Anda di halaman 1dari 43

METODE PELAKSANAAN

Preservasi Jalan Raya Kedunghalang – Bts. Kota


Jasinga – Bogor – Ciawi (Jln. Raya Tajur)

PT. UNGGUL SOKAJA


Tahun Anggaran 2020

1
Nama Paket : Preservasi Jalan Raya Kedunghalang – Bts. Kota Jasinga – Bogor – Ciawi (Jln.
Raya Tajur)
Lokasi : Prov. Jawa Barat
Kontraktor : PT. UNGGUL SOKAJA
T.A : 2020

Pembagian Waktu Pelaksanaan


Preservasi Rekonstruksi/RehabilitasiJalan : 210 (Dua Ratus Sepuluh) hari kalender.
Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan : 287 (Dua Ratus Delapan Puluh Tujuh) hari
kalender.
Penanganan Drainase, Trotoar, Dan Bangunan Pelengkap Jalan : 287 (Dua Ratus Delapan
Puluh Tujuh) hari kalender
Preservasi Jembatan :120 (Seratus Dua Puluh) hari kalender
Preservasi Rutin Jembatan : 287 (Dua Ratus Delapan Puluh Tujuh) hari
kalender.

Secara garis besar Metode Pelaksanaan Pekerjaan dijelaskan sebagai berikut :


I.1. Umum
PT. UNGGUL SOKAJA mengorientasikan dan mengorganisir untuk melaksanakan seluruh
aktivitas pekerjaan proyek dengan sasaran utama penyelesaian pekerjaan proyek dengan
tepat mutu, tepat waktu dan tepat biaya, yaitu dengan menempatkan dan menugaskan
secara penuh seorang General Superintendent /Project Manager berkualitas dan
berpengalaman, dengan dibantu oleh para tenaga ahli yang mempunyai pengalaman
pekerjaan di bidangnya masing-masing.
GS/PM memimpin seluruh kegiatan di proyek, baik di bidang administrasi, teknik serta
kegiatan lainnya dalam rangka proses penyelesaian pekerjaan proyek di lapangan, dengan
tugas pokok sebagai berikut :
- Masalah teknik (Engineering) dan Quality Control, GS/PM dibantu oleh bagian teknik
beserta stafnya.
- Masalah keuangan, administrasi umum dan personalia, GS/PM dibantu oleh
Bagian Personalia dan Keuangan beserta stafnya.
- Masalah logistik dan peralatan, GS/PM dibantu oleh Bagian Logistik dan
Peralatan beserta stafnya.
- Masalah aktivitas fisik di lapangan, dibantu oleh para pelaksana madya dan

2
pelaksanaan muda yang masing-masing mempunyai tanggung jawab berdasarkan jenis
pekerjaan dan atau lokasi pekerjaan.
GS/PM juga akan mendapat dukungan penuh dari Direktur PT. UNGGUL SOKAJA, dalam hal
kecukupan dan ketersediaan SDM, pendanaan, logistik dan peralatan. GS/PM
mempunyai otoritas penuh untuk melaksanakan semua aktivitas pekerjaan yang ada di proyek
termasuk berhubungan dengan pihak lain.

Sedangkan Direktur melakukan kesatuan likuiditas sehingga sumber daya benar-benar dapat
dimanfaatkan semaksimal mungkin GS/PM bertanggung jawab langsung kepada Direktur PT.
UNGGUL SOKAJA.

A. PERENCANAAN LAPANGAN
Perencanaan Lapangan Kerja (Site Planning) dibuat untuk mengatur penempatan
peralatan, stok material dan saranapenunjang lainnya yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan, misalnya : base camp, kantor, barak , bengkel , gudang, posisi
peralatan. dan fungsi lainnya, Disamping itu site planning juga mengatur urutan pekerjaan
sehingga dalam pelaksanaan tidak mengganggu pekerjaan lainnya atau pekerjaan
berikutnya.Dalam menempatkan material kebutuhan pelaksanaan di lapangan akan diatur
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kelancaran iaiu lintas dan tidak menimbulkan
masalah keselamatan kerja .
B. MANAJEMEN PROYEK
Pengelolaan pelaksanaan pekerjaan di proyek ini akan ditangani tenaga-tenaga trampil
yang sudah berpengalamandalam menagani proyek. Sehingga keberhasilan pelaksanaan
pekerjaan akan benar-benar terjamin, sesuai dengan yang diharapkan semua pihak.
Disamping itu tenaga kerja yang akan diikut sertakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini
merupakan tenaga kerja yang teiah dibina kemampuan dan produktifitasnya dalam
pelaksanaan proyek.

1. Struktur Organisasi
Pelaksanaan Proyek dikelola oieh tim manajemen yang dipimpin General Superintendent
yang dibantu oleh QCM, Highway Engineer, Quality Engineer, Quantity Engineer dan Ahii K3 .

2. Koordinasi
Dalam pelaksanaan proyek akan terjadi interaksi antara perusahaan dengan pihak lain,
antara lain Konsultan Pengawas Lapangan , Supplier dan pihak lain yang berkaitan dengan
pelaksanaan proyek. Dalam interaksi tersebutdiperlukan adanya koordinasi antar pihak dalam
menyelesaikan persoalan yang muncul dalam pelaksanaan pekerjaan.

General Superintendent akan memimpin semua kegiatan proyek, baik dibidang administrasi
dan teknik pelaksanaan pekerjaan di lapangan.Secara organisasi perusahaan. General
Superintendent bertanggung jawab langsung kepada Direktur Perusahaan. General
Superintendent mempunyai tanggung jawab dan diberi kewenangan penuh dalam
pengelolaan proyek,dan mempunyai wewenang bertindak atas nama perusahaan dengan

3
sistem organisasi, maka pelaksanaan proyek akan berjalan dengan lancar, dan penyelesaian
pekerjaan akan dapat tercapai dalan waktu yang ditentukan dan dengan mutu yang
diharapkan.

C. METODE PENCAPAIAN SASARAN

1. Sistem Pengendalian Proyek.


Segala sesuatau yang ada hubungannya dengan pengendalian pekerjaan dipersiapkan dan
dituangkan dalam bentuk daftar-daftar isian pengendalian, yang mengacu jadwal pelaksanaan
pekerjaan.
Untuk memandu pelaksanaan pekerjaan pelaksanaan dilapangan, dibuat metode kerja yang
rinciannya dilengkapi dengan gambar pelaksanaan (shop drawing) yang mudah dibaca dan
dimengerti.

2. Pemilihan Alat
Pemilihan peralatan baik jumlah, jenis dan kapasitasnya akan disesuaikan dengan kebutuhan
pekerjaan yang akan dilaksanakan untuk menjamin tercapainya sasaran pelaksanaan
pekerjaan.

3. Material
Kebutuhan pokok bahan untuk pelaksanaan pekerjaan yang merupakan material pabrikan
adalah Aspal, Asphalt Modifikasi Crumb Rubber semen cat marka termoplastik, dan bahan
lainnya . Material lain yang merupakan bahan dari Quarry seperti : pasir, batu kali dan yang
lainnya diambil dari quarry / sumber material terdekat dan memenuhi syarat. Material batu
pecah mesin untuk agregat berbutir dan batu pecah mesin untuk pekerjaan aspal diolah di
Stone Crusher. Aspal hotmix didatangkan dari AMP. Agregat Base didatangkan dari Stone
Crusher. Sebelum material didatangkan diperiksa kualitasnya dan dllaksanakan pengujian di
laboratorium.Material didatangkan sebelum jadwal pemakaian, sehingga tidak terjadi
keterlambatan pekerjaan.

4. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunakan yang digunakan dalam penanganan proyek terdiri atas:
Tenaga Inti Proyek, Tenaga Operasional Lapangan, antara lain : Mandor, Surveyor, Mekanik,
Operator, Driver, Tukang dan Pekerja yang akan digunakan adalah tenaga kerja yang sudah
terampil.

5. Pengamanan
Untuk pengamanan dan pengawasan proyek, Perusahaan akan menyediakan tenaga
keamanan dan keselamatan sesuai dengan kebutuhan, yang bertugas untuk Pengawasan
terhadap pekerja. Pengawasan terhadap bahan-bahan dan peralatan untuk mencegah
pencurian . Mencegah dan menghindari bahaya kebakaran di proyek .Menjaga keamanan
para petugas proyek terhadap gangguan/ancaman dari pihak luar dan mencegah
kemungkinan terjadinya keributan dilingkungan proyek. Untuk menjaga keselamatan kerja
seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan proyek akan dibentuk unit K-3 yang
akan membuat program seperti hal tersebut di atas dan akan diawasi. Dalam menanggulangi
hal-hal yang mungkin terjadi, maka unit K-3 akan bekerja sama dengan Puskesmas atau

4
Rumah Sakit terdekat. Tugas Personil K3 antara Iain:
a. Memberikan pengarahan dan penjelasan mengenai K3 .
b. Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat keselamatan kerja seperti : helm ,
rompi, sepatu boot, dll.
c. Melakukan pengawasan dan menyiapkan rambu - rambu pengaman di lokasi pekerjaan
dan ditempat - tempat tertentu sebelum pekerjaan ditangani seperti : rambu peringatan ;
ada longsoran, dll.
d. Mengawasi pemakaian peralatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

Pengendalian Mutu
Untuk menjamin hasil kerja yang baik dan sesuai dengan mutu yang disyaratkan perlu
dlakukan pengendalian mutu (Quality Control), dengan cara melakukan pemeriksaan secara
teratur, baik terhadap bahan yang akan digunakan maupun cara peiaksanaan pekerjaan.Alat
yang digunakan akan dikalibrasi secara berkala agar selalu berfungsi secara akurat.

6. PENGENDALIAN TERHADAP RESIKO K-3


Untuk Pengendalian dan pengawasanterhadap resiko K3 , Perusahaan akan enyediakan
Personil K3, yang bertugas untuk :
a. Pemberian pengarahan tentang pelaksanan K3
b. Memberikan pengarahan penggunaan peralatan K3 / Alat Pelindung Diri (APD)
c. Memberikan pengarahan pemakaian alat - alat kerja di lapangan
d. Mengawasi, mencegah dan menghindari bahaya kebakaran di proyek .
e. Melakukan pengawasan terhadap pemakaian alat keselamatan kerja seperli: helm,
rompi, sepatu boot, masker, sarung tangan, dll.
f. Memeriksa masing- masing perlengkapan APD apakah masih layak dipakai dan apabila
sudah tidak layak segera menggantinya dengan yang baru .
g. Melakukan pengawasan dan menyiapkan rambu - rambu pengaman di lokasi pekerjaan
dan diterapat - tempat tertentu sebelum pekerjaan ditangani seperti : rambu peringatan :
ada longsoran , dll.
h. Mengawasi pemakaian peralatan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
i. Menyediakan penerangan kerja / genset apabila pekerjaan dilaksanakan pada malam
hari

Menjaga keamanan para petugas proyek terhadap gangguan/ancaman dari pihak luar dan
mencegah kemungkinan terjadinya keributan dilingkungan proyek.

Untuk menjaga keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan
proyek akan dibentuk unit K-3 yang akan membuat program seperti hal tersebut di atas dan
akan diawasi. Dalam menanggulangi hal-hal yang mungkin terjadi, maka unit K-3 akan
bekerja sama dengan Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja


□ Kami berkewajiban untuk mengusahakan agar tempat kerja, peralatan, lingkungan kerja dan
tata cara kerja diatur sedemikian rupa sehingga tenaga kerja terlindung dari resiko kecelakaan.
□ Kami Kontraktor menjamin bahwa mesin mesin peralatan, kendaraan atau alat-alat lain yang
akan digunakan atau dibutuhkan sesuai dengan peraturan Keselamatan Kerja, selanjutnya
barang-barang tersebut hams dapat dipergunakan secara aman.
□ Kami Kontraktor tumt mengadakan rpengawasan terhadap tenaga kerja, agar tenaga kerja

5
tersebut dapat melakukan pekerjaan dalam keadaan selamat dan sehat.
□ Kami Kontraktor menunjuk petugas Keselamatan Kerja yang karena jabatannya di dalam
organisasi
kontraktor, bertanggung jawab mengawasi kordinasi pekerjaan yang dilakukan. untuk
menghindarkan resiko bahaya kecelakaan
□ Kami Kontraktor memberikan pekerjaan yang cocok untuk tenaga kerja sesuai dengsn
keahlian umur, jenis kelamin dan kondisi fisik/kesehatannya. Sebelum pekerjaan dimulai
Penyedia Jasa Kontraktor menjamin bahwa semua tenaga kerja telah diberi petunjuk terhadap
bahaya demi pekerjaannya masing-masing dan usaha pencegahannya, untuk itu Pengurus atau
kontraktor dapat memasang papan-papan pengumuman, papan-papan peringatan serta
sarana-sarana pencegahan yang dipandang perlu.
Orang tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala terhadap semua tempat
kerja, peralatan, sarana-sarana pencegahan kecelakaan, lingkungan kerja dan cara-cara
pelaksanaan kerja yang aman.Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbal dalam rangka
penyelenggaraan keselamatan dan kesehatan kerja menjadi tanggung jawab Pengurus dan
Kontraktor.

5. Manajemen Mutu
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Manajemen Mutu
Manajemen Mutu sangat diperlukan untuk menjaga mutu basil pekerjaan sesuai dengan
spesifikasi. Dalam
pengendalian mutu, tim manajemen mutu akan selalu memonitor proses pekerjaan mulai
pengawasan pengadaan material, peralatan, personil hingga pelaksanaan pekerjaan sampai
selesai. Pekerjaan ini meliputi:
1.Persiapan Personil
Personil yang kompeten di bidang Manajemen Mutu.
2.Pengawasan Mutu Material, Peralatan, dan Personii
Pengawasan mulai dari material, peralatan, dan tenaga kerja hinga pelaksanaan pekerjaan
akan mampu
meningkatkan nilai mutu basil pekerjaan.
3.Pembuatan Laporan
Membuat laporan secara berkala selama masa pelaksanaan pekerjaan sebagai bahan
evaluasi perbaikan secara rutin dalam setiap kegiatan pekerjaan. Hasil pekerjaan yang efektif,
tepat mutu,tepat biaya dan tepat waktu

Secara garis besar, metode Pelaksanaan terbagi atas beberapa ruang lingkup pekerjaan
diantaranya :
Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan
Pekerjaan Preservasi Pemeliharaan Rutin Jalan terdiri dari :
1. Perbaikan Campuran Aspal Panas
Acuan pelaksanaan untuk pekerjaan campuran beraspal panas pada pekerjaan
pembangunan maupun pemeliharaan jalan. Petunjuk ini mencakup tata cara pembuatan Job
Mix Formula, pelaksanaan pencampuran dan pelaksanaan pelapisan campuran beraspal
panas menggunakan aspal yang dimodifikasi aspal alam (SBMA) dengan mengacu
Spesifikasi Khusus dan Spesifikasi Umum bidang Jalan dan Jembatan yang diterbitkan
Departemen Pekerjaan Umum yang berlaku. Manual dilengkapi dengan ilustrasi dan foto

6
yang tepat guna, mudah dipahami dan dilaksanakan, terutama oleh pengguna yang terlibat
dalam pelaksanaan campuran beraspal panas. Campuran beraspal panas yang
menggunakan SBMA lebih diutamakan untuk melapis ruas jalan dengan temperatur
perkerasan beraspal yang tinggi untuk melayani lalu-lintas berat dan padat yaitu untuk beban
lalu-lintas rencana > 10.000.000 ESA atau LHR > 2.000 kendaraan per hari dengan jumlah
kendaraan truk lebih dari 15%.
Untuk semua jenis campuran, berat aktual campuran aspal yang dihampar harus dipantau
dengan menimbang setiap muatan truk yang meninggalkan pusat instalasi pencampur aspal.
Untuk setiap ruas pekerjaan yang diukur untuk pembayaran, bilamana berat aktual bahan
terhampar yang dihitung dari timbangan adalah kurang ataupun lebih lima persen dari berat
yang dihitung dari ketebalan rata-rata dan kepadatan rata-rata benda uji inti (core)
BAHAN

1) Agregat - Umum
a) Agregat yang akan digunakan dalam pekerjaan harus sedemikian rupa agar campuran
aspal, yang proporsinya dibuat sesuai dengan rumus perbandingan campuran
b) Agregat tidak boleh digunakan sebelum disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan.
Bahan harus ditumpuk sesuai dengan ketentuan
c) Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor harus sudah menumpuk setiap fraksi agregat
pecah dan pasir untuk campuran aspal, paling sedikit untuk kebutuhan satu bulan dan
selanjutnya tumpukan persediaan harus dipertahankan paling sedikit untuk kebutuhan
campuran aspal satu bulan berikutnya
d) Dalam pemilihan sumber agregat, Kontraktor dianggap sudah memperhitung- kan
penyerapan aspal oleh agregat. Variasi kadar aspal akibat tingkat penyerapan aspal yang
berbeda, tidak dapat diterima sebagai alasan untuk negosiasi kembali harga satuan dari
Campuran Aspal.
e) Penyerapan air oleh agregat maksimum 3 %.

f) Berat jenis (spesific gravity) agregat kasar dan halus tidak boleh berbeda lebih dari 0,2.

2) Agregat Kasar
a) Fraksi agregat kasar untuk rancangan adalah yang tertahan ayakan No.8 (2,36 mm) dan
haruslah bersih, keras, awet dan bebas dari lempung atau bahan yang tidak dikehendaki
lainnya dan memenuhi ketentuan yang diberikan dalam Tabel 6.3.2.(1) di bawah ini.
b) Fraksi agregat kasar harus terdiri dari batu pecah atau kerikil pecah dan harus disiapkan
dalam ukuran nominal tunggal. Ukuran maksimum (maximum size) agregat adalah satu
ayakan yang lebih besar dari ukuran nominal maksimum (nominal maximum size). Ukuran

7
nominal maksimum adalah satu ayakan yang lebih kecil dari ayakan pertama (teratas)
dengan bahan tertahan kurang dari 10 %.
c) Agregat kasar harus mempunyai angularitas seperti yang disyaratkan dalam Tabel
6.3.2.(1). Angularitas agregat kasar didefinisikan sebagai persen terhadap berat agregat yang
lebih besar dari 4,75 mm dengan muka bidang pecah satu atau lebih. (Pennsylvania DoT’s
Test Method No.621 dalam Lampiran 6.3.B).
d) Agregat kasar untuk Latasir kelas A dan B boleh dari kerikil yang bersih.
e) Agregat kasar yang kotor dan berdebu, yang mempunyai partikel lolos ayakan No.200
(0,075 mm) lebih besar dari 1 % tidak boleh digunakan.

Pengujian Standar Nilai


Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan natrium SNI 03-3407-1994 Maks.12 %
dan magnesium sulfat
Abrasi dengan mesin Los Angeles SNI 03-2417-1991 Maks. 40 %
Kelekatan agregat terhadap aspal SNI 03-2439-1991 Min. 95 %
Angularitas (ke dalaman Lalu Lintas < 1 juta ESA DoT’s 85/80
dari permukaan < 10 cm) Lalu Lintas > 1 juta ESA Pennsylvania 95/90
Angularitas (ke dalaman Lalu Lintas < 1 juta ESA Test Method, 60/50
dari permukaan > 10 cm) Lalu Lintas > I juta ESA PTM No.621 80/75
Partikel Pipih dan Lonjong ASTM D-4791 Maks. 10 %
Catatan :
85/80 menunjukkan bahwa 85 % agregat kasar mempunyai muka bidang pecah satu atau
lebih dan 80 % agregat kasar mmepunyai muka bidang pecah dua atau lebih.

f) Fraksi individu agregat kasar harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok ke instalasi
pencampur aspal dengan menggunakan pemasok penampung dingin (cold bin feeds)
sedemikian rupa sehingga gradasi gabungan agregat dapat dikendalikan dengan baik.
g) Batas-batas yang ditentukan dalam Tabel 6.3.2.(1) untuk partikel kepipihan dan
kelonjongan dapat dinaikkan oleh Direksi Pekerjaan bilamana agregat tersebut memenuhi
semua ketentuan lainnya dan semua upaya yang dapat dipertanggungjawabkan telah
dilakukan untuk memperoleh bentuk partikel agregat yang baik.
3) Agregat Halus
a) Agregat halus dari sumber bahan manapun, harus terdiri dari pasir atau pengayakan
batu pecah dan terdiri dari bahan yang lolos ayakan No.8 (2,36 mm).
b) Fraksi agregat halus pecah mesin dan pasir harus ditempatkan terpisah dari agregat
kasar.

8
c) Pasir boleh dapat digunakan dalam campuran aspal. Persentase maksimum yang
disarankan untuk Laston (AC) adalah 15%.
d) Agregat halus harus merupakan bahan yang bersih, keras, bebas dari lempung, atau
bahan yang tidak dikehendaki lainnya. Batu pecah halus harus diperoleh dari batu yang
memenuhi ketentuan mutu dalam Pasal 6.3.2.(1). Agar dapat memenuhi ketentuan Pasal ini
batu pecah halus harus diproduksi dari batu yang bersih. Bahan halus dari pemasok pemecah
batu (crusher feed) harus diayak dan ditempatkan tersendiri sebagai bahan yang tak terpakai
(kulit batu) sebelum proses pemecahan kedua (secondary crushing). Dalam segala hal, pasir
yang kotor dan berdebu serta mempunyai partikel lolos ayakan No.200 (0,075 mm) lebih dari
8 % atau pasir yang mempunyai nilai setara pasir (sand equivalent) kurang dari 40 sesuai
dengan Pd M-03-1996-03, tidak diper-kenankan untuk digunakan dalam campuran.
e) Agregat pecah halus dan pasir harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok ke instalasi
pencampur aspal dengan menggunakan pemasok penampung dingin (cold bin feeds) yang
terpisah sedemikian rupa sehingga rasio agregat pecah halus dan pasir dapat dikontrol
dengan baik.
4) Bahan Pengisi (Filler) Untuk Campuran Aspal
a) Bahan pengisi yang ditambahkan harus terdiri dari debu batu kapur (limestone dust),
semen portland, abu terbang, abu tanur semen atau bahan non plastis lainnya dari sumber
yang disetujui oleh Direksi Pekerjaaan. Bahan tersebut harus bebas dari bahan yang tidak
dikehendaki.

b) Bahan pengisi yang ditambahkan harus kering dan bebas dari gumpalan-gumpalan dan
bila diuji dengan pengayakan secara basah sesuai SK SNI M-02-1994-03 harus mengandung
bahan yang lolos ayakan No.200 (75 micron) tidak kurang dari 75 % terhadap beratnya.
c) Bilamana kapur tidak terhidrasi atau terhidrasi sebagian, digunakan sebagai bahan
pengisi yang ditambahkan maka proporsi maksimum yang diijinkan adalah 1,0 % dari berat
total campuran aspal.
2. Marka Jalan Termoplastik
Pekerjaan ini haruss terlebih dahulu mendapat persetujuan dari pihak Direksi Pekerjaan.
Rambu-rambu lalu lintas dipasang di lokasi pekerjaan yang akan dilaksanakan pengecatan
marka Jalan termoplastik . Pengukuran diiaksanakan untuk mendapatkan panjang dan bentuk
dari marka jalan yakni menerus ataupun putus-putus dan zebra cross.
Pembersihan badan jalan yang akan di pasang marka dengan menggunakan compressor.
Alat tersebut mempunyai standar tebal dari marka dengan menggunakan mal khusus yang
terpasang pada alat penggeraknya. Penaburan Glass Bead segera dilaksanakan setelah
pengecatan marka termoplastik .
Peralatan yang dipergunakan :
Compressor
DumpTruck

9
Mesin Marka Jalan
Alat Bantu
3. Pengendalian Tanaman
Rumput dan tanaman dipotong atau dibersihkan dengan ketinggian 10 cm dari permukaan
tanah. Bagian rumput/tanaman yang dibersihkan yaitu di wilayah ruang milik jalan, disekitar
patok-patok pengarah jalan, rambu-rambu lalu lintas, ujung saluran melintang jalan, bahu
jalan, guardrails, tiang - tiang lampu, median jalan yang ditinggikan, pulau-pulau untuk lalu
Iintas dan trotoar termasuk tepi deck jembatan. Pekerjaan ini bertujuan untuk memperbaiki
penampilan atau memperbaiki jarak pandang pada tikungan selama masa pehode
pelaksanaan. Selama periode pelaksanaan, akan dilakukan 8 kali pemangkasan atau
pembersihan.Rumput atau tanaman yang dibersihkan dibuang keluar lokasi dengan
menggunakan mobil pick up dan tidak diperbolehkan untuk dibakar di lokasi yang dibersihkan

4. Pembersihan Drainase
Pekerjaan pemeliharaan kinerja drainase jalan yang bertujuan agar sistem drainase jalan eksisting
berfungsi dengan baik dan lancar pada lokasi yang term asuk dalam cakupan pekerjaan drainase,
antara lain saluran samping, saluran melintang, saluran pembuang (outlet/inlet) dan bak kontro! (catch
pits/basins) serta sem ua sistem drainase yangterkait dengan pekerjaan ruas jalan dalam kontrak.
Pekerjaan pemeliharaan kinerja drainase jalan meliputi pekerjaan pern eliharaan dan perbaikan
selokan yang dilapisi (lined ditch) dan/atau selokan tanpa dilapisi (unlined ditch), saluran melintang
atau drainase dengan bahan lainnya.
Jenis pekerjaan pemeliharaan drainase meliputi pembuangan lanau, tanah sedimen atau endapan,
semak, debris (benda hanyutan) dan bahan-bahan lain yang m engganggu fungsi drainase term asuk
pern otongan sem ak atau rum put pada sisi saluran.
Sedangkan struktur drainase yang mengalami kerusakan harus diperbaiki hingga dapat berfungsi
dengan baik, sesuai dengan kinerja yang disyaratkan.
Pekerjaan pembersihan struktur jembatan baik pada bangunan atas maupun bangunan bawah,
pernbersihan daerah aliran sungai, pernbersihan kotoran dan sampah di sekitar jembatan termasuk
Perneliharaan Kinerja Jembatan yang diuraikan dalam Seksi.
Di daerah saluran air operasi pembersihan dan pembabatan yang berikut harus dilaksanakan sampai
diterima oleh Direksi Pekerjaan.

i) Setiap pertumbuhan tanaman yang menghalangi atau mengalihkan aliran sungai atau saluran air
harus dibuang.

ii) Setiap sampah yang terbawa banjir seperti batang kayu, cabang-cabang pohon, atau tanaman lain
yang dapat menyebabkan penyimpangan aliran atau penggerusan harus disingkirkan dan ditumpuk
dengan rapi di atas atau di luar jangkauan aliran banjir sehingga tidak terbawa lagi.

iii) Semua sampah dari jenis apapun yang terdampar pada bangunan bawah jembatan harus
dikeluarkan dan dibuang.

5. Pengecatan Kereb pada Trotoar dan Median


Pengecatan Kereb pada Trotoar atau Median bertujuan untuk pemeliharaan fungsi kerb
sebagai pengaman pinggir dan median. Pekerjaan ini dilakukan dengan memeriksa kembali
trotoar dan median yang ada disepanjang areal penanganan

10
6. Laston Lapis Aus (AC-WC)
Laston Lapis Aus ( Asphalt Concrete-Wearing Course atau AC-WC), Asphalt Concrete
-Wearing Course (AC-WC) merupakan lapisan perkerasan yang terletak paling atas dan
berfungsi sebagai lapisan aus. Walaupun bersifat non struktural, AC-WC dapat menambah
daya tahan perkerasan terhadap penurunan mutu sehingga secara keseluruhan menambah
masa pelayanan dari konstruksi perkerasan. AC-WC mempunyai tekstur yang paling halus
dibandingkan dengan jenis laston lainnya.

1. Persiapan
Pelaksanaan pekerjaan hanya boleh dilakukan pd saat cuaca cerah.
Cek kesiapan lapangan pada Daftar Simak Kesiapan Lapangan
2. Pengangkutan
Pastikan alat pengangkut (D. Truck) menggunakan penutup terpal.
Menerima tiket pengiriman.
3. Cek Kesesuaian

11
Cocokkan data no kendaraan, catat waktu penerimaan (amati selisih waktu)
Cek suhu diatas Dump Truck (suhu pasokan ke Finisher)130OC-150OC Aspal Pen, dan
135OC-155OC bitumen asbuton murni atau modifikasi.
Amati visual tampilan campuran, apakah rata?
Jika tidak memenuhi ketentuan suhu diatas, campuran ditolak dan buang (4)
Pengendalian Hasil Pekerjaan Tidak Sesuai
Catat HPTS
Lakukan pencatatan setiap ada kejadian yang serupa.
Cek Berulang
Amati apakah kejadian berulang, baik saat itu maupun pada pelak sanaan pekerjaan dihari
yang lain.
Jika berulang, evaluasi penyebab dan lakukan tindakan perbaikan.
Loading dan dumping ke Asphalt Finisher (AF)
Pastikan dumping Asphalt Finisher tidak dalam posisi mendorong D.Truck.
Dumping dilakukan tahap demi tahap, pada kondisi D.Truck dan Asfhalt Finisher bergerak
searah dengan kecepatan sama
4. Penghamparan
Pastikan screed dipanaskan sebelum menghampar.
Vibrasi pada tamper dipastikan berjalan baik.
Pemasangan balok kayu atau material lain yg disetujui pada sisi hamparan.
Lakukan penghamparan dengan mendahulukan sisi terendah.
Amati apakah tekstur merata, secara visual memuaskan.
Lakukan pengamatan pada pengukuran suhu campuran yang dihampar (minimal 1x pada
jarak 100 meter).
Pastikan kecepatan penghamparan konstan, harus sesuai dengan standar yang telah
ditentukan, untuk menghindari timbulnya koyakan pada penghamparan.
Jika terjadi segregasi, koyakan maka hentikan penghamparan dan sampai ditemukan
penyebabnya hamparan dilanjutkan.
Amati mekanisme kerja Asphalt Finisher (Paver), jalan sempurna/ baik, penebaran merata.
Tidak diperbolehkan adanya penaburan butiran kasar pada permukaan yang telah dihampar
rapi.
Cek hamparan dengan straight edge (mistar lurus), pada jarak 3,0 meter toleransi masing-
masing 4 mm untuk lapisan aus, 5 mm utk lapisan binder dan 6 mm untuk lapisanPondasi.

12
Pemadatan awal (Breakdown Rolling)
Suhu pemadatan awal antara 125OC-145OC (Aspal Pen), dan 130OC-150OC (Asbuton
Murni atau Modifikasi)
Peralatan pemadatan Penggilas Roda Baja (Steel wheel roller/Tandem Roller).
Roda penggerak saat pemadatan berada didepan.
Kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 4 km/jam.
Sambungan melintang dikerjakan terlebih dahulu dengan membuat sambungan memanjang
sebagai media sepanjang (60-100) cm lebar gilasan 15 cm pada campuran yg belum
dipadatkan, lalu padatkan sambungan melintang dengan lebar area 15 cm yg dipa datkan.
Jumlah Pemadatan sesuai jumlah passing hasil percobaan.

Prosedur Pemadatan ;
Jika lajur berdampingan dengan lajur lain yg telah dihampar padat.
Pemadatan sambungan melintang.
Pemadatan sambungan memanjang.
Pemadatan tepi luar.
Pemadatan pertama Break Down Rolling dimulai dari sisi terendah menuju ke yang lebih
tinggi.
Pemadatan kedua sesuai prosedur
Pemadatan akhir Break Down Rolling.
Jika lajur tidak berdampingan dengan lajur lain.
Pemadatan sambungan melintang.
Pemadatan tepi luar.
Pemadatan pertama Break Down Rolling dimulai dari sisi terendah menuju ke yang lebih
tinggi.
Pemadatan kedua sesuai prosedur
Pemadatan akhir Break Down Rolling.
Pemadatan antara (Intermediate Rolling)
Suhu pemadatan antara 90 C-125 C untuk Aspal Pen dan 95 C-130 C untuk bitumen asbuton
murni atau modifikasi atau sesuai dengan instruksi direksi.
Peralatan pemadatan Penggilas Roda Karet Pneumatic Tire Roller (PTR)

13
Jumlah lintasan (passing) sesuai standar percobaan pemadatan yang disetujui.
Selama proses pemadatan roda alat pemadat dibasahi dengan air yang dicampur sedikit
deterjen, hindari penyiraman yg berlebihan.
Kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 10 km/jam.
Proses pemadatan, harus menerus tidak boleh terputus.
Pemadatan akhir
Suhu pemadatan 90 C-125 C untuk Aspal Pen dan 95 C-130 C untuk bitumen asbuton murni
atau modifikasi.Peralatan pemadatan Penggilas Roda Baja (Steel wheel roller/Tandem
Roller). atau sesuai dengan instruksi direksi
Kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 4 km/jam.
Jumlah lintasan (passing) sesuai standar percobaan pemadatan yang disetujui.
Peralatan yang digunakan :
Aspalt Mixing Plant + Laboratorium
Generator set
Whell Loader
Dump Truck
Aspal Sprayer
Compressor
Tandem Roller
Asphalt Finisher
Pneumatic Tire Roller
Alat pendukung lainnya Materal:
Semen
Agregat
Bahan Anti Pengelupasan

Preservasi Rekonstruksi, Rehabilitasi Jalan


Preservasi Rekonstruksi, Rehabilitasi Jalan terdiri dari :
1. Laston Lapis Aus (AC-WC)
Laston Lapis Aus ( Asphalt Concrete-Wearing Course atau AC-WC),

14
Asphalt Concrete -Wearing Course (AC-WC) merupakan lapisan perkerasan yang terletak
paling atas dan berfungsi sebagai lapisan aus. Walaupun bersifat non struktural, AC-WC
dapat menambah daya tahan perkerasan terhadap penurunan mutu sehingga secara
keseluruhan menambah masa pelayanan dari konstruksi perkerasan. AC-WC mempunyai
tekstur yang paling halus dibandingkan dengan jenis laston lainnya.

5. Persiapan
Pelaksanaan pekerjaan hanya boleh dilakukan pd saat cuaca cerah.
Cek kesiapan lapangan pada Daftar Simak Kesiapan Lapangan
6. Pengangkutan
Pastikan alat pengangkut (D. Truck) menggunakan penutup terpal.
Menerima tiket pengiriman.
7. Cek Kesesuaian
Cocokkan data no kendaraan, catat waktu penerimaan (amati selisih waktu)
Cek suhu diatas Dump Truck (suhu pasokan ke Finisher)130OC-150OC Aspal Pen, dan
135OC-155OC bitumen asbuton murni atau modifikasi.
Amati visual tampilan campuran, apakah rata?
Jika tidak memenuhi ketentuan suhu diatas, campuran ditolak dan buang (4)
Pengendalian Hasil Pekerjaan Tidak Sesuai
Catat HPTS
Lakukan pencatatan setiap ada kejadian yang serupa.
Cek Berulang
Amati apakah kejadian berulang, baik saat itu maupun pada pelak sanaan pekerjaan dihari
yang lain.
Jika berulang, evaluasi penyebab dan lakukan tindakan perbaik an.

15
Loading dan dumping ke Asphalt Finisher (AF)
Pastikan dumping Asphalt Finisher tidak dalam posisi mendorong D.Truck.
Dumping dilakukan tahap demi tahap, pada kondisi D.Truck dan Asfhalt Finisher bergerak
searah dengan kecepatan sama
8. Penghamparan
Pastikan screed dipanaskan sebelum menghampar.
Vibrasi pada tamper dipastikan berjalan baik.
Pemasangan balok kayu atau material lain yg disetujui pada sisi hamparan.
Lakukan penghamparan dengan mendahulukan sisi terendah.
Amati apakah tekstur merata, secara visual memuaskan.
Lakukan pengamatan pada pengukuran suhu campuran yang dihampar (minimal 1x pada
jarak 100 meter).
Pastikan kecepatan penghamparan konstan, harus sesuai dengan standar yang telah
ditentukan, untuk menghindari timbulnya koyakan pada penghamparan.
Jika terjadi segregasi, koyakan maka hentikan penghamparan dan sampai ditemukan
penyebabnya hamparan dilanjutkan.
Amati mekanisme kerja Asphalt Finisher (Paver), jalan sempurna/ baik, penebaran merata.
Tidak diperbolehkan adanya penaburan butiran kasar pada permukaan yang telah dihampar
rapi.
Cek hamparan dengan straight edge (mistar lurus), pada jarak 3,0 meter toleransi masing-
masing 4 mm untuk lapisan aus, 5 mm utk lapisan binder dan 6 mm untuk lapisanPondasi.
Pemadatan awal (Breakdown Rolling)
Suhu pemadatan awal antara 125OC-145OC (Aspal Pen), dan 130OC-150OC (Asbuton
Murni atau Modifikasi)
Peralatan pemadatan Penggilas Roda Baja (Steel wheel roller/Tandem Roller).
Roda penggerak saat pemadatan berada didepan.
Kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 4 km/jam.
Sambungan melintang dikerjakan terlebih dahulu dengan membuat sambungan memanjang
sebagai media sepanjang (60-100) cm lebar gilasan 15 cm pada campuran yg belum
dipadatkan, lalu padatkan sambungan melintang dengan lebar area 15 cm yg dipa datkan.
Jumlah Pemadatan sesuai jumlah passing hasil percobaan.
Prosedur Pemadatan ;
Jika lajur berdampingan dengan lajur lain yg telah dihampar padat.

16
Pemadatan sambungan melintang.
Pemadatan sambungan memanjang.
Pemadatan tepi luar.
Pemadatan pertama Break Down Rolling dimulai dari sisi terendah menuju ke yang lebih
tinggi.
Pemadatan kedua sesuai prosedur (4).
Pemadatan akhir Break Down Rolling.
Jika lajur tidak berdampingan dengan lajur lain.
Pemadatan sambungan melintang.
Pemadatan tepi luar.
Pemadatan pertama Break Down Rolling dimulai dari sisi terendah menuju ke yang lebih
tinggi.
Pemadatan kedua sesuai prosedur (3).
Pemadatan akhir Break Down Rolling.
Pemadatan antara (Intermediate Rolling)
Suhu pemadatan antara 90 C-125 C untuk Aspal Pen dan 95 C-130 C untuk bitumen asbuton
murni atau modifikasi atau sesuai dengan instruksi direksi.
Peralatan pemadatan Penggilas Roda Karet Pneumatic Tire Roller (PTR)
Jumlah lintasan (passing) sesuai standar percobaan pemadatan yang disetujui.
Selama proses pemadatan roda alat pemadat dibasahi dengan air yang dicampur sedikit
deterjen, hindari penyiraman yg berlebihan.
Kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 10 km/jam.
Proses pemadatan, harus menerus tidak boleh terputus.
Pemadatan akhir
Suhu pemadatan 90 C-125 C untuk Aspal Pen dan 95 C-130 C untuk bitumen asbuton murni
atau modifikasi.Peralatan pemadatan Penggilas Roda Baja (Steel wheel roller/Tandem
Roller). atau sesuai dengan instruksi direksi
Kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 4 km/jam.
Jumlah lintasan (passing) sesuai standar percobaan pemadatan yang disetujui.
Peralatan yang digunakan :
Aspalt Mixing Plant + Laboratorium
Generator set

17
Whell Loader
Dump Truck
Aspal Sprayer
Compressor
Tandem Roller
Asphalt Finisher
Pneumatic Tire Roller
Alat pendukung lainnya Materal:
Semen
Agregat
Bahan Anti Pengelupasan

2. Laston Lapis Permukaan Antara (Asphalt Concrete - Binder Course atau AC-BC)
Lapisan ini merupakan lapisan perkerasan yang terletak dibawah lapisan aus (wearing
course) dan di atas lapisan pondasi (base course). Lapisan ini tidak berhubungan langsung
dengan cuaca, tetapi harus mempunyai ketebalan dan kekauan yang cukup untuk
mengurangi tegangan/regangan akibat beban lalu lintas yang akan diteruskan ke lapisan di
bawahnya yaitu base dan sub grade (tanah dasar). Karakteristik yang terpenting pada
campuran ini adalah stabilitas.
Laston Lapis Pondasi (Asphalt Concrete- Base atau AC-Base) Menurut Departemen
Pekerjaan Umum (1983) Laston Atas atau lapisan pondasi atas (AC- Base) merupakan
pondasi perkerasan yang terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan perbandingan
tertentu dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas. Lapisan ini terletak di bawah lapis
pengikat (AC- BC), perkerasan tersebut tidak berhubungan langsung dengan cuaca, tetapi
perlu memiliki stabilitas untuk menahan beban lalu lintas yang disebarkan melalui roda
kendaraan. Lapis Pondasi (AC- Base) berfungsi untuk memberi dukungan lapis permukaan,
mengurangi regangan dan tegangan, menyebarkan dan meneruskan beban konstruksi jalan
di bawahnya (sub grade).

18
3. Laston Lapis Aus Asbuton (AC-WC Asb)
Yang dimaksud dengan Laston Lapis Aus Asbuton (AC-WC Asb) adalah campuran beraspal
hangat dengan asbuton butir antara agregat dengan peremaja dan Asbuton butir, yang
dicampur di Unit Pencampur Aspal (UPA), dihampar dan dipadatkan dalam keadaan hangat
pada temperatur tertentu. Untuk mengeringkan agregat dan memperoleh kekentalan
peremaja yang mencukupi dalam mencampur dan mengerjakannya, maka keduanya
dipanaskan masing-masing pada temperatur tertentu. Jenis asbuton butir yang dapat
digunakan dalam Asbuton Campuran Hangat ini adalah dapat salah satu dari Asbuton butir
tipe 5/20, 15/20, 15/25 atau tipe 20/25.
PELAKSANAAN

1. Penerapan Formula Campuran Kerja dan Toleransi yang Diijinkan


a. Seluruh campuran yang dihampar dalam pekerjaan harus sesuai dengan Formula
Campuran Kerja, dalam batas rentang toleransi yang telah disyaratkan.
b. Setiap hari akan diambil benda uji, baik bahan maupun campurannya atau benda uji
tambahan yang dianggap perlu untuk pemeriksaan keseragaman campuran. Setiap bahan
yang gagal memenuhi batas-batas yang diperoleh dari Formula Campuran Kerja (JMF) dan
toleransi yang diijinkan harus ditolak.
c. Apabila setiap bahan memenuhi batas-batas yang diperoleh dari Formula Campuran Kerja
(JMF) dan toleransi yang diijinkan, tetapi menunjukkan perubahan atau tidak konsisten dan
sangat berarti atau perbedaan yang tidak dapat diterima atau jika sumber setiap bahan
berubah, maka suatu Formula Campuran Kerja baru harus diserahkan dengan cara seperti
yang disebut diatas untuk disetujui, sebelum campuran beraspal hangat dengan asbuton butir
baru dihampar di lapangan.
d. Interpretasi toleransi yang diijinkan
Batas-batas absolute yang ditentukan oleh Formula Campuran Kerja maupun toleransi yang
diijinkan menunjukkan bahwa pekerjaan harus dikerjakan sesuai dalam batas-batas yang
digariskan pada setiap saat. Adanya batas-batas toleransi tidak berarti gradasi pelaksanaan
boleh keluar dari titik-titik kontrol dan memotong daerah larangan (restricted zone).

19
2. Unit Pencampur Aspal (UPA)
a. Umum
Unit Pencampur Aspal yang dapat digunakan adalah pusat pencampuran dengan system
penakaran (batching).UPA harus memiliki kapasitas yang cukup untuk memasok mesin
penghampar secara terus menerus apabila menghampar campuran pada kecepatan normal
dan ketebalan yang dikehendaki. Instalasi ini harus dirancang, dikoordinasi, dan dioperasikan
sedemikian hingga dapat menghasilkan campuran dalam rentang toleransi perbandingan
campuran.UPA harus dipasang pada lokasi yang jauh dari pemukiman sehingga tidak
mengganggu ataupun timbul protes dari penduduk sekitar.
UPA harus dilengkapi dengan silo filler (filler storage) dan alat pemasok asbuton butir yang
dapat menjamin pasokan asbuton ke pugmill atau timbangan filler secara koninu. Kalau salah
satu system rusak atau tidak berfungsi maka instalasi pencampur aspal tidak boleh
dioperasikan.

Tangki aspal / peremaja


Tangki aspal / peremaja harus dilengkapi dengan pemanas yang dapat dikendalikan dengan
efektif dan handal sampai suatu temperatur dalam rentang yang disyaratkan. Pemanasan
harus dilakukan melalui pipa oli atau cara lainnya sehingga api tidak langsung memanasi pipa
pemanas. Sirkulasi aspal harus lancar dan terus menerus selama periode pengoperasian.
Temperatur aspal / peremaja yang disyaratkan di dalam pipa, meteran, ember penimbang,
batang semprot dan tempat-tempat lainnya dari sistem saluran harus dipertahankan dengan
cara isolasi. Bila diperlukan di antara tangki dan alat pencampur dapat ditempatkan “booster”
penguat untuk menaikkan tekanan aspal / peremaja.
Daya tampung tangki penyimpanan minimum adalah 30.000 liter dan paling sedikit harus
disediakan dua tangki yang berkapasitas sama. Tangki-tangki tersebut harus dihubungkan ke
sistem sirkulasi sedemikian rupa agar masing-masing tangki dapat diisolasi secara terpisah
tanpa mengganggu sirkulasi aspal ke alat pencampur.
Pemasokan asbuton butir
Apabila jenis campuran yang akan diproduksi adalah campuran beraspal hangat dengan
menggunakan asbuton butir maka untuk tempat penyimpanan dan pemasokan pada saat
produksi campuran dapat menggunakan tempat penyimpanan bahan pengisi (filler storage
atau silo filler) yang dilengkapi dengan alat pemasoknya (bucket cold elevator screw) dan
timbangan atau tempat khusus yang dilengkapi dengan alat pemasok asbuton butir ke tempat
pencampur (pugmill) seperti jenis ban berjalan (belt conveyor). Kecepatan pasokan asbuton
butir, baik dari tempat penyimpanan bahan pengisi ataupun dari jenis ban berjalan harus
diatur sehingga sesuai dengan proporsi yang diperlukan.
Ruang pencampur (pugmill) harus dilengkapi dengan pintu pemasok asbuton butir dengan
ukuran yang cukup atau dengan memodifikasi sehingga pasokan asbuton butir dapat masuk
ke dalam ruang pencampur tanpa hambatan dan material asbuton harus dapat tersebar
merata pada seluruh campuran sehingga diperoleh kadar campuran asbuton yang tetap

20
(konstan) baik berasal dari silo filler ataupun tempat khusus yang menggunakan suatu jenis
ban berjalan.
3. Pelaksanaan di Lapangan
I. Persiapan
Pekerjaan persiapan antara lain :
a. Pengukuran pengujian permukaan dasar
b. Memeriksa kondisi cuaca yang memungkinkan untuk kelancaran pekerjaan
c. Pemeriksaan peralatan dan tenaga kerja serta kesediaan bahan
d. Penyiapan lapangan (semua kerusakan termasuk ketidakrataan telah diperbaiki, termasuk
lapis peresap ikat atau lapis perekat) minimal untuk 1 hari kerja.
e. Penyiapan data kepadatan lapis campuran, data pengujian campuran, ketebalan lapisan
dan dimensi pekerjaan seluruhnya beserta seluruh berat muatan truk yang telah diselesaikan
pada hari sebelumnya.
II. Pembuatan dan Produksi Campuran
a. Kemajuan pekerjaan
Campuran beraspal hangat dengan asbuton butir tidak boleh diproduksi apabila tidak cukup
tersedia bahan, peralatan, pengangkutan, penghamparan atau pembentukan yang dapat
menjamin kemajuan pekerjaan pada kapasitas rencana per jam.
b. Penyiapan bahan peremaja
Peremaja harus dipanaskan pada temperature rencana 90 ºC sampai 120 ºC didalam suatu
tangki yang dirancang sedemikian rupa sehingga dapat mencegah terjadinya pemanasan
setempat dan mampu mengalirkan aspal ke alat pencampur secara terus menerus pada
temperatur yang merata setiap saat. Pada setiap hari sebelum proses pencampuran dimulai,
minimum harus terdapat 30.000 liter peremaja yang sudah siap untuk dialirkan ke alat
pencampur.
c. Penyiapan agregat
1. Setiap fraksi agregat harus disalurkan ke instalasi pencampur aspal melalui pemasok
penampung dingin yang terpisah. Setiap fraksi agregat tidak boleh berasal dari hasil
pencampuran agregat untuk campuran beraspal hangat dengan asbuton butir harus
dikeringkan dan dipanaskan pada alat pengering sebelum dimasukkan ke dalam alat
pencampur. Nyala api dalam proses pengeringan dan pemanasan harus diatur secara tepat
agar tidak terbentuk selaput jelaga pada agregat dan temperature agregat keluar dari
pengering ± 130 ºC.
2. Apabila butiran fraksi halus lolos saringan No. 200 yang diambil dari hot bin ternyata
mempunyai nilai indeks plastis, maka dust collector harus dioperasikan dengan metoda basah
untuk membuang material ini.

21
3. Agregat saat dicampur dengan aspal harus kering dengan temperatur maksimum sesuai
temperatur peremaja, tetapi tidak lebih rendah 15 ºC di bawah temperatur aspal.
4. Bila diperlukan untuk memenuhi gradasi yang disyaratkan, maka bahan pengisi (filler)
tambahan harus disalurkan ke dalam ruang pencampuran dalam takaran sebagai yang
direncanakan secara merata ditaburkan tepat di atas alat pencampur.
d. Penyiapan asbuton butir
Apabila campuran beraspal hangat dengan asbuton butir yang akan diproduksi menggunakan
asbuton butir maka asbuton butir yang disiapkan harus dalam keadaan kering dan harus
tersimpan di tempat yang terlindung dari cuaca dan air dan memiliki kualitas yang sama atau
1 jenis yang sama sesuai dengan yang telah disetujui dan memenuhi persyaratan. Pada
setiap hari sebelum pencampuran dimulai, asbuton butir harus tersedia dan sudah siap untuk
dialirkan ke alat pencampur minimum cukup untuk produksi 1 hari.
e. Penyiapan pencampuran
1. Agregat kering yang telah disiapkan seperti yang telah dijelaskan diatas, harus dicampur di
instalasi pencampuran dengan proporsi tiap fraksi agregat yang tepat agar memenuhi formula
campuran kerja. Proporsi takaran ini harus ditentukan dengan mencari gradasi dengan cara
penyaringan basah dari contoh yang diambil dari penampung panas (hot bin) sebelum
produksi campuran dimulai dan pada waktu-waktu tertentu, untuk menjamin pengendalian
penakaran. Aspal harus ditimbang atau diukur dan dimasukkan ke dalam alat pencampur
dengan jumlah yang ditetapkan sesuai formula campuran kerja. Apabila digunakan instalasi
pencampur sistem penakaran, seluruh agregat kering harus dicampur terlebih dahulu,
kemudian baru sejumlah aspal yang tepat ditambahkan ke dalam agregat tersebut dan diaduk
dengan waktu sesingkat mungkin yang ditentukan dengan “pengujian derajat penyelimutan
aspal terhadap butiran agregat kasar” untuk menghasilkan campuran yang homogen dan
semua butiran agregat terselimuti aspal dengan merata. Waktu pencampuran total harus
ditetapkan dan diatur dengan perangkat pengendali waktu yang handal. Untuk instalasi
pencampuran system menerus, waktu pencampuran yang dibutuhkan harus ditentukan
dengan “pengujian derajat penyelimutan aspal terhadap butiran agregat kasar” dengan waktu
pencampuran paling lama 60 detik yang ditentukan dengan menyetel bukaan pintu sekat
dalam alat pencampur.
2. Temperatur campuran beraspal hangat dengan asbuton butir saat dikeluarkan dari alat
pencampur harus dalam rentang seperti yang dijelaskan pada table dibawah ini. Tidak ada
campuran beraspal hangat dengan asbuton butir yang diterima dalam pekerjaan apabila
temperatur pencampuran melampaui temperatur yang disyaratkan.

4. Perkerasan Beton Semen Untuk Pembukaan Lalu Lintas Umur Beton Lebih Dari 3
(tiga) Hari Kurang Dari 7 (Tujuh) Hari
Parameter Penting dalam Pelaksanaan Beton Semen1.Kekuatan Beton SemenAda 2
parameter yang dipakai yaitu :•Compressive Strength (K) , yaitu kuat tekan silinder beton 15
cm x 30 cm(20 m3 :1 set sample)•Flexure strength (fx) yaitu kekuatan menahan momen
lentur.(75X75X15 CM3)= 40 –45 kg/cm2•Sebenarnya tidak ada korelasi antara K dengan fx

22
yang ada adalah rumus pendekatan•Dalam spek dipersyaratkan menggunakan fx 45
kg/cm2 yang setara dengan beton K350 –K400•Pengujian dengan memakai AASHTO T 97
Pelaksanaan metoda acuan tetap(fix form)
bahan acuan
- lendutan acuan < 6mm bila sebagai balok biasa dengan panjang 3 m, ( beban seperti
yang sebenarnya)
- kerataan bidang atas acuan < 3 mm, untuk panjang 3 m
- kerataan bidang dalam acuan <6 mm, untuk setiap 3 m
- pemasangan acuan
- acuan dipasang diatas lapisan pondasi yang siap
- acuan dilengkapi pasak , tiap 3 m
- acuan tidak boleh menyimpang > 6 mm dari garisnya
- sisi dalam acuan diberi bahan anti lengket
- acuan dibongkar sekurang kurangnya 8 jam setelah pengecoran
Jenis acuan
• Acuan tetap (fixed form)–Bahan dari baja (tebal 6-8 mm)–Bila menahan beban tidak
mudah melendut–Acuan dipasang pada permukaan pondasi atau perkerasan yang sudah
mempunyai kerataan yang sesuai.–Pengecoran dan pemadatan dilaksanakan diantara
acuan–untuk mencegah kerusakan, acuan dibuka setelah beton mengeras (> 8 jam

Penanganan Drainase, Trotoar, dan Bangunan Pelengkap Jalan


Penanganan Drainase, Trotoar, dan Bangunan Pelengkap Jalan terdiri dari :
1. Saluran Berbentuk U Tipe DS 3
Pada pekerjaan ini tahapan awalnya, galian tanah dilakukan dengan Excavator, kemudian
penentuan dimensi dan titik elevasi dilakukan dengan cara manual, kemudian
dipasang/stel profil untuk acuan pelaksanaan saluran. Acuan dibuat per 6 m,

2. Gorong-Gorong Kotak Beton Bertulang , Ukuran Dalam 100 cm x 100 cm

23
Pada pekerjaan ini tahapan awalnya, galian tanah dilakukan dengan Excavator, kemudian
penentuan dimensi dan titik elevasi dilakukan dengan cara manual, pelaksanaan pengadukan
material dilakukan dengan beton molen yang berkapasitas 350 Liter.
Alat :
a. Beton Mixer
b. Water Tanker
c. Concrete Vibrator
Bahan :
a. Semen
b. Pasir Beton
c. Aggregat
d. Dll
e. Gorong – gorong Kotak Beton Dengan Tulangan
Pada pekerjaan ini tahapan awalnya, galian tanah dilakukan dengan Excavator,
kemudianpenentuan dimensi dan titik elevasi dilakukan dengan cara manual, pelaksanaan
pengadukan material dilakukan dengan beton molen yang berkapasitas 350 Liter.
Alat:
a. Beton Mixer
b. Water Tanker
c, Concrete Vibrator
Bahan :
a. Semen
b. Pasir Beton
c. Aggregat

3. Beton Struktur fc’ 20 MPa


Pada pengecoran beton ini kadar semen, batu pecah dan pasir harus sesuai dengan yang tercantum
dalam spesifikasi. Sebelum dilakukan pengecoran dipastikan pembesian telah selesai dan terikat
dengan benar. Pertama tama semen, batu pecah dan pasir dan ditambah air diaduk dengan
menggunakan Concrete Mixer, kemudian beton setelah homogen kemudian dicor kedalam
bekistingyang telah disiapkan. Penyelesaian dan perapian dikerjakan setelah pekerjaan selesai.

- Pengajuan Kesiapan Kerja :


Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak digunakan
dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan yang disyaratkan Penyedia
Jasa harus mengirimkan rancangan campuran (mix design) untuk masing-masing mutu

24
beton yang akan digunakan sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, lengkap dengan
hasil pengujian bahan dan hasil pengujian percobaan campuran beton di laboratorium
berdasarkan kuat tekan beton untuk umur 7 dan 28 hari, kecuali ditentukan untuk umur-
umur yang lain oleh direksi pekerjaan. Kecuali ditentukan lain rancangan campuran harus
memiliki standar deviasi rencana (S) antara 2,5 MPa sampai 8,5 MPa. Proporsi bahan
dan berat penakaran hasil perhitungan harus memenuhi criteria teknis utama, kecelakaan
(workability), kekuatan (strength), dan keawetan (durability). Untuk jenis pekerjaan beton
yang lain, sifat-sifat mekanik beton selain kuat tekan juga penting untuk diketahui.
Penyedia jasa wajib menyerahkan data tersebut kepada Direksi Pekerjaan.
Campuran Percobaan, Sebelum dilakukan pengecoran, Penyedia Jasa harus membuat
campuran percobaan menggunakan proporsi campuran hasil rancangan campuran serta
bahan yang diusulkan, dengan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan, yang menggunakan
jenis instalasi dan peralatan yang sama seperti yang akan digunakan untuk pekerjaan
(serta sudah memperhitungkan waktu pengangkutan dll). Dalam kondisi beton segar,
adukan beton harus memenuhi syarat kelecakan (nilai slump) yang telah ditentukan.
Pengujian kuat tekan beton umur 7 hari dari hasil campuran percobaan harus mencapai
kekuatan minimum 90 % dari nilai kuat tekan beton rata-rata yang ditargetkan dalam
rancangan campuran beton (mix design) umur 7 hari. Bilamana hasil pengujian beton
berumur 7 hari dari campuran percobaan tidak menghasilkan kuat tekan beton yang
diisyaratkan, maka Penyedia Jasa harus melakukan penyesuaian campuran dan mencari
penyebab ketidak sesuaian tersebut.
Penyedia jasa harus mengirim gambar detil untuk seluruh perancah yang akan
digunakan, dan harus memperoleh persetujuan dari direksi Pekerjaan sebelum setiap
pekerjaan perancah dimulai.
Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam,
sebelum tanggal rencana mulai melakukan pencampuran atau pengecoran setiap jenis
beton

- Penyiapan Tempat Kerja


Penyedia Jasa harus membongkar struktur lama yang akan diganti dengan beton yang
baru atau yang harus dibongkar untuk dapat memungkinkan pelaksanaan pekerjaan
beton yang baru. Pembongkaran tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan syarat yang
disyaratkan.
Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali pondasi atau formasi untuk
pekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan ketentuan, dan agar
membersihkan dan menggaru tempat di sekeliling pekerjaan beton yang cukup luas
sehingga dapat menjamin dicapainya seluruh sudut pekerjaan. Jalan kerja yang stabil
juga harus disediakan jika diperlukan untuk menjamin bahwa seluruh sudut pekerjaan
dapat diperiksa dengan mudah dan aman. kerkuse.id
Seluruh telapak pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus dijaga agar
senatiasa kering dan beton tidak boleh dicor di atas tanah yang berlumpur atau
bersampah atau di dalam air. Atas persetujuan Direksi beton dapat dicor di dalam air
dengan cara dan peralatan khusus untuk menutup kebocoran seperti pada dasar sumuran
atau cofferdam.

25
Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain yang harus
dimasukkan ke dalam beton (seperti pipa atau selongsong) harus sudah dipasang dan
diikat kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.
Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, bahan landasan untuk pekerjaan
beton harus dihampar sesuai dengan ketentuan.
Direksi Pekerjaan akan memeriksa seluruh galian yang disiapkan untuk pondasi sebelum
menyetujui pemasangan acuan atau baja tulangan atau pengecoran beton dan dapat
meminta Penyedia Jasa untuk melaksanakan pengujian penetrasi ke dalaman tanah
keras, pengujian kepadatan atau penyelidikan lainnya untuk memastikan cukup tidaknya
daya dukung dari tanah di bawah pondasi.
Bilamana dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi ketentuan,
Penyedia Jasa dapat diperintahkan untuk mengubah dimensi atau ke dalaman dari
pondasi dan/atau menggali dan mengganti bahan di tempat yang lunak, memadatkan
tanah pondasi atau melakukan tindakan stabilisasi lainnya sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

- Acuan
Acuan dari tanah, bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan, harus dibentuk dari galian,
dan sisi-sisi samping serta dasarnya harus dipangkas secara manual sesuai dimensi yang
diperlukan. Seluruh kotoran tanah yang lepas harus dibuang sebelum pengecoran beton.
Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan yang kedap
dan kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran, pemadatan
dan perawatan. kerkuse.id
Kayu yang tidak diserut permukaannya dapat digunakan untuk permukaan akhir struktur
yang tidak terekspos, tetapi kayu yang diserut dengan tebal yang merata harus digunakan
untuk permukaan beton yang terekspos. Seluruh sudut-sudut tajam Acuan harus
dibulatkan.
Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton.

- Pengecoran
Penyedia Jasa harus memberitahukan Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24
jam sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran beton bilamana
pengecoran beton telah ditunda lebih dari 24 jam. Pemberitahuan harus meliputi lokasi,
kondisi pekerjaan, mutu beton dan tanggal serta waktu pencampuran beton.
Direksi Pekerjaan akan memberi tanda terima atas pemberitahuan tersebut dan akan
memeriksa acuan, dan tulangan dan dapat mengeluarkan persetujuan tertulis maupun
tidak untuk memulai pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan. Penyedia Jasa
tidak boleh melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis dari Direksi
Pekerjaan.
Tidak bertentangan dengan diterbitkannya suatu persetujuan untuk memulai pengecoran,
pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bilamana Direksi Pekerjaan atau wakilnya
tidak hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran dan pengecoran secara
keseluruhan.
Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi
minyak di sisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bilamana beton tidak dicor sampai
posisi akhir dalam cetakan dalam waktu 1 jam setelah pencampuran, atau dalam waktu

26
yang lebih pendek sebagaimana yang dapat diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
berdasarkan pengamatan karakteristik waktu pengerasan (setting time) semen yang
digunakan, kecuali diberikan bahan tambahan (aditif) untuk memperlambat proses
pengerasan (retarder) yang disetujui oleh Direksi.
Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan
konstruksi (construction joint) yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan
selesai.
Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan
halus dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan yang
dapat dicapai pada posisi akhir beton untuk mencegah pengaliran yang tidak boleh
melampaui satu meter dari tempat awal pengecoran.
Bilamana beton dicor ke dalam acuan struktur yang memiliki bentuk yang rumit dan
penulangan yang rapat, maka beton harus dicor dalam lapisan-lapisan horisontal dengan
tebal tidak melampuai 15 cm. Untuk dinding beton, tinggi pengecoran dapat 30 cm
menerus sepanjang seluruh keliling struktur.
Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam cetakan dengan ketinggian lebih dari 150 cm.
Beton tidak boleh dicor langsung dalam air.
Bilamana beton dicor di dalam air dan pemompaan tidak dapat dilakukan dalam waktu 48
jam setelah pengecoran, maka beton harus dicor dengan metode Tremi atau metode
drop-bottom-bucket, dimana bentuk dan jenis yang khusus digunakan untuk tujuan ini
harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan. Tremi harus kedap air dan
mempunyai ukuran yang cukup sehingga memungkinkan pengaliran beton. Tremi harus
selalu diisi penuh selama pengecoran.
Bilamana aliran beton terhambat maka Tremi harus ditarik sedikit dan diisi penuh terlebih
dahulu sebelum pengecoran dilanjutkan. Baik Tremi atau Drop-Bottom-Bucket harus
mengalirkan campuran beton di bawah permukaan beton yang telah dicor sebelumnya.
Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga campuran beton
yang telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu dengan campuran beton yang
baru.
Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton yang akan dicor, harus
terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas dan rapuh dan telah
disiram dengan air hingga jenuh. Sesaat sebelum pengecoran beton baru ini, bidang-
bidang kontak beton lama harus disapu dengan adukan semen dengan campuran yang
sesuai dengan betonnya.
Air tidak boleh dialirkan di atas atau dinaikkan ke permukaan pekerjaan beton dalam
waktu 24 jam setelah pengecoran.

- Sambungan Konstruksi (Construction Joint)

Jadwal pengecoran beton yang berkaitan harus disiapkan untuk setiap jenis struktur yang
diusulkan dan Direksi Pekerjaan harus menyetujui lokasi sambungan konstruksi pada
jadwal tersebut, atau sambungan konstruksi tersebut harus diletakkan seperti yang
ditunjukkan pada Gambar. Sambungan konstruksi tidak boleh ditempatkan pada
pertemuan elemen-elemen struktur terkecuali disyaratkan demikian.
Sambungan konstruksi pada tembok sayap harus dihindari. Semua sambungan
konstruksi harus tegak lurus terhadap sumbu memanjang dan pada umumnya harus
diletakkan pada titik dengan gaya geser minimum.

27
Bilamana sambungan vertikal diperlukan, baja tulangan harus menerus melewati
sambungan sedemikian rupa sehingga membuat struktur tetap monolit.
Lidah alur harus disediakan pada sambungan konstruksi dengan ke dalaman paling
sedikit 4 cm untuk dinding, pelat dan antara telapak pondasi dan dinding. Untuk pelat
yang terletak di atas permukaan, sambungan konstruksi harus diletakkan sedemikian
sehingga pelat-pelat mempunyai luas tidak melampaui 40 m2 , dengan dimensi yang lebih
besar tidak melampaui 1,2 kali dimensi yang lebih kecil.
Penyedia Jasa harus menyediakan pekerja dan bahan tambahan sebagaimana yang
diperlukan untuk membuat sambungan konstruksi tambahan bilamana pekerjaan terpaksa
mendadak harus dihentikan akibat hujan atau terhentinya pemasokan beton atau
penghentian pekerjaan oleh Direksi Pekerjaan.
Atas persetujuan Direksi Pekerjaan, bahan tambahan (aditif) dapat digunakan untuk
pelekatan pada sambungan konstruksi, cara pengerjaannya harus sesuai dengan
petunjuk pabrik pembuatnya.
Pada air asin atau mengandung garam, sambungan konstruksi tidak diperkenankan pada
tempat-tempat 75 cm di bawah muka air terendah atau 75 cm di atas muka air tertinggi
kecuali ditentukan lain dalam Gambar.

Pemadatan

Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari luar yang telah
disetujui. Bilamana diperlukan, dan bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan,
penggetaran harus disertai penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk
menjamin pemadatan yang tepat dan memadai. Penggetar tidak boleh digunakan untuk
memindahkan campuran beton dari satu titik ke titik lain di dalam cetakan.
Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk menentukan bahwa
semua sudut dan di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar diisi tanpa pemindahan
kerangka penulangan, dan setiap rongga udara dan gelembung udara terisi.
Penggetar harus dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan pemadatan
yang diperlukan tanpa menyebabkan terjadinya segregasi pada agregat.
Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5000
putaran per menit dengan berat efektif 0,25 kg, dan boleh diletakkan di atas acuan supaya
dapat menghasilkan getaran yang merata.
Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis pulsating (berdenyut)
dan harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5000 putaran per menit apabila
digunakan pada beton yang mempunyai slump 2,5 cm atau kurang, dengan radius daerah
penggetaran tidak kurang dari 45 cm.
Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan ke dalam beton basah
secara vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi sampai ke dasar beton
yang baru dicor, dan menghasilkan kepadatan pada seluruh kedalaman pada bagian
tersebut. Alat penggetar kemudian harus ditarik pelan-pelan dan dimasukkan kembali
pada posisi lain tidak lebih dari 45 cm jaraknya. Alat penggetar tidak boleh berada pada
suatu titik lebih dari 30 detik, juga tidak boleh digunakan untuk memindah campuran beton
ke lokasi lain, serta tidak boleh menyentuh tulangan beton.
Pembongkaran Acuan
Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertical, dinding, kolom yang tipis dan struktur
yang sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Cetakan yang ditopang oleh

28
perancah dibawah pelat, balok, gelegar, atau struktur busur, tidak boleh dibongkar hingga
pengujian menunjukkan bahwa paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan beton telah
dicapai.
Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang digunakan untuk pekerjaan
ornament, sandaran (railing), dinding pemisah (prapet), dan permukaan vertical yang
terekspos harus dibongkar dalam waktu paling sedikit 9 jam setelah pengecoran dan tidak
lebih dari 30 jam, tergantung pada keadaan cuaca.

Perawatan
Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan dini, temperature
yang terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton harus dijaga agar kehilangan kadar air
yang terjadi seminimal mungkin dan diperoleh temperature yang relative tetap dalam watu
yang ditentukan untuk menjamin hidrasi yang sebagaimana mestinya pada semen dan
pengerasan beton.
Beton harus dirawat, sesegera mungkin setelah beton mulai mengeras, dengan
menyelimutinya dengan bahan yang dapat menyerap air. Lembaran bahan penyerap air
ini yang harus dibuat jenuh dalam waktu paling sedikit 3 hari. Semua bahan perawat atau
lembaran bahan penyerap air harus dibebani atau diikat kebawah untuk mencegah
permukaan yang terekspos dari aliran udara.
Bilamana digunakan acuan kayu, acuan tersebut harus dipertahankan basah pada setiap
saat sampai dibongkar, utuk mencegah terbukanya sambungan-sambungan dan
pengeringan beton. Lalu lintas tidak boleh diperkenankan melewati permukaan beton
dalam 7 hari setelah beton dicor atau setelah beton mencapai kekuatan minimum yang
diisyaratkan.
Lantai beton sebagai lapis aus harus dirawat setelah permukaanya mulai mengeras
dengan cara ditutup oleh lapisan pasir lembab setebal 5 cm paling sedikit selama 21 hari
atau beton mencapai kekuatan minimum yang disyaratkan.
Beton yang dibuat dengan semen mempunyai sifat kekuatan awal yang tinggi atau beton
yang dibuat dengan semen biasa yang ditambah bahan tambahan (aditif) harus dibasahi
sampai kekuatannya mencapai 70 % dari kekuatan rancangan beton berumur 28 hari atau
setelah beton mencapai kekuatan minimum yang disyaratkan.

Pengendalian Mutu dilapangan

Penerimaan Bahan
Bahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambahan bila diperlukan) harus
diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan mengecek/memeriksa bukti tertulis
yang menunjukan bahwa bahan-bahan tersebut telah sesuai dengan ketentuan
persyaratan bahan pada Pasal 7.1.2
Apabila bahan-bahan yang dibutuhkan jumlahnya cukup banyak dengan pengiriman yang
terus menerus, maka dengan perintah Direksi Pekerjaan, untuk agregat kasar dan
agregat halus Penyedia Jasa harus melakukan pengujian bahan secara berkala selama
pelaksanaan dengan interval maksimum 1000 m3 untuk gradasi dan 5000 m3 untuk
abrasi, sedangkan untuk bahan semen dengan interval setiap maksimum pengiriman 300
ton. Tetapi apabila menurut Direksi Pekerjaan terdapat indikasi perubahan mutu atau sifat
bahan yang akan digunakan, maka Penyedia Jasa harus segera melakukan pengujian
bahan kembali sebelum bahan tersebut digunakan.

29
Pengujian untuk kelecakkan
Satu pengujian ‘’slump’’ atau lebih sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan, harus dilaksanakan pada setiap adukan beton yang dihasilkan dan dilakukan
sesat sebelum pengecoran, dan pengujian harus dianggap belum dikerjakan terkecuali
disaksikan oleh Direksi Pekerjaan. Campuran beton yang tidak memenuhi ketentuan
kelecakkan seperti yang diusulkan tidak boleh digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila
Direksi Pekerjaan dalam beberapa hal menyetujui penggunaannya secara terbatas dan
secara teknis mutu beton tetap bias dijaga.
Kelecakkan dan tekstur campuran harus sedemikian rupa sehingga udara atau
gelembung air, dan sedemikian rupa sehingga pada saat pembongkaran acuan diperoleh
permukaan yang rata, halus dan padat.

Pengujian Kuat tekan


Penyedia Jasa harus mendapatkan sejumlah hasil pengujian kuat tekan benda uji beton
dari pekerjaan beton yang dilaksanakan. Setiap hasil adalah nilai rata-rata dari dua nilai
kuat tekan benda uji dalam satu set benda uji (1 set = 3buah benda uji) yang selisih nilai
antara keduanya ≤ 5% untuk satu umur, untuk setiap kuat tekan beton dan untuk setiap
jenis komponen struktur yang dicor terisah pada tiap hari pengecoran.
Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa harus menyediakan benda
uji beton berupa selinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm atau kubus 150 x
150 x 150 mm, dan harus dirawat sesuai dengan SNI 03-4810-1998. Benda uji tersebut
harus dicetak bersamaan dan diambil dari beton yang akan dicorkan, dan kemudian
dirawat sesuai dengan perawatan yang dilakukan di laboratorium.
Untuk keperluan evaluasi mutu sebagai dasar pembayaran harus menggunakan data
hasil uji kuat tekan beton sesuai dengan umur yang ditetapkan dalam kontrak. Hasil-hasil
pengujian pada umur yang selain dari yang ditetapkan dalam kontrak hanya boleh
digunakan untuk keperluan selain dari tujuan evaluasi mutu beton sebagai dasar
pembayaran. Nilai-nilai perbandingan kekuatan yang digunakan untuk keperluan ini harus
sesuai dengan grafik perkembangan kuat tekan campuran sebagai fungsi waktu.
Untuk pencampuran manual, maka pada pekerjaan beton dengan jumlah masing-masing
mutu beton ≤ 60 m3 harus di peroleh satu hasil uji untuk setiap maksimum 5 m3 beton
dengan minimum satu hasil uji tiap hasil uji tiap hari. Dalam segala hal jumlah hasil
pengujian tidak boleh kurang dari empat hasil untuk masing-masing umur. Apabila
pekerjaan beton mencapai jumlah > 60 m3 , maka untuk setiap maksimum 10 m3 beton
berikutnya setelah jumlah 60 m3 tercapai harus diperoleh satu hasil uji.
Untuk pengecoran hasil produksi ready mix, maka pada pekerjaan beton dengan jumlah
masing-masing mutu ≤ 60 m3 harus diperoleh satu hasil uji untuk setiap maksimal 15 m3
beton secara acak, dengan minimum satu hasil uji tiap hari. Dalam segala hal jumlah hasil
pengujian tidak boleh kurang dari empat. Apabila pekerjaan beton mencapai jumlah > 60
m3 , maka untuk setiap maksimum 20 m3 beton berikutnya setelah jumlah 60 m3 tercapai
harus diperoleh satu hasil uji.

4. Penyediaan Baja Struktur Grade 250 (Kuat Leleh 250 MPa)


Pemotongan baja akan dilakukan sesuai Bar Schedule yang telah dibuat dan disetujui,pekerjaan
pemotongan besi dilakukan di workshop dengan menggunakan alat potong listrik (Bar Cutter) untuk

30
mempercepat pelaksanaan dan untuk mendapat hasil potongan lebih baik, pembengkokan tulangan
dilakukan dengan mesin pembengkok ( Bar Bender ).Pemasangan baja tulangan dilokasi yang akan
dicor akan dilakukan oleh tenaga yang terampil. Ikatan antar besi tulangan akan digunakan kawat baja
sesuai spesifikasi, dan diikat kuat agar tidak terjadi pergeseran pada saat pengecoran, untuk
mendapatkan jarak antar tulangan yang sesuai dengan gambar rencana.Untuk menjaga ketebalan
selimut beton maka akan dipakai beton decking dengan mutu yang sama dengan beton yang dicor.
Sambungan lewatan (overlap) akan dibuat sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan yang ada.

Preservasi Jembatan
Preservasi Jembatan terdiri dari :
1. Penggantian dan Perbaikan Sambungan Siar Muai Tipe Asphaltic Plug
Bahan sambungan siar muai type Aspaltic Plug, terdiri dari rubberised bitumen binder, single size
agregat, dan plat baja. Bitumen binder merupakan camopuran dari bitumen, polymer, filler dan surface
active agent. Agregat merupakan single size yang mempunyai kekerasan setara dengan bassalt,
gritstone, gabbro atau kelompok granit. Batuan yang digunakan harus bersih, berbentuk kubus (cubical)
dengan ukuran antara 14 - 20 mm dan tahan terhadap temperatur sampai 150 derajat celcius. Plat baja
yang digunakan sebagai dasar sambungan siar muai jenis ini harus dapat menahan dampak pemuaian
akibat panas yang ditimbulkan oleh bitumen binder pada saat pelaksanaan dan mempunyai tebal dan
lebar yang sesuai dengan ukuran celah sambungan.

PELAKSANAAN
a. Pemotongan Lapisan Aspal dan Pembongkaran
Garis terlebih dahulu aspal yang akan dipotong dengan menggunakan kapur. Pemotongan dilakukan
dengan menggunakan alat Cutter Concrate yang memiliki mata pisau yang sangat tajam. Pelaksanaan
pemotongan dan pembongkaran lapisan aspal harus dilakukan minimal selebar design yang telah
direncanakan. Pembongkaran dapat dilakukan dengan menggunakan alat Jack Hammer.
Setelah dilaksanakan pemotongan dan pembongkaran bagian tersebut harus dibersihkan dari kotoran
dan sisa-sisa aspal. Pembersihan dilakukan dari debu dan kotoran-kotoran dimaksudkan agar aspal

31
bitumen dapat menempel pada sisi-sisi lapis permukaan lama sehingga membuat ikatan atara aspal
lama dengan aspal baru menjadi sangat kuat dan juga lentur sehingga dapat menerima beban yang
bekerja secara bersamaan.
b. Pemasangan Tali dan Plat Baja
Setelah sambungan yang dibongkar dalam kondisi siap, maka pada bagian celah dalam 30 mm dari
bagian dasar dimasukkan tali tambang. Lapisi seluruh sisi yang dibongkar dengan menggunakn aspal
bitumen yang berfungsi sebagai pengikat antara bagian aspal lama dengan aspal baru. Pasangkan
baja dalam kondisi datar tidak ada beda tinggi antara sisi-sisinya ini dimaksudkan agar pada saat
menerima beban dari atas plat baja tidak bergerak yang menyebabkan siar muai retak.
c. Pemasangan Agregat
Agregat sebelum digelar harus dipanaskan terlebh dahulu sampai suhu 200 derajat dengan alat
pemanas tertentu (indirect heating) dimana suhu dapat terkontrol dengan baik dan dapat menghasilkan
panas yang merata pada seluruh agregat. Penghamparan lapis pertama setebal 40 mm yang kemudian
dicor dengan aspal karet yang sudah dipanaskan dengan cara indirect heating sampai suhu 200
derajat agar aspal karet tersebut dapat berpenetrasi kedalam semua rongga antar agregat.
Proses ini diulangi untuk ketebalan selanjutnya, sampai elevasi yang ditentukan. Setelah
penghamparan agregat selesai selanjutnya dipadatkan dengan menggunakan alat compector sampai
agregat saling mengunci dan padat.
d. Penghamparan aspal bitumen
Setelah semua agregat padan selanjutnya cor kembali dengan aspal bitumen yang berfungsi sebagai
waterproofing agar air tidak masuk kedalam bagian agregat.

2. Beton Struktur fc’ 35

beton ini biasanya digunakan untuk Pekerjaan jalan dan Jembatan, Digunakan untuk lantai
kerja pada jembatan / box culvert dan juga pada struktur pada seksion tertentu yang
membutuhkan penanganan menggunakan Beton.
Pengajuan Kesiapan Kerja :
Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang hendak digunakan
dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat bahan yang disyaratkan dalam pasal
7.1.2 dari spesifikasi.
Penyedia Jasa harus mengirimkan rancangan campuran (mix design) untuk masing-masing
mutu beton yang akan digunakan sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, lengkap dengan
hasil pengujian bahan dan hasil pengujian percobaan campuran beton di laboratorium
berdasarkan kuat tekan beton untuk umur 7 dan 28 hari, kecuali ditentukan untuk umur-umur
yang lain oleh direksi pekerjaan. Kecuali ditentukan lain rancangan campuran harus memiliki
standar deviasi rencana (S) antara 2,5 MPa sampai 8,5 MPa. Proporsi bahan dan berat
penakaran hasil perhitungan harus memenuhi criteria teknis utama, kecelakaan (workability),
kekuatan (strength), dan keawetan (durability). Untuk jenis pekerjaan beton yang lain, sifat-
sifat mekanik beton selain kuat tekan juga penting untuk diketahui. Penyedia jasa wajib
menyerahkan data tersebut kepada Direksi Pekerjaan.
Campuran Percobaan, Sebelum dilakukan pengecoran, Penyedia Jasa harus membuat
campuran percobaan menggunakan proporsi campuran hasil rancangan campuran serta
bahan yang diusulkan, dengan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan, yang menggunakan jenis
instalasi dan peralatan yang sama seperti yang akan digunakan untuk pekerjaan (serta
sudah memperhitungkan waktu pengangkutan dll). Dalam kondisi beton segar, adukan beton
harus memenuhi syarat kelecakan (nilai slump) yang telah ditentukan. Pengujian kuat tekan
beton umur 7 hari dari hasil campuran percobaan harus mencapai kekuatan minimum 90 %
dari nilai kuat tekan beton rata-rata yang ditargetkan dalam rancangan campuran beton (mix
design) umur 7 hari. Bilamana hasil pengujian beton berumur 7 hari dari campuran

32
percobaan tidak menghasilkan kuat tekan beton yang diisyaratkan, maka Penyedia Jasa
harus melakukan penyesuaian campuran dan mencari penyebab ketidak sesuaian tersebut.
Penyedia jasa harus mengirim gambar detil untuk seluruh perancah yang akan digunakan,
dan harus memperoleh persetujuan dari direksi Pekerjaan sebelum setiap pekerjaan
perancah dimulai.
Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam,
sebelum tanggal rencana mulai melakukan pencampuran atau pengecoran setiap jenis
beton, seperti yang diisyaratkan

Penyiapan Tempat Kerja


Penyedia Jasa harus membongkar struktur lama yang akan diganti dengan beton yang baru
atau yang harus dibongkar untuk dapat memungkinkan pelaksanaan pekerjaan beton yang
baru. Pembongkaran tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan syarat yang disyaratkan.
Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali pondasi atau formasi untuk
pekerjaan beton sesuai dengan garis yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana
yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan ketentuan, dan agar
membersihkan dan menggaru tempat di sekeliling pekerjaan beton yang cukup luas
sehingga dapat menjamin dicapainya seluruh sudut pekerjaan. Jalan kerja yang stabil juga
harus disediakan jika diperlukan untuk menjamin bahwa seluruh sudut pekerjaan dapat
diperiksa dengan mudah dan aman. kerkuse.id
Seluruh telapak pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton harus dijaga agar
senatiasa kering dan beton tidak boleh dicor di atas tanah yang berlumpur atau bersampah
atau di dalam air. Atas persetujuan Direksi beton dapat dicor di dalam air dengan cara dan
peralatan khusus untuk menutup kebocoran seperti pada dasar sumuran atau cofferdam.
Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan benda lain yang harus
dimasukkan ke dalam beton (seperti pipa atau selongsong) harus sudah dipasang dan diikat
kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran.
Bila disyaratkan atau diperlukan oleh Direksi Pekerjaan, bahan landasan untuk pekerjaan
beton harus dihampar sesuai dengan ketentuan.
Direksi Pekerjaan akan memeriksa seluruh galian yang disiapkan untuk pondasi sebelum
menyetujui pemasangan acuan atau baja tulangan atau pengecoran beton dan dapat
meminta Penyedia Jasa untuk melaksanakan pengujian penetrasi ke dalaman tanah keras,
pengujian kepadatan atau penyelidikan lainnya untuk memastikan cukup tidaknya daya
dukung dari tanah di bawah pondasi.
Bilamana dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak memenuhi ketentuan, Penyedia
Jasa dapat diperintahkan untuk mengubah dimensi atau ke dalaman dari pondasi dan/atau
menggali dan mengganti bahan di tempat yang lunak, memadatkan tanah pondasi atau
melakukan tindakan stabilisasi lainnya sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan.

Acuan
Acuan dari tanah, bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan, harus dibentuk dari galian, dan
sisi-sisi samping serta dasarnya harus dipangkas secara manual sesuai dimensi yang
diperlukan. Seluruh kotoran tanah yang lepas harus dibuang sebelum pengecoran beton.
Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan dari adukan yang kedap
dan kaku untuk mempertahankan posisi yang diperlukan selama pengecoran, pemadatan
dan perawatan. kerkuse.id

33
Kayu yang tidak diserut permukaannya dapat digunakan untuk permukaan akhir struktur
yang tidak terekspos, tetapi kayu yang diserut dengan tebal yang merata harus digunakan
untuk permukaan beton yang terekspos. Seluruh sudut-sudut tajam Acuan harus dibulatkan.
Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa merusak beton.

- Pengecoran
Penyedia Jasa harus memberitahukan Direksi Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam
sebelum memulai pengecoran beton, atau meneruskan pengecoran beton bilamana
pengecoran beton telah ditunda lebih dari 24 jam. Pemberitahuan harus meliputi lokasi,
kondisi pekerjaan, mutu beton dan tanggal serta waktu pencampuran beton.
Direksi Pekerjaan akan memberi tanda terima atas pemberitahuan tersebut dan akan
memeriksa acuan, dan tulangan dan dapat mengeluarkan persetujuan tertulis maupun tidak
untuk memulai pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan. Penyedia Jasa tidak
boleh melaksanakan pengecoran beton tanpa persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan.
Tidak bertentangan dengan diterbitkannya suatu persetujuan untuk memulai pengecoran,
pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bilamana Direksi Pekerjaan atau wakilnya tidak
hadir untuk menyaksikan operasi pencampuran dan pengecoran secara keseluruhan.
Segera sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi
minyak di sisi dalamnya dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bilamana beton tidak dicor sampai posisi
akhir dalam cetakan dalam waktu 1 jam setelah pencampuran, atau dalam waktu yang lebih
pendek sebagaimana yang dapat diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan berdasarkan
pengamatan karakteristik waktu pengerasan (setting time) semen yang digunakan, kecuali
diberikan bahan tambahan (aditif) untuk memperlambat proses pengerasan (retarder) yang
disetujui oleh Direksi.
Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan konstruksi
(construction joint) yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai.
Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus
dari campuran. Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan yang dapat
dicapai pada posisi akhir beton untuk mencegah pengaliran yang tidak boleh melampaui satu
meter dari tempat awal pengecoran.
Bilamana beton dicor ke dalam acuan struktur yang memiliki bentuk yang rumit dan
penulangan yang rapat, maka beton harus dicor dalam lapisan-lapisan horisontal dengan
tebal tidak melampuai 15 cm. Untuk dinding beton, tinggi pengecoran dapat 30 cm menerus
sepanjang seluruh keliling struktur.
Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam cetakan dengan ketinggian lebih dari 150 cm. Beton
tidak boleh dicor langsung dalam air.
Bilamana beton dicor di dalam air dan pemompaan tidak dapat dilakukan dalam waktu 48
jam setelah pengecoran, maka beton harus dicor dengan metode Tremi atau metode drop-
bottom-bucket, dimana bentuk dan jenis yang khusus digunakan untuk tujuan ini harus
disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan. Tremi harus kedap air dan mempunyai
ukuran yang cukup sehingga memungkinkan pengaliran beton. Tremi harus selalu diisi
penuh selama pengecoran.
Bilamana aliran beton terhambat maka Tremi harus ditarik sedikit dan diisi penuh terlebih
dahulu sebelum pengecoran dilanjutkan. Baik Tremi atau Drop-Bottom-Bucket harus
mengalirkan campuran beton di bawah permukaan beton yang telah dicor sebelumnya.

34
Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa hingga campuran beton yang
telah dicor masih plastis sehingga dapat menyatu dengan campuran beton yang baru.
Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton yang akan dicor, harus
terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas dan rapuh dan telah
disiram dengan air hingga jenuh. Sesaat sebelum pengecoran beton baru ini, bidang-bidang
kontak beton lama harus disapu dengan adukan semen dengan campuran yang sesuai
dengan betonnya.
Air tidak boleh dialirkan di atas atau dinaikkan ke permukaan pekerjaan beton dalam waktu
24 jam setelah pengecoran.
Sambungan Konstruksi (Construction Joint)
Jadwal pengecoran beton yang berkaitan harus disiapkan untuk setiap jenis struktur yang
diusulkan dan Direksi Pekerjaan harus menyetujui lokasi sambungan konstruksi pada jadwal
tersebut, atau sambungan konstruksi tersebut harus diletakkan seperti yang ditunjukkan
pada Gambar. Sambungan konstruksi tidak boleh ditempatkan pada pertemuan elemen-
elemen struktur terkecuali disyaratkan demikian.
Sambungan konstruksi pada tembok sayap harus dihindari. Semua sambungan konstruksi
harus tegak lurus terhadap sumbu memanjang dan pada umumnya harus diletakkan pada
titik dengan gaya geser minimum.
Bilamana sambungan vertikal diperlukan, baja tulangan harus menerus melewati sambungan
sedemikian rupa sehingga membuat struktur tetap monolit.
Lidah alur harus disediakan pada sambungan konstruksi dengan ke dalaman paling sedikit 4
cm untuk dinding, pelat dan antara telapak pondasi dan dinding. Untuk pelat yang terletak di
atas permukaan, sambungan konstruksi harus diletakkan sedemikian sehingga pelat-pelat
mempunyai luas tidak melampaui 40 m2 , dengan dimensi yang lebih besar tidak melampaui
1,2 kali dimensi yang lebih kecil.
Penyedia Jasa harus menyediakan pekerja dan bahan tambahan sebagaimana yang
diperlukan untuk membuat sambungan konstruksi tambahan bilamana pekerjaan terpaksa
mendadak harus dihentikan akibat hujan atau terhentinya pemasokan beton atau
penghentian pekerjaan oleh Direksi Pekerjaan.
Atas persetujuan Direksi Pekerjaan, bahan tambahan (aditif) dapat digunakan untuk
pelekatan pada sambungan konstruksi, cara pengerjaannya harus sesuai dengan petunjuk
pabrik pembuatnya.
Pada air asin atau mengandung garam, sambungan konstruksi tidak diperkenankan pada
tempat-tempat 75 cm di bawah muka air terendah atau 75 cm di atas muka air tertinggi
kecuali ditentukan lain dalam Gambar.

- Pemadatan

Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari luar yang telah
disetujui. Bilamana diperlukan, dan bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan, penggetaran
harus disertai penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin
pemadatan yang tepat dan memadai. Penggetar tidak boleh digunakan untuk memindahkan
campuran beton dari satu titik ke titik lain di dalam cetakan.
Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk menentukan bahwa semua
sudut dan di antara dan sekitar besi tulangan benar-benar diisi tanpa pemindahan kerangka
penulangan, dan setiap rongga udara dan gelembung udara terisi.

35
Penggetar harus dibatasi waktu penggunaannya, sehingga menghasilkan pemadatan yang
diperlukan tanpa menyebabkan terjadinya segregasi pada agregat.
Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5000
putaran per menit dengan berat efektif 0,25 kg, dan boleh diletakkan di atas acuan supaya
dapat menghasilkan getaran yang merata.
Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis pulsating (berdenyut)
dan harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5000 putaran per menit apabila
digunakan pada beton yang mempunyai slump 2,5 cm atau kurang, dengan radius daerah
penggetaran tidak kurang dari 45 cm.
Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan ke dalam beton basah secara
vertikal sedemikian hingga dapat melakukan penetrasi sampai ke dasar beton yang baru
dicor, dan menghasilkan kepadatan pada seluruh kedalaman pada bagian tersebut. Alat
penggetar kemudian harus ditarik pelan-pelan dan dimasukkan kembali pada posisi lain tidak
lebih dari 45 cm jaraknya. Alat penggetar tidak boleh berada pada suatu titik lebih dari 30
detik, juga tidak boleh digunakan untuk memindah campuran beton ke lokasi lain, serta tidak
boleh menyentuh tulangan beton.
Pembongkaran Acuan
Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertical, dinding, kolom yang tipis dan struktur yang
sejenis lebih awal 30 jam setelah pengecoran beton. Cetakan yang ditopang oleh perancah
dibawah pelat, balok, gelegar, atau struktur busur, tidak boleh dibongkar hingga pengujian
menunjukkan bahwa paling sedikit 85 % dari kekuatan rancangan beton telah dicapai.
Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang digunakan untuk pekerjaan ornament,
sandaran (railing), dinding pemisah (prapet), dan permukaan vertical yang terekspos harus
dibongkar dalam waktu paling sedikit 9 jam setelah pengecoran dan tidak lebih dari 30 jam,
tergantung pada keadaan cuaca.

- Perawatan
Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan dini, temperature yang
terlalu panas, dan gangguan mekanis. Beton harus dijaga agar kehilangan kadar air yang
terjadi seminimal mungkin dan diperoleh temperature yang relative tetap dalam watu yang
ditentukan untuk menjamin hidrasi yang sebagaimana mestinya pada semen dan
pengerasan beton.
Beton harus dirawat, sesegera mungkin setelah beton mulai mengeras, dengan
menyelimutinya dengan bahan yang dapat menyerap air. Lembaran bahan penyerap air ini
yang harus dibuat jenuh dalam waktu paling sedikit 3 hari. Semua bahan perawat atau
lembaran bahan penyerap air harus dibebani atau diikat kebawah untuk mencegah
permukaan yang terekspos dari aliran udara.
Bilamana digunakan acuan kayu, acuan tersebut harus dipertahankan basah pada setiap
saat sampai dibongkar, utuk mencegah terbukanya sambungan-sambungan dan
pengeringan beton. Lalu lintas tidak boleh diperkenankan melewati permukaan beton dalam
7 hari setelah beton dicor atau setelah beton mencapai kekuatan minimum yang
diisyaratkan.
Lantai beton sebagai lapis aus harus dirawat setelah permukaanya mulai mengeras dengan
cara ditutup oleh lapisan pasir lembab setebal 5 cm paling sedikit selama 21 hari atau beton
mencapai kekuatan minimum yang disyaratkan.

36
Beton yang dibuat dengan semen mempunyai sifat kekuatan awal yang tinggi atau beton
yang dibuat dengan semen biasa yang ditambah bahan tambahan (aditif) harus dibasahi
sampai kekuatannya mencapai 70 % dari kekuatan rancangan beton berumur 28 hari atau
setelah beton mencapai kekuatan minimum yang disyaratkan.

- Pengendalian Mutu dilapangan


Bahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambahan bila diperlukan) harus
diperiksa oleh pengawas penerimaan bahan dengan mengecek/memeriksa bukti tertulis
yang menunjukan bahwa bahan-bahan tersebut telah sesuai dengan ketentuan persyaratan
bahan pada Pasal 7.1.2
Apabila bahan-bahan yang dibutuhkan jumlahnya cukup banyak dengan pengiriman yang
terus menerus, maka dengan perintah Direksi Pekerjaan, untuk agregat kasar dan agregat
halus Penyedia Jasa harus melakukan pengujian bahan secara berkala selama pelaksanaan
dengan interval maksimum 1000 m3 untuk gradasi dan 5000 m3 untuk abrasi, sedangkan
untuk bahan semen dengan interval setiap maksimum pengiriman 300 ton. Tetapi apabila
menurut Direksi Pekerjaan terdapat indikasi perubahan mutu atau sifat bahan yang akan
digunakan, maka Penyedia Jasa harus segera melakukan pengujian bahan kembali sebelum
bahan tersebut digunakan.

Pengujian untuk kelecakkan


Satu pengujian ‘’slump’’ atau lebih sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan,
harus dilaksanakan pada setiap adukan beton yang dihasilkan dan dilakukan sesat sebelum
pengecoran, dan pengujian harus dianggap belum dikerjakan terkecuali disaksikan oleh
Direksi Pekerjaan. Campuran beton yang tidak memenuhi ketentuan kelecakkan seperti yang
diusulkan tidak boleh digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila Direksi Pekerjaan dalam
beberapa hal menyetujui penggunaannya secara terbatas dan secara teknis mutu beton
tetap bias dijaga.
Kelecakkan dan tekstur campuran harus sedemikian rupa sehingga udara atau gelembung
air, dan sedemikian rupa sehingga pada saat pembongkaran acuan diperoleh permukaan
yang rata, halus dan padat.

Pengujian Kuat tekan


Penyedia Jasa harus mendapatkan sejumlah hasil pengujian kuat tekan benda uji beton dari
pekerjaan beton yang dilaksanakan. Setiap hasil adalah nilai rata-rata dari dua nilai kuat
tekan benda uji dalam satu set benda uji (1 set = 3buah benda uji) yang selisih nilai antara
keduanya ≤ 5% untuk satu umur, untuk setiap kuat tekan beton dan untuk setiap jenis
komponen struktur yang dicor terisah pada tiap hari pengecoran.
Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa harus menyediakan benda uji
beton berupa selinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm atau kubus 150 x 150 x
150 mm, dan harus dirawat sesuai dengan SNI 03-4810-1998. Benda uji tersebut harus
dicetak bersamaan dan diambil dari beton yang akan dicorkan, dan kemudian dirawat sesuai
dengan perawatan yang dilakukan di laboratorium.
Untuk keperluan evaluasi mutu sebagai dasar pembayaran harus menggunakan data hasil
uji kuat tekan beton sesuai dengan umur yang ditetapkan dalam kontrak. Hasil-hasil
pengujian pada umur yang selain dari yang ditetapkan dalam kontrak hanya boleh digunakan
untuk keperluan selain dari tujuan evaluasi mutu beton sebagai dasar pembayaran. Nilai-nilai

37
perbandingan kekuatan yang digunakan untuk keperluan ini harus sesuai dengan grafik
perkembangan kuat tekan campuran sebagai fungsi waktu.
Untuk pencampuran manual, maka pada pekerjaan beton dengan jumlah masing-masing
mutu beton ≤ 60 m3 harus di peroleh satu hasil uji untuk setiap maksimum 5 m3 beton
dengan minimum satu hasil uji tiap hasil uji tiap hari. Dalam segala hal jumlah hasil pengujian
tidak boleh kurang dari empat hasil untuk masing-masing umur. Apabila pekerjaan beton
mencapai jumlah > 60 m3 , maka untuk setiap maksimum 10 m3 beton berikutnya setelah
jumlah 60 m3 tercapai harus diperoleh satu hasil uji.
Untuk pengecoran hasil produksi ready mix, maka pada pekerjaan beton dengan jumlah
masing-masing mutu ≤ 60 m3 harus diperoleh satu hasil uji untuk setiap maksimal 15 m3
beton secara acak, dengan minimum satu hasil uji tiap hari. Dalam segala hal jumlah hasil
pengujian tidak boleh kurang dari empat. Apabila pekerjaan beton mencapai jumlah > 60
m3 , maka untuk setiap maksimum 20 m3 beton berikutnya setelah jumlah 60 m3 tercapai
harus diperoleh satu hasil uji.

3. Laston Lapis Aus (Ac-WC)


Pastikan screed dipanaskan sebelum menghampar.
Vibrasi pada tamper dipastikan berjalan baik.
Pemasangan balok kayu atau material lain yg disetujui pada sisi hamparan.
Lakukan penghamparan dengan mendahulukan sisi terendah.
Amati apakah tekstur merata, secara visual memuaskan.
Lakukan pengamatan pada pengukuran suhu campuran yang dihampar (minimal 1x pada
jarak 100 meter).
Pastikan kecepatan penghamparan konstan, harus sesuai dengan standar yang telah
ditentukan, untuk menghindari timbulnya koyakan pada penghamparan.
Jika terjadi segregasi, koyakan maka hentikan penghamparan dan sampai ditemukan
penyebabnya hamparan dilanjutkan.
Amati mekanisme kerja Asphalt Finisher (Paver), jalan sempurna/ baik, penebaran merata.
Tidak diperbolehkan adanya penaburan butiran kasar pada permukaan yang telah dihampar
rapi.
Cek hamparan dengan straight edge (mistar lurus), pada jarak 3,0 meter toleransi masing-
masing 4 mm untuk lapisan aus, 5 mm utk lapisan binder dan 6 mm untuk lapisanPondasi.
Pemadatan awal (Breakdown Rolling)
Suhu pemadatan awal antara 125OC-145OC (Aspal Pen), dan 130OC-150OC (Asbuton
Murni atau Modifikasi)
Peralatan pemadatan Penggilas Roda Baja (Steel wheel roller/Tandem Roller).
Roda penggerak saat pemadatan berada didepan.
Kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 4 km/jam.

38
Sambungan melintang dikerjakan terlebih dahulu dengan membuat sambungan memanjang
sebagai media sepanjang (60-100) cm lebar gilasan 15 cm pada campuran yg belum
dipadatkan, lalu padatkan sambungan melintang dengan lebar area 15 cm yg dipa datkan.
Jumlah Pemadatan sesuai jumlah passing hasil percobaan.
Prosedur Pemadatan ;
Jika lajur berdampingan dengan lajur lain yg telah dihampar padat.
Pemadatan sambungan melintang.
Pemadatan sambungan memanjang.
Pemadatan tepi luar.
Pemadatan pertama Break Down Rolling dimulai dari sisi terendah menuju ke yang lebih
tinggi.
Pemadatan kedua sesuai prosedur (4).
Pemadatan akhir Break Down Rolling.
Jika lajur tidak berdampingan dengan lajur lain.
Pemadatan sambungan melintang.
Pemadatan tepi luar.
Pemadatan pertama Break Down Rolling dimulai dari sisi terendah menuju ke yang lebih
tinggi.
Pemadatan kedua sesuai prosedur (3).
Pemadatan akhir Break Down Rolling.
Pemadatan antara (Intermediate Rolling)
Suhu pemadatan antara 90 C-125 C untuk Aspal Pen dan 95 C-130 C untuk bitumen asbuton
murni atau modifikasi atau sesuai dengan instruksi direksi.
Peralatan pemadatan Penggilas Roda Karet Pneumatic Tire Roller (PTR)
Jumlah lintasan (passing) sesuai standar percobaan pemadatan yang disetujui.
Selama proses pemadatan roda alat pemadat dibasahi dengan air yang dicampur sedikit
deterjen, hindari penyiraman yg berlebihan.
Kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 10 km/jam.
Proses pemadatan, harus menerus tidak boleh terputus.
Pemadatan akhir
Suhu pemadatan 90 C-125 C untuk Aspal Pen dan 95 C-130 C untuk bitumen asbuton murni
atau modifikasi.Peralatan pemadatan Penggilas Roda Baja (Steel wheel roller/Tandem
Roller). atau sesuai dengan instruksi direksi

39
Kecepatan alat pemadat tidak lebih besar dari 4 km/jam.
Jumlah lintasan (passing) sesuai standar percobaan pemadatan yang disetujui.
Peralatan yang digunakan :
Aspalt Mixing Plant + Laboratorium
Generator set
Whell Loader
Dump Truck
Aspal Sprayer
Compressor
Tandem Roller
Asphalt Finisher
Pneumatic Tire Roller

Preservasi Rutin Jembatan :

Pemeliharaan Kinerja Jembatan


klasifikasi pekerjaan perneliharaan kinerja elemen Jembatan meliputi:
1. Pernbersihan Jembatan
Pernbersihan jembatan meliputi pekerjaan pembersihan pada seluruh struktur jembatan termasuk
sampah, kotoran yang ada pada dan sekitar bangunan atas jembatan termasuk sumbatan pada pipa
cucuran dan lantai jembatan, sambungan siar muai, landasan, bangunan bawah, daerah jalan pendekat
serta daerah aliran sungai, 100 meter arah hulu/hilir jembatan.
2. Perbaikan Pasangan Batu
Perbaikan pasangan batu meliputi pekerjaan perbaikan retakadukan, pecah, gompal, pasangan batu
pada bangunan pengaman seperti talud, atau pengaman tebing daerah timbunan (jalan pendekat),
pengaman bangunan bawah dan parapet.
3. Perbaikan/Pembuatan Jalan Akses Perneriksaan dan Perneliharaan
Perbaikan/pembuatan jalan akses perneriksaan dan perneliharaan meliputi pekerjaan perbaikan tangga
inspeksi yang berada pada sisi kiri dan kanan kepala jem batan awal atau kepala jembatan akhir yang
berfungsi sebagai fasilitas perneriksaan dan perneliharaan jembatan dari pasangan batu.
4. Perbaikan sandaran
Perbaikan sandaran meliputi pekerjaan perbaikan sandaran dengan tiang sandaran beton dan sandaran
horisontal baja atau tiang sandaran baja dan sandaran horizontal baja atau sandaran dengan jenis
dinding beton serta sandaran horizontal dan vertikal dari bahan baja.
5. Perbaikan Kereb pada Trotoar atau Median
Perbaikan kereb pada trotoar atau median pada perneliharaan kinerja jembatan ini yaitu pekerjaan
perbaikan dan pengecatan kereb pada trotoar atau median.

40
6. Pengecatan
Pengecatan meliputi pekerjaan pengecatan yang bersifat dekoratif maupun protektif. Pengecatan yang
bersifat dekoratifdapat digolongkan sebagai pengecatan sederhana pada perneliharaan kinerja jembatan
(pengecatan baja pada sandaran,parapet dan kereb) serta pengecatan elemen utama dan elemen
jembatan beton dan baja yang bersifat protektif merupakan pern eliharaan berkala
7. Perbaikan/Penggantian Sambungan Siar Muai
Perbaikan atau penggantian sambungan siar m uai meliputi pekerjaan perbaikan sambungan siar muai
jenis asphaltic plug, sambungan jenis penutup karet (strip seal).
8. Perbaikan/Penggantian Landasan Karet Elastomer
Penggantian landasan karet elastomer merupakan pekerjaan pemeliharaan berkala.

Lokasi Pemeliharaan Kinerja Jembatan Sebagai Berikut;


Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIKEAM Bentang 25,9 m
Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIBEUREUM Bentang 16,8 m
Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIPETIR Bentang 7,2 m
Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIBARANGBANG Bentang 12,8 m
Pemeliharaan Kinerja Jembatan CITUNDUN Bentang 10,7 m
Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIBEBER Bentang 18,1 m
Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIKANIKI Bentang 62,3 m
Pemeliharaan Kinerja Jembatan BATANG CIKEMBANG Bentang 7,9 m
Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIKALONG Bentang 7 m
Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIGUDEG Bentang 6 m
Pemeliharaan Kinerja Jembatan LAWANG TAJI Bentang 50 m
Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIPANGARUS Bentang 8,8 m
Pemeliharaan Kinerja Jembatan CILUTUNG Bentang 6,4 m
Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIMENDET Bentang 7 m
Pemeliharaan Kinerja Jembatan GN. BATUCIDEPIT A Bentang 34,5 m
Pemeliharaan Kinerja Jembatan GN. BATUCIDEPIT B Bentang 37,3 m
Pemeliharaan Kinerja Jembatan ABD BIN NUH A Bentang 187,9 m
Pemeliharaan Kinerja Jembatan ABD BIN NUH B Bentang 182,8 m
Pemeliharaan Kinerja Jembatan BUBULAK YASMIN Bentang 33,1 m
Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIAPUS DRAMAGA CARINGIN Bentang 29,5 m
Pemeliharaan Kinerja Jembatan DRAMAGA UJUNG Bentang 6,7 m
Pemeliharaan Kinerja Jembatan CILAUK SIDANGBARANG Bentang 18,7 m
Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIHIDEUNG UDIK Bentang 16,4 m
Pemeliharaan Kinerja Jembatan CINANGNENG Bentang 26,5 m
Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIAMPEA Bentang 18 m
Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIBADAK I Bentang 6,5 m
Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIARUTEUN Bentang 18,7 m
Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIBATOK Bentang 12,1 m
Pemeliharaan Kinerja Jembatan CIBALOK Bentang 9,6 m
Pemeliharaan Kinerja Jembatan CILIWUNG A Bentang 51,8 m
Demobilisasi dan MC 100
Demobiiisasi adalah untuk mengeluarkannya dari lokasi pekerjaan, Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan
team akhir dari pihak direksi akan turun kelokasi pekerjaan untuk meninjau pekerjaan tersebut bener-benar selesai
dikerjakan oleh kontraktor. Dan setelah selesai pekerjaan akan dituangkan dalam gambar terpasang (asbuilt
drawing) sebagai dasar pembayaran volume pekerjaan akhir. Dan setelah diserah terimahkan barulah pekerjaan
masa pemeliharaan kita laksanakan.
Demikianlah metode kami ini perbuat sebagai pedoman kerja untuk melaksanakan pekerjaan nantinya sekian dan
terima kasih.

41
Depok. 21 Februari 2020
Dibuat Oleh :
PT. UNGGUL SOKAJA

ROLAND VIKTORY SINAGA


KEPALA CABANG

Direktur

General Superintendent

Manager Kendali Manager Ahli / K 3 Quantity


Mutu Keuangan Kontruksi Engineer

Pelaksana Jalan
Lab Teknisi

Pelaksana
Jembatan
Penerapan tugas • tugas dan kebijakan dalam hal ini meniadi kewajiban semua pihak yang bekeqa untuk
Perusahaan sesuai dengan Tugas dan Tanggung JawabMasing • Masing Personil.

Depok. 21 Februari 2020


Dibuat Oleh :

42
PT. UNGGUL SOKAJA

ROLAND VIKTORY SINAGA


KEPALA CABANG

43

Anda mungkin juga menyukai