. Pekerjaan Mobilisasi Alat dan Personil meliputi
mendatangkan peralatan kerja dan mendatangkan personil dan tenaga kerja
sesuai dengan kebutuhan dan persetujuan Direksi. Peralatan yang didatangkan
antara lain:
 Motor Greder 1 Unit
 Vibrator Ruller 1 Unit
 Dump Truck 1 Unit
 Water Tanker
 Survey Equipment

CV. BORNEO PUTRA JAYA


Peralatan kerja ini akan didatangkan sesuai dengan kebutuhan dilapangan untuk
efesiensi dari biaya pelaksanaan. Setelah seluruh pekerjaan dilapangan diterima
oleh direksi pekerjaan maka seluruh alat didemobilisasi.
Sedangkan personil yang dimobilisasi adalah:
 Project Manager (1 Orang),
 Set Manager (1 Orang)
 Estimate Engineer (1 Orang)
 Pelasana Lapangan (2 Orang)
 Administrasi & Kuangan, (1 orang)
Demobilisasi mencakup pemulangan peralatan penyedia dan personil inti serta
staff lainnya dari lokasi pekerjaan. Apabila demobilisasi alat dan personil yang
ada dalam daftar yang dibuat penyedia sudah dipulangkan dari lokasi pekerjaan,
maka penyedia harus mengajukan dokumentasi yang diperlukan ke Direksi untuk
persetujuan dan sertifikasi pembayaran.

 Potensi Bahaya dan Resiko K3


Resiko kerja yang mungkin terjadi pada tahapan pelaksanaan pekerjaan
ini adalah sebagai berikut :
 Pekerja terkena peralatan atau bahan yang digunakan untuk melaksanakan
pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi ke lokasi pekerjaan
 Pekerja menginjak benda tajam pada saat melaksanakan pekerjaan Mobilisasi
& Demobilisasi disekitar lokasi pekerjaan.

 Pengendalian Resiko K3
Tindakan pencegahan yang dapat diambil untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja pada tahap pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai
berikut :
 Pekerja diinstruksikan untuk bekerja secara hati-hati dan semua pekerja
harus dilengkapi dengan APD (Alat Pelindung Diri) Seperi sarung tangan,
sepatu boat dan Pelindung Kepala (Helm) demi keselamatan kerja;
 Pekerja dilengkapi dengan sarung tangan dan sepatu boat untuk mencegah
kemungkinan terjadinya luka karena tertusuk oleh benda yang sifatnya taja

2. Pengukuran awal, dokumentasi dan laporan.

CV. BORNEO PUTRA JAYA


Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan maka terlebih dahulu akan
dilaksanakan pekerjaan Pengukuran (setting out), dimana diperlukan joint
survey bersama-sama antara Kontraktor, engineer/konsultan dan wakil Pemilik
Proyek. Hasil survey akan dipakai untuk keperluan shop drawing dan
perhitungan kuantitas aktual volume pekerjaan. Sebelum dimulai pelaksanaan
pekerjaan, lapangan terlebih dahulu harus dilakukan pengukuran ulang dan
harus dibersihkan / diamankan dari bangunan – bangunan, fasilitas yang
mengganggu. Lapangan selalu dijaga tetap bersih dan rata. Lokasi pembangunan
dilengkapi dengan keterangan – keterangan mengenai peil ketinggian tanah,
letak pohon, letak batas – batas tanah dengan alat – alat yang sudah ditera
kebenarannya. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan
keadaan lapangan yang sebenarnya segera dilaporkan kepada Perencana /
Pengawas untuk diminta keputusannya. Penentuan titik ketinggian dan sudut-
sudut hanya dilakukan dengan alat water pass atau Total station yang
ketepatannya dapat dipertanggung jawabkan. Berikut contoh Ilustrasi
pengukuran dilapangan :

Gambar Ilustrasi Pengukuran Dilapangan

Pekerjaan Pengukuran dalam setiap pelaksanaan pekerjaan yang menjadi


pedoman pekerjaan adalah dokumen kontrak serta gambar kerja (Shop
Drawing). Kontraktor sebagai pelaksana juga akan menyediakan perlengkapan
obat-abatan secara lengkap (P3K) serta mempunyai dokumentasi, baik sebelum
pekerjaan (0%), sedang pelaksanaan (50%) dan selesai pelaksanaan pekerjaan
(100%) harus mempunyai foto dokumentasi dan membuat laporan pelaksanaan
kemajuan pekerjaan baik laporan harian, mingguan, bulanan, progres pekerjaan,
dan informasi semua hasil dari pada pekerjaan dituangkan berbentuk laporan
dan diserahkan atau diberitahukan kepada direksi agar semua pelaksanaan
pekerjaan terkontrol. Pada akhir pekerjaan pelaksana akan mengajukan As-Built
Drawing sebagai gambar akhir penyelesaian pekerjaan.

CV. BORNEO PUTRA JAYA


Program Kerja secara rinci akan kami buat sesuai dengan persyaratan yang ada di
Kontrak. Apabila diperlukan kami dalam program kerjanya tidak keberatan untuk
memasukkan kerja bergantian (shift), selain itu skedul mingguan dan bulanan
untuk pekerjaan akan disiapkan guna kontrol kemajuan pekerjaan selama masa
pelaksanaan.Pada setiap periode satu bulan kemajuan actual masing-masing
pekerjaan akan dibandingkan dengan rencana kemajuan masing-masing
pekerjaan yang ada di jadwal kerja rinci (detail). Hasil perbandingan tersebut
harus dimasukkan dalam Laporan Kemajuan Bulanan. Laporan ini dibuat 3 buku
setelah disetujui oleh pengawas dan direksi dan diserahkan ke direksi pekerjaan.

Laporan Harian
Mengenai Laporan harian dari setiap aktifitas pekerjaan akan kami konsultasikan
dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Laporan harian tersebut akan menampilkan hal-hal berikut :
a. Keadaan cuaca termasuk jumlah Curah Hujan, lama hujan dan waktunya.
b. Staff dan tenaga kerja yang bekerja hari itu termasuk jabatan masing-masing.
c. Peralatan yang digunakan pada masing-masing item pekerjaan dan mencatat
juga apakah kondisi peralatan saat itu beroperasi, stand by atau dalam
perbaikan.
d. Material yang ada dilapangan.
e. Pekerjaan yang sedang dilaksanakan termasuk dilokasi mana dan perkiraan
kemajuan dalam sehari.
f. Pekerjaan yang sedang disiapkan.
g. Kecelakaan atau hal-hal lain yang menyebabkan terhentinya pekerjaan.
h. Kondisi dan kejadian yang bisa menyebabkan tertundanya kemajuan
pekerjaan.
i. Informasi relevan yang lain yang berhubungan dengan kemajuan pekerjaan.

Laporan Mingguan
Laporan Mingguan akan kami buat secara detail menjelaskan kemajuan
pekerjaan selama 1 minggu . Laporan mingguantersebut mencakup hal-hal
berikut :

CV. BORNEO PUTRA JAYA


a. Uraian pekerjaan yang dilaksanakan minggu lalu secara ringkas bersama
dengan kumulatif kemajuan pekerjaan sampai dengan akhir minggu untuk
setiap masing-masing aktifitas yang ada dalam skedul, termasuk awal
sebenarnya pekerjaan dimulai dan tanggal selesainya seluruh pekerjaan
pekerjaan yang kritis.
b. Persentase kemajuan keseluruhan dari pekerjaan sampai dengan akhir
minggu.
c. Persentase masing-masing pekerjaan yang kritis selama pelaksanaan dan
selesainya pekerjaan kritis tersebut.
d. Perbandingan kemajuan actual dari masing-masing item pekerjaan harus
dimasukkan dalam skedul dan sub skedul nya sesuai dengan rencana yang
sudah disetujui sebelumnya (Master Schedule)
e. Volume pekerjaan mingguan dan kumulatif untuk masing masing item
pekerjaan.
f. Schedule mingguan untuk rencana pekerjaan 1 minggu kedepan.

Laporan Bulanan
Laporan Bulanan akan kami buat secara detail menjelaskan kemajuan pekerjaan
selama 1 bulan . Laporan bulanan tersebut mencakup hal-hal berikut :
1. Uraian pekerjaan yang dilaksanakan bulan lalu secara ringkas bersama
dengan kumulatif kemajuan pekerjaan sampai dengan akhir bulan untuk
setiap masing masing aktifitas yang ada dalam skedul, termasuk awal
sebenarnya pekerjaan, dimulai dan tanggal selesainya seluruh pekerjaan
pekerjaan yang kritis.
2. Persentase kemajuan keseluruhan dari pekerjaan sampai dengan akhir
bulan.
3. Persentase masing-masing pekerjaan yang kritis selama pelaksanaan dan
selesainya pekerjaan kritis tersebut.
4. Perbandingan kemajuan actual dari masing-masing item pekerjaan harus
dimasukkan dalam skedul dan sub skedul nya sesuai dengan rencana yang
sudah disetujui sebelumnya (Master Schedule)
5. Keterangan-keterangan atas revisi, re-scheduled dan aktifitas perkiraan
ulang berdasarkan kemajuan pekerjaan Penyedia saat itu dan perbaikan
skedul yang dilakukan (atau diusulkan untuk diubah) pada setiap masing-

CV. BORNEO PUTRA JAYA


masing aktifitas dimana kemajuan sebenarnya dibandingkan dengan
rencana kemajuan yang sudah disetujui sebelumnya (Master Schedule)
diperkirakan akan tertunda atau terlambat.
6. Daftar personil berdasarkan keahlian, jabatan dan kebangsaannya termasuk
juga staff inti yang bekerja pada bulan bersangkutan.
7. Daftar peralatan dan material yang ada dilapangan yang digunakan untuk
pelaksanaan konstruksi termasuk juga daftar peralatan yang sudah bekerja
dan yang akan didemobilisasi.
8. Volume pekerjaan, bulanan dan kumulatif untuk masing masing item
pekerjaan.
9. Status Laporan atas pengajuan laporan
10. Gambar/sket yang diperbesar (bisa berukuran A4 atau A3) untuk penjelasan
kemajuan dari masing masing pekerjaan setiap bulannya dan juga secara
kumulatif.
11. Uraian secara umum keadaan cuaca termasuk catatan data curah hujan dan
jumlah hari hujan.
12. Daftar kecelakaan dan yang meninggal bila ada yang terjadi atas pekerja,
kerusakan terhadap hasil pekerjaan atau peralatan dan barang lainnya.
13. Kejadian-kejadian yang bisa saja mengakibatkan tertundanya atau tidak
selesainya pekerjaan berdasarkan program kerja, dan langkah-langkah yang
harus diambil guna memperbaiki keadaan tersebut.
14. Laporan lengkap mengenai insiden yang mengganggu pelaksanaan
pekerjaan akibat gangguan lingkungan dari masyarakat sekitarnya.
15. Jadwal jumlah pembayaran yang sudah diterima sampai dengan saat itu dan
jumlah tagihan yang diajukan tapi belum dibayar.
16. Perkiraan jumlah pembayaran yang akan dikeluarkan oleh Pemilik untuk
bulan berikutnya.
17. Rincian jumlah pembayaran yang belum dibayar ke Sub kontraktor dan
alasan-alasan tidak dibayarnya.
18. Rangkuman Jaminan Mutu Pekerjaan (QA) yang memperlihatkan Pekerjaan
sudah sesuai (Conformance) dan Pekerjaan tidak sesuai (Non-Conformance)
dan usulan untuk perbaikan pekerjaan dimaksud yang mana sudah
dimasukkan kedalam kemajuan (progress) pekerjaan.
19. Hal-hal lain yang mungkin diperlukan yang tercantum dalam kontrak.

CV. BORNEO PUTRA JAYA


20. Foto berwarna pelaksanaan dan kemajuan pekerjaan yang diambil dari sisi
yang sama dari awal pekerjaan sampai selesai pekerjaan sesuai petunjuk
Direksi Pekerjaan. Keterangan singkat dan tanggal pengambilan gambar
akan ditampilkan termasuk juga pekerjaan fabrikasi.

Laporan Dokumentasi
Laporan dokumentasi terdiri dari foto-foto dokumentasi. Laporan dokumentasi
dibuat bersamaan dengan laporan harian, mingguan dan bulanan. Laporan
dokumetasi ini dibuat 3 buku dan diserahkan ke Direksi Pekerjaan.
a. Foto akan kami siapkan untuk aktifitas konstruksi kepada Direksi Pekerjaan
selain yang terdapat dalam laporan bulanan.
b. Foto-foto berwarna tersebut mencatat kemajuan pekerjaan dan keadaan
pekerjaan “sebelum dan sesudah” untuk semua item pekerjaan. Pengambilan
foto sesuai arahan Direksi Pekerjaan.
c. Kami akan mengambil foto dokumentasi dari tiga sudut yang berbeda.
d. Kami akan menyampaikan ke Direksi Pekerjaan rangkap tiga (3) cetak foto
berwarna dari kertas film (glossy paper) dari masing-masing sudut
pengambilan dengan ukuran 120 mm x 90 mm . Foto dokumentasi tersebut
dimasukkan kedalam album.
Masing-masing foto di album diberi keterangan dibawahnya, yaitu :
a. Nama proyek dan Penyedia
b. Uraian pekerjaan yang ada di foto
Denah lokasi, dengan membuat arah panah dimana foto tersebut diambil.
Bagian ini mencakup ketentuan-ketentuan penanganan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) konstruksi kepada setiap orang yang berada di tempat
kerja yang berhubungan dengan :
1. Pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses
produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja.
2. Penanganan K3 mencakup penyediaan sarana pencegah kecelakaan kerja
dan perlindungan kesehatan kerja konstruksi maupun penyediaan
personil yang kompeten dan organisasi pengendalian K3 Konstruksi
sesuai dengan tingkat resiko yang ditetapkan oleh Pengguna Jasa.
3. Kami akan mengikuti ketentuan-ketentuan pengelolaan K3 yang tertuang
dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 09/PRT/M/2009 tentang

CV. BORNEO PUTRA JAYA


Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan peraturan terkait lainnya.
4. Kami akan membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk
identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendaliannya secara
berkesinambungan sesuai dengan Rencana K3 Kontrak (RK3K).
5. Kami akan melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada pekerjaan ini dengan
risiko K3 tinggi atau sekurang kurangnya Petugas K3 Konstruksi pada
paket pekerjaan dengan risiko K3 sedang dan kecil. Ahli K3 Konstruksi
atau Petugas K3 bertugas untuk merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi Sistem Manajemen K3 Konstruksi. Tingkat risiko K3
ditetapkan oleh Pengguna Jasa.

CV. BORNEO PUTRA JAYA


Pihak Kami akan membuat, menerapkandan memelihara prosedur untuk identifikasi
bahaya, Penilaian risiko dan pengendaliannya secara berkesinambungan sesuai dengan
Rencana K3 Kontrak (RK3K) yang telah disetujui oleh Direksi. Pihak Kami akan
melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan risiko K3 tinggi atau
sekurang kurangnya Petugas K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan risiko K3
sedang dan kecil. Ahli K3 Konstruksi atau Petugas K3 bertugas untuk merencanakan,
melaksanakan dan mengevaluasi Sistem Manajemen K3 Konstruksi. Tingkat risikoK3
ditetapkan oleh Pengguna Jasa.
Pihak Kami akan membentuk Panitia Pembina K3 (P2K3) bila jumlah pekerja paling
sedikit 100 orang. Pihak Kami akan melaksanakan Audit Internal K3 Konstruksi. Pihak
Kami akan melakukan tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian yang memang perlu
dilakukan kaji ulang) setiap bulan secara berkesinambungan selama pelaksanaan
pekerjaan konstruksi berlangsung.

CV. BORNEO PUTRA JAYA


Sesuai dengan standard keselamatan kerja, kami menyediakan perlengkapan K3 seperti
diuraikan berikut ini:
a. Helm safety dengan minimum jumlah : 50 buah
b. Sepatu safety berjumlah minimum : 50 pasang
c. Sarung tangan berjumlah minimum : 50 buah
d. Rompi safety berjumlah minimum : 50 buah
e. Ear plug berjumlah minimum : 50 buah
f. Masker berjumlah minimum : 50 buah
g. Kacamata safety berjumlah minimum : 20 buah
h. Baricade berjumlah minimum : 10 roll
i. Penyiapan papan peringatan dan petunjuk K3 : Lump sum (1)
j. APAR (Alat Pemadam Api Ringan) minimum : 2 set
k. Jas hujan berjumlah minimum : 50 setel
l. Kotak P3K berjumlah minimum : 1 set

CV. BORNEO PUTRA JAYA


 Penempatan Material
 Sebelum memulai pekerjaan, kami harus benar-benar memahami kondisi/
keadaan site atau hal-hal lain yang mungkin akan mempengaruhi pelaksanaan
pekerjaan dan harus sudah memperhitungkan segala akibatnya.
 Kami akan memperhatikan secara khusus mengenai peraturan lokasi tempat
kerja, penempatan material, pengamanan dan kelangsungan operasi selama
pekerjaan berlangsung.
 Kami akan menempatkan material pada lokasi yang tidak akan menggangu
aktivitas kegiatan bandara, sedangkan material pabrikan akan kami tempatkan
pada gudang yang akan kami sediakan nantinya.

 Pemeriksaan Dan Penyediaan Bahan / Barang


 Mutu dan merk bahan dan barang yang kami gunakan merujuk kepada standar
SNI dan RKS dalam dokumen lelang.
 Setiap penggatian nama dan pabrik pembuat dari suatu bahan dan barang harus
disetujui oleh perencana/pemberi tugas dan bila tidak ditentukan dalam RKS

CV. BORNEO PUTRA JAYA


serta gambar kerja maka bahan dan barang tersebut kami usahakan dan
disediakan oleh pemborong yang harus mendapat persetujuan dahulu dari
pengawas atau pemberi tugas.
 Contoh bahan dan barang yang akan digunakan dalam pekerjaan harus segera
disediakan atas biaya pemborong, setelah disetujui oleh pengawas atau pemberi
tugas, harus dianggap bahwa bahan dan barang tersebut yang akan dipakai
dalam pelaksanaan pekerjaan nanti.
 Contoh bahan dan barang tersebut, disimpan oleh pengawas atau pemberi tugas
untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan dan barang yang dipakai
tidak sesuai tidak sesuai kualitas maupun sifatnya.
 Biaya untuk pengujian berbagai bahan dan barang serta pekerjaan akan kami
tanggung sendiri. Hal ini kami lakukan untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang
sesuai dengan mutu yang diinginkan.

 Potensi Bahaya dan Resiko K3


Resiko kerja yang mungkin terjadi pada tahapan pelaksanaan pekerjaan
ini adalah sebagai berikut :
 Pekerja terkena Peralatan atau bahan material pada saat melaksanakan
pekerjaan Pelaporan dan dokumentasi di lokasi area pekerjaan
 Pekerja menginjak benda tajam pada saat melaksanakan pekerjaan
Pengukuran disekitar lokasi pekerjaan.

 Pengendalian Resiko K3
Tindakan pencegahan yang dapat diambil untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja pada tahap pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai
berikut :
 Pekerja diinstruksikan untuk bekerja secara hati-hati dan semua pekerja
harus dilengkapi dengan APD (Alat Pelindung Diri) Seperi sarung tangan,
sepatu boat dan Pelindung Kepala (Helm) demi keselamatan kerja;
 Pekerja dilengkapi dengan sarung tangan dan sepatu boat untuk mencegah
kemungkinan terjadinya luka karena tertusuk oleh benda yang sifatnya tajam.

CV. BORNEO PUTRA JAYA


3. Pembuatan PAS pekerja dan PAS kendaraan
Kontraktor akan melakukan ijin – ijin yang berkaitan langsung dan tidak
langsung ke Pihak Terkait (juga pihak-pihak yang terkait disekitar lingkungan
proyek / sosialisasi), Ini penting dilakukan untuk menjamin “Kelancaran Proses”
pelaksanaan pekerjaan agar dapat dicapai “Tepat Waktu” sesuai jadwal /
schedule pelaksanaan. Dalam pelaksanaan perijinan ini, kontraktor akan
meminta kerjasama dan bantuan dari Pihak pemilik Proyek untuk memudahkan
Proses perijinan terkait.
Dalam pelaksanaan kami di sini juga menerapkan standarisasi prosedur sesuai
dengan system mutu yang dimiliki serta memberitahukan / ijin setiap akan
melaksanakan tahapan pekerjaan, agar kemudian hari tidak terjadi hal-hal yang
tidak diinginkan serta untuk menghindari terjadinya pekerjaan bongkar pasang
yang berakibat pada keterlambatan dan penambahan biaya.
 Potensi Bahaya dan Resiko K3
Resiko kerja yang mungkin terjadi pada tahapan pelaksanaan pekerjaan ini
adalah sebagai berikut :
 Pekerja terjadi kecelakaan pada saat menuju di lokasi Pekerjaan.

 Pengendalian Resiko K3
Tindakan pencegahan yang dapat diambil untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja pada tahap pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai
berikut :
 Pekerja diinstruksikan untuk bekerja secara hati-hati dan mengikuti SOP
(Standar Oprasional Prosedur) yang berlaku di tempat bekerja. Dan serta
dilengkapi dengan APD (Alat Pelindung Diri) demi keselamatan kerja;

 PEKERJAAN UTAMA
B. PEKERJAAN TANAH
1. Pembersihan dan pengupasan lahan
Pekerjaan ini mencakup pembuangan lapisan humus tanah, serta
pembersihan tumbuh – tumbuhan dan puing – puing dalam daerah kerja.
Pelaksaan pekerjaan tempat kerja hanya mencakup lapisan tanah bagi
tumbuhnya tumbuh-tumbuhan dan maksimal 20 cm.
Alat yang di gunakan ;

CV. BORNEO PUTRA JAYA


 Buldozer digunakan untuk memotong, mendorong dan membongkar
lapisan tanah permukaan keluar rencana untuk badan jalan dan
distock.
 Exavator digunakan untuk meloading tanah yang distock dan di angkut
dengan dump truck
 Dump Truck digunkan untuk mengangkut tanah yang diloading oleh
excavator ke derah disposal area.

Gambar Ilustrasi Pek. Pembersihan dan pengupasan lahan

Gambar 2 Gambar Ilustrasi Pek. Pembersihan dan pengupasan lahan


 Potensi Bahaya dan Resiko K3
Resiko kerja yang mungkin terjadi pada tahapan pelaksanaan
pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

CV. BORNEO PUTRA JAYA


 Pekerja tertimpa Bongkaran pohon pada saat melaksanakan pekerjaan
Clearing grubbing dan Pembuang diareal lokasi pekerjaan.
 Pekerja menginjak benda tajam pada saat melaksanakan pekerjaan
Clearing grubbing dan Pembuang disekitar lokasi pekerjaan.

 Pengendalian Resiko K3
Tindakan pencegahan yang dapat diambil untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja pada tahap pelaksanaan pekerjaan ini
adalah sebagai berikut :
 Pekerja diinstruksikan untuk bekerja secara hati-hati dan semua pekerja
harus dilengkapi dengan APD (Alat Pelindung Diri) Seperi sarung tangan,
sepatu boat dan Pelindung Kepala (Helm) demi keselamatan kerja;
 Pekerja dilengkapi dengan sarung tangan dan sepatu boat untuk
mencegah kemungkinan terjadinya luka karena tertusuk oleh benda yang
sifatnya tajam.

2. Galian biasa
Untuk pekerjaan galian Biasa dengan alat berat dan juga bias dengan tenaga
manusia disini kami lakukan dengan memakai excavator yaitu menggali
kedudukan suatu kontruksi. Setelah pemasangan bouplank sesuai dengan
dimensi yang telah ditentukan pemasangan bouplank ini beriring dengan
pekerjaan Galian Biasa harus mencakup seluruh galian yang tidak
diklasifikasikan sebagai galian batu, galian struktur, galian sumber bahan
(borrow excavation) dan galian perkerasan beraspal. Selama pelaksanaan
pekerjaan galian Biasa, lereng sementara galian yang stabil dan mampu
menahan pekerjaan, struktur atau mesin di sekitarnya, harus dipertahan-kan
sepanjang waktu, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) yang
memadai harus dipasang bilamana permukaan lereng galian mungkin tidak
stabil. Bilamana diperlukan, menyokong atau mendukung struktur di
sekitarnya, yang jika tidak dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau
rusak oleh pekerjaan galian tersebut.

CV. BORNEO PUTRA JAYA


Gambar Ilustrasi Kerja dengan Mengunkan Alat Berat

Gambar Ilustrasi Kerja dengan Tenaga Manusia

 Potensi Bahaya dan Resiko K3


Resiko kerja yang mungkin terjadi pada tahapan pelaksanaan pekerjaan
ini adalah sebagai berikut :
 Terjatuh kedalam lubang pada saat pekerja melakukan penggalian
dengan menggunakan alat penggali
 Kemungkinan terjadinya longsor atau runtuhnya tanah diatas lokasi
penggalian.
 Pengendalian Resiko K3
Tindakan pencegahan yang dapat diambil untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja pada tahap pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai
berikut :
 Pekerja diinstruksikan untuk bekerja secara hati-hati dan semua pekerja
harus dilengkapi dengan APD (Alat Pelindung Diri) Seperi sarung tangan,
sepatu boat dan Pelindung Kepala (Helm) demi keselamatan kerja;

CV. BORNEO PUTRA JAYA


C. PEKERJAAN DRAINASE
2. Pipa drainase Ø 2 inch
Bahan-bahan untuk pekerjaan ini terdiri dari pipa Pvc dia 2 Inch Ijuk dab
Kerikil. Pemasangan pipa resapan dilaksanakan sejalan dengan pekerjaan
pemasangan batu dikerjakan dengan jarak dan letak sesuai dengan gambar
rencana. Bagian ujung pipa tersebut akan dipotong tegak lurus (rata) serta
diberi ijuk dan kerikil secukupnya dan pada saat pemasangan dilaksanakan
dengan kemiringan sesuai kebutuhan agar pipa drainase bekerja sesuai
dengan fungsinya.

 Potensi Bahaya dan Resiko K3


Resiko kerja yang mungkin terjadi pada tahapan pelaksanaan pekerjaan
ini adalah sebagai berikut :

 Pekerja terkena cangkul atau peralatan pertukangan yang digunakan untuk


melaksanakan pekerjaan Pipa Drainase (PVC 2") sekitar areal lokasi
pekerjaan;

 Pekerja Terluka tangan dengan gergaji pada saat melaksanakan pekerjaan


pepotongan Pipa Drainase (PVC 2") di sekitar lokasi pekerjaan

 Pengendalian Resiko K3
Tindakan pencegahan yang dapat diambil untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja pada tahap pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai
berikut :
 Pekerja diinstruksikan untuk bekerja secara hati-hati dan semua pekerja
harus dilengkapi dengan APD (Alat Pelindung Diri) Seperi sarung tangan,
sepatu boat dan Pelindung Kepala demi keselamatan kerja;
 Pekerja dilengkapi dengan sarung tangan dan sepatu boat untuk
mencegah kemungkinan terjadinya luka karena oleh gergaji pada saat
memotong pipa drainase dia. 2 Inch
D. PEKERJAAN STRUKTUR
1. Pasangan batu gunung 1 : 4 (tinggi = 1 m)
Pasangan batu kali akan dilaksanakan setelah pekerjaan galian tanah dan
pemasangan bouwplank dikerjakan dengan campuran 1 semen : 4 pasir dan
akan dipasang pada dasar dan dinding saluran/bangunan air. Bahan semen
untuk pekerjaan ini harus berupa semen porland sesuai dengan persyaratan

CV. BORNEO PUTRA JAYA


dalam standart Indonesia N.I.8 dan akan disimpan digudang dengan cermat,
terlindungi terhadap kelembaban. Pasir yang akan digunakan adalah berupa
pasir alam yang diperoleh dari dasar sungai. Pasir harus bersih dari kotoran
tumbuh-tumbuhan dan bahan-bahan lain. Batu yang akan digunakan adalah
berupa batu belah atau batu kali yang bersih, keras dan tahan. Batu akan
diambil dari sumber yang telah disetujui Direksi dengan ukuran batu sesuai
dengan spesifikasi teknis dan akan dibersihkan dari kotoran setelah itu
dibasahi dengan air agar tidak terdapat tanah yang menempel pada batu
tersebut. Sebelum pekerjaan ini dilaksanakan terlebih dahulu akan dibuat mal
untuk bentuk dan kemiringan saluran yang sesuai gambar rencana dengan
menggunakan papan ataunbenang sehingga pada saat pemasangan
dilaksanakan akan mendapat bentuk saluran yang dinginkan. Setelah mal
selesai dilaksanakan maka akan dilanjutkan dengan meletakkan campuran
semen pada dinding dan dasar saluran dan diatas adukan semen tersebut
akan disusun batu dengan rapat dan rapi. Pada selah-selah batu yang besar
tersebut akan dimasukan batu-batu yang kecil agar tidak terjadi rongga-
rongga yang terlalu besar. Setelah itu akan dituangkan adukan semen diatas
susunan batu tersebut. Pada saat pengisian semen akan diperhatikan agar
semen menyatu dengan batu gunung yang telah disusun.

Gambar Ilustrasi Pasangan Batu Kali

 Potensi Bahaya dan Resiko K3


Resiko kerja yang mungkin terjadi pada tahapan pelaksanaan pekerjaan
ini adalah sebagai berikut :
 Pekerja terkena cangkul atau peralatan pertukangan yang digunakan
untuk pemasangan batu sekitar areal lokasi pekerjaan;

CV. BORNEO PUTRA JAYA


 Pekerja tertimpa batu kali/gunung serta menginjak benda tajam pada
saat memasang Batu Kali untuk Talud Saluran disekitar lokasi pekerjaan.

 Pengendalian Resiko K3
Tindakan pencegahan yang dapat diambil untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja pada tahap pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai
berikut :
 Pekerja diinstruksikan untuk bekerja secara hati-hati dan semua pekerja
harus dilengkapi dengan APD (Alat Pelindung Diri) Seperi sarung tangan,
sepatu boat dan Pelindung Kepala (Helm) demi keselamatan kerja;
 Pekerja dilengkapi dengan sarung tangan dan sepatu boat untuk
mencegah kemungkinan terjadinya luka karena tertimpa batu
kali/gunung dan tertusuk oleh benda yang sifatnya tajam.

2. Lantai kerja (K-125) t = 10 cm


Beton akan dibentuk beton mutu K-125, semuanya dicampur dalam
perbandingan yang serasi dan diaduk dengan baik hingga membuat
kekentalan sesuai dengan penggunaan yang dimaksud. Semua bahan-bahan
beton yang akan dipakai utuk pekerjaan ini akan dicampur sedemikian rupa
hingga cukup merata. Pekerjaan pengecoran akan dimulai apabila seluruh
bahan beton telah siap dan sempurna serta Direksi/Pengawas berada di
lapangan. Setelah permukaan disiapkan dengan baik dan mendapat
persetujuan dari direksi, lalu akan dilaksanakan pengecoran secara terus
menerus/tidak boleh putus hingga bagian tersebut selesai. Apabila terjadi
hujan, pengecoran akan dihentikan sementara hingga hujan reda atau sesuai
petunjuk Direksi. Pemadatan akan dilaksanakan untuk membuat beton kuat,
padat dan mencegah terjadinya sarang-sarang kerikil. Setelah itu beton akan
dirawat dengan waktu yang cukup/memadai secara terus menerus sehingga
beton cukup kuat dan dilaksanakan dengan cara menutupi dengan bahan
yang dibasahi air atau cara lain yang ditentukan Direksi lapangan untuk
menjaga agar permukaan beton selalu basah.

CV. BORNEO PUTRA JAYA


Gambar Ilustrasi Lantai Kerja

 Potensi Bahaya dan Resiko K3


Resiko kerja yang mungkin terjadi pada tahapan pelaksanaan pekerjaan
ini adalah sebagai berikut :
 Pekerja terkena cangkul atau peralatan pertukangan yang digunakan
untuk pekerjaan beton lantai kerja sekitar areal lokasi pekerjaan;
 Pekerja tertimpa beton lantai kerja serta menginjak benda tajam pada
saat melakukan pekeerjaan Beton lantai kerja disekitar lokasi pekerjaan.

 Pengendalian Resiko K3
Tindakan pencegahan yang dapat diambil untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja pada tahap pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai
berikut :
 Pekerja diinstruksikan untuk bekerja secara hati-hati dan semua pekerja
harus dilengkapi dengan APD (Alat Pelindung Diri) Seperi sarung tangan,
sepatu boat dan Pelindung Kepala (Helm) demi keselamatan kerja;
 Pekerja dilengkapi dengan sarung tangan dan sepatu boat untuk
mencegah kemungkinan terjadinya luka karena tertimpa batu
kali/gunung dan tertusuk oleh benda yang sifatnya tajam.

3. Cor beton lantai parkir (K-225)


Pekerjaan Beton Lantai Parkir menggukan beton dengan mutu beton K-225,
meliputi pekerjaan pengecoran beton. Pekerjaan Beton Lantai Parkir
tersebut dikerjakan setelah lantar kerja siap dikerjan. Pekerjaan diawali

CV. BORNEO PUTRA JAYA


dengan pekerjaan menyiapkan lahan untuk pengecoran di pengecran
disesuaikan dengan gambar kerja dan dilanjutkan dengan pengecoran
setelah diperiksa oleh konsultan pengawas.

Pekerjaan Pengecoran
Pengecoran menggunakan Beton Ready Mix K-225, atau secara manual
dengan rincian :
Bahan :
- Semen Portland
- Kerikil
- Pasir
- Air
Peralatan :
- Concrete mixer
- Concrete vibrator
- Gerobak sorong
- Peralatan Tukang

Metode
Pencampuran beton.
Pekerjaan pengecoran Lantai Parkir dilaksanakan dengan menggunakan
mutu beton K-225 Sebelum melakukan pencampuran beton, harus dibuat
mix design beton yang akan dibuat. Hal ini meliputi penyelidikan
Laboratorium terhadap bahan-bahan sesuai standar yang diminta
spesifikasi, antara lain PBI, Setelah persiapan mix design disetujui, dan
diadakan uji campuran ( trial mix ) sudah berhasil, maka material dapat
diorder sesuai dengan yang telah disetujui oleh Pengawas/Pemilik
Proyek.

Pelaksanaan pengecoran beton.


Setelah dilakukan pembersihan pada lokasi pengecoran untuk
menghilangkan kotoran-kotoran penyebab ketidak-sempurnaan hasil
pengecoran. Dengan menggunakan check list pengecoran, surat ijin
pengecoran diajukan kepada Pengawas. Setelah diadakan pengecekan

CV. BORNEO PUTRA JAYA


oleh tim Pemberi tugas, dan ijin pengecoran telah ditanda tangani, maka
pengecoran dapat segera dilaksanakan. Bahan semen, pasir, kerikil dan
air tersebut dicampur kedalam concrete mixer dan diaduk secara merata
untuk mendapatkan mutu beton yang diharapkan. Beton yang digunakan
untuk pekerjaan ini adalah dari produksi readymix sesuai dengan
dukungan readymix. Beton segar yang diangkut kelokasi dengan truck
mixer (agitator) sesuai dengan prosedur pencampuran. Kemudian beton
tersebut ditumpahkan dan diangkut dengan memakai kereta sorong
untuk dicorkan ke media cor. Petugas vibrator melaksanakan tugasnya
secara kontinu pada beton yang dicorkan sesuai prosedur pemadatan
beton, ini dimaksudkan agar beton benar-benar padat, dan tidak terjadi
keropos. Setelah selesai pengecoran, beton dirawat dengan menggunakan
air sebagai pelembabnya, baik disiramkan maupun diberi goni basah.
Bekisting dapat dibongkar setelah umur beton memenuhi spesifikasi
teknik.

Gambar Ilustrasi Beton Pondasi Plat Lajur

 Potensi Bahaya dan Resiko K3


Resiko kerja yang mungkin terjadi pada tahapan pelaksanaan pekerjaan
ini adalah sebagai berikut :
 Pekerja terkena cangkul atau peralatan pertukangan yang digunakan untuk
pekerjaan beton lantai parkir sekitar areal lokasi pekerjaan;
 Pekerja menginjak benda tajam pada saat melakukan pekerjaan Beton
Lantai Parkir disekitar lokasi pekerjaan.

CV. BORNEO PUTRA JAYA


 Pengendalian Resiko K3
Tindakan pencegahan yang dapat diambil untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja pada tahap pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai
berikut :
 Pekerja diinstruksikan untuk bekerja secara hati-hati dan semua pekerja
harus dilengkapi dengan APD (Alat Pelindung Diri) Seperi sarung tangan,
sepatu boat dan Pelindung Kepala (Helm) demi keselamatan kerja;
 Pekerja dilengkapi dengan sarung tangan dan sepatu boat untuk mencegah
kemungkinan terjadinya luka tertusuk oleh benda yang sifatnya tajam.

4. Perawatan beton (curing)


Perawatan ini dilakukan setelah beton mencapai final setting, artinya beton
telah mengeras. Perawatan ini dilakukan, agar proses hidrasi selanjutnya
tidak mengalami gangguan. Jika hal ini terjadi, beton akan mengalami
keretakan karena kehilangan air yang begitu cepat. Perawatan dilakukan
minimal selama 7 (tujuh) hari dan beton berkekuatan awal tinggi minimal
selama 3 (tiga) hari serta harus dipertahankan dalam kondisi lembab,
kecuali dilakukan dengan perawatan yang dipercepat (PB,1989:29).
Perawatan ini tidak hanya dimaksudkan untuk mendapatkan kekuatan tekan
beton yang tinggi tapi juga dimaksudkan untuk memperbaiki mutu dari
keawetan beton, kekedapan terhadap air, ketahanan terhadap aus, serta
stabilitas dari dimensi struktur.
Beton dirawat dengan menggunakan air sebagai pelembabnya, baik
disiramkan maupun diberi goni basah. Pekerjaan ini dilakukan sampai
dengan umur beton memenuhi spesifikasi teknik.

 Potensi Bahaya dan Resiko K3


Resiko kerja yang mungkin terjadi pada tahapan pelaksanaan pekerjaan
ini adalah sebagai berikut :
 Pekerja terluka serta menginjak benda tajam pada saat melakukan
pekerjaan perawatan beton disekitar lokasi pekerjaan.

CV. BORNEO PUTRA JAYA


 Pengendalian Resiko K3
Tindakan pencegahan yang dapat diambil untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja pada tahap pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai
berikut :
 Pekerja diinstruksikan untuk bekerja secara hati-hati dan semua pekerja
harus dilengkapi dengan APD (Alat Pelindung Diri) Seperi sarung tangan,
sepatu boat dan Pelindung Kepala (Helm) demi keselamatan kerja;

E. PEKERJAAN PERKERASAN BERBUTIR


1. Timbunan Pilihan
Pekerjaan Timbunan Pilihan, pekerjaan pengisian material dasar untuk
pekerjaan lahan parker, bahan material yang memenuhi semua ketentuan di
atas level timbunan pilihan dan sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat
tertentu yang tergantung dari maksud penggunaannya, seperti diperintahkan
atau distujui oleh Direksi pekerjaan. Dalam segala hal, seluruh timbunan
pilihan harus, bila di uji sesuai dan memiliki CBR paling sedikit 10% setelah 4
hari perendaman bila dipadatkan sampai 100% kepadatan kering
maksimum.

Pekerjaan Timbunan pilihan dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut :


 Pengangkutan Material
Pengangkutan material Timbunan Pilihan kelokasi pekerjaan
menggunakan dump truck dan loadingnya dilakukan dengan
menggunakan wheel loader. Pengecekan dan pencatatan volume material
dilakukan pada saat penghamparan agar tidak terjadi kelebihan material
disatu tempat dan kekurangan material ditempat lain.

 Penghampara Material
Penghamparan material dilakukan dengan menggunakan motor grader
dalam tahap penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal berikut :
a. Kondisi cuaca yang memungkinkan
b. Panjang hamparan pada saat setiap section yang didapatkan sesuai
dengan kondisi lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan
kondisi lapangan dan tebal penghamparan sesuai dengan spesifikasi,
semua tahapan pekerjaan hamparan dan tebal hamparan berdasarkan
petunjuk dan persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
c. Material yang tidak dipakai dipisahkan dan ditempatkan pada lokasi
yang ditetapkan.

CV. BORNEO PUTRA JAYA


Gambar Ilustrasi Pek. Timbunan Pilihan

 Potensi Bahaya dan Resiko K3


Resiko kerja yang mungkin terjadi pada tahapan pelaksanaan pekerjaan
ini adalah sebagai berikut :

 Pekerja terkena peralatan pertukangan yang digunakan untuk pekerjaan


Timbunan Pilihan disekitar areal lokasi pekerjaan;

 Pengendalian Resiko K3
Tindakan pencegahan yang dapat diambil untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja pada tahap pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai
berikut :

 Pekerja diinstruksikan untuk bekerja secara hati-hati dan semua pekerja


harus dilengkapi dengan APD (Alat Pelindung Diri) Seperi sarung tangan,
sepatu boat dan Pelindung Kepala (Helm) demi keselamatan kerja

2. Lapis pondasi agg. Kelas B


Untuk pelaksanaan pekerjaan rapis pondasi aggregal kelas B ini dilaksanakan
sesudah pelaksanaan Timbunan Pilihan .
Lapis pondasi Agregat Kelas A adalah mutu Lapis pondasi Bawah untuk
lapisan di bawcrh lapisan beraspar. Lapis pondasi Agregat Kelas B
mempunyai 100 % berat agregat kasar dengan angularitas 95/90*.

CV. BORNEO PUTRA JAYA


Pekerjaan Lapis pondasi Aggregat Keras B dengan prosedur sebagai berikut:

a. Pengangkutan Material
Pengangkutan Material Base B kelokasi pekerjaan menggunakan Dump
truck dan loadingnya dilakukan dengan menggunakan wheel loader.
Pengecekan dan pencatatan volume material dilakukan pada saat tiba
dilokasi pekerjaan sebelum material di stack. Material diiurunkan dengan
jarak dan volume terlentu untuk memudahkan pada saat penghamparan
agar tidak terjadi kelebihan material disatu tempat dan kekurangan
material ditempat lain.

b. Penghamparan Material
Penghamparan material dilakukan dengan menggunakqn Matar Grader
dalam tahap penghamparan ini harus diperhatikan hal-hal sebagai
berikut ini :
 Kondisi cuaca yang memungkinkan
 Panjanghamparan pada saat setiap section yang dipadatkan sesuai
dengan kondisi lapangan. Lebar penghamparan disesuaikan dengan
kondisi lapangan dan tebal penghamparan sesuai dengan spesifikasi
 Material iang tidak dipakai dipisahkan dqn dilempatkan pada lokasi
yang telah ditetapkan.

c. Pemadatan Material
Pemadalan dilakukan dengan menggunakan vibra Roller, dimulai dari
bagian tepi ke bagian tengah.

Dasar Perhitungan Untuk Analisa Harga Satuan


 Asumsi :
o Pelaksanaan ini menggunakan alat berat {secara mekanik)
o Lakqsi pekerjaan sepanjang jalan
o Material aggregat kelas A dicampur di Base Camp Kontraktor

o Prasedur Pelaksanaan :
o Pencampuran aggregat kelas B dicampur di Base Camp dengan
menggunakan alat Wheel Loader
o pengisian aggregat kelas B ke Dump Truck dilaksanakan dengan
memakai alat Wheel Laader
o Pengangkutan material aggregat kelas B dilaksanakan dengan
Dump Truck
o Penghamparan material aggregat kelas B dengan menggunakan alat
Motor Grader
o Hamparan aggregat dibasahi dengan wcter Tank Truck sebelum
dipadatkan dengan Tandem Roller

CV. BORNEO PUTRA JAYA


o Operasi penggilasan harus aimJtai dari sepanjang tepi dan bergerak
sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan.
dalam arah memanjang. Pada bagian yang ber”superelevasi”,
penggilas harus dimulai dari bagian yang rendah dan bergerak
sedikit demi sedikit demi sedikit ke bagian yang lebih tinggi.
Operasi penggilasan harus dilanjutkan sampai seluruh bekas roda
mesin gilas hilang dan lapis tersebut terpadatkan secara merata.
o Selama pemadatan, sekelompok pekerjaan akan merapikan tepi
hamparan dan level permukaan dengan menggunakan alat bantu.

 Potensi Bahaya dan Resiko K3


Resiko kerja yang mungkin terjadi pada tahapan pelaksanaan pekerjaan
ini adalah sebagai berikut :

 Pekerja terkena alat berat pada saat melakukan pekerjaan Lapis pondasi agg.
Kelas B disekitar areal lokasi pekerjaan.

 Pengendalian Resiko K3
Tindakan pencegahan yang dapat diambil untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja pada tahap pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai
berikut :
 Pekerja diinstruksikan untuk bekerja secara hati-hati dan semua pekerja
harus dilengkapi dengan APD (Alat Pelindung Diri) Seperi sarung tangan,
sepatu boat dan Pelindung Kepala (Helm) demi keselamatan kerja;

CV. BORNEO PUTRA JAYA


F. PEKERJAAN LAIN - LAIN
1. Titik lampu (termasuk tiang terpasang, lampu, kabel dan instalasi)
Untuk Pekerjaan Titik Lampu (termasuk tiang terpasang lampu, kabel dan
instalasi) dilakukan setelah pekerjaan pengcoran lantai di laksanakan.
Permasangan titik lampu di sesuikan dengan gambar kerja dan bahan
material harus sesuai dengan spesifikasi teknis, dan pada saan pekerjaannya
dilaksanakan terlebih dahulu mendapat ijin dari Direksi dan Pengawas
lapang.

Gambar Ilustrasi Pek. Titik Lampu


(termasuk tiang terpasang lampu, kabel dan instalasi)

 Potensi Bahaya dan Resiko K3


Resiko kerja yang mungkin terjadi pada tahapan pelaksanaan pekerjaan
ini adalah sebagai berikut :

 Pekerja Tersengat Arus listrik pada saat melakukan pekerjaan pemasangan


titik lampu disekitar areal lokasi pekerjaan.

 Pekerja Tertimpa Tiang Lampu pada saat melakukan pekerjaan pemasangan


titik lampu disekitar areal lokasi pekerjaan.

 Pengendalian Resiko K3
Tindakan pencegahan yang dapat diambil untuk mencegah terjadinya
kecelakaan kerja pada tahap pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai
berikut :

CV. BORNEO PUTRA JAYA


 Pekerja diinstruksikan untuk bekerja secara hati-hati dan semua pekerja
harus dilengkapi dengan APD (Alat Pelindung Diri) Seperi sarung tangan,
sepatu boat dan Pelindung Kepala (Helm) demi keselamatan kerja

2. Marka parkir
a. Uraian
Yang dimaksud dengan Marka Jalan adalah suatu tanda yang berada di
permukaan jalan yang meliputi peralatan atau tanda yang membentuk
garis membujur, garis melintang, garis serong serta lambang lainnya yang
berfungsi untuk mengarah arus lalu lintas dan membatasi daerah
kepentingan lalu lintas.
Pekerjaan ini meliputi pengecatan marka jalan baik pada permukaan
perkerasan lama maupun yang selesai di-overlay, pada lokasi yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan. Adapun lokasi yang kan di cat adalah lantai Parkiran.

b. Penerbitan Gambar Penempatan dan Detil Pelaksanaan


Gambar penempatan yang menunjukkan lokasi marka dan detil
pelaksanaan semua bentuk marka yang tidak terdapat di dalam Dokumen
Kontrak pada saat pelelangan akan disediakan oleh Direksi Pekerjaan
setelah Penyedia Jasa menyelesaikan laporan hasil survei lapangan.

CV. BORNEO PUTRA JAYA


Persyaratan

a. Standar Rujukan
 SNI 06-4825-1998 : Spesifikasi Campuran Cat Marka Jalan Siap Pakai Warna
Putih dan Kuning.
 Pd. T-12-2004-B : Perencanaan Marka Jalan

b. Persyaratan Bahan
Cat untuk Marka Jalan
Pada pasal ini kata “cat” sering dikonotasikan sebagai bahan marka jalan
jenis termoplastik sebagai cat. Cat haruslah bewarna putih atau kuning
seperti yang ditunjukkan dalam Gambar dan memenuhi Spesifikasi berikut ini :
Bahan Marka menggukan bahan Cat Road Line Paint
c. Persyaratan Kerja
Pengajuan Kesiapan Kerja

Satu liter contoh cat untuk setiap warna dan jenis cat bersama dengan data
pendukung untuk setiap jenis cat berikut ini harus diserahkan kepada Direksi
Pekerjaan :

 Komposisi (analisa dengan berat)


 Jenis dan jumlah maksimum bahan pengencer.
 Waktu pengeringan (untuk pengecatan ulang)
 Pelapisan yang disarankan
 Ketahanan terhadap panas
 Detil cat dasar atau lapis perekat yang diperlukan
 Umur kemasan (umur dari produk)
 Batas waktu kadaluarsa

d. Jadwal Pekerjaan
 Marka harus dilaksanakan pada permukaan jalan lama sedini mungkin
dalam Periode Pelaksanaan.
 Untuk pengecatan marka pada permukaan perkerasan lama, Direksi
Pekerjaan akan menerbitkan detil dan lokasi.
 Untuk ruas-ruas perkerasan lama yang dirancang untuk di-overlay
(pelapisan ulang) tetapi telah diberi marka jalan maka marka jalan tersebut
harus diulang setelah pekerjaan pelapisan ulang selesai dikerjakan dalam
batas waktu yang disyaratkan.

CV. BORNEO PUTRA JAYA


e. Pelaksanaan
 Penyiapan Permukaan Perkerasan
 Sebelum penandaan marka jalan atau pengecatan dilaksanakan, Penyedia
Jasa harus menjamin bahwa permukaan perkerasan jalan yang akan
diberi marka jalan harus bersih, kering dan bebas dari bahan yang
bergemuk dan debu. Penyedia Jasa harus menghilangkan dengan grit
blasting (pengausan dengan bahan berbutir halus) setiap marka jalan lama
baik termoplastis maupun bukan, yang akan menghalangi kelekatan lapisan
cat baru

 Pelaksanaan Pengecatan Marka Jalan


 Semua bahan cat yang digunakan tanpa pemanasan (bukan
termoplastik) harus dicampur terlebih dahulu menurut petunjuk
pabrik pembuatnya sebelum digunakan agar suspense pigmen
merata di dalam cat
 Pengecatan tidak boleh dilaksanakan pada suatu permukaan yang
baru diaspal kurang dari 3 bulan setelah pelaksanaan lapis
permukaan, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan
Selama masa tunggu yang disebutkan di atas, pengecatan marka jalan
sementara (pre-marking) pada permukaan beraspal harus
dilaksanakan segera setelah pelapisan
 Penyedia Jasa harus mengatur dan menandai semua marka jalan
pada permukaan perkerasan dengan dimensi dan penempatan yang
presisi sebelum pelaksanaan pengecatan marka jalan
 Pengecatan marka dilaksanakan pada garis sumbu, garis lajur, garis
tepi dan zebra cross dengan bantuan sebuah mesin mekanis yang
disetujui, bergerak dengan mesin sendiri, jenis penyemprotan atau
penghamparan otomatis dengan katup mekanis yang mampu
membuat garis putus-putus dalam pengoperasian yang menerus (tanpa
berhenti dan mulai berjalan lagi) dengan hasil yang dapat diterima Direksi
Pekerjaan. Mesin yang digunakan tersebut harus menghasilkan suatu
lapisan yang rata dan seragam dengan tebal basah minimum 0,5 milimeter
untuk “cat bukan termoplastik” Bilamana penggunaan mesin tak
memungkinkan, maka dapat meminta izin Direksi Pekerjaan pengecatan
marka dengan cara manual, dikuas, disemprot dan dicetak dengan sesuai

CV. BORNEO PUTRA JAYA


dengan konfigurasi marka jalan dan jenis cat yang disetujui untuk
penggunaannya.
 Semua marka harus dilindungi dari lalu lintas sampai marka ini dapat
dilalui oleh lalu lintas tanpa adanya bintik-bintik atau bekas jejak roda serta
kerusakannya lainnya
 Semua marka jalan yang tidak menampilkan hasil yang merata dan
memenuhi ketentuan baik siang maupun malam hari harus diperbaiki oleh
Penyedia Jasa atas biayanya sendiri
 Ketentuan dari Seksi 1.3 Pengaturan Lalu Lintas harus diikuti
sedemikian sehingga menjamin keamanan umum ketika pengecatan marka
sedang dilaksanakan
 Semua pemakaian cat secara dingin harus diaduk di lapangan menurut
ketentuan pabrik pembuat sesaat sebelum dipakai agar menjaga bahan
pewarna tercampur merata di dalam suspensi
 Pekerjaan dilakukan pada malam hari setelah selesai operasional
penerbangan atau menyesuaikan dengan operasional penerbangan
dengan terlebih dahulu berkoordinasi dengan pengawas pekerjaan.
 Penyedia Jasa memastikan permukaan yang akan di cat benar-benar
bersih dan kering agar hasil pengecatan sempuma.
 Pengecatan harus dilakukan dengan mengikuti arahan dari pengawas
pekerjaan dan sesuai dengan aturan yang ada dalam KP 262 Tahun
2017.
 Pada saat melaksanakan pekerjaan, kontraktor wajib memastikan
area pekerjaan tetap bersih, rapi, dan terhindar dari tumpahan cat
atau material lainnya termasuk sampah.

 Potensi Bahaya dan Resiko K3


Resiko kerja yang mungkin terjadi pada tahapan pelaksanaan
pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

- Pekerja terjadi kecelakaan pada saat melakukan pekerjaan


Pengecatan Marka di area sekitar lokasi pekerjaan.
- Pekerja terkena sepihan cat kemata pada saat melakukan Pekerjaan
Pengecatan Marka di area sekitar lokasi pekerjaan.

CV. BORNEO PUTRA JAYA


- Pekerja terluka terkena peralatan atan Mesin Cat pada saat
melakukan Pekerjaan Pengecatan Marka di area sekitar lokasi
pekerjaan.

 Pengendalian Resiko K3
Tindakan pencegahan yang dapat diambil untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja pada tahap pelaksanaan pekerjaan ini
adalah sebagai berikut :
- Pekerja diinstruksikan untuk bekerja secara hati-hati dan semua
pekerja harus dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD) Seperti
Sarung Tangan dan sepatu boat Kaca Mata, Helm Proyek dan
Mengikuti SOP demi keselamatan kerja;
- Pekerja dilengkapi dengan kaca mata sarung tangan, dan Sepatu boat
untuk mencegah kemungkinan terjadinya masuk serpihan acat
kemata .
- Pekerja dilengkapi dengan sarung tangan, Sepatu boat dan Kacamata
untuk mencegah kemungkinan terjadinya luka karena oleh Peralatan
Cat (MesinCat).

II. SERAH TERIMA PEKERJAAN


Setelah semua dikerjakan dengan baik dan aman serta setelah diadakan
pemeriksaan bersama, maka akan dilakukan serah terima pertama pekerjaan.
setelah masa pemeliharaan selesai, maka dapat dikeluarkan berita acara
penyerahan kedua.

Demikian metode pelaksanaan pekerjaan ini dibuat agar pekerjaan dapat selesai
sesuai dengan jadwal yang direncanakan.

Banda Aceh 04 Februari 2019


CV. ZACK KARYA

Mukhsin Andriansyah
Wakil Direktur

CV. BORNEO PUTRA JAYA

Anda mungkin juga menyukai