Anda di halaman 1dari 13

METODE PELAKSANAAN

PEKERJAAN
Pembangunan Jaringan Irigasi Akelamo Kiri D.I Akelamo (Tahap III)
Metode pelaksanaan ini dibuat sebagai syarat untuk memenuhi administrasi teknis pelelangan dengan
maksud agar dalam penilaian apakah penyedia jasa bisa melaksanakan pekerjaan yang akan
dilaksanakan.
Metode Pelaksanaan adalah suatu rencana kerja yang digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan
pekerjaan suatu proyek konstruksi. Metode pelaksanaan mencakup pengelompokan kegiatan
berdasarkan aktivitas, alokasi waktu dan metoda kerja untuk pekerjaan – pekerjaan utama. Dasar
pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi adalah terwujudnya bangunan
sesuai perencanaan dengan pertimbangan efektifitas waktu dan efisiensi biaya.
Metode Pelaksanaan ini berisi tentang uraian-uraian mengenai strategi dari kontraktor dari pra
pekerjaan s/d pasca pekerjaan (masa pemeliharaan), untuk melaksanakan pekerjaan agar sesuai
dengan gambar perencanaan, persyaratan dan selesai tepat waktu sesuai dengan kontrak.

A. PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan ini meliputi :
Mobilisasi dan Demobilisasi
Bangunan/Fasilitas Proyek
Administrasi Proyek, Dokumentasi dan
Lain-Lain
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Konstruksi
Pompanisasi
Pembersihan (Clearing & Grubbing)
Stripping
Gebalan Rumput

1. Mobilisasi dan Demobilisasi


 Mendatangkan (mobilisasi) alat alat berat dan mengembalikannya kembali
(demobilisasi)
 Pemberitahukan dan permintaan persetujuan terhadap jenis / kapasitas excavator
yang akan digunakan kepada konsultan pengawas lapangan oleh kontraktor
 Sebelum dilakukan mobilisasi, kontraktor harus memberitahukan dan meminta
persetujuan terhadap jenis / kapasitas excavator yang akan digunakan kepada
konsultan pengawas lapangan.
 Segala resiko yang diakibatkan oleh pekerjaan mobilisasi dan demobilisasi
menjadi tanggung jawab kontraktor.

2. Bangunan/Fasilitas Proyek
 Kontraktor membuat bangunan dan fasilitas proyek pada dalam area lokasi
pekerjaan atau yang berdekatan dengan pekerjaan.
 Sebelum membangun kontraktor mengajukan desain pembuatan bangunan
fasilitas proyek dan di setujui oleh konsultan dan dinas

3. Administrasi Proyek, Dokumentasi dan Lain-Lain


Semua kegiatan di lapangan didokumentasikan dengan lengkap dan dibuat album
foto berikut keterangan mengenai tanggal pengambilan foto, lokasi pengambilan dan
penjelasan foto. Untuk setiap lokasi pekerjaan minimal dibuat 3 seri foto yaitu :
sebelum pelaksanaan (0%); pada saat pelaksanaan (50%) dan setelah selesai
pelaksanaan (100%) dengan arah pengambilan melalui satu titik yang sama.
Tiap foto berukuran 3 R dan diberi catatan sebagai berikut:
Nama Kontrak
Nama Pekerjaan
Nama Lokasi Ruas Saluran
Tanggal Pengambilan
Tahap Pelaksanaan
Setiap Berita Acara Pembayaran dan Laporan Bulanan dilengkapi dengan satu set
pilihan foto
– foto yang bersangkutan dengan periode tersebut.
Pada akhir pelaksanaan kontrak foto – foto akan diserahkan kepada Direksi
Pekerjaan dalam bentuk album.
Penyerahan dilakukann sebanyak 2 (dua) ganda bersama 1 (satu) album berupa CD.
2. Pelaporan
Pada awal bulan sebelum tanggal 10 setiap bulan diserahkan 5 (lima) salinan laporan
Kemajuan Bulanan sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan yang
menggambarkan secara rinci kemajuan pekerjaan selama bulan sebelumnya.
Dalam laporan ini berisi hal – hal sebagai berikut :
Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang
dicapai pada bulan laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada
bulan berikutnya.
Prosentasi dari setiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun
prosentase rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai
pada bulan laporan.
Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut – turut dengan
perkiraan tanggal permulaan dan penyelesaiannya.
Daftar tenaga kerja
Daftar peralatan di lapangan yang akan digunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan.

4. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


1. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini mengatur mengenai pelaksanaan program Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3l) dalam pelaksanaan pekerjaan.

2.Pedoman Standar
 Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
 Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep. 1135/MEN/1987 tentang
Bendera Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
 Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.: Kep.245/MEN/1990 tentang
Hari Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Nasional
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Per.05/MEN/1996 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3. Kesehatan Keselamatan Kerja
 Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa
pemeliharaan, Kontraktor bertanggung jawab atas keselamatan dan
keamanan pekerja, material dan peralatan teknis serta konstruksi.
 Wajib menjaga keselamatan kerja di ruang kerja dengan melengkapi dengan
perlengkapan keselamatan kerja seperti safety line, rambu - rambu, papan
promosi keselamatan, dan lain - lain.
 Wajib menjamin keselamatan tenaga kerja yang terlibat dalam
pelaksanaan pekerjaan dari segala kemungkinan yang terjadi dengan memenuhi
aturan dan ketentuan kesehatan dan keselamatan kerja yang berlaku
(Jamsostek).
 Menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap digunakan di lapangan,
untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dari
pekerja lapangan.
 Setiap pekerja diwajibkan menggunakan sepatu pada waktu bekerja dan
di lokasi harus disediakan Alat Pelindung Diri (APO) berupa safety belt,
safety helmet, masker/kedok las terutama untuk dipakai pada pekerjaan
pemasangan kuda-kuda baja dan pekerjaan yang beresiko tertimpa benda keras.
 Menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan bersih bagi
semua petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan di lapangan
pekerjaan untuk para pekerja tidak diperkenankan, kecuali atas ijin PPK.
 Apabila terjadi kecelakaan, sesegera mungkin memberitahukan kepada
Konsultan danmengambil tindakan yang perlu untuk keselamatan korban korban
kecelakaan itu.

4. Prosedur Operasional Standar (SOP) Kesehatan Keselamatan Kerja (K3)


 Membuat SOP Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
 SOP diajukan kepada Konsultan untuk dievaluasi.
 Menyampaikan laporan pelaksanaan SOP kepada Direktur Keselamatan,
Ditjen Perkeretaapian, Direktur Prasarana Ditjen Perkeretaapian, PPK, dan
Konsultan.

5. Metrik Program K3L


 Safety Health and Environmental Induction Kegiatan ini dilaksanakan setiap
ada tamu ataupun pekerja baru yang memasuki wilayah kerja proyek
 Safety Health and Environmental Talk Program ini bertujuan untuk sosialisasi
dan pembahasan mengenai seluruh permasalahan penerapan K-3L dan
Lingkungan selama masa pelaksanaan proyek. Pelaksanaan Safety talk setiap 1
minggu sekali
 Safety Health and Environmental Patrol / Inspection Kegiatan ini dilaksanakan
secara rutin, bertujuan untuk memonitor pelaksanaan K-3L di seluruh lingkungan
proyek dan menjaga konsistensi pelaksanaan K-3L.
 Safety Health and Environmental Meeting Program SHE meeting dilaksanakan
seminggu sekali dimana dalam kegiatan ini membahas permasalahan dan
kejadian yang terjadi dan rencana tindak lanjut untuk memperbaikinya serta
membahas permasalahan yang mungkin terjadi serta langkah-langkah
pencegahannya.
 Safety Health and Environmental Audit Program ini dilaksanakan insidental
bertujuan untuk melakukan audit terhadap kedisiplinan dalam pelaksanaan
standar K-3L di lingkungan proyek terhadap peraturan yang diberlakukan dalam
lingkungan perusahaan.
 Safety Health and Environmental Trainning Pelatihan terhadap seluruh
komponen proyek yaitu karyawan, subkon, mandor dan seluruh pekerja mengenai
K-3L, P3K dan respon terhadap keadaan darurat
 Housekeeping Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari bertujuan untuk
menjaga kebersihan, kerapihan, kenyamanan di lingkungan kerja

5. Pompanisasi
Pekerjaan pompanisasi dimaksudkan pekerjaan pemompaan atau penyedotan air di lokasi yang
akan dikerjakan sam[pai kering..

6. Pembersihan (Clearing & Grubbing)


Yang dimaksud dengan Clearing and Grubbing adalah Pekerjaan pembersihan dan
pembongkaran tanah dari pangkal/tunggul batang pohon, gelondongan kayu, belukar dan
tanaman lain serta bahan non-organik yang berupa pagar, bangunan, fondasi, puing dan
kotoran lainnya sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar kerja atau dalam batas wilayah
garis sempadan daerah/lokasi pekerjaan.
Penyedia wajib terlebih dahulu mendapat persetujuan PPK sebelum pekerjaan ini dilaksanakan
terutama batas daerah yang akan ditebas dan dibersihkan, dan pohon, bangunan dan obyek
lainnya yang tidak boleh diganggu/dirusak serta metoda kerja yang harus menjaga keutuhan
tanaman dan bangunan diluar batas daerah kerja. Bila metoda tebas-bakar dipilih Penyedia
dalam pelaksanaan pekerjaan, maka pengendalian, keamanan, dan penilaian atas aspek
lingkungan harus diperhatikan.

Untuk keperluan pengukuran dan pembayaran pekerjaan penebasan dan pembersihan semak
belukar diklasifikasikan sebagai berikut:

Tipe-A : semak belukar atau tanah pertanian sawah, tanaman pangan lain dan buah-buahan.
Tipe-B : hutan ringan atau hutan sekunder termasuk perkebunan karet atau kelapa sawit
termasuk tanaman sela.
Tipe-C : hutan rimba atau hutan lebat yang masih asli.
Tipe-D : rumput, semak dan belukar untuk normalisasi saluran.

Penjelasan berkaitan dengan hal diatas akan diberikan oleh PPK berdasarkan kondisi
lokasi pekerjaan.

Bila lahan dalam batas wilayah garis sempadan didominasi tanaman yang tingginya kurang
dari 2,0 m atau tanaman dengan diameter batas setinggi dada (DSD) kurang dari 10 cm, maka
pembukaan dan pembersihan lahan didaerah tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai
pekerjaan ”penebasan dan pembersihan semak belukar” dalam Spesifikasi Teknik ini,
tetapi sebagai pekerjaan stripping yaitu pengupasan tanah organik: lapisan rumput, tanah
bagian atas, akar-akaran dan bahan non-organik yaitu sisa bangunan, fondasi dan lain-lain
serta mengeluarkannya dari lokasi pekerjaan.

7. Stripping
Yang dimaksud dengan Stripping adalah Pekerjaan pengupasan tanah lapis atas yang
banyak mengandung bahan organik: rumput, akar- akaran maupun bahan non-organik: sisa
bangunan fondasi dan lain-lain dan membuang material hasil kupasan tersebut dari lokasi
pekerjaan saluran dan bangunan dan lokasi pengambilan tanah bahan timbun (borrow-pit) atau
lokasi lain sesuai dengan gambar kerja atau perintah PPK.

Pengupasan lapisan tanah bagian atas dilaksanakan setebal 20 cm atau sesuai dengan
gambar kerja kecuali bila ditentukan lain oleh PPK. Penyedia sebelum melaksanakan
pekerjaan ini terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan PPK tentang batas wilayah yang
tanah lapisan atasnya akan dikupas dan lokasi pembuangan material hasil kupasan.

8. Gebalan Rumput
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan pengadaan, pengangkutan dan memasang Rumputdilokasi
pada tebing sebelah luar / dalam saluran agar tidak terjadi erosi. GebalanRumput yang
digunakan harus sesuai spesifikasi yang disyaratkan dengan kualitasGebalan harus berakar
dan dicangkul setebal ± 4 cm. Dan Gebalan Rumput harusditanamkan dalam jajaran
bersambung dan segera disiram air. Agar gebalan tidak tergelincir, maka harus dipasang
pasak bambu sedalam 10 cm. Rumput yang ditanamadalah jenis rumput Pait- paitan
dengan pola tanam papan catur. Metode Pelaksanaandan peralatan yang digunakan harus
sesuai petunjuk Direksi

B. PEKERJAAN SALURAN PEMBAWA


Pekerjaan saluran pembawa ini meliputi :
Galian Tanah Biasa
Timbunan Tanah Biasa Dipadatkan
Timbunan Tanah (Borrow Material) Dipadatkan
Pembuatan Lahan Produksi Tebal 10 cm, Beton Mutu fc = 14,5 MPa,
Slump (1202) mm, w/c = 0,66
Bekisting untuk Beton Pracetak (5 kali pakai)
Langsir 1 Buah Komponen Beton Pracetak
Pekerjaan Grouting pada Joint Beton Pracetak
Pekerjaan Joint dengan Sling
Beton Mutu fc = 19,3 MPa, Slump (122) cm, w/c = 0,58
Pembesian/Tulangan
Pasangan Bronjong Pabrikasi
Jalan Inspeksi

1. Galian Biasa
 oGalian tanah dilakukan cara mekanik dengan menggunakan Excapatordan Bulldozer.
 Kontraktor terlebih dahulu menentukan titik galian tanah sesuai denganbestek dan mendapat
persetujun direksi Tehnik.
 Excapator melakukan galian tanah sesuai dengan dimensi pada gambar kerja , lalu bulldozer
menggusur tanah hasil galian kelokasi yang ditentukan dan mendapat persetujuan dari
direksi Tehnik
 oSetelah selesai selanjutnya pekerja merapikan hasil galian tanah tersebut
2. Timbunan Tanah Biasa Dipadatkan
 Timbunan dilakukan sesuai dengan gambar kerja.
 Timbunan di padatkan menggunakan stamper
 Pekerja mengangkut tanah timbunan dan di timbun pada lokasi sesuai dengan gambar

3. Timbunan Tanah (Borrow Material) Dipadatkan


 Timbunan diangkut dari sumber dengan menggunakan dump truk
 Kemudian dump truk menghampar tanah timbunan yang diangkut ke lokasi pekerjaan
 Excavator mengangkut tanah dan buldozer mendorong tanah ke lokasi penimbunan.
 Setelah itu tanah dipadatkan dengan menggunakan vibrator roller.

4. Pembuatan Lahan Produksi Tebal 10 cm, Beton Mutu fc = 14,5 MPa, Slump (1202)
mm, w/c = 0,66
 Pembuatan lahan produksi dilakukan pada area yang telah ditentukan.
 Lahan produksi terlebih dahulu dibersihkan.
 Setelah bersih kemudian dilakukan penghamparan cor beton mutu fc’14,5 Mpa dengan
ketebalan 10 cm.
 Hamparan di getar menggunakan concrete vivbrator.
 Permukaan beton dirapikan menggunakan alat bantu.

5. Bekisting untuk Beton Pracetak (5 kali pakai)


 Pekerja mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan terlebih dahulu.
 Kemudian dilakukan pemotongan kayu bekisting sesuai dengan gambar kerja.
 Setelah kayu terpotong dilanjutkan dengan perakitan bekisting.
 Oleskan minyak bekisting pada permukaan yang terkena cor beton.

6. Langsir 1 Buah Komponen Beton Pracetak


 Pekerja mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan terlebih dahulu.
 Komponen beton yang telah kering dicetak di lokasi produksi diangkut dengan menggunakan
dump truk.
 Kemudian diletakkan pada lokasi yang telah ditentukan pada gambar kerja.

7. Pekerjaan Grouting pada Joint Beton Pracetak


 Pekerja mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan terlebih dahulu.
 Pekerja membuat adukan grouting terlebih dahulu.
 Kemudian adukan dihampar pada persambunganbeton pracetak.

8. Pekerjaan Joint dengan Sling


 Pekerja mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan terlebih dahulu.
 Pekerja kemudian memasangan joint dengan sling pada titik yang telah ditentukn pada
gambar.

9. Beton Mutu fc = 19,3 MPa, Slump (122) cm, w/c = 0,58


 Pekerja mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan terlebih dahulu.
 Kemudian sebelum beton dihampar dilakukan pengambilan sampel slump terlebih dahulu.
 Setelah slump test memenuhi keriteria baru bisa dilanjutkan dengan pengecoran pada
bekisting yang telah di cetak.
 Pada saat pengecoran concrete vibrator di gunakan pada lokasi pengecoran agudakn beton
maksimal.

10. Pembesian/Tulangan
 Pekerja mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan terlebih dahulu.
 Pekerja memotong besi sesuai dengan gambar kerja.
 Besi yang telah dipotong kemudian dirakit pada lokasigambar.
 Pada setia pertemuan besi diikat menggunakan kawat beton sebagai pengikat dan perkuatan.

11. Pasangan Bronjong Pabrikasi


 Pekerja mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan terlebih dahulu.
 Bronjong kawat berlapis galvanis dengan kawat anyaman tiga lilitan dengan kawat sisi dan
kawat pengikat,
 Kawat bronjong yang digunakan adalah kawat baja berlapis seng tebal (galvanized ) yang
dihasilkan melalui proses penarikan dingin dan untuk menormalkan sifat mekanis dengan
proses anil.
 Batu belah dipilih yang berukuran Ø 15 cm - 25 cm. Volume pengisian batu belah minimal 1,1
X volume kotak bronjong kawat.
 Pemasangan bronjong dilakukan lapis demi lapis agar bronjong yang satu dengan yang
lainnya yang terdapat dalam satu lapisan dapat diikat dengan baik dan kuat.
 Tahapan pekerjaan pemasangan lapisan bronjong terbawah dari bendung adalah sebagi
berikut:
 Pipa galvanis Dia 2,5 " dipotong sepanjang 1,50 m, digunakan sebagai angkur pada lapisan
terbawah bronjong. Pipa galvanis diikat dengan kawat dia 3 mm pada dasar bronjong
terbawah.
 Mengikat bronjong yang satu dengan yang lainnya dengan lilitan kawat Ø 3 mm di sepanjang
sisinya;
 Mengikat bronjong yang satu dengan yang lainnya dengan lilitan kawat Ø 3 mm di sepanjang
sisinya;
 Mengisi beronjong kawat hingga penuh, padat dan tidah goyah menggunakan batu belah
berdiameter 15 cm - 25 cm (atau lebih besar dari pada lubang anyaman bronjong);
 Mengatupkan tutup bronjong kawat, lalu mengikat sisi-sisi dengan lilitan kawat Ø 3 mm.
 Alat bantu yang digunakan: Tang, Pemotong Kawat, Alat Pengunci Kawat, Palu Pemecah
Batu, Gerobak Sorong

12. Jalan Inspeksi


 Pekerja mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan terlebih dahulu.
 Tanah ditimbun pada lokasi yang akan di gunakan sebagai jalan inspeksi.
 Kemudian dipadatkan menggunakan vibrator roller.
 Tebal, lebar, dan panjnag jalan inspeksi disesuaikan dengan gambar kerja.

C. PEKERJAAN BANGUNAN BAGI/SADAP


1. Pembersihan (Clearing & Grubbing)
Yang dimaksud dengan Clearing and Grubbing adalah Pekerjaan pembersihan dan
pembongkaran tanah dari pangkal/tunggul batang pohon, gelondongan kayu, belukar dan
tanaman lain serta bahan non-organik yang berupa pagar, bangunan, fondasi, puing dan
kotoran lainnya sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar kerja atau dalam batas wilayah
garis sempadan daerah/lokasi pekerjaan.
Penyedia wajib terlebih dahulu mendapat persetujuan PPK sebelum pekerjaan ini dilaksanakan
terutama batas daerah yang akan ditebas dan dibersihkan, dan pohon, bangunan dan obyek
lainnya yang tidak boleh diganggu/dirusak serta metoda kerja yang harus menjaga keutuhan
tanaman dan bangunan diluar batas daerah kerja. Bila metoda tebas-bakar dipilih Penyedia
dalam pelaksanaan pekerjaan, maka pengendalian, keamanan, dan penilaian atas aspek
lingkungan harus diperhatikan.

Untuk keperluan pengukuran dan pembayaran pekerjaan penebasan dan pembersihan semak
belukar diklasifikasikan sebagai berikut:

Tipe-A : semak belukar atau tanah pertanian sawah, tanaman pangan lain dan buah-buahan.
Tipe-B : hutan ringan atau hutan sekunder termasuk perkebunan karet atau kelapa sawit
termasuk tanaman sela.
Tipe-C : hutan rimba atau hutan lebat yang masih asli.
Tipe-D : rumput, semak dan belukar untuk normalisasi saluran.

Penjelasan berkaitan dengan hal diatas akan diberikan oleh PPK berdasarkan kondisi
lokasi pekerjaan.

Bila lahan dalam batas wilayah garis sempadan didominasi tanaman yang tingginya kurang
dari 2,0 m atau tanaman dengan diameter batas setinggi dada (DSD) kurang dari 10 cm, maka
pembukaan dan pembersihan lahan didaerah tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai
pekerjaan ”penebasan dan pembersihan semak belukar” dalam Spesifikasi Teknik ini,
tetapi sebagai pekerjaan stripping yaitu pengupasan tanah organik: lapisan rumput, tanah
bagian atas, akar-akaran dan bahan non-organik yaitu sisa bangunan, fondasi dan lain-lain
serta mengeluarkannya dari lokasi pekerjaan.

2. Stripping
Yang dimaksud dengan Stripping adalah Pekerjaan pengupasan tanah lapis atas yang
banyak mengandung bahan organik: rumput, akar- akaran maupun bahan non-organik: sisa
bangunan fondasi dan lain-lain dan membuang material hasil kupasan tersebut dari lokasi
pekerjaan saluran dan bangunan dan lokasi pengambilan tanah bahan timbun (borrow-pit) atau
lokasi lain sesuai dengan gambar kerja atau perintah PPK.

Pengupasan lapisan tanah bagian atas dilaksanakan setebal 20 cm atau sesuai dengan
gambar kerja kecuali bila ditentukan lain oleh PPK. Penyedia sebelum melaksanakan
pekerjaan ini terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan PPK tentang batas wilayah yang
tanah lapisan atasnya akan dikupas dan lokasi pembuangan material hasil kupasan.

3. Galian Biasa
 oGalian tanah dilakukan cara mekanik dengan menggunakan Excapatordan Bulldozer.
 Kontraktor terlebih dahulu menentukan titik galian tanah sesuai denganbestek dan mendapat
persetujun direksi Tehnik.
 Excapator melakukan galian tanah sesuai dengan dimensi pada gambar kerja , lalu bulldozer
menggusur tanah hasil galian kelokasi yang ditentukan dan mendapat persetujuan dari
direksi Tehnik
 oSetelah selesai selanjutnya pekerja merapikan hasil galian tanah tersebut
4. Timbunan Tanah Biasa Dipadatkan
 Timbunan dilakukan sesuai dengan gambar kerja.
 Timbunan di padatkan menggunakan stamper
 Pekerja mengangkut tanah timbunan dan di timbun pada lokasi sesuai dengan gambar

5. Pasangan Batu Kali 1 Pc 4 Psr


 menjadi mortar dengan menggunakan Concrete Mixer.
 Batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya sebelum dipasang.
 Pembuatan profil tiap jarak 10 m kecuali pada tempat-tempat tertentu sesuai petunjuk Direksi.
 Pemasangan lubang-lubang pembuang (drain/ Weep Hole) untuk mengurangi tekanan air setiap
luas 2 M2 yang terbuat dari pipa PVC Ø 2" (dua inchi) dan pada ujung pipa PVC yang tertanam di
tanah dibungkus dengan ijuk dan di luar sisi ijuk dipasang kerikil yang berfungsi sebagai saringan
air sehingga tidak terjadi penggerusan tanah pada bagian dalam tanggul atau pasangan batu.
 Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.
 Selama proses pengerjaan, bahan di tempatkan pada tempat yang tidak mengganggu lalulintas
kendaraan. Petugas lalu lintas memasang rambu peringatan adanya pekerjaan jalan sekaligus
mengatur arus lalu lintas.
 Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan

6. Siaran 1 Pc 2 Psr
 Semen, pasir dan air dicampur dengan perbandingan 1 PC : 2 PP (17,2 Mpa) dan diaduk
menjadi mortar dengan menggunakan Concrete Mixer.
 Sebelum disiar bidang muka pasangan dibasahi dulu dan dibersihkan dari kotoran yang melekat
pada pasangan.
 Pekerjaan siaran dengan ketentuan siar tenggelam (masuk ke dalam 1 cm), siar rata (rata dengan
muka batu), dan siar timbul (timbul dengan tebal 1 cm, lebar 2 cm)
 Penyelesaian dan perapihan setelah siaran selesai.
 Selama proses pengerjaan, bahan di tempatkan pada tempat yang tidak mengganggu lalulintas
kendaraan. Petugas lalu lintas memasang rambu peringatan adanya pekerjaan jalan sekaligus
mengatur arus lalu lintas.
 Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan

7. Plesteran 1 Pc 3 Psr
 Semen, pasir dan air dicampur dengan perbandingan 1 PC : 3 PP (12,5 Mpa) dan diaduk
menjadi mortar dengan menggunakan Concrete Mixer.
 Sebelum plesteran dimulai, permukaan pasangan dibersihkan dan dibasahi dulu dengan air.
 Pemelesteran dengan ketebalan rata-rata 1,5 cm
 Penyelesaian dan perapihan setelah pelesteran.
 Selama proses pengerjaan, bahan di tempatkan pada tempat yang tidak mengganggu lalulintas
kendaraan. Petugas lalu lintas memasang rambu peringatan adanya pekerjaan jalan sekaligus
mengatur arus lalu lintas.
 Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan

8. Beton K-225 (Plat Pelayanan)


 Pekerja mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan terlebih dahulu.
 Kemudian sebelum beton dihampar dilakukan pengambilan sampel slump terlebih dahulu.
 Setelah slump test memenuhi keriteria baru bisa dilanjutkan dengan pengecoran pada
bekisting yang telah di cetak.
 Pada saat pengecoran concrete vibrator di gunakan pada lokasi pengecoran agudakn
beton maksimal.

9. Bekisting/Cetakan untuk Beton


 Pekerja mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan terlebih dahulu.
 Kemudian dilakukan pemotongan kayu bekisting sesuai dengan gambar kerja.
 Setelah kayu terpotong dilanjutkan dengan perakitan bekisting.
 Oleskan minyak bekisting pada permukaan yang terkena cor beton.

10. Pembesian/Tulangan
 Pekerja mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan terlebih dahulu.
 Pekerja memotong besi sesuai dengan gambar kerja.
 Besi yang telah dipotong kemudian dirakit pada lokasigambar.
 Pada setia pertemuan besi diikat menggunakan kawat beton sebagai pengikat dan perkuatan.

11. Pintu Sorong (b = 0,70 m h = 0,70 m)


 Pekerja mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan terlebih dahulu.
 Pintu di pabrikasi sesuai dengan gambar kerja.
 Pintu difinishing menggunakan cat.
 Setelah itu pintu di pasangan pada lokasi yang telah ditentukan.

12. Pintu Sorong (b = 0,60 m h = 0,60 m)


 Pekerja mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan terlebih dahulu.
 Pintu di pabrikasi sesuai dengan gambar kerja.
 Pintu difinishing menggunakan cat.
 Setelah itu pintu di pasangan pada lokasi yang telah ditentukan.

13. Pintu Sorong (b = 0,30 m h = 0,50 m)


 Pekerja mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan terlebih dahulu.
 Pintu di pabrikasi sesuai dengan gambar kerja.
 Pintu difinishing menggunakan cat.
 Setelah itu pintu di pasangan pada lokasi yang telah ditentukan.

14. Peil Schaal Bangunan


 Pekerja mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan terlebih dahulu.
 Peill dipasang pada lokasi yang telah ditentukan..

15. Nomenklatur Bangunan


 Pekerja mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan terlebih dahulu.
 Nomelklatur /papan nama bangunan dipasang pada lokasi yang telah ditentukan..

16. Pipa Galvanis dia. 3 (Railing)


 Pekerja mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan terlebih dahulu.
 Pipa di potong sesuai dengan gambar.
 Kemudian di finishing cat dan di pasang pada lokasi sesuai dengan gambar..

D. PEKERJAAN BANGUNAN PELENGKAP


1. Pembersihan (Clearing & Grubbing)
Yang dimaksud dengan Clearing and Grubbing adalah Pekerjaan pembersihan dan
pembongkaran tanah dari pangkal/tunggul batang pohon, gelondongan kayu, belukar dan
tanaman lain serta bahan non-organik yang berupa pagar, bangunan, fondasi, puing dan
kotoran lainnya sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar kerja atau dalam batas wilayah
garis sempadan daerah/lokasi pekerjaan.
Penyedia wajib terlebih dahulu mendapat persetujuan PPK sebelum pekerjaan ini dilaksanakan
terutama batas daerah yang akan ditebas dan dibersihkan, dan pohon, bangunan dan obyek
lainnya yang tidak boleh diganggu/dirusak serta metoda kerja yang harus menjaga keutuhan
tanaman dan bangunan diluar batas daerah kerja. Bila metoda tebas-bakar dipilih Penyedia
dalam pelaksanaan pekerjaan, maka pengendalian, keamanan, dan penilaian atas aspek
lingkungan harus diperhatikan.

Untuk keperluan pengukuran dan pembayaran pekerjaan penebasan dan pembersihan semak
belukar diklasifikasikan sebagai berikut:

Tipe-A : semak belukar atau tanah pertanian sawah, tanaman pangan lain dan buah-buahan.
Tipe-B : hutan ringan atau hutan sekunder termasuk perkebunan karet atau kelapa sawit
termasuk tanaman sela.
Tipe-C : hutan rimba atau hutan lebat yang masih asli.
Tipe-D : rumput, semak dan belukar untuk normalisasi saluran.

Penjelasan berkaitan dengan hal diatas akan diberikan oleh PPK berdasarkan kondisi
lokasi pekerjaan.

Bila lahan dalam batas wilayah garis sempadan didominasi tanaman yang tingginya kurang
dari 2,0 m atau tanaman dengan diameter batas setinggi dada (DSD) kurang dari 10 cm, maka
pembukaan dan pembersihan lahan didaerah tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai
pekerjaan ”penebasan dan pembersihan semak belukar” dalam Spesifikasi Teknik ini,
tetapi sebagai pekerjaan stripping yaitu pengupasan tanah organik: lapisan rumput, tanah
bagian atas, akar-akaran dan bahan non-organik yaitu sisa bangunan, fondasi dan lain-lain
serta mengeluarkannya dari lokasi pekerjaan.

2. Stripping
Yang dimaksud dengan Stripping adalah Pekerjaan pengupasan tanah lapis atas yang
banyak mengandung bahan organik: rumput, akar- akaran maupun bahan non-organik: sisa
bangunan fondasi dan lain-lain dan membuang material hasil kupasan tersebut dari lokasi
pekerjaan saluran dan bangunan dan lokasi pengambilan tanah bahan timbun (borrow-pit) atau
lokasi lain sesuai dengan gambar kerja atau perintah PPK.

Pengupasan lapisan tanah bagian atas dilaksanakan setebal 20 cm atau sesuai dengan
gambar kerja kecuali bila ditentukan lain oleh PPK. Penyedia sebelum melaksanakan
pekerjaan ini terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan PPK tentang batas wilayah yang
tanah lapisan atasnya akan dikupas dan lokasi pembuangan material hasil kupasan.

3. Galian Biasa
 oGalian tanah dilakukan cara mekanik dengan menggunakan Excapatordan Bulldozer.
 Kontraktor terlebih dahulu menentukan titik galian tanah sesuai denganbestek dan mendapat
persetujun direksi Tehnik.
 Excapator melakukan galian tanah sesuai dengan dimensi pada gambar kerja , lalu bulldozer
menggusur tanah hasil galian kelokasi yang ditentukan dan mendapat persetujuan dari
direksi Tehnik
 oSetelah selesai selanjutnya pekerja merapikan hasil galian tanah tersebut

4. Timbunan Tanah Biasa Dipadatkan


 Timbunan dilakukan sesuai dengan gambar kerja.
 Timbunan di padatkan menggunakan stamper
 Pekerja mengangkut tanah timbunan dan di timbun pada lokasi sesuai dengan gambar

5. Pasangan Batu Kali 1 Pc 4 Psr


 menjadi mortar dengan menggunakan Concrete Mixer.
 Batu dibersihkan dan dibasahi seluruh permukaannya sebelum dipasang.
 Pembuatan profil tiap jarak 10 m kecuali pada tempat-tempat tertentu sesuai petunjuk Direksi.
 Pemasangan lubang-lubang pembuang (drain/ Weep Hole) untuk mengurangi tekanan air setiap
luas 2 M2 yang terbuat dari pipa PVC Ø 2" (dua inchi) dan pada ujung pipa PVC yang tertanam di
tanah dibungkus dengan ijuk dan di luar sisi ijuk dipasang kerikil yang berfungsi sebagai saringan
air sehingga tidak terjadi penggerusan tanah pada bagian dalam tanggul atau pasangan batu.
 Penyelesaian dan perapihan setelah pemasangan.
 Selama proses pengerjaan, bahan di tempatkan pada tempat yang tidak mengganggu lalulintas
kendaraan. Petugas lalu lintas memasang rambu peringatan adanya pekerjaan jalan sekaligus
mengatur arus lalu lintas.
 Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan

6. Siaran 1 Pc 2 Psr
 Semen, pasir dan air dicampur dengan perbandingan 1 PC : 2 PP (17,2 Mpa) dan diaduk
menjadi mortar dengan menggunakan Concrete Mixer.
 Sebelum disiar bidang muka pasangan dibasahi dulu dan dibersihkan dari kotoran yang melekat
pada pasangan.
 Pekerjaan siaran dengan ketentuan siar tenggelam (masuk ke dalam 1 cm), siar rata (rata dengan
muka batu), dan siar timbul (timbul dengan tebal 1 cm, lebar 2 cm)
 Penyelesaian dan perapihan setelah siaran selesai.
 Selama proses pengerjaan, bahan di tempatkan pada tempat yang tidak mengganggu lalulintas
kendaraan. Petugas lalu lintas memasang rambu peringatan adanya pekerjaan jalan sekaligus
mengatur arus lalu lintas.
 Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan

7. Plesteran 1 Pc 3 Psr
 Semen, pasir dan air dicampur dengan perbandingan 1 PC : 3 PP (12,5 Mpa) dan diaduk
menjadi mortar dengan menggunakan Concrete Mixer.
 Sebelum plesteran dimulai, permukaan pasangan dibersihkan dan dibasahi dulu dengan air.
 Pemelesteran dengan ketebalan rata-rata 1,5 cm
 Penyelesaian dan perapihan setelah pelesteran.
 Selama proses pengerjaan, bahan di tempatkan pada tempat yang tidak mengganggu lalulintas
kendaraan. Petugas lalu lintas memasang rambu peringatan adanya pekerjaan jalan sekaligus
mengatur arus lalu lintas.
 Mendokumentasi hasil pekerjaan sebagai bahan laporan
8. Beton K-225
 Pekerja mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan terlebih dahulu.
 Kemudian sebelum beton dihampar dilakukan pengambilan sampel slump terlebih dahulu.
 Setelah slump test memenuhi keriteria baru bisa dilanjutkan dengan pengecoran pada
bekisting yang telah di cetak.
 Pada saat pengecoran concrete vibrator di gunakan pada lokasi pengecoran agudakn
beton maksimal.

9. Bekisting/Cetakan untuk Beton


 Pekerja mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan terlebih dahulu.
 Kemudian dilakukan pemotongan kayu bekisting sesuai dengan gambar kerja.
 Setelah kayu terpotong dilanjutkan dengan perakitan bekisting.
 Oleskan minyak bekisting pada permukaan yang terkena cor beton.

10. Pembesian/Tulangan
 Pekerja mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan terlebih dahulu.
 Pekerja memotong besi sesuai dengan gambar kerja.
 Besi yang telah dipotong kemudian dirakit pada lokasigambar.
 Pada setia pertemuan besi diikat menggunakan kawat beton sebagai pengikat dan perkuatan.

11. Nomenklatur Bangunan


 Pekerja mempersiapkan bahan dan alat yang akan digunakan terlebih dahulu.
 Nomelklatur /papan nama bangunan dipasang pada lokasi yang telah ditentukan..

Pekerjaan Finishing
 a. Pada saat akhir masa proyek, semua item dari masing-masing pekerjaan akan
disempurnakan sehingga memenuhi semua persyaratan kelengkapan suatu proyek.
 c. Apabila masih juga didapatkan pekerjaan-pekerjaan yang belum sempurna maka,
Pemborong harus segera menyempurnakannya. Penelitian sempurna pekerjaan ditentukan
oleh Team dari Direksi.

..........,.................. 20....
Penawar
PT.............................

...............................
Direktur

Anda mungkin juga menyukai